Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH MODUL XXI

KEDOKTERAN KEHAKIMAN

Skenario - 3
“MAYAT OROK/BAYI”
Semester 6 / 2020

FAKULTAS KEDOKTERAN

Disusun Oleh :
SGD 7

ALDEK FIBRA
(71170811028)

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
MEDAN
2020
DAFTAR ISI 
KATA PENGANTAR............................................................................................3

DAFTAR ISI................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................

Latar Belakang……………………………………………………………………..4

Rumusan masalah………………………………………………………...............5

BAB II PEMBAHASAN................................................................................5

Step 1 Terminologi……………………………………………………………......6

Step 2 Identifikasi masalah………………………………………………………..6

Step 3 Analisa masalah……………………………………………………………7

Step 4 skema………………………………………………………………………8

Step 5 learning objective…………………………………………………………8

1. Infanticide dan pembunuhan anak biasa dalam aspek medikolegal ……..9


2. Penyebab-penyebab kematian pada bayi ………………………………....10,11
3. Menentukan bayi viabel/non viabel ………………………………………12
4. Pemeriksaan untuk mengetahui umur bayi yang ditemukan ……………,,,12,13
5. Tanda-tanda bayi tersebut sudah dirawat ………………………………….14

BAB III PENUTUP...........................................................................................15

            1.5.Kesimpulan.......................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................16

2
KATA PENGANTAR

 
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang
alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Mayat orok/bayi”. Kami menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang
bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita. Semoga dengan kehadiran makalah ini dapat memberikan
wawasan yang baru bagi teman-teman maupun dosen yang membacanya dan berguna bagi
semua pihak, Aamiin.
Wassalamualaikum .

Medan, 11 Mei 2020

Hormat kami,
SGD 7

Guru Pembimbing ,

(dr. Cana Rifiza Rahmawani)

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
ilmu kedokteran forensik adalah cabang ilmu kedokteran yang menggunakan prinsip-
prinsip dan pengetahuan kedokteran untuk membantu proses hukum, baik sipil
maupun criminal (jaing p medubula 20017)
Medikolegal adalah suatu ilmu terapan yang melibatkan dua aspek ilmu yaitu medico
yang berarti ilmu kedokteran dan -legal yang berarti ilmu hukum. Medikolegal
berpusat pada standar pelayanan medis dan standar pelayanan operasional dalam
bidang kedokteran dan hukum – hukum yang berlaku pada umumnya dan hukum –
hukum yang bersifat khusus seperti kedokteran dan kesehatan pada khususnya (i,b
putra 2018)
Bedah mayat adalah pemeriksaan medis terhadap mayat dengan tujuan untuk
menemukan penyebab kematian. Pemeriksaan ini dilakukan dengan membuka rongga
kepala, leher, dada perut dan panggul serta bagian tubuh lain bila diperlukan, serta
dengan pemeriksaan jaringan dan organ tubuh didalamnya, baik secara fisik maupun
dengan dukungan pemeriksaan laboratorium (Afandi, 2009)
Ilmu kedokteran ndicato dapat dimanfaatkan dalam rangka proses penyidikan dan
penegakan ndic untuk kepentingan peradilan, agar dapat membantu terangnya perkara
pidana yang menimbulkan korban manusia, baik hidup maupun mati. Pemeriksaan
dalam ( ndicat) akan diperlukan apabila korban tersebut mati. Dokter diharapakan
dapat memberikan keterangan setidaknya mengenai luka atau cedera yang dialami
korban, penyebab kematian dan mekanismenya. Dalam beberapa kasus dokter juga
diharapkan dapat memperkirakan cara kematian dan ndica lain yang berpengaruh
terhadap kematian korban. (Sampurna, 2003)

4
B. Rumusan Masalah
1. Adapun batasan masalah dalam makalah ini adalah : Dari pemeriksaan autopsi, bagian
tubuh manakah yang peru diperiksa pada bayi tersebut?
2. Mengapa pada skenario harus dilakukan pemeriksaan viable atau nonviable sementara
pada skenario itu bayinya sudah meninggal? Dan untuk apa dilakukan pemeriksaan
uji apung paru?
3. Apa aspek hukum yang berkaitan pada skenario?
4. Mengapa pada bayi tersebut dijumpai warna kemerahan hampir seluruh puncak
kepala?

PEMBAHASAN

Mayat orok/bayi
Skenario 3
Seorang petugas kebersihan menemukan orok/bayi di dalam kotak mie instan di tempat
pembuangan sampah sementara (TPSS), yang kemudian segera melaporkannya ke petugas
kepolisian.
Polisi setelah melakukan olah TKP (tempat kejadian perkara) langsung membawa
mayat orok/bayi tersebut ke RSBM untuk dilakukan autopsi. Pada orok/bayi masih di jumpai
tali pusat yang sudah terpotong dan terklem, panjang badan orok/bayi 45 cm, berat badan
3200 gram, dijumpai warna kemerahan pada hampir seluruh permukaan puncak kepala
bagian belakang, dijumpai ossifikasi centre pada os. Talus dan os. Kuboid.
Untuk lebih jelas lagi apakah orok/bayi viable atau nonviable maka dokter yang
bertugas melakukan “Test uji apung paru“, walaupun orok/bayi sudah mengalami proses
pembusukan.

5
SEVEN JUMP HASIL DISKUSI
I STEP I ( terminologi/istilah/kata sulit )

• Ossifikasi Centre
=> Salah satu proses pembentukan tulang baru oleh sel yang disebut osteoblast.
• Viableataunonviable
=> Viabel = dapat mempertahankan hidupnya sendiri/ dapat hidup setelah dilahirkan.
Non viabel = tidak dapat mempertahankan hidup sendiri.
• Tes uji apung paru
=> Prosedur otopsi yang digunakan dalam menentukan apakah paru-paru telah
mengalami respirasi atau tidak
• Autopsi
=> Pemeriksaan pasca kematian sesosok mayat untuk menentukan sebab kematian
atau sifat” perubahan patologis
• Os.Talus
=> Penghubung antara kedua tulang pada tungkai kaki atau tulang kering dan tuang
fibula
• Os. Kuboid
=>Tulang pangkal kaki yang berbentuk kubus

II STEP 2 (identifikasi masalah)

• Ditemukan orok/bayi didalam kotak mie instan


• Dilakukan otopsi pada bayi dijumpai tali pusat yang sudah terpotong dan terklemp
dan kemerahan pada hampir seluruh permukaan puncak kepala bagian belakang
dijumpai ossifikasi centre pada os. Talus dan os. Kuboid
• Dokter melakukan tes uji apung paru

6
III STEP 3 (Analisa masalah)
1. Dari pemeriksaan autopsi, bagian tubuh manakah yang peru diperiksa pada bayi
tersebut?
Jawab:
Bagian kepala karna ditemukan kemerahan pada hampir seluruh puncak kepala bayi.

2. Mengapa pada skenario harus dilakukan pemeriksaan viable atau nonviable sementara
pada skenario itu bayinya sudah meninggal? Dan untuk apa dilakukan pemeriksaan
uji apung paru?
Jawab :
Uji apung paru:
1. Kalau paru mengapung artinya dia pernah hidup (pernah bernafas diluar
kandungan)
Kalau dia tenggelam artinya dia tidak pernah hidup/bernafas diluar kandungan.
2. Viabel/nonviabel:
Untuk mengetahui bayi ini meninggal saat di kandungan (aborsi) atau meninggal
setelah dilahirkan

3. Apa aspek hukum yang berkaitan pada skenario?


Jawab :
• Pasal 181 KUHP tentang melahirkan anak lalu anak itu dibuang
• Pasal 308 KUHP tentang menelantarkan anak sampai mati

4. Mengapa pada bayi tersebut dijumpai warna kemerahan hampir seluruh puncak
kepala?
Jawab:
Karena gagal fungsi jantung memompa darah ke seluruh tubuh, akibatnya darah
merembes keluar dari pembuluh darah akibat adanya gaya gravitasi dan posisi
terlentang dari mayat bayi maka darah akan menumpuk dan akan muncul tanda
kemerahan (tanda lebam/livor mortis).

7
IV STEP 4 (skema/kesimpulan)
Bayi/orok

Penilaian fisik
(BB,TB,Warna autopsi
kulit dll)

Uji apung paru Viable/nonvia


bel

Aspek hokum
yang terkait

V. STEP 5 (Learning objective)


Mahasiswa/i mampu memahami dan menjelaskan:

1. Infanticide dan pembunuhan anak biasa dalam aspek medikolegal


2. Penyebab-penyebab kematian pada bayi
3. Menentukan bayi viabel/non viabel
4. Pemeriksaan untuk mengetahui umur bayi yang ditemukan
5. Tanda-tanda bayi tersebut sudah dirawat

VI. STEP 6 (belajar mandiri)


Belajar mandiri dirumah
8
VII. STEP 7 (curah pendapat hasil belajar mandiri)

1. DASAR-DASAR Infanticide dan pembunuhan anak biasa dalam aspek


medikolegal
Infanticide adalah suatu tindak pidana pembunuhan anak dengan ketentuan :
1. Si pelaku harus ibu kandung anak tersebut
2. Alasan Psikologis (perbuatan yang tercela takut diketahui orang lain)
3. Anak tersebut dibunuh sesaat setelah dilahirkan (belum di rawat / disusukan)

HUKUM INFANTICIDE
1) KUHP pasal 341
Seorang ibu yang karena takut diketahui bahwa ia telah melahirkan anak, pada
waktu itu dilahirkan atau tidak berapa lama kemudian, dengan sengaja menghilangkan
nyawa anak itu, karena bersalah melakukan pembunuhan anak, dihukum dengan
hukuman penjara selama-lamanya 7 tahun.
2)KUHP pasal 342
Seorang ibu yang untuk menjalankan keputusan yang diambilnya, karena takut
diketahui bahwa tidak lama lagi ia akan melahirkan anak, pada waktu anak itu
dilahirkan atau tidak berapa lama kemudian dengan sengaja menghilangkan nyawa
anak itu, karena bersalah melakukan pembunuhan anak berencana, dihukum dengan
hukuman penjara selam-lamanya 9 tahun.
3)KUHP pasal 343
Bagi orang lain yang turut serta melakukan kejahatan yang diterangkan dalam
pasal 341 dan 342, diartikan sebagai pembunuhan atau pembunuhan berencana

Pengguguran Kandungan

Pengguguran kandungan diatur dalam KUHP oleh pasal-pasal 346, 347, 348 dan 349.
Ada tiga unsur atau faktor pada kasus pengguguran kandungan, yaitu:
• janin,
• ibu yang mengandung dan
• orang ketiga yaitu yang terlibat dalam pengguguran tersebut.

9
Pengguguran Kandungan dengan Izin Perempuan yang Mengandungnya

Hal ini diatur oleh Pasal 348 KUHP yang bunyinya sebagai berikut:
1. Barang siapa dengan sengaja menyebabkan gugur atau mati kandungan seorang
perempuan dengan izin perempuan itu, dihukum dengan hukuman penjara selama-
lamanya lima tahun eman bulan.
2. Jika perbuatan itu berakibat perempuan itu mati, ia dihukum dengan hukuman penjara
selama-lamanya tujuh tahun.

2. Penyebab-penyebab kematian pada bayi Akibat Pembunuhan


Asfiksia
Tanda dari Pemeriksaan Luar:
• Peteki konjungtiva palpebra
• Sianosis mukosa bibir
• Sianosis kuku jari tangan dan jari kaki
• Lebam mayat luas (wajah, leher, tubuh belakang tungkai)
Tanda dari Pemeriksaan Dalam:
• Peteki epikardium jantung
• Peteki paru
• Perdarahan belakang rawan krikoid
• Busa halus saluran pernapasan

Pembekapan
Tanda Luka Pembekapan:
• Luka memar dan lecet di pipi
• Luka memar antara hidung dan bibir,
• Luka memar mukosa bibir
• Luka memar lidah.

10
Kekerasan tumpul
Tanda Luka Kekerasan Tumpul:
Memar dan luka lecet di:
• kepala
• Mata
• Dada
• Perut
• Pinggang
• Lengan bawah
• Telapak tangan
• Paha
• Lutut
• Tungkai bawah
• Pergelangan kaki

Kekerasan tajam
Kematian pada bayi baru lahir yang dilakukan dengan melukai bayi dengan senjata
tajam seperti gunting atau pisau dan menyebabkan luka yang fatal hingga menembus
organ dalam seperti hati, jantung dan otak
Penenggelaman ( Drowning )
Ini dilakukan dengan membuang bayi ke dalam penampungan berisi air,sungai dan
bahkan toilet.
Penjeratan ( strangulasi )
Penjeratan juga merupakan cara pembunuhan anak yang cukup sering ditemui. Sering
ditemukan tanda-tanda kekerasan yang sangat berlebihan dari yang dibutuhkan untuk
membuat bayi mati. tanda-tanda bekas jeratan akan ditemukan di daerah leher disertai
dengan memar dan resapan darah. Kadang juga ditemukan penjeratan dengan
menggunakan tali pusat sehingga terlihat bahwa bayi mati secara alami.
Keracunan
Jarang dilakukan, tetapi pernah terjadi dimana ditemukan sisa opium pada putting
susu ibu, yang kemudian menyusui bayinya dan menyebabkan bayi tersebut mati

11
3. Menentukan bayi viabel/non viabel
Viable
Viabel adalah keadaan bayi atau janin yang dapat hidup diluar kandungan lepas dari
ibunya tanpa bantuan alat yang canggih. Bayi dikatakan viabel dengan melihat tanda-
tanda yang dapat diukur dan tidak dapat diukur.
Tanda dapat diukur, antara lain yaitu:
• umur kehamilan >28 minggu
• Panjang badan kepala-bokong 30-33cm
• BB sekitar 2500-3000 gr,
• Lingkar kepala sudah mencapai 33 cm.

Tanda yang tidak dapat diukur:


• Jenis kelamin sudah dapat dikenali
• Bulu badan, alis dan bulu mata sudah tumbuh
• Kuku sudah melewati ujung jari (dapat diketahui dengan menggesek ujung kuku pada
kulit pemeriksa)
• Inti penulangan sudah terbentuk minimal pada tulang kalkaneus atay kalus
(menandakan usia kehamilan kurang lebih 7 bulan) dan pertumbuhan gigi sudah
sampai tahap kalsifikasi.

Non viabel
Non viabel adalah keadaan bayi atau janin yang tidak dapat hidup diluar kandungan
lepas dari ibunya tanpa bantuan alat yang canggih.
Bila bayi belum matur atau matur namun terdapat cacat genetik berat, maka
bayi tersebut dinyatakan tidak viable.
4. Pemeriksaan untuk mengetahui umur bayi yang ditemukan
Panjang telapak kaki
Sebuah penelitian dimesir, oleh Manjunatha 2011, menyimpulkan bahwa panjang
telapak (diukur dari tumit ke jari terpanjang) kaki dapat digunakan untuk
memperkirakan usia bayi dengan rumus:

Usia = 4.11 x Panjang Telapak Kaki + 5.6

12
panjang telapak kaki dapat digunakan dalam memperkirakan usia bayi pada sejak
awal usia kehamilan, pada kondisi bayi yang mengalami maserasi dan pembusukan
atau bayi yang mengalami kelainan congenital (misalnya: anencephaly)

Panjang kepala-tungging (CRL)


Menurut NICE Antenatal Guidelines, pengukuran ini sebaiknya digunakan untuk
memperkirakan usia bayi 6-13 minggu, dengan rumus pengukuran yang
direkomendasikan adalah:

Usia = 8.052 x (CRLx1.037)1/2 + 23.73

Lingkar kepala
Pengukuran ini disarankan untuk memperkirakan usia bayi 13-25 minggu. Rumus
yang direkomendasikan:

Loge(GA) = 0.010611HC – 0.000030321HC2 + 0.43498 x 10-7


HC3 + 1.848
Radiologis dan ultarasonografi
Pemeriksaan radiologis bermanfaat digunakan terutama pada bayi dengan
perkiraan usia <20 minggu. Pada kasus kematian bayi, postmortem computed tomography
(PMCT) berkembang menjadi sarana yang sangat berguna dalam membantu
menginterprestasikan hasil otopsi terutama pada kasus kematian bayi yang sudah mengalami
proses pembusukan lanjut.
Uji apung paru
Test Hydrostatik atau test apung paru digunakan untuk menentukan apakah
bayi pernah bernafas atau tidak. Pemeriksaan ini berdasarkan fakta bahwa berat jenis paru-
paru yang belum bernafas berkisar antara 1.040-1.056, sedangkan paru-paru yang sudah
bernafas 0,940 akibat udara pernafasan telah memasuki alveoli. Oleh karena itu paru-paru
yang belum bernafas akan tenggelam sedangkan yang sudah bernafas akan mengapung.

13
5. Tanda Bayi Sudah Di Rawat
Bayi yang belum dirawat menunjukan belum adanya rasa kasih sayang dari ibu
terhadap anaknya. Hal ini penting dalam kasus pembunuhan anak sendiri terkait
dengan keadaan psikis atau kejiwaan ibu, seperti tercantum dalam KUHP pasal 341
dan 342.

Tanda bayi belum mendapatkan perawatan


a. Tubuhnya masih berlumuran darah.
b. Vernix caseosa (lemak bayi) masih melekat pada tubuh seperti dahi, belakang telinga,
lipat leher, lipat ketiak, lipat paha, dan bokong.
c. Tali pusat masih tersambung antara perut dan plasenta, apabila terpotong, ujungnya
menunjukan tepi potongan yang tidak teratur saat diapungkan di dalam air.
d. Bayi belum diberi pakaian.
Tanda bayi yang sudah mendapat perawatan
• Pemotongan tali pusat dengan alat
• Vernix caseosa pada leher, lipat ketiak, lipat paha sudah dibersihkan
• Adanya makanan atau susu dalam lambung
• Adanya pakaian yang dikenakan oleh bayi

14
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Berdasarkan kasus scenario diatas bahwa pada bayi tersebut merupakan kasus
pembunuhan oleh si ibu dengan sengaja dan sudah pernah dirawat oleh ibunya.
Kemerahan yang terjadi pada bagian belakang kepala bayi itu mrupakan tanda-
tanda trauma akibat benda tumpul.

15
DAFTAR PUSTAKA

• http://badiklat.kejaksaan.go.id/e-
akademik/uploads/modul/0648298f903bfdfed2e0677366080bf5.pdf
• https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/830dae5fea167ce692006c14e197f
5b1.pdf
• https://www.academia.edu/31318241/infanticid

16
Lembar Penilaian Makalah
       
NO Bagian yang Dinilai Skor Nilai
1 Ada Makalah 60  
2 Kesesuaian dengan LO 0 - 10  
3 Tata Cara Penulisan 0 - 10  
4 Pembahasan Materi 0 - 10  
5 Cover dan Penjilidan 0 - 10  
TOT AL  

NB : LO = Learning Objective Medan, 11 Mei 2020


Dinilai Oleh :

Tutor

(dr. Cana Rifiza


Rahmawani) )
_______________________________

Anda mungkin juga menyukai