Anda di halaman 1dari 19

KELOMPOK 3

0
Einjel Putrinda 02Puspita
Mentari 03 Tri
Hotnauli
1
Awren Dewi Damayanti
2015041010 2015041018 2015041046

04 05 06
Diana Tiara Dewi Devi Amelia Intan Nurani
2015041050 2015041072 2015041094
APA
NANOMATERIAL
Nanomaterial adalah material yang memiliki struktur berdimensi sangat
kecil yakni berkisar antara 1-100 nm. Termasuk dalam golongan
ITU?
nanomaterial berbasis karbon adalah Fullerene (C60), carbon
nanotube (CNTs), carbon nanofibers, carbon black, dan graphene (Gr).
Nanomaterial berbasis anorganik di antaranya berupa nanopartikel
logam dan oksida logam. Material berukuran nano tersebut memiliki
keunggulan jika dibandingkan dengan bulk material (besar dari 0,1
mm). Desain nanomaterial secara nanoteknologi dapat meningkatkan
sifat fisik, kimia, dan mekanik. Nano material juga bisa diaplikasikan
guna memastikan ketersediaan air bersih. Sebagai contoh, titanium
dioksida sebagai salah satu nanomaterial telah teruji dan terbukti
mampu mengurai polutan baik yang bersifat organik maupun
anorganik. Material tersebut juga bisa diaplikasikan guna menyaring
senyawa racun di udara.
UNTUK
KINERJA
BERDASARK
AN PADA
MATERIAL
BIOPLAS
TIK
Produksi dari bahan biodegradable (terutama
biodegradable plastics/bioplastik) sebagai
pengganti sampah plastik konvensional telah
berkembang sangat pesat karena bahan-bahan
tersebut dapat dengan mudah terdegradasi oleh
lingkungan. Penggunaan material biodegradable
dari sumber daya alam sangat membantu
mengurangi persentase jumlah plastik
konvensional yang ada. Salah satu bahan baku
yang paling menjanjikan untuk produksi bioplastik
adalah pati, yang sifatnya terbarukan, murah, tidak
beracun dan biodegradable.
Filler selulosa yang digunakan untuk komposit bioplastik
dengan ukuran dalam skala nano dengan tujuan terjadi
interaksi yang kuat antara filler dan matriksnya. Penggunaan
ukuran partikel dalam skala nano akan memperluas
permukaan partikel. Permukaan partikel yang lebih luas akan
meningkatkan luas kontak paertike dengan matriks pada
komposit sehingga terjadi peningkatan kekuatan komposit.
Bioplastik nanokomposit (bionanokomposit) adalah plastik
biodegradable yang diperkuat oleh filler berukuran nano meter
bertujuan untuk meningkatkan sifat fisik, kimia, termal dan
sifat mekanik bahan tersebut.
PLASTIK
Teknologi nano (nanotechnology) dalam
kemasan plastik bisa menjadi teknologi

0 yang sangat ramah lingkungan karena


plastik menjadi sangat mudah terurai
oleh mikroba yang ada dalam tanah.
Plastik kemasan nanoteknologi yang

1 disebut sebagai plastik "biodegradable"


hasil riset bersama MNI itu, dibuat
dengan mencampurkan kalsium
karbonat dalam bentuk partikel nano
dengan ukuran puluhan nanometer ke
dalam bahan kemasan plastik polietilen
(PE) atau polipropilen (PP) hingga 70
persen.
Nanoteknologi berkaitan dengan bagaimana cara
mengatur material, sruktur dan fungsi zat pada skala
nano (satu nanometer sama dengan satu meter dibagi
satu miliar-red) sehingga menghasilkan material
dengan struktur dan fungsi baru.Namun sayangnya,
katanya kemasan plastik nanoteknologi yang dibuat
oleh mikroba ini masih lebih mahal dibandingkan
kemasan plastik biasa sehingga akan sulit dilirik
masyarakat meski sangat bagus untuk lingkungan.ada
dua metode pembuatan kemasan plastik
nanoteknologi, yakni secara kimia dan fisik.Secara
kimiawi yaitu dengan melarutkan dan menambahkan
zat kimia tertentu sehingga muncul dalam bentuk bubuk
seukuran nano atau dengan cara fisika yaitu dengan
menghancurkan zat-zat dengan alat "high energy
milling".
KATALIS

