Anda di halaman 1dari 23

Kista Duktus Tiroglossus

Embriologi
 Tiroid berjalan ke arah distal
sepanjang saluran yang
melewati ventral korpus hyoid,
kemudian membelok
dibawahnya dan turun ke
kartilago cricoid

 Selama migrasi (minggu 4-8),


tiroid tetap terhubung dengan
lidah melalui ductus tiroglossus

 Ductus ini memadat lalu


terobliterasi selama minggu 7-10
kehamilan

Langman. Kepala dan Leher. Embriologi Kedokteran, Edisi 10.T.W Sadler;2006:p. 303-32
Kista Duktus Tiroglossus
 Kegagalan obliterasi

 Normal: obliterasi pada minggu ke-


10

 Keganasan = 1%
 85-90% papillary thyroid carcinoma
 5% karsinoma sel skuamosa
 Hurthle cell tumor, anaplastic

Narayana S, Arcot R. Thyroglossal Duct Cyst—More Than Just an Embryological. Indian J Surg (January-
February 2011) 73(1):28-31
Insidensi
 7% dari seluruh populasi
 Anak-anak 70%
 Dewasa 7%
 Usia 0-20 tahun  52%
 5 tahun  38%
 Laki-laki=wanita

Tarcoveanu E, Niculescu D, Cotea E, Vasilescu A. Thyroglossal duct cyst. Jurnalul de Chirurgie. 2009. Vol. 5.p: 1
Anatomi
1. Vena jugularis
interna
2. Arteri karotis
komunis
3. Kartilago tiroid
4. Kelenjar tiroid
5. Duktus tiroglosus
6. Os hyoid
Etiopatogenesis

 Etiologi belum pasti

 Teori
 Infeksi
tenggorokan berulang merangsang sisa epitel
pada ductus  degenerasi kistik
 Obstruksi ductus  penumpukan sekret

Abuabara A, Filho FB, Fuzza RF. Short communication, Thyroglossal Duct Cyst. 2009. South Brazilian Dentistry
Journal.
Histopatologi

 Dindingnya terdiri dari jaringan ikat,


ketebalan tergantung pada peradangan
yang terjadi
Anamnesis
 Benjolan pada garis tengah antara regio submental dan lekukan
suprasternal

 Di atas maupun di bawah tulang hyoid (66% di bawah os hyoid)

 Bergerak bila menelan dan menjulurkan lidah

 Tidak nyeri

 Dapat mengalami infeksi  abses


Pemeriksaan Fisik
 Benjolan di sekitar atau pada tulang
hyoid
 Warna sama dengan kulit sekitar
 Berbatas tegas
 Unilokular
 Diameter 2-4 cm
 Kistik
 Bulat
 Mobile
 Tidak nyeri
 Bergerak saat menelan atau saat
menjulurkan lidah (tergantung ada
tidaknya ductus suprahyoid)
Pemeriksaan Penunjang
Sistrunk Procedure
 Prinsip:
reseksi korpus hyoid dan
membebaskan ductus ke arah
proksimal kemudian diligasi dan
dipotong seproksimal mungkin
Walter Ellis
Sistrunk (1880-
1933)
 Eksisikista dan tract di bawah m.
sternohioid, bagian tengah os
hioid, sebagian jaringan lunak di
atas os hioid, foramen caecum
Persiapan operasi
Indikasi eksisi kista duktus tiroglossus
Infeksi berikan antibiotic
Disfagia
Dipsnea
Nyeri
Kosmetik
Sistrunk Procedure (1)
 Posisi
penderita telentang,
hiperekstensi dengan
ganjal bantal di
pundaknya.

 Desinfeksi lapangan
operasi

 Lapangan operasi
dipersempit dengan kain
steril
Sistrunk Procedure (2)
• Insisi kolar, sesuai garis Langens
tepat di atas benjolan, diperdalam
sampai fascia colli . Perdarahan
dirawat.
• Dibuat flap ke atas sampai
submental, dan flap ke bawah
sampai 2 cm di kaudal tepi bawah
kista.
• Flap atas dan bawah ditegel
dengan menjahitkan ke kain
dengan benang silk
Sistrunk Procedure (3)
 Kista di bebaskan secara tajam dari jaringan sekitar. Bebaskan m.
sternohyoid di inferior terhadap os hyoid, dan m. mylohyoid dan geniohyoid
di superior.
 Origo M. hioglossus bagian tengah dibebaskan dari kartilago hyoid dengan
pisau. Demikian juga bagian-bagian medial dari M. tirohioid yang menempel
di os hyoid.
Sistrunk Procedure (4)
• Dengan pemotong tulang, kartilago hioid dipotong kurang lebih 1-
1.5 cm pada bagian tengah dimana saluran kista tiroglossus
melekat di kartilago hioid.
Sistrunk Procedure (5)
• Kista beserta kartilago hioid dielevasi ke kranial sehingga dapat
dilihat dan diikuti salurannya yang menuju ke arah dasar lidah.
Bila perlu isi kista diaspirasi sebagian kemudian dimasukkan
metilen biru ke dalamnya sehingga saluran bisa nampak lebih
jelas.
• Saluran kista diikuti dan dibebaskan ke proksimal sampai ujung.
• Dibuat ligasi dengan benang silk 2/0 pada ujung saluran, dan
dipotong pada distal dari ligasi tersebut. perdarahan dikontrol
Sistrunk Procedure (6)
• Pasang drain vaccum bila perlu
• Fasia colli dan lemak dijahit lapis demi lapis, drain
Perawatan Pasca Operasi
 Draindipertahankan sampai produksi < 10
ml, serous, ± 24-48 jam pasca operasi
 Antibiotik dan analgetik oral
Komplikasi
 Infeksi

Fistelductus tiroglossus (15-34%), spontan


atau sekunder (akibat trauma, infeksi atau
operasi)
 Karsinoma (1-2%)
Prognosis
 Rekurensi eksisi 50%
 Rekurensi Sistrunk 4%
 Angka rekurensi meningkat
kista rupturi selama pembedahan
Riwayat infeksi
Perlengketan kista ke kulit
Referensi

 Abuabara A, Filho FB, Fuzza RF. Short communication, Thyroglossal Duct Cyst.
2009. South Brazilian Dentistry Journal.
 Balfour AM, Reefy MA, Dilkes MG. Sistrunk’s 1920 Description of Thyroglossal Duct
Cyst Excision. 2006. London. Grand Rounds Vol 6.p: 1-2
 Langman. Kepala dan Leher. Embriologi Kedokteran, Edisi 10. T.W Sadler;2006:p.
303-32
 Meyrs NE. Throglossal duct cyst. In: Myers NE. ed Operative Otolaryngology
Head and Neck Surgery. Philadelphia: W.B Saunders Company 1997: 630-7
 Tarcoveanu E, Niculescu D, Cotea E, Vasilescu A. Thyroglossal duct cyst. Jurnalul
de Chirurgie. 2009. Vol. 5.p: 1
 Narayana S, Arcot R. Thyroglossal Duct Cyst—More Than Just an Embryological
Remnant. Indian J Surg (January-February 2011) 73(1):28-31
 `
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai