Anda di halaman 1dari 3

C.

Mouth preparation
 Foto radiografi
 Dental dan medical history harus diketahui
 Pemeriksaan kepala dan leher
 Pemeriksaan probing periodontal
 Menulis pada RM, apabila dibutuhkan bedah untuk frenulum,
pengurangan tori, dan pembedahan jaringan keras dan lunak.
 Memilih gigi yang akan menjadi aboutment
 Evaluasi dan palpasi jaringan pendukung
 Memilih shade sesuai gigi natural pasien
 Identifikasi catatan profil wajah, bibir saat tersenyum dan menutup,
penampakan intraoral saat oklusi maksimal
 Evaluasi lip support, bentuk filtrum, posisi lip line dan low line, dan
jumlah gigi yang terekspos
D. Keuntungan dan Kerugian
Keuntungan
 Menghindari periode edentulous jangka pendek yang berarti
penampilan pasien tidak berubah
 Memelihara dukungan sirkumoral, tonus otot, dimensi vertical
oklusi, hubungan rahang dan tinggi wajah. Lidah, bibir, dan pipi
juga akan terpelihara posisinya. Lidah tidak melebar secara lateral
dan kebelakang melewati alveolar ridge akibat hilangnya gigi.
 Rasa sakit pasca operasi berkurang karena lokasi ekstraksi
terlindung dari lidah dan kontak dengan makanan walaupun fungsi
mastikasi ideal tidak tercapai hingga ketidaknyamanan jaringan lunak
mereda
 Dapat berperan sebagai matriks untuk mengontrol perdarahan,
melindungi dari trauma, melindungi blood clot serta mencegah
kontaminasi
 Apabila kondisi sebelumnya dapat diterima maka akan memudahkan
untuk duplikasi bentuk dan posisi gigi asli serta bentuk dan lebar
rahang. Bentuk horizontal dan vertical gigi anterior dapat direplika
 Pasien dapat melanjutkan aktivitas normal, dapat beradaptasi
dengan gigi tiruan, fungsi bicara dan mastikasi dapat terpelihara
karena tidak ada periode edentulous yang lama, asupan nutrisi baik
juga terpelihara
 Memelihara penampilan pasien. Psikologis dan social terjaga
karena pasien tidak keluar rumah tanpa gigi dan tidak ada masalag
dengan gaya hidup normal seperti senyum, berbicara, makan, dan
bersosialisasi.
Kerugian
 Gigi tiruan memerlukan eksekusi yang lebih pada tahapan klinis
rutin karena ada gigi yang membuat pengambilan cetakan dan posisi
maksilomandibula lebih sulit
 Undercut ridge anterior (parah pada maksila) akibat dari gigi
yang tersisa yang dapat menghambat pencetakan. Mempengaruhi
registrasi akurat dari undercut pada posterior
 Resorpsi tulang dan shrinkage dari jaringan lunak pada proses
penyembuhan lebih sering terjadi dibanding jaringan lunak sehat.
Hal ini membuat perubahan sehingga memerlukan reline.
 Adanya perbedaan jumlah gigi yang tersisa pada berbagai lokasi
 Tidak adanya uji coba gigi tiruan sehinga sulit menunjukkan pada
pasien seperti apa gigi tiruannya
 Sulit, prosedur rumit, lebih banyak waktu, pertemuan tambahan,
dapat meningkatkan biaya
 Ketidakpuasan pasien dengan posisi gigi atau modifikasi pasca
insersi mungkin membutuhkan pembuatan ulang
 Aktifitas fungsional (bicara dan matikasi)  hambatan jangka
pendek dan sementara
SUMBER :
1. Sofya. 2017. Immediate Denture. Universitas Syiah Kuala. Journal of Syiah
Kuala Dentistry Society.
2. Dipti Nayak, et.all. 2020. Immediate Denture: A Review. Uttar Pradesh.
International Journal of Scientific Research.
3. Iwa Arya, et.all. 2018. Gigi Tiruan Lepasan Immediate pada Pasien dengan
Periodontitis Agresif. Yogyakarta. MKGK (Majalah Kedokteran Gigi
Klinik) Clinical Dental Journal UGM Vol 4 No 1.
4. Ariestania Vivin. 2015. Immediate Full Denture for Esthetic Reconstruction
Using Mandibular Radical Alveolectomy. Suarabaya. Denta Journal
Kedokteran Gigi

Anda mungkin juga menyukai