PANCA INDERA
ANATOMI
MATA
ORBITA
ATAP
dibentuk oleh:
DINDING MEDIAL
Dibentuk oleh (urutan dari depan ke
Belakang ):
- Os.maxillare (processus frontalis)
- Os. Lacrimale
- Os. Ethmoidalis(lamina orbitalis)
- Os. Sfenoidalis.(Sebag. Kecil corpus
sfenoidalis )
Dinding medial orbita membatasi orbita
dengan
sinus
ethmoidalis,
sinus
sfenoidalis dan cavum nasi.
DASAR
Dibentuk oleh:
- Os. Zygomaticus ( antero lateral)/Facies orbitalis os.zygomaticus.
- Os. Maxillae ( bag. tengah)/ facies orbitalis os. Maxillae
- Os. Palatini (bag. Blk)/processus orbitalis os. Palatini.
Dasar orbita membatasi orbita dari sinus maxillaris.
Pada lantai / Dasar orbita terdapat:
- Sulcus infra orbitalis dimulai dari pertengahan fissura orbitalis inferior menerus ke
depan untuk membentuk canalis infra orbitalis dan berakhir sebagai foram en infra
orbitale.
ORGANO VISUS
BULBUS OCULI
Terdiri dari:
- Lapis Luar/Fibrosa terdiri dari Sclera dan Cornea.
- Lapis Tengah/vasculer = UVEA terdiri dari:
Choroid
Corpus ciliare
Iris
- Lapis Dalam terdiri dari Retina (Lapisan epitel berpigmen)
MEDIA REFRAKTER
dari
depan
ke
belakang adalah:
- Cornea
- Humor Aquaous
- Lensa Crystalina
- Corpus Vitreum
CORNEA
Cornea pd org hidup jernih, pd org yg telah
meninggal berubah menjadi keruh.
Cornea yang bisa di didonorkan, saat
meninggal harus langsung diambil
SCLERA
Merupakan dinding bulbus oculi yg paling keras,
sehingga penting untuk mempertahankan bentuk
bulbus oculi.
Permukaan luar sclera berwarna ke putih putihan
dan tertutup oleh:
- Conjuctiva bulbi
- Capsula tenon
- jaringan episclera yg banyak mengandung
pemb. darah.
CHOROIDEA
Choroidea disebut UVEA POSTERIOR.
Lapisan ini sangat tipis dan mengandung
banyak pembuluh darah.
mengalami pembiasan
Lapisan cornea dari luar ke dalam:
- Epitel ( lanjutan epitel conjuctiva bulbi
)
- Membran bowman ( lamina basalis
anterior )
- Substansia propria
- Membrana descemet
- Endotel
Arteri yg memberikan nutrici pada cornea
adalah a. Ciliaris anterior ( tdpt pd limbus
cornea.
Cornea juga mendapat nutrici dari humor
aquous
Cornea disarafi oleh N. ciliaris..
CORPUS CILIARE
Merupakan lanjutan ke depan tunica
choroidea dan berakhir pada radix iridis.
Terdapat tonjolan panjang (prosesus ciliaris)
dan tonjolan yang pendek (plica ciliaris)
Prosesus ciliaris menghasilkan humor
aquous.
Pada proseseus ciliaris terbentang zonula
zinii sebagai penggantung lensa critalina.
Pada corpus ciliare terdapat M. Ciliaris
untuk akomodasi.
Perdarahan : dari a. Ciliaris anterior
Persarafan : Parasimpatis yg berasal dari N.
III.
Ora Serrata batas dari retina
FOVEA SENTRALIS
Merupakan cekungan sebesar pangkal
jarum yang terletak tepat ditengah retina.
terdapat banyak sel kerucut, mempunyai
ketajaman lebih besar dari pada sel batang
merupakan bagian retina yang untuk
melihat secara tajam.
IRIS
Merupakan lanjutan corpus ciliare ke depan dan
merupakan diafragma yang membagi bola mata
menjadi segmen anterior dan segmen posterior.
Iris di bagian tengah membentuk celah yang disebut
PUPIL.
Iris membagi camera Oculi menjadi 2 yaitu
- Camera Oculi Anterior
- Camera Oculi Posterior
Terdapat 2 otot :
- M. Sphincter pupilae ( berjalan circulair )
Bila kontraksi, pupil mengecil disebut Myosis.
Bila relaksasi, pupil melebar disebut Midriasis
- M. Dilataor pupilae ( berjalan radiar )
Bila kontraksi, pupil dilatasi ( midriasis )
Fungsi pupil untuk mengatur jumlah sinar yang
masuk ke mata.
RETINA
Merupakan membran saraf yang tipis, halus,
tidak berwarna dan transparan.
Berfungsi sebagai reseptor sinar.
Permukaan luar berhub. dg tunica choroidea,
Permukaan dalam berhub. dg membran
hyaloidea ( pembungkus corpus vitreum )
OPTIC DISC/DISKUS OPTICUS/ BLIND SPOT/
BINTIK BUTA
- Optic disc adalah titik di retina untuk
keluarnya N.opticus.
- Tidak sensitif terhadap sinar tdk bs
menangkap sinar
- ditembus oleh arteri dan vena centralis
retina
- dikelilingi oleh suatu peninggian yang
disebut Papilla Nervi Optici. Daerah ini
tidak
mengandung
fotoreseptor
sehingga tidak dapat untuk melihat.
MACULA LUTEA
Adalah daerah sekitar fovea centralis yang memiliki
ketajaman cukup besar
mempunyai konsentrasi sel kerucut yang tinggi
tetapi ketajaman macula lutea lebih rendah dari
fovea centralis karena adanya sel sel ganglion dan
bipolar pada macula lutea.
ORGANO VISUS
ACCESORIA
- Otot-otot bola
mata
- Palpebrae
- Apparatus
Lacrimalis
CAIRAN MATA
PERSYARAFAN BOLA
MATA
PALPEBRA
GLANDULA LACLIMALIS
ALAT PENGGERAK BOLA MATA
merupakan penutup aditus orbita dan juga merupakan Lacrima(air mata) dibentuk supaya melindungi Terdiri dari otot-otot ekstrinsik
pelindung bola mata .
cornea dari kekeringan dan untuk membersihkan
bola mata yaitu:
cornea.
- M.Rectus Superior disarafi
terdiri dari bebrapa lapis yaitu:
N.III
- Cutis
GL.Lacrimalis ini terletak pada sudut atas lateral
- M.Rectus Medialis disarafi
- Subcutis
cavum orbita.
N.III
- Otot
Pengaliran air mata dari glandula lacrimalis
- M.Rectus Inferior disarafi
- Lapisan submusculer
setelah membasahi cornea akan mengalir ke
N.III
- lapisan fibrous (Tarsus)
punctum lacrimalis canaliculi lacrimalis saccus
- M.Rectus Lateral disarafi N
- Tarsus :merupakan kerangka palpebra.
lacrimalis ductus nasolacrimalis meatus nasi
.VI
Otot-otot pada palpebra adalah
inferior.
- M..Obliquus Superior
- M.Orbicularis Oculi: berfungsi menutup fissura
disarafi N.IV
palpebra (menutup mata) dan memeras sacus
- M.obliquus Inferior disarafi
lacrimalis.
N.III
- M.Levator palpebra: berfungsi membuka palpebra.
- M.Tarsalis : berfungsi membuka palpebra
CONJUNGTIVA
- Merupakan lapisan terdalam dari palpebra,
- kearah bola mata menerus dan berhubungan dengan
cornea.
- Conjunctiva berupa mucosa tipis transparan.
- Conjuctiva papebra: melapisi bag.dalam palpebra.
- Conjunctiva bulbi yang melapisi bola mata.
- Conjuctiva Fornicis: peralihan antara C.Palpebra dan
C.Bulbi.
- Conjuctiva di sarafi oleh N.V (Trigeminus)
- Pada tepi bebas palpebra ada cilia (bulu mata).
AQUOUS HUMOR
VITREUS HUMOR
cairan yang rungga mata bagian depan (COA), dihasilkan o/ procc. Siliaris, cairan bening kental spt agar2, antara lensa dan retina, 80 % dari
masuk COP melalui sudut kembali lagi ke COA cannalis schlemm v.
bulbus oCuli, sehingga bola mata tidak kempes.
siliaris anterior.
N.Abduscent
N.Trochlearis
N.Occulomotorius
N.Opthalmicus
N.opthalmicus didekat fissura orbitalis superior akan bercabang menjadi;
- N.lacrimalis
- N.Frontalis
- N.Nasociliaris
TELINGA (AURIS)
TELINGA LUAR
(AURIS
EKSTERNA)
TELINGA TENGAH
CAVUM TYMPANI
OTOT-OTOT
MEMBRANA TYMPANI
Gendang telinga
Merubah energi akustik menjadi energi mekanik
Bulat , diameter 1 cm
Batas antara meatus acusticus externus dan
cavum tympani
Lateral : epidermis,
Medial : mukosa diantaranya lap.fibrosa
Lap.fibrosa pars tensa melekat lamina tympanica
ossis temporalis,
pars flaccida (anterosuperior) lebih tipis.
Dataran lateral:
- menghadap ke liang telinga
- lebih cekung
- ditengahnya tdp umbo
Dataran medial:
- menghadap ke cavum tympani
- melekat manubrium & processus lateralis
mallei
Cone of light:
- Kanan di jam 5
- Kiri di jam 7
Inervasi :
- Dat. Lateral : cabang N.auriculotemporalis
& cabang N.vagus.
- Dat. Medial : cabang N.glossopharyngeus
Vascularisasi :
- dat. Lateral : r. auricularis profundus (A.
maxillaris).
- Dat. Medial : A. tympanica posterior (A.
styloidea) & A. tympanica anterior (A.
maxillaris)
CHORDA TYMPANI
TUBA EUSTHACII /
(AURIS MEDIA)
TELINGA DALAM
(AURIS INTERNA)
PENDENGARAN)
Terdiri dari (lateral ke
medial)
1. Os.
Malleus
(landasan)
2. Os. Incus (martil)
3. Os. Stapes (sanggurdi)
Dibungkus
oleh
membrana mukosa cavum
tympani
Fungsi : menghantarkan
getaran dari membrana
tympani
Manubrium
malei
berhubungan lsg dgn
mem. tympani
CANALES SEMICIRCULARES
Terdiri 3 canalis circularis
- Anterior
- Posterior
- Lateral
M. Tensor Tympani
- Tuba auditiva (origo)
manubrium mallei
(insersio)
- Inervasi : n. Tensoris
tympani
(n.
Mandibularis)
M. Stapedius
- Dinding
posterior
(origo)
cavum
tympani collum
stapedis (insersio)
- Inervasi
:
n.
Stapedius
LABYRINTHUS OSSEUS
VESTIBULUM
Bagian tengah labyrinthus osseus
Berisi :
- Utriculus
- Sacculus
Cabang N. Facialis
TUBA AUDITIVA
Tuba auditiva / tuba
pharyngotympanica
Bermuara
ke
nasopharynx
Terdiri dari :
1. Pars osseae
2. Pars cartilagenia
COCHLEA
Rumah Siput
tabung spiral 2,5 lingkaran
N. cochlearis dan ganglion spirale
Terdiri dari
- Ductus cochlearis (scala media)
Mengandung Organ of Corti
- Scala vestibule
PARASITOLOGI
ARTROPODA PENYEBAB ALERGI DAN REAKSI TOKSIK
KONTAK
SENGATAN
1. Lebah
Ordo Hymenoptera
Famili : Apidae, Vespidae, dan Bombidae
Tubuh terdiri dari kepala, toraks dan abdomen
Mempunyai pinggang (pedisel)
Tipe mulut : menggigit dan menjilat
Bentuk badan :
- gemuk (Bombidae)
- langsing (Vespidae)
Tanda khas: sayap depan dan belakang
(membranosa)
Alat penyengat di ujung abdomen
Toksin :
- apamin
Anafilaktogenik
- melitin
Hemolitik
- histamin
Neurotoksik
- asetilkolon
Antigenik
- 5-hidroksitriptamin
sitolitik
- enzim
- substansi protein.
GIGITAN
tipis
1. Kelabang
Kelas : Chilopoda
Genus: Scolopendra
Spesies: S. subspinipes
Ukuran
: 2 -25 cm
Bentuk tubuh : panjang, pipih dorsoventral, beruas
banyak
Sepasang kaki pada tiap ruas
Antena 1 pasang
Habitat : dibawah batu dan kayu
Makanan : insekta dan binatang kecil lainnya
Metamorfosis : tidak sempurna
Tanda Khas : kuku beracun (poison claw) pd ruas pertama
badan
antikoagulan 5
hidroksi
triptamin.
