A. KONSEP PENYAKIT
1. Definisi
2. Etiologi
Penyebab Kista Duktus Tiroglosus :
a. Infeksi tenggorok berulang akan merangsang sisa epitel traktus,
sehingga mengalami degenerasi kistik.
b. Sumbatan duktus tiroglosus akan mengakibatkan terjadinya
penumpukan sekret sehingga membentuk kista.
3. Manifestasi Klinik
Program Pendidikan Profesi Ners / Prodi S-1 Keperawatan / STIKes Kusuma Husada Surakarta | 1
tulang hyoid. Massa pada leher ikut bergerak jika menelan. Beberapa
pasien akan mengalami nyeri pada leher atau tenggorokan, atau disfagia.
Spektrum gejala klinis mungkin bervariasi.
Kista duktus tiroglosus dapat tumbuh di mana saja di garis tengah leher,
sepanjang jalur bebas duktus tiroglosus mulai dari dasar lidah sampai
ismus tiroid. Lokasi yang sering adalah :
- Submental : 2%
- Suprahyoid : 18%
- Transhyoid : 2%
- Infrahyoid : 43%
- Suprasternal : 3%
4. Komplikasi
Komplikasi Operasi :
Komplikasi dini pasca operasi
Perdarahan
Infeksi
Fistel
Program Pendidikan Profesi Ners / Prodi S-1 Keperawatan / STIKes Kusuma Husada Surakarta | 2
Residif
5. Patofisiologi dan Pathway
6. Penatalaksanaan Medis
Program Pendidikan Profesi Ners / Prodi S-1 Keperawatan / STIKes Kusuma Husada Surakarta | 3
Penatalaksanaan kista duktus tiroglosus bervariasi dan banyak
macamnya, antara lain insisi dan drainase, aspirasi perkutan, eksisi
sederhana, reseksi dan injeksi dengan bahan sklerotik. Dengan cara-cara
tersebut angka kekambuhan dilaporkan antara 60-100%. Schlange (1893)
melakukan eksisi dengan mengambil korpus hioid dan kista beserta
duktus-duktusnya; dengan cara ini angka kekambuhan menjadi 20%.
Sistrunk (1920) memperkenalkan teknik baru berdasarkan embriologi,
yaitu kista beserta duktusnya, korpus hyoid, traktus yang menghubungkan
kista dengan foramen sekum serta otot lidah sekitarnya kurang lebih 1 cm
diangkat. Cara ini dapat menurunkan angka kekambuhan menjadi 2-4 %.
OPERASI SISTRUNK
Menjelang operasi:
Tahapan operasi:
Program Pendidikan Profesi Ners / Prodi S-1 Keperawatan / STIKes Kusuma Husada Surakarta | 4
f. Insisi kolar, sesuai garis Langens tepat di atas tumor, sepanjang 5 cm,
diperdalam sampai fasia koli superfisialis, Perdarahan dirawat.
g. Dibuat flap ke atas sampai submental, dan flap ke bawah sampai 2 cm
di kaudal tepi bawah kista .
h. Flap atas dan bawah diteugel dengan menjahitkan ke kain dengan
benang sutera 2/0.
i. Dengan dobel pinset, fasia koli superfisialis dibuka pada garis median.
Dengan menyisihkan otot pretrakealis ke kanan-kiri akan tampak
dinding kista.
j. Kista dibebaskan secara tajam dari jaringan sekitar.
k. Origo m. hyoglossus bagian tengah dibebaskan dari kartilago hyoid
dengan pisau. Demikian juga bagian- bagian medial dari m. tirohyoid
yang menempel di hyoid.
l. Dengan pemotong tulang, kartilago hyoid dipotong kurang lebih 1 –
1,5 cm pada bagian tengah dimana saluran kista tiroglossus melekat ke
kartilago hyoid.
m. Kista beserta kartilago hyoid dielevasi ke kranial sehingga dapat
dilihat dan diikuti salurannya yang menuju ke arah pangkal lidah. Bila
perlu isi kista diaspirasi sebagian, kemudian dimasukkan metilin biru
ke dalamnya sehingga saluran bisa nampak lebih jelas.
n. Saluran kista diikuti dan dibebaskan ke proksimal sampai ujung.
o. Dibuat ligasi dengan benang sutera 2/0 pada ujung saluran, dan
dipotong pada distal dari ligasi tersebut. Kontrol perdarahan.
p. Pasang drain handschoen. Untuk penderita yang rawat inap maka
dipasang drain Redon.
q. Fasia koli dan lemak dijahit lapis demi lapis dengan dexon atau vicryl
3/0, kulit dijahit simpul dengan dermalon atau ethilon 4/0 atau 5/0,
drain handschoen difiksasi pada kulit.
Program Pendidikan Profesi Ners / Prodi S-1 Keperawatan / STIKes Kusuma Husada Surakarta | 5
B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Riwayat
1) Identifikasi klien
Berisi diantaranya tentang nama pasien dan penanggung jawab
2) Keluhan utama klien.
Pada klien post operasi sistrunk keluhan yang dirasakan pada
umumnya adalah nyeri akibat luka operasi.
3) Riwayat penyakit sekarang
Biasanya didahului oleh adanya pembesaran nodul pada leher yang
semakin membesar sehingga mengakibatkan terganggunya
pernafasan karena penekanan trakhea eusofagus sehingga perlu
dilakukan operasi.
4) Riwayat penyakit dahulu
Perlu ditanyakan riwayat penyakit dahulu yang berhubungan
dengan penyakit ini, misalnya pernah menderita lebih dari satu
kali.
5) Riwayat kesehatan keluarga
Dimaksudkan barangkali ada anggota keluarga yang menderita
sama dengan klien saat ini.
6) Riwayat psikososial
Akibat dari bekas luka operasi akan meninggalkan bekas atau
sikatrik sehingga ada kemungkinan klien merasa malu dengan
orang lain.
b. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum
Pada umumnya keadaan penderita lemah dan kesadarannya
composmentis dengan tanda-tanda vital yang meliputi tensi, nadi,
pernafasan dan suhu yang berubah.
Program Pendidikan Profesi Ners / Prodi S-1 Keperawatan / STIKes Kusuma Husada Surakarta | 6
2) Kepala dan leher
Pada klien dengan post operasi sistrunk biasanya didapatkan
adanya luka operasi yang sudah ditutup dengan kasa steril yang
direkatkan dengan hypafik serta terpasang drain. Drain perlu
diobservasi dalam dua sampai tiga hari.
3) Sistim pernafasan
Biasanya pernafasan lebih sesak akibat dari penumpukan sekret
efek dari anestesi, atau karena adanya darah dalam jalan nafas.
4) Sistim Neurologi
Pada pemeriksaan reflek hasilnya positif tetapi dari nyeri akan
didapatkan ekspresi wajah yang tegang dan gelisah karena
menahan sakit.
5) Sistim gastrointestinal
Komplikasi yang paling sering adalah mual akibat peningkatan
asam lambung akibat anestesi umum, dan pada akhirnya akan
hilang sejalan dengan efek anestesi yang hilang.
6) Aktivitas/istirahat
insomnia, otot lemah, gangguan koordinasi, kelelahan berat, atrofi
otot.
7) Eliminasi
urine dalam jumlah banyak, perubahan dalam faeces, diare.
8) Integritas ego
mengalami stres yang berat baik emosional maupun fisik, emosi
labil, depresi.
9) Makanan/cairan
kehilangan berat badan yang mendadak, nafsu makan meningkat,
makan banyak, makannya sering, kehausan, mual dan muntah.
10) Rasa nyeri/kenyamanan
nyeri orbital, fotofobia.
Program Pendidikan Profesi Ners / Prodi S-1 Keperawatan / STIKes Kusuma Husada Surakarta | 7
11) Keamanan
tidak toleransi terhadap panas, keringat yang berlebihan, suhu
meningkat di atas 37,40C, diaforesis, kulit halus, hangat dan
kemerahan.
12) Seksualitas
libido menurun, perdarahan sedikit atau tidak sama sekali,
impotensi.
c. Pemeriksaan penunjang
1) Laboratorium
Darah lengkap, CT, BT, AT
2) Dilakukan foto thorak posterior anterior
3) Foto polos leher antero posterior dan lateral dengan metode soft
tissu technig .
4) Esofagogram bila dicurigai adanya infiltrasi ke osofagus.
