SEMESTER VI MODUL - 21
KEDOKTERAN KEHAKIMAN
(SKENARIO – 3)
Oleh
71170811018
SGD – 7
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
2020
KATA PENGANTAR
Kata Pengantar..................................................................................................
Daftar Isi...........................................................................................................
Bab I Pendahuluan............................................................................................
1. Latar Belakang..................................................................................
2. Rumusan Masalah.............................................................................
3. Tujuan..............................................................................................
Bab II Pembahasan..................................................................................…….
1. Skenario............................................................................................
2. Seven Jump Hasil Diskusi................................................................
Seven Jump Hasil Diskusi (Step I)................................................
Seven Jump Hasil Diskusi (Step II)..............................................
Seven Jump Hasil Diskusi (Step III).............................................
Seven Jump Hasil Diskusi (Step IV).............................................
Seven Jump Hasil Diskusi (Step V)..............................................
Seven Jump Hasil Diskusi (Step VI).............................................
Seven Jump Hasil Diskusi (Step VII)............................................
Bab III Penutup.................................................................................................
1. Kesimpulan.......................................................................................
Daftar Pustaka...................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Kasus pembunuhan terhadap bayi yang baru lahir telah dikenal sejak
dahulu dan terjadi dimana saja. Pembunuhan anak sendiri adalah suatu
bentuk kejahatan terhadap nyawa dimana kejahatan ini bersifat unik.
Keunikan tersebut dikarenakan pelaku pembunuhan haruslah ibu
kandungnya sendiri dan alasan atau motivasi untuk melakukan kejahatan
tersebut adalah karena ibu kandungnya takut ketahuan bahwa dia telah
melahirkan anak, salah satunya karena anak tersebut adalah hasil hubungan
gelap. Selain itu, keunikan lainnya adalah saat dilakukannya tindakan
menghilangkan nyawa anaknya, yaitu saat anak dilahirkan atau tidak lama
kemudian. Patokannya dapat dilihat apakah sudah atau belum ada tanda-
tanda perawatan, dibersihkan, dipotong tali pusat, atau diberikan pakaian.
2. RUMUSAN MASALAH
3. TUJUAN
1. SKENARIO – 3
MAYAT OROK/BAYI
STEP I (TERMINOLOGI)
1. Ossifikasi centre :
- Salah satu proses pembentukan tulang baru oleh sel yang disebut
osteoblast
2. Viable dan non-viable :
- Viable adalah bayi dapat mempertahankan hidupnya sendiri / dapat
hidup setelah dilahirkan
- Non-viable adalah bayi tidak dapat mempertahankan hidupnya
sendiri / tidak dapat hidup setelah dilahirkan
3. Tes uji apung paru :
- Prosedur otopsi yang digunakan dalam menentukan apakah paru-paru
telah mengalami respirasi atau tidak
4. Otopsi :
- Pemeriksaan pasca kematian sesosok mayat untuk menentukan sebab
kematian atau sifat-sifat perubahan patologis
5. Os. Talus :
- Penghubung antara kedua tulang pada tungkai kaki atau tulang kering
dan tulang fibula
6. Os. Kuboid :
- Tulang pangkal kaki yang berbentuk kubus
STEP IV (SKEMA)
STEP V (LEARNING OBJECTIVES)
Asfiksia
Tanda dari pemeriksaan luar :
- Peteki konjungtiva palpebra
- Sianosis mukosa bibir
- Sianosis kuku jari tangan dan jari kaki
- Lebam mayat luas (wajah, leher, tubuh belakang tungkai)
Tanda dari pemeriksaan dalam :
- Peteki epicardium jantung
- Peteki paru
- Perdarahan belakang rawan krikoid
- Busa halus saluran pernapasan
Pembekapan
Tanda luka pembekapan :
- Luka memar dan lecet di pipi
- Luka memar antara hidung dan bibir
- Luka memar mukosa bibir
- Luka memar lidah
Kekerasan Tumpul
Tanda luka kekerasan tumpul :
Memar luka lecet di,
- Kepala
- Mata
- Dada
- Perut
- Pinggang
- Lengan bawah
- Telapak tangan
- Paha
- Lutut
- Tungkai bawah
- Pergelangan kaki
Kekerasan Tajam
Kematian pada bayi baru lahir yang dilakukan dengan melukai bayi
dengan senjata tajam seperti gunting atau pisau dan menyebabkan luka yang
fatal hingga menembus organ dalam seperti hati, jantung dan otak.
Penenggelaman (drowning)
Ini dilakukan dengan membuang bayi ke dalam penampungan berisi air,
sungai bahakan toilet.
Penjeratan (strangulasi)
Penjeratan juga merupakan cara pembunuhan anak yang cukup sering
ditemui. Sering ditemukan tanda-tanda bekas jeratan akan ditemukan di
daerah leher disertai dengan memar dan resapan darah. Kadang juga
ditemukan penjeratan dengan menggunakan tali pusat sehingga terlihat
bahwa bayi mati secara alami.
Keracunan
Jarang dilakukan, tetapi pernah terjadi dimana ditemukan sisa opium pada
puting susu ibu, yang kemudian menyusui bayinya dan menyebabkan bayi
tersebut mati.
Menentukan Bayi Viable / Non-viable
Viable
Viable adalah keadaan bayi atau janin yang dapat hidup diluar kandungan
lepas dari ibunya tanpa bantuan alat yang canggih. Bayi dikatakan viable
dengan melihat tanda-tanda yang dapat diukur dan tidak dapat diukur.
Tanda dapat diukur, antara lain yaitu :
- Umur kehamilan > 28 minggu
- Panjang badan kepala – bokong 30 – 33 cm
- BB sekitar 2500 – 3000 gr,
- Lingkar kepala sudah mencapai 33 cm.
Tanda yang tidak dapat diukur :
- Jenis kelamin sudah dapat dikenali
- Bulu badan, alis dan bulu mata sudah tumbuh
- Kuku sudah melewati ujung jari (dapat diketahui dengan menggesek
ujung kuku pada kulit pemeriksa)
- Inti penulangan sudah terbentuk minimal pada tulang kalkaneus atau
kalus (menandakan usia kehamilan kurang lebih 7 bulan) dan
pertumbuhan gigi sudah sampai tahap kalsifikasi.
Non-viable
Non-viable adalah keadaan bayi atau janin yang tidak dapat hidup diluar
kandungan lepas dari ibunya tanpa bantuan alat yang canggih.
Bila bayi belum matur atau matur namun terdapat cacat genetik berat,
maka bayi tersebut dinyatakan tidak viable.
Bayi yang belum di rawat menunjukkan belum adanya rasa kasih sayang
dari ibu terhadap anaknya. Hal ini penting dalam kasus pembunuhan anak
sendiri terkait dengan keadaan psikis atau kejiwaan ibu, seperti tercantum
dalam KUHP padal 341 dan 342.
1. KESIMPULAN
• http://badiklat.kejaksaan.go.id/e-
akademik/uploads/modul/0648298f903bfdfed2e0677366080bf5.pdf
• https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/830dae5fea167ce
692006c14e197f5b1.pdf
• https://www.academia.edu/31318241/infanticide