DEPARTEMEN
OLEH :
(HARDIANTI)
(201810300511017)
A. Definisi
Melena adalah pengeluaran feses atau tinja yang berwarna hitam seperti teh
yang disebabkan oleh adanya perdarahan saluran makan bagian atas. Warna
hematemesis tergantung pada lamanya hubungan atau kontak antara darah dengan
asam lambung dan besar kecilnya perdarahan, sehingga dapat berwarna seperti kopi
atau kemerah - merahan dan bergumpal-gumpal (Vania 2019).
B. Etiologi
Melena dapat terjadi tersendiri atau bersama-sama dengan hematemesis.
Paling sedikit terjadi perdarahan sebanyak 50-100 ml. Banyaknya darah yang keluar
selama hematemesis sulit dipakai sebagai patokan untuk menduga besar kecilnya
perdarahan saluran makan bagian atas (Vania 2019).
C. Tanda dan Gejala
Muntah darah segar adalah tanda terpercaya bahwa pasien sedang mengalami
perdarahan aktif. Dikatakan hematemesis jika muntah darah merah segar dengan
jumlah yang signifikan (> 200 ml). Muntah seperti kopi juga merupakan tanda klasik
terjadinya perdarahan saluran cerna atas. Tanda ini menunjukkan perdarahan yang
kurang parah. Muntahan seperti kopi ini terjadi karena komponen darah yaitu zat besi
teroksidasi dalam asam lambung. Melena terjadi karena hemoglobin diubah menjadi
hematin atau hemokrom lain dengan degradasi bakteri. Jika volume perdarahan pada
GI atas dengan jumlah besar, pasien mungkin mengalami hematochezia (mencret
darah segar). Sebaliknya, jika volume perdarahan GI kecil dan hemoglobin
mengalami degradasi, motilitas kolon cukup lambat dan terjadi perdarahan dari usus
kecil atau kolon proksimal sehingga dapat menyebabkan melena (PUTRI 2016).
D. Patofisiologi (dalam bentuk bagan)
E. Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan tinja
2) Pemeriksaan laboratorium
3) Pemeriksaan esofagogastroduodenoskopi
4) Kontras Barium (radiografi)
5) Angiografi
F. Penatalaksanaan
1) Keperawatan
Pengobatan penderita perdarahan saluran makan bagian atas harus sedini
mungkin dan sebaiknya dirawat di rumah sakit untuk mendapatkan pengawasan
yng teliti dan pertolongan yang lebih baik. Pengobatan meliputi :
a. Tiirah baaring
b. Diit makanan lunak
c. Pemeriksaan Hb, Ht
d. Pemberian transfusi darah bila terjadi perdarahan luas
e. Pemberian cairan IV untuk mencegah dehidrasi
f. Pengawasan thd TD, N dan kesadaran bila perlu pasang CVP
g. Pertahankan kadar Hb 50-70 % nilai normal
h. Pemberian obat hemostatik seperti Vit K
i. Dilakukan klisma dengan air biasa dan pemberian antibiotik yang tidak
diserap usus
2) Medis
a. Pemasangan balon SB Tube
Dilakukan pemasangan balon SB tube untuk penderita perdarahan
akibat pecahnyaavarises. Sebaiknya pemasangan SB tube dilakukan
sesudaah penderita tenaang dan kooperatif, sehingga penderita dapat
diberitahu dan dijelaskan makna pemakaian alat tsb, cara pemasangannya
dan kemungkinan kerja ikutan yang dapat timbul pada waktu dan selama
pemasangan.
b. Tindakan operasi
Bila usaha-usaha penanggulangan perdarahan diatas mengalami
kegagalaan dan perdarahan tetap berlangsung, maka dapat dilakukan
tindakan operasi . Tindakan operasi yang basa dilakukan adalah : ligasi
varises esofagus, transeksi esofagus, pntasaan portokaval. Operasi efektif
dianjurkan setlah 6 mgg perdarahan berhenti dan fungsi hati membaik
(Vania 2019).
G. Konsep Asuhan Keperawatan (FOKUS PADA KASUS)
1) Identitas Pasien
Nama/ Inisial, Umur, Jenis Kelamin, Status, Pekerjaan, Pendidikan, Alamat, No.
MR, Tanggal Masuk, Tanggal Pengkajian, Agama, dan Dx. Medis Penanggung
Jawab Nama, Umur , Hub. Keluaraga, dan Pekerjaan.
2) Alasan Masuk
Biasanya keluhan utama pasien adalah muntah darah atau berak darah yang datang
secara tiba-tiba, pasien biasanya mengeluh badan terasa lemas dan kepala pusing
3) Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang : Biasanya tampak lemas, kepala pusing, dan
letih. Pasien tampak pucat dan lemah, mukosa mulut tampak kering.
Pasien di lakukan anamnesa dan dilakukan perawatan.
b. Riwayat Kesehatan Dahulu : Biasanya pasien mempunyai riwayat penyakit
hepatitis kronis, sirosis hepatitis, anemia, ulkus peptikum, kanker saluran
pencernaan bagian atas, riwayat penyakit darah (misal : DM), riwayat
penggunaan obatulserorgenik, kebiasaan / gaya hidup (alkoholisme, gaya
hidup / kebiasaan makan).
c. Riwayat Kesehatan Keluarga : Biasanya apabila salah satu anggota
keluarganya mempunyai kebiasaan makan yang dapat memicu terjadinya
hematemesis melena, maka dapat mempengaruhi anggota keluarga yang
lain.
4) Pemeriksaan Fisik Kesadaran : Compos Mentis
GCS : E4 : pasien membuka mata secara spontan
V5 : pasien berorientasi baik, dan bicara jelas
M6 : pasien mengikuti perintah dengan baik
Tanda Vital : TD : 120/ 80 mmHg S : 36 C P : 22X/ Menit N : 80x/ Menit
H. Diagnosa Keperawatan (SDKI)
1) Nyeri akut
2) Gangguan rasa nyaman
I. Luaran Keperawatan (SLKI)
1) Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3x24 jam maka diharapkan tingkat
nyeri menurun dengan kriteria hasil:
Keluhan nyeri menurun
Meringis menurun
Sikap protektif menurun
Gelisah menurun
Kesulitan tidur menurun
2) Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3x24 jam maka status
kenyamanan meningkat, dengan kriteria hasil :
keluhan tidak nyaman menurun
gelisah menurun
J. Intervensi Keperawatan (SIKI)
1) Manajemen nyeri
Observasi
lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
Identifikasi skala nyeri
Identifikasi respon nyeri non verbal
Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan
Monitor efek samping penggunaan analgetik
Teraupetik
Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis. TENS,
hypnosis, akupresur, terapi musik, biofeedback, terapi pijat, aroma terapi,
teknik imajinasi terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi bermain)
Control lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. Suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
Fasilitasi istirahat dan tidur
Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan
nyeri
Edukasi
Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
Jelaskan strategi meredakan nyeri
Anjurkan memonitor nyri secara mandiri
Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
2) Terapi relaksasi
Observasi :
identifikasi kesediaan, kemampuan, dan penggunaan teknik
sebelumnya
monitor respons terhadap terapi relaksasi
terapeutik :
gunakan nada suara lembut dengan irama lambat dan berirama
gunakan relaksasi sebagai strategi penunjang dengan analgetic atau
tindakan medis lain, jika sesuai
edukasi :
jelaskan tujuan, manfaat, Batasan, dan jenis relaksasi yang tersedia
jelaskan secara rinci untervensi relaksasi yang dipilih
anjurkan rileks dan merasakan sensasi relaksasi
anjurkan sering mengulangi atau melatih teknik relaksasi yang dipilih
demonstrasikan dan latih teknik relaksasi
K. Daftar Pustaka
LEMBAR PENGKAJIAN
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA Tn. S DENGAN DIAGNOSA MEDIS MELENA
DI RUANG AIRLANGGA RSUD KANJURUHAN
OLEH :
Nama : HARDIANTI
NIM : 201810300511017
I. IDENTITAS
BAB :
kosistensi,
masalah, cara
mengatasi
Pola istirahat Px tidur 5-6 jam/hari, px Px tidur 5-6 jam/hari, px
tidur mengatakan tidak ada mengatakan tidak ada
- Jumlah/ gangguan dan kesulitan tidur gangguan dan kesulitan tidur
waktu selama dirumah selama di Rs
- Gangguan
tidur
- Upaya
mengatasi
gangguan
tidur
- Apakah
mudah
terbangun
- Jika
terbangun
berapa
menit bisa
tertidur lagi
- Hal-hal
yang
mempermu
dah tidur
Pola kebersihan Selama dirumah px mandi 2 Selama di Rs px diseka 2x
diri (PH) hari sekali sehari
- Frekuensi
mandi
- Frekuensi
mencuci
rambut
- Frekuensi
gosok gigi
- Melakukan
mandiri/
dibantu
Aktivitas lain
Aktivitas apa
yang silakukan
klien untuk
mengisi waktu
luang?
2. Riwayat psikologis
Px nampak tenang
3. Riwayat sosial
Tidak terkaji
4. Riwayat spiritual
Px tidak melaksanakan ibadah selama MRS
PALPASI
Pemeriksaan taktil / vocal fremitus : getaran antara kanan dan kiri teraba (sama /
tidak sama). Lebih bergetar sisi ............................
PERKUSI
Area paru : ( sonor / Hipersonor / dullnes )
AUSKULTASI
- Suara nafas Area Vesikuler : ( bersih / halus / kasar ) , Area Bronchial : (
bersih / halus/ kasar ) Area Bronkovesikuler ( bersih / halus / kasar )
- Suara Ucapan Terdengar : Bronkophoni ( + / - ), Egophoni ( + / - ),
Pectoriloqui ( + / -)
- Suara tambahan Terdengar : Rales (+ / - ), Ronchi ( +/ - ), Wheezing (+ /- ),
Pleural fricion rub ( + / - ), bunyi tambahan lain …………………….
- Keluhan lain yang dirasakan terkait Px. Torak dan Paru : ................
- Keluhan lain terkait dengan paru: ……………….
b. PEMERIKSAAN JANTUNG
INSPEKSI
Ictus cordis ( + / - ), pelebaran cm
PALPASI
Pulsasi pada dinding torak teraba : ( Lemah / Kuat / Tidak teraba )
PERKUSI
Batas-batas jantung normal adalah :
Batas atas : ( N = ICS II )
Batas bawah : ( N = ICS V)
Batas Kiri : ( N = ICS V Mid Clavikula Sinistra)
Batas Kanan : ( N = ICS IV Mid Sternalis Dextra)
AUSKULTASI
BJ I terdengar (tunggal / ganda, ( keras / lemah ), ( reguler / irreguler )
BJ II terdengar (tunggal / ganda ), (keras / lemah), ( reguler / irreguler )
Bunyi jantung tambahan : BJ III ( + / - ), Gallop Rhythm (+/-), Murmur (+/-)
Keluhan lain terkait dengan jantung : tidak ada
F. Pemeriksaan Abdomen
INSPEKSI
Bentuk abdomen : (cembung/cekung/datar), Massa/Benjolan (+/- ), Kesimetrisan
( + / - ), Bayangan pembuluh darah vena (+ /-)
AUSKULTASI
Frekuensi peristaltic usus 10 x/menit (N = 5 – 35 x/menit, Borborygmi (+/-)
PALPASI
Palpasi Hepar : diskripsikan :Nyeri tekan ( + / - ), pembesaran ( + / - ), perabaan
(keras / lunak), permukaan (halus / berbenjol-benjol), tepi hepar (tumpul / tajam)
. ( N = hepar tidak teraba).
Palpasi Lien : Gambarkan garis bayangan Schuffner dan pembesarannya (-)
Dengan Bimanual lakukan palpasi dan diskrpisikan nyeri tekan terletak pada
garis Scuffner ke berapa ? ( right lumbal)
Palpasi Appendik : Buatlah garis bayangan untuk menentukan titik Mc. Burney.
nyeri tekan (+ / - ), nyeri lepas ( + / - ), nyeri menjalar kontralateral ( + / - ).
Palpasi Ginjal : Bimanual diskripsikan : nyeri tekan(+/-), pembesaran (+/-). (N =
ginjal tidak teraba).
PERKUSI
Normalnya hasil perkusi pada abdomen adalah tympani.
Keluhan lain yang dirasakan terkait dengan Abdomen : Panas dan nyeri
b. Palpasi
Oedem : Lingkar lengan : Lakukan uji kekuatan otot :
c. Keluhan lain:
c. Pemeriksaan kuku
Inspeksi dan palpasi : warna, bentuk, dan kebersihan kuku, CRT kembali
dalam <2 detik
d. Keluhan lain :
a. DARAH LENGKAP
Leukosit : 10,600 ( N : 3.500 – 10.000 / µL )
Eritrosit : 4.67 ( N : 1.2 juta – 1.5 juta µL )
Trombosit : 164,000 ( N : 150.000 – 350.000 / µL)
Hemoglobin : 13.6 ( N : 11.0 – 16.3 gr/dl )
Hematokrit : 41.4 ( N : 35.0 – 50 gr / dl )
b. KIMIA DARAH
Ureum : 42 ( N : 10 – 50 mg / dl )
Creatinin : 1.64 ( N : 07 – 1.5 mg / dl )
SGOT : 134 ( N : 2 – 17 )
SGPT : 46 ( N : 3 – 19 )
Glukosa darah sewaktu : 151 ( N : <200 mg / dl )
c. ANALISA ELEKTROLIT
Natrium : ............................. ( N : 136 – 145 mmol / l )
Kalium : ............................. ( N ; 3,5 – 5,0 mmol / l )
Clorida : ............................. ( N : 98 – 106 mmol / l )
Calsium : ............................. ( N : 7.6 – 11.0 mg / dl )
Phospor : ............................. ( N : 2.5 – 7.07 mg / dl )
(HARDIANTI)
DATA
MASALAH DIAGNOSA
(tanda mayor & PENYEBAB
KEPERAWATAN KEPERAWATAN
minor)
Ds : Agen pencedera fisik Nyeri akut Nyeri akut
- Px mengeluh
(D.0077)
nyeri
- P : nyeri pada
perut
Q : nyeri hilang
timbul
R : abdomen
S :4
T : nyeri saat
bergerak (miring
kanan kiri)
Do :
- pasien tampak
gelisah
- pasien bersikap
protektif
Ds : Gejala penyakit Gangguan rasa Gangguan rasa
- Px mengeluh
nyaman nyaman
tidak nyaman
(perut terasa (D.0074)
panas)
Do :
- Px tampak gelisah
- pola eleminasi
berubah (sulit
BAB)
- Px tampak tidak
nyaman karena
perut terasa panas
Do :
- px gelisah karena
belum BAB
- pasien tampak
kesulitan ketika
hendak BAB
A : masalah
belum teratasi
P : lanjutkan
intervensi
- memeriksa tanda dan S : px
Kamis, gejala konstipasi Kamis, mengatakan
06/05/2021 - menganjurkan diet 06/05/2021 masih belum
tinggi serat bisa BAB
- menganjurkan
peningkatan asupan O:
cairan, jika tidak ada - keluhan
kontraindikasi defekasi
- mengajarkan cara lama dan
mengatasi konstipasi/ sulit seang
impaksi - mengejan
- mengkolaborasikan saat
penggunaan obat defekasi
pencahar, jika perlu sedang
- frekuensi
defekasi
sedang
A : masalah
belum teratasi
P : lanjutkan
intervensi