MODUL 3 (LESI PUTIH DAN BUKAN PUTIH,SERTA KELAINAN PADA BIBIR, LIDAH,
DAN MASALAH MULUT LAINNYA)
3. Apa Differential diagnosis dan final diagnosis yang tepat pada kasus Pak
Panjul?
Kemungkinan diagnosis utamanya adalah Ertyhoplasia (Erythoplakia) dengan
factor etiologi, merokok, dan mempunyai ciri-ciri plak merah adanya ada
indurasi. Pasien mengeluhkan lesinya bertambah besar. Berdasarkan sumber
pada buku Crispian Scully, Oral and Maxiofacial Medicine, malignant potential
pada penyakit Ertyhoplasia termasuk dalam kategori tinggi (high) dengan
persentase >60%.
DD :candidiasis erythematous
-OLCR
-OLDR
-Stomatitis Contact
ANALISIS MASALAH
6. apa kemungkinan rencana perawatan pada pasien lain dengan adanya lesi berupa plak
putih?
Jawab : - eliminasi atau kurangi faktor predisposisi penyakit
- obat Anti fungal seperti Polyenes dan azole (Burket’s oral medicine ed 12th)
7. Mengapa Ibu Seri merasa bau mulut, mulut kering,dan lidah terasa terbakar padahal ibu
seri rajin menyikat giginya?
Jawab : Keadaan merasa mulut kering disebut xerostomia, penyebabnya terbagi atas
penyebab primer seperti kerusakan kelenjar saliva dan penyebab sekunder seperti dehidrasi,
kebiasaan bernafas lewat mulut, malnutrisi, obat-obatan terntentu dan lainnya. Sedangkan
bau mulut atau halitosis dapat disebabkan oleh beberapa faktor baik yang bersifat fisiologis
maupun patologis. Beberapa faktor patologis penyeba bau mulut adalah Dry Mouth
(xerostomia), adanya kelainan ulcer, gingivitis, periodontitis dan OH buruk. Sehingga
kebiasaan menyikat gigi tidak terlalu berpengaruh ke keluhan Ibu seri, karena keadaan oral
hygiene hanya sebagai salah satu dari berbagai faktor penyebab bau mulut. (Burket’s oral
medicine ed 12th)
ANALISIS MASALAH
9. Apakah ada hubungan manopause pada ibu Seri dengan keluhan lidah rasa
terbakar?
Jawab : Ada hubungannya, yaitu pada saat seseorang menopause maka
terjadi perubahan status hormonseks. Gangguan hormonal yang dialami
adalah defisiensi hormone estrogen yang mengakibatkan sekresi saliva
menurun sehingga radang pada mukosa mulut meningkat. Oleh karena itu
pasien merasakan keluhan mulut kering dan lidah terasa terbakar.
ANALISIS MASALAH
10. Apa hubungan obat antihipertensi yang dikonsumsi ibu seri dengan
keluhan yang dideritanya?
Jawaban : Ada 9 kelas obat antihipertensi : Diuretik, penyekat beta,
penghambat enzim konversi angiotensin (ACEI), penghambat reseptor
angiotensin (ARB), dan antagonis kalsium dianggap sebagai obat antihipertensi
utama.
Diuretik merupakan senyawa yang dapat menyebabkan ekskresi urin yang
lebih banyak. Jika pada peningkatan ekskresi air,terjadi juga peningkatan
ekskresi garam- garam. Mekanisme efek diuretik terhadap xerostomia dapat
dijelaskan dengan dehidrasi. Diuretik mempengaruhi transport air dan
elektrolit yang melalui sel membrane pada sel asinar saliva dengan
menyebabkan vasokonstriksi pada kelenjar saliva. Sehingga hal ini akan
menyebabkan hiposalivasi, dan berujung pada xerostomia. Xerostomia sendiri
merupakan sensasi atau perasaan kering pada rongga mulut.