2. Diagnosa Keperawatan
Adapun diagnosa yang sering timbul pada penderita post operasi sistrunk
adalah
a. Gangguan komunikasi verbal sehubungan dengan nyeri, kerusakan
nervus laringeal yang ditandai dengan klien sulit berbicara dan hilang
suara.
b. Gangguan rasa nyaman (nyeri) sehubungan dengan dampak
pembedahan, udema otot, terputusnya jaringan syaraf, yang ditandai
ekspresi wajah tampak tegang.
c. Kurangnya pengetahuan yang berhubungan dengan salah interprestasi
yang ditandai dengan sering bertanya tentang penyakitnya.
d. Potensial terjadinya perdarahan berhubungan dengan terputusnya
pembuluh darah sekunder terhadap pembedahan.
Program Pendidikan Profesi Ners / Prodi S-1 Keperawatan / STIKes Kusuma Husada Surakarta | 8
3. Perencanaan Keperawatan
a. Tujuan
b. Kriteria hasil:
d. Rasionalisasi:
Program Pendidikan Profesi Ners / Prodi S-1 Keperawatan / STIKes Kusuma Husada Surakarta | 9
Dapat menyatakan nyeri berkurang, tidak adanya perilaku yg
menunjukkan adanya nyeri.
c. Rencana tindakan
Atur posisi semi fowler, ganjal kepala /leher dengan bantal kecil
Kaji respon verbal /non verbal lokasi, intensitas dan lamanya nyeri.
Intruksikan pada klien agar menggunakan tangan untuk menahan
leher pada saat alih posisi .
Beri makanan /cairan yang halus.
Lakukan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgesik.
d. Rasionalisasi
Program Pendidikan Profesi Ners / Prodi S-1 Keperawatan / STIKes Kusuma Husada Surakarta | 10
Informasikan ke klien cara perawatan luka yang benar.
d. Rasionalisasi:
d. Rasionalisasi:
Program Pendidikan Profesi Ners / Prodi S-1 Keperawatan / STIKes Kusuma Husada Surakarta | 11
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Bp. S DENGAN DIAGNOSA MEDIS
KISTA DUCTUS TIROGLOSUS DI RUANG ANGGREK
RUMAH SAKIT dr SOEDIRAN M.S WONOGIRI
PENGKAJIAN
I. BIODATA
1. Identitas Klien
Nama Klien : Bp. S
Program Pendidikan Profesi Ners / Prodi S-1 Keperawatan / STIKes Kusuma Husada Surakarta | 12
Alamat : Kebyuk lor 02/04, Tempursari, Sidoharjo
Umur : 46 tahun
Agama : Islam
Status perkawinan : Kawin
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Tani
Program Pendidikan Profesi Ners / Prodi S-1 Keperawatan / STIKes Kusuma Husada Surakarta | 13
Keluarga Pasien mengatakan anggota keluarga tidak ada yang menderita
sakit seperti ini. Anggota keluarga juga tidak ada yang menderita penyakit
keturunan maupun penyakit menular.
3. Pola Eliminasi
a. BAB
Sebelum sakit Saat sakit
Frekuensi 1 x sehari 1 x sehari
Konsistensi Padat Lembek
Warna Kuning Kuning
Penggunaa pencahar
Tidak Tidak
(laktasif)
Keluhan Tidak ada Tidak ada
Program Pendidikan Profesi Ners / Prodi S-1 Keperawatan / STIKes Kusuma Husada Surakarta | 14
b. BAK
Sebelum sakit Saat sakit
Frekuensi Normal Normal
Kira kira 300 ml tiap Kira kira 300 ml tiap
Jumlah urine
BAK BAK
Warna Kuning jernih Kuning jernih
Pancaran Lancar Lancar
Perasaan setelah
Merasa puas Merasa puas
berkemih
Total produksi urine Kira kira 1500 ml Kira kira 1500 ml
Keluhan Tidak ada Tidak ada
Program Pendidikan Profesi Ners / Prodi S-1 Keperawatan / STIKes Kusuma Husada Surakarta | 15
Ambulasi/ROM v
Ket: 0: mandiri
1: dengan alat bantu
2: dibantu orang lain
3: dibantu orang lain dan alat
4: tergantung total
Program Pendidikan Profesi Ners / Prodi S-1 Keperawatan / STIKes Kusuma Husada Surakarta | 16
S: skala nyeri 6
T: nyeri timbul Setiap saat
Program Pendidikan Profesi Ners / Prodi S-1 Keperawatan / STIKes Kusuma Husada Surakarta | 17
a. Kesadaran : Composmentis
b. Tanda-tanda vital :
1) Tekanan darah : 112 / 74 mmHg
2) Nadi :
- Frekuensi : 82 x/ menit
