Anda di halaman 1dari 10

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan hidup
sehat bagi setiap penduduk untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.
Pelayanan keperawatan sangat bermanfaat bagi setiap individu untuk memenuhi
kebutuhan bio,psiko,social, dan spiritual. Namun, hal tersebut belum terwujud
sepenuhnya karena masih tingginya jumlah penderita penyakit pada saluran
pernapasan, salah satunya penderita karsinoma nasopharing.
Sesuai dengan undang-undang kesehatan No. 23 tahun 1992, dijelaskan
bahwa keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang
mempunyai otonomi dan kewenangan dalam melaksanakan proses keperawatan
sebagai metode pemecahan masalah di bidang kesehatan.
Dalam penyelesaian masalah kesehatan, perawat mempunyai dasar
kokoh secara keilmuan untuk mempelajari tiap-tiap kasus yang berhubungan
dengan system tubuh manusia, terutama kasus-kasus yang mempunyai resiko
gangguan pada saluran pernapasan.
Karsinoma laring mengacu pada pita suara atau bagian lain dari laring
yang terjadi terutama pada pria lebih dari 60 tahun. Karsinoma ini menyebar
secara perlahan, karena suplai darah minimal.
Oleh karena itu, Penulis merasa tertarik untuk membuat makalah
“Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Karsinoma Laring”

1
1.2. Tujuan Penulisan
1.2.1. Tujuan Umum
Berdasarkan latar belakang diatas maka secara umum tujuannya adalah
untuk mengetahui proses terjadinya karsinoma laring dan pelaksanaan
asuhan keperawatan pada pasien dengan karsinoma laring.

1.2.2. Tujuan Khusus


1. Untuk mengetahui gambaran pengkajian pada pasien dengan
karsinoma laring.
2. Untuk membuat perumusan diagnosa keperawatan pada pasien
dengan karsinoma laring.
3. Untuk membuat gambaran intervensi/ implementasi keperawatan
pada pasien dengan karsinoma laring.
4. Untuk menggambarkan hasil evaluasi yang telah diberikan pada
pasien dengan karsinoma laring.

1.3. Sistematika Penulisan


Adapun sistematika penulisan makalah ini adalah :
BAB I PENDAHULUAN, terdiri dari : Latar Belakang, Tujuan Penulisan,
dan Sistematika penulisan
BAB II LANDASAN TEORITIS, terdiri dari : Pengertian, Etiologi,
Patofisiologi, Manifestasi Klinis, dan Penatalaksanaan
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN, terdiri dari : Pengkajian, Diagnosa
Keperawatan, Perencanaan/ Implementasi, dan Evaluasi

2
BAB 2
KONSEP DASAR PENYAKIT

2.1 Definisi
Karsinoma laring mengacu pada karsinoma pita suara atau bagian lain dari
laring, yang terjadi terutama pada pria lebih dari 60 tahun. Hampir dua pertiga
dari karsinoma laring timbul pada pita suara (glotis). (Nettina;2001).

2.2 Etiologi
Pada umumnya penyebabnya belum diketahui, adapun faktor resiko adanya
karsinoma laring, antara lain :
a. Riwayat merokok
b. Konsumsi alcohol yang tinggi
c. Ketegangan vocal
d. Laringitis kronik
e. Pemajanan industri; bekerja di daerha pertambangan
f. Defisiensi nutrisi
g. Riwayat keluarga
Dalam keluarga dengan riwayat terkena kanker terutama kanker nasopharing
besar kemungkinan untuk terkena kanker nasopharing daripada yang tidak
memiliki riwayat keluarga terkena kanker.

3
2.3 Patofisiologi
Zat karsinogenik (zat kimia di dalam makanan)

Mengaktifkan virus eipstein bar (EBV)

Jumlah monosit di dalam darah
(pada sel-sel mononuclear) di daerah laring

Pembengkakan pada kelenjar getah bening

Timbul gejala :
Nyeri kepala, nyeri di bagian leher dan wajah, mimisan,
Pandangan kabur, bengkak di leher.

2.4 Tanda dan Gejala


Adapun tanda dan gejala yang umumnya muncul pada klien dengan
carsinoma laring adalah:
a. Adanya suara serak atau perubahan suara.
b. Afonia (kehilangan suara)
c. Dispnea
d. Nyeri (pada tahap lanjut)

2.5 Komplikasi
1. Ruptur arteri karotis
2. Stenosis normal
3. Aspirasi
4. Kekambuhan kanker pada stoma
5. Infeksi
(Nettina;2001)

4
2.6 Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan cermin tak langsung terhadap laring atau laringoskopi dan biopsi
langsung untuk mengidentifikasi lesi.
2. Pemindaian CT Scan dan tes radiologis untuk mendeteksi tumor.
3. Laringografi – studi kontras laring untuk memastikan pembuluh darah dan
nodus limfe.
(Nettina;2001).

2.7 Pengobatan
1. Terapi radiasi
2. Kemoterapi
3. Pembedahan

5
BAB 3
KONSEP DASAR KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian
a. Aktivitas/ Istirahat
Gejala : Kelemahan dan keletihan, perubahan pada pola istirahat; adanya
faktor-faktor yang mempengaruhi tidur, misal nyeri, ansietas
b. Sirkulasi
Gejala : Palpitasi; nyeri dada pada pengerahan kerja
c. Integritas ego
Gejala : Faktor stress dan cara mengatasi stres; masalah tentang perubahan
dalam penampilan
Tanda : Menyangkal, menarik diri, marah
d. Makanan / cairan
Gejala : Anorexia, mual/ muntah, perubahan pada berat badan
Tanda : Perubahan pada kelembaban/ turgor kulit
e. Neurosensori
Gejala : Pusing
f. Nyeri/Kenyamanan
Gejala : Ketidaknyamanan ringan sampai berat
g. Pernapasan
Gejala : Merokok, pemajanan asbes
h. Keamanan
Gejala : Pemajanan pada kimia toksik, karsinogen
Tanda : Ulserasi
i. Interaksi sosial
Gejala : Ketidakadekuatan atau kelemahan sistem pendukung; riwayat
perkawinan

6
j. Penyuluhan dan Pembelajaran
Gejala : Riwayat kanker pada keluarga, penyakit metastatik, riwayat
pengobatan sebelumnya

3.2 Diagnosa Keperawatan


1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan proses penyakit
2. Ansietas berhubungan dengan krisis situasi, ancaman perubahan pada status
kesehatan, ancaman kematian
3. Perubahan nutrisi; kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan status
hipermetabolik berkenaan dengan kanker, distress emosional.
4. Perubahan citra tubuh berhubungan dengan perubahan dalam gaya hidup
tentang tubuh.

3.3 Intervensi dan Rasionalisasi


Diagnosa keperawatan I :
a. Kaji karakteristik nyeri dan ketidaknyamanan : lokasi, kualitas, frekuensi,
durasi, dsb
Rasional : Memberikan dasar untuk mengkaji perubahan pada tingkat nyeri
dan mengevaluasi intervensi
b. Kaji respon perilaku pasien terhadap nyeri dan pengalaman nyeri
Rasional : Memberikan informasi tambahan tentang nyeri tambahan
c. Berikan dorongan penggunaan strategi pereda nyeri yang telah pasien
terapkan dengan berhasil pada pengalaman nyeri sebelumnya
Rasional : Memberikan dorongan strategi peredaan nyeri yang dapat diterima
pasien dan keluarga
d. Ajarkan pasien strategi baru untuk meredakan nyeri dan ketidaknyamanan;
distraksi, imajinasi, relaksasi, stimulasikutan, dst
Rasional : Meningkatkan jumlah pilihan dan strategi yang tersedia bagi
pasien

7
e. Kolaborasikan dengan pasien, dokter, dan tim perawatan kesehatan lain ketika
mengubah penatalaksanaan nyeri diperlukan
Rasional : Metode baru pemberian analgesik harus dapat diterima pasien,
dokter dan tim perawatan kesehatan lain agar dapat efektif;
partisipasi pasien menurunkan rasa ketidakberdayaan pasien

Diagnosa keperawatan II :
a. Bantu pasien mengekspresikan rasa keprihatinan dan ketakutan terhadap
diagnosa
Rasional : pasien merasa terdukung mengekspresi perasaan dengan
memahami bahwa konflik emosi adalah normal dan dialami orang
lain dalam situasi sulit
b. Kaji pasien/ orang terdekat terhadap berduka yang mengalami, jelaskan
prosedur sesuai kebutuhan
Rasional : memperkuat normalitas perasaan/ reaksi terhadap apa yang dialami
dan dapat membantu pasien menghadapi secara efektif
c. Dorong partisipasi dalam perawatan dan pengobatan
Rasional : memungkinkan pasien mempertahankan kontrol terhadap
kehidupan dan kooperatif dalam perawatan, pengobatan.

Diagnosa keperawatan III :


a. Catat masukan, haluaran, dan berat badan setiap hari
Rasional : Membantu dalam mengidentifikasi kekuatan/ defisiensi nutrisi
b. Berikan dorongan untuk makan dalam porsi kecil tapi sering dengan diet
tinggi kalori kaya nutrien
Rasional : kebutuhan jaringan metabolik dapat meningkat dan menurunkan
iritasi lambung
c. Ciptakan suasana makan yang menyenangkan, dorong pasien untuk berbagi
makanan dengan keluarga

8
Rasional : membuat waktu makan lebih menyenangkan, yang dapat
meningkatkan masukan
d. Kolaborasi dengan tim kesehatan dalam pemberian terapi
Rasional : pemberian terapi yang adekuat dapat membantu meningkatkan
status nutrisi klien dalam proses penyembuhan

Diagnosa keperawatan IV :
a. Kaji perasaan pasien tentang citra tubuh dan tingkat harga diri
Rasional : Memberikan dasar pengkajian untuk evaluasi perubahan dan
mengkaji keefektifitasan intervensi
b. Berikan dorongan pada pasien untuk mengungkapkan kekhawatirannya
Rasional : Mengidentifikasi kekhawatiran adalah suatu tahap penting dalam
mengatasinya
c. Bantu pasien dalam perwatan diri ketika keletihan, letargi, mual, muntah, dan
gejala lainnya yang menghambat kemandirian
Rasional : Kesejahteraan fisik meningkatkan harga diri
d. Individualisasikan perawatan untuk pasien
Rasional : Mencegah atau mengurangi depersonalisasi dan menekankan
makna diri pasien

3.4 Evaluasi
Adapun evaluasi akhir yang diharapkan pada klien dengan ca nasopharing
adalah:
1. Terpenuhinya rasa nyaman dengan kualitas nyeri berkurang sampai hilang
2. Mengungkapkan pemahaman tentang proses penyakitnya dan perasaan
didukung dalam melalui berduka
3. Pencapaian nutrisi maksimal, status nutrisi terpenuhi
4. Terpenuhinya kebutuhan harga diri dan memperbaiki citra tubuh

9
DAFTAR PUSTAKA

Baughman, Diane C. & JoAnn C. Hackley. 2000, Buku Saku Keperawatan Medikal
Bedah, EGC-Jakarta

Brunner & Suddarth, edisi 8 vol 1. 2001, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah,
EGC-Jakarta

Doengoes, Marilynn E, dkk, edisi 3. 1999, Rencana Asuhan Keperawatan, EGC-


Jakarta

Mansjoer, Arif, dkk. 2001, Kapita Selekta Kedokteran, Media Aesculapis-Jakarta

Nettina, Sandra M. 2001, Pedoman Praktek Keperawatan, EGC, Jakarta

Ngastiyah, 1987, Perawatan Anak Sakit,EGC, Jakarta.

10

Anda mungkin juga menyukai