ANALISIS MASALAH
Lesi putih-
Lesi Oral Kelainan dan masalah mulut lainnya
merah
Oral Hairy
Pigmentasi eksogen candidiasis leukoplakia
akut kronik
Topical steroid
Retinoid
Ultraviolet phototherapy
ORAL LICHENOID DRUG REACTION
Manifestasi oral : adanya daerah atropic eritematus atau area keputihan atau
tanpa ulser pada mukosa bukal, lidah, palatum, dan daerah vermilion pada
bibir
ada seperti perasaan terbakar
Lesi putih merah –
infectious disease
Oral candidiasis
Linea Alba
Linea alba (white line) adalah kondisi yang paling sering muncul di sepanjang
mukosa bukal setinggi dataran oklusal gigi rahang atas dan rahang bawah yang
disebabkan adanya tekanan, iritasi gesekan, dan trauma dari permukaan gigi
(Neville dkk., 2009). Linea alba berbentuk garis putih keabuan memanjang di
mukosa bukal, biasanya bilateral di kanan dan kiri, berawal dari sudut mulut
hingga gigi posterior. Penampakan klinis berupa warna putih keabuan disebabkan
hiperkeratosis epitel. Lesi ini tidak berbahaya dan tidak memerlukan perawatan
berarti (Neville dkk., 2009).
Lesi Trauma Fisik
Morsicatio Buccarum
Lesi putih pada rongga mulut ini disebabkan adanya iritasi kronis akibat mengisap-isap
atau menggigit-gigit pipi. Hal tersebut akan menyebabkan area trauma menjadi lebih
tebal, luka, dan lebih pucat daripada jaringan di sekitarnya. Lesi ini seringkali muncul
pada orang yang sedang mengalami stress tinggi atau orang yang mempunyai
kebiasaan menggigit-gigit pipi, bibir maupun lidah (Greenberg dan Glick, 2003).
Penampakan klinis dari lesi ini sering ditemukan bilateral pada mukosa bukal, namun
ada juga yang unilateral dikombinasikan dengan adanya lesi pada bibir, lidah, atau
keduanya. Area putih menebal seperti bekas cabikan didominasi dengan area
eritematous dan permukaan yang kasar. Pemeriksaan histopatologis hasil biopsi
menyatakan adanya hiperkeratosis yang menyebar dengan jumlah keratin yang
banyak. Tidak ada perawatan yang perlu dilakukan selama lesi dirasa tidak
mengganggu pasien. Apabila pasien memerlukan perawatan dapat dilakukan dengan
membuat cetakan akrilik yang menutupi permukaan fasial gigi untuk menghindari
akses mukosa bukal (Neville dkk., 2009).
Lesi Trauma Fisik
Toothbrush Injury
Trauma dari sikat gigi disebabkan iritasi mekanis dari bulu sikat gigi pada margin
gingiva dan gingiva cekat. Lokasi lesi ini dapat ditemukan pada seluruh
permukaan gingiva, namun yang paling sering terjadi pada gingiva rahang atas di
antara gigi kaninus dan premolar (karena pada lokasi ini biasanya menggunakan
tekanan maksimal selama menyikat gigi). Penampakan klinis lesi berupa erosi
tunggal dengan area eritematous, berwarna putih atau merah, dan beberapa
menyebabkan rasa sakit. Lesi ini tidak memerlukan perawatan, namun
mengurangi faktor lokal dengan memperbaiki cara menyikat gigi (Purkait, 2003).
Lesi Trauma Fisik
Traumatic Hematoma
Traumatic hematoma pada mukosa oral terjadi karena adanya tekanan mekanis
yang menyebabkan perdarahan pada jaringan di rongga mulut. Penampakan klinis
berupa lesi irreguler berwarna kemerahan. Lokasi yang paling sering terjadi lesi
ini adalah lidah dan bibir, penyebab utamanya adalah tergigitnya mukosa oral
dan penggunaan yang tidak benar dari instrumen kedokteran gigi. Tidak ada
perawatan yang perlu dilakukan, lesi akan sembuh dalam waktu 4-6 hari
(Laskaris, 2003).
Lesi Trauma Fisik
Denture Stomatitis
Denture stomatitis atau denture sore mouth sering terjadi pada pasien yang
menggunakan gigi tiruan dalam waktu lama. Lesi ini biasanya ditemukan pada
palatum. Penampakan klinis berupa mukosa yang tertutup plat gigi tiruan edema
berwarna merah dengan titik-titik putih yang merupakan akumulasi Candida
albicans atau sisa makanan. Beberapa kasus tidak menimbulkan gejala pada
pasien, namun ada beberapa yang mengeluhkan sensasi rasa terbakar dan nyeri.
Penyebab yang biasa terjadi karena iritasi gigi tiruan, sisa-sisa makanan yang
menumpuk di bawah permukaan plat gigi tiruan, dan infeksi C. albicans.
Perawatan yang perlu dilakukan adalah memperbaiki gigi tiruan dan menjaga
kebersihan mulut dengan baik (Laskaris, 2003).
