BLOK 16
Modul 3
Tutor
KELOMPOK 3
DIMAS GUSRIZAL
ANGELY KARLITA
MUTIARA VERONICA
ANDHINI ARDI
UNIVERSITAS ANDALAS
2014/2015
MODUL 3
SKENARIO 3
Ibu keken (63 tahun) sangat bersemangat menemui Ahmad, seorang mahasiswa co-ass di
RSGMP UNAND, karena hari ini gigi palsu barunya akan dipasang. Sebenarnya ibu Keken
sudah menggunakan GTP selama hamper 10 tahun, tetapi sekarang gigi tiruan tersebut sudah
sangat jelek sekali dan longgar. Ahmad menyarankan padanya untuk dibuatkan gigi tiruan yang
baru karena gigi tiruan lamanya tidak bisa direlining maupun rebasing.
Ahmad semakin tertarik mempelajari mengenai prostodonsia, karena jika gigi tiruan
penuh dibuat dengan tidak tepat akan berdampak buruk bagi pasien
I. Terminologi
1. Relining
- Penambahan bahan/ lapisan akrilik baru pada tepi sayap gigi tiruan bagian permukaan dalam
atau impression surface gigi tiruan local maupun menyeluruh.
2. Rebasing
- Penggantian seluruh basis gigi tiruan dengann yang baru, dimana anasir gigi tiruan yang lama
tetap digunakan tanpa merubah letak gigi dan relasi oklusi.
II. Masalah
1. Apa yang menyebabkan GTP lama ibu keken jelek dan longgar?
2. Apa tujuan relining dan rebasing?
3. Apa indikasi dan kontra indikasi dari relining?
4. Bagaimana cara penatalaksanaan relining?
5. Apa yang menjadi Indikator keberhasilan relining?
6. Apa indikasi dan kontra indikasi rebasing?
7. Bagaimana penatalaksanaan rebasing?
8. Apasaja hal yang perlu diperhatikan sebelum insersi?
9. Apasaja keluhan yang dapat dirasakan pasien setelah insersi GTP?
10. Bagaimana instruksi pemeliharaan GTP?
11. Kapan waktu control yang disarankan untuk GTP?
12. Apasaja macam- macam kesalahan dan kegagalan GTP?
13. Apasaja dampak penggunaan GTP yang tidak tepat?
III. Analisa Masalah
Disebabkan oleh permasalahan bentuk gigi tiruan, bentuk ruang palatal yang luas, bagian tepi
bawah yang kurang lebar dan dalam, bagian perifer yang terlalu dalam dan lebar, permukaan
dipoles tidak di daerah netral, posisi intercuspal tidak seimbang dengan kontak posisi retensi,
adanya kontak premature, kesalahan pada bidang oklusal.
Osteoporosis
Gangguan hormonal
TBC
Penyakit ginjal
Gangguan gastrointestinal
Gangguan kesimbangan darah (leukemia)
Indikasi
Kontra Indikasi
Syarat
Direct; langsung melakukannya pada mulut pasien dengan menggunakan bahan self
curing acrylic
indirect; dengan heat cure acrylic
- Relining satu kali kunjungan dapat menggunakan cold cure acrylic namun warna
tidak stabil
- Relining konvensional pada lab menggunakan bahan heat cure acrylic
Indikasi
Immediate denture
Dimensi vertikal dan relasi sentrik tetap
Gigi anasir tidak abrasi
Tidak memungkinkan dilakukannya relining
Under ekstended GTP
Resorpsi tulang alveolar
GTP longgar tapi masih bisa diperbaiki
Oklusi baik
Dasar resin buruk sehingga tidak bisa direlining
Porositar terlalu banyak
Stain terlalu tebal
Kontra indikasi
Permukaan polis dan mekanis dicek apakah ada permukaan yang tajam, maka harus
dipoles
Pada saat insersi, arah pemasangan dan hambatan harus diperhatikan
Lakukan pemeriksaan retensi, kenyamanan, oklusi, dan fungsi fonetik
Stabilitas juga perlu dicek pada saat menelan dan mengunyah
Diperhatikan pada articulating paper ada atau tidaknya premature contact
Kontrol dilakukan satu minggu setelah pemasangan, dilakukan pemasangan. Lakukan anamnesis
kepada pasien apakah pasien merasa nyaman atau ada keluhan selama pemakaian. Lalu lakukan
pemeriksaan objektif pada rongga mulut pasien, perhatikan apakah ada mukosa yang tertekan,
lesi, atau tanda- tanda adanya mukosa yang teriritasi protesa. Serta perhatikan pula retensi dan
stabilisasi dari gigi tiruan.
24 jam setelah insersi pasien diinstruksikan untuk tidak melepaskan pretesanya, agar si pasien
dapat beradaptasi dengan protesa barunya.
V. LO
Prosedur pemasangan gigi tiruan harus dijadwalkan karena memerlukanwaktu yang cukup untuk
melakukan pemasangan gigi tiruan dan konsultasi untukmenjawab setiap pertanyaan dn
kekhawatiran pasien. Pasien diintruksikan untukmenanggalkan gigi tiruan lamanya selama 12-24
jam sebelum gigi tiruan yang baru dipasangkan agar gigi tiruan baru dapat beradaptasi pada
jaringan yang sehatdan tidak dalam keadaan distorsi.
Sebelum pemasangan gigi tiruan lakukan pemeriksaan pada permukaan basis gigi tiruan yang
menghadap ke jaringan mulut dan permukaan yang dipolesharus bebas dari porus serta goresan
tajam untuk menghindari trauma padamukosa mulut serta tumpukan plak.
Pemeriksaan gigi tiruan dilakukan satu persatu secara terpisah untukretensi stabilitas dan
kenyamanan didalam rongga mulut kemudian oklusi dan!onetik diperiksa setelah gigi tiruan
atas dan bawah berada dalam rongga mulut.Pemeriksaan oklusi dilakukan dengan
artikulating paper untuk mengoreksi kontak prematur. "ulut harus dapat ditutup secara
bersamaan tanpa adanya hambatan.
Pasien dianjurkan untuk memakai selama 24 jam setelah pemasangan untuk menyesuaikan gigi
tiruan di dalam rongga mulut. Pasien diberikan informasi dan petunjuk secara ferbal maupun
intruksi tertulis mengeni pemakaiangigi tiruan cara pembersihan dan pemeliharaan gigi tiruan
yang dipakainya sertat entang pemeriksaan secara periodik yang diperlukan.
Yaitu tahap persiapan pemasangan gigi tiruan penuh factor yang harus diperhatikan adalah
pengamatan terhadap gigi tiruan berupa:
a. Arah pemasangan
b. Hambatan saat pemasangan
Setelah Insersi
c. Stabilisasi
Dicek saat mulut berfungsi, tidak boleh mengganggu mastikasi, penelanan, bicara, ekspresi
wajah dan sebagainya. Apabila sudah tidak ada gangguan, maka protesa dapat dipolis.
Penjelasan tentang
RETENSI
Menurut A. Roy MacGregor dan David M.Watt, retensi dapat didefinisikan sebagai
ketahanan gigi tiruan untuk melawan gaya-gaya yang melepaskannya dari mulut. Di
dalam
bukunya digambarkan dengan sederhana mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
retensi gigi tiruan lengkap sebagai berikut : Gigi tiruan lengkap diibaratkan dua balok
yang
mempunyai berat yang sama tetapi ukuran berbeda, menempel pada dasar suatu bak. Diantara
balok dan dasar bak terdapat selapis tipis air (lapisan saliva), ternyata balok yang lebih besar
mengalami hambatan yang lebih besar saat dikeluarkan, karena permukaan yang berkontak lebih
luas dan karena adanya gaya-gaya dalam cairan.
