Anda di halaman 1dari 36

SPECIAL SENSE

MATA

STRUKTUR ANATOMI MATA

Dinding Orbita

Tujuh tulang pembentuk dinding orbita

a. Os frontale
b. Os ethmoidale
c. Os Palatinum
d. Os maxilla
e. Os Spjenoidale
f. Os Zygomaticum

1
Dasar : margo orbitalis yang mengelilingi aditus orbitalis

Dinding superior : pars orbitalis ossis frontalis

Dinding medial : Os ethmoidale

Dinding inferior (dasar) maxilla dan Sebagian as zygomaticus dan palatimus

Dinding lateral : procesus frontalis os zygomaticus dan ala mayor os sphenoidalis

Apex orbita : canalis opticus pada ala minor oss sphenoidalis

Terdapat 4 margo (pinggiran) yaitu:

1. Margo supraorbitalis  os frontal


2. Margo infra orbitalis  os zygomaticum
3. Margo medialis  os frontal dan os maksila
4. Margo lateralis  os zygomaticum

4 facies:

1. Facies superior os frontal, os ethmoid


2. Facies inferior  semua os kecuali os frontal [os zygomaticum, os spenoid, os ethmoid, os
maksila, os lakrimal, dan os palatinum
3. Facies lateral  os zygomaticum, os frontal, sedikit os maksila, os spenoid, fisura orbitalis
superior
4. Facies medial  os spenoid, os frontal, os maksila, os lakrimal, dan canalis opticus
1. Lapisan Bola Mata

Lapisan fibrosa (lapisan luar) : sklera dam kornea


Lapisan vascular (lapisan tengah) : choroidea, corpus ciliare, dan iris
Laisan dalam : retina yang memiliki bagian optic dan visual

2. Media Pembias bola mata


Kornea >> Aqueus humor >> lensa >> humor vitreus

a. Kornea : transparan, sensitive sentuhan, inervasi N opthalmicus, avaskuler


2
b. Aqueus humor : dihasilkan oleh processus ciliaris corpus ciliare. Larutan bening
memberi makanan untuk kornea avascular dan lensa.
c. Lensa posterior iris dan anterio vitreus humor. Capsila lensa sangat elastic.
Muskulus ciliaris mengubah bentuk lensa. Muskulus ciliaris relaksasi lensa pipih
dan refraksi memungkinkan melihat jauh. Jika kontraksi (stimulasi parasimpatis)
sehingga lingkaran (sfingter) lebih kecil dan tegangan berkurang memungkinkan
meihat dekar
d. Humor vitreus
Dari anyaman corpus vitreum. Gel transparan di 4/5 posterior bola mata di
posterior lensa. Untuk transmisi cahaya , menahan retina, dan menopang lensa.

3. Otot Bola Mata

Otot ekstraokular orbita :


a. M. levator palpebra superioris
Inervasi : N oculomotorius
Fungsi : Elevasi palpebra superior
b. M. obliqus superior
Inervasi : N trochlearis (N IV)
Fungsi : Abduksi, depresi, rotasi medial bola mata

c. M. obliqus inferior
Inervasi : N. oculomtorius
Fungsi Abduksi, elevasi, dan rotasi lateral bola mata

d. M rectus superior
Inervasi : N. oculomtorius
Fungsi : Elevasi, adduksi, rotasi bola mata ke medial

e. M. rectus inferior
Inervasi : N. oculomtorius

3
Fungsi : depresi, adduksi, rotasi bola mata ke medial

f. M. rectus medial
Inervasi : N. oculomtorius
Fungsi : adduksi bola mata

g. M. rectus lateral
Inervasi : N. abducens
Fungsi : Abduksi bola mata

4. Komponen-komponen utama mata:


 Kornea  lapisan bening anterior luar mata, berperan utama dalam refraksi mata
 Sklera  lapisan luar mata, membentuk bagian putih pada mata yang terlihat
 Iris  mengubah ukuran diameter pupil, berperan dalam warna mata
 Pupil  mengatur intensitas cahaya yang masuk
 Aqueous humor  cairan jernih pada rongga antara kornea dan lensa, berperan
sebagai nutrient, membiaskan cahaya, dan menjaga bentuk bola mata
 Vitreous humor  cairan antara lensa dan retina, membantu mempertahankan
bentuk bolat bola mata
 Lensa  berperan dalam kemampuan refraksi selama akomodasi
 Koroid  lapisan tengah mata, berpigmen untuk mencegah pembuyaran berkas
sinar di mata, mengandung pembuluh darah (nutrient)
 Makula lutea  berada di sekitar fovea, memiliki ketajaman tinggi karena memiliki
banyak sel kerucut
 Fovea  tepat di tengah retina, daerah dengan ketajaman tertinggi

