Anda di halaman 1dari 22

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

PEMBUATAN PASTA GIGI BERBAHAN NANOKALSIUM DARI


CANGKANG TELUR DALAM UPAYA MENGHILANGKAN PLAK
DALAM GIGI YANG DIAKIBATKAN OLEH AKTIVITAS BAKTERI
STREPTOCOCCUS MUTANS

BIDANG KEGIATAN:
PKM PENELITIAN

Diusulkan oleh:
Randika Dwiputra
Dea Ayumi Safitri
Frederick Martinus

(1206227415)
(1206230372)
(1306408845)

2012
2012
2013

UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2014

ii

DAFTAR ISI
Halaman Sampul .......................................................................................................i
Halaman Pengesahan................................................................................................ii
Daftar Isi..................................................................................................................iii
Ringkasan.................................................................................................................iv
Pendahuluan
1.1. Judul......................................................................................................1
1.2. Latar Belakang......................................................................................1
1.3. Perumusan Masalah..............................................................................2
1.4. Tujuan...................................................................................................2
1.5. Luaran yang Diharapkan.......................................................................2
1.6. Manfaat Penelitian................................................................................2
Tinjauan Pustaka
2.1.Mekanisme Pembentukkan Penyakit Karies .......................................3
2.2.Virulensi Streptococcus mutans dalam Membentuk Lesi ....................3
2.3.Sintesis dan Evaluasi Nanopartikel Dari Cangkang Telur....................4
2.4. Nanokalsium dalam Remineralisasi Gigi.............................................4
Metode Penelitian
3.1. Desain Penelitian..................................................................................5
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian..............................................................5
3.3. Diagram Alur Penelitian......................................................................6
3.4. Tahap-Tahap Penelitian.......................................................................6
Biaya dan Jadwal Kegiatan
4.1. Anggaran Biaya...................................................................................8
4.2. Jadwal Kegiatan...................................................................................9
Daftar Pustaka.........................................................................................................10
Lampiran-lampiran
Lampiran 1.................................................................................................11
Lampiran 2.................................................................................................15
Lampiran 3.................................................................................................17
Lampiran 4.................................................................................................18

iii

RINGKASAN

Karies gigi merupakan penyakit pada gigi yang timbul karena adanya
aktivitas bakteri Streptococcus mutans yang mampu melakukan fermentasi
karbohidrat sehingga mempercepat terjadinya proses pembentukkan plak / karies
pada gigi. Plak gigi sebenarnya dapat diantisipasi dengan rajin menyikat gigi.
Namun, tak semua pasta gigi dapat memberikan efek yang cepat dalam memicu
terjadinya proses remineralisasi kembali. Maka dari itu, peneliti mengusulkan ide
tentang pembuatan pasta gigi mengunakan teknologi nanokalsium yang
diharapkan dapat mengembalikan mineral-mineral hidroksiapatit gigi yang
mengalami lesi karena aktivitas bakteri Streptococcus mutans. Adapun penelitian
ini bertujuan untuk membandingkan khasiat antara pasta gigi biasa dengan yang
berbahan nanokalsium. Untuk menghasilkan pasta gigi nanokalsium yang ampuh
meningkatkan kadar bunuh optimal S.mutans, maka diperlukan metode dengan
HPH, metode evaluasi dengan SEM dan FT-IR, yang diakhiri dengan metode
dilusi. Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan, dimulai dari pembuatan
nanokalsium dari limbah cangkang telur, pembuatan pasta gigi yang berbahan
tambahan nanokalsium, serta proses pengujian keefektifan pasta gigi dalam
konsentrasi tertentu dalam menghambat metabolisme S.mutans.
Kata Kunci: dilusi; FT-IR; HPH; karies; nanokalsium; SEM; S. mutans