Toxin
PENGOBATAN
- Sengat yg tertinggal dibuang, dibersihkan, jangan
ditekan. Spy toxin tdk mnybr
- Pasang turniket dan tinggikan bag proksimal
ekstremitas yg disengat.
- Kompres es
- AH lokal, analgetik oral, dan anastetikum lokal scr
infiltrasi.
- Penanggulangan syok : adrenalin, kortikosteroid,
dan AH.
Gejala klinis
Nyeri, Eritema
Perdarahan
Nekrosis
Kematian (-)
Pengobatan:
- Kompres es.
- Obat : Kortikosteroid dan AH
- Antiracun
2. Laba Laba
Kelas : Arachnida
Ordo : Aranea
Genus: Latrodectus, Loxosceles
Cth spesies: Latrodectus mactans, Loxosceles laeta
Metamorfosis tdk sempurna
Ovivar
Tubuh tdr sefalotoraks dan abdomen yg dihubungkan
PENCEGAHAN
- menghindari paparan
- tidak menggunakan pakaian yang berwarna terang/
mencolok
- menghindari pemakaian wewangian yang manis
Pemberantasan : insektisida
2. Kalajengking
Kelas : Arachnida
Ordo : Scorpionida
Famili: Buthidae
Genus : Centruroides Buthus
Spesies C.suffussus, B. occitanus
GEJALA KLINIS:
oleh pedisel
Kaki 4 pasang
Laba-laba mati setelah kopulasi
Makan insekta dan binatang kecil
Sifat toksin :
- Araknidisme nekrotik
- Araknidisme sistemik
Indonesia belum ada laporan
Tanda khas: sepasang chelicera (alat pelepas racun) pada
sefalotoraks (dikeluarkan mll mulut)
Latrodectus mactans
Eropa, Australia, Selandia Baru, Afrika, USA, Timur
Tengah dan Vietnam.
Ukuran: 13mm, 6 mm
yg menggigit, warna hitam, ada gambaran hour
glass merah pada bagian ventral abdomen.
ada garis median merah dan 3 garis transversal
putih pada bagian dorsal abdomen.
Toksin : Neurotoksik thdp srf perifer (rasa nyeri yg
hebat, menjalar ke dada dan perut akut abdomen).
Tmpt gigitan : timbul benjolan merah biru, dikelilingi
lingkaran putih.
Araknidisme sistemik
Kematian : syok dan paralisis pernapasan
(18 36
jam)
Tanda patognomonik :
- target lesion
- nyeri hebat
- spasme otot
Pengobatan
- Kompres Es.
- Penanganan luka
- Obat = Opioid dan benzodiazepin
Efektif : parenteral opioid dan anti racun,
terutama untuk: anak-anak, usia lanjut, reaksi
hipertensi, acut respiratory distress
Loxosceles laeta
Benua Amerika
Ukuran : 8 15 mm
Warna : Kuning tengguli tua
10
SCABIES (Ektoparasit)
ETIOLOGI
GEJALA
DIAGNOSIS
TREATMENT
DEMODECOSIS
Sangat jarang
Beratnya manifest berkaitan dengan usia, krn berkaitan dengan imun
respon. Makin tua makin berpotensi
Demodex folliculorum
pd folikel rambut
Demodex brevis pd
kelenjar sebacea
Family Demodicidae ,
ordo Acari , Class
Arachnida
Habitat di folikel rambut
Badannya
panjang
dengan
abdomen
bergaris
Kaki 4 pasang
Siklus
hidup:
metamorphosis tidak lengkap
11
PEDICULOSIS (Ektoparasit)
SPESIES
EPIDEMIOLOGI
MORFOLOGI DAN
HABITAT
SIKLUS HIDUP
PATHOGENESIS
DAN GEJALA
DIAGNOSIS
TREATMENT
12
SIKLUS HIDUP
KLASIFIKASI
GEJALA
Gatal
Pus
Abses/papula
FORENSIC
ENTOMOLOGY
DIAGNOSIS
Menemukan larva
Diagnosis spesises:
- Identifikasi spirakel posterior alat pernafasan larva
- Memelihara setelah dws di lihat
Menentukan waktu kematian dari mayat yg ditemukan berdasarkan umur lalat
Accidental myiasis
Termakan telur
TREATMENT
Mengeluarkan larva
Intestinal myasis: laxative
MIKROBIOLOGI
RANGKUMAN BLOK PANCA INDERA | S.F.A
13
Ab
Lebih
tahan
pd
Metabolism sgt aktif
netralisasi
kekeringan
Siklus
- PCR
EB menginfeksi masuk intrasel berubah menjadi
Tdk ada antiviral, terapi
RB RB melakukan pembelah sel (biner) RB
simtomatis
membentuk badan inklusi dlm badan inklusi RB
ada yg berubah mjd EB dan akan keluar lalu
menginfeksi sel berikutnya
Dilakukan pewarnaan GIEMSA:
- Bahan pemeriksaan: kerokan sel konjugtiva
karena intrasel
- Terlihat: badan inklusi kumpulan EB&RB yang
sudah matang
PSEUDOMONAS AERUGINOSA
Morfologi: batang, Gram (-), gerak (+)
Kultur:
- Membentuk pigmen yang larut pd
medianya pyocanin, pyoverdin,
pyorubin, pyomelanin
- Tumbuh pd media sederhana, dpt
tumbuh pd air biasa
Umumnya multiresisten antibiotic shg
terapi sulit
Metabolit yg dpt menyebabkan kerusakan
jaringan yg berat
- Toxin, Pospolipase , Protease, Exo
enzim, Leucocidin
- Gram (-) mempunyai endotoxin
Pathogenesis:
- Bersifat infasif dan toksigenik
- 3 tahap: kolonisasi invasi local
penyebaran sistemik
Infeksi
sekunder
yang
disebabkan
pseudomonas tdk membutuhkan wkt lama
untuk tjd endophtalmitis
Factor virulensi:
- Pyocyanin menyebabkan infeksi
yang berat
- Eksotoxin menghambat sinspro pd
sel target
Diagnosis:
- Pus pewarnaan gram tdk dpt
membedakan dengan bakteri gram
14
(-) lain
Pernah trauma/terkena percikan air
15
KULIT
EMBRIOGENESIS, ANATOMI DAN FUNGSI KULIT
DEFINISI
EMBRIOGENESIS
Maka saat hamil tidak boleh menggunakan produk krim kulit, cat rambut. Hanya boleh yang herbal asli
Tersusun dari sel keratosit/sel skuamosa menjadi
ectoderm akan berubah menjadi kulit, rambut dan kuku
Janin 4 mg: 1 lapis sel tidak berdiferensiasi, diferensiasi pd
usia 5 bulan
Janin 3 bulan: ada invaginasi epidermis pertumbuhan ke
bawah menandakan adneksa terbentuk
EPIDERMIS
Ektoderm embrio pada awalnya hanyalah selapis kuboid akan bertahap
terus sehingga menjadi bbrp sel
Pada usia 5 minggu ektoderm akan menjadi dua lapis sel: periderm yang
mempunyai mikrovilli di permukaannya dan sel basal kuboid yang aktif
membelah
Pada usia 2 bulan epidermis akan menjadi 3 lapis sel dengan adanya
lapisan intermediate diantara periderm dan lapisan basal.
Pada usia 4 bulan epidermis sudah menjadi epitel squamosa yang terdiri
dari beberapa lapis sel:
- Stratum germinativum (basale)
DERMIS
Demis ekstremitas dan tubuh bagian depan dibentuk dari mesoderm
lateral
Dermis bagian belakang tubuh dibentuk oleh dermomiotom mesoderm
paraxial
Pada dermis embrionik (6-10 minggu), masih didominasi sel, bukan matriks
serta belum dapat dibedakan dengan lapisan subkutan. Pada minggu ke
11, sel-sel mesenkim akan membentuk matriks ekstraseluler. Kemudian
dibentuk dermal ridges, yaitu tonjolan-tonjolan dari dermis yang masuk ke
epidermis
16
Stratum
spinosum
- Stratum
granulosum
- Stratum
lusidum
- Stratum
korneum
Yang mempunyai
lapisan lengkap
hanya telapak
tangan dan kaki,
sedangkan yang
lain tidak
mengandung lucidum
Stratum basale mengalami mitosis terus menerus sampai ke atas
menggantikan sel yg plg atas pd wkt 21-35hari. Keratin akan mengelupas
Protein di epidermis: (penting utk pertumbuhan)
- Perlekatan str. germinativum dengan lamina basalis dibentuk oleh
protein ekstraseluler fibronektin, laminin, kolagen tipe I dan IV.
- Untuk ikatan adhesi antar epitel squamosal yang kuat, diperlukan
protein membran sel integrin.
- Diferensiasi str. germinativum ternyata diawali oleh perusakan
protein ekstraseluler dan protein integrin.
- Antar sel pada str. korneum direkatkan oleh protein kaya histidin,
yaitu filaggrin
Sel yang menginvasi masuk ke lapisan epidermis
Melanosit: Melanoblast berasal
Sel Langerhans: Sel ini berasal
dari neural crest yang bermigrasi
dari stem sel di sumsum tulang
ke epidermis pada kehamilan usia
belakang. Sel Langerhans sudah
50 hari. Nantinya melanoblast
dapat ditemui di epidermis pada
akan berdiferensiasi menjadi
embrio usia 40 hari. Tugasnya
melanosit yang dapat
adalah sebagai Antigen
memproduksi granula
Presenting Cells dan akan
melanosom. Badan sel melanosit
memfragmentasi dan
mempresentasikan antigen
ada pada lapisan basal,
tersebut pada sel T sehingga
sedangkan proseus
dapat muncul sistem imun seluler
sitoplasmanya akan menyebar
hingga lapisan spinosum, disebut Untuk pertahanan tubuh
sel dendritik (menyampaikan
pigmen melanin smp keatas)
-
17
ADNEKSA
Pembentukan adneksa ini distimulasi oleh mesenkim dermis melalui sinyal EDA (ektodisplasin).
RAMBUT
KELENJAR SEBASEA
KELENJAR KERINGAT
(SUDORIFERA)
muncul pada hari ke 75-80
Kelenjar yang memproduksi sebum
dibentuk di seluruh
dari usia fetus. Pembentukan
berisi kolesterol dan trigliserida ini
permukaan tubuh yang
rambut dimulai dengan
terbentuk dari tonjolan epitel folikel
dimulai dengan pembentukan
terjadinya proliferasi
rambut, menghasilkan sel-sel lipogenik
di telapak tangan dan kaki.
keratinosit basal (pada
yang mengakumulasi lipid atau sebum
Pembentukan kelanjar
epidermis) yang kemudian
hingga selesai berdiferensiasi. Kelenjar
keringat ini dimulai pada usia
kehamilan 3 bulan.
membentuk plakoda
sebasea ini hanya ada di daerah kulit
tipis (tidak ada kelenjar sebasea pada
(penebalan) dan membentuk
Proses pembentukannya
telapak tangan, jari, dan telapak kaki)
tonjolan ke dermis tunas
diawali dengan terbentuknya
rambut (hair bulbs).
tonjolan (bud) pada epidermis
Vernix caseosa, yaitu sebum yang
bercampur dengan periderm yang
yang kemudian akan tumbuh
Hair bulbs tersebut akan
terus berinvaginasi dan
mengalami deskuamasi. Vernix caseosa
memanjang ke jaringan
meluas ke dermis sehingga
mesenkim yang berada pada
ini dibutuhkan untuk proteksi selama
menjadi folikel rambut.
pertumbuhan embrio hny pd saat
lapisan dermis sehingga
kandunga
terbentuk duktus primordia
Folikel rambut plg penting
untuk pertumbuhan rambut
Berperan pd penyakit acne dan jamur
Bagian yang melekuk-melekuk
tersebut akan membentuk
Pada janin usia 20 minggu,
bagian sekret atau pars
sudah muncul rambut lanugo
secretor kelenjar dan bagian
(smooth, soft, and less
mioepitelial. Bagian-bagian
pigmented hair) yang
tersebut akan berfungsi
kemudian akan diganti
setelah lahir
dengan rambut dewasa
(coarse) setelah lahir.
Fase:
Rontok istirahat peralihan
KUKU
merupakan modifikasi epidermis
pada ujung jari tangan dan jari kaki.
Kuku mulai terbentuk pada minggu
ke-10 yang diawali dengan
pembentukan primordial kuku.
Primordia kuku tersebut
merupakan bentuk dari penebalan
epidermis di ujung dorsal jari;
daerah tersebut disebut dengan
nail field.
Lempeng kuku yang sudah
terbentuk akan tumbuh terus ke
bagian distal dan akhirnya
menutupi seluruh bagian nail field
pada bulan ke 5.
Pada mulanya, lempeng kuku
tersebut ditutupi oleh lapisan
epidemis superfisial eponikhium,
namun akhirnya lapisan
terdegenerasi dan kuku dapat
terlihat Bagian distal epidermis
yang tidak tertutupi kuku disebut
sebagai hiponikhium.
18
FUNGSI KULIT
Fungsi proteksi : Kulit menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisis atau mekanis. Hal ini terjadi karena adanya bantalan lemak, tebalnya lapisan kulit
dan serabut jaringan penunjang yang berperan sebagai pelindung terhadap gangguan fisis.
Fungsi absorbsi : Kulit yang sehat tidak mudah menyerap air, larutan dan benda padat, tapi cairan yang mudah menguap lebih mudah diserap. Permeabilitas
kulit terhadap O2, CO2 dan uap air memungkinkan kulit ikut mengambil bagian pada fungsi respirasi.
Fungsi ekskresi : Kelenjar kulit mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna lagi atau sisa metabolisme dalam tubuh
Fungsi pembtkan pigmen : Sel pembtk pigmen/melanosit terletak di lapisan basal dan sel ini berasal dari rigi saraf.
Fungsi keratinisasi: Proses berlangsung 14-21 hari sebagai perlindungan terhadap infeksi secara mekanis fisiologik
Fungsi pembtkan vit D: Dengan mengubah 7-dihidroksi kolesterol dengan bantuan sinar matahari.
EFLORESENSI
DEFINISI
KONFIGURASI
LESI
Kelainan kulit yang dapat dilihat dengan mata telanjang (secara obyektif), dan bila perlu dapat diperiksa dengan perabaan
Diskret : tersebar satu- satu/ terpisah dari yang lain
Unilateral: mengenai sebelah badan
Universalis: mengenai hampir seluruh tubuh, masih ada jaringan normal min 10%
Generalisata : tersebar hampir seluruh tubuh (90-100%)
Herpetiformis : vesikel berkelompok spt pd herpes zoster
Anuler/ Sirsinar : seperti lingkaran
Linier, arkuata : seperti garis lurus
Arsiner : seperti bulan sabit
Serpiginosa : proses menjalar ke satu jurusan diikutipenyembuhan pd bagian yg ditinggalkan
Konfluens : dua atau lebih lesi yang menjadi satu
BATAS LESI
UKURAN LESI
Sirkumskripta
: Batas tegas
Milier : sebesar kepala jarum pentul
Difus
: Batas tidak tegas
Lentikuler : sebesar biji jagung
Batas tepi meninggi
Numuler : sebesar uang logam 100 rupiah lama
Batas tepi aktif
PRIMER
SEKUNDER
Sudah bercampur dengan infeksi
Kelainan yang dasarnya dari penyakit itu sendiri
Perubahan warna kulit yang tegas dengan ukuran dan bentuk
Stratum korneum yang terkelupas dan tampak pada permukaan
bervariasi tanpa disertai perubahan konsistensi dan
Dapat kering/ berminyak, tipis/ tebal, warna putih keabuan kuning
SKUAMA
permukaannya
MAKULA
coklat
Makula berukuran < 1 cm, jika > 1 cm : patch
Termasuk ketombe, di telapak yg suka terkelupas
Warna putih atau hitam. Bisa eritema (merah)
Bahan cair, eksudat, darah atau serum maupun jaringan nekrotik yang
mongering
KRUSTA
Penonjolan kulit yang solid dengan diameter < 1 cm dan bagian
PAPULA
terbesarnya berada diatas permukaan kulit
Carian tubuh yang mengering
Kelainan kulit seperti papula dgn permukaan datar & diameter
Defek pada sebagian atau seluruh epidermis tetapi tidak sampai pada
PLAQUE
> 1 cm
EROSI
membrana basalis, sehingga pada proses penyembuhannya tidak
(PLAKAT)
meninggalkan bekas sikatrik
Plak dapat terjadi karena perluasan suatu papula, tetapi juga
dapat karena gabungan dari beberapa papula
ULKUS
Defek yang mengenai seluruh epidermis dan melebihi membrana
19
NODUL
URTIKA
PAPILOMA
VESIKEL
BULA
PUSTULA
PURPURA
KISTA
TELEANGIEKTASIS
KOMEDO
EKSKORIASI
FISURA
ATROFI
SIKATRIKS
SKLEROSIS
LIKENIFIKASI
SINUS
ABSES
KUNIKULUS
20
LEPRA
DEFINISI
Lepra adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi Mycobacterium leprae, dengan afinitas utama pada saraf perifer, kemudian kulit, serta dapat mengenai organ
tubuh lain kecuali Susunan Saraf Pusat (SSP).
Waktu pembelahan kuman 12-14 hari
Menyerang saraf perifer
Mediagnosis lepra, ada satu atau lebih:
- makula hipopigmentasi/ eritematosa dengan anestesi
- pembesaran saraf dengan anaestesi
- ditemukan kuman tahan asam
MDT: Multi Drug Therapy, terapi kombinasi untuk lepra td dapson, rifampisin dan clofazimin Untuk mengurangi resistensi
Jarang terjadi pada bayi, karena masa inkubasinya panjang
PATOGENESIS
KLASIFIKASI
(WHO)
GEJALA KLINIS
Pausibasilar (PB)
1.
2.
1-5 lesi
hipopigmentasi, eritema
distribusi asimetris
hilang sensasi jelas
satu cabang saraf sehingga masih terasa
sakit
Multibasilar (MB)
> 5 lesi
eritema
distribusi simetris
hilang sensasi tidak jelas
Banyak cabang sudah tidak terasa apaapa
KLASIFIKASI PENDERITA
Lepra PB
Lepra PB lesi tunggal
Lepra MB
tipe I, TT, BT atau tipe I dan T
lepra PB dengan lesi hanya 1
tipe BB, BB, BL, LL atau tipe B dan L
apus BTA negative
tanpa gangguan saraf
semua tipe degan apus BTA positif
Kulit: Bercak/makula hipopigmentasi, eritematosa, papul atau nodus eritematosa: dapat disertai anestesi/hipoestesi
Saraf:
- Pembesaran saraf tepi dengan gangguan sensibilitas kulit yang dipersarafinya.
- Dapat disertai cacat akibat kerusakan saraf tepi, sensorik, otonom maupun motorik
- Saraf otonom: hilangnya kelenjar keringat kulit kering tp mengkilat
- Sensorik: tdk bs merasa raba halus, suhu, nyeri
21
PEMERIKSAAN
PENGOBATAN
PB
REAKSI LEPRA
MB
Rifampisin 600 mg/bulan, diawasi
Klofazimin 300 mg/bulan, diawasi
plus 50 mg/hari, swakelola
DDS 100 mg/hari, swakelola
Selama 12 regimen
12-18 bulan
22
CACAT LEPRA
tuberculoid reaction
up-grading reaction
reversal reaction
REAKSI REVERSAL
Merupakan peningkatan sistem imunitas selular
Lesi lama lebih aktif: plak eritematosa, udem,
Dapat disertai neuritis akut
Dapat muncul lesi baru
Gejala sistemik tidak ada
Kadang-kadang ada gejala prodromal
Prinsip managemen RR:
MDT diteruskan
Terapi anti infalamasi yg efektif
- Kortokosteroid: harus di tapering off
- Klofazimin
- Azathioprine
- Siklosporin-A : efek samping kecil, tdk menyebabkan kelainan sistemik
Analgetik yang adekuat
Jika tjd neuritis akut harus istirahat
Tipe 3: lucio jarang ditemukan
Derajad 1 (invisible):
- anestesia pada tangan dan kaki
- anestesi pada mata
Derajad 2 (visible)
- Ulkus, absorpsi, mutilasi
- clawhand, drophand
- dropfoot
- lagoftalmus, keratitis, kebutaan
- ginekomastia
23
TBC KUTIS
ETIOLOGI
PEMERIKSAAN
PATOGENESIS
skrofuloderma : paling sering, dikelenjar-kelenjar di coli ataupun axila. Ditemukan dalam jangka wkt yg lama karna tidak menyebabkan gangguan prodromal
verukosa : dari luar
Mycobacterium tuberculosis tipe human: 91,5%
Mycobacterium atipis : 8,5%
Pemeriksaan lab:
Sediaan mikroskopik
- bahan: pus, jaringan kulit, KGB
- pewrn Ziehl-Neelsen; Kinyoun-Gabett
- bta (+) kuman merah, dasar biru
Kultur
0
- media Lowensteins-Jensen, 37 C, 8 mgg
Binatang percobaan (Marmot)
- lama pertumbuhan : 2 bulan
Tes biokimia
- Tes Niasin (+) M. tuberculosis tipe human
Tes resistensi
Penjalaran langsung ke kulit dari organ dibawah kulit : skrofuloderma
Inokulasi langsung pada kulit sekitar orifisium alat dalam : TB kutis orifisialis
Hematogen : TB kutis miliaris
Limfogen : lupus vulgaris
Penjalaran langsung dari mukosa : lupus vulgaris
Langsung ke kulit : TB kutis verukosa
Skrofuloderma
Penjalaran per. kontinuitatum dari organ dibawah kulit, spt: KGB, sendi,
tulang
Seringkali dimulai sebagai limfadenitis tuberkulosis
Port dentre
- leher : tonsil atau paru
- aksila : apeks pleura
- inguinal : ekstremitas bawah
Skrofuloderma di leher :
- Tonsil
KGB submandibula KGB servikalis profunda
- KGB paru
Inguinalis :
- ekstremitas bawah KGB inguinalis lateralis & femoralis
- kulit di bawah umbilikus & bokong KGB inguinalis lat.