4
VASKULARISASI

Pembuluh darah orbita

ARTERI ASAL
A. Opthalmica A. Carotis interna
A. Centralis retinae
A. Supraorbitalis
A. Lacrimalis
A. Dorsalis nasi
A. Othalmica
A. Ciliaris posterior brevis
A. Ciliaris posterior longus
A. Ethmoidalis posterior
A. Ethmoidalis anterior

5
Ramus muscularis (rectus) A
A. Ciliaris inferior
opthalmica
A. infraorbitalis Bagian ketiga A. maxilaris

Vena vena orbita


 vena opthalmica inferior dan superior yang berjalan melelui fissure orbitalis superior dan
memasuki sinus cavernosus.
 Vena centralis retinae
Vena vorticosa

INERVASI

 Ganglion ciliare menerima serat sensorik dari R. nasociliaris Nervus opthalmica


 Serat simpatis dari pexus carotis interna berjalan di sekitar A. opthammica
 Serat parasimpatis (yang bersinaps pada ganglion) dari ramus inferior N. oculomotorius
 Diantara 8 s.d. 10 nervus ciliaris brevis berjalan dari ganglion ke bola mata

 3 saraf bagian atas cavitas orbitalis ( Nervus trochlearis, frontalis, lacrimalis)

 Saraf pada orbita :

Nervus Opticus : Berfungsi untuk meneruskan bayangan dari retina


Nervus lacrimalis : menyarafi kulit baglan lateral palpebra superior.
Nervus Frontalis : Nervus ini bercabang menjadi nervus supratrochlearis dan nervus
supraorbitalis, yang melingkari pinggir atas cavitas orbitalis untuk menyarafi kulit dahi.
Nervus supraorbitalis juga menyarafi membrana mucosa sinus frontalis.
Nervus Oculomotorious : Berfungsi unruk gerakan bola mata
Nervus Trochlearis : Berfungsi unruk gerakan bola mata
Nervus Abducent : Berfungsi unruk gerakan bola mata
Nervus Nasociliaris
Ganglion Ciliare , menerima serat saraf dari tiga sumber
Serat sensorik dari N V1

6
Serat parasimpatis dari N III
Serat simpais postsinaptik dari plexus caroticus internus.
Nervus Ciliaris brevis
Nervi ciliare longus

 Inervasi otot bola mata

(lihat pada poin A.4. tentang otot ekstraokular bola mata sebelumnya)

ALIRAN PRODUKSI AIR MATA

7
- GLANDULA LACRIMALIS : sekresi cairan lakrimal untuk membasahi dan melumasi
permukaan konjungtiva dan kornea serta memberi zat makanan dan oksigen terlarut ke
kornea
- DUKTUS LAKRIMALIS : membawa cairan lakrimal dari glandula lacrimalis ke saccus
conjunctivalis
- CANALICULUS LACRIMALIS : dai punctum lacrimal di papilla lacrimalis dan
mendrainase cairan lakrimal dari lacus lacrimalis
- DUCTUS NASOLACRIMALIS : membaca cairan lakrimal ke meatus nasalis inferior

ALIRAN AQUEUS HUMOR

Aqueous humor dari bilik anterior akan didrainase dengan dua rute yaitu aliran trabekular/
konvensional dan aliran uveoskleral/ nonkonvensional. Aliran trabekular merupakan jalur utama
keluar aqueous humor dari bilik anterior, sekitar 90% dari total.

- Aliran aqueous dari anyaman trabekular masuk ke dalam kanal Schlemm yang
menyebabkan resistensi aliran keluar. Teori vakuolisasi merupakan mekanisme transport
aqueous humor melewati dinding dalam dari kanal Schlemm. Teori ini menyatakan
bahwa jarak transelular yang ada di sel endotel membentuk dinding dalam kanal

8
Schlemm sehingga berbentuk seperti vakuola dan pori-pori yang respon terhadap tekanan
dan mentransport aqueous humor melalui jaringan ikat jukstakanalikular ke kanal
Schlemm. Dari kanal Schlemm, aqueous ditransport melalui 25-35 kanal-kanal
pengumpul ke vena episklera melalui jalur direk maupun indirek.
- Aliran uveoskleral merupakan sistem pengaliran yang kedua dan berkisar sekitar 10%
dari total. Aqueous melewati badan siliaris dan masuk ke rongga suprakoroidal dan
kemudian didrainase oleh sirkulasi vena di badan siliar, koroid dan sklera.

VISION IMPLUSION

Proses visual mata dimulai saat cahaya memasuki mata melalui korena, intenitasnya diatur
oleh pupil, mengalami refraksi oleh kornea, aqueos humor dan lensa. Setelah di refraksi
bayangan jatuh pada retina. Tahap terakhir dalam proses visual adalah perubahan energi
cahaya menjadi aksi potensial yang dapat diteruskan ke korteks serebri. Proses perubahan ini
terjadi pada retina. Ketika suatu cahaya jatuh pada pigmented layer dari retina, cahaya tersebut
akan diserap dan dicegah agar tidak mengalami pemantulan cahaya melalui neural layer. Cahaya
tersebut kemudian ditangkap oleh sel kerucut dan sel batang yang menduduki pigmented layer.

9
Setelah itu, sel batang dan sel kerucut memberi gambaran terang dan warna dari bayangan.
Bayangan tersebut akan diubah menjadi impuls dan dilanjutkan ke sel ganglion menuju saraf
optik. Impuls pada saraf optik akan melewati optic chiasm yang merupakan persilangan yang
berada pada circle of Willis pada otak. Sebagian impuls dari saraf optik masing-masing bola
mata akan bersilangan pada optic chiasm. Kemudian impuls akan menuju lateral geniculate
nuclei yang berada pada ujung optic tract. Setelah itu, impuls kemudian dilanjutkan
geniculocalcarine tract. Geniculocalcarine tract ini juga disebut sebagai optic radiation karena
fungsinya sebagai penyebar impuls ke bagian dari white matter pada otak. Akhirnya, impuls
tersebut akan sampai pada primary visual cortex (striate cortex) pada area 17 Brodmann.

10
SPECIAL SENSE

TELINGA

STRUKTUR ANATOMI

Telinga (auris) termasuk kedalam organ spesial sense yang mana memiliki kemampuan khusus
untuk mendengar dan juga berperan sebagai organ keseimbangan (vestibular) untuk menjaga
keseimbangan tubuh manusia.

Telinga terbagi menjadi 3 bagian, yaitu :

- Auris externa, berperan dalam menangkap gelombang suara. Terdiri dari aurikula dan
Meatus Akustikus Eksternus (MAE). Aurikula bersifat elastis karena terdiri dari tulang
rawan dan ditutupi oleh kulit.

11
Meatus Akustikus Eksterna (MAE) terbentang dari bagian terdalam concha auriculae
sampai membran timpani, yang mana 1/3 luar dari MAE terdiri dari tulang rawan (pars
kartilago) yang juga terdapat glandula sudorifera dan rambut dan bagian 2/3 dalam terdiri
dari tulang keras (pars ossea), yang mana terdapat sedikit kelenjar serumen.

- Auris media, berperan dalam menyampaikan gelombang suara ke membrana timpani.


Terdiri dari membran timpani dan tulang pendengaran. Terdiri dari jaringan ikat di
tengah yang dilapisi oleh kulit di luar dan membran mukosa di dalam. Di sekeliling tepi
membrana timpani terdapat annulus fibrocartilagineus yang melekatkan membrana
tympani ini pada pars tympanica tulang temporale.

12
Pada dinding anterior auris media terdapat bukaan yang menuju tuba auditorius atau yang
dikenal sebagai tuba eustachius. Tuba eustachius terdiri dari osteon dan kartilago, yang mana
menghubungkan auris media dengan nasofaring. Pada keadaan kondisi normal bukaan ini
tertutup dan terbuka saat kita menelan dan menguap, untuk menjaga keseimbangan tekanan
telinga tengah kita dengan tekanan atmosphir luar. Tuba esutachius juga bisa menjadi rute jalan
patogen dari hidung dan tenggorokan ke telinga tengah. Hal ini bisa menyebabkan infeksi telinga
(otitis), infeksi ini rentan terjadi pada bayi.

13
Tulang pendengaran telinga (ossiculae auditus) terdiri dari 3 tulang yaitu os. Maleus, os. Inkus,
dan os. Stapes.

Incus, terdiri dari corpus incudis, crus


longum, dan crus breve. Stapes, terletak paling medial dan
melekat pada fenestra vestibuli.
Terdiri dari caput stapedis, crus
anterior dan posterios, dan basis
stapedis.

stapes bagian kanan, dilihat dari sisi superior

Tulang pendengaran bagian kanan, dilihat dari sisi medial

Maleus, ossiculae auditus terbesar


dan melekat pada membrana
tymphani.

Bagian teridentifikasi : caput, collum,


processus anterior dan lateralis,
manubrium mallei.

Maleus bagian kanan, dilihat dari sisi frontal

incus bagian kanan, dilihat dari sisi medial

14
Terdapat 2 muskulus yang berhubungan dengan ossicula auris media, yaitu M. tensor tympani
(menegangkan membrana tymphani) dan M. Stapedius (mencegah getaran yang berlebihan).

- Auris interna, terdapat reseptor untuk pendengaran dan keseimbangan (equilibrium).


Disebut juga sebagai labyrinth karena terdiri dari kanal yang kompleks, yakni serangkaian
kavitas tulang labyrinthus osseus dan labyrinthus membranaceus. Semua struktur ini terdapat
didalam pars petrosa os temporale.
Labyrinthus osseus terdiri dari vestibulum, kanalis semicircularis, dan koklea. Labyrinthus
osseus ini berisi cairan jernih yang disebut perilympha.

Kanalis semicircularis terdiri dari 3 bagian, anterior, posterior, dan lateral. Bagian kanalis
semicircularis anterior dengan posterior ada yang saling menyatu sedangkan lateralis tidak.
Labyrinthus membranaceus terdiri dari 3 ductus semicircularis, ductus cochlearis, dan 2
saccus (utriculus dan sacculus). Labyrinthus membranaceus berisi cairan endolimfa dan
merupakan tempat reseptor untuk pendengaran dan keseimbangan (equilibrium). Utriculus,

15
sacculus, dan 3 ductus semicircularis berfungsi sebagai organ keseimbangan. Ductus cochlearis
sebagai organ pendengaran.

Koklea berbentuk 2½ lingkaran. Pembagiannya terbagi menjadi 3 kanal, yaitu duktus koklearis
(skala media), skala vestibuli, dan skala timpani. Skala media berisi endolimfa, sedangkan skala
vestibuli dan timpani berisi perilimfa. Skala vestibuli terletak di atas skala media dengan
dasarnya membran basilar. Skala timpani terletak dibawah skala media. Puncak koklea disebut
helikoterma, yang mana menghubungkan perilimfa skala vestibuli dengan skala timpani. Diatas
membran basilar terdapat organ corti yang berperan dalam fungsi pendengaran.

16
Muskulus
Muskulus yang berhubungan dengan auricula dapat terbagi menjadi 2, muskulus intrinsik dan
ekstrinsik, kedua kelompok muskulus ini sama-sama diinervasi oleh N. Fascialis (VII).
- Muskulus intrinsik, berjalan diantara kartilago auriculae dan dapat mengubah
bentuk auricula
- Muskulus ekstrinsik, terdiri dari M. Auriculares anterior, superior, dan posterior.
Dapat juga berperan dalam memposisikan auricula.

Vaskularisasi

Karena lokasinya yang cukup


terekspos, aurikula memiliki
banyak vaskularisasi untuk
mekanisme proteksi terhadap
situasi dingin dan panas.
Divaskularisasi oleh A. Carotis
externa yang akan bercabang
menjadi -> A. Auricularis
posterios dan A. Temporalis
superfisialis.

17
Inervasi

Nervus Vestibulocochlearis (VIII) merupakan serabut aferent khusus untuk pendengaran


(cochlearis) dan keseimbangan (vestibularis).

Nervus ini akan keluar dari os temporal melalui Meatus Akustikus Internus (MAI) kemudian ke
Nukleus Koklear di Medulla Oblongata -> beberapa akson akan menyeberang di medulla ke
Meniskus Lateral setelah melewati Nukleus Olivari Superior di pons -> berakhir di Kolikulus
Inferior di Midbrain.

Akson yang lain akan tetep disisi yang sama -> ke Nukleus Olivari Superior di pons -> Meniskus
Lateral -> Kolikulus Inferior.

Dari kolikulus inferior masing-masing impuls akan dilanjutkan -> ke Nukelus Genikulatus
Medial di Thalamus -> dan berakhir di Area auditori primer di Cerebral Korteks Lobus temporal
Cerebrum.

Mekanisme pendengaran

18
Aurikula menangkap gelombang suara -> diteruskan ke Meatus Akustikus Eksternus ->
Membran tymphani bergetar -> area membran timpani yang menempel pada maleus akan
membuat maleus, incus, stapes ikut bergetar -> menimbulkan tekanan gelombang pada perilimfe
skala vestibuli -> tekanan gelombang dapat bertransmisi ke skala timpani menyebabkan
membran timpani sekunder di fenestra koklea ikut bergetar -> tekanan gelombang suara di
perimlife skala vestibuli menggetarkan membran vestibular -> berlanjut ke endolimfe pada
duktus koklear -> membran basilar bergetar -> stereosilia bergerak (pada organ corti) ->
neurotrasnmitter terlepas -> impul saraf ke N. VIII -> nukleus koklearis di medulla oblongata ->
Nukleus olivari superior di pons -> meniskus lateralis -> kolikulus inferior -> nukleus
genikulatus medial -> area auditori primer di cerebral korteks

19
SPECIAL SENSE

HIDUNG

Hidung adalah bagian saluran pernapasan di superior palatum durum dan berisi organ perifer
penghidu. Hidung meliputi hidung luar dan cavitas nasi, yang dibagi menjadi cavitas kanan dan
kiri oleh septum nasi.

Fungsi hidung adalah olfaktori (penghidu), respirasi (pernapasan), filtrasi debu, kelembapan
udara yang dihirup dan resepsi dan eliminasi sekresi dari sinus paranasalis dan ductus
nasolacrimalis

Hidung luar

hidung luar adalah bagian yang dapat dilihat yang menonjol dari wajah, skeletonya terutama
kartilaginaso. Dorsum nasi memanjang dari atap hidung ke apex nasi. Permukaan inferior
hidung ditembus oleh dua lubang piriforme yang disebut nares (lubang hidung), nares dibatasi di
lateral oleh ala nasi.

20
Sekeleton Hidung Luar

Sekeleton penunjang hidung terdiri dari tulang dan kartilago hialin.

Pars ossea hidung terdiri dari os nasale, processus frontalis maxillae, pars nasalis ossis frontalis
dan spina nasalisnya serta pars ossea septi nasi.

Pars cartilaginea terdiri dari lima kartilago utama yaitu dua cartilago nasi lateralis, dua cartilag
alaris dan satu cartilago septi nasi

Cartilago alaris berbentuk U bebas dan dapat digerakan, kartilago tersebut melebarkan atau
menyepitkan hidung ketika otot-otot yang bekerja pada hidung berkontraksi.

Septum nasi

Septum nasi membagi ruang hidung menjadi dua cavitas nasi dan memiliki pars ossea dan pars
cartilaginea. Komponen utama yaitu lamina perpendicularis osiss ethmoidalis, os vomer dan
cartilago septi nasi.

Lamina preppendicularis ossis, yang membentuk ossis ethmoidalis tipis, yang membentuk pars
superiror septum nasi.

Os Vomer tulang pipih tipis, membentuk pars posteroinferior septum nasi dan beberapa bagian
crista nasalis maxilla dan os palatinum. Cartilago septum nasi memiliki artikulasi sulcus dan
lidah dengan ujung ujung septum bertulang.
21
Cavitas nasi

Cavitas nasi dibagi menjadi separuh kanan dan separuh kiri oleh septum nasi, cavitas nasi pada
bagian inferior terdapat nares(lubang hidung), cavitas nasi diposterior ke dalam nasopharinx
melalu choanae. Mukosa melapisi cavitas nasi, kecuali untuk vestibulum nasi, yang ditutupi
kulit. Dua pertiga inferiror mukosa nasal adalah area respirasi dan sepertiga superior adalah area
olfaktori. Area respirasi hangant dan basah sebelum berjalan melalui bagian lain salauran
pernapasan area ke paru. Area olfaktori berisi organ periferal penghidu, menghirup menarik
udara ke area tersebut.

Batas-batas cavitas nasi

Cavitas nasi memiliki bagian atas, dasar dan dinding medial dan lateral.

- Bagian atas cavitas nasi melengkung dan sempit, kecuali pada ujung posterior, Bagian
tersebut terbagi menjadi tiga bagian ( frontonasalis, ethmoidalis dan spenoidalis) yang
diberi nama dari tulang-tulang yang membentuk setiap bagian
- Bagian dasar cavitas nasi lebih lebar daripada bagian atasnya dan terbentuk oleh
processus palatinus maxillae dan lamina horizontalis ossis palatinus
- Dinding medial cavitas nasi terbentuk oleh septum nasi
- Dinding lateral cavitas nasi iregular karena tiga lempeng bertulangnya, conchae nasi,
yang berproyeksi ke inferior menyerupai hiasan pada jendela

22
Fitur Cavitas Nasi

Concha Nasi melengkung ke inferomedial, menggantung menyerupai hiasan jendela atau tirai
pendek.

Chonca nasi Inferior berukuran paling panjang dan paling lebar dan terbentuk oleh tulang
independen. Reccesus sphenoethmoidalis yang terletak di superoposterior concha superior,
menerima muara sinus sphenoidalis suatu ruang berisi udara dalam corpus ossis spenoidalis.

Meatus nasi Superior adalah pasase sempit diantara concha nasi superior dan concha nasi media
yang kedalamnya sinus ethmoidalis bermuara melalui satu atau lebih orificum.

Meatus nasi media lebih panjang dan lebih dalam daripada yang superior.

Hiatus Semilunaris adalah suatu sulcus semisirkular yang kedalamnya bermuara sinus frontalis.
Bulla ethmoidalis suatu elevasi bundar yang terletak di superior hiatus dapat dilihat ketika
concha media diangkat. Meatus nasi inferior adalah pasase horizontal di inferolateral concha nasi
inferior . ductus nasolacrimal yang mendrainase air mata dari saccus lacrimalis, bermuara ke
dalam pars anterior meatus tersebut. Metaus nasi communis adalah pars medial cavitas nasi
diantara concha dan septum nasi, pada bagian ini bermuara meatus dan recessus lateralis.

23
- Meatus nasi inferior tempat bermuara dari ductus nasolacrimalis
- Meatus nasi media tempat bermuara dari sinus frontalis, cellulae ethmoidalis anterior
- Meatus nasi superior tempat bermuara dari sinus spenoidalis dan celulae etmoidalis
posterior

24
Vaskularisasi dan Inervasi Hidung

Supai arteri dinding medial dan lateral cavitas nasi, berasal dari lima sumber

- Arteria ethmoidalis anterior (dari A. Ophtalmica)


- Arteria ethmoidalis posterior (dari A. Opthalamica)
- Arteria spenopalatina (dari A. Maxillaris)
- Arteria Palatina major (dari A. Maxillaris)
- R. Septalis A. Labialis superior (dari A. Facialis)

25
Tiga arteria pertama terbagi menjadi ramus lateralis dan medialis. Arteri palatina major
mencapai septum melalui canalis incisiva melalui palatum durum anterior. Pars anterior septum
nasi adalah tempat (area Kiesselbach) yaitu plexus arterial anastomotik yang mengenai kelima
arteri yang memperdarahi septum.

Plexus venosus submukosa kaya yang terletak di mukosa nasal bermuara ke dalam vena
sphenopalatina, facialis dan opthalamica. Darah vena dari hidung luar sebagian besar bermuara
ke dalam vena fascialis melalui vena nasalis lateralis dan angularis.

Darah dialirkan melalui Vv. ethmoidales anterior dan posterior ke Sinus cavernosus di Basis
cranii, melalui V. sphenopalatina ke Plexus pterygoideus di dalam Fossa infratemporalis, dan
melalui hubungan ke Vv. labiales ke V. Facialis

* vena penghubung ke Sinus sagittalis superior melalui Foramen caecum (hanya terdapat
sewaktu masa kanak

26
Inervasi mukosa nasal dapat dibagi menjadi bagian posterior dan anterosuperior oleh garis oblik
yang berjalan kira-kira melalui apex nasi dan recessus spenoethmoidalis. Suplai sarah bagian
posteroinferior mukosa nasal terutama dari nervus maxilaris melalui nervus nasopalatinus ke
septum nasi dan ramus lateralis nasi inferior dan lateralis nasi superior posterior N. Palatinus
major ke dinding lateral. Suplai saraf bagian anteroposterior berasal dari N. Opthalamicus
melalui nervus ethmoidalis anterior dan posterior, sebagian besar hidung luar (dorsum dan apex)
juga disuplai oleh N. Ophtalamicus

Nervus olfactorius dihubungkan dengan penghidu. Procesuss centralis sel-sel tersebt yang
membentuk nervus olfactorius berjalan melalui lamina cribosa dan berakhir pada bulbus
olfactorius , merupakan ekspansi tractus olfactorius

27
28
SPECIAL SENSE

LIDAH

Definisi

Lidah/Linguae adalah suatu organ muskular yang berhubungan dengan pengunyahan,


pengecapan dan pengucapan yang terletak pada sebagian di rongga mulut dan faring.

Bagian Lidah

Lidah secara anatomi terbagi atas 3 bagian, yakni :

1. Apex linguae (ujung lidah)

2. Corpus linguae (badan lidah)

3. Radix linguae (akar lidah)

Radiks lidah melekat pada os Hyoideum/ Hyoid dan Mandibula, di bagian bawah kedua tulang
terdapat Musculus geniohyoideus dan Musculus mylohyoideus. Korpus lidah bentuknya
cembung dan bersama apeks membentuk 2/3 anterior lidah. Radiks dan korpus dipisahkan oleh
alur yang berbentuk ”V” yang disebut sulcus terminalis linguae sedangkan sulcus medianus
linguae membagi kiri dan kanan

29
Pada ujung sulcus terminalis terdapat lekuk median yang kecil, yaitu foramen caecum, sisa
muara ductus thyroglossus embrional yang semula melekat pada glandula thyroidea yang sedang
berkembang.

Mukosa Pars anterior teraba kasar karena mengandung banyak Papilla kecil yang terlihat
sebagian secara makroskopis (Papillae linguales, filiformes, foliatae, fungiformes, dan vallatae)
yang berperan dalam persepsi sentuh dan menyalurkan persepsi sensorik cita rasa (pengecap).

Papilla Lidah / Papillae Linguales

Gambaran model Papilla Lidah

Papilla Vallata

Dikelilingi oleh dinding cincin, mengandung sangat


banyak kuntum-kuntum pengecap

30
Papilla Fungiformis

Berbentuk jamur, terletak dibagian pinggiran lidah,


(mekanoreseptor, termoreseptor, dan reseptor gustatorik)

Papilla Filiformis

Berbentuk Benang, berfungsi untuk persepsi taktil/sentuhan

Papilla Foliata

Terletak Pada bagian belakang lidah, mengandung sangat


banyak kuntum-kuntum gustatorik

Otot otot lidah ekstrinsik dan intrinsic

Otot – otot lidah dapat digolongkan menjadi 2 kelompok yaitu:


- Otot Ekstrinsik yaitu otot yang berorigo di luar lidah dan berinsersio pada lidah.
Fungsinya untuk merubah posisi lidah.
- Otot Intrinsik yaitu otot yang berorigo maupun berinsersio pada lidah. Fungsinya
merubah bentuk lidah.

1. Otot Intrinsik

31
Otot intrinsik adalah otot yang origo dan insersionya terdapat dalam lidah pada septum
lingua dan aponeurosis lingua. Otot-otot ini berjalan dalam 3 arah yang tegak lurus satu
sama lain.
Otot Intrinsik terdiri dari :
a. M.longitudinal superior lingua / m.longitudinalis superficialis
Origo : radix lingua
Insersio : origo lingua
Fungsi : Retraksi dan melebarkan lidah, mengangkat ujung lidah/ Apex linguae
b. M.longitudinalis inferior lingua / m.longitudinalis profunda
Origo : radix lingua
Insersio : origo lingua
Fungsi : Retraksi dan melebarkan lidah, menurunkan ujung lidah/Apex linguae
c. M.transversus lingua
Origo : Margo lateralis lidah, septum lidah
Insersio : Margo lateralis lidah , aponeurosis lidah
fungsi : Menyempitkan lidah, memanjangkan lidah bersama-sama dengan M. verticalis
lidah
d. M.verticalis lingua
Origo : Radix lidah, berasal dari M. genioglossus
Insersio : aponeurosis lidah
fungsi : Melebarkan lidah
2. Otot Ekstrinsik
Otot Ekstrinsik adalah serat otot yang menghubungkan lidah dengan bagian di sekitarnya,
berorigo di luar, terutama pada mandibula, tulang hyoid dan berinsersi pada lidah.
Otot Ekstrinsik terdiri dari :
a. M.genioglossus
Origo : spina mentalis mandibular
Insersio : aponeurosis lingua
Fungsi : Memajukan dan menekan lidah
b. M.hyoglossus
Origo : cornu majus dan corpus os.Hyoidei

32
Insersio : Bagian lateral aponeurosis lidah
Fungsi : Retraksis dan menekan lidah
c. M.chondroglossus
Origo : cornu minus os.hyoidei
Insersio : Bagian lateral aponeurosis lidah
Fungsi : Retraksi lidah, menekan pangkal dan badan lidah
d. M.styloglossus
Origo : Margo anterior processus styloidei ossis temporalis, Lig. stylomandibulae
Insersio : bagian lateral lidah dari atas dan belakang
Fungsi : Retraksi dan mengangkat lidah

33
Vaskularisasi

Arteri Lingualis

Arteri lingualis merupakan arteri utama yang memvaskularisasi linguae dan struktur dasar
mulut. ini merupakan cabang kolateral A. carotis eksterna tepat diatas ujung cornu majus
ossis hyodei. Berjalan melewati trigonum submandibularis dan berjalan ke anterior antara m.
genioglossus yang lebih dalam dan hyoglossus yang lebih superficial. Arteri ini berjalan
berliku-liku terbagi dalam tiga cabang:
1.Rami dorsalis linguae keluar mensuplai sepertiga belakang lingua
2.Arteri sublingualis berjalan ke dalam untuk mensuplai glandula sublingualis dan dasar mulut.
3.Bagian terminal dari a. lingualis yang melingkar ke atas untuk mensuplai dua pertiga lingua

Vena Lingualis

Vena pada lidah mempunyai nama yang sama dengan arterinya. Mendrainase lingua. Biasanya
vena berjalan superficial ke m. hyoglossus, tetapi cabang-cabangnya juga berjalan bersama dengan
a. lingualis jauh ke dalam otot. V. lingualis berdrainase ke v. jugularis interna.

34
Innervasi

Sensorik

N. lingualis, suatu cabang dari N. mandibularis [V/3], memberi persarafan sensorik ke bagian
anterior lidah, Rr. linguales dari N. glossopharyngeus [IX] mempersarafi daerah Sulcus
terminalis linguae, dan N. laryngeus superior, suatu cabang dari N. vagus [X], mempersarafi
pangkal lidah.

Kecap

Sensasi kecap oleh dua pertiga anterior lidah disalurkan oleh cabang cabang N. facialis [Vlll]
(Chorda tympani, N. intermedius) ke bagian atas Tractus solitarius di batang otak; perikarya
serabut-serabut sensorik ini terletak di Ganglion geniculi.

Sensasi kecap oleh sepertiga posterior Lidah diproyeksikan ke bagian bawah Tractus solitarius
di batang otak oleh serabut-serabut sensorik N. glossopharyngeus IX] dan N. vagus [X].
Perikarya dari serabut-serabut saraf ini berada di Ganglion inferius dari N. glossopharyngeus ilXl
atau N. vagus lXJ.

Semua daerah di dua pertiga anterior lidah mampu mendeteksi kelima kualitas rasa dasar,
meskipun dengan intensitas yang berbeda-beda" Sebagai contoh, persepsi "manis" lebih intens di
ujung lidah, sedangkan pangkal lidah posterior mengandung resepto reseptor yang terutama peka
terhadap rasa "pahit".

35
Motorik

Semua otot lidah disuplai oleh saraf hypoglossal (CN XII),kecuali untuk M. palatoglossus yang
disuplai dari plexus pharyngeal oleh serat-serat yang timbul dari nervus vagus (CN X).

Taste Pathway

Tiga saraf cranial yang memainkan peranan dalam pengantaran impuls dari lidah ke otak, yaitu
nervus facial (VII) pada bagian 2/3 anterior lidah, nervus glossopharyngeal (IX) pada bagian 1/3
posterior lidah, dan nervus vagus (X) pada pharynx dan epiglottis. Diawali dari taste buds pada
lidah, impuls menyebar
sepanjang nervus facial
dan dari 1/3 posterior
lidah melalui nervus
glossopharyngeal.
Kemudian ke tiga nervus
ini akan bersinaps di
nucleus traktus
solitaries di area
gustatorik, kemudian
nucleus solitaries
mengirim neuron ke
nucleus medial posterior
ventral thalamus,
selanjutnya di
transmisikan ke bagian
bawah girus
postsentralis pada
korteks serebri
parietalis, neuron ini akan mengelilingi fisura sylvii kemudian ke daerah operkulan-insular.

36

Anda mungkin juga menyukai