iv

BAB 1
Pendahuluan
1.1. Judul
Pembuatan Pasta Gigi Berbahan Nanokalsium dari Cangkang Telur dalam
Upaya Menghilangkan Plak dalam Gigi yang Diakibatkan oleh Aktivitas Bakteri
Streptococcus mutans.
1.2. Latar Belakang
Karies gigi merupakan penyakit yang sering ditemukan pada lingkungan
sekitar gigi yang dimulai dari permukaan gigi yang dapat meluas ke arah pulpa.
Karies gigi merupakan penyakit suatu penyakit yang dapat dialami semua orang
karena disebabkan oleh tiga hal yang terutama, yaitu karbohidrat, permukaan dan
bentuk gigi, serta mikroorganisme. Berdasarkan analisis data yang dipaparkan
oleh Riset Kesehatan Dasar, prevalensi karies aktif di Indonesia pernah mencapai
72,1% pada tahun 2007. Fakta ini juga didukung oleh Kementerian Kesehatan
yang mencatat jika penderita karies di Indonesia berjumlah sebanyak 60-80% dari
populasi rakyat Indonesia, yang berjumlah 237.641.326 jiwa. Hal ini diperjelas
oleh Susenas yang menyatakan bahwa tingkat penderita karies gigi di Indonesia
sering mengalami gangguan aktivitas selama 3,86 hari dalam satu tahun.
Karies gigi dapat diatasi apabila masyarakat rajin minimal menyikat gigi
sebanyak 2 kali, yakni setelah makan pagi dan sebelum tidur malam. Namun,
karena tingginya dominasi tingkat permintaan akan rasa manis membuat
masyarakat menjadi semakin malas untuk menyikat gigi. Yang tidak diketahui
oleh para konsumen, rasa manis yang umumnya mengandung komponen glukosa,
sukrosa, fruktosa dari produk yang dikonsumsi dapat menempel pada permukaan
gigi sehingga mudah memberikan rasa lengket yang apabila tidak dibersihkan
dapat berubah menjadi plak. Hal ini tentu merangsang kehadiran bakteri
Streptococcus mutans dalam melisiskan ion-ion basa dalam gigi lalu
menggantikannya dengan ion-ion asam hasil metabolisme yang mempercepat
proses karies.
Karena kehadiran S. mutans memicu terjadinya reaksi demineralisasi
dibandingkan remineralisasi, mendorong penulis untuk mencari tahu kandungan
hidroksiapatit di dalam cangkang telur yang diformulasikan ke dalam bentuk pasta
gigi guna memperkuat enamel gigi. Untuk memperoleh senyawa hidroksiapatit,
maka diperlukan teknologi sediaan nanokalsium ke dalam pasta gigi pepsodent.
Menurut Hannig (2012), sebanyak 1% nanokalsium dalam pasta gigi mampu
memicu reaksi demineralisasi melalui transfer ion Ca2+ menuju lapisan luar gigi
yang mengalami lesi karies akibat aktivitas Streptococcus mutans melalui sistem
in-vitro yang mampu meminimalisir kehadiran plak gigi jika diaplikasikan dengan
menggosok gigi 2 kali sehari dalam 20 hari. Penelitian serupa juga pernah
dilakukan oleh Vanichvatana dan Auychai (2013) di Bangkok yang mencoba
membandingkan manfaat dari pasta gigi kalsium fosfat dengan fluorida terhadap
remineralisasi gigi secara in-situ. Penelitian pasta gigi berbahan tambahan