- Irama : reguler
- Kekuatan : sedang
3) Pernafasan :
- Frekuensi : 20 x/ menit
- Irama : reguler
4) Suhu : 36.60 C
2. Kepala
a. Bentuk kepala : simetris, tidak ada lesi
b. Kulit kepala : bersih, tidak ada ketombe
c. Rambut : bersih, sebagian beruban
3. Muka
a. Mata : simetris kiri dan kanan, tidak menggunakan alat
bantu
1) Palpebra :+/+
2) Konjungtiva : ananemis
3) Sclera : merah muda
4) Pupil : isokor
5) Diameter pupil ki/ka : 2 mm
6) Reflek terhadap cahaya :+/+
7) Penggunaan alat Bantu penglihatan : tidak
b. Hidung : normal simetris kiri kanan tidak ada polip
c. Mulut : lidah dan gigi bersih tidak ada karang dan karies
gigi
d. Telinga : normal, tidak ada gangguan pendengaran, bersih,
tidak ada serumen telinga
Program Pendidikan Profesi Ners / Prodi S-1 Keperawatan / STIKes Kusuma Husada Surakarta | 18
4. Leher
a. Kelenjar tiroid : bekas luka operasi
b. Kelenjar limfe : tidak ada pembesaran
c. JVP : denyut teraba kuat
5. Dada (Thorax)
a. Paru-paru :
Inspeksi : baik tidak ada jejas dan lesi, pengembangan kanan
kiri seimbang
Palpasi : focal fremitus tidak teraba, tidak ada tanda – tanda
crepitasi
Perkusi : suara sonor
Auskultasi : suara vesikuler
b. Jantung :
Inspeksi : ictus cordis teraba
Palpasi : teraba denyut perifer icus cordis kedua
Perkusi : suara pekak
Auskultasi : detak jantung I, II teraba dalam batas normal
6. Abdomen
Inspeksi : bentuk datar
Palpasi : tidak ada nyeri, tidak ada pembengkakan hepar
Perkusi : tympani
Auskultasi : bising usus 16x/ menit
7. Akstremitas
a. Atas
Kanan Kiri
Kekuatan otot 5 5
Rentang gerak Dalam batas normal Dalam batas normal
Akral Hangat Hangat
Edema Tidak ada Tidak ada
Program Pendidikan Profesi Ners / Prodi S-1 Keperawatan / STIKes Kusuma Husada Surakarta | 19
CRT < 2 detik < 2 detik
Keluhan Tidak ada Tidak ada
b. Bawah
Kanan Kiri
Kekuatan otot 5 5
Rentang gerak Dalam batas normal Dalam batas normal
Akral Hangat Hangat
Edema Tidak ada Tidak ada
CRT < 2 detik < 2 detik
Keluhan Tidak ada Tidak ada
8. Pengkajian nyeri
P : Nyeri pada saat menelan
Q: Nyeri seperti disayat
R: Terlokalisasi didaerah leher
S: Skala nyeri 6
T: Nyeri timbul setiap saat
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hari/ Keter
Jenis Nilai
Tanggal Satuan Hasil angan
Pemeriksaan Normal
hasil
Senin / Leukosit 4.20-6.20 k/ul 8.7
26-10- Lymposit 0-10 %L 1.2
2015 Red blood cell 4.40-5.90 m/ul 4.94
Hb 12.0-18.0 g/dl 13.4
Hematokrit 40.0-52.0 % 41.1
MCV Fl 83.2
MCH Po 27.1
MCHC g/dl 32.6
Platulet 140-440 k/ul 480
CT 10mnt 30dtk
BT 1mnt 30dtk
Program Pendidikan Profesi Ners / Prodi S-1 Keperawatan / STIKes Kusuma Husada Surakarta | 20
Gol. Darah A
ANALISA DATA
Program Pendidikan Profesi Ners / Prodi S-1 Keperawatan / STIKes Kusuma Husada Surakarta | 21
27-10-15
Skala nyeri :
- P : nyeri
pada saat
menelan
- Q: nyeri
seperti di
sayat
- R:
terlokalisasi
di daerah
leher
- S: skala
nyeri 6
- T: nyeri
timbul
Setiap saat
DO :
Ekspresi
tampak
menahan nyeri
Ada luka
bekas operasi
tanggal 27
oktober 2015
di leher
sebelah kiri
tertutup
balutan
Tampak
terpasang drain
Program Pendidikan Profesi Ners / Prodi S-1 Keperawatan / STIKes Kusuma Husada Surakarta | 22
dengan cairan
kemerahan
Jumlah cairan
drain kira kira
20 cc
Program Pendidikan Profesi Ners / Prodi S-1 Keperawatan / STIKes Kusuma Husada Surakarta | 23
- S : 36.60 C
Program Pendidikan Profesi Ners / Prodi S-1 Keperawatan / STIKes Kusuma Husada Surakarta | 24
RENCANA KEPERAWATAN
Program Pendidikan Profesi Ners / Prodi S-1 Keperawatan / STIKes Kusuma Husada Surakarta | 25
gejala nyeri. e. berikan analgesik
Mencatat sesuai anjuran.