- Kinerja aktivitas katalitis hijau yang bersifat


heterogen ini dapat ditingkatkan dengan
rekayasa ukuran partikel melalui pendekatan
nanoteknologi. Ukuran partikel katalis
dikecilkan hingga bersakla nanometer yaitu di
bawah 100 nm (SNI ISO/TS 80004-4:2013).
Selain itu inovasi katalis heterogen dalam
skala nanopartikel diharapkan dapat
mengurangi biaya produksi, lebih efisien,
bersifat green dan ramah lingkungan.
• Proses rekayasa pengecilan ukuran partikel dengan menggunakan pendekatan nanoteknologi ini
dapat meningkatkan luas permukaan partikel katalis yang besar terhadap rasio volume dan situs
pori partikelnya menjadi lebih aktif. Dengan demikian proses tumbukan atau mobilisasi antar
partikel-partikel reaktan dalam reaksi akan berlangsung lebih aktif dan lebih cepat dengan
adanya nano-katalis.
• Nano-katalis dapat mempercepat waktu reaksi menjadi lebih pendek, reaksi dapat berlangsung
pada temperatur kamar, jumlah katalis yang digunakan lebih rendah dan aktivitas katalitiknya
tinggi meskipun digunakan secara berulang (reuse). Hal tersebut disebabkan karena katalis
dalam ukuran nanopartikel memiliki diameter pori yang besar, area permukaan yang lebih
spesifik serta situs aktifnya berjumlah banyak.
• Hasil penelitian Baskar et al. (2017) menggunakan nanopartikel Mg-ZnO sebagai katalis
heterogen dalam pembuatan biodiesel dari minyak Mahua diperoleh hasil optimum dalam waktu
reaksi 50 menit, temperatur reaksi 40°C dan aktivitas katalitiknya tetap stabil pada penggunaan
berulang hingga ke 5 dengan FAME di atas 90%.
• Penggunaan nano-kalsium oksida dari kulit telur sebagai katalis heterogen pada reaksi
transesterifikasi dengan microalgae diperoleh kondisi optimum pada konsentrasi nano-kalsium
oksida 1,7% berat dan yield diatas 80% (Pandit and Fulekar 2017).
• Gardy et al. (2017) telah memfungsikan TiO2sebagai nano-katalis yang mampu menghasilkan
FAME diatas 90%. Selain itu, penggunaan katalis dengan ukuran nanopartikel memiliki
reaktivitas dan area permukaan yang tinggi sehingga mengakibatkan terjadinya penurunan suhu
reaksi. Biokonversi dari limbah padat teh dengan penggabungan katalis NaOH dan nanopartikel
cobalt mampu menghasilkan biodiesel pada kondisi reaksi temperatur kamar.
ZAT WARNA
- Penambahan nanopartikel ke dalam cat dapat
meningkatkan performansi-nya seperti menjadi
lebih ringan, lapisan cat menjadi lebih tipis dan
memberikan karakteristik yang berbeda. Cat
tersebut dapat digunakan untuk keperluan
pesawat udara
- Penambahan salah satu teknologi nano yaitu
nanocoating pada cat warna membuat cat
menjadi lebih awet, mengilap, dan tahan
terhadap goresan (biasanya cat kendaraan)
Cat yang diberi tambahan larutan
nanopartikel perak dapat menghambat
pertumbuhan jamur pada cat dinding. Hal
ini dapat diamati dari hasil percobaan
pengukuran diameter zona jernih untuk
setiap konsentrasi larutan nanopartikel
perak. Semakin besar konsentrasi larutan
nanopartikel perak, semakin besar pula
daerah zona jernihnya. Dengan demikian,
semakin besar konsentrasi larutan nano
partikel perak semakin besar pula sifat anti
jamurnya (biasanya cat tembok)
MICROCHIP
Memanipulasi nanopartikel adalah dasar
untuk memungkinkan miniaturisasi
berkelanjutan dari microchip ke ranah
nanometer, dan merupakan kekuatan
pendorong di balik produk, sistem, dan
perangkat tercanggih saat ini yang
mengganggu hampir setiap industri.
Mungkin industri yang paling jelas di
mana nanoteknologi telah mengubah
permainan adalah elektronik konsumen.
Perangkat seluler, yang dulu hanya
digunakan untuk panggilan telepon, telah
menjadi mesin komputasi multifungsi
yang bertenaga tinggi berkat
nanoteknologi.
Namun, implikasi nanoteknologi jauh melampaui penciptaan generasi elektronik konsumen
berikutnya. Teknologi sensor bertenaga microchip memiliki potensi untuk membersihkan air dan
udara kita, membantu kita menganalisis otak untuk memahami cara kerja demensia dan autisme,
dan memberi daya pada perangkat. Ketika microchip menjadi lebih kecil dan lebih murah untuk
diproduksi, menjadi mungkin untuk menciptakan internet of things jaringan objek pemikiran yang
ditenagai oleh sensor yang dapat memantau lingkungan, memberikan laporan, menerima
instruksi, dan mengambil tindakan dengan memproses data secara cerdas.