karbonat hidroksiapatit dari cangkang telur yang diformulasikan ke dalam bentuk


nano ini masih belum pernah diteliti. Jikapun ada, hanya diaplikasikan untuk
pertumbuhan tulang secara umum, tidak dispesifikasikan secara khusus untuk
remineralisasi gigi.
1.3. Perumusan Masalah
Uraian yang ada di latar belakang ini menjadi acuan penulis dalam
membuat rumusah masalah, sebagai berikut:
1. Apakah proses pengubahan cangkang telur ke dalam bentuk
nanopartikel memberikan efek yang signifikan terhadap pengurangan plak
pada gigi?
2. Seberapa besarkah efek pasta gigi yang mengandung nanopartikel
hidroksiapatit dalam meningkatkan kadar hambat dan kadar bunuh bakteri
Streptococcus mutans?
1.4. Tujuan
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keefektivitasan
pasta gigi berbahan nanokalsium dalam mengembalikan kandungan hidroksiapatit
yang bersifat fungsional pada email gigi. Sementara itu, tujuan khusus dari
penelitian ini adalah untuk: (1) memanfaatkan limbah cangkang telur sebagai
sumber hidroksiapatit, (2) memanfaatkan potensi nanokalsium dari limbah
cangkang telur; serta (3) aplikasinya di dalam bentuk pasta gigi yang mampu
medegradasi koloni bakteri Streptococus mutans yang aktif bekerja dalam
fermentasi karbohidrat akibat mengonsumsi makanan berasa manis.
1.5. Luaran Yang Diharapkan
Luaran pertama adalah menghasilkan pasta gigi berbahan nanokalsium
yang efektif dalam proses remineralisasi gigi. Kedua, dapat diterbitkan di artikel
ilmiah yang dimuat secara berkala, serta dapat dipublikasikan melalui seminar
nasional. Ketiga, diadakan penelitian lanjutan dari temuan ini.
1.6. Manfaat Penelitian
Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi
pihak-pihak terkait dalam beberapa aspek:
1. Segi masyarakat. Diharapkan agar dapat memperkenalkan kepada
masyarakat bahwa terdapat pasta gigi berbahan nanokalsium yang mudah
membersihkan karang gigi pada permukaan gigi. Selain itu, juga ingin
menginformsikan tentang nanopartikel yang dapat berperan menjadi filling
agent pada bagian permukaan gigi.
2. Segi ekonomi. Setelah berhasil membersihkan plak gigi beberapa
responden, diharapkan produk ini bukan hanya dapat meningkatkan
economic value melalui penjualan produk di pasar domestik, tetapi juga
turut berkontribusi dalam mengatasi limbah cangkang telur yang ada .
3. Ilmu pengetahuan dan teknologi. Penelitian ini dapat mendorong
mahasiswa rumpun Saintek dari fakultas lain untuk meneliti kandungan

bahan lain yang dapat dijadikan sumber yang lebih bonafit untuk
memperbaiki kesehatan gigi.
BAB 2
Tinjauan Pustaka
2.1. Mekanisme Pembentukkan Penyakit Karies
Karies adalah penyakit pada jaringan gigi yang secara umum terjadi ketika
metabolisme karbohidrat menjadi polisakarida yang kemudian dilanjutkan oleh
asam yang dihasilkan oleh bakteri Streptococcus mutans dalam membentuk plak.
Asam tersebut memicu terjadinya demineralisasi yang dapat memperlemah ikatan
hidroksiapatit dalam mempertahankan gigi dari penyakit karies. Produksi asam
juga dapat dipicu apabila terdapat fissure pada bentuk dan permukaan gigi.
Adapun mekanisme secara runut dalam menjelaskan pembentukkan karies adalah:
1. Bakteri plak akan mengubah glukosa menjadi asam asetat atau asam laktat yang
akan mengalami reaksi kesetimbangan.
2. Asam yang diproduksi oleh bakteri plak akan memasuki bagian email.
3. Setelah memasuki email, asam akan menyerang kristal apatit sehingga
menyebabkan terlepasnya ion Ca2+, OH- , PO43-, F-, Na+ dan Mg2+dari email gigi
karena difusi. Hidroksiapatit yang ada dalam gigi dapat mengalami pertukaran ion
F- dan CO32- dengan ion OH- serta pertukaran ion Hg2+ atau Zn2+ dengan ion Ca2+.
4. Mineral tersebut akan keluar karena ada pelikel yang merupakan glikoprotein
dari email gigi sehingga menimbulkan bercak putih yang apabila dibiarkan terus
menerus akan menimbulkan lubang pada gigi.
2.2. Virulensi Streptococcus Mutans dalam Membentuk Lesi
Tak hanya kandungan S. mutans yang dapat memicu pembentukkan plak,
tetapi ada parameter lain seperti virulensi S.mutans yang terkait dengan
kariogenitas S. mutans, yaitu perlekatan, kemampuan asidogenik, dan toleransi
terhadap asam yang mengubah sifat fisik dan kimia biofilm dengan menurunkan
pH saliva melalui proses fermentasi karbohidrat yang selanjutnya meningkat
dmeineralisasi email gigi. Karbohidrat yang umumnya menjadi target kariogenitas
S. mutans adalah fruktosa dan sukrosa yang banyak ditemukan pada produk susu
ini dapat memicu pembentukkan lesi karies. Biasanya, masyarakat yang suka
minum susu sebelum tidur akan lebih cepat terserang penyakit karies karena
eksresi saliva selama proses tidur berlangsung mengalami penurunan sehingga
mempermudah S. mutans untuk melakukan metabolisme karbohidrat dan
melakukan pelisisan mineral dengan mengeluarkan enzim GTF dan GBPs yang
berperan sebagai reseptor glukosa dan filter senyawa organik . Enzim-enzim yang
dikeluarkan dari dalam mulut, seperti enzim amilase, maltosa, dan enzim lainnya
yang termasuk dalam golongan laktobasilus akan menguraikan glukosa pada susu
menjadi asam susu dan asam laktat sehingga mempercepat tingkat penurunan pH
menjadi <5,5.

