Anda di halaman 1dari 5

Nama : Muhammad Izzan Hanafi

NIM : AK2520992
Semester :2
Makul : Gizi dan Diet
Dosen Pengampu : Tri Suraning Wulandari, S. Kep, Ns., M. Kep.

PENYAKIT CACINGAN

 Definisi Penyakit cacingan

Penyakit cacingan merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh cacing yang
hidup sebagai parasit didalam tubuh manusia. Seseorang dapat terinfeksi penyakit kecacingan
ketika telur, atau larva masuk ke dalam tubuh, menjadi cacing dewasa dan bertelur didalam
tubuh. Seseorang dapat dengan mudah terinfeksi oleh cacing ketika hidup dalam lingkungan
yang tidak bersih, memiliki sanitasi yang buruk, dan kebiasaan yang tidak higienis. Definisi
infeksi kecacingan menurut WHO (2011) adalah sebagai infestasi satu atau lebih cacing
parasit usus yang terdiri dari golongan nematoda usus.

Penyakit cacingan merupakan salah satu masalah terbesar yang berdampak pada
jutaan anak sekolah dasar. Cacing parasit tersebut mengonsumsi nutrisi anak yang di
inanginya, yang bisa menyebabkan malnutrisi atau keterlambatan dalam tumbuh dan
berkembang. Cacing parasit juga dapat merusak jaringan organ tubuh ditempat yang
ditinggali, yang mana dapat menyebabkan sakit perut, diare, obstruksi usus, anemia, ulcer,
dan masalah kesehatan lainnya. Masalah tersebut bisa berdampak pada pembelajaran anak
dan memperlambat perkembangan kognitifnya, yang berujung memiliki performa yang buruk
dalam penerimaan pelajaran di sekolah. Tidak jarang juga jika infeksi menahun dan berat
dapat berakibat kematian, jika penanganan tidak dilakukan dengan cepat. Sangat perlu 6
diperhatikan bahwa stunting pada anak yang diakibatkan oleh penyakit cacingan tidak dapat
dideteksi dengan mudah karena gejala memburuk berangsur pada waktu yang semakin lama
dan sering diremehkan oleh masyarakat. Penyakit cacingan dapat merusak kenyamanan dan
potensi belajar dari jutaan anak di berbagai negara berkembang .

Penyakit cacingan dapat dibedakan dari penyebab infeksi lainnya seperti bakteri dan
virus. Mengetahui perbedaan ciri-ciri gejala tersebut dapat memudahkan dan membuat tenaga
kesehatan dapat mengobati secara efektif.

Diantaranya, yaitu:
 Cacing usus dewasa tidak dapat menginfeksi manusia secara langsung, melainkan
telur atau larva yang masuk ke dalam tubuh melalui kulit atau masuk melewati mulut,
tergantung dari spesies .
 Cacing usus berangsur-angsur bertambah banyak di dalam tubuh inangnya seiring
bertambahnya waktu. Jadi onset dari penyakit ini berjalan pelan dan sering tidak
terdeteksi. Ketika seseorang yang terinfeksi cacing mencapai tingkatan sedang ke
berat, gejala dari penyakit kronik akan muncul .
 Keparahan dari penyakit yang disebabkan oleh cacing usus tergantung dari jumlah
cacing didalam tubuh, dan umur seseorang yang terinfeksi .
 Ada beberapat obat yang dapat membunuh beberapa spesies dari cacing usus dengan
menggunakan single dose. Terinfeksi ulang juga sering terjadi. Karena hanya dengan
perawatan obat tanpa memperbaiki sanitasi dan kebersihan lingkungan pasien tidak
akan memutus penyebaran penyakit cacingan .
 Penyakit cacingan tidak tersebar dengan rata di dalam suatu komunitas. Sebagai
contoh, dari semua kecacingan yang berjumlah 70 persen, mungkin hanya terdeteksi
30 persen dari suatu komunitas.

 Jenis-Jenis Cacing yang Bisa Menginfeksi Tubuh Manusia

Cacing bukan hanya terdiri dari satu jenis saja, ada beberapa jenis yang menjadi penyebab
cacingan pada manusia. Cacing ini bukan hanya menginfeksi anak-anak saja, tetapi juga
orang dewasa, bahkan hewan. Berikut ini beberapa jenis cacing yang bisa menginfeksi tubuh
manusia:

1. Cacing Gelang (Ascaris lumbricoides)

Penularan cacing gelang melalui telur cacing yang terdapat pada feses, kemudian
menempel pada suatu objek yang pada akhirnya disentuh oleh manusia, lalu tangan
manusia yang tidak higienis memasukkan makanan beserta dengan telur cacing yang
menempel pada tangan manusia ke dalam mulut, menetas di usus halus. Larvanya
menembus dinding usus halus menuju pembuluh darah atau saluran limfe, lalu dialirkan
ke jantung, kemudian mengikuti aliran darah ke paru-paru. Larva di paru-paru menembus
dinding pembuluh darah, lalu dinding alveolus, masuk rongga alveolus, kemudian naik ke
trakhea melalui bronkiolus dan bronkus. Dari trakhea larva ini menuju ke faring, sehingga
menimbulkan rangsangan pada faring. Di usus halus larva berubah menjadi cacing
dewasa. Sejak telur matang sampai cacing dewasa bertelur diperlukan waktu kurang lebih
dua bulan.

2. Cacing Cambuk (Trichuris trichiura)

Telur yang dibuahi dikeluarkan dari hospes bersama tinja. Telur tersebut menjadi
matang dalam waktu 3-6 minggu dalam lingkungan yang sesuai, yaitu pada tanah yang
lembab dan tempat yang teduh. Telur matang ialah telur yang berisi larva dan merupakan
bentuk infektif. Cara infeksi langsung bila secara kebetulan hospes menelan telur matang.
Larva keluar melalui dinding telur dan masuk ke dalam usus halus. Sesudah menjadi
dewasa cacing turun ke usus bagian distal dan masuk ke daerah kolon, terutama sekum.
Masa pertumbuhan mulai dari telur yang tertelan sampai cacing dewasa betina
meletakkan telur kira-kira 30-90 hari.

3. Cacing Tambang (Necator americanus dan Ancylostoma duodenale)

Telur bersama dengan tinja dan setelah menetas dalam waktu 1-1,5 hari keluarlah
larva rabditiform di tanah. Dalam waktu kira-kira 3 hari 10 larva rabditiform tumbuh
menjadi larva filariform, yang dapat menembus kulit dan dapat hidup selama 7-8 minggu
di tanah.

 Tanda dan Gejala Penyakit Cacingan


1. Dewasa

 Kelelahan
 Sakit perut
 Perut kembung
 Mual
 Muntah
 Diare
 Disentri
 Kehilangan napsu makan
 Penurunan berat badan tanpa sebab

2. Anak – anak
 Gatal di sekitar anus, terutama pada malam hari.
 Gelisah atau tidak nyaman saat tidur, karena sering menggaruk di sekitar anus.
 Mudah marah dan tersinggung.
 Kemerahan atau iritasi kulit di sekitar anus.
 Sering merasa sakit perut.
 Kurang nafsu makan, sehingga bisa menyebabkan penurunan berat badan

 Penatalaksanaan Penyakit Cacingan

Pengobatan yang dilakukan pada penderita cacingan umumnya dilakukan dengan


mengonsumsi obat cacing yang diminum selama satu hingga tiga hari. Penghuni rumah
yang sama dengan penderita cacingan bisa saja memerlukan konsumsi obat cacing juga.

Penyakit ini umumnya cukup dengan medikamentosa. Apabila didapatkan komplikasi


seperti obstruksi intestinal, maka pasien harus dirujuk untuk tatalaksana bedah.

Medikamentosa

Penatalaksanaan menggunakan medikamentosa bisa menggunakan


albendazole, mebendazole, dan ivermectin.
Sumber referensi :

https://sinta.unud.ac.id/uploads/dokumen_dir/0cf56f576243b86dc9aef5c922934080.pdf

https://docplayer.info/73014049-Makalah-masalah-kecacingan-dan-intervensi.html

https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/agro/article/view/1373

Anda mungkin juga menyukai