TINJAUAN KASUS
B. Penanggung jawab
Nama : Ny. N.S
Pekerjaan : IRT
Hubungan keluarga : Istri
Alamat : Pasar Sirongit/ Laguboti
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal
: Klien
: Tinggal Serumah
3.1.7. Spritual
- Pola ibadah : Klien selalu beribadah ke Gereja tetapi itu dilakukan klien pada saat klien belum
sakit.
- Keyakinan tentang kesehatan : Klien yakin penyakitnya akan cepat sembuh.
- Perkusi (batas jantung): Batas jantung atas ICR- 2, batas kanan = linea sternum dekstra ICR –
2, batas kiri - linea midklavikularis anterior bawah ICR-5 parasternalis sinistra.
- Auskultasi :
a. Irama denyut jantung : Irreguler
b. Bunyi jantung 1 : Terdengar Lup di tricuspidalis (ICR-5 linea parastrenalis) dan Bicuspidalis
(ICR-5 midklavikularis).
c. Bunyi jantung 2 : Terdengar DUP diorta (ICR-2 sinistra) dan pulmo (ICR-2 dekstra).
d. Bunyi jantung tambahan: Tidak ada bunyi jantung tambahan.
e. Bising Murmur : Tidak ada bising/ murmur.
9. Abdoment
- Inspeksi : Simetris
- Auskultasi : Peristaltik usus (+), normal 5-6 x/i
- Perkusi : Timpani
- Palpasi
a. Tanda- tanda nyeri tekan : Tidak ada nyeri tekan
b. Benjolan/ massa : Tidak ada benjolan
c. Tanda- tanda ascites : Tidak ada tanda ascites
d. Hepar : Tidak ada pembengkakan hepar
e. Lien : Tidak teraba
f. Titik MC Burney : Tidak teraba
g. Massa/ Cairan : Tidak ada massa/ cairan.
h. Hepar : Tidak teraba
i. Lien : Tidak teraba nyeri tekan
j. Ginjal : Tidak teraba keluhan nyeri.
k. Lain-lain : Tidak ada kelainan
10. Perineum dan Genetalia
- Kebersihan Perineum : Bersih
- Peradangan : Tidak ada peradangan
- Perdarahan : Tidak ada perdarahan
- Pembesaran kelenjar : Tidak ada pembesaran kelenjar
- Haemorhoid : Tidak ada haemorhoid
- Alat Genetalia : Normal, Tidak ada kelainan
- Lain- lain : Tidak ada masalah
11. Ekstermitas atas
- Bentuk dan kekuatan : Normal dan kekuatan otot (2)
- Rentang gerak : Terbatas dan normal
- Lain- lain : Terpasang infuse pada tangan kiri Rl 20 gft/ m
12. Ekstermitas bawah
- Bentuk dan kekuatan : Normal dan kekuatan otot (2)
- Rentang gerak : Terbatas dan normal.
- Reflek patologis : Babinski (-)
- Lain- lain : Kekuatan otot nilai 2 didapatkan gerakan, tetapi gerakan ini tidak mampu melawan
gaya berat (gravitasi).
13. Neurologis
a. Tingkat Kesadaran :
GCS = 15 E = 4 M = 6 V= 5
b. Syaraf otak ( nervus cranialis )
- Nervus olfaktorius ( NI)
Normal, klien dapat membedakan aroma bau- bauan sep.: alkohol.
- Nervus optikus ( NII)
30 cm.Normal, klien mampu membacakan dengan jarak
- Nervus oculomotorius, trochtear dan abdusen (NIII, NIV, NVI)
Tidak ada pembengkakan, refleks cahaya baik dapat menggerakkan bola mata.
- Nervus Trigeminus ( NV)
Normal, klien mampu menggerakkan rahang (mengunyah makanan).
- Nervus Fasialis ( NVII )
Normal, klien dapat mengangkat dahi, dapat membedakan rasa manis, asin, asam.
- Nervus vestibulocochlearis ( NVIII )
Normal, klien dapat mendengarkan detakan jarum Pukul tangan dengan jarak 5 cm.
- Nervus glassopharingeus dan vagus (NIX dan NX)
Normal, klien mampu mengucapkan huruf dengan baik dan benar.
- Nervus asseorius (N XI)
Klien tidak mampu mengangkat bahu kiri dan kanan, dengan bersamaan akibat adanya dislokasi
klavikula.
- Nervus Hipoglosus (NXII)
Klien mampu menggerakkan lidah kearah kiri dan kekanan.
c. Fungsi Motorik
- Cara berjalan dan keseimbangan
Klien tidak mampu/ dapat berjalan dengan baik karena luka pada kaki.
- Pemeriksaan Romberg Test
Klien tidak dapat berdiri dengan tegak/ tepat.
- Pemeriksaan jari hidung
Normal, klien dapat menyentuh dengan tepat ujung hidung dengan jari telunjuk.
- Pronasi supinasi test
Normal, klien dapat membolak-balikkan telapak tangan kiri/ kanan.
- Heel to shin test
Klien tidak mampu menggerakkan tumit pada garis lurus.
d. Fungsi Sensorik
- Kemampuan untuk mengidentifikasi sentuhan ringan
Baik, klien dapat merasakan sentuhan yang diberikan.
- Test tajam tumpul
Baik, klien dapat membedakan tusukan mata dan tajam.
- Test suhu (panas dingin)
Baik, klien dapat membedakan air hangat dan air dingin.
- Test getaran
Klien dapat merasakan getaran.
- Graphestesia test
Klien dapat merasakan goresan tangan tanpa melihat.
- Test membedakan dua titik
Klien mampu menyebutkan daerah yang diberikan rangsangan sentuhan pada 2 titik lokasi pipi
kiri dan kanan.
- Topognosis test
Klien dapat membedakan bagian tubuh yang disentuh.
e. Refleks
- Refleks Biseps : Normal (++)
- Refleks Trisep : Normal (++)
- Refleks Brachioradialis : Normal (++)
- Refleks Patelar : Normal (++)
- Refleks Tendon Achiles : Normal (++)
- Refleks Plantar : Normal (++)
f. Refleks Patologis : Tidak ada
- Orientasi
Klien mampu beriorientasi dengan pasien yang lain dilingkungan RS.
- Proses berfikir ( ingatan, keputusan, perhitungan, atensi )
Klien mengingat dan menyadari bahwa dia sedang sakit dan berada di RS.
- Motivasi (kemauan)
Klien yakin penyakitnya akan sembuh dengan mengikuti proses pengobatan.
- Persepsi
Klien yakin penyakitnya akan sembuh.
- Bahasa
Bahasa batak dan Indonesia.
- Makanan pantangan
b. Minum
- Jenis
- Jumlah per hari
- Minuman yang disukai
- Minuman pantangan
Makan biasa
Nasi, ikan, sayur
3 x 1 hari
Mie goreng
Baik
Air putih
7 gelas
Kopi
Tidak ada
MII (BBR)
Nasi, ikan, sayur
3 x 1 hari
Tidak ada
Kurang,makanan yang disajikan ½ porsi yang habis
-
Air putih
5-6 gelas
-
Minuman beralkohol
2 Tidur
- Kebiasaan tidur malam
- Kebiasaan tidur siang
- Kesulitan tidur
- Cara mengatasinya
2200Wib – 0600Wib
+ 1 jam
Tidak ada
Tidak ada
2400Wib – 0500Wib
2 jam
Ada, waktu sesak napas
Mengatur posisi senyaman mungkin, posisi semifowler, O2 terpasang.
3 a. Eliminasi BAK
- Frekuensi
- Jumlah
- Warna
- Bau
- Kelainan
b. Eliminasi BAB
- Frekuensi
- Jumlah
- Konsistensi
- Warna
- Bau
- Kelainan
- Lain- lain
c. Personal Hygiene
- Kebiasaan mandi
- Pemeliharaan Gigi dan Mulut
- Pemeliharaan rambut
- Pemeliharaan kuku
- Masalah dalam melaksanakan personal Hygiene
+ 3-5 kali/ hari
5000 cc/ hari
Kuning
Khas
Tidak ada
1-2 x/ hari
Tidak terhitung
Lembek
Kuning
Khas
Tidak ada
-
2 x sehari
2 x sehari
1 x 3 hari
1 x seminggu
Tidak ada
+ 3 kali/ hari
+ 4000 cc
Putih kekuning- kuningan
Amis dan bau obat
Tidak ada
1 x sehari
Tidak terhitung
Lembek
Kuning
Khas
Tidak ada
-
1 x 3 hari
1 x seminggu
Tidak ada
2 DS : Klien mengatakan nyeri dada sebelah kanan; tidak bisa tidur (+)
DO : Klien tampak meringis kesakitan, skala nyeri (7-10),
Klien melemah dan gelisah terpasang WSD sela iga ke-5. Trauma thoraks Gangguan rasa
nyaman nyeri.
Kriteria hasil :
Sesak napas berkurang frekuensi napas 16-18x/m
- Ajarkan dan berikan dorongan penggunaan tehnik pernapasan diafragmatik dan batuk efektif.
- Pantau hasil WSD/ pipa khusus steril yang dimasukkan kedalam rongga pleura.
- Penurunan bunyi napas dapat menunjukkan atelektasis.
- Tehnik ini akan membantu memperbaiki ventilasi dan untuk menghasilkan sekresi tanpa
menyebabkan sesak napas dan keletihan.
- Memaksimalkan sediaan oksigen khususnya bila ventilasi menurun, depresi anestesi dan nyeri.
- Untuk mengetahui tekanan rongga pleura apakah masih tetap positif atau negatif, jika (+)
lakukan pengisapan udara secara aktif dan apabila paru sudah mengembang penuh dan tekanan
pleura sudah tidak ada sebelum dicabut lakukan uji coba menjepit pipa selama 24 Pukul. Pukul
09.30 Wib
- Mengkaji fungsi pernapa-san dengan irama napas : ireguler dengan RR : 28 x/i.
P: Intervensi Dilanjutkan
2 Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan trauma thoraks ditandai dengan klien
mengatakan nyeri dada sebelah kanan, tidak bisa tidur tampak meringis kesakitan, dengan skala
nyeri 7-10, keadaan umum lemah dan gelisah serta terpasang WSD disela iga ke-5 Melaporkan
nyeri hilang.
Kriteria hasil:
Tampak rileks, mampu tidur dan istirahat dengan tepat.
- Kaji nyeri, catat lokasi karakteristik, berat, skala dan laporkan perubahan nyeri dengan tepat.
- Berguna dalam pengawasan oleh obat perubahan pada karakteristik nyeri dengan tepat.
- Untuk mengetahui perubahan yang terjadi/ keadaan umum klien dan klien dapat merasakan
kenyamanan sesuai dengan posisi yang diinginkan.
P : Intervensi dilanjutkan.
3 Resiko tinggi terjadinya infeksi ditandai dengan adanya luka pemasangan WSD tampak tanda-
tanda infeksi, seperti : tubor/ nyeri dan dolor/ kemerahan Klien bebas dari infeksi pada lokasi
insesi selama pemasangan WSD.
Kriteria hasil:
Bebas dari tanda-tanda infeksi, tidak ada nyeri dan kemerahan.
- Berikan pengertian dan pengetahuan perawatan WSD.
- Berikan antibiotik
- Perawatan mandiri seperti menjaga luka dari hal yang septic tercipta bila klien memiliki
pengertian yang optimal.
P : Intervensi dilanjutkan.
4 Intoleransi aktivitas berhubungan dengan nyeri pemasangan WSD ditandai dengan klien tidak
mampu beraktivitas, klien tampak lemah dan terpasang WSD di daerah thoraks iga ke-5 serta
aktivitas dibantu keluarga dan perawat Klien mampu melakukan peningkatan toleransi aktivitas.
Kriteria hasil:
Klien mampu melakukan aktivitas sehari-hari.
- Tingkatkan tirah baring/ duduk, berikan lingkungan yang tenang batasi pengunjung sesuai
keperluan.
- Tingkatkan aktivitas sesuai toleransi untuk melakukan rentang gerak aktif dan rentang gerak
pasif.
- Tirah baring lama dapat menurunkan kemampuan, ini dapat terjadi karena keterbatasan
aktivitas yang mengganggu periode istirahat.
P : Intervensi dilanjutkan.
Jumat,
04 Juni 2010 Dx2 Pukul 10.00 WIB
- Melakukan pengkajian terhadap rasa nyeri, skala nyeri 7 (berat)
Pukul 12.30 WIB
- 7-8 Pukul/ hari.Menganjurkan klien untuk istirahat
Pukul 13.00 WIB
- Melatih klien melakukan tehnik relaksasi dengan menarik napas.
Pukul 13.30 WIB
- Mengukur TTV klien.
TD : 110/ 70 mmHg
RR : 24 x/i
Pols : 82 x/i
Temp : 37,80C.
Pukul 13.30 WIB
- Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi seperti :
1. Memberikan obat analgetik : inj. Ketorolac dengan dosis 1 amp/ 8 jam.
2. Memberikan obat antipiretik berupa Paracetamol 500 mg paroral. Pukul 16.00 WIB
S : Klien mengatakan nyeri pada dada sebelah kanan.
O : Klien tampak lemah dan melakukan aktivitas dibantu oleh keluarga dan perawat.
A : Masalah belum teratasi.
P : Intervensi keperawatan dilanjutkan.
O : Pasien tampak sesak napas, Irama pernapasan irreguler, frekuensi napas 24x/i.
Sabtu,
05 Juni 2010 Dx2 Pukul 10.00 WIB
- Mengkaji skala nyeri sedang (6)
Pukul 12.00 WIB
- Mempertahankan istirahat yang cukup.
- Melakukan latihan napas dalam dan menganjurkan klien melakukan teknik relaksasi dengan
menarik napas dalam melalui hidung dan dikeluarkan secara perlahan melalui mulut.
Pukul 13.00 WIB
- Mengobservasi TTV
TD : 110 / 70 mmHg
HR : 82 x/i
RR : 24 x/i
Temp : 37,40C
- Mengatur posisi semi fowler.
Pukul 13.30 WIB
- Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi seperti analgetik
1. Inj Tramadol.
2. Asam mefenamat 3x1cth. Pukul 15.30 WIB
S : Klien mengatakan nyeri pada dada sebelah kanan berkurang.
O : Pasien masih bedrest, aktivitas sehari-hari dibantu oleh keluarga dan perawat.
O : Wajah Klien tampak meringis kesakitan dengan skala nyeri sedang (6)
Tanda-tanda vital :
TD = 110/ 70 mmHg, Pols : 82 x/i,
RR : 22 x/i,
Temp : 37,80C
P : Intervensi dilanjutkan.
A: Masalah teratasi.
O : Tidak tampak adanya tanda-tanda infeksi sep : kemerahan di daerah pemasangan WSD.
A : Masalah teratasi
BAB 4
PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan membahas kasus tentang “Asuhan Keperawatan pada Tn.TH dengan
Gangguan Sistem Pernapasan : Pneumotoraks di Zaal CFR, Kamar II Rumah Sakit HKBP
Balige”. Adapun aspek pembahasan yang penulis uraikan sesuai dengan proses keperawatan
yang meliputi : pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi
sebagai berikut :
4.1. Pengkajian
Tahap pengkajian keperawatan dalam proses keperawatan merupakan langkah awal yang
dilaksanakan penulis terhadap pasien dengan gangguan sistem pernapasan ; ‘Pneumotoraks”
yang dilakukan mulai tanggal 03 Juni 2010 sampai dengan tanggal 07 juni 2010 di Rumah Sakit
HKBP Balige.
Dalam hal ini penulis mengumpulkan data-data langsung dari pasien, keluarga dan bekerjasama
dengan tim kesehatan lainnya yang ada di ruangan, khususnya ruangan zaal CFR Rumah Sakit
HKBP Balige. Dalam pengumpulan data penulis tidak menemukan kesulitan atau hambatan. Hal
ini karena pasien dan keluarga dapat menerima kehadiran penulis dan bersifat terbuka serta
kooperatif. Disamping itu adanya kerjasama yang baik dari pihak-pihak terkait.
Pada pengkajian diteoritis dan kasus terdapat adanya kesenjangan. Adapun kesenjanngan yang
terdapat antara tinjauan teoritis dengan tinjauan kasus antara lain :
1. Integritas ego, secara teori ditemukan adanya : stressor, masalah finansial, gelisah, ketakutan.
Data-data ini tidak ditemukan pada
tinjauan kasus karena emosi pasien stabil, dapat memenuhi kebutuhan rumah, hubungan keluarga
harmonis, pasien percaya bahwa penyakitnya akan sembuh.
2. Makanan/ cairan, secara teoritis ditemukan adanya : mual dan muntah, kulit kering dengan
turgor buruk, malnutrisi. Data-data ini tidak ditemukan pada tinjauan kasus karena nafsu makan
pasien normal, mual dan muntah tidak ada,malnutrisi tidak ada,turgor kulit baik
3. Neurosensori, secara teoritis ditemukan adanya : sakit kepala, perubahan mental (bingung,
somnolent). Data-data ini tidak ditemukan pada tinjauan kasus karena pasien tidak mengalami
sakit kepala dan perubahan mental (bingung, somnolent).
Diagnosa keperawatan yang terdapat pada kasus tetapi tidak dijumpai pada teoritis, yaitu :
1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan pemasangan WSD ditandai dengan klien
mengatakan tidak mampu beraktivitas, klien tampak lemah dan terpasang WSD di daerah
thoraks sela iga 5, aktivitas dibantu keluarga dan perawat.
2. Resiko tinggi terjadi infeksi berhubungan dengan pemasangan WSD ditandai dengan adanya
tanda infeksi kemerahan, nyeri pemasangan WSD.
Hal ini penulis angkat sebagai diagnosa keperawatan karena pasien tidak mampu melakukan
aktivitas sehari-hari secara mandiri dan dalam perawatan diri dibantu oleh keluarga. Resiko
tinggi terjadinya infeksi karena adanya luka pemasangan WSD dan tampak adanya tanda infeksi
nyeri dan kemerahan.
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
Setelah melaksanakan Asuhan Keperawatan pada Tn. T.H dengan gangguan sistem pernapasan
“Pneumotoraks” di ruang CFR Rumah Sakit HKBP Balige dari tanggal 03 Juni sampai dengan
07 Juni 2010, maka penulis membuat kesimpulan dan saran sesuai dengan proses keperawatan
yang penulis lakukan, adapun kesimpulan dan saran dari penyusunan karya tulis ilmiah ini
adalah :
5.1. Kesimpulan
- Pada tahap pengkajian, penulis tidak mendapat kesulitan untuk mengumpulkan data pasien,
dimana pasien dan keluarganya bekerjasama untuk memperoleh data yang diperlukan.
- Pada tahap perumusan diagnosa keperawatan yang dilakukan penulis adalah berdasarkan
prioritas masalah yang ditemukan pada pasien. Adapun diagnosa keperawatan yang ditemukan
pada klien Tn. T.H yaitu tidak efektif pola pernapasan, gangguan rasa aman nyeri, resiko tinggi
terjadi infeksi, intoleransi aktivitas.
- Pada tahap perencanaan keperawatan, penulis memfokuskan sesuai dengan masalah dan
keadaan pasien secara holistik, dengan adanya kerjasama antara perawat, klien dan keluarga.
- Pada tahap pelaksanaan keperawatan, keberhasilan asuhan keperawatan dapat mendukung
proses penyembuhan pasien dengan kolaborasi tim kesehatan lainnya.
- Pada tahap evaluasi tidak semua hasil yang diharapkan dapat teratasi oleh karena keterbatasan
waktu penulis.
5.2. Saran
a. Kepada Perawat
1. Diharapkan perawat dapat mempertahankan asuhan keperawatan yang berkualitas disemua
aspek dalam memberikan perawatan pada pasien secara komprehensif untuk mencapai tujuan
yang optimal.
2. Dalam menerapkan aspek diharapkan perawat untuk menjalin hubungan kerjasama yang baik
antara sesama perawat, dokter, tim kesehatan dan juga keluarga serta dengan klien sendiri guna
mempermudah keberhasilan perawatan.
b. Kepada Klien
1. Disarankan kepada pasien agar minum obat secara teratur, tidak merokok dan istirahat yang
cukup untuk mempercepat penyembuhan.
2. Diharapkan pasien agar mengkonsumsi makanan yang mengandung diet tinggi kalori, tinggi
protein serta susu, telur, roti.
3. Dukungan keluarga sangat penting untuk keberhasilan pengobatan selalu mengingatkan pasien
untuk berobat secara teratur.
4. Diharapkan pada pasien untuk selalu kontrol ulang ketempat pelayanan kesehatan terdekat
mengenai kondisi penyakit sesuai instruksi dokter.
c. Kepada Institusi Pendidikan Akper HKBP Balige
Supaya terus meningkatkan kualitas dan kuantitas pada mahasiswa dalam pembekalan,
pengetahuan dan keterampilan terutama dalam pemberian askep kepada klien dengan gangguan
pernapasan “Pneumotoraks”.
DAFTAR PUSTAKA
Kristina Sinaga
DAFTAR KONSULTASI
PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH
AKPER HKBP BALIGE