Gambar 1 Metabolisme asam laktat oleh S. mutans.


2.3. Sintesis dan Evaluasi Nanopartikel dari Cangkang Telur
Cangkang telur memiliki kandungan hidroksiapatit / Ca10(PO4)6(OH)2
yang merupakan suatu biomineral yang menyusun bagian famili isomorfik dari
apatit yang secara umum berada dalam bentuk mikrostruktur. Untuk menunjukkan
osteokonduktivitas yang baik, mikrostruktur yang mengandung hidroksiapatit
harus diubah ke dalam bentuk nanostruktur yang dilakukan secara in vitro dan in
vivo supaya mampu melakukan proliferasi sel tulang gigi yang rusak akibat
metabolisme S. mutans. Selain itu, hidroksiapatit yang diformasikan ke dalam
bentuk nanostruktur dapat digunakan sebagai sealant yang menunjang hidrokoloid
yang sering digunakan di dalam pasta gigi. Nanopartikel merupakan partikel
dengan diameter yang lebih kecil dari 100 nm yang memiliki fitur luas permukaan
yang jauh lebih besar dibandingkan partikel lain sehingga sering dimanfaatkan di
dalam reaksi katalis atau mengadsorpsi senyawa lain, seperti obat, probe, dan
protein. Sementara itu, untuk dapat melakukan sintesis nanopartikel, maka dipilih
teknik mikroemulsi. Setelah itu, diobservasi dan dikarakterisasi dengan
menggunakan Scanning Electron Microscope yang membantu dalam mengontrol
ukuran spesifik dan morfologi nanopartikel karbonat hidroksiapatit dari cangkang
telur, yaitu sekitar 50 nm. Penelitian dilanjutkan dengan pengecekkan
menggunakan FT-IR dan analisis thermogravimetri.
2.4. Nanokalsium dalam Remineralisasi Gigi
Nanokalsium yang berasal dari bahan dasar cangkang telur yang kaya akan
sumber hidroksiapatit mempunyai kemampuan untuk meremineralisasi gigi
sehingga terdapat cukup ion kalsium di lingkungan rongga sekitar mulut selain
melalui kemampuan dapar saliva atau melalui ion Ca2+ dan HPO43- yang
tersimpan di dalam saliva. Umumnya, dalam pasta gigi yang berbahan tambahan
fluorida akan membantu memengaruhi kecepatan pengikatan plak gigi sesuai
dengan reaksi sebagai berikut.

Gambar 2 Proses Remineralisasi Gigi dengan Penambahan Ion Fluorida.


Untuk mempercepat proses penghilangan plak/karang gigi dalam
membunuh Streptococcus mutans, maka teknologi sediaan nanokalsium dari
cangkang telur ini diintegrasikan dengan Pasta Gigi Pepsodent White yang salah
satu komponennya mengandung kalsium karbonat. Menurut Lynch dan Cate
(2005) pasta gigi yang mengandung kalsium karbonat dapat berperan sebagai
agen buffer yang mencegah timbulnya karies di email gigi selama 4 jam karena
hasil partikel-partikel kalsium karbonat mampu berikatan dengan matriks
pembentuk plak
dan mencegah aktivitas Streptococcus mutans untuk
memfermentasikan karbohidrat pada pH yang rendah.
Dengan adanya
penambahan nanokalsium yang memiliki probe dengan daerah jangkauan yang
lebih luas ke dalam Pasta Gigi Pepsodent White dapat menekan proses
demineralisasi oleh aktivitas bakteri Streptococcus mutans secara lebih cepat.
BAB 3
Metode Penelitian
3.1. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah studi eksperimental dengan
membuat sediaan teknologi nanokalsium yang akan dipadukan di dalam pasta gigi.
Metode pengambilan sampel dilakukan dengan mengambil sampel saliva dari
beberapa responden yang telah minum minuman berasa manis untuk memperoleh
koloni bakteri Streptococcus mutans yang nantinya akan ditekan pertumbuhannya
melalui pasta gigi berbahan nanokalsium dengan konsentrasi tertentu melalui tes
gores dalam metode dilusi.
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat Penelitian: Laboratorium Mikrobiologi, Farmasetika Non-Steril, Fakultas
Farmasi, Universitas Indonesia, PT. Unilever Tbk.
Waktu Penelitian: 9 Maret 2015 - 30 Juni 2015.
Waktu penelitian disesuaikan dengan kebutuhan penelitian.

3.3. Diagram Alur Penelitian

Gambar 3 Diagram alur penelitian.


3.4. Tahap-Tahap Dalam Pelaksanaan Penelitian
Terdapat beberapa tahapan yang diperlukan di dalam persiapan penelitian
yang meliputi:
1. Studi Literatur
Tahapan ini dimulai dengan mengumpulkan bahan-bahan yang dapat dijadikan
referensi di dalam penyusunan proposal sehingga diharapkan dapat
mempermudah sistematika/alur percobaan.
2. Penyiapan Bahan dan Metode
Bahan yang digunakan adalah cangkang telur. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah dengan metode melalui mikroemulsi; evaluasi nanokalsium
dengan menggunakan SEM, FT-IR, dan analisis thermogravimetri; serta metode
dilusi.

3. Tahap Preparasi Cangkang Telur


Cangkang telur dibilas dengan menggunakan akuades terlebih dahulu, lalu
dipanggang di oven pada suhu 10000C selama 5 jam Setelah itu, cangkang telur
digerus di dalam mortar dan dimasukkan ke dalam plastik polietilen untuk
analisis lebih lanjut.
4. Tahapan Pembuatan dan Evaluasi Nanokalsium
Teknik yang digunakan di dalam penelitian ini adalah mikroelmusi nanokalsium
dengan menggunakan HPH. Sebanyak 2 gram serbuk cangkang telur dilarutkan
di dalam mikroemulsi berisi minyaksawit/air dan surfaktan. Setelah itu, aduk
campuran tersebut dengan magnetic stirrer selama 5 menit pada 100 rpm untuk
membentuk suspensi kalsium karbonat yang melewati liquid inlet pada HPH
untuk tahap premilling yang berlangsung sebanyak 3 siklus homogenisasi pada
tekanan 300-500 bar. Setelah produk mencapai HPH outlet, proses tersebut
dilanjutkan kembali pada tekanan 1500 bar dan dilangsungkan 25 siklus
homogenisasi lagi supaya memperoleh suspensi kristal yang diinginkan yang
disaring dan dikeringkan. Suspensi kristal kemudian diobservasi dengan
menggunakan SEM yang dioperasikan pada voltase 5 kV yang dilanjutkan
dengan pengecekan menggunakan difraktometer X-Ray dengan nilai Ka sebesar
0,15. Setelah mendapatkan hasil, analisis dilanjutkan dengan menggunakan
FTIR Setelah itu, dilakukan analisis thermogravimetri.
5. Tahap Pembuatan Pasta Gigi Berbahan Nanokalsium
Bubuk nanokalsium yang dihaluskan ditimbang sebelum dicampurkan dengan
Pasta Gigi Pepsodent White. Proses pencampuran dilakukan dalam mixing vat.
Sebelum pasta dimasukkan ke dalam tube, pastikan tube telah dibersihkan di
dalam kondisi aseptik dan vakum.
Tabel 1 Pasta gigi Pepsodent White.
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.

Bahan Dasar
Kalsium Karbonat
Sodium Lauril Sulfat
Sodium Monofluorofosfat
Gum Selulosa
Potasium sitrat
Sodium Silikat
Sodium Sakarin
Glydant
Sorbitol
Fluorida
Air

Sifat Umum
Agen Abrasif
Agen Surfaktan
Bahan Aktif
Gelling Agent
Anti-Crusting Agent
Preservative
Pemanis
Preservative
Agen Penambah Rasa
Bahan Aktif
Vehicle

6. Proses Pengecekkan Streptococcus mutans


a. Tahap Pengambilan dan Pembenihan Selektif Streptococcus mutans dari
Saliva
Peneliti diminta untuk meminum Susu Frisian Flag, kemudian meludah ke dalam
eppendorf tube untuk mendapatkan 2 ml saliva yang akan diencerkan, baru
divorteks. Saliva lalu diambil dengan menggunakan sengkelit untuk ditanam di
media selektif TYS20B.
b. Tahap Inokulasi dan Pewarnaan Bakteri S. mutans
Satu strain bakteri Streptococcus mutans diambil dari TYS20B dengan kawat
inokulasi steril yang telah diletakkan di kaca preparat yang sebelumnya telah
ditandai dengan bentuk lingkaran. Setelah itu, tuangkan cairan gentian violet ke
atas kaca preparat selama 3 menit, lalu buang cairan dan tuangkan lugol. Bilas
preparat dengan alkohol dan warnai dengan fuchsin safranin. Setelah dikeringkan
dan disaring, koloni S.mutans dapat dilihat di mikroskop dengan perbesaran
1000x apabila ditambahkan minyak imersi.
c. Pembuatan Media Kultur Bakteri dan Pengujian Pasta Gigi dengan Metode
Dilusi.
Tahap ini dimulai dengan mengambil sengkelit bakteri dengan kawat inokulasi
lalu dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi cairan BHI. Kemudian
simpan dalam anaerobic jar, diberi gas pack, dan ditutup rapat selama 3 x 24 jam
pada suhu 370C. Untuk kontrol negatif, masukkan 5 ml cairan BHI ke dalam 1
tabung reaksi. Untuk kontrol positif, timbang pasta gigi yang telah diencerkan
dalam botol kecil sebanyak 5 gram kemudian divorteks. Kelima tabung reaksi
sisanya (berkonsentrasi 100%, 50%, 25%, 12,5%, dan 6,25%) hanya diisi oleh
pembenihan cairan BHI sebanyak 4,5 ml. Masukkan 0,5 ml larutan pasta gigi ke
dalam tabung pertama dan divorteks hingga homogen. Kemudian, pipet larutan
dari tabung pertama sebanyak 0,5 ml dan dipindahkan ke tabung kedua. Lakukan
hal tersebut hingga ke tabung kelima. Kemudian sebanyak 0,5 ml bakteri dituang
ke dalam masing-masing 7 tabung reaksi (2 kontrol dan 5 non-kontrol) dan
dimasukkan kembali ke dalam anaerobic jar untuk diamati tingkat kekeruhannya.
Lalu, lakukan tes gores di media agar TYS 20 B. Jika terdapat pertumbuhan
bakteri S. mutans maka konsentrasi tersebut merupakan Kadar Hambat Minimal,
sedangkan jika tidak, berarti Kadar Bunuh Minimal. Bandingkan hasilnya dengan
pasta gigi pepsodent tanpa nanokalsium.
7. Tahapan Penyelesaian Penelitian dan Penyusunan Laporan.
BAB 4
Biaya dan Jadwal Kegiatan
4.1. Anggaran Biaya
Tabel 2 Format Ringkasan Anggaran Biaya PKM-P.
No.
Jenis Pengeluaran
1
Peralatan penunjang

Biaya (Rp)
Rp 2.060.000,00

2.
3.
4.
5.

Bahan habis pakai


Bahan pengujian
Perjalanan untuk membeli material
Lain-lain: print form; jilid proposal; sewa
laboratorium; sewa HPH, FT-IR; dan sewa
alat di PT Unilever Tbk
Jumlah

Rp 80.500,00
Rp 1.419.000,00
Rp 100.000,00
Rp 7.757.000,00
Rp 11.416.500,00

4.2. Jadwal Kegiatan


Tabel 3 Rancangan Kegiatan.
Bulan / Kegiatan

Februari

Penelusuran Literatur
Persiapan bahan
Pengujian Penelitian
Analisa

Data

dan

Kesimpulan
Penyelesaian Penelitian
Penyusunan

dan

Penyelesaian Laporan

Maret

April

Mei

Juni

10

DAFTAR PUSTAKA
Fatty, Afiatul Rahmi. 2012. Pengaruh penambahan udang rebon terhadap
kandungan gizi dan hasil uji hedonik pada bola-bola tempe [skripsi].
Depok: Universitas Indonesia, Fakultas Kesehatan Masyarakat.
Fitriana. 2006. Pengaruh larutan asam terhadap proses terjadinya karies tahap
awal [skripsi]. Depok: Universitas Indonesia, Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam.
Gladea, Zahara. 2012. Pengaruh pengkonsumsian permen propolis madu terhadap
prevalensi Streptococcus mutans pada penderita karies [skripsi]. Depok:
Universitas Indonesia, Fakultas Kedokteran Gigi.
Gupta, Rutika. 2004. Synthesis of Precipitated Calcium Carbonate Nanoparticles
Using Modified Emulsion Membranes (tesis). Georgia. Georgia Institute
Technology.https://smartech.gatech.edu/bitstream/handle/1853/5158/gupta
_ritika_200405_mast.PDF;jsessionid=ABE29FBA88605BCB4E93D2950
2353D50.smart2?sequence=1
Kamba, Abdullahi Shafiu, et al. 2013. Synthesis and characterisation of calcium
carbonate aragonite nanocrystals from cockle shell powder (Anadara
granosa). Journal of Nanomaterials 2013: 1-9.
Lynch, RJM, Cate JM Ten, 2005. The anti-caries efficacy of calcium carbonatebased fluoride toothpastes. International Dental Journal 55 (2005), 175178.
Petrusso,
Annette.
"Toothpaste".
21
September
2014.
http://www.madehow.com/Volume-3/ Toothpaste.html.
Resti, EI Auerkari, AT Sarwono. 2008. Pengaruh pasta gigi mengandung xylitol
terhadap pertumbuhan Streptococcus mutans serotipe E (in vitro).
Indonesian Journal of Dentistry. Vol 15. No 1: 15-22.
Tjahja, Indirawati. Ghani, Lannywati. 2010. Status Kesehatan Gigi dan Mulut
Ditinjau dari Pengunjung Puskesmas tahun 2007. Jakarta: Pusat
Pengembangan Biomedis dan Farmasi. Bul.. Penelit Kesehat. Vol. 38. No.
2, 2010: 52 6
Unilever Indonesia. 2013. Sesuai data global WHO (2000) menunjukkan 60-90%
anak-anak sekolah di negara industri memiliki gigi berlubang.
http://www.unilever.co.id/id/media-centre/pressreleases/2013/PepsodentSchool-Progrem-Jawa-Timur.aspx
Vanichvatana, Somkamol, Auychai, Prim. 2013. Efficacy of two calcium
phosphate pastes on the remineralization of artificial caries: a randomized
controlled double-blind in situ study. IJOS Vol.5, 2013: 224-228.

11

12

13

14

15

LAMPIRAN 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan


Tabel 4 Rincian biaya bahan habis pakai.
No.
1.
2.
1.
2.
3.
4.

Nama Bahan
ATK
Pensil warna
Penggaris plastik
Bahan
Telur ayam kampung
Susu Frisian Flag
Akuades
Pepsodent White
Total

Jumlah

Satuan

Harga Satuan

Jumlah Harga

12
2

buah
buah

Rp 10000,00
Rp 2500,00

Rp 10.000,00
Rp 5.000,00

16
3
10
1

buah
buah/115 ml
liter
box

Rp 3000,00
Rp 3000,00
Rp 4000,00
Rp 4500,00

Rp 48.000,00
Rp 9.000,00
Rp 4.000,00
Rp 4.500,00
Rp 80.500,00

Tabel 5 Rincian biaya peralatan penunjang.


No.
Nama Bahan
Jumlah
1.
Anaerobic Jar+gas
1
pack
2.
Minyak imersi
1
3.
Botol kecil
1
4.
Plastik polietilen
1
Total

Satuan
gelas/2 liter

Harga Satuan
Rp 2000000,00

Jumlah Harga
Rp 2.000.000,00

botol
botol
buah

Rp 30000,00
Rp 20000,00
Rp 10000,00

Rp 30.000,00
Rp 20.000,00
Rp 10.000,00
Rp 2.060.000,00

Satuan
botol
botol
botol
botol
botol/100 ml
botol/100 ml
box
batang
botol/500 ml

Harga Satuan
Rp 30000,00
Rp 25000,00
Rp 2000,00
Rp 10000,00
Rp 8000,00
Rp 15000,00
Rp 20000,00
Rp 8000,00
Rp 60000,00

Jumlah Harga
Rp 30.000,00
Rp 25.000,00
Rp 2.000,00
Rp 10.000,00
Rp 8.000,00
Rp 15.000,00
Rp 20.000,00
Rp 8.000,00
Rp 60.000,00

botol

Rp 600000,00

Rp 600.000,00

liter
sachet
botol
botol
galon
botol/merck
botol/merck
batang

Rp 9000,00
Rp 15000,00
Rp 10000,00
Rp 500000,00
Rp 100000,00
Rp 2000,00
Rp 2000,00
Rp 30000,00

Rp 9.000,00
Rp 15.000,00
Rp 10.000,00
Rp 500.000,00
Rp 100.000,00
Rp 2.000,00
Rp 2.000,00
Rp 30.000,00
Rp 1.419.000,00

Tabel 7 Rincian biaya perjalanan dan promosi.


No.
Uraian Kegiatan
Waktu
1.
Membeli material
4 bulan (6-7 kali
pp)
Total

Harga/Bulan
Rp 100000,00

Jumlah Harga
Rp 100.000,00

Tabel 6 Rincian biaya bahan pengujian.


No.
Nama Bahan
Jumlah
1.
(NH4)2HPO4 teknis
1
2.
Alkohol teknis
1
3.
Gentian violet
1
4.
Lugol
1
5.
NaCl steril
1
6.
Fuschin
1
7.
Kertas saring
1
8.
Kawat inokulasi
1
9.
Cairan BHI
1
Media Selektif TYS
10.
1
20 B
11.
Minyak sawit
1
12.
Sorbitol (Roquette)
1
13.
Gliserin (Cusson)
1
14.
Tween 20
1
15.
Ultra Pure Water
1
16.
Benzen
1
17.
Aseton
1
18.
Magnetic stirrer bar
1
Total

Rp 100.000,00

16

Tabel 8 Rincian biaya lain-lain.


Uraian
Jumlah
Satuan
Print form,
1
bendel
jilid proposal
Sewa
90
hari
laboratorium
Menyewa
1
kegiatan
alat-alat
industri untuk
pembuatan
pasta gigi
Sewa HPH,
5
kali
SEM, FT-IR,
dll
Total
Total Keseluruhan Biaya
Kegiatan

Harga Satuan
Rp 7000,00

Harga Sewa
-

Jumlah Harga
Rp 7000,00

Rp 50000,00

Rp 4500000,00

Rp 250000,00

Rp 250000,00

Rp
600000,00

Rp 3000000,00

Rp 3000000,00

Rp 7.757.000,00
Rp 11.416.500,00

17

LAMPIRAN 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas


Tabel 9 Susunan organisasi tim dan pembagian tugas.
No.
Nama/NIM
Program
Alokasi
Studi
Waktu
1.

Randika Dwiputra /
1206227415

Farmasi

10 jam /
minggu

2.

Dea Ayumi Safitri /


1206230372
Frederick Martinus /
1306408845

Sastra Cina

10 jam /
minggu
10 jam /
minggu

3.

Sastra Cina

Uraian Tugas
Ketua, koordinasi kerja
anggota, koordinasi
dengan dosen
Editor, sekretaris dan
keuangan
Koordinator kunjungan
untuk tahapan evaluasi
dan pembuatan pasta gigi,
menyusun laporan,
koordinasi dengan dosen

18

Anda mungkin juga menyukai