pengalaman
tentang nyeri
sebelumnya.
Skala nyeri
berkurang dari 6
menjadi 2
selasa / 2 Tujuan : a. Monitor tanda dan
27-10-15 Setelah dilakukan tidakan gejala infeksi
keperawatan infection sistemik dan lokal
protection selama 3x24 b. Monitor kerentanan
jam infeksi tidak terjadi terhadap penyakit
KH : menular
Klien bebas dari c. Inspeksi kondisi
tanda dan gejala luka atau insisi
infeksi (rubor, bedah
dolor, kalor, d. Ajarkan pasien dan
fungsiolaesa) keluarga cara cuci
Menunjukan tangan yang baik
kemampuan untuk dan benar untuk
mencegah menghindari infeksi
timbulnya infeksi e. Informasikan
Jumlah leukosit pengetahuan
dalam batas normal tentang tanda dan
() gejala terjadinya
Menunjukan infeksi
perilaku hidup sehat
misalnya cuci
tangan dengan baik
dan benar
Program Pendidikan Profesi Ners / Prodi S-1 Keperawatan / STIKes Kusuma Husada Surakarta | 26
kamis / 3 Tujuan : a. kaji tingkat
29-10-15 Setelah dilakukan tidakan pengetahuan
keperawatan selama pasien
1x1jam, pengetahuan b. ajarkan cara dan
pasien tentang penyakitnya tehnik merawat
bertambah lukanya
KH : c. beri penegrtian
pasien tahu tentang tentang penyakit
penyakitnya dan cara merawat
pasien tahu tentang lukanya
cara merawat d. anjurkan pasien
lukanya untuk control
pasien bisa kembali bila sudah
menjelaskan pulang nanti
kembali apa yang
sudah di
beritahukan
perawat tentang
cara merawat
lukanya
Program Pendidikan Profesi Ners / Prodi S-1 Keperawatan / STIKes Kusuma Husada Surakarta | 27
TINDAKAN KEPERAWATAN / IMPLEMENTASI
Hari/ No
Implementasi Respon Ttd
Tgl Dx
selasa 1 a. mengkaji secara S : PQRST: Pasien
27-10- komprehensif tentang mengatakan nyeri
15 nyeri (lokasi, karateristik, diluka op, nyeri
durasi, frekuensi, seperti disayat –
kualitas) sayat, nyeri timbul
terus menerus, skala
nyeri 6
O: pasien kooperatif
Program Pendidikan Profesi Ners / Prodi S-1 Keperawatan / STIKes Kusuma Husada Surakarta | 28
d. mengajarkan penggunaan S: pasien mengatakan
teknik non farmakologi mengerti cara
( relaksasi nafas dalam ) megatasi nyeri secara
relaksasi nafas dalam
O: pasien mampu
mendemonstrasikan
kembali cara relaksasi
nafas dalam
Program Pendidikan Profesi Ners / Prodi S-1 Keperawatan / STIKes Kusuma Husada Surakarta | 29
d. menginformasikan S: pasien dan keluarga
pasien dan keluarga mengatakan mengerti
tanda dan gejala infeksi tanda dan gejala
infeksi
O: pasien dan keluarga
dapat mengulang
kembali tanda- tanda
dan gejala infeksi
Program Pendidikan Profesi Ners / Prodi S-1 Keperawatan / STIKes Kusuma Husada Surakarta | 30
rabu 1 a. mengkaji ulang tingkat S: PQRST: Pasien
28-10- nyeri mengatakan nyeri
15 diluka op, nyeri
seperti disayat –
sayat, nyeri timbul
terus menerus, skala
nyeri 4
O: pasien kooperatif
Program Pendidikan Profesi Ners / Prodi S-1 Keperawatan / STIKes Kusuma Husada Surakarta | 31
beda perih
O: luka bersih, tidak ada
tanda tanda infeksi
c. memberikan antibiotika ( S: pasien mengatakan
cefoperazo 1 gram/ 12 bersedia di beri
jam) suntikan
O: obat masuk lewat
infus, tidak ada alergi
