Anda di halaman 1dari 31

BAB 3

TINJAUAN KASUS

3.1 Pengkajian Keperawatan


3.1.1. Biodata
A. Identitas Pasien
Nama : Tn. T.H Tgl. Masuk RS : 01 Juni 2010
Jenis Kelamin : Laki-laki No. Register : 14.85.96
Umur : 36 tahun
Status Perkawinan : Nikah
Agama : Kristen Protestan
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Supir Angkutan
Alamat : Pasar Sirongit/ Laguboti
Ruangan/ kamar : C/ II
Golongan darah : O
Pengkajian tanggal : 03 Juni 2010

B. Penanggung jawab
Nama : Ny. N.S
Pekerjaan : IRT
Hubungan keluarga : Istri
Alamat : Pasar Sirongit/ Laguboti

3.1.2. Keluhan Utama


Klien mengatakan sesak napas, nyeri pada daerah toraks dekstra serta wajah tampak pucat.

3.1.3. Riwayat Penyakit Sekarang


1. Provocative/ palliative
a. Apa penyebabnya :
Klien mengatakan mengalami kecelakaan lalu lintas pada tanggal 01 juni 2010 dan mengalami
benturan di daerah thoraks.
b. Hal-hal yang memperbaiki keadaan :
Klien dibawa keluarga langsung ke RS HKBP Balige.
2. Quantity / Quality
a. Bagaimana dirasakan :
Klien merasakan kesakitan akibat benturan tersebut.
b. Bagaimana dilihat :
Klien tampak sesak dan lemah serta wajah tampak meringis kesakitan.
3. Region (Daerah)
a. Dimana lokasinya :
Didaerah thoraks tepatnya diiga 5.
b. Apakah menyebar :
Tidak menyebar.
4. Severity (mengganggu aktivitas)
Keadaan klien sangat mengganggu aktivitas klien karena terasa nyeri bila bergerak.
5. Time (kapan mulai timbul dan bagaimana terjadinya)
Sesak napas disertai nyeri didaerah thoraks dialami klien setelah mengalami kecelakaan pada
tanggal 01 Juni 2010.

3.1.4. Riwayat Kesehatan Masa Lalu


a. Penyakit yang pernah dialami
Tidak ada penyakit serius tetapi klien pernah mengalami demam.
b. Pengobatan/ tindakan yang dilakukan
Klien hanya berobat ke apotek/ toko obat.
c. Pernah dirawat/ dioperasi
Tidak pernah.
d. Lama dirawat
Tidak pernah
e. Alergi
Tidak ada riwayat alergi
f. Imunisasi
Klien tidak ingat kapan imunisasi diberikan.

3.1.5. Riwayat Kesehatan Keluarga


a. Orang Tua : Orangtua laki-laki klien telah meninggal
b. Saudara Kandung : Sehat, tidak ada menderita penyakit keturunan.
c. Penyakit Keturunan yang ada : Tidak ada
d. Anggota Keluarga yang meninggal : Tidak ada
e. Penyebab Meninggal : Faktor usia yang sudah tua.
f. Genogram

Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal
: Klien
: Tinggal Serumah

3.1.6. Riwayat atau Keadaan Psikososial


a. Bahasa yang digunakan
Klien menggunakan bahasa batak dan bahasa Indonesia dalam berkomunikasi.
b. Persepsi Klien tentang penyakitnya
Klien yakin akan sembuh dengan penyakitnya dan ingin kembali pulang ke rumah.
c. Konsep diri
 Body image : Klien sadar akan tubuhnya yang lemah.
 Ideal diri : Klien berharap ingin cepat sembuh dan cepat pulang ke rumah.
 Harga diri : Klien dapat menerima kondisi penyakitnya.
 Peran diri : Klien sebagai kepala rumah tangga di keluarganya.
 Personal identity : Sebagai anak ke-3 dari 7 bersaudara.
d. Keadaan emosi
Stabil dan dapat diajak berkomunikasi dengan baik.
e. Perhatian terhadap orang lain/ lawan bicara
Baik, klien memperhatikan lawan bicaranya ketika berkomunikasi.
f. Hubungan dengan keluarga
Baik, klien sering dijenguk dan dijaga istrinya di RS HKBP Balige.
g. Hubungan dengan saudara
Baik, tampak saudara menjaga klien di RS.
h. Hubungan dengan orang lain
Baik, klien dapat menyesuaikan diri dengan baik terhadap orang disekitarnya.
i. Kegemaran
Klien suka membaca Koran.
j. Daya adaptasi
Baik, klien dapat beradaptasi dengan lingkungan RS

k. Mekanisme Pertahanan diri


Baik, klien selalu berdoa untuk kesembuhan penyakitnya.

3.1.7. Spritual
- Pola ibadah : Klien selalu beribadah ke Gereja tetapi itu dilakukan klien pada saat klien belum
sakit.
- Keyakinan tentang kesehatan : Klien yakin penyakitnya akan cepat sembuh.

3.1.8. Observasi dan Pemeriksaan fisik


a. Keadaan Umum : Klien tampak Lemah
b. Tanda- tanda vital
Suhu Tubuh : 37,80C Nadi : 82 x/i
TD : 110/ 70 mmHg RR : 28 x/i
TB : 160 cm BB : 52 kg
c. Pemeriksaan Head To Toe
1. Kepala dan Rambut
- Bentuk : Bulat lonjong
- Ukuran : Normal
- Posisi : Simetris
- Keadaan rambut/ warna : Hitam, distribusi baik, dan tidak rontok.
- Kebersihan : Kulit kepala dan rambut kurang bersih.
2. Mata/ Penglihatan
- Bulat : Bulat
- Sklera : Tidak ikterik
- Konjungtiva : Anemis tidak ada
- Posisi : Simetris
- Penglihatan : 30cm.Dapat membaca pada jarak
- Reflek cahaya : Baik, bila mata klien diberi cahaya mengecil terhadap cahaya.
- Muka : Pucat
- Pemakaian alat bantu : Tidak ada menggunakan alat bantu penglihatan.
3. Hidung/ Penciuman
- Bentuk dan posisi : Simetris
- Peradangan : Tidak ada peradangan
- Perdarahan : Tidak ada perdarahan
- Polip/ Penyumbatan : Tidak ada polip/ sumbatan
- Fungsi Penciuman : Baik, dapat membedakan bau-bauan.
- Pada hidung terpasang : O2 terpasang (2-3 l/ menit) RR: 28x/m
4. Telinga/ Pendengaran
- Bentuk dan Posisi : Simetris kiri dan kanan
- Peradangan : Tidak ada peradangan
- Perdarahan : Tidak ada perdarahan
- Cairan : Tidak ada cairan
- Fungsi Pendengaran : Baik, dimana klien dapat mendengarkan orang berbicara.
- Pemakaian Alat Bantu : Tidak ada.
5. Mulut dan Gigi
- Bibir : Simetris atas dan bawah
- Mukosa Gigi : Normal
- Lidah : Bersih, tidak ada kelainan.
- Tonsil/ Faring : Tidak ada pembesaran tonsil
- Peradangan : Tidak ada peradangan
- Perdarahan : Tidak ada perdarahan
- Kebersihan : Cukup bersih
- Bau : Khas
- Fungsi Pengecapan : Pasien merasa kepahitan di daerah mulut dan air ludah.
- Kemampuan berbicara : Baik, pasien dapat melafalkan kata-kata dengan benar.
- Kemampuan Menelan : Baik, mampu menelan dengan baik
6. Integumen (Kulit)
- Warna : Sawo matang
- Turgor : 2 detik.Baik, ditandai dengan adanya tegangan kulit
- Kebersihan : Kurang bersih
- Kelainan kepada kulit : Tidak ada, tetapi ada luka pemasangan WSD di daerah thoraks.
7. Leher
- Kelenjar Getah Bening : Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening.
- Kelenjar tyroid : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
- Vena Jugularis : Normal
- Kekakuan : Tidak ada kekakuan
8. Thorax/ Dada
- Inspeksi thorax : Ekspansi paru dan kanan simetris.
- Auskultasi : Bunyi napas vesikuler, terdapat bunyi tambahan ronchi basah.
- Palpasi : Fremitus taktil melemah di lapang paru.
- Perkusi : Hiperesonan
- Nyeri Dada : Ada, skala nyeri 7-10
- Produksi sputum : Tidak ada produksi sputum.
- Irama Pernapasan : Irreguler, 28 x/i
- Inspeksi Jantung : Tampak adanya pulsasi di daerah apeks jantung.
- Palpasi (ictus cordis): Teraba adanya pulsasi di daerah ICR-5 parasternum sinistra kualitas kuat.