Sementara IoT saat ini sebagian besar digunakan dalam elektronik konsumen seperti asisten
perintah suara, sistem keamanan, dan perangkat pemantauan kesehatan IoT masa depan akan
menjadi intuitif. Ini akan belajar dari kebiasaan, preferensi, dan kesehatan kita untuk membuat
keputusan berdasarkan informasi yang menciptakan rumah dan kota yang lebih nyaman, energi
yang lebih bersih, energi yang lebih efisien, pertanian yang lebih berkelanjutan, dan
meningkatkan kesehatan. IoT masa depan memiliki potensi untuk secara drastis mengurangi
konsumsi energi dalam skala global dengan menghubungkan rumah, gedung, dan jaringan energi
yang menganalisis tingkat konsumsi energi dan mendistribusikan energi sesuai dengan itu.
BATE
RAI
1. Penerapan nanoteknologi pada
baterai mampu mempersingkat waktu
pengisian baterai. Hal ini dapat
dicapai karena nanomaterial
membuat jarak tempuh perpindahan
ion dapat diperpendek sehingga
waktu perpindahan ion pun lebih

03
singkat saat berdifusi. Selain itu
karakteristik material nano yang
memiliki luas permukaan yang besar
membuat proses penyerapan ion
pada baterai dapat berlangsung lebih
cepat. Secara termodinamika,
memperkecil material dapat
mengubah potensial terjadinya reaksi
pada baterai.
2. Nanoteknologi pun membuat baterai lebih tahan secara fisik dan tidak
mudah bocor. Dengan memperkecil material, penelitian yang di lakukan
oleh dosen ITB yaitu ibu Afriyanti menegaskan, kapasitas baterai dapat
meningkat. Material yang memiliki kapasitas tinggi dan dapat diterapkan
sebagai anoda adalah material silicon (Si) yang memiliki kapasitas
hingga 10 kali lebih besar daripada grafit yang saat ini digunakan
sebagai anoda pada baterai.

3. Nanoteknologi dalam perkembangan baterai lithium (li-ion) melibatkan


aplikasi khususnya dalam peningkatan energi efesiensi yang diklaim
mampu menyimpan energi tinggi per satuan volume. Penelitian
nanoteknologi pada baterai lithium ini di lakukan oleh BATAN sehingga
pada saat ini BATAN berhasil menguasai teknologi baterai padat lithium
yang merupakan salah satu alat penyimpan energi tercanggih saat ini.
ALAT-ALAT
ELEKTRONIK
Aplikasi nano di bidang elektronik bertumpu
pada apa yang disebut sebagai single
electron devices (divais elektron tunggal). Ini
adalah divais yang berbasis hanya pada satu
atau beberapa elektron saja. Elektron-
elektron ini dapat dikendalikan dan diatur
sepenuhnya. Tujuan utama aplikasi
nanoteknologi di bidang elektronik adalah
02
meningkatkan tenaga, kapasitas, dan
kecepatan alat beberapa kali lipat dari yang
ada sekarang ini.
Perakitan berbasis nanoteknologi akan dilakukan secara bottom up.
Dengan demikian, hasil yang diharapkan antara lain, ukuran chips yang
tiga sampai empat kali lebih kecil, daya dengan dua sampai tiga kali
lebih besar, dan tidak diperlukan start up time. Lebih khusus lagi, untuk
prosesor komputer, transistornya akan dibuat menggunakan karbon
nanotubes yang memiliki arus dengan nilai dua kali lipat arus saat ini.
Dengan demikian, diharapkan kinerja dari prosesor akan bertambah
baik, sedangkan kebocoran makin kecil.

Nano teknologi dapat juga digunakan untuk membuat titik kuantum


yaitu sel penghasil cahaya kecil yang dapat digunakan untuk
penerangan dalam layar komputer atau elektronik lainnya. Selain itu,
sirkuit yang ada sekarang ini dapat dibuat lebih kecil lagi sehingga
dapat bekerja lebih optimal dan tidak memakan banyak tempat. Material
Nano digunakan di banyak perangkat elektronik seperti laptop,
komputer, ponsel, televisi, dan kamera digital dan juga termasuk
nanofilm polimer seperti dioda pemancar cahaya organik (OLED).
METODE PEMBUATAN
NANO MATERIAL
01 02 Ada dua yang membuat nanopartikel

TOP BOTTOM berbeda dengan material sejenis


dalam ukuran besar (bulk) yaitu:
DOWN UP (a) Karena ukurannya yang
kecil, nanopartikel memiliki nilai
Proses sintesis nanopartikel perbandingan antara luas permukaan
Material
secara kimia dengan dan volume yang lebih besar jika
besar dan upaya
melibatkan reaksi kimia dari dibandingkan dengan partikel sejenis
untuk memecahnya
sejumlah material awal dalam ukuran besar. Ini membuat
menjadi material
(precursor) sehingga nanopartikel bersifat lebih reaktif
nano melalui metode
dihasilkan material lain yang (b) Ketika ukuran partikel menuju
fisik.
berukuran nanometer. orde nanometer,hukum fisika yang
berlaku lebih didominasi oleh hukum-
hukum fisika kuantum
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai