Anda di halaman 1dari 2

2.3.

Health implications
Efek nanomaterial sangat bergantung pada ukuran, misalnya, partikel berukuran 100 nm
yang tidak beracun dapat menjadi beracun karena ukurannya berkurang menjadi 1 nm dan
sebaliknya. Tidak hanya ukuran, ketidakpastian tentang bagaimana tubuh bereaksi terhadap
bahan nano juga dipengaruhi oleh reaksi sistem kekebalan tubuh terhadap produk nano.
Perlu dilakukan studi pasca pemasaran pada produk untuk menyelidiki efek jangka
panjang dari bahan nano dan melaporkan efek samping yang merugikan kepada badan legislatif
dan regulator, seperti FDA.
3. Applications of nanotechnology in dentistry
3.1. Dental diagnostics
Untuk meningkatkan diagnostik medis, diperkenalkan nano-biosensing. Biosensor
merupakan perangkat analitik yang menggabungkan elemen aktif biologis dengan transduser
fisik yang sesuai untuk menghasilkan sinyal terukur yang sebanding dengan konsentrasi spesies
kimia dalam semua jenis sampel. Untuk meningkatkan proses biorecognition dan kinerja
bioreseptor secara keseluruhan, nanobioreceptors diperkenalkan, dengan menggabungkan
nanotube, nanowires, dan nano-dots dalam sensing assembly.
Nanopartikel dibuat dengan mengikuti pendekatan top down, bottom up, atau molecular
self-assembly. Mengganti partikel berukuran mikro dengan yang berukuran nano, mengubah
biosensor menjadi nanobiosensor. Keuntungannya adalah dapat mengidentifikasi jaringan
biologis yang ditargetkan secara cepat pada tingkat molekul yang sangat rendah; sensitivitasnya
tinggi; serta mudah dipindahkan dan berubah bentuk sebagai respons terhadap gaya yang sangat
rendah.
Nanopartikel logam seperti emas, perak, platinum, dan paladium umumnya tergabung
dalam sistem transduksi/bioresepsi nanobiosensor karena dapat bereaksi cepat dengan sebagian
besar molekul biologis tanpa mempengaruhi aktivitasnya. Selain itu, nanotube karbon digunakan
untuk mendeteksi sel-sel kanker yang beredar di dalam tubuh. Hal ini tidak hanya meningkatkan
kinerja biosensor, tetapi juga menciptakan peluang untuk memproduksi nanobiosensor berukuran
sangat kecil yang dapat dipakai atau bahkan menjadi implant.
3.2. Preventive dentistry
Sikat gigi nano dikembangkan dengan memasukkan partikel koloid nanogold atau
nanosilver di antara bulu sikat gigi. Selain meningkatkan penghilangan plak secara mekanis, efek
antibakteri dari emas atau perak yang ditambahkan dapat menurunkan penyakit periodontal
secara signifikan.
Pasta gigi dan larutan obat kumur juga dimodifikasi secara nano. Nano-kalsium fluorida,
yang ditambahkan ke produk obat kumur dapat mengurangi aktivitas karies, mengurangi
permeabilitas dentin, dan meningkatkan konsentrasi fluorida labil dalam cairan mulut.
Nanopartikel kalsium karbonat dan 3% natrium trimetafosfat berukuran nano dapat
meningkatkan remineralisasi lesi karies dini dibandingkan dengan pasta gigi konvensional. Pasta
gigi yang mengandung kristal nano-hidroksiapatit (nHA) secara signifikan meningkatkan nilai
kekerasan mikro pada email setelah tantangan erosif. Pasta gigi nHA juga terbukti dapat
menurunkan kejadian karies pada anak.
Kapasitas reparatif bahan nano yang lebih tinggi dibandingkan bahan dalam skala mikro
atau makro disebabkan, bahan penyusun anorganik dalam email berukuran 20–40 nm, sehingga
diasumsikan afinitas yang lebih tinggi terhadap bahan berukuran nano partikel.
3.3. Dental materials
3.3.1. Prosthodontics
0,4% nanopartikel TiO2 yang dimasukkan ke dalam 3D printed poly-methylmethacrylate
(PMMA) denture base dapat meningkatkan karakteristik antibakteri dan sifat mekaniknya.
Penambahan nanopartikel zirkonium oksida secara signifikan meningkatkan tingkat kekerasan,
kekuatan lentur, dan fracture toughness dari heat cured PMMA denture base. Nano zirkonium
juga meningkatkan kekuatan transversal denture base.
Chlorhexidine coatings yang dicampur dengan nanopartikel melepaskan chlorhexidine
terlarut ke dalam air liur buatan, dengan pelepasan yang lambat dan berkelanjutan oleh lapisan
chlorhexidine-HMP (heksametafosfat), dan pelepasan yang cepat dan lebih terkonsentrasi oleh
pelapis chlorhexidine-TP (natrium trifosfat) dan chlorhexidine-TMP (trimetafosfat). Lapisan
klorheksidin-HMP terbukti paling efektif dalam aktivitas antijamurnya dengan menghambat
aktivitas metabolisme Candida albicans. Pelapisan ini berpotensi secara klinis agar protesa gigi
berumur panjang dan pemeliharaan kesehatan mulut dengan biaya lebih rendah.
Nano-particle impregnated luting cements terbukti efektif secara signifikan meningkatkan
kekuatan ikatan pada email dan dentin dibandingkan dengan semen luting konvensional.
Penelitian dengan memasukkan nanopartikel ZnO dan MgO menunjukkan kekuatan fisik dan
mekanik yang sangat baik bila dibandingkan dengan zinc poly carboxylate cements
konvensional, sehingga kekuatan semen tergantung pada skala ukuran komposisi. Penambahan
nano-hydro xyapatite/fluoroapatite particles pada GIC meningkatkan kuat tekan, tarik, dan lentur
biaksial.
Resin nano-ceramic computer-aided design dan computer-aided manufacturing
(CAD/CAM) blocks menunjukkan estetika, daya tahan, dan fracture resistance yang unggul.
Nano-ceramics dan resin hybrid menciptakan bahan dengan sifat unggul dibandingkan dengan
saat menggunakan satu atau yang lain.

Anda mungkin juga menyukai