- Perkusi (batas jantung): Batas jantung atas ICR- 2, batas kanan = linea sternum dekstra ICR –
2, batas kiri - linea midklavikularis anterior bawah ICR-5 parasternalis sinistra.
- Auskultasi :
a. Irama denyut jantung : Irreguler
b. Bunyi jantung 1 : Terdengar Lup di tricuspidalis (ICR-5 linea parastrenalis) dan Bicuspidalis
(ICR-5 midklavikularis).
c. Bunyi jantung 2 : Terdengar DUP diorta (ICR-2 sinistra) dan pulmo (ICR-2 dekstra).
d. Bunyi jantung tambahan: Tidak ada bunyi jantung tambahan.
e. Bising Murmur : Tidak ada bising/ murmur.
9. Abdoment
- Inspeksi : Simetris
- Auskultasi : Peristaltik usus (+), normal 5-6 x/i
- Perkusi : Timpani
- Palpasi
a. Tanda- tanda nyeri tekan : Tidak ada nyeri tekan
b. Benjolan/ massa : Tidak ada benjolan
c. Tanda- tanda ascites : Tidak ada tanda ascites
d. Hepar : Tidak ada pembengkakan hepar
e. Lien : Tidak teraba
f. Titik MC Burney : Tidak teraba
g. Massa/ Cairan : Tidak ada massa/ cairan.
h. Hepar : Tidak teraba
i. Lien : Tidak teraba nyeri tekan
j. Ginjal : Tidak teraba keluhan nyeri.
k. Lain-lain : Tidak ada kelainan
10. Perineum dan Genetalia
- Kebersihan Perineum : Bersih
- Peradangan : Tidak ada peradangan
- Perdarahan : Tidak ada perdarahan
- Pembesaran kelenjar : Tidak ada pembesaran kelenjar
- Haemorhoid : Tidak ada haemorhoid
- Alat Genetalia : Normal, Tidak ada kelainan
- Lain- lain : Tidak ada masalah
11. Ekstermitas atas
- Bentuk dan kekuatan : Normal dan kekuatan otot (2)
- Rentang gerak : Terbatas dan normal
- Lain- lain : Terpasang infuse pada tangan kiri Rl 20 gft/ m
12. Ekstermitas bawah
- Bentuk dan kekuatan : Normal dan kekuatan otot (2)
- Rentang gerak : Terbatas dan normal.
- Reflek patologis : Babinski (-)
- Lain- lain : Kekuatan otot nilai 2 didapatkan gerakan, tetapi gerakan ini tidak mampu melawan
gaya berat (gravitasi).

13. Neurologis
a. Tingkat Kesadaran :
GCS = 15 E = 4 M = 6 V= 5
b. Syaraf otak ( nervus cranialis )
- Nervus olfaktorius ( NI)
Normal, klien dapat membedakan aroma bau- bauan sep.: alkohol.
- Nervus optikus ( NII)
30 cm.Normal, klien mampu membacakan dengan jarak
- Nervus oculomotorius, trochtear dan abdusen (NIII, NIV, NVI)
Tidak ada pembengkakan, refleks cahaya baik dapat menggerakkan bola mata.
- Nervus Trigeminus ( NV)
Normal, klien mampu menggerakkan rahang (mengunyah makanan).
- Nervus Fasialis ( NVII )
Normal, klien dapat mengangkat dahi, dapat membedakan rasa manis, asin, asam.
- Nervus vestibulocochlearis ( NVIII )
Normal, klien dapat mendengarkan detakan jarum Pukul tangan dengan jarak 5 cm.
- Nervus glassopharingeus dan vagus (NIX dan NX)
Normal, klien mampu mengucapkan huruf dengan baik dan benar.
- Nervus asseorius (N XI)
Klien tidak mampu mengangkat bahu kiri dan kanan, dengan bersamaan akibat adanya dislokasi
klavikula.
- Nervus Hipoglosus (NXII)
Klien mampu menggerakkan lidah kearah kiri dan kekanan.
c. Fungsi Motorik
- Cara berjalan dan keseimbangan
Klien tidak mampu/ dapat berjalan dengan baik karena luka pada kaki.
- Pemeriksaan Romberg Test
Klien tidak dapat berdiri dengan tegak/ tepat.
- Pemeriksaan jari hidung
Normal, klien dapat menyentuh dengan tepat ujung hidung dengan jari telunjuk.
- Pronasi supinasi test
Normal, klien dapat membolak-balikkan telapak tangan kiri/ kanan.
- Heel to shin test
Klien tidak mampu menggerakkan tumit pada garis lurus.
d. Fungsi Sensorik
- Kemampuan untuk mengidentifikasi sentuhan ringan
Baik, klien dapat merasakan sentuhan yang diberikan.
- Test tajam tumpul
Baik, klien dapat membedakan tusukan mata dan tajam.
- Test suhu (panas dingin)
Baik, klien dapat membedakan air hangat dan air dingin.
- Test getaran
Klien dapat merasakan getaran.
- Graphestesia test
Klien dapat merasakan goresan tangan tanpa melihat.
- Test membedakan dua titik
Klien mampu menyebutkan daerah yang diberikan rangsangan sentuhan pada 2 titik lokasi pipi
kiri dan kanan.
- Topognosis test
Klien dapat membedakan bagian tubuh yang disentuh.
e. Refleks
- Refleks Biseps : Normal (++)
- Refleks Trisep : Normal (++)
- Refleks Brachioradialis : Normal (++)
- Refleks Patelar : Normal (++)
- Refleks Tendon Achiles : Normal (++)
- Refleks Plantar : Normal (++)
f. Refleks Patologis : Tidak ada

14. Pemeriksaan Status Mental


- Kondisi emosi
Stabil

- Orientasi
Klien mampu beriorientasi dengan pasien yang lain dilingkungan RS.
- Proses berfikir ( ingatan, keputusan, perhitungan, atensi )
Klien mengingat dan menyadari bahwa dia sedang sakit dan berada di RS.
- Motivasi (kemauan)
Klien yakin penyakitnya akan sembuh dengan mengikuti proses pengobatan.
- Persepsi
Klien yakin penyakitnya akan sembuh.
- Bahasa
Bahasa batak dan Indonesia.

3.1.9. Pola Kebiasaan Sehari- hari


Tabel 3.1 Daftar Pola Kebiasaan Sehari-hari
No Pola Sebelum sakit Ketika sakit
1 a. Makanan
- Diet
- Komposisi
- Frekuensi
- Makanan yang disukai
- Selera makan

- Makanan pantangan
b. Minum
- Jenis
- Jumlah per hari
- Minuman yang disukai
- Minuman pantangan
Makan biasa
Nasi, ikan, sayur
3 x 1 hari
Mie goreng
Baik

Air putih
7 gelas
Kopi
Tidak ada
MII (BBR)
Nasi, ikan, sayur
3 x 1 hari
Tidak ada
Kurang,makanan yang disajikan ½ porsi yang habis
-
Air putih
5-6 gelas
-
Minuman beralkohol
2 Tidur
- Kebiasaan tidur malam
- Kebiasaan tidur siang
- Kesulitan tidur
- Cara mengatasinya
2200Wib – 0600Wib
+ 1 jam
Tidak ada
Tidak ada
2400Wib – 0500Wib
2 jam
Ada, waktu sesak napas
Mengatur posisi senyaman mungkin, posisi semifowler, O2 terpasang.
3 a. Eliminasi BAK
- Frekuensi
- Jumlah
- Warna
- Bau
- Kelainan

b. Eliminasi BAB
- Frekuensi
- Jumlah
- Konsistensi
- Warna
- Bau
- Kelainan
- Lain- lain

c. Personal Hygiene
- Kebiasaan mandi
- Pemeliharaan Gigi dan Mulut
- Pemeliharaan rambut
- Pemeliharaan kuku
- Masalah dalam melaksanakan personal Hygiene
+ 3-5 kali/ hari
5000 cc/ hari
Kuning
Khas
Tidak ada

1-2 x/ hari
Tidak terhitung
Lembek
Kuning
Khas
Tidak ada
-

2 x sehari
2 x sehari

1 x 3 hari
1 x seminggu
Tidak ada

+ 3 kali/ hari
+ 4000 cc
Putih kekuning- kuningan
Amis dan bau obat
Tidak ada

1 x sehari
Tidak terhitung
Lembek
Kuning
Khas
Tidak ada
-

2 x sehari (dilap keluarga)


1 x sehari

1 x 3 hari
1 x seminggu
Tidak ada

3.1.10. Hasil Pemeriksaan Penunjang / Diagnostik


a. Pemeriksaan Diagnostik/ Penunjang Medis
1. Laboratorium : tanggal 02 Juni 2010
Table 3.2. Hasil Pemeriksaan Laboratorium
Hasil Normal
WBC 11,0 x 103/ Ul
HGB 11,6 g/ dl
RBC 3,71 x 106
HCT 33,8 %
PARACETAMOL 213 x 103/ UL 4000 – 10000 / mm3
12-18 gr %
4-5 juta/ mm3
35-45 %
250.000/ m3
2. Rontgen : tanggal 01 juni 2010
Dilakukan foto thoraks AP dengan hasil terlihat adanya penyimpangan struktur mediastinal yaitu
adanya akumulasi udara/ cairan pada pleura.
3. ECG : -
4. USG : -
5. Lain-lain : INF RL 20 gtt/ i, Diet MII/ BBR, Bed Rest, O2 : 2-3l/ menit (kalau perlu).
6. Penatalaksanaan dan Terapi :
Table 3.3. Daftar terapi obat-obatan
No Nama Obat Dosis Keterangan
1 Cefotaxime 1 gr/ 12 jam Antibiotik
Anti alergi
2 Frogesic/ tramadol 1 gr/ 8 jam/ drips Analgetik
3 Ranitidine 1 amp/ 12 jam Antihistamin/ tukak lambung
4 Novalgin 1 amp/ 8 jam Antipiretik analgetik.
5 Ketorolac 1 amp/ 12 jam Analgetik/ iritasi lambung
6 Ambroxol syrup 3 x 1 sdt Obat batuk
7 Paracetamol 3 x 1 sdt Antipiretik
Analgetik
8 Asam mefenamat 3 x 1 sdt Analgetik
9 Metronidazole 500 mg/ hari Antibiotik dan anti inflamasi.
3.1. Analisa Data
Table 3.4. Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
1

DS : Klien mengatakan sulit bernapas.


DO : - Klien tampak sesak.
- Frekuensi pernapasan 28 x/i, terpasang O2 (2-3 l/i)
- Fremitus melemah di lapang paru kanan dan kiri
- Terdapat bunyi tambahan ronchi basah sebelah paru kanan.
- Pada foto thoraks terlihat adanya penyimpangan struktur mediastinal yaitu adanya akumulasi
udara/ cairan pada pleura.
- Terpasang WSD Trauma dada
Tidak efektifnya pola pernapasan.

2 DS : Klien mengatakan nyeri dada sebelah kanan; tidak bisa tidur (+)
DO : Klien tampak meringis kesakitan, skala nyeri (7-10),
Klien melemah dan gelisah terpasang WSD sela iga ke-5. Trauma thoraks Gangguan rasa
nyaman nyeri.

3 DS : Klien mengatakan nyeri pada pemasangan WSD.


DO : - Adanya luka pemasangan WSD.
- Adanya tanda infeksi seperti ; rubor/ nyeri (+),dolor/ kemerahan (+) Pemasa-ngan WSD Resiko
tinggi terjadi infeksi.
4 DS : Klien mengatakan tidak mampu beraktivitas.
DO : - Klien tampak lemah dan terpasang WSD di daerah thoraks sela iga 5.
- Aktivitas dibantu keluarga dan perawat.
- Kekuatan otot bernilai 2. Nyeri pemasa-ngan WSD Intoleransi aktivitas

3.2. Diagnosa Keperawatan


1. Tidak efektifnya pola pernapasan berhubungan dengan trauma dada, luka ruang pleura volume
ruang pleura meningkat dan distras pernapasan ditandai dengan klien mengatakan sulit bernapas,
tampak sesak, frekuensi pernapasan 28 x/i terpasang O2 (2-3 l/i).
2. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan trauma thoraks ditandai dengan klien
mengatakan nyeri dada sebelah kanan, tidak bisa tidur tampak meringis kesakitan, dengan skala
nyeri 7-10, keadaan umum lemah dan gelisah serta terpasang WSD di iga ke-5.
3. Resiko tinggi terjadinya infeksi ditandai dengan adanya luka pemasangan WSD tampak tanda-
tanda infeksi, seperti : rubor/ nyeri dan dolor/ kemerahan.
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan nyeri pemasangan WSD ditandai dengan klien tidak
mampu beraktivitas, klien tampak lemah dan terpasang WSD di daerah thoraks iga ke-5 serta
aktivitas dibantu keluarga dan perawat, kekuatan otot bernilai 2.
3.3. Asuhan Keperawatan
Nama : Tn. T.H Ruangan : CFR
Umur : 36 tahun Hari/Tanggal : Kamis, 03 Juni 2010
Diagnosa Medis : Pneumotoraks
Tabel 3.5. Asuhan Keperawatan
No. Diagnosa Keperawatan Tujuan Rencana Asuhan Keperawatan Implementasi Evaluasi Paraf
Intervensi Rasional
1 Tidak efektifnya pola pernapasan berhubungan dengan trauma dada, ditandai dengan klien
mengatakan sulit bernapas, tampak sesak, frekuensi pernapasan 28 x/i terpasang O2 (2-3 l/i)
Bersihan jalan napas kembali efektif.

Kriteria hasil :
Sesak napas berkurang frekuensi napas 16-18x/m

- Kaji fungsi pernapasan seperti bunyi napas kecepatan dan kedalaman.

- Tinggikan kepala 30-450

- Ajarkan dan berikan dorongan penggunaan tehnik pernapasan diafragmatik dan batuk efektif.

- Berikan oksigen tambahan melalui nasal sesuai indikasi.

- Berikan obat sesuai indikasi (ambroxol syrup 3 x1 hari)

- Pantau hasil WSD/ pipa khusus steril yang dimasukkan kedalam rongga pleura.
- Penurunan bunyi napas dapat menunjukkan atelektasis.

- Memudahkan kerja pernapasan dan ekspansi paru.

- Tehnik ini akan membantu memperbaiki ventilasi dan untuk menghasilkan sekresi tanpa
menyebabkan sesak napas dan keletihan.

- Memaksimalkan sediaan oksigen khususnya bila ventilasi menurun, depresi anestesi dan nyeri.

- Batuk yang melelahkan perlu ditahan untuk menghemat energi.

- Untuk mengetahui tekanan rongga pleura apakah masih tetap positif atau negatif, jika (+)
lakukan pengisapan udara secara aktif dan apabila paru sudah mengembang penuh dan tekanan
pleura sudah tidak ada sebelum dicabut lakukan uji coba menjepit pipa selama 24 Pukul. Pukul
09.30 Wib
- Mengkaji fungsi pernapa-san dengan irama napas : ireguler dengan RR : 28 x/i.

Pukul 10.30 Wib


- Meninggikan kepala klien dengan mengatur posisi tempat tidur 30-450

Pukul 11.00 Wib


- Mengajarkan klien latihan napas dan batuk efektif.

Pukul 11.00 Wib


- Memberikan oksigen tambahan melalui nasal kanul sebanyak 2-3l/i

Pukul 13.00 Wib


- Memberikan ambroxol syrup 3 x 1 cth.

Pukul 13.30 Wib


- 120 cc.Memantau hasil WSD dengan hasil Pukul 14.00 Wib
S : Pasien mengatakan masih sesak dan sulit bernapas.
O : Pasien tampak sesak napas, masih batuk tetapi tidak berdahak. Irama pernapasan irreguler,
frekuensi napas 28 x/i.

A: Masalah belum teratasi

P: Intervensi Dilanjutkan

2 Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan trauma thoraks ditandai dengan klien
mengatakan nyeri dada sebelah kanan, tidak bisa tidur tampak meringis kesakitan, dengan skala
nyeri 7-10, keadaan umum lemah dan gelisah serta terpasang WSD disela iga ke-5 Melaporkan
nyeri hilang.

Kriteria hasil:
Tampak rileks, mampu tidur dan istirahat dengan tepat.
- Kaji nyeri, catat lokasi karakteristik, berat, skala dan laporkan perubahan nyeri dengan tepat.

- Pertahankan istirahat yang cukup.

- Beri latihan napas dalam.


- Ukur dan pantau TTV dan berikan posisi senyaman mungkin.

- Berikan analgetik sesuai indikasi.

- Berguna dalam pengawasan oleh obat perubahan pada karakteristik nyeri dengan tepat.

- Aktivitas berat dapat menyebabkan nyeri trauma meningkat.

- Fokus perhatian kembali meningkatkan relaksasi dan kemampuan koping.

- Untuk mengetahui perubahan yang terjadi/ keadaan umum klien dan klien dapat merasakan
kenyamanan sesuai dengan posisi yang diinginkan.

- Menghilangkan rasa nyeri. Pukul 09.00 WIB


- Mengkaji nyeri, catat skala intensitas nyeri (7-10) berat.

Pukul 10.00 WIB


- Memberikan istirahat dan menganjurkan untuk tidak melakukan aktivitas berat.

Pukul 11.30 WIB


- Melakukan dan mengajar latihan napas dalam.

Pukul 12.30 WIB


- Mengukur TTV klien.
TD : 110/ 70 mmHg
RR : 24 x/i
HR : 82 x/i
dan memberikan posisi yang nyaman.

Pukul 13.00 WIB


- Memberikan tramadol drips 8/jam.
- Memberikan asam mefenamat 3x1/hari. Pukul 15.00 WIB
S : Pasien mengatakan nyeri pada dada sebelah kanan.

O : Pasien tampak nyeri kesakitan (skala nyeri 7-10)


A : Masalah belum teratasi.

P : Intervensi dilanjutkan.

3 Resiko tinggi terjadinya infeksi ditandai dengan adanya luka pemasangan WSD tampak tanda-
tanda infeksi, seperti : tubor/ nyeri dan dolor/ kemerahan Klien bebas dari infeksi pada lokasi
insesi selama pemasangan WSD.
Kriteria hasil:
Bebas dari tanda-tanda infeksi, tidak ada nyeri dan kemerahan.
- Berikan pengertian dan pengetahuan perawatan WSD.

- Berikan perawatan luka dengan tehnik septic dan anti septic.

- Dorong untuk nutrisi yang optimal.

- Kaji tanda-tanda vital infeksi.

- Berikan antibiotik
- Perawatan mandiri seperti menjaga luka dari hal yang septic tercipta bila klien memiliki
pengertian yang optimal.

- Perawatan luka yang tidak benar akan menimbulkan pertumbuhan mikroorganisme.

- Untuk mempertahankan status nutrisi serta mendukungn sistem immune.

- Nyeri dan kemerahan menunjukkan indikasi infeksi.

- Mencegah atau membunuh mikroorganisme. Pukul 09.00 WIB


- Memberikan pengertian dan pengetahuan perawatan WSD.

Pukul 10.00 WIB


- Memberikan perawatan luka dengan tehnik septic dan antiseptik.

Pukul 12.00 WIB


- Mendorong untuk pemberian nutrisi yang optimal.

Pukul 12.30 WIB


- Mengkaji tanda-tanda infeksi.
Pukul 13.00 WIB
- Memberikan injeksi anti biotik sep :
- Cefotaxime 3 amp/ 8 jam.
- Metrodina zole 8/ jam. Pukul 16.00 WIB
S : Klien mengatakan adanya nyeri.

O : Tampak adanya nyeri dan kemerahan pada lokasi pemasangan WSD.

A : Masalah belum teratasi.

P : Intervensi dilanjutkan.

4 Intoleransi aktivitas berhubungan dengan nyeri pemasangan WSD ditandai dengan klien tidak
mampu beraktivitas, klien tampak lemah dan terpasang WSD di daerah thoraks iga ke-5 serta
aktivitas dibantu keluarga dan perawat Klien mampu melakukan peningkatan toleransi aktivitas.

Kriteria hasil:
Klien mampu melakukan aktivitas sehari-hari.
- Tingkatkan tirah baring/ duduk, berikan lingkungan yang tenang batasi pengunjung sesuai
keperluan.

- Tingkatkan aktivitas sesuai toleransi untuk melakukan rentang gerak aktif dan rentang gerak
pasif.

- Kaji Rom pada ekstremitas atas tampak insersi WSD.

- Berikan tindakan distraksi dan relaksasi.

- Anjurkan keluarga untuk membantu pasien memenuhi kebutuhan.


- Meningkatkan tirah baring/ dan ketenangan.

- Tirah baring lama dapat menurunkan kemampuan, ini dapat terjadi karena keterbatasan
aktivitas yang mengganggu periode istirahat.

- Mengetahui tanda awal terjadinya kontraktur sehingga dapat dibatasi.

- Distraksi dan relaksasi berfungsi memberikan kenyamanan untuk beraktivitas sehari-hari.

- Membantu mengurangi rasa nyeri. Pukul 10.00 WIB


- Meningkatkan tirah baring/ duduk dan membatasi pengunjung
Pukul 10.30 WIB
- Meningkatkan aktivitas sesuai toleransi untuk melakukan rentang gerak aktif dan pasif.

Pukul 11.00 WIB


- Mengkaji Rom pada ekstremitas atas tampak insersi WSD.

Pukul 13.00 WIB


- Memberikan tindakan distraksi dan relaksasi.

Pukul 14.00 WIB


- Menganjurkan keluarga membantu klien. Pukul 16.00 WIB
S : Klien mengatakan tidak mampu melakukan aktivitas.

O : Klien dibantu oleh keluarga dan perawat.

A : Masalah belum teratasi.

P : Intervensi dilanjutkan.

3.4. Catatan Perkembangan


Nama Klien : Tn. T.H Ruangan : CFR
Umur : 36 Tahun Diagnosa Medis : Pneumotoraks

Tabel 3.6. Catatan Perkembangan Hari ke- 2


Hari
Tanggal Dx
Kepera-watan Implementasi Evaluasi Paraf
Jumat, 04 Juni 2010 Dx1 Pukul 09.00 Wib
- Melakukan pengkajian terhadap irama pernapasan.
Pukul 10.00 Wib
- Meninggikan kepala klien dengan mengatur posisi tempat tidur 30-400 dan mengatur posisi
klien.
Pukul 11.30 Wib
- Mengajarkan klien latihan napas dan batuk efektif.
Pukul 12.30 Wib
- Memberikan oksigen tambahan melalui nasal sesuai indikasi.
Pukul 12.30 Wib
- Memberikan obat sesuai dengan indikasi ambroxol syrup 3 x 1 cth.
Pukul 13.30 Wib
- Memantau hasil WSD/ pipa khusus steril yang dimasukkan kedalam pleura, hasil 100 cc. Pukul
14.00 Wib
S : Klien mengatakan masih sesak di daerah dada dan sulit untuk bernapas.
O : Pasien tampak sesak napas, Irama pernapasan irreguler, frekuensi napas 28x/i.

A: Masalah belum teratasi

P: Intervensi keperawatan dilanjutkan

Jumat,
04 Juni 2010 Dx2 Pukul 10.00 WIB
- Melakukan pengkajian terhadap rasa nyeri, skala nyeri 7 (berat)
Pukul 12.30 WIB
- 7-8 Pukul/ hari.Menganjurkan klien untuk istirahat
Pukul 13.00 WIB
- Melatih klien melakukan tehnik relaksasi dengan menarik napas.
Pukul 13.30 WIB
- Mengukur TTV klien.
TD : 110/ 70 mmHg
RR : 24 x/i
Pols : 82 x/i
Temp : 37,80C.
Pukul 13.30 WIB
- Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi seperti :
1. Memberikan obat analgetik : inj. Ketorolac dengan dosis 1 amp/ 8 jam.
2. Memberikan obat antipiretik berupa Paracetamol 500 mg paroral. Pukul 16.00 WIB
S : Klien mengatakan nyeri pada dada sebelah kanan.

O : Wajah Klien tampak meringis kesakitan skala nyeri 7 (berat)


TTV :
TD = 110/ 70 mmHg, Pols : 82 x/i,
RR : 24 x/i,
Temp : 37,80C

A : Masalah belum teratasi.

P : Intervensi keperawatan dilanjutkan.


Jumat,
04 Juni 2010 Dx3 Pukul 10.00 WIB
- Memberikan pengertian dan pengetahuan perawatan WSD.
Pukul 11.00 WIB
- Memberikan perawatan luka pada daerah pemasangan WSD dengan cara membersihkan luka
bekas operasi dengan gas steril dan pinset steril.
Pukul 12.00 WIB
- Memberikan nutrisi yang optimal seperti diet BBR TKTP.
Pukul 13.00 WIB
- Mengobservasi tanda infeksi disekitar pemasangan WSD seperti tubor, dolor, kalor, tumor dan
perubahan fungsi.
Pukul 13.30 WIB
- Memberikan antibiotik :
- Inj. Cefotaxime 1 amp/ 8 jam.
- Metronidazole 500 mg/hari Pukul 17.30 WIB
S : Klien mengatakan nyeri (+)

O : tampak adanya tanda infeksi seperti kemerahan dan nyeri.

A : Masalah belum teratasi

P : Intervensi keperawatan dilanjutkan.


Jumat, 04 Juni 2010 Dx 4 Pukul 14.00 WIB
- Meningkatkan tirah baring/ duduk dan membatasi pengunjung supaya klien dapat beristirahat
dengan tenang.
Pukul 15.00 WIB
- Mengkaji kemampuan klien dalam melakukan aktivitas ringan seperti pemenuhan kebutuhan
nutrisi dan kebutuhan personal hygiene.
Pukul 18.30 WIB
- Mengkaji rentang gerak pada ekstremitas atas dan bawah aktif dan pasif.
Pukul 19.00 WIB
- Memberikan tindakan distraksi dan relaksasi.
- Menganjurkan kepada klien untuk meminta bantuan pada keluarga maupun perawat dalam
memenuhi kebutuhan. Pukul 20.00 WIB
S : Klien mengatakan sulit bernapas.

O : Klien tampak lemah dan melakukan aktivitas dibantu oleh keluarga dan perawat.
A : Masalah belum teratasi.
P : Intervensi keperawatan dilanjutkan.

Nama Klien : Tn. T.H Ruangan : CFR


Umur : 36 Tahun Diagnosa Medis : Pneumotoraks

Tabel 3.7. Catatan Perkembangan Hari ke- 3


Hari
Tanggal Dx
Kepera-watan Implementasi Evaluasi Paraf
Sabtu,
05 Juni 2010 Dx1 Pukul 09.00 Wib
- Melakukan pengkajian terhadap irama pernapasan (ireguler) dan frekuensi pernapasan 24x/i.
Pukul 10.00 Wib
- Mengatur posisi semifowler dengan meninggikan kepala 30-450.
Pukul 12.30 Wib
- Menganjurkan klien untuk napas dan batuk efektif.
Pukul 13.00 Wib
- Memberikan oksigen tambahan 2-3l.
Pukul 13.00 Wib
- Memberikan obat batuk ambroxol syrup 3 x 1 cth.
Pukul 14.00 Wib
- Memantau hasil WSD yang dimasukkan kedalam rongga pleura, dengan jumlah 20 cc. Pukul
14.30 WIB
S : Klien mengatakan masih sesak di daerah dada dan sulit untuk bernapas.

O : Pasien tampak sesak napas, Irama pernapasan irreguler, frekuensi napas 24x/i.

A: Masalah teratasi sebagian.

P: Intervensi keperawatan dilanjutkan

Sabtu,
05 Juni 2010 Dx2 Pukul 10.00 WIB
- Mengkaji skala nyeri sedang (6)
Pukul 12.00 WIB
- Mempertahankan istirahat yang cukup.
- Melakukan latihan napas dalam dan menganjurkan klien melakukan teknik relaksasi dengan
menarik napas dalam melalui hidung dan dikeluarkan secara perlahan melalui mulut.
Pukul 13.00 WIB
- Mengobservasi TTV
TD : 110 / 70 mmHg
HR : 82 x/i
RR : 24 x/i
Temp : 37,40C
- Mengatur posisi semi fowler.
Pukul 13.30 WIB
- Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi seperti analgetik
1. Inj Tramadol.
2. Asam mefenamat 3x1cth. Pukul 15.30 WIB
S : Klien mengatakan nyeri pada dada sebelah kanan berkurang.

O : Wajah Klien tampak meringis kesakitan skala nyeri sedang (6)


TTV :
TD = 110/ 70 mmHg, Pols : 82 x/i,
RR : 24 x/i,
Temp : 37,40C

A : Masalah teratasi sebagian.


P : Intervensi keperawatan dilanjutkan.
Sabtu,
05 Juni 2010 Dx3 Pukul 10.00 WIB
- Memberikan perawatan luka pada daerah pemasangan WSD dengan cara :
1. Bersihkan luka operasi dengan larutan NaCl 0,9%.
2. Bersihkan luka dengan memakai pingset dan bersihkan area pemasangan WSD.
3. Keringkan dengan khas steril yang kering.
4. Oleskan isodine/ betadine di area luka.
5. Perban atau tutup luka dengan gaas steril dan pasang plester gunanya agar kuman tidak masuk
ke daerah luka.
Pukul 12.30 WIB
- Memberikan nutrisi yang optimal dengan pemberian diet BBR TKTP.
Pukul 13.30 WIB
- Mengobservasi tanda-tanda infeksi disekitar pemasangan WSD.
Pukul 14.00 WIB
- Kolaborasi dengan dokter dalam memberikan terapi seperti pemberian :
- Inj. Cefotaxime 1gr/ 12 jam.
-. Inf. Metronidazole 500 mg. Pukul 16.00 WIB
S : Klien mengatakan nyeri pada lokasi insersi pemasangan WSD.

O : Tampak kemerahan pada lokasi insersi pemasangan WSD.

A : Masalah belum teratasi

P : Intervensi keperawatan dilanjutkan.


Sabtu,
05 Juni 2010 Dx 4 Pukul 15.00 WIB
- Menganjurkan klien untuk meningkatkan tirah baring/ duduk ditempat tidur.
Pukul. 17.30 WIB
- Melatih pasien/ klien dalam melakukan aktivitas ringan secara bertahap, misalnya : makan
sendiri, menyisir rambut, mengatur posisi nyaman.
- Mengkaji Rom pada ekstremitas atas tempat insersi WSD.
- Memberikan tindakan distraksi dan relaksasi.
Pukul. 19.30 WIB
- Menganjurkan klien untuk meminta bantuan pada keluarga ataupun perawat memenuhi
kebutuhan sehari-hari seperti : mengganti pakaian. Pukul 20.00 WIB
S : Klien mengatakan masih nyeri pada bergerak.

O : Pasien masih bedrest, aktivitas sehari-hari dibantu oleh keluarga dan perawat.

A : Masalah keperawatan belum teratasi.

P : Intervensi keperawatan dilanjutkan.

Nama Klien : Tn. T.H Ruangan : CFR


Umur : 36 Tahun Diagnosa Medis : Pneumotoraks

Tabel 3.8. Catatan Perkembangan Hari ke- 4


Hari
Tanggal Dx
Kepera-watan Implementasi Evaluasi Paraf
Minggu,
06 Juni 2010 Dx1 Pukul 10.00 Wib
- Mengkaji irama pernapasan, frekuensi pernapasan 22 x/i.
- Meninggikan tempat tidur pasien 30-400 dan mengatur posisi klien dengan semi fowler.
Pukul 11.00 Wib
- Mengajarkan dan menganjurkan klien napas dalam dan batuk efektif.
Pukul 14.00 Wib
- Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi :
1. Pemberian O2 tambahan 2-3 l/i.
2. Pemberian obat batuk ambroxol syrup 3 x 1 cth.
Pukul 14.30 Wib
- Memantau hasil WSD/ Pipa khusus steril pengeluaran cairan (-)
Pukul 15.30 WIB
S : Klien mengatakan masih sesak di daerah dada dan sulit untuk bernapas.
O : Pasien tampak sesak napas, Irama pernapasan irreguler, frekuensi napas 22x/i.
A: Masalah belum teratasi.
P: Intervensi keperawatan dilanjutkan
- Lakukan uji coba dengan menjepit pipa selama 24 jam.
Rasional : untuk mengetahui dan melihat apakah masih ada cairan drain jika tidak ada paru
sudah mengembang dan tekanan pleura (-) sehingga drain dapat dicabut.
Minggu,
06 Juni 2010 Dx2 Pukul 16.00 WIB
- Mengkaji skala nyeri sedang (6)
Pukul 16.30 WIB
- Mempertahankan istirahat yang cukup.

Pukul 17.00 WIB


- Melakukan latihan napas dalam dan menganjurkan klien melakukan teknik relaksasi dengan
menarik napas dalam.
Pukul 18.30 WIB
- Mengobservasi tanda-tanda vital.
TD : 110 / 70 mmHg
HR : 84 x/i
RR : 22 x/i
Temp : 38,30C
- Mengatur posisi semi fowler.
Pukul 18.30 WIB
- Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi seperti
1. analgetik, Inj Tramadol dan dosisi 1 amp/ 8 Jam.
2. Antipiratik : Paracetamol 500 mg peroral. Pukul 19.00 WIB
S : Klien mengatakan nyeri pada dada berkurang.

O : Wajah Klien tampak meringis kesakitan dengan skala nyeri sedang (6)
Tanda-tanda vital :
TD = 110/ 70 mmHg, Pols : 82 x/i,
RR : 22 x/i,
Temp : 37,80C

A : Masalah teratasi sebagian.


P : Intervensi keperawatan dilanjutkan.
Minggu,
06 Juni 2010 Dx3 Pukul 16.00 WIB
- Memberikan perawatan luka pada daerah pemasangan WSD dengan cara :
Pukul 18.00 WIB
- Memberikan nutrisi yang optimal dengan pemberian diet BBR TKTP.
Pukul 18.30 WIB
- Mengobservasi tanda-tanda infeksi disekitar pemasangan WSD.
Pukul 18.30 WIB
- Kolaborasi dengan dokter dalam memberikan terapi seperti pemberian :
1. Inj. Cefotaxime 1gr/ 12 Pukul.
2. Inf. Metronidazole 500 mg. Pukul 19.30 WIB
S : Klien mengatakan nyeri berkurang.

O : Kemerahan berkurang pada lokasi insersi pemasangan WSD.

A : Masalah teratasi sebagian.

P : Intervensi keperawatan dilanjutkan.


Minggu,
06 Juni 2010 Dx 4 Pukul 14.00 WIB
- Meningkatkan tirah baring/ duduk dan membatasi pengunjung supaya klien dapat beristirahat
dengan tenang.
Pukul. 16.00 WIB
- Mengkaji kemampuan klien dalam melakukan aktivitas ringan sep: pemenuhan nutrisi (makan
sendiri), menyisir rambut.
- Mengkaji Rom pada ekstremitas atas tempat insersi WSD.
- Memberikan latihan distraksi dan relaksasi.
Pukul. 18.00 WIB
- Meminta bantuan perawat dan keluarga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti :
mengganti pakaian. Pukul 20.00 WIB
S : Klien mengatakan nyeri berkurang bila bergerak.

O : Klien tampak melakukan aktivitas ringan seperti menyisir rambut.


A : Masalah keperawatan sebagian teratasi.

P : Intervensi dilanjutkan.

Nama Klien : Tn. T.H Ruangan : CFR


Umur : 36 Tahun Diagnosa Medis : Pneumotoraks

Tabel 3.9. Catatan Perkembangan Hari ke- 5


Hari
Tanggal Dx
Kepera-watan Implementasi Evaluasi Paraf
Senin,
07 Juni 2010 Dx1 Pukul 10.00 Wib
- Mengkaji irama pernapasan klien reguler dengan frekuensi pernapasan 20 x/i.
Pukul 11.00 Wib
- Menganjurkan klien batuk efektif.
Pukul 14.00 Wib
- Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi obat batuk ambroxol syrup 3 x 1 hari. .
Pukul 14.30 Wib
- WSD off. Pukul 18.00 WIB
S : Klien mengatakan sesak tidak ada.

O : Irama pernapasan reguler dan frekuensi pernapasan 20 x/i.

A: Masalah teratasi.

P: Intervensi keperawatan dihentikan


Senin,
07 Juni 2010 Dx2 Pukul 15.00 WIB
- Mengkaji skala nyeri sedang (6)
Pukul 15.30 WIB
- Mempertahankan istirahat yang cukup.
Pukul 17.00 WIB
- Anjurkan tehnik relaksasi dengan menarik napas dalam.
Pukul 18.00 WIB
- Observasi tanda-tanda vital
TD : 110 / 70 mmHg
HR : 82 x/i
RR : 20 x/i
Temp : 37,60C
- Kolaborasi dokter dalam pemberian terapi seperti analgetik dan antipiretik. Pukul 19.00 WIB
S : Klien mengatakan nyeri pada dada masih ada/berkurang.
O : Wajah Klien mulai tenang dan gelisah menurun
dengan skala nyeri sedang (6)
Tanda-tanda vital :
TD = 110/ 70 mmHg, Pols : 82 x/i,
RR : 20 x/i,
Temp : 36,80C
A : Masalah teratasi sebagian.
P : Intervensi dilanjutkan.
Senin,
07 Juni 2010 Dx3 Pukul 15.30 WIB
- Memberikan perawatan luka pada daerah pemasangan WSD
Pukul 17.30 WIB
- Memberikan nutrisi yang optimal dengan pemberian diet BBR TKTP.
Pukul 18.00 WIB
- Mengobservasi tanda-tanda infeksi disekitar pemasangan WSD.
Pukul 18.30 WIB
- Kolaborasi dengan dokter dalam memberikan terapi seperti pemberian terapi inj Cefotaxime
1gr/ 12 Jam. Inf Metronidazole 500 mg. Pukul 19.3 0 WIB
S : Klien mengatakan nyeri berkurang.

O : Tidak tampak adanya tanda-tanda infeksi sep : kemerahan di daerah pemasangan WSD.

A : Masalah teratasi

P : Intervensi keperawatan dihentikan.


Senin,
07 Juni 2010 Dx 4 Pukul 14.00 WIB
- Meningkatkan tirah baring dan membatasi pengunjung supaya klien dapat beristirahat dengan
tenang.
Pukul. 17.00 WIB
- Mengkaji kemampuan klien untuk melakukan aktivitas ringan seperti : berpakaian, makan
sendiri, menyisir rambut.
Pukul. 17.30 WIB
- Menganjurkan kepada klien untuk meminta bantuan, apabila sudah mulai lelah atau timbul
nyeri. Pukul 19.30 WIB
S : Klien mengatakan masih nyeri sudah berkurang saat melakukan pergerakan.
O : Klien tampak melakukan aktivitas ringan seperti : berpakaian, menyisir rambut, makan
sendiri.
A : Masalah keperawatan belum teratasi sebagian.
P : Intervensi dilanjutkan.

BAB 4
PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis akan membahas kasus tentang “Asuhan Keperawatan pada Tn.TH dengan
Gangguan Sistem Pernapasan : Pneumotoraks di Zaal CFR, Kamar II Rumah Sakit HKBP
Balige”. Adapun aspek pembahasan yang penulis uraikan sesuai dengan proses keperawatan
yang meliputi : pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi
sebagai berikut :

4.1. Pengkajian
Tahap pengkajian keperawatan dalam proses keperawatan merupakan langkah awal yang
dilaksanakan penulis terhadap pasien dengan gangguan sistem pernapasan ; ‘Pneumotoraks”
yang dilakukan mulai tanggal 03 Juni 2010 sampai dengan tanggal 07 juni 2010 di Rumah Sakit
HKBP Balige.
Dalam hal ini penulis mengumpulkan data-data langsung dari pasien, keluarga dan bekerjasama
dengan tim kesehatan lainnya yang ada di ruangan, khususnya ruangan zaal CFR Rumah Sakit
HKBP Balige. Dalam pengumpulan data penulis tidak menemukan kesulitan atau hambatan. Hal
ini karena pasien dan keluarga dapat menerima kehadiran penulis dan bersifat terbuka serta
kooperatif. Disamping itu adanya kerjasama yang baik dari pihak-pihak terkait.
Pada pengkajian diteoritis dan kasus terdapat adanya kesenjangan. Adapun kesenjanngan yang
terdapat antara tinjauan teoritis dengan tinjauan kasus antara lain :
1. Integritas ego, secara teori ditemukan adanya : stressor, masalah finansial, gelisah, ketakutan.
Data-data ini tidak ditemukan pada
tinjauan kasus karena emosi pasien stabil, dapat memenuhi kebutuhan rumah, hubungan keluarga
harmonis, pasien percaya bahwa penyakitnya akan sembuh.
2. Makanan/ cairan, secara teoritis ditemukan adanya : mual dan muntah, kulit kering dengan
turgor buruk, malnutrisi. Data-data ini tidak ditemukan pada tinjauan kasus karena nafsu makan
pasien normal, mual dan muntah tidak ada,malnutrisi tidak ada,turgor kulit baik
3. Neurosensori, secara teoritis ditemukan adanya : sakit kepala, perubahan mental (bingung,
somnolent). Data-data ini tidak ditemukan pada tinjauan kasus karena pasien tidak mengalami
sakit kepala dan perubahan mental (bingung, somnolent).

4.2. Diagnosa Keperawatan


Pada tahap diagnosa keperawatan penulis menemukan kesenjangan antara teori dengan kasus.
Pada teori menurut Doenges W. Marilynn ada 4 diagnosa yang dijumpai, yaitu :
1. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan ekspansi paru dalam paru/ akumulasi cairan /
udara ditandai dengan dispnoe dan takipnoe.
2. Resiko tinggi terhadap trauma/ pengobatan napas berhubungan dengan alat dari luar (sistem
drainase dada), proses cidera.
3. Nyeri berhubungan dengan batuk menetap, adanya selang dada ditandai dengan nyeri dada,
gelisah, keadaan umum lemah.
4. Kurang pengetahuan mengenai kondisi aturan pengobatan berhubungan dengan kurang
terpajangnya informasi ditandai dengan meminta informasi.
Sedangkan diagnosa keperawatan yang terdapat pada kasus yang dijumpai :
1. Tidak efektifnya pola pernapasan berhubungan dengan trauma dada ditandai dengan klien
mengatakan sulit bernapas, tampak sesak, frekuensi pernapasan 28 x/i terpasang O2 (2-3 l/i)
2. Gangguan rasa aman nyeri berhubungan dengan trauma thoraks/ kebocoran/ udara masuk
kedalam ruang pleura terpasang WSD ditandai dengan klien mengatakan nyeri dada sebelah kiri,
tidak bisa tidur, meringis kesakitan dengan skala nyeri 7-10, klien lemah dan gelisah.
3. Resiko tinggi terjadinya infeksi berhubungan dengan adanya luka pemasangan WSD ditandai
dengan adanya tanda infeksi kemerahan, nyeri pemasangan WSD.
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan pemasangan WSD ditandai dengan klien
mengatakan tidak mampu beraktivitas, klien tampak lemah dan terpasang WSD di daerah
thoraks sela iga ke5, aktivitas dibantu keluarga dan perawat.
Adapun diagnosa secara teoritis tetapi tidak dijumpai dalam kasus, yaitu:
1. Resiko tinggi terhadap trauma/ penghentian dalam kasus, yaitu (resiko drainase dada), proses
cidera. Diagnosa ini tidak muncul dalam kasus karena sistem drainase dada yang digunakan
dalam posisi yang baik sesuai dengan tehnik bedah yang telah dilakukkan dokter bedah.

2. Kurang pengetahuan mengenai kondisi, aturan pengobatan berhubungan dengan kurang


terpajangnya informasi ditandai dengan meminta informasi. Diagnosa ini tidak muncul dalam
kasus karena klien sudah mengetahui kondisi penyakitnya dan aturan pengobatan atau terapi.

Diagnosa keperawatan yang terdapat pada kasus tetapi tidak dijumpai pada teoritis, yaitu :
1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan pemasangan WSD ditandai dengan klien
mengatakan tidak mampu beraktivitas, klien tampak lemah dan terpasang WSD di daerah
thoraks sela iga 5, aktivitas dibantu keluarga dan perawat.
2. Resiko tinggi terjadi infeksi berhubungan dengan pemasangan WSD ditandai dengan adanya
tanda infeksi kemerahan, nyeri pemasangan WSD.
Hal ini penulis angkat sebagai diagnosa keperawatan karena pasien tidak mampu melakukan
aktivitas sehari-hari secara mandiri dan dalam perawatan diri dibantu oleh keluarga. Resiko
tinggi terjadinya infeksi karena adanya luka pemasangan WSD dan tampak adanya tanda infeksi
nyeri dan kemerahan.

4.3. Perencanaan/ Intervensi


Penulis membuat perencanaan dimulai dari penentuan prioritas masalah menurut kebutuhan
dasar A. Marlon, merumuskan tujuan dan membuat rencana tindakan keperawatan.
Pada tahap ini penulis merencanakan tindakan keperawatan berdasarkan teori yang disesuaikan
dengan keadaan pasien serta fasilitas yang ada di RS HKBP Balige. Penulis, pasien dan keluarga
bersama-sama membuat perencanaan kemudian mendokumentasikan perencanaan yang telah
dibuat pada catatan keperawatan.

4.4. Pelaksanaan/ Implementasi


Pada tahap pelaksanaan penulis melakukan tindakan keperawatan sesuai perencanaan dan
prosedur yang ada di RS HKBP Balige. Pada tahap pelaksanaan penulis melibatkan berbagai
pihak yaitu : pasien, keluarga dan perawat ruangan serta tim kesehatan lainnya.
Bila ada belum dipahami penulis berkonsultasi dengan perawat ruangan dan tim kesehatan
lainnya. Untuk setiap tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan dan hasil dari tindakan
selalu dicatat dalam catatan perkembangan pasien. Dalam melakukan tindakan, penulis
mengadakan pendekatan komunikasi teraupetik dengan jalan mendengarkan keluhan pasien
secara aktif sehingga pasien dapat mengungkapkan perasaan dan kecemasan yang dialaminya.
Penulis mengadakan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi.
4.5. Evaluasi
Untuk mengevaluasi asuhan keperawatan yang telah dilaksanakan mulai dari tanggal 03 sampai
07 juni 2010. Penulis menggunakan dua macam evaluasi yaitu: evaluasi proses dan evaluasi
akhir. Evaluasi proses diperoleh pada saat selesai memberikan tindakan keperawatan, sedangkan
evaluasi akhir diperoleh dengan tujuan yang ditetapkan pada perencanaan tindakan masing-
masing, diagnosa keperawatan yang telah didokumentasikan pada catatan perkembangan.
Adapun masalah yang sudah teratasi :
1. Tidak efektifnya pola pernapasan berhubungan dengan trauma dada, masalah teratasi pada
tanggal 07 juni 2010 dengan hasil evaluasi : sesak tidak ada, pasien tampak tenang, batuk tidak
berdahak, irama pernapasan reguler dengan frekuensi pernapasan 20x/i.
2. Resiko tinggi terjadinya infeksi berhubungan dengan adanya pemasangan WSD. Maslaah
teratasi pada tanggl 07 juni 2010 dengan hasil evaluasi, nyeri tidak ada, tidak tampak adanya
tanda infeksi seperti kemerahan didaerah insersi pemasangan WSD.
Sedangkan masalah yang belum teratasi adalah :
1. Gangguan rasa aman nyeri berhubungan dengan thoraks/ kebocoran/ cidera cairan masuk
kedalam ruang pleura. Masalah belum teratasi pada tanggal 06 juni 2010.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan pemasangan WSD. Masalah belum teratasi pada
tanggal 06 juni 2010.
Hal ini terjadi akibat keterbatasan waktu penulis, sehingga penulis tidak dapat menindaklanjuti
hasil daripada tindakan keperawatan yang telah diberikan.

BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

Setelah melaksanakan Asuhan Keperawatan pada Tn. T.H dengan gangguan sistem pernapasan
“Pneumotoraks” di ruang CFR Rumah Sakit HKBP Balige dari tanggal 03 Juni sampai dengan
07 Juni 2010, maka penulis membuat kesimpulan dan saran sesuai dengan proses keperawatan
yang penulis lakukan, adapun kesimpulan dan saran dari penyusunan karya tulis ilmiah ini
adalah :
5.1. Kesimpulan
- Pada tahap pengkajian, penulis tidak mendapat kesulitan untuk mengumpulkan data pasien,
dimana pasien dan keluarganya bekerjasama untuk memperoleh data yang diperlukan.
- Pada tahap perumusan diagnosa keperawatan yang dilakukan penulis adalah berdasarkan
prioritas masalah yang ditemukan pada pasien. Adapun diagnosa keperawatan yang ditemukan
pada klien Tn. T.H yaitu tidak efektif pola pernapasan, gangguan rasa aman nyeri, resiko tinggi
terjadi infeksi, intoleransi aktivitas.
- Pada tahap perencanaan keperawatan, penulis memfokuskan sesuai dengan masalah dan
keadaan pasien secara holistik, dengan adanya kerjasama antara perawat, klien dan keluarga.
- Pada tahap pelaksanaan keperawatan, keberhasilan asuhan keperawatan dapat mendukung
proses penyembuhan pasien dengan kolaborasi tim kesehatan lainnya.
- Pada tahap evaluasi tidak semua hasil yang diharapkan dapat teratasi oleh karena keterbatasan
waktu penulis.

5.2. Saran
a. Kepada Perawat
1. Diharapkan perawat dapat mempertahankan asuhan keperawatan yang berkualitas disemua
aspek dalam memberikan perawatan pada pasien secara komprehensif untuk mencapai tujuan
yang optimal.
2. Dalam menerapkan aspek diharapkan perawat untuk menjalin hubungan kerjasama yang baik
antara sesama perawat, dokter, tim kesehatan dan juga keluarga serta dengan klien sendiri guna
mempermudah keberhasilan perawatan.
b. Kepada Klien
1. Disarankan kepada pasien agar minum obat secara teratur, tidak merokok dan istirahat yang
cukup untuk mempercepat penyembuhan.
2. Diharapkan pasien agar mengkonsumsi makanan yang mengandung diet tinggi kalori, tinggi
protein serta susu, telur, roti.
3. Dukungan keluarga sangat penting untuk keberhasilan pengobatan selalu mengingatkan pasien
untuk berobat secara teratur.
4. Diharapkan pada pasien untuk selalu kontrol ulang ketempat pelayanan kesehatan terdekat
mengenai kondisi penyakit sesuai instruksi dokter.
c. Kepada Institusi Pendidikan Akper HKBP Balige
Supaya terus meningkatkan kualitas dan kuantitas pada mahasiswa dalam pembekalan,
pengetahuan dan keterampilan terutama dalam pemberian askep kepada klien dengan gangguan
pernapasan “Pneumotoraks”.

DAFTAR PUSTAKA

Corwin, Elisabeth J. 2001. Buku Saku Patofisiologi. EGC. Jakarta


Dongoes, Marylin E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. EGC. Jakarta.
ISO Indonesia. 2004. Volume 39. Ikatan Sarjana Farmasi. Indonesia
Mansjoer, Arif. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. EGC. Jakarta
Medical Record Rumah Sakit HKBP Balige dengan Jumlah pasien pneumotraks mulai Januari
2009 sampai April 2010 8 orang. Manual Updating.
Price, A. Silvia. 2005. Patofisiologi. Edisi VI. EGC. Jakarta
Priharjo Robert. Pengkajian Fisik Keperawatan. EGC. Jakarta
Sudoyo et al. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II Edisi IV. Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.
Smelizer, Suzanne C. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah. Vol. 1. EGC. Jakarta.
Tambayang, Jan. 2001. Anatomi dan Fisiologi Ilmu Keperawatan, EGC. Jakarta
Tyo. 2009. Askep Respiratory, http.www.google.co.id/ image/ pneumotoraks// diakses tanggal
28 Juni 2010.

DAFTAR RIWAYAT HIDUP


I. Identitas Pribadi
Nama : Kristina Rotua Sinaga
Tempat/Tanggal Lahir : Duri, 25 September 1989
Agama : Kristen Protestan
Jenis Kelamin : Perempuan
Anak Ke : 8 dari 8 bersaudara
Nama Ayah : Alm. St. H. Sinaga
Nama Ibu : E. Hutapea
Alamat : JL. Sukaramai
Sebanga - Duri

II. Riwayat Pendidikan


Tahun 1995 - 2001 : SD Negeri 02 - Duri
Tamat dan Berijazah
Tahun 2001 – 2004 : SLTP Santu Yosep - Duri
Tamat dan Berijazah
Tahun 2004 – 2007 : SMA Negeri 1 - Duri
Tamat dan Berijazah
Tahun 2007 – 2010 : Sekarang sedang menyelesaikan pendidikan di Akademi Keperawatan
HKBP Balige.

Demikianlah daftar riwayat hidup ini saya perbuat dengan sebenarnya.

Balige, Juli 2010


Penulis

Kristina Sinaga

DAFTAR KONSULTASI
PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH
AKPER HKBP BALIGE

Nama Mahasiswa : Kristina Rotua Sinaga


NIM : 2007.020
Judul Kasus : Asuhan Keperawatan Pada Tn. T.H Dengan Gangguan Sistem Pernapasan
Pneumotoraks di Ruangan CFR Rumah Sakit HKBP Balige
Dosen Pembimbing : Carolina Simanjuntak, S.Kep. Ns

No Tanggal Materi Saran Tanda tangan


Pembimbing Mahasiswa

Anda mungkin juga menyukai