Anda di halaman 1dari 78

KSM ILMU KESEHATAN MATA

RSD Dr Soebandi – FKUJ JEMBER


Menurut THOMAS HEDGE,
ada 4 macam kategori umum yang
merupakan keadaan darurat mata :
1.Hilang atau berkurangnya
: penglihatan
secara mendadak
2.Diplopia akut (mata melihat dobel)
3.Trauma mata
4.Mata merah akut (mendadak)
I.TRAUMA MEKANIS :
TRAUMA TUMPUL
TRAUMA TAJAM
BENDA ASING
LEDAKAN
II.TRAUMA KIMIA :
TRAUMA KIMIA ASAM.
TRAUMA KIMIA BASA
III. TRAUMA FISIK
TRAUMA THERMIS
TRAUMA RADIASI
TRAUMA ELEKTRIK
TRAUMA ULTRASONIK
TRAUMA TEKANAN
I. ANAMNESA PADA TRAUMA MATA :

RINCIAN LENGKAP TERJADINYA


TRAUMA MATA :
– Tanggal dan waktu terjadinya trauma.
– Tempat kejadian.
– Apakah kecelakaan kerja atau bukan.
– Apakah ada unsur kesengajaan atau
akibat ulah orang lain / kelalaian.
– Bagaimana terjadinya trauma ( alat
yang mengenai, arah trauma,
kekuatan trauma)
– Apakah memakai kaca mata
pelindung/ada kerusakan kacamata
pengaman
– Bagaimana keadaan mata & visus
sebelum trauma
– Apakah ada korpus alienum intraokuler
– Pertolongan yang telah dilakukan
sebelumnya
– Apakah trauma mengenai bagian
tubuh yang lainnya
– Nama dan alamat saksi mata
BAHAN PENYEBAB TRAUMA
Trauma Mata Tumpul
Jelaskan tentang benda penyebab
trauma
Berapa jarak dan kecepatan benda
mengenai mata
Arah jatuh benda mengenai mata
Pada kasus benda asing masuk dalam
bola mata/rongga orbita, ditanya :
Dari bahan apa benda asing tersebut
Apa benda asing tersebut satu atau lebih
Apa benda asing tersebut terkontaminasi
Jarak, arah, posisi kepala, dan posisi
benda asing tersebut pada waktu masuk
mata
Peralatan / mesin yang mengakibatkan
benda asing masuk mata, misal :
senapan angin, tutup botol, peralatan
las, radiasi, bahan kimia dll.
TAJAM PENGLIHATAN PENDERITA
SEBELUM TERJADI TRAUMA :

Tajam penglihatan mata yang kena


trauma.
Tajam penglihatan mata yang sehat
Apakah mata yang trauma sebelumnya
pernah dioperasi
Keterangan tentang penyakit keluarga
Nama & alamat Dokter/paramedis yang
melakukan melakukan pertolongan
pertama
Obat apa saja yang sudah dipakai
Penurunan penglihatan pelan-pelan atau
mendadak
Waktu terakhir makan dan minum,
terutama bila ada rencana bius umum.
Anamnesa yang cermat dan
lengkap merupakan dasar
penentuan masalah dan rencana
pengobatan trauma mata yang
baik untuk pengobatan kosmetik
dan aspek medico-legal.
II. PEMERIKSAAN VISUS

Untuk pemeriksaan visus dilakukan


anaestesi local lebih dulu
PEMERIKSAAN ORBITA DAN
BOLA MATA
A. DILUAR BOLA MATA
1. Tulang Orbita :
tanda-tanda fraktur orbita.
2. Jaringan lunak :
- Hematom /laserasi palpebra
- Perdarahan Retrobulber
Proptosis
- Gangguan gerakan otot
B. PADA BOLA MATA

1. Konjungtiva :
laserasi, perdarahan subkonjungtiva
2. Kornea : Erosi, Edema, Robek
3. Bilik Mata Depan: Hifema, benda asing.
4. Iris : Iridodenesis, Iridodialisis, Prolap iris
5. Pupil : Midriasis, miosis.
6. Lensa
Kelainan Letak :
* Luksasi ant-or/post-or
* Subluksasi
Kejernihan : katarak (lensa keruh)
Ruptur Lensa.
TRAUMA MEKANIK TUMPUL

Tingkat kerusakan pada mata


tergantung pada :
besar / berat / energi kinetic dari
objek yang mengenai mata
MEKANISME TERJADI HIFEMA

Gelombang