Aksila
TB Kutis Verukosa
Terjadi secara eksogen inokulasi langsung pada kulit
Predileksi : tungkai bawah, kaki
Gambaran klinis:
- lesi bentuk bulan sabit penjalaran serpiginosa sebagian seperti
menyembuh pdhl bukan
- lesi : papul lentikular, verukosa, multipel di atas kulit yg eritematosa
Pengobatan
1. INH (H) : 5-10 mg/kg BB; dosis tunggal
2. Rifampisin (R) : 10 mg/kg BB; dosis tunggal
3. Pirazinamid (Z) : 20-35 mg /kg BB; dosis terbagi
4. Etambutol (E) : 25 mg /kg BB; 2 bln pertama, selanjutnya 15 mg /kg BB;
dosis tunggal
5. Streptomisin (S) : 25 mg /kg BB; injeksi
Kombinasi terapi
- R, H (9 bulan) & Z (2 bulan)
24
Diagnosis banding
- Hidradenitis supurativa diinguinal
- LGV diinguinal
DERMATOVIROLOGI
IMUNITAS
TUBUH THD
VIRUS
HERPES ZOOSTER
Erupsi vesikuler intraepidermal disebabkan oleh reaktivasi virus varisela
zoster laten pada orang yang telah menderita varisela
Sinonim : cacar ular, dompo
Respon imun terganggu, >> terjadi pada usia > 40 th
Jarang pada anak anak plg byk varisel
Penyebaran di seluruh dunia
=
25
PATOGENESIS
GAMBARAN
KLINIS
26
KOMPLIKASI
DIAGNOSIS
BANDING
DIAGNOSIS
TATALAKSANA
Pemeriksaan klinis
Tzank test pemeriksaan khusus virus, akan ditemukan Sel raksasa (datia)
berinti banyak: sel yang banyak mengandung virus
Kultur
Simtomatik
- analgetik/antipiretik
- antipruritus oral, bedak salisil
Kausatif :
- antivirus : asiklovir 5x400-800 mg/hr
- VZIG (varisela zoster immunoglobuline)
Pencegahan :
27
VARIOLA
Sinonim : Small pox, cacar
Etiologi : pox virus variola mayor & minor
Infeksi akut, keadaan umum buruk sangat menular
Monomorf perifer tubuh (sentripetal)
PROGNOSIS
GAMBARAN
KLINIS
Simtomatik : analgetik
Pencegahan NPH : prednison > 50 th KI (-)
- Untuk mencegah gangguan syaraf
Pengobatan NPH: gabapentin
VERUKA
Sinonim : kutil, common wart
Lesi intraepidermal
Etiologi : papovavirus/ papilomavirus menyerang st. korneum
Semua usia >> anak-anak/ dewasa muda
Penyebaran : kontak/ autoinokulasi, penularan tdk langsung
Lebih sering pd org yg kaki/tangan basah atau terlalu sering menggunakan
antiseptik
Bentuk klinis:
- Veruka vulgaris plg sering
Papul/ nodul batas tegas, berskuama, warna abu/ coklat/ spt kulit,
permukaan verukosa/ ireguler, soliter/ berkelompok
Lokasi : seluruh tubuh tu ekstremitas ekstensor
Diagnosis banding : keratosis seboroik
- Veruka filiformis/ digitata
Varian veruka vulgaris
Berupa penonjolan lunak, tipis spt benang/ bertangkai
Lokasi : wajah (kelopak mata, hidung) leher
Diagnosis banding : skin tag
- Veruka plantaris
Papul/ nodul/ plakat keratotik, soliter/ multipel, tdk tampak garis
kulit, nyeri di lateral lesi
Lokasi : telapak kaki tekanan
Diagnosis banding : kalus, klavus
- Veruka plana
Papul/ plakat diskret kecoklatan, sedikit menonjol, permukaan licin,
rata, multipel
28
KOMPLIKASI
TATALAKSANA
ZOONOSIS
ETIOLOGI
MANIFESTASI
OXYURIASIS / ENTEROBIASIS
Enterobius vermicularis
CURRENT LARVA
Strongyloides stercoralis
CARA PENYEBARAN :
autoinfeksi, biasanya pd org
yang suka tidak
CREEPING ERUPTION
Ancylostoma braziliense
Definisi:
Kelainan kulit, berupa peradangan berbentuk
linier atau berkelok-kelok, menimbul &
progresif, disebabkan invasi larva cacing
tambang yg berasal dari anjing & kucing
mll tanah yg hangat & lembab
29
pus)
Pembesaran tungkai, lengan,
payudara, scrotum (early
lymphodema)
II. KRONIS Elephantiasis
Adanya tanda2 G/ akut atau kronis.
Pemeriksaan darah jari malam hari (pkl
20.00) mikrofilaria
Dietilkarbamasin (DEC), dosis 6 mg/kg BB,
peroral tidak boleh ibu
hamil/menyusui, anak < 2 tahun & pdrt
sakit berat.
Pembedahan
-
DIAGNOSIS
TATALAKSANA
DEFINISI
PATOGENESIS
GAMBARAN KLINIS
DIAGNOSIS
Thiabendazole 25
mg/kgBB/hr 5 hr
Albendazole / Mebendazole
SCABIES
Erupsi kulit disebabkan infestasi (krn berkembang biak) & sensitasi (gatal krn
secret/pergerakan) oleh kutu Sarcoptes scabiei var hominis
PEDICULOSIS
PEDICULOSIS CAPITIS
Infestasi & infeksi kulit & rambut
PEDICULOSIS PUBIS
Infestasi & infeksi rambut di
daerah pubis & sekitarnya oleh
phithirus pubis
SINONIM : Phithirus pubis
ETIOLOGI : Kutu betina (>
besar) & jantan
Gatal, meluas sp abdomen &
dada, makula serulae, black
dot, infeksi sekunder sp
pembesaran KGB
30
telur (keabu-abuan)
TATALAKSANA
31
ROSASEA
PATOGENESIS
BENTUK
KLINIS
ACNE DENGAN
PERADANGAN
Pustul :
Nodul
Kista
PERIORAL DERMATITIS
MILIARIA
Miliaria kristalina
- Berupa vesikel
jernih, asimtomatik,
tidak ada
peradangan, dapat
timbul mendadak &
bila sembuh
meninggalkan
pigmentasi
- Predileksi : leher,
32
Topikal :
Topikal :
- Metronidasol 0,75 %
2x sehari
Hindari panas
berlebihan, ventilasi
baik, pakaian yg
33
Sistemik :
Retinoids : tretinoin, adapalane, tazarotene Sistemik :
- Minosiklin
atau
- Doksisiklin atau minosiklin 50 100
untuk mengurangi hiperkreatinisasi
doksisiklin
100
mg
mg
2
x
sehari
Antibiotika : benzoyl peroksida (antiseptic) ,
sehari
hingga
- Tetrasiklin 1-1,5 gr sehari
clyndamisin fosfat, eritromisin untuk infeksi
sembuh
- Isotretinoin 0,5 1 mg/kgBB
nya, bersifat lipofilik
- Tetrasiklin
2x500
Khusus : rhinopyma & teleangiektasis
Keratolitik : asam salisilat, AHA
mg/hari
bedah & laser
Azelaic acid
- Sistemik sedang
TIDAK BOLEH DIBERIKAN
Antibiotik : tetrasiklin, doksisiklin,
KORTIKOSTEROID
klindamisin, eritromisin min 3 bulan, pd
wnt hati2 keputihan krn membunuh flora
normal jg
Retinoids : isotretinoin
Anti androgen : spironolakton, estrogen +
glukokortikoid pd kasus berat
- Tindakan
Ekstraksi komedo
Injeksi kortikosteroid nodul/papul
Peeling kl tidak meradang bisa digunakan
Jaringan parut : demabrasi, implan kolagen
menyerap keringat
Bedak salisil + mentol
mengurangi gatal dan
penngelupasan kulit
Lotio faberi. Lotio
calamin
KELAINAN PIGMENTASI
ANATOMI &
FISIOLOGI
MELANIN
Warna kulit / rambut melanin melanosit di lap basal epidermis yg berasal dari neuroektoderm terbentuk pada janin mg ke-8
Melanosit : yg menghasilkan pigmen gelap mempunyai dendrit tp tdk mempunyai tonofibril dan desmosom.
ME unsur2 melanosit : nukleus, mitokondria, retikulum endoplasma, badan Golgi & melanosom
Melanosom melanin mll dendrit keratinosit proses deskuamasi terlepas atau dapat sampai ke dermis & difagositosis oleh histiosit dsb melanofor
Pembentukan melanin Sinar U.V
Migrasi melanoblas
Diferensiasi
melanoblas mjd
melanosit
Mitosis melanosit
Sintesis tirosinase
Sintesis matrix
melanosom
Pembentukan
melanosom
Melanisasi
melanosom
Pemindahan
melanosom
Kehancuran
melanosom
Hilangnya melanin
pd deskuamasi lap.
Tanduk
Pengangukatan
tirosinase
34
PATOGENESIS
MELANOGENESIS
BIOSINTESIS
MELANIN DI
DALAM
MELANOSIT
H
I
P
E
R
P
I
G
M
E
N
T
A
S
I
Makula CAFE AU LAIT makula coklat, tegas, 2-20 cm, multipel Neurofibromatosis
Melanosis Becker makula coklat muda tua dada & bahu unilateral hipertrikosis
Efelid ( freckles) : pigmentasi, uk < cm, coklat muda & sun expose area
Lentigo-lentiginosis : makula coklat sp coklat tua, tegas uk < cm, terdapat pada slrh permukaan kulit tmsk
telapak tangan-kaki & membrana mukosa, pd org tua
Hiperpigmentasi paska inflamasi proses inflamasi (infeksi, trauma fisik & radiasi) kerusakan membrana
basalis melanofag
HIPERMELANOSIS
COKLAT /
HIPERMELANOSIS
Melasma :
MELANODERMA /
SIRKUMSKRIPTA
- Bahasa Yunani : melas hitam, pigmentasi pada muka, leher, simetrik, coklat muda tua
HIPERPIGMENTASI
terbatas
- Nama lain : cloasma
EPIDERMAL
- Klasifikasi melasma :
Berdasarkan gambaran kliinik : bergantung daerah
Sentrofasial : dahi, hidung, pipi medial, bawah hidung serta dagu
Malar : hidung & pipi lateral
Mandibular : mandibula
Berdasarkan pemeriksaan histopatologik :
A. Tipe epidermal
35
B. Tipe dermal
C. Tipe campuran
D. Tipe sulit dinilai
Bedasarkan pemeriksaan lampu Wood (untuk melihat kedalaman):
Tipe epidermal : kontras jelas
Tipe dermal : kontras tidak jelas
Tipe campuran
Sulit dinilai
- PATOGENESIS :
Sinar U.V. Merusak gugusan sulfhidril penghambat enzim titosinase enzim tirosinase memacu proses
melanogenesis
Hormon : Estrogen, progesteron, MSH melasma belum diketahui pasti, namun berpengaruh langsung
pada melanosit
Obat-obat sistemik : Obat tertimbun dalam lapisan dermis kumulatif merangsang melanogenesis
Jenis obat : klorpromazin, klorokuin, sitostatika, minosiklin
Kosmetika : Kosmetika mengandung pewarna, parfum atau zat tertentu fotosensitivitas terpajan
matahari timbul hiperpimentasi
Hemokromatosis : biru keabuan atau coklat kehitaman, sun expose, karena deposit melanin & hemosiderin
HIPERMELANOSIS
Karena faktor hormonal : kehamilan, pemakaian pilkontrasepsi, gangguan kel adrenal
DIFUSI merata
Karena faktor nutrisi & metabolik : def vit B 12 atau asam folat
HIPOPIGMENTASI
36
Faktor pencetus :
- Faktor mekanik : trauma fisik
- Faktor sinar matahari / penyinaran UVA
- Faktor emosi / stress
- Faktor hormonal : kehamilan, penggunaan kontrasepsi oral
Teori autoimmun : autoantibodi thdp antigen sistem melanogenik
dsb autoantibodi anti melanosit
Teori neurogenik : mediator neurokimia asetilkolin, epineprin &
PATOF
nor-epineprin bahan neurotoksik menghancurkan melanosit
atau menghambat produksi melanin
Teori autositotoksik : monofenol atau polifenol toksis thdp
melanosit bekerja di pabrik karet, plastik, bahan perekat
1. Lokalisata :
- Fokal : 1 / lbh makula pada 1 daerah, tdk segmental
- Segmental : 1/ lbh makula pada 1 atau > daerah dermatom
- Mukosal : selaput lendir mulut & genitalia
KLASIFIKASI
2. Generalisata :
- Akrofasial : pada bagian distal ekstermitas & muka
- Vulgaris : tersebar tanpa pola khusu
- Universalis : hampir seluruh tubuh
Makula hipopigmentasi seperti kapur, tepi tegas
GAMBARAN
Pemeriksaan histopatologik : Tidak ditemukan sel melanosit &
KLINIS
reaksi dopa untuk melanosit negatif
Pemeriksaan lampu wood : tampak putih berkilau
Tabir surya
Kosmetik : cover mark
Repigmentasi : KS, PUVA
TATALAKSANA
Depigmentasi : Monobenzylether of hydroquinon 20 % krim
Bedah : minigrafting
Narrow band UVB 311 nm
Hipopigmentasi pasca inflamasi:
- Berbagai proses inflamasi pada penyakit kulit dapat menyebabkan hipomelanosis
- Predileksi dan bentuk kelainan hipopigmentasi yang terjadi sesuai lesi primernya
- Contoh penyakit : LED, dermtitis atopik, psoriasis,
37
KELAINAN KERATINISASI
MANIFESTASI
KLINIS
IKTIOSIS VULGARIS
Iktiosis vulgaris tipe iktiosis yang paling sering
ditemukan
Penyebab belum diketahui pasti, diduga karena
kehilangan prophylagrin merupakan
filamen yg terkandung dalam epidermis
Bisa ditemukan sejak baru lahir
Biasanya ditemukan pada bayi berumur 3-12
bulan
Prevalensi anak laki-laki = perempuan.
Faktor resiko:
- Riwayat keluarga
- Suhu dingin
- Kebiasaan mandi, terlalu lama dengan
airhangat
- Sabun atau detergen yg kandungannya
terlalu keras
- Sabun yang mengandung pengharum
Area yg paling sering pada ekstensor
Skuama halus seperti sisik ikan, pada permukaan
ekstensor lengan dan kaki namun fleksor tidak
terkena
Kebanyakan skuama kasar pada ekstremitas
bawah
Penebalan pada telapak tangan dan kaki dapat
juga ditemukan
Pada musim panas keadaan skuama tampak
agak bersih pada permukaan kulit
Herediter / acquired : skuama dg distribusi yg
simetris
Skuama : halus, 1 mm 1 cm, putih sp coklat
gelap (hitam kulit gelap)
Ekstermitas bawah > atas
X-LINKED ICHTYOSIS
Akibat penurunan enzim steroid sulfat pd
beberapa jaringan
(epidermis, stratum korneum,leukosit dan kultur
fibroblas)
LAMELAR ICHTYOSIS
Muncul pada masa saat/baru lahir kulit
kemerahan yang berkembang menjadi besar,
plak berskuama gambaran mozaik
Berkaitan dgn genetik kromosom 14 pada
lokus gen transglutaminase 1
38
PEMERIKSAAN
TERAPI
Pemeriksaan lab :
- kadar sulfat kolesterol ; 2000 9000 (N=
80 200 g/dL)
- lipoprotein- (lipoprotein drjt rendah)
elektroporesis
Pemeriksaan histopatologi :
- Ortohiperkeratosis,akantosis, disertai
papilomatosis,
- Stratum granulare yg menipis
Simptomatis
Hidrasi melembutkan kulit
Lubrikasi (lotion, cream, oil, ointment,
petrolatum) fgs.hidrasi & melembutkan
Keratolisis (lotion, cream) urea, as.salisil, hidroxy acid
Retinoid topikal / vit. D bisa menyebabkan
iritasi
KOMPLIKASI
PROGNOSIS
Emolien
Retinoid oral
Efek samping : konjungtivitis, blefaritis,
ektropion
39
PENYAKIT PAPULOERITROSKUAMOSA
PSORIASIS VULGARIS
DEFINISI
GAMBARAN
KLINIS
PLAMOPLANTAR
PUSTULOSIS
Psoriasis vulgaris
- Berupa : plakat eritematosa, batas tegas, skuama
tebal, simetris
- Predileksi : Ekstensor ekstermitas (siku & lutut),
skalp, Lumbosakral bawah, bokong & genital
- Daerah lain : periumbilikus & lipatan intergluteal
- Lesi bergabung menjadi besar gambaran khas
psoriasis geografika atau girata
- Psoriasis anular penyembuhan di tengah
KLASIFIKASI
DERMATITIS SEBOROIK
PITIRIASIS ROSEA
ringan
Penyakit Leiner : diduga suatu
penyakit def imun generalisata,
anemia, diare hebat & muntah
40
PEMERIKSAAN
prognosis baik
Psoriasis gutata
- Sering anak & dws muda, timbul mendadak
infeksi streptokokus.
- Lesi oval, bulat, diameter 0,5-1 cm, skuama putih,
simetris 3 4 bln hilang spontan
- Pred : badan & ekstermitas proksimal
Psoriasis fleksural
- Pred : intertriginosa, akibat gesekan (> aksila &
popok)
- Lesi : eritem batas tegas & skuama sdk/- Pada bayi : timbul ruam popok (3-6 bln) hilang 1
tahun
Psoriasis eritrodemik
- Predileksi : generalisata, jarang pada bayi & anak
- Lesi : eritem yg paling utama, skuama +/- Kompl : hipotermia vasodilatasi generalisata
panas tubuh >>> hilang atau hipertermia pada iklim
panas tersumbatnya kel keringat
- Edema tungkai : vasodilatasi & protein hilang
- Gagal jantung, gg hati & ginjal
- Tdpt 2 btk :
Psoriasis plakat yg meluas generalisata
akut
Psoriasis pustular generalisata akibat
antralin & sinar UV B eritroderma ditandai
hilangnya pustul
Psoriasis pustular
Artritis psoriatik
- Artritis inflamasi faktor rematoid (-)
- puncak : pubertas
- Kelainan sendi : asimetrik, 1-> sendi, prog baik,
deformitas sendi (+/-)
Kelainan kuku
- Bentuk yg sering : nail pitting
- Bentuk lainnya : onikodistrofi (onikolisis &
leukonikia) & hiperkeratosis subungual
- Kompikasi : penyakit kardiovaskuler (kelainan
komposisi lipoprotein LDL & HDL
Histopatologi : awal infiltrasi sel mononuklear di papila
dermis & lanjut pemanjangan rete ridge, pustul
spongiformis Kogoj di epidermis, akantosis, hilang str
tidak khas
Gambaran PA : dermatitis
perivaskuler superfisial
41
Umum :
- Penjelasan self limited,
penggunaan emolien &
hindari penggunaan sabun
>>> (iritasi)
Topikal : Lesi kulit : ringan KS
rendah + emolien
Superinfeksi kandida / bakteri :
obat yg sesuai
Lesi di kepala : Minyak mineral
atau zaitun dihangatkan &
kompres bila tebal & keras
supaya menghilangkan kekerasan
dr kulitnya
Sistemik : tidak diperlukan kcl
bentuk yg berat atau gagal dg
topikal
42
BULA SUBEPIDERMAL
Di bawah epidermis
Dinding/atap tebal, tegang tidak
mudah pecah, tahan lebih lama
BULA INTRAEPIDERMAL
LETAK
TOXIN EPIDERMOLISIS
MEKANISME
TERBENTUK
BULA
KLASIFIKASI
REAKSI IMUNOLOGIS
Hipersensitifitas: Dermatitis
kontak edema intrasel
(bula intraepidermal)
Autoimun (autoantibody):
selepidermis substansia
semen antar sel larut
epidermis lepas bula
intraepidermal (pemvigus
vulgaris)
PB AUTOIMUN
Pemfigus : vulgaris, vegetans, foliaseus,
eritematos
Pemfigoid bulosa
Pemfigus sikatrikal
Dermatitis herpetiformis
Herpes gestasionis pd kehamilan
Dermatosis IgA linier pada dewasa (LAD) pd org
defisiensi
Dermatosis bulosa kronik pada anak (CBD) pd
bayi baru lahir
Epidermolysis bulosa akuisita (EBA)
PB NON AUTOIMUN
Epidermolisis bulosa yang diturunkan
Pemfigus familial jinak (Penyakit Hailey-Hailey)
Penyakit akantolitik non familial
PROSES MEKANIK
trauma/ luka bakar
pakai baju/sepatu yg lama
PB LAIN
Eritema multiforme obat
Nekrolisis epidermal toksik (TEN) obat
Porfiria kutanea tarda (PKT) berhubungan dgn
metabolik
Dll
43
PEMFIGUS
Autoimun tehadap protein spesifik pada mbr sel epidermis & desmosom
(ikatan antar epitel kulit)
PEMFIGUS VULGARIS
Paling parah, termasuk penyakit berat karena bisa terjadi
epidermolisis mengancam kehidupan
Biasanya tjd pd org dws (sktr 40 thn)
Gejala klinis: Vesikel jernih, dasar kulit non eritem membesar
>1cm bula tipis pecah erosi superfisial krusta
Lesi kronik progresif > 6minggu
Tanda awal: Gatal, nyeri, terutama mulut sulit makan
Erosi tdk khas
Bau tak enak karena protein yg hancur baunya tidak enak
PREDILEKSI:
- Mukosa mulut : lesi dini sariawan
- Kulit kepala, lipat paha, vulva / mukosa vagina ()
PEMFIGUS VEGETANS
Varian pemfigus vulgaris
Lesi primer : plakat erosif, hipertrofik, hiperplastik, verukosa
(benjolan) dengan pustula
Predileksi : daerah intertriginosa (lipatan)
PEMFUGUS POLIASEUS
Bula lebih superfisial
Prognosis tidak begitu berat
Lesi terutama di punggung
PEMFIGUS ERIMATOSA
Varian pemfigus foliaseus
Gejala ~ seperti Lupus Eritematosus
Predileksi : wajah dan kulit kepala, punggung bagian atas
Biopsi:
- Definitif letak bula
- Akantolisis
- Spongiosis eosinofilik
Tes Tzanck: (+) sel akantolitik
Tanda Nikolsky: (+) adanya bula ditekan mudah pecah (pd superfisial)
Imunofluoresensi: plg spesifik
- Direk : IgG
Lesi primer
: bula tegang, isi
jernih, p.u. dasar tidak eritem
Dapat ditemukan bula hemoragik
Diameter bula : beberapa mm 6
cm
Sembuh tanpa bekas
Lesi tersebar seluruh tubuh
20% kasus disertai lesi oral
Pada awalnya asimtomatik, dapat
diserta gatal kemudian timbul bula
SUPRABASAL
DEFINISI
SUPERFISIAL
GAMBARAN KLINIS
DERMATITIS HERPETIFORMIS
(DUHRINGS DISEASE)
PEMFIGOID BULOSA
DIAGNOSIS
44
DEFINISI
GAMBARAN KLINIS
Vesikel berkelompok
Gatal (+) / (-), kadang hebat
Sembuh: hipo / hiperpigmentasi
Predileksi: perioral, genital berhubungan dengan mukosa
HERPES GESTASIONES
45
DIAGNOSIS
PENGOBATAN
PROGNOSIS
Lesi mulai dari abdomen tu umbilikus meluas seluruh tubuh & ekstremitas,
wajah, telapak tangan & kaki
P.u. membrana mukosa tak terlibat
Timbul pada trimester 2 / 3
Dapat sehari sebelum persalinan
Lesi urtikaria dapat menetap selama beberapa bulan
Lesi pada bayi (-)
Biopsi:
- Epidermis terbelah
- Eosinofil pada lepuh
- Pemfigoid bulosa
IF :
- Direk : IgG dan C3 pada taut dermo epidermal
- Indirek : (+) pada beberapa kasus
Ringan:
- KS topikal potensi sedang, oles 4 6 x/hr
- Antihistamin peroral
Berat:
- Prednison 40 mg/hr/oral
- P.u. dapat atasi penyakit dengan cepat, kemudian diturunkan sampai 10
20 mg/hr
- Plasmaferesis : bila tidak berespon pada KS
Pengobatan terhadap bayi baru lahir : Tidak perlu, karena lesi transien
Sebagian besar kasus sembuh beberapa minggu setelah persalinan
Eksaserbasi berhubungan dengan hormonal
- Periode menstruasi
- Penggunaan kontrasepai oral jangan menggunkan yg ada
progesteronnya
- Kehamilan berikut
Biopsi
IF direk
IF indirek
~ DH
Dapson
Sulfapiridin
KS sistemik : sedikit memberi keuntungan
: ~ DH
: IgA linier pada taut dermo epidermal
: otoantibodi anti mbr basalis (80% kasus)
46
rambut sehat terdiri dari: carbon, hydrogen, nitrogen, belerang (sulfur), oksigen
Dibagian dermis & epidermis, untuk pertumbuhan diperlukan kel. Sebacea apbl terlalu banyak kel. Sebaseanya
rambut akan rontok
RAMBUT NORMAL
Waktu kejadian
Tampilan
Rambut rontok
Usia
Pull test
ETIOLOGI
Setelah melewati ketiga fase ini, rambut baru akan tumbuh lagi untuk menggantikan yang sudah rontok. Siklus pertumbuhan ini memakan waktu hingga 4
tahun, dan dapat berulang sebanyak 25 kali
Kalau > 100 helai baru harus diobati
Distribusi
DEFINISI
FASE TELOGEN
FASE KATAGEN
Sehelai rambut dapat bertahan 3-5 tahun di kulit kepala yang sehat. Satu pori kulit kepala, terjadi proses
regenerasi pertumbuhan rambut hingga 20 kali. Rambut bertambah panjang 12 mm dalam satu bulan. Jika tidak
dipotong, rambut akan terus tumbuh hingga 107 cm
Tahap pertumbuhan rambut:
FASE ANAGEN
RAMBUT BERMINYAK
RAMBUT KERING
Alopesia androgenik
Laki2 : focal balding patern
Wanita : Ludwig
Bertahap
Penipisan dengan atau tanpa kebotakan, bila ada bertahap
minimal
Saat pubertas sp tua
Negatif
Telogen efluvium
Menyeluruh
Alopesia areata
Biasanya setempat, namun bisa menyeluruh
Tiba-tiba
Penipisan dengan tiba2 timbul bercak, rambut tanda seru
Paling utama
Semua umur, namun pertama kali timbul bisa < 20 thn
Positif
Akut
Demam berlansung 8-10 minnggu.
TRIKOTILOMANIA
suatu gangguan perilaku dg
ciri2 terus-menerus menariknarik rambut yg
mengakibatkan sejumlah
rambut hilang & membentuk
patch
Diduga perilaku ini akibat stres
emosional atau fisik
47
GAMBAR
AN
KLINIS
TATALAK
SANA
Psikoterapi
Obat-obatan untuk perawatan
rambut
48
Terdiri atas :
- Kulit :
Paling tipis
Longgar : maka apabila tjd trauma, akan cepat melebar
memarnya
Tidak ada lemak subkutan
- Otot Protraksi:
M.orbicularis oculi untuk menutup mata
Septum Orbita memisahkan palpebral dengan bag. dalam
rongga orbita
Jar lemak orbita
- Otot Retraksi :
M. levator untuk membuka mata
- Tarsus rangka palpebra
kaku, jaringan ikat --> kerangka dari palpebra
Tarsus palpebra superior : 10-12 mm
Tarsus palpebra inferior : 4,5 mm
Lebar : 29 mm
- Conjunctiva Tarsalis menutup bagian belakang dari palpebra.
Berhubungan dengan conjunctiva bulbi di fornix
- Cilia bulu mata
- Glandula berperan pd bintitan hordeolum
Zeis kelenjar sebaseus, berada dkt bulu mata apbl radang menyebabkan hordeolum eksternum
Moll
Meibom hordeolum internum
- Vaskularisasi :
A/V Ophthalmica
A/V Lacrimalis
- Persyarafan sensoris : N V (trigeminus cabang pertama)
Otot otot :
- M.Orbicularis oculi
sirkular
fungsi : membuka atau menutup palpebra
inervasi : N VII jd kl ada gangguan tdk bisa menutup mata spt pd Bells palsy
- M.Levator palebra :
Menempel pada batas atas tarsus dan bagian medial kulit.
inervasi : N III gangguan tdk bs membuka mata
- M. Muller :
49
FUNGSI
PALPEBRA
PENYAKIT PD
PALPEBRA
50
TUMOR
BENIGN
Naevus tahi lalat, selama tidak menggangung dibiarkan.
Milium :
- Papil putih dan kecil (lenticular)
- Disebabkan oleh retensi glandula sebacea.
Kebiruan
Perubahan vaso dilatasi --> membesar bila menangis (Valsava
test+)
- Capilary haemangiom :
superfisial
Terdiri atas kapiler yang membesar.
Warna kemerahan.
- Th/ :
cryocoagulation (bila membesar dan mengganggu)
Injeksi steroid.
Neurofibromatosis (von Recklinghausen disease)
- Biasanya terjadi di temporal
MALIGNANT
Basal Cell Ca pada geriatri
- Keganasan pada palpebra yang terbanyak (90-95%) di palpebra
inferior (dekat canthus medialis)
- Tanda klinis : nodu ulserativa, irregular, pigmentasi, jarang
metastation.
- Th/ : excision dibuang dgn palpebranya, dan radio th/
Nodular basal cell Ca
- kaku, menonjol, nodul mengkilap seperti mutiara
- central ulceration
Squamous Cell Ca (Epithelioma)
- Terjadi pada geriatri
- Terutama pada palpebra superior
- Metastasi ke nodus preauricular melalui sistem lymphatis.
- Th/ : eksisi luas.
Malignant Melanoma tahi lalat ganas
- Berhubungan dengan melanoma conjuntiva.
- Th/ : operasi radikal excenteration. Bola mata diangkat semua
Sebaceous Cell Ca
- Pada glandula Meibom
- Chalazion rekuren
- multifokal
- Metastase : jarang
- Th/ :excision luas.
MALPOSISI
ENTROPION
ECTROPION
Margo palpebra ke arah dalam bulu mata menyentuh cornea (Trichiasis) Margo palpebra mengarah ke luar konjunctiva tidak tertutup dengan
iritasi cornea ulkus cornea.
sempurna tebal, hiperemis, conjunctivitis khronis.
CONGENITAL
unilateral atau bilateral
ENTEROPION
CONGENITAL biarkan saja bl tdk teralu terganggu
ENTEROPION akan keluar sendiri
SENILE
Penyebab : relaksasi jaringan --->eversi margo palpebra
ENTEROPION
Seringkali terjadi pada palpebra inferior
SENILE
pd org tua
PARALYTIC
ENTEROPION Th/ : blepharoplasty (rekonstruksi)
Penyebab : N.VII palsy--> sulit berkedip & lagophthalmos
ECTROPION
ACUTE
Inflamasi ocular
CICATRICAL
Th/ : blepharoplasty/reconstruction
SPASTIC
Iritasi ocular
ENTROPION
CICATRICAL
Disebabkan oleh sikatrisasi/pemendekan tarsus
51
ENTROPION
SISTEM
LAKRIMAL
AIR MATA
MEKANIKAL
Etiologi:
Disebabkan oleh:
- trauma thermal, trauma kimia dan trauma
- massa tumor di palpebra
palpebra
- Akumulasi cairan
- infeksi : trachoma, herpes zoster
Terapi:
- rekonstruksi palpebra
- trachoma tarsotomy Sie Boen Lian technique
(SBL)
SIMBLEPHARON
LAGOPHTHALMOS
PTOSIS
Menempelnya palpebra ke bola mata (biasanya Palpebra tidak dapat menutup dengan Palpebra superior tidak dapat membuka dengan
dengan kornea).
sempurna.
sempurna.
unilateral/bilateral
K. tarsalis nempel ke k. bulbi, atau k. tarsalis E/ : paralise N.VII, cicatrix, proptosis, tumor
nempel ke kornea gabisa dibuka
Komplikasi : xerosis (dry eye) krn gabsa nutup congenital ptosis
mata
Bs krn trauma, luka bakar, sjs
acquired ptosis
- senile
Th/ : simblepharectomy
- myogenic
- neurogenic (paralyze of N.III)
- trauma
- mechanik (tumor)
Th/ :
- fasanela servat: Bila sebagian M Levator
masih berfungsi dengan baik.
- levator shortening: Melalui kulit atau
conjunctiva.
Secretory apparatus: menghasilkan air mata
- Glandula Lacrimalis :
Letak : kuadran superolateral orbit
Kelenjar eksokrin.
- Accesoryexocrine glands :
Krause & Wolfring
Letak : superior fornix dan diatas batas superior tarsus
Excretion section: mengalirkan air mata
- Pengaliran air mata ke dalam cavum nasi Apabila terlalu banyak
- Bermuara di valve of hasner(dibelakang konka inferior)
Air mata keluar saat berkedip tanpa disadari
Sedikit basa
Mengandung NaCl, serupa dengan enzim lyzozym yang bersifat bakteriostatik
Normal : air mata membasahi bola mata sebagian akan mengalami evaporasi dan sebagian besar mengalir akibat pompa aktif oleh M Orbicularis ketika
berkedip.
Pengukuran volume : Schirmer Test
Kertas (5x25mm) ujung diliipat ditempel di palpebral inferior, menempel di k.tarsalis inf kalau air mata membasahi <10mm dry eye
52
KELAINAN
KONGENITAL
SISTEM
NASOLAKRIMALIS
INFEKSI NASO
LAKRIMAL
TUMOR
NASOLAKRIMALIS
OBSTRUKSI DUKTUS
NASOLAKRIMALIS
Tidak terdapat duktus ataupun
puncta
Kelainan perkembangan janin
Fistula lacrimal cutaneus
Obstruksi dibagian distal ( valve
of Hasner) ---> paling banyak
ANOMALI PUNCTUM
DRY EYE
EPIPHORA
53
Th/
-
mixed tumor
sarcoma
Th/
- Tindakan bedah (cystectomy)
- Radiasi.
Bedah
Radiasi
SCLERA
ANATOMI
INFLAMASI PD
SCLERA
GEJALA
KLINIS
TERAPI
SLEKRITIS
Bilateral,
> banyak pd perempuan mungkin berhubungan dgn hormonal
Lebiih jarang terjadi dibandingkan episkleritis
Tjd smp sekeliling kornea, membentuk anular scleritis
Kadang sampai ke kornea menyebabkan keratitis sclerosis
Immune-mediated vasculitis yang membuat proses peradangan dan
merusak kornea
Berkolerasi dengan pnykt sistemik: SLE, polyarteritis nodosa
Peradangan berwarna merah tua kebiruan kemudian akan menjd
keunguan dan semitransparan
Onset biasanya scr gradual slm bbrp hari
Scleritis tjd berulang sclera menipis choroid kelihatan
Ringan:
- kortikosteroid topical
- NSAID (indometasin, naproxen, diclofenac)
Berat: tambahan steroid oral atau dosis tinggi steroid IV
54
KORNEA
FUNGSI
ETIOLOGI
GEJALA DAN
KELAINAN KLINIS
55
P. LAB
TATALAKSANA
PROGNOSIS
Test fluorescein untuk ulkus kornea kertas yg dibasahi dgn aquades kemudian dioleskan ke mata pasien
Tes seidel untuk perforasi kornea
Diagnostik etiologi
- Kerokan infiltrat/ tepi ulkus
- Apus forniks konjungtiva
Slide staining
- Gram untuk bakteri
- Giemsa / koh untuk fungal
Atropin tetes mata melebarkan pupil utk meringankan nyeri
Anti mikroorganisme bergantung pada hasil pemeriksaan laboratorium(Pewarnaan dan kultur)
- antibiotika untuk infeksi bakteri
- Anti fungus untuk infeksi fungus
- Anti viral untuk infeksi virus
Bebat mata
Bergantung pada lokasi, tebal dan luasnya ulkus
Jaringan parut pada kornea yang menyebabkan penurunan tajam
penglihatan dapat dilakukan
penglihatan
keratoplasty memperbaiki
tajam
pep
56
UVEA
Terdiri dari lapisan vakular:
- Iris
- Corpus siliar
- Choroid
Fungsinya untuk memberi nutrisi untuk seluruh bola mata terutama bagian depan
IRIS
CORPUS SILIAR
Adalah diafragma yang membagi dua ruangan:
Bentuk segitiga, basis di bagian depan sampai
- COA: yang membatasi kornea dengan iris
kebelakang bergabung dgn choroid
- COP: yang membatasi iris dengan lensa
Mengandung:
- M. siliaris untuk akomodasi (longitudinal,
Membentuk lubang PUPIL, yang melebar disaat ditempat
gelap dan mengecil ditempat terang
circular, radier)
- Prosesus siliaris: tempat menempelnya zonula
Pupil adalah aperture di kamera
zinii
- Normalnya: bulat, sentral dan iskokor
- Kl > 1 polikoria kelainan kongenital
Pd keadaan inflamasi yang sgt berat rusak atrofi
- Kl tdk sentral: korektopia
sekret ptisis bulbi ( matanya mengecil)
- Reaksi pupil:
Trauma tajam simpatetik ophtalmia (terkena
pisau smp merusak corpus siliar) uveitis harus
Direct & indirect
dibuang apbl tdk bs mengenai mata sebelahnya
Wkt membaca dekat akomodasi
Karna obat: miotika (pilokarpin), midriatic (atropine,
homatropin, cocaine)
KELAINAN PD IRIS
UVEITIS
CONGENITAL
Pupil membrane persistency
- Pd waktu perkembangan janin 7-8 bulan
kehamilan akan menutup, ketika lahir akan
terbuka
TRAUMATIC
Iridoplegi
- Kena kok berdarah ada ivema pd humor
aquos pupilnya lumpuh tidak bisa
miosis/midriasi
Iridodialisis tahi lalat
Hifema rupture iris shg terjadi perdarahan di
humor aquos akibat trauma tumpul
NEOPLASMA IRIS
CHOROID
Lapisan:
- Epitel
- Bruch membrane
- Chorio kapiler
- Pem. Darah
- Suprachoroid
Artery: a. sliaris breves
Vena: 4 v. vortikalis
KELAINAN CHOROID
Coloboma: choroid tdk tbtk sejak lahir
Choriditis/uveitis posterior
Chorioretinitis berdekatan dgn retina
- Biasanya pd toxo
Supuratif endophtalmitis: semua bola mata
isinya nanah buta
Panophtalmitis: radang seluruh bola mata &
otot okuler
57
REFRAKSI
OPTIK
PROSES
AKOMODASI
AMETROPIA (anomalies)
Kondisi dimana sinar sejajar yang masuk ke dalam mata tidak jatuh tepat di
fovea sentralis dalam keadaan mata istirahat.
Titik fokus berada di depan atau di belakang retina.
58
DEFINISI
AMETROPIA
MYOPIA
Suatu kondisi refraksi dimana tanpa akomodasi, sinar sejajar yang masuk ke
dalam bola mata akan jatuh di depan fovea centralis/ Retina.
Myopic eye : refractive state over plus power bola mata sangat panjang
GEJALA KLINIS
Faktor penyebab:
- Axial : Axis antero-posterior bola mata > normal
Pada keadaan ini , refraction power cornea, lensa dan posisi lensa
dalam keadaa normal. Biasanya tampak mata penderita seperti
proptosis.
- Kurvatura :
Ukuran bola mata normal, tetapi terdapat peningkatan kurvatura
kornea atau lensa. korneanya nonjol / lensa cembung sekali
Perubahan bentuk lensa , contoh : intumescens cataract wkt
muda ga ada minus tua jd minus
- Peningkatan index refraksi
Terjadi pada pasien diabetes mellitus humor aquos lbh kental
- Perubahan lokasi lensa
Subluksasi atau dislokasi lensa
Buram untuk melihat jauh, sedangkan penglihatan dekat normal
Asthenopia sering lelah matanya
Myopia tinggi : hemeralopia terjadi akibat degenerasi retina dibagian perifer
buta senja .
Melihat Floating spots akibat degenerasi vitreous
Memicingkan mata agar memperoleh tajam penglihatan yang baik.
KLASIFIKASI
- < 3.00 D = myopia rendah
- 3.00 - 6.00 D = moderate myopia
- > 6.00D = high myopia/gravis
HYPERMETROPIA
Kelainan refraksi dimana tanpa akomodasi, sinar sejajar yang masuk ke
dalam bola mata jatuh di belakang retina.
Cahaya Divergent dari objek jarak dekat akan jatuh di belakang retina.
Etiologi :
- Axial ---> diameter bola mata < N lebih pendek
- Berkurangnya convexitas cornea/lens curvature
- Berkurangnya index refraksi
- Perubahan posisi lensa
59
PEMERIKSAAN
KOMPLIKASI
TATALAKSANA
PROGNOSIS
DEFINISI
MANIFESTASI
Bila foria/tropia tidak ada , berikan lesa sferis terkuat yang memberikan
tajam penglihatan terbaik.
Bila ada foria/tropia , koreksi total hypermetrop . Bila perlu : kaca mata
bifocal
PRESBIOPIA
Perubahan secara fisiologis akibat kemampuan dr akomodasi yang berkurang
krn usia
60
ETILOGI
TIPE
61
THT
62
FARMAKOLOGI
OBAT BENTUK SEDIAAN PADAT
kapsul, tablet
- sesuai utk pasien yg tdk dpt menelan
- lebih efektif, mudah disimpan, dibawa dan dalam pemakaian oleh pasien
- sediaan padat lainnya.
- secara farmasetika lebih stabil dari sediaan cair
- lebih cepat menuliskan resep, dan relatif
- lebih cepat dilayani apotik
SERBUK (pulvis, pulveres)
pulvis: tidak terbagi
pulveres: terbagi dibagi bbrp bungkus
ukuran:
- sangat kasar : 10.000 mikron/ 10 milimikron
- sangat halus mencapai ukuran koloidal
- 1 mikron atau ...< 1 mikron.
Ukuran partikel standar menurut USP ( United state of Pharmacopea )
Tujuan semakin halus ukuran partikel serbuk efek obat akan lebih cepat dibandingkan serbuk yg lebih kasar
Untuk derajat kehalusan digunakan ayakan. Utk granul no 4-12, semakin kecil nomor ayakan semakin kasar, halus no.80 sgt halus no. 120
Serbuk (pulvis)
Adalah campuran yg homogen dari bahan obat dan bahan tambahan yg dihaluskan & dlm bentuk kering, ditujukan utk pemakaian oral dan utk pemakaian luar.
pulveres yg baik:
- keseragaman bobot (300-1000mg/bungkus) plg banyak digunakan 400-500mg/bungkus
- homogen: gerusannya dicampur rata
- halus
- stabil
- kering
pulveres dapat diracik dari:
- bahan obat murni (Kristal/hablur, serbuk, ekstrak)
- obat jadi (kaplet, tablet, kecuali coated & sustained release)
- Campuran kedua di atas.
ORAL
63
ORAL
Terbagi (pulveres)
Tidak terbagi (pulvis)
Pulveres utk obat dalam di Pulvis utk obat dlm utk obat yg
bungkus dgn kertas perkamen,
punya indek terapeutik yg lebar
pemakaian dicampur air
Contoh: oralit
Contoh: parasetamol dan luminal
dibagi menjadi 10 bungkus
Kelebihan :
- Cocok utk anak2 & dws yg tdk dpt menelan kap/tab
- Kerja obat relatif lebih cepat dr tablet/kapsul
- > stabil dibandingkan dg obat cair
- relatif lebih murah
Kekurangan serbuk oral;
- rasa agak pahit/kurang enak
- kurang sesuai utk bahan-2 obat
- bersifat higroskopis
NON ORAL
pulvis (pulvis adspersorius)
pulveres
Pulvis utk obat luar (topikal) Contoh:
Larutan
Kalii
Pulvis adspersorius
permanganas 1/4000 utk pencuci
luka, obat diberikan dlm bentuk
Serbuk tabur / serbuk ringan utk
serbuk, pemakainan dilarutkan
penggunaan topikal, dpt dikemas
dgn 500 ml aqua.
dlm wadah yg bgn atasnya
berlubang
halus
utk
memudahkan penggunaan pd
kullit.
derajat kehalusan : 100 mesh
agak kasar
tdk menimbulkan iritasi pd bgn yg
peka
acyd salicyl bs utk dermatitis
Komponen:
- remedium cardinal obat utama
- remedium adjuvans obat yang membantu obat utama
- corrigensia memberikan rasa, bau dan warna
C. Saporis (rasa): c/ saccharin, aspartame (pemanis buatan)
sebaiknya tdk diberikan
C. Coloris (warna): wajib utk obat-obat kuat dengan dosis kecil
agar homogeny , c/ carmin
Odoris: bau
Pada serbuk adanya warna dan rasa, tdk ada bau
Konstituen/vehiculum (Saccharum lactis)
- mencapai berat ideal
- membantu mencampur bahan obat homogeny
- syarat :stabil, innert
GRANUL
gumpalan2 dari partikel serbuk yg lebih kecil
dibuat dgn cara melembabkan campuran serbuk dgn alkohol sampai berbentuk adonan dan dilewatkan pada celah ayakan
ukuran ayakan 4-12
granul lebih tahan terhadap udara dari pada serbuk
granul effervescent jika dimasukan dalam air akan terlarut mengeluarkan co2, penggunaan utk obat vitamin dan mineral
- mengandung bikarbonat dan asam sitrat jd rasanya pasti asam
64
CAPSULAE/KAPSUL
Adalah sediaan padat, dimana satu bahan obat /lebih dan/bahan tambahan lainnya dalam cangkang keras or lunak yg umumnya terbuat dr gelatin.
Gelatin didapat dari hidrolisis kolagen dari kulit binatang biasanya kulit kerbau, ada jg babi
Cangkang keras
- umum gelatin, yg lain: pati/ zat lain yg sesuai
- ukuran : No. 5,4,3,2,1,0,00,000
- no. 00 ukuran yg terbesar utk manusia plg banyak digunakan
macam macam kapsul:
Kapsul keras/ hard capsul / capsulae
Kapsul lunak/ soft gelatin capsul
Enteric capsul: kapsul dilapisi dgn
Kapsul lepas lambat / sustained
operculatae
lemak
release capsul ( dibuat dgn granul
berbagai ketebalan, sustained
release granule)
dapat diisi secara manual, utk Dibuat dari gelatin (gelatin lunak) kapsul biasa (hard capsul) yg berisi granul sustained release dlm
obat racikan
dilapisi lemak, sehingga tdk
cangkang kapsul jd obat tidak
Dibuar dari hard capsul tp Dpt
melarut/pecah di lambung, tapi
hancur semua, terkikis secara
diplastisasi dg pe + alkohol
dpt menutupi rasa tidak enak dr
hancur di usus.
perlahan, jd dalam darah lebih
polivalen/ sorbitol/ gliserin
bhn obat
lama
Berisi
bahan
obat
berupa teknik ini digunakan utk bahan
dapat diisi:
obat yg di rusak oleh as lambung tujuan menghindari pemberian
minyak/larutan
- serbuk
obat
dlm
obat banyak kali dlm sehari
ex: enzim, penisilin dan bahan
- granul
(butiran)
ex:
minyak,ex: vit A, D, E, K
obat yg menyebabkan iritasi cukup 1 cap tiap 12 jam atau
sporanox
pigmen / pewarna , bahan
lambung ex: asetosal, diklofenak
- zat aktif dilapisi dg penyalut)
setiap 24 jam/cap
pengharum
dll
sustained release/ enteric Pengawet
ex : Diltan SR, Fercee SR
coated capsul pabrik Pemanis (sukrosa ad 5 %)
Tujuan digunakan utk pasien yg
farmasi
sensitive thd iritasi lambung,
Umumnya diisi cairan, khusus utk
- Semi padat/ cairan (teknik
pasien
dgn gangguan lambung
bhn
aktif
yg
dpt
penutupan) pabrik farmasi
dilarutkan/disuspensikan dlm bhn
Formulasi serbuk (utk kapsul) di
pembawa bukan air, mis PEG ber
industri farmasi :
BM kecil
- diluen (zat pengisi) Berbagai bentuk dan ukuran
mempengaruhi pelepasan Dibuat dengan mesin
obat
- lubrikan, glidan ex; pati
- Disintegran ex; mg stearate
- adsorben (MgCO3, silikon
dioksida koloidal dll) utk
camp yg meleleh
- zat pengencer innert (utk
zat
berkhasiat keras) ex; Sach
lact
65
TABLET DENGAN
PENGELEPASAN TERKENDALI
menyampaikan obat ke
dlm tubuh pd laju yg
terkendali& direncanakan
1 obat jd bisa melepaskan
2-3 dosis sehingga
efeknya panjang
Mengurangi
frekuensi
pemberian
obat
meningkatkan kepatuhan
pasien
Plg banyak untuk obat
asam dan carvas
66
SUPPOSITORIA
Adalah sediaan padat dlm berbagai bobot dan bentuk, yang diberikan melalui rektal, vagina atau uretra, meleleh, melunak / melarut pd suhu tubuh.
Fungsi:
- Pelindung jaringan setempat
- Pembawa zat terapetik yang bersifat local / sistemik
Bahan dasar:
- lemak coklat (olium cacao)
- gelatin tergliserinasi
- campuran PEG
- surfaktan
SUPP ANALIA
SUPP VAGINA (OVULA)
SUPP URETHRALIA (BACILA)
efek lokal infeksi jamur, hemorroids
Infeksi jamur
infeksi bakteri
efek sistemik asma ex: aminophylin, utk kontrasepsi
sedative& hipnotik: kloral hidras, analgetik ex:
oksimorfin dan aspirin
efek lebih cepat dari tablet
indikasi:
- efek cepat
- pemakaian peroral tdk dpt dilakukan
- Abs peroral tidak baik
- utk menghindarkan first pass effect pd hepar
- remedium dpt diabs mukosa rektal & tdk mengiritasi mukosa (ex: aminofilin, fenilbutazon, diazepam )
- Post operasi
SALEP
(unguentum)
SALEP EPIDERMIK
basis salep Mengandung vaselin/hidrokarbon
maka disebut juga Salep Lemak/ salep
hidrokarbon
bahan obat hanya bekerja pada pemukaan
epidermis kulit dan tdk diserap
digunakan untuk: antiseptik, adstrigent, sun screen
ex: salep 2-4 As. Salicyl 2& dan belerang 4%, salep
SALEP ENDODERMIK
basis salep vaselin, adeps lanae, cera alba,
stearilalkohol
Bahan obat berpenetrasi melewati epidermis
sampai ke endodermis, kalau dioleskan
terlalu tebal dapat menembus sistemik
Digunakan utk analgetik, anti inflamasi,
emolien, lokal anestesi dll
SALEP MUKOSA
basis salepvaselin dan 10-20 % adeps lanae
utk mata (lebih encer, ditambahkan parafin
liquidum dan steril)
salep mukosa melindungi dan mengobati
mukosa mata, vagina, hidung dan rektum
Ex
:
antibakteri,
anti
jamur,
antiinfalmasi,analgetik,
lokal
anestesi,
67
Unguentum
ophthalmicum/
ocCulentum/salep
mata
Salep
endodermik
Bersifat emulsi w/o ( air dalam
minyak ) jd bs menembus lap.