Menurut A. Roy MacGregor dan David M.Watt gaya yang berhubungan dengan lapisan
saliva ( gaya-gaya fisik ) yang berhubungan dengan retensi suatu gigi tiruan secara garis besar
dapat dibagi atas tiga :
1. Adhesi
Gaya tarik-menarik antara saliva dengan basis gigi tiruan dan antara saliva dengan
mukosa
2. Gaya-gaya dalam cairan
Gaya-gaya dalam cairan ( tegangan permukaan saliva, gaya kohesi dalam cairan saliva,
dan viskositas saliva), semua mempengaruhi retensi gigi tiruan dan berhubungan dengan
ketepatan kontak basis terhadap kontak mulut.
3. Tekanan atmosfir
Tekanan atmosfir yang lebih rendah dalam cairan saliva dapat menahan gaya-gaya yang
akan melepaskan gigi tiruan asal peripheral seal utuh.
A. Roy MacGregor juga menjelaskan bahwa, retensi gigi tiruan lengkap dipengaruhi juga oleh
tiga faktor utama dalam desain gigi tiruan yaitu :
ESTETIKA
Pada pemerikasaan estetika menurut A. Grant (1) terdapat beberapa hal yang perlu
diperhatikan :
1. Dukungan dari gigi tiruan terhadap bibir dan pipi sehingga memperlihatkan
ekspresi wajah yang wajar.
2. Garis median muka berhimpit dengan garis median gigi tiruan.
3. Bidang oklusal sejajar dengan garis inter pupil dan alatragus, serta pada saat
istirahat setinggi bibir atas
4. Gigi anterior rahang atas dan rahang bawah cukup terlihat pada saat mulut
setengah terbuka.
5. Terdapat keharmonisan antara ukuran, bentuk, kontur, warna, serta susunan gigi
tiruan dengan wajah pasien.
6. Tidak ada gigi tiruan yang berubah posisi.
7. Susunan gigi anterior tidak terlalu ke anterior, palatal atau lingual, tetapi tersusun
pada daerah neutral zona ( daerah penyusunan gigi yang tidak mengganggu fungsi
otot ). Permukaan labial dari gigi incisive sentral atas berada kira-kira 8 – 10 mm
sebelah anterior dari pertengahan papilla incisive. Bila penyusunan gigi terlalu ke
posterior ( berjarak kurang dari 8 mm ) menyebabkan dukungan gigi tiruan papda
bibir berkurang yang ditandai dengan penurunan sudut bibir, berkurangnya bagian
vermillion border yang terlihat, penurunan dan pendalaman sulcus nasolabialis,
garis-garis vertical kecil atau kerutan-kerutan diatas vermillion border, philtrum
tidak Nampak dengan nyata, dan juga dapat diperkirakan adanya ruang lidah yang
sempit di anterior. Bila penyusunan terlalu ke anterior mengakibatkan penampilan
wajah yang Nampak kaku, bibir Nampak tegang, perubahan bentuk bibir, sulcus
dan philtrum, dan gigi tiruan cenderung lepas sewaktu berfungsi.
Estetis yang kurang memuaskan dapat disebabkan oleh kesalahan penentuan hubungan
rahang, kesalahan prosesing sehingga susunan gigi geligi kurang bagus, atau kontur gigi yang
kurang baik. Keadaan ini tidak dapat diperbaiki di ruang praktek, tetapi harus melalui
pengulangan proses laboratorium atau dengan pembuatan gigi tiruan baru.
KESTABILAN
Dalam Glossary of Prosthodontic terms ( 1962 ) kestabilan didefinisikan sebagai gigi
tiruan untuk tetap bertahan di tempat, melawan tekanan functional yang menggerakkannya dan-
tidak sebagi subjek yang mudah berubah posisi bila tekanan jatuh padanya.
Sedang kestabilan gigi tiruan menurut A. Roy MacGregor adalah daya tahan gigi tiruan
untuk bertahan pada tempatnya melawan gerakan-gerakan, dan sifat gigi tiruan untuk
tetap
dalam keadaan seimbang terhadap jaringan pendukung.
Selain faktor retensi kestabilan gigi tiruan lengkap dipengaruhi juga oleh :
4. Hubungan rahang
Hubungan rahang terbagi menjadi dua :
Hubungan rahang dalam arah vertical ( dimensi vertical ).
Yaitu jarak antara rahang atas dan bawah yang memberikan ekspresi wajah
normal
Saat rahang atas dalam keadaan instirahat gigi geligi agak terpisah, dan tinggi
wajah sedikit lebih besar daripada saat gigi berkontak, sehingga terdapat ruangan antara
permukaan oklusal gigi yang disebut free way space. Free way space ini
penting artinya untuk kelancaran pengucapan huruf, dan sebagai pedoman dalam-
mengembalikan tinggi wajah pasien yang sudah tidak bergigi. Besarnya free way
space yang dianggap normal adalah 2 – 4 mm. untuk mendapatkan dimensi
vertical yang tepat dilakukan pengukuran dan diperiksa dengan cara fonetik,
dimana pasien diinstruksikan untuk mengucapkan kata-kata yang banyak
mengandung bunyi desis misalnya missisipi.
Sedangkan yang dimaksud dengan artikulasi yang seimbang adalah kontak geser yang
terus-menerus antar tonjol gigi atas dan bawah di seluruh lengkung rahang pada setiap
gerakan mandibula dengan mulut tertutup.
Ketidakseimbangan oklusi dan artikulasi akan mempengaruhi kestabilan gigi tiruan,
karena gigi tiruan akan terasa longgar, dan bergeser pada ridge setelah kontak oklusi.
Akibatnya pasien hanya dapat memakai gigi tiruan dengan nyaman pada waktu tidak
makan, tetapi akan terasa longgar dan menimbulkan nyeri pada saat makan.
Keseimbangan oklusi harus diperiksa pada tahap mencoba gigi tiruan malam, tetapi
artikulasi baru bisa dibuat lebih sempurna setelah melakukan pengasahan secara selektif
pada permukaan gigi tiruan. Pengasahan secara selektif maksudnya adalah memodifikasi
permukaan gigi-geligi dengan mengasah pada tempat-tempat tertentu, setelah ditentukan
tempatnya dengan menggunakan kertas artikulasi. Tujuannya adalah untuk mendapatkan
oklusi dan artikulasi yang seimbang
Pada tahap pemasangan gigi tiruan penuh sering timbul masalah- masalah yang meliputi evaluasi
dan perawatan terhadap estetis, fonetik, iritasi, dan kurangnya retensi dan stabilisasi
a.Estetik, seperti
Iritasi merata pada daerah pendukung gigi tiruan. Hal ini disebab kan oleh:
Iritasi pada lereng lingual anterior dan lereng lateral dari linggir rahang bawah
Hilang dukungan
Relief tidak cukup
Kontak incisal berlebihan pada relasi sentrik
Rahang atas
Kesalahan oklusi
Kurang posterior palatal seal
Perluasan kurang
Perluasan berlebihan
Gigi tiruan dipasang dalam mulut pasien sambil dinilai ketepatan duduknya dan diukur
kembali dimensi vertikalnya.
B. Rebasing
Rebasing adalah proses mengganti landasan gigi tiruan secara menyeluruh karena sudah rusak
sama sekali, sedangkan susunan gigi geligi masih baik,dan mencekatkan kembali gigi tiruan
dengan mengganti bahan landasan gigi tiruan tanpa mengubah hubungan oklusinya/ susunan
gigi-giginya.
Syarat lain untuk rebasing adalah gigi tiruan tersebut masih memenuhi syarat estetik,fungsi
mengunyah, dan fonetik. Gigi tiruan mungkin perlu di rebasing karena perubahan dari jaringan
penyangganya di dalam mulut, selama pemakaian gigi tiruan lengkap lepas dalam jangka waktu
yang lama, dan untuk mengembalikan retensi dan fungsinya.
Rebasing dilakukan karena :
Landasan gigi tiruan mengalami:
o Porusitas dalam yang terlalu bayak
o Perubahan warna karena pemakaian yang terlalu lama
o Bau yang kurang begitu disenangi pada gigi tiruan yang sudah lama dipakai
o Staining/ pewarnaan yang terlalu tebal
Resorbsi tulang alveolar, yang mengakibatkan gigi tiruan tidak tepat lagi
Lakukan modifikasi seal daerah posterior palatal dan relief bila diperlukan
Buat landasan gigi tiruan yang baru dari malam, lakukan waxing
Uji coba dalam mulut pasien dan periksa estetik, oklusi sentrik, dan ukur dimensi vertikalnya
Setelah sesuai dan pasien menyukainya, lakukan flasking, packing, curing, deflasking dan
remounting gigi tiruan yang belum dilepas dari model rahangnya dalam articulator.gunakan
takikan pada dasar model rahang untuk menempatkan kembali model rahang pada posisi asalnya
dan gunakan indeks oklusal untuk menemukan dan memperbaiki setiap perubahan dimensi
vertikal oklusi atau oklusi sentrisnya yang terjadi dari proses pembuatan gigi tiruan.
Gigi tiruan dilepaskan dari model rahangya,selesaikan dan poles
Lalu pasang dalam mulut pasien, periksa mengenai kekokohan, kemantapan, estetik, dan
fonetik. Pasien diminta datang kembali setelah 3 hari, kecuali terdapat luka boleh kembali
sebelum waktunya
Relining
Kontraindikasi :
1. Resorbsi banyak
2. Jaringan mukosa luka
3. Kelainan pada sendi rahang
4. Estetis GT sangat jelek
5. Hubungan relasi RA & RB tidak baik
Prosedur Relining
Direct / Langsung pada mulut pasien dengan ‘SELF CURING ACRYLIC’
Cara :
1. Daerah resorpsi linggir dikurangi dan dibuat retensi (½basis lama)
2. Dengan ‘self curing acrylic’ pada daerah retensi tadi ditekankan
langsung pada mulut pasien sampai komposisi akrilik plastis lalu
dikeluarkan dari mulut
3. Instruksi pasien untuk kumur dengan air dingin,sisa akrilik dibuang
4. Masukkan kembali ditunggu hingga keras ±12-15 menit), lalu poles dan
siap dipakai
Kerugian :
1. Akrilik mudah porus dan warna tidak stabil
2. Mudah menimbulkan bau yang tidak enak
3. Mudah terjadi iritasi mukosa
Rebasing
Adalah proses penggantian seluruh basis gigi tiruan dengan basis gigi tiruan
yang baru, dengan tetap menggunakan anasir gigi tiruan yang lama dan
tanpa merubah posisi gigi serta oklusi gigi tiruan.
Indikasi :
1. Under extended basis gigi tiruan
2. Untuk membuat post-dam
3. Terjadi resorpsi tulang alveolar yang lokal ataupun menyeluruh
4. Gigi tiruan sudah longgar
5. Desain rangka protesa masih terletak baik pada gigi pengunyah
6. Elemen tiruan tidak aus berlebihan, patah, atau rusak
7. Bila basis gigi tiruan sudah terlihat buruk, karena pemakaian untuk
jangka waktu lama
8. Relining berkali-kali
Prosedur rebasing :
1. Bagian perifer sayap gigi tiruan dikasarkan dulu
2. Membuat cetakan rahang pasien dengan menggunakan gigi tiruan lama
sebagai sendok cetaknya dan gunakan bahan cetak mukostatik yaitu
Zinc Oxide Eugenol
3. Membuat model kerja dengan stone dengan cara boxing
4. Meletakkan gigi tiruan dan model kerja pada bagian atas articulator dan
diberi indeks oklusal dari gips pada bagian bawah. Jika gips sudah keras,
articulator dibuka
5. Gigi tiruan dilepas dari model kerja. Bahan cetak dibuang dan di trim
landasan akrilik gigi tiruannya dan disisakan secukupnya untuk menahan
geliginya
6. Membuat landasan gigi tiruan baru dari malam dan lakukan waxing
7. Uji coba dalam mulut pasien dan permeriksaan estetik, fonetik, ukur
dimensi vertical
8. Setelah sesuai, lakukan flasking, packing, curing, deflasking, dan
remounting
9. Gigi tiruan di poles dan pasang dalam mulut pasien