Lesi Trauma Fisik
Traumatic Ulcerations
Ulkus traumatik paling sering terjadi di pipi, bibir, dan lidah. Tergigitnya lidah
merupakan ulkus tunggal yang seringkali terjadi pada tepi lateral lidah (Bricker
dkk., 1994). Tanda dan gejala klinik yaitu tampak membran fibrin kekuningan
dengan tepi eritema disertai rasa nyeri (Regezi dan Sciubba, 2003). Lokasinya
bisa bersebelahan dengan gigi yang karies atau patah, tepi plat gigi tiruan atau
ortodontik. Ulkus traumatik biasanya tunggal, ukurannya bervariasi, bentuknya
bulat atau oval. Dasar lesi kekuningan, tepinya merah dan tidak ada indurasi.
Ulkus traumatik sembuh dalam beberapa hari, setelah penyebabnya dihilangkan
(Birnbaum dan Dunne, 2009). Ulkus traumatik yang ditemukan pada area anterior
lidah bayi disebabkan oleh natal teeth disebut Riga-Fede disease (Regezi dan
Sciubba, 2003).
Lesi Toxic
Stomatitis Nikotina
Stomatitis Nikotina merupakan salah satu kelainan pada mukosa mulut
sebagai akibat kebiasaan pengunaan tembakau dalam jumlah besar dan waktu yang
lama. Kelainan ini sering terjadi pada palatum keras. Mula-mula dengan gejala
kemerahan yang difus, kemudian menjadi keabuan dan kemungkinan mengalami
pengerutan pada waktunya, terlihat banyak papula-papula keratotik khas dengan
tengah yang merah cekung dan berhubungan dengan duktus ekskretorius kelenjar liur
minor yang melebar serta meradang, papula –papula yang terpisah tetapi dengan yang
tengah merah yang menonjol adalah umum.
Lesi Allergic
Diagnosis Banding
LESI TRAUMA , TOXIC,
DAN ALLERGIC, DALAM
RONGGA MULUT
Dalam rongga mulut dapat timbul lesi yang salah satunya disebabkan karena
adanya trauma. Biasanya trauma tersebut diakibatkan oleh kerusakan mekanik
seperti kontak dengan makanan yang tajam, tergigit ketika makan, bicara,
bahkan tidur. Lesi ini juga bisa terjadi akibat luka bakar benda panas, listrik atau
kimia. Lokasi lesi traumatik bisa terjadi pada mukosa pipi, mukosa bibir, palatum
dan tepi perifer dari lidah (Bricker dkk., 1994).
Tanda dan gejala klinik yaitu tampak membran fibrin kekuningan dengan tepi
eritema disertai rasa nyeri (Regezi dkk., 2003). Pada beberapa kasus tepi ulkus
berwarna putih dikarenakan adanya hiperkeratosis (Neville dkk., 2009). Ulkus
traumatik dapat sembuh dalam beberapa hari atau minggu setelah etiologi
terjadinya ulkus dihilangkan. Rasa nyeri hilang dalam waktu 3-4 hari dan sembuh
dalam waktu 10-14 hari (Wood dan Goaz, 1997).
Ulkus traumatik dapat disebabkan oleh berbagai macam trauma, yaitu trauma
fisik, trauma termal, trauma elektrik, trauma kimiawi, dan trauma radiasi
(Bricker dkk., 1994).
Lesi Trauma Fisik
Linea Alba
Linea alba (white line) adalah kondisi yang paling sering muncul di sepanjang
mukosa bukal setinggi dataran oklusal gigi rahang atas dan rahang bawah yang
disebabkan adanya tekanan, iritasi gesekan, dan trauma dari permukaan gigi
(Neville dkk., 2009). Linea alba berbentuk garis putih keabuan memanjang di
mukosa bukal, biasanya bilateral di kanan dan kiri, berawal dari sudut mulut
hingga gigi posterior. Penampakan klinis berupa warna putih keabuan disebabkan
hiperkeratosis epitel. Lesi ini tidak berbahaya dan tidak memerlukan perawatan
berarti (Neville dkk., 2009).
Lesi Trauma Fisik
Morsicatio Buccarum
Lesi putih pada rongga mulut ini disebabkan adanya iritasi kronis akibat mengisap-isap
atau menggigit-gigit pipi. Hal tersebut akan menyebabkan area trauma menjadi lebih
tebal, luka, dan lebih pucat daripada jaringan di sekitarnya. Lesi ini seringkali muncul
pada orang yang sedang mengalami stress tinggi atau orang yang mempunyai
kebiasaan menggigit-gigit pipi, bibir maupun lidah (Greenberg dan Glick, 2003).
Penampakan klinis dari lesi ini sering ditemukan bilateral pada mukosa bukal, namun
ada juga yang unilateral dikombinasikan dengan adanya lesi pada bibir, lidah, atau
keduanya. Area putih menebal seperti bekas cabikan didominasi dengan area
eritematous dan permukaan yang kasar. Pemeriksaan histopatologis hasil biopsi
menyatakan adanya hiperkeratosis yang menyebar dengan jumlah keratin yang
banyak. Tidak ada perawatan yang perlu dilakukan selama lesi dirasa tidak
mengganggu pasien. Apabila pasien memerlukan perawatan dapat dilakukan dengan
membuat cetakan akrilik yang menutupi permukaan fasial gigi untuk menghindari
akses mukosa bukal (Neville dkk., 2009).
Lesi Trauma Fisik
Toothbrush Injury
Trauma dari sikat gigi disebabkan iritasi mekanis dari bulu sikat gigi pada margin
gingiva dan gingiva cekat. Lokasi lesi ini dapat ditemukan pada seluruh
permukaan gingiva, namun yang paling sering terjadi pada gingiva rahang atas di
antara gigi kaninus dan premolar (karena pada lokasi ini biasanya menggunakan
tekanan maksimal selama menyikat gigi). Penampakan klinis lesi berupa erosi
tunggal dengan area eritematous, berwarna putih atau merah, dan beberapa
menyebabkan rasa sakit. Lesi ini tidak memerlukan perawatan, namun
mengurangi faktor lokal dengan memperbaiki cara menyikat gigi (Purkait, 2003).
Lesi Trauma Fisik
Traumatic Hematoma
Traumatic hematoma pada mukosa oral terjadi karena adanya tekanan mekanis
yang menyebabkan perdarahan pada jaringan di rongga mulut. Penampakan klinis
berupa lesi irreguler berwarna kemerahan. Lokasi yang paling sering terjadi lesi
ini adalah lidah dan bibir, penyebab utamanya adalah tergigitnya mukosa oral
dan penggunaan yang tidak benar dari instrumen kedokteran gigi. Tidak ada
perawatan yang perlu dilakukan, lesi akan sembuh dalam waktu 4-6 hari
(Laskaris, 2003).
Lesi Trauma Fisik
Denture Stomatitis
Denture stomatitis atau denture sore mouth sering terjadi pada pasien yang
menggunakan gigi tiruan dalam waktu lama. Lesi ini biasanya ditemukan pada
palatum. Penampakan klinis berupa mukosa yang tertutup plat gigi tiruan edema
berwarna merah dengan titik-titik putih yang merupakan akumulasi Candida
albicans atau sisa makanan. Beberapa kasus tidak menimbulkan gejala pada
pasien, namun ada beberapa yang mengeluhkan sensasi rasa terbakar dan nyeri.
Penyebab yang biasa terjadi karena iritasi gigi tiruan, sisa-sisa makanan yang
menumpuk di bawah permukaan plat gigi tiruan, dan infeksi C. albicans.
Perawatan yang perlu dilakukan adalah memperbaiki gigi tiruan dan menjaga
kebersihan mulut dengan baik (Laskaris, 2003).
Lesi Trauma Fisik
Traumatic Ulcerations
Ulkus traumatik paling sering terjadi di pipi, bibir, dan lidah. Tergigitnya lidah
merupakan ulkus tunggal yang seringkali terjadi pada tepi lateral lidah (Bricker
dkk., 1994). Tanda dan gejala klinik yaitu tampak membran fibrin kekuningan
dengan tepi eritema disertai rasa nyeri (Regezi dan Sciubba, 2003). Lokasinya
bisa bersebelahan dengan gigi yang karies atau patah, tepi plat gigi tiruan atau
ortodontik. Ulkus traumatik biasanya tunggal, ukurannya bervariasi, bentuknya
bulat atau oval. Dasar lesi kekuningan, tepinya merah dan tidak ada indurasi.
Ulkus traumatik sembuh dalam beberapa hari, setelah penyebabnya dihilangkan
(Birnbaum dan Dunne, 2009). Ulkus traumatik yang ditemukan pada area anterior
lidah bayi disebabkan oleh natal teeth disebut Riga-Fede disease (Regezi dan
Sciubba, 2003).
Lesi Toxic
Stomatitis Nikotina
Stomatitis Nikotina merupakan salah satu kelainan pada mukosa mulut
sebagai akibat kebiasaan pengunaan tembakau dalam jumlah besar dan waktu yang
lama. Kelainan ini sering terjadi pada palatum keras. Mula-mula dengan gejala
kemerahan yang difus, kemudian menjadi keabuan dan kemungkinan mengalami
pengerutan pada waktunya, terlihat banyak papula-papula keratotik khas dengan
tengah yang merah cekung dan berhubungan dengan duktus ekskretorius kelenjar liur
minor yang melebar serta meradang, papula –papula yang terpisah tetapi dengan yang
tengah merah yang menonjol adalah umum.
Lesi Allergic
• Pemeriksaan objektif
• Riwayat pekerjaan
• DD perlu dipertimbangkan cyanosis karena
penyakit jantung
• Cyanosis karena obat-obatan
• Jaringan terlihat ungu kebiruan dan pucat bila
ditekan
Mercurialism
• Mercury diserap tubuh secara inhalasi, oral
atau suntikan
• Hasil kontak dengan pekerjaan, percobaan
bunuh diri, overdosis.
• Risiko pekerjaan dokter gigi
• Patogenesis mirip bistmuth tetapi
mercuricsulfida lebih mengiritasi pada
jaringan mulut
• Aspek sistemik :
• Gejala umum sakit perut, diare, sakit kepala,
insomnia,tremor
• Keracunan pada ginjal menyebabkan kematian
• Aspek oral :
• Mulut terasa panas, gatal, ada rasa logam
• Pigmentasi pada gingiva berwarna ke abu-
abuan
• Diagnosa :
• Analisa pada saliva dan urin
• Diagnosa berdasarkan :
• riwayat pekerjaan dan riwayat pemakaian
obat (diuretik)
• Perawatan :
• Istirahat dan pola makan sehat
• Konsulkan kedokter yang memberi diuretik
ARSENIC
• Gejala hampir sama dengan mercuri
• Keratosis pada telapak tangan dan kaki
• Dermatitis, pigmentasi atau ulserasi di kulit
• Mulut terasa sakit dan berwarna merah
• Perawatan :
• Anastetikum topikal atau kumur
Arsenic
MINOSIKLIN
• Semisintetik tetrasiklin
• Biasa digunakan untuk pengobatan acne
vulgaris
• Pigmentasi pada tulang, gigi karena tetrasiklin
• Minosiklin menyebabkan pigmentasi di
mukosa
• Warna coklat, hitam ke-biri biruan, atau abu-
abu pada pipi dan lidah, masalah estetik
• Perawatan :
1. Ephelis (Bintik-bintik)
Gambaran klinis : - Berupa macula kecil berwarna coklat muda sampai coklat tua
- Biasanya muncul pada kulit atau bibir
- Lesinya tidak menonjol
- Ukuran biasanya < 5mm
Treatment : - Tidak dibutuhkan perawatan kecuali untuk estetika dan pertimbangan diagnostik
2. Makula Melanotik Labial
Etiologi : - Trauma
Etiologi : - Genetik
- Paparan sinar matahari
Gambaran Klinis : - Berupa makula hitam atau coklat, plak, atau nodul yang mungkin mengalami ulserasi
- Lesi biasanya ditandai dengan margin yang tidak teratur dan kecenderungan untuk menyebar
- Langit-langit mulut, gingiva atas, dan mukosa alveolar paling sering terkena
- Lebih umum pada orang berkulit putih
- Biasanya terjadi pada usia diatas 50 tahun
Differential Diagnosis : - Pigmented nevi, ephelis, lentigo, lentigo maligna, amalgam tattoo, pyogenic granuloma,
Kaposi sarcoma.
Precancerous lesions of oral mucosa are the diseases that have malignant
transformation risk at different ratios. Clinically, these diseases may
sometimes resemble each other.
The most common oral precancerous lesions are oral leukoplakia, oral
submucous fibrosis (OSMF), and oral erythroplakia.
Leukoplakia
Etiopatogenesis :
Idiopatik (Tidak diketahui).
Faktor yang paling sering dihubungkan dengan terjadinya leukoplakia :
merokok ( 6X lebih tinggi resiko)
konsumsi alkohol
iritasi kronis
Kandidiasis
kekurangan vitamin
gangguan endokrin
virus.
