Anda di halaman 1dari 41

Teknik General Anestesi Intubasi pada Wanita

dengan Kontraktur Axilla

DISUSUN OLEH :
M. Nanda Nasution 71160891416
Sanely Risti Siregar 71120801706
Risfi Dwiadra S. Nasution 7112080264
Cut Putri Violy 7112080034
Fanny Destria Putri 7112081488
Dwi Nuraisyah Nasution 1110070100077

PEMBIMBING
dr. Ade Winata, Sp.An, KIC

SMF ANESTESIOLOGI
RSUD Dr. PIRNGADI MEDAN
2017
ANESTESI

Definisi Anestesi
Anestesi (pembiusan; berasal dari bahasa
Yunani an- "tidak, tanpa" dan aesthētos,
"persepsi, kemampuan untuk merasa"),
secara umum berarti suatu tindakan
menghilangkan rasa sakit ketika melakukan
pembedahan dan berbagai prosedur lainnya
yang menimbulkan rasa sakit pada tubuh.
Intubasi Endotrakeal

 Yang dimaksud dengan intubasi endotrakeal


ialah memasukkan pipa pernafasan yang
terbuat dari portex ke dalam trakea guna
membantu pernafasan penderita atau
waktu memberikan anestesi secara inhalasi.
Indikasi intubasi endotrakeal :

 Menjaga jalan nafas yang bebas oleh sebab apapun


 Mempermudah ventilasi positif dan oksigenasi
 Pencegahan terhadap aspirasi dan regurgitasi
 Operasi-operasi pada kepala, leher, mulut, hidung dan
tenggorokan
 Pada banyak operasi abdominal, untuk menjamin pernapasan
yang tenang dan tak ada ketegangan
 Pada operasi intrathorakal, supaya jalan nafas selalu terkontrol
 Untuk mencegah kontaminasi trakea
 Bila dipakai controlled ventilation maka tanpa pipa endotrakeal
dengan pengisian cuffnya dapat terjadi inflasi ke dalam gaster
 Pada pasien-pasien yang mudah timbul laringospasme
 Pada pasien-pasien dengan fiksasi vocal cord.
Alat-alat yang digunakan dalam
intubasi endotrakeal :
a. Pipa endotrakea
Berfungsi mengantar gas anestesik langsung ke dalam trakea
dan biasanya dibuat dari bahan standar polivinil- klorida. Ukuran
diameter lubang pipa trakea dalam milimeter. Karena penampang
trakea bayi, anak kecil dan dewasa berbeda, penampang
melintang trakea bayi dan anak kecil di bawah usia 5 tahun
hampir bulat sedangkan dewasa seperti huruf D, maka untuk
bayi dan anak kecil digunakan tanpa cuff dan untuk anak besar
dan dewasa dengan cuff supaya tidak bocor. Pipa endotrakea
dapat dimasukkan melalui mulut atau melalui hidung.
 Cara memilih pipa endotrakea untuk bayi dan anak kecil :
Diameter dalam pipa trakea (mm) = 4 + ¼ umur (thn)
Panjang pipa orotrakeal (cm) = 12 + ½ umur (thn)
Panjang pipa nasotrakeal (cm) = 12 + ½ umur (thn)
Laringoskop
Fungsi laring ialah mencegah benda asing masuk paru.
Laringoskop ialah alat yang digunakan untuk melihat laring secara
langsung supaya kita dapat memasukkan pipa trakea dengan baik
dan benar. Secara garis besar dikenal dua macam laringoskop :
 Bilah lurus (straight blades/ Magill/ Miller)
 Bilah lengkung (curved blades/ Macintosh)
Penilaian Mallampati
Dalam anestesi, skor Mallampati digunakan untuk
memprediksi kemudahan intubasi. Hal ini ditentukan
dengan melihat anatomi rongga mulut, khusus, itu
didasarkan pada visibilitas dasar uvula, pilar faucial.
Klasifikasi tampakan faring pada saat mulut terbuka
maksimal dan lidah dijulurkan maksimal menurut
Mallampati dibagi menjadi 4 grade:6
 Grade I : Pilar faring, uvula dan palatum mole terlihat
jelas
 Grade II :Uvula dan palatum mole terlihat sedangkan
pilar faring tidak terlihat
 Grade III : Hanya palatum mole yang terlihat
 Grade IV : Pilar faring, uvula dan palatum mole tidak
terlihat.
Kesulitan dalam teknik intubasi:

 Otot-otot leher yang pendek dengan gigi geligi


yang lengkap
 Mandibula yang menonjol.
 Gigi incisivum atas yang menonjol (rabbit
teeth)
 Kesulitan membuka mulut
 Uvula tidak terlihat (mallampati 3 dan 4)
 Gerak sendi temporo – mandibular terbatas
 Gerak vertebra servikal terbatas.
 
Komplikasi pada intubasi endotrakeal :

 Memar & oedem laring


 Strech injury
 Non specific granuloma larynx
 Stenosis trakea
 Trauma gigi geligi
 Laserasi bibir, gusi dan laring
 Aspirasi, spasme bronkus
Kontraktur
Penyebab : Jar.parut yang berlebihan.
Adanya gangguan pada
penyembuhan luka.
Kontraksi ligamen / kapsul
sendi berlebihan.
Terjadiya kontraktur erat kaitan dgn
proses penyembuhan luka,
Penyembuhan luka
 3 fase penyembuhan luka ,proses saling
overlapping, tapi biologis jelas.
 I Fase inflamasi : Hilangkan jar.mati.
Mencegah infeksi.
II Fase proliferatif : Balans antara pbtk
parut
dan regenerasi
jaringan.
III Fase remodeling: Terpanjang, tujuan ;
max kekuatan dan integritas jar.
Posesnya kurang dimengerti
Fase Inflamasi
 Fase Inflamasi
mulai setelah terjadinya luka

 Fungsi : - menghilangkan jaringan mati


- mencegah infeksi invasif /
pembentukan koloni bakteri
- mempertahankan hemostasis
c
Komponen2 yang berperan ;
 Kolagen fibriler dgn faktor jaringan

mengaktifkan kaskade koagulasi


extrinsic.
 Platelet ; Degranulasi platelet melepas
PDGF
+ TGFbetha  koagulasi extrinsic
dan
intrinsic, kaskade koagulasi 
 Fibrinogen menjadi fibringel (matrix
fibrin
sementara )
 Sel2 radang
 Neutrofil : fagositosis sel2 mati,
mencegah
infeksi,memprod.macam2 protease
utk hancurkan sisa2 matrix
extraseluler.
 Monosit / makrofag (48 – 72 jam )
memfagositosis debris dan bakteri,
memprod. Growth hormon.
 Lymfosit (hari ke 5 – 7 ) dan
 Mast cell.
Fase proliferasi
 Hari ke 4 – 21 ( terjadi overlap )
 Reepitelisasi terjadi segera setelah luka.
 Matrix fibrin diganti jar. granulasi.
 Jar.Granulasi (hari ke 4 ): Fibroblast, macrofag,sel
2 endotel
 Macrofag memprod.PDGF dan TGF betha
hormon ini stimulir fibroblast utkmendeposit
matrix extraseluler.
 hormon ini stimulir sel endotel mbtk pbl darah
baru
 Matrix fibrin diganti oleh Kolagen ty III Kolagen
ty I
pada fase Remodeling.
Hyperplasia
 Parut hypertrofik
Keloid :
 Pbtk parut
Besar sesuai
berlebihan.
trauma.
 Parut
Tak melewati
lewat batas
batasluka.
luka.
 Ras kulit berwarna
Mengalami maturasi.
 Sternum, bahu,cuping telinga
 Bakat, progresif,merah,gatal,nyeri ringan (tanda2
radang )
Faktor2berpengaruh terjadinya keloid
 Infeksi kronik
 Adanya benda asing
 Tidak ada relaksasi
 Regangan berlebihan pd daerah luka
 Usia, bakat, ras.
 Lokasi
Kontraktur
 Akibat proses kontraksi
 Jar.parut tidak elastis  Tarikan
 Tarikan semakin berat pd hyp.scar
pada
posisi flexi.
 Th / Pengangkatan seluruh parut, me