Program Pendidikan Profesi Ners / Prodi S-1 Keperawatan / STIKes Kusuma Husada Surakarta | 32
cara relaksasi nafas
dalam
Program Pendidikan Profesi Ners / Prodi S-1 Keperawatan / STIKes Kusuma Husada Surakarta | 33
Kamis 3 a. kaji tingkat pengetahuan S: pasien mengatakan
29-10- pasien hanya berpendidikan
2015 SMP
O: pasien ditanya
tentang perawatan
lukanya belum tau
Program Pendidikan Profesi Ners / Prodi S-1 Keperawatan / STIKes Kusuma Husada Surakarta | 34
nyeri 1
O: pasien kooperatif
Program Pendidikan Profesi Ners / Prodi S-1 Keperawatan / STIKes Kusuma Husada Surakarta | 35
CATATAN KEPERAWATAN
Nama : Bp. S No. CM : 523508
Umur : 46 Tahun Diagnosa Media : Kista Ductus Tiroglosus
Program Pendidikan Profesi Ners / Prodi S-1 Keperawatan / STIKes Kusuma Husada Surakarta | 36
A : pengetahuan pasien bertambah
P : intervensi dihentikan
S : pasien mengatakan nyeri post operasi
berkurang banyak, skala nyeri 1
O : luka operasi tertutup verban
1 Jumat/30-10-15 A : nyeri teratasi
P : lanjutkan intervensi dirumah dengan
relaksasi nafas dalam dan minum obat per
oral
S : pasien mengatakan luka operasi baik
O : luka operasi baik, suhu badan : 36.3 C.
2 Jumat/30-10-15 Tidak ada tanda infeksi
A : resiko teratasi
P : intervensi dihentikan
PEMBAHASAN
Program Pendidikan Profesi Ners / Prodi S-1 Keperawatan / STIKes Kusuma Husada Surakarta | 37
1. PENGKAJIAN
Didalam teori, pengkajian mengacu pada sistem fungsional mulai dari
sistem pernafasan samapai dengan seksualitas. Akan tetapi pada
asuhan keperawatan kasus, penulis menggunakan pola gordon seperti
yang sesuai dengan buku panduan. Meskipun begitu, hasil akir yang
didapat dari pengkajian, tidak begitu berbeda jauh dari apa yang ada di
teori.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Pada diagnosa keperawatan, tidak semua diagnosa yang ada di teori
muncul di dalam kasus. Misalnya diagnosa keperawatan gangguan
komunikasi verbal dan potensi terjadinya perdarahan. Hal ini di
sebabkan oleh karena data yang didapat tidak mendukung untuk
ditegakkannya diagnosa keperawatan tadi. Sedangkan untuk diagnosa
keperawatan yang lain, sama dengan yang ada di teori
3. INTERVENSI
Pada intervensi, sebagian besar mengacu pada teori sesuai dengan
diagnosa keperawatan yang ada. Sehingga mempermudah penulis
didalam membuat intervensi keperawatan
4. IMPLEMENTASI
Pada implementasi, tindakan keperawatan yang dilakukan sesuai
dengan apa yang di rencanakan di keperawatan. Walaupun tidak semua
tindakan keperawatan sekali yang berhasil, akan tetapi tindakan yang
tidak berhasil , dilakukan tindakan keperawatan lagi sampai dengan
rencana evaluasi yang direncanakan.
5. EVALUASI
Pada evaluasi, tidak semua rencana keperawatan berhasil dengan baik.
Akan tetapi penulis telah berusaha semaksimal mungkin sesuai dengan
apa yang telah direncanakan didalam melakukan tindakan
keperawatan.
Program Pendidikan Profesi Ners / Prodi S-1 Keperawatan / STIKes Kusuma Husada Surakarta | 38
Program Pendidikan Profesi Ners / Prodi S-1 Keperawatan / STIKes Kusuma Husada Surakarta | 39