Gambaran Klinis :
Plak putih
Lesi ini sering ditemukan pada daerah alveolar, mukosa lingual, labial, palatum,
daerah dasar cavum oris, gingiva, mukosa lipatan buccal, serta mandibular
alveolar ridge.
Lesi awal dapat berupa warna kelabu atau sedikit putih yang agak transparan,
berfisura atau keriput dan secara khas lunak dan datar. batasnya tegas tetapi
dapat juga berbatas tidak tegas.
Lesi dapat berkembang dalam minggu sampai bulan 6 menjadi tebal, sedikit
meninggi dengan tekstur kasar dan keras.
Tidak Sakit
Sensitif terhadap sentuhan, panas, makanan pedas dan iritan lainnya.
Tipe Leukoplakia
1. Leukoplakia Homogen
leukoplakia dapat menjadi semakin meluas, menebal.
lesi putih yang datar dan tipis.
lesi ini dapat terlihat sebagai retakan yang dangkal dengan permukaan yang halus
atau berkerut.
Teksturnya konsisten.
asimptomatik
2.Leukoplakia non homogen :
lesi putih atau putih disertai merah (eritroplakia).
Permukaan lesi ireguler, bisa rata, nodular (speckled leukoplakia) atau
exophytic(exophytic atau verrucous leukoplakia).
Pada verrucous leukoplakia, permukaan lesi tampak sudah menonjol, berwarna
putih, tetapi tidak mengkilat.
biasanya disertai dengan keluhan ringan berupa ketidaknyamanan atau nyeri
yang terlokalisir.
3. Proliferative verrucous leukoplakia :
agresif yang hampir selalu berkembang menjadi malignansi.
manifestasi multifokal dan menyebar luas, sering terjadi pada pasien dengan
faktor risiko yang tidak diketahui.
Diagnosis Banding :
1.Hairy Leukoplakia
2.Lichen Planus
3.Oral Squamous Cell Carcinoma
4.DLE
5. White Sponge Nevus
1. Female gender
2. Long duration of leukoplakia
3. Leukoplakia in non-smokers
4. Location on the tongue and/or floor of the mouth
5. Size > 200 mm2
6. Non-homogenous type
7. Presence of epithelial dysplasia
Penatalaksanaan
Pengobatan Konservatif
1. Anti fungal
2. Vitamin (vitamin A, C, E)
3. fenretinide (vitamin A analog)
4. carotenoids (beta-carotene, lycopene)
5. Bleomycin
6. protease inhibitor
7. obat-obatan antiinflamasi.
Etiologi :
belum diketahui secara pasti, tetapi penelitian terbaru menunjukkan bahwa
kerentanan genetik dan respon fibroblastik terhadap kebiasaan
mengunyah pinang dapat menjadi faktor pemicu.
Faktor Predeposisi :
1. Cabai
2. Tembakau
3. Lemon
4. defisiensi nutrisi
5. metabolisme zat besi yang tidak efektif
6. infeksi bakteri
7. gangguan kolagen
8. Gangguan imunologis
9. perubahan komposisi saliva.
Clinical Findings :
-Tanda Awal : Lesi Eritema dengan petekie,pigmentasi dan vesikel
Symptom
Simptom mayor : sakit,xerostomia, dygeusia
Rasa sakit dalam mukosa mulut
Rasa sakit : terbakar,gatal dan kebas
Gejala konstan
Umumnya mengenai area lidah
Tidak ada faktor presipitasi
Simptom bertambah ketika minum atau makan
Gangguan emosi
Glositis
Keadaan lidah merah dan halus
Umur pertengahan tahun dan tua
Bisa primer dan sekunder
Primer
Bakteri / virus infeksi
Iritasi mekanik dari gigi dan gigi tiruan
Tembakau,makanan panas dan alkohol
Alergi pasta gigi, obat kumur
Sekunder
Difesiensi hematinik
-difesiensi besi
- Vit B group ( B 12 )
- Difisiensi asam folat
Pernicious anemia
Anemia aplastika
Candidosis
Oral lichen planus
Syphilis
Apthous ulser
Gambaran klinis
-Rasa sakit pada lidah lidah tampak normal
- kombinasi dari tanda ( merah dan kehalusan )
- depapilasi dimulai dari margin lidah kemudian dibagian dorsum lidah
candidasis glositis