nutup luka dg FTSG.
Kontraktur dapat juga terjadi pada :
 Pd.Ligamen : kekakuan sendi.
Pd metacarpophalangeal joint, akibat
kontraksi lig.colateral.
Lig.colateral memp.jarak terpendek wkt
extensi, terpanjang pd flexi.
 Pd Kapsul sendi, saat hyperextensi, per-
mukaan kaps.sendi menekan kpl sendi
bag,volar, sendi M.p. joint.
Jenis2 kontraktur
 Menurut jaringan terlibat ;
 Kontraktur Dermatogen (terbatas pada
kulit )
 Kontraktur Desmogen ,dibawah kulit.
myogen, tendogen.
 Kontrakur Arthrogen, sendi / osteogen.
 Menurut bentuknya ;
Kontraktur Linier - terdapat web
- tipis
Terapi - diatasi dg z plasty
 Kontraktur Diffusa - melebar, meliputi
sbg besar sendi
Terapi- diatasi dgn eksisi
luas tutup skin graft
Pencegahan
 Kehilangan kulit sendi  segera tutup
skin graft (Luka bakar drjt III)
 Pd.Luka bakar drjt II : Pasang bidai ,
proses kontraksi ditahan bidai( 3minggu)
stlh itu pasang “night splint” sp wound
healing selesai (maturasi)  scar pucat,
jar. lemas.
LAPORAN ANESTESI
ANAMNESA PRIBADI
 Nama : Mariyah
 Umur : 49 tahun
 Jenis kelamin : Perempuan
 Agama : Islam
 Status : Menikah
 Tinggi / Berat badan : 150 cm / 51 kg
 Alamat : Dusun Titi Pnajang, Kab. Langkat
 MRS : 26 Agustus 2017
 Tanggal Operasi : 31 Agustus 2017
ANAMNESA PENYAKIT
 Keluhan utama : Nyeri di bekas luka bakar
pada ketiak kiri.
 Riwayat penyakit sekarang : Hal ini dialami
pasien ± 2 minggu ini, nyeri bersifat hilang
timbul namun semakin lama semakin
memberat, Os juga mengeluhkan panas pada
bekas luka bakar. Bekas luka bakar ini dialami
Os sejak 10 tahun yang lalu. Menurut os bekas
luka bakar ini sering terasa nyeri dan panas dari
10 tahun yang lalu, tetapi masih ringan.Demam
tidak ada.
 RPT : -
 RPO : -
KEADAAN PRA BEDAH
STATUS PRESENT
B3 (Brain)
B1 (Breath)
• Sensorium : Compos Mentis
 Airway : Clear • RC : +/+
 Frekuensi pernafasan : 16 x/i • Pupil : Isokor
 Suara pernafasan : Vesikuler • Reflek fisiologis : +/+
• Reflek patologis : -/-
 Suara tambahan : (-)
• Riwayat kejang/ muntah proyektil/
 Riwayat asma/sesak/batuk/alergi: -/-/-/- nyeri kepala/ pandangan kabur : -/ -/ -/ -

B2 (Blood) B4 (Bladder)
Urine :+
 Akral : Hangat/merah/kering
Volume : Cukup
 Tekanan darah : 110/70 mmHg Warna : Kuning
 Frekuensi nadi : 80 x/i Kateter :-
 T/V : Cukup
 Temperatur : 36,5oC
 Konj.palp inferior pucat/hiperemis/ikterik :-/-/-
B5 (Bowel)
 Abdomen : soepel,
 Peristaltik : (+)
 Mual/Muntah : -/-
 BAB/Flatus : +/+
 NGT :-

B6 (Bone)
 Fraktur :-
 Luka bakar : -
 Oedem :-

 Diagnosis : Kontraktur Axilla Sinistra


 Status fisik : ASA I
 Rencana tindakan : Release Kontraktur + STSG
 Rencana anestesi : GA-ETT
PEMERIKSAAN PENUNJANG DAN LABORATORIUM
(11 AGUSTUS 2017)
Hb/ Ht/ Leu/ Plt 14,3/ 42,4/ 6.8500/ 307.000
KGD N/KGD adr -/ 107
Na/ K/ Cl 145/ 3,5/ 110
SGOT/ SGPT 14/ 11
Ureum/ Creatinin 12/ 0,57
Albumin 3,8
Bilirubin total/ direct -/ -
BT/ PT/ INR/ APTT 3’/ 16,5”/ -/ 39,7”
D-dimer - mg/mL

Foto thoraks : tidak tampak kelainan radiologis pada cor


dan pulmo
EKG : sinus rhtym
BNO-IVP :-
PERSIAPAN ANESTESI
PERSIAPAN PASIEN PERSIAPAN ALAT PERSIAPAN OBAT
• Informed concent • Stetoskop Premedikasi :
• Surat Izin Anesstesi • Oksimeter -Fentanyl 100 mcg
(SIA) • Tensimeter - Midazolam 5 mg
• Pasien puasa sejak • EKG monitor
pukul 00.00 WIB • Mandrin Induksi :
• Pemasangan infus • ETT No.7 -Propofol 100 mg
pada dorsum manus • Guedel
dextra abocath No.18 • Meja operasi dan Relaksan :
dengan cairan RL perangkat operasi -Atracurium 40 mg
• Pembersihan wajah • Laryngoscopy
dari kosmetik, •Suction Sebelum pasien di
pelepasan gigi palsu • Ventilator ekstubasi :
• Pengosongan kandung • Ambu bag -Sulfas atropine 0,75
kemih pukul 06.00 WIB • Infus set mg : neostigmine 1,5
• Memakai pakaian • Abocath No. 18 mg
operasi • Threeway
• Vital sign pasien • Spuit 3 cc, 5 cc dan Post op :
10 cc -Ondansentron 4 mg
• Hypafix - Ketorolac 30 mg
PELAKSANAAN ANESTESI
JAM
09.30  Pasien dari ruang tunggu masuk ke ruang operasi
 Pindahkan pasien ke meja operasi dengan posisi supinasi
 Pasang infus cairan ringer laktat pada tangan kanan abocath no.18G, cairan RL sejumlah 500 cc
 Memasang monitor EKG dan oksimeter pulse
 Mengukur tekanan darah, nadi, saturasi prainduksi (TD: 100/60 mmHg, Nadi : 80x/m, SPO 2 : 99%)
 Pemberian obat analgetik fentanyl 100 mcg iv dan midazolam 5 mg iv (premedikasi).
09.45  Induksi dengan propofol 100 mg iv.
 Memastikan pasien sudah tidak sadar dengan cara memeriksa refleks bulu mata, kemudian diberikan
muscle relaksan yaitu atracurium 40 mg iv.
 Dilakukan preoksigenasi dengan sungkup muka menggunakan O2 sebanyak 6 liter/menit, kalau perlu
nafas dibantu dengan menekan balon nafas secara periodik ± 3 menit.
 Setelah relaksasi pasien diintubasi dengan ETT no.7,0 cuff (+), pack (+), guedel (-), untuk
memastikan ETT terpasang dengan benar dengarkan suara nafas dengan stetoskop bahwa paru kanan
dan kiri sama dan dinding dada kanan dan kiri bergerak simetris pada setiap inspirasi buatan,
difiksasi menggunakan plester.
 Tutup mata kanan dan kiri pasien dengan plester.
 ETT dihubungkan dengan konektor ke sirkuit nafas alat anestesi, kemudian N2O dibuka 2 liter/menit
dan O2 2 liter/menit kemudian isofluran dibuka 1%.
 Nafas pasien dikendalikan dengan respirator. Inspirasi 400 ml dengan frekuensi 12 kali per menit.
(Bila menggunakan respirator setiap inspirasi (volume tidal) diusahakan kurang lebih 6-8 ml/kg BB
dengan frekuensi 12-20x/menit).
 Perhatikan apakah gerakan nafas pasien simetris antara yang kanan dan kiri.
 TD: 90/60 mmHg, Nadi : 76x/m, SpO2 : 99%.
DURANTE OPERASI
Mempertahankan hemodinamik stabil dan monitoring cairan infus, memonitoring
saturasi O2, tekanan darah, nadi dan pernapasan
09.50 TD : 110/60 mmHg, nadi : 76x/menit SPO 2 : 99%
10.10 TD : 130/80 mmHg, nadi : 74x/menit SPO2 : 99%
10.25 TD : 130/80 mmHg, nadi : 103x/menit SPO2 : 99%
10.40 TD : 150/90 mmHg, nadi : 76x/menit SPO2 : 100%
10.55 TD : 150/90 mmHg, nadi : 90x/menit SPO2 : 100%
11.10 TD : 150/90 mmHg, nadi : 88x/menit SPO2 : 100%
11.25 TD : 160/100 mmHg, nadi : 86x/menit SPO2 : 100%
11.40 TD : 160/100 mmHg, nadi : 98x/menit SPO2 : 99%
12.00  Operasi selesai
 Pemberian obat anastesi dihentikan, pemberian O2
dipertahankan
 TD 140/90 mmHg, Nadi 86x/menit, SPO 2 100 %, ETT dan
guedel dicabut setelah pasien dapat dibangunkan. Lendir
dikeluarkan dengan suction lalu pasien diberi oksigen murni
selama 5 menit.
 Setelah semua peralatan dilepaskan (EKG, manset tensimeter,
oksimeter) pasien dibawa ke ruang pemulihan.
MONITORING PERDARAHAN
Perdarahan
 Kasa basah : 20 x 10 cc = 200 cc
 Kasa ½ basah : 10 x 5 cc = 50 cc
 Suction : - cc

Total perdarahan : 250 cc


Infus RL o/t regio dorsum manus dextra
Cairan masuk
Pre operasi : 500 ml
Durante operasi : 500 ml
Urine output
Durante operasi : terpasang kateter (±400 cc)

EBV : 51 x 65 = 3315 cc
EBL 10% = 331,5 cc, 20% = 663 cc, 30% = 994,5 cc
POST OPERASI
 Pasien diobservasi di ruangan
 Diagnosis pasca bedah : post Release Kontraktur +
STSG
 Lama operasi : 09.55-11.55
 Lama anestesi : 09.50-12.00

 Instruksi Pasca Bedah :


 Bed rest, head up 300
 O2 2 L/i via nasal kanul
 Injeksi Ketorolac 30 mg/8 jam
 Injeksi Ondansentron 4 mg/12 jam
 Antibiotik dan terapi lain sesuai TS Bedah
 Pantau vital sign per 15 menit selama 2 jam
 Cek Hb post operasi, bila Hb < 7 lapor ke dokter jaga
Kesimpulan
 Pemeriksaan pra anastesi memegang peranan penting pada
setiap operasi. Pemeriksaan pra anastesi ini memungkinkan
kita mengetahui kondisi pasien dan memperkirakan masalah
yang mungkin timbul sehingga dapat mengantipasinya.
 Pada makalah ini menyajikan kasus penatalaksanaan anastesi
umum pasien wanita, usia 49 tahun, status fisik ASA I, dengan
diagnosis Kontraktur Axilla Dextra dan menggunakan teknik
General Anesthesia EndoTracheal Tube (GA-ETT).
 Selama operasi keadaan pasien stabil. Observasi dilanjutkan
pada pasien post operasi di lantai IV, dimana dilakukan
pemantauan tanda vital meliputi tekanan darah, nadi, respirasi
dan saturasi oksigen.
 Secara umum pelaksanaan operasi dan penanganan anastesi
berlangsung dengan baik meskipun ada hal-hal yang perlu
diperhatikan.

Anda mungkin juga menyukai