Epidermis
bahan
obat
berair
dpt
dicampurkan
Sukar dicuci dgn air
kosmetik cold cream, skin
whitening
cream,
cleansing
cream, dll
CREAM
sedian padat mengandung
bhn obat terlarut / terdispersi
dlm vehikulum yg berbentuk
emulsi minyak dalam air atau
air dalam minyak
Sifat O/w (minyak dlm air)
GEL
sedian pdt, terdiri dr suspensi
partikel anorganik yg kecil
tersusun baik atau
senyawa
organik yg dgn molekul besar dan
saling diresapi suatu cairan air
Merupakan
dispersi
koloid
hemorroids, dll
Salep
Digunakan
utk
Salep digunakan
endodermis
endodermik
Dasar Salep bersifat hidrofilik Ex: basis salep Polietilen Glikol
minyak dlm air
Contoh Komposisi:
- emulgatorNa lauril Sulfas
- Fasa minyak stearyl alkohol
- Fasa air propilen glikol & air
- Pengawetmetil,
propil
paraben
biasanya pd
cream yg di pakai wanita
Persayaratan:
- Bhn obat larutan / serbuk halus
- Harus bebas partikel kasar uji salep mata
- Penyimpanan : tempat sejuk
- Wadah : tube steril ujung runcing, isi 5 g
Penandaan :
- jangan digunakan setelah 1 bulan dibuka semua obat yg bersifat steril
- pada etiket tertera : SALEP MATA
Kelebihan: waktu kontak obat dg mata lebih lama dibanding tetes mata krn
lebih lengket
Kekurangan : lengket, menganggu penglihatan sebaiknya gunakan sebelum
tidur
PASTA
sedian
pdt
yg
konsistensinya lebih kenyal
dr salep, tidak memberikan
rasa berminyak seperti salep,
mengandung 40-50% bahan
serbuk ( ZnO, talk, amylum)
LINIMENTUM
Sedian padat berbentuk
masa kental atau cair yg di
oleskan pd kulit
ex: minyak telon, methyl
salisilat dalam minyak
Berupa larutan bahan obat
SAPO (SABUN)
Sabun di dapat dr proses
penyabunan alkali (basa) dengan
lemak/ as lemak.
Konsistensinya tergantung dr basa
yg di pakai utk penyabunan
- KOH + as lemak sabun
68
Kelebihan :
- Mudah dioleskan pd
kulit
&
kulit
berambut
- Tipe o/w mudah
dicuci dgn air
- Penetrasi
obat
mudah ke dalam kulit
Kekurangan :
- Air dlm cream dapat
menguap kering
- Baham obat yg dpt
merusak cream, ex:
fenol-fenol,
asamasam organik
Hanya utk obat yang stabil
dlm air.
magma
Harus dikocok dl
unt
menjamin
homogenitas
vehikulum :
- Utk
luarcarbopol,
triethanolamin,gliserin
(makanya gel terasa
dingin)
- oral alginate, antasida
bayi yg halus
Penetrasi obat lebih baik dr
salep/cream
Kelebihan:
- Memberikan
rasa
hangat
- Mudah dioleskan
1. Sapo kalinus
Sabun lunak berwarna kuning
atau kecoklatan
- KOH + minyak nabati
Mengandung glyserin
Digunakan utk detergent utk
membersihkan kulit pada :
- persiapan operasi
- kulit yg berambut pd
kondisi dermatologis
2. Sapo medicatus / sabun obat
Sabun keras NaOH + as lemak
berupa
serbuk
berwarna
kekuningan
Tdk mengandung glyserin
3. Sapo superadipatus
Sapo medicatus + 16% sapo
kalinus + 4% adeps lanae
Merupakan bhn dasar utk sabun
obat
Contoh:
- Balsam peru (sabun
purol),
- Sulfur pp ( sabun
belerang)
- Phenol (sabun antiseptik)
OBAT LEPRA
Pembagian lepra:
- Paucibasiler (PB) 1-5
- Multibasiler (MB) lebih dr 5 spot
69
MDT Regimen
PB anak (10-14mg)
MB dewasa
Mb anak
1 bulan sekali, hari pertama:
1 bulan sekali, hari pertama:
1 bulan sekali, hari pertama:
- 2
kapsul
rifampisin
- 2
kapsul
rifampisin
- 2
kapsul
rifampisin
(300mg + 150mg)
(300mgx2)
(300mg+150mg)
- 1 tablet dapson (50mg)
- 3 kapsul
clofazimine
- 3 kapsul
clofazimine
(100mg x 3)
(50mg x 3)
1x sehari. Hari ke 2-28
- 1 tablet dapson (100mg)
- 1 tablet dapson (50mg)
- 1 tablet dapson(50mg)
- Langsung minum dpn 1x sehari. Hari ke 2-28
Lama pengobatan 6 blister pack
dokter/petugas
- 1
kapsul
clofazimie
(6x28 hari)
(50mg)
Untuk anak dibawah 10 tahun, 1x sehari. Hari ke 2-28
- 1
kapsul
clofazimie
- 1 tablet dapson(50mg)
pemakaian disesuaikan dgn BB
(50mg)
Lama pengobatan: 12 blister pack
- 1 tablet dapson(100mg)
Untuk anak dibawah 10 tahun,
- Minum dirumah
pemakaian disesuaikan dgn BB
Lama pengobatan: 12 blister pack
SINGLE LESSION PB ROM, tdk boleh utk ibu hamil (ofloxacin & Pengobtan MDT dalam wkt panjang dpt menimbulkan komplikasi
minocycline), anak <thn
Selama pengobatan MDT menimbulkan efek samping tp itu merupakan reaksi dr
Jk sudah pk ROM RFT dinyatakan pengobatan sudah selsai
lepranya:
Rifampicin Ofloxacin
Minocycline
- Redish & swollen
- Fever & malaise
Adult
600 mg
400 mg
100 mg
50 - 70 kg
Untuk mengatasi reaksinya dpt diberikan prednisolone
Child
300 mg
200 mg
50 g
Efek samping:
c
- Rifampicin: menyebabkan warna urin dan keringat merah, feses
5 - 14 years
- Clofamazin: Kulit kehitaman
MDT:
Alergi: dirujuk ke rs sekitar
- Aman:
Selama kehamilan
Untuk Pasien TB dan HIV (+)
- Praktis
- Jangan menggunakan MDT expire
DAPSON (DDS)
LAMPRENE / CLOFAZIMINE
RIFAMPISIN
Singkatan dari Diamino Diphenyl Sulfone
Bentuk kapsul warna coklat dengan takaran 50 Bentuk kapsul atau tablet takaran 150 mg, 300 mg, 450
mg/kapsul dan 100 mg/hari
mg dan 600 mg
Bentuk obat berupa tablet putih dengan ukuran 50 mg/tab
(anak) dan 100 mg/tab (dws)
Sifat bakteriostatik setara dengan dapson
Dewasa : 600 mg/bulan, disupervisi Dilanjutkan dengan
50 mg/hari
Sifat bakteriostatik dengan menghambat enzim dihidrofolat Absorbs bervariasi, disimpan dijar & kulit. Wkt paruh
sintetase.
panjang . eksresi feses
Anak 10 14 th : 450 bulan (12 15 mg/kg BB/bulan)
murah, efektif, dan relatif aman.
Dapat menyebabkan pigmentasi kulit yang sering Sifat bakterisidal kuat, bekerja dengan menghambat
merupakan masalah pada ketaatan berobat
enzim polymerase RNA yang berikatan secara
Distribusi merata, mudah diserap, eksresi urin
penderita.
irreversible.
Efek samping yang mungkin timbul antara lain: erupsi obat ,
anemia hemolitik, leukopenia, insomnia, neuropatia, ES dosis tinggi: berupa gangguan gastrointestinal secara oral, bila diminum setengah jam sebelum
(nyeri abdomen, diare, anoreksia dan vomitus)
makan maka penyerapan lebih baik
methemoglobinemia. Namun efek samping
PB Dewasa
1 bulan sekali, hari pertama:
- 2
kapsul
rifampisin
(300mgx2)
- 1 tablet dapson (100mg)
- Langsung minum dpn
dokter/petugas
1x sehari. Hari ke 2-28
- 1 tablet dapson(100mg)
- Minum dirumah
Lama pengobatan 6 blister pack
(6x28 hari)
70
Tahap awal (intensif) 2 bulan : membunuh kuman sebanyak & secepat mungkin bakterisidal
- Pasien mendapat obat setiap hari dan perlu diawasi scr langsung untuk mencegah resistensi obat
- Bila pengobatan diberikan scr tepat, pasien tdk menular lg stlh 2 minggu
- BTA (+) menjadi BTA (-) dalam 2 bulan
Tahap lanjut 4 bulan berikutnya: membunuh kuman yang tumbuh lambat (carier)
MEDIKAMENTOSA
Topikal: pd bentuk ulkus Rawat dgn kalium permanganas 1/5000 (1gr dalam 5000ml air) untuk mencuci luka/nanah
Sistemik
Tahap intensif:
- Semua obat diminum dalam keadaan perut kosong 1x sehari spy abs lebih baik
- Perbaikan gizi
INH, Rifampisin, Etambutol, Pirazinamid
Tahap Lanjut:
INH, Rifampisin
TB kutis pd HIV:
Obat baku, (primer, barisan I)
Obat cadangan (sekunder, baris
- Obat tdk boleh ditunda
II)
INH (H), Rifampisin (R), Pirazinamid (Z), Etambutol (E),
- Diberi kotrimoksazol untuk mencegah infeksi lain
PAS, Etionamid
kl ke4 diatas resisten Streptomisin (tdl blh ibu hamil)
- Bukan TBC aktif (dianggap laten) diobati dengan isoniazid 6-9 bulan
TB kutis pd kehamilan : Semua aman, kecuali streptomisin (ototoksik pd fetus)
TB kutis pd ibu menyusui: Semua aman
TB kutis atipikal : Klaritromisin, kuinolon, dan rifampin/etambutol diberi smp 1-2bulan setelah lesi menyembuh
ISONIAZID
ETAMBUTOL
PYRAZINAMID
STREPTOMYCIN
AMINOSALICYLIC ACID (PAS)
ETHIONAMIDE
Konsentrasi rendah
Menghambat sinstesis
Bacterisid
Gol obat
Struktur hampir sampa
Hampir sama
bakteriostatik
dinding sel dengan
aminoglikosida
denhan sulfonamide dan
dengan
Bekerja pd organisme
menghambat arabinosyl
aminobenzoic acid
isoniazid
intrasel
Konsentrasi tinggi
Untuk kasus resisten
transferase
bakteriosid
(Multidrug
resisten
Menghambat
sintesis
as.
Hanya tersedia
Abs baik scr oral,
tb)
folat
bentuk oral
Bacteriostatic
metabolism di hati, eksresi
Menghambat sintesis as.
Mycolic komponen membrane Aktif melawan badan
melalui ginjal
Abs. baik di GIT
Metabolism di
Amikacin bs
sel mycobacterium
intra&ekstrasel mikroba
digunakan sbg
hati, eks ginjal
Profilaxis: kombinasi dgn
Distribusi luas di jaringan
alternative
Abs. baik di GIT, Distribusi ke
Absorbs baik
ciprofloxacin
kecuali cairan serebrospinal
streptomisin
seluruh cairan tubuh dan
20 & Ekseresi feses. 50%
ES: Hepatotoxic,
Eksresi urin
jaringan
Aminoglikosida : es
urin
Hyperuricemia( provoke
ES:crystalluria, anorexia,
ototoxic, nefrotoxic,
acute gouty arthritis ),
Penetrasi kedalam makrofag
nausea, diarrhea, epigastric
Menembus BBB bs untuk
neurotoxic
intra dan extra sel organisme
Nausea & vomiting, skin
meningitis
pain, Peptic ulcer and
rash
haemorrhage
Eksresi urin, Metabolism hati
Hanya untuk
mycobacterium
Jika diberikan scr oral dapat
menyebabkan neuritis perifer,
maka diberikan vit B6 untuk
mencegah
Karena isoniazid mempercepat
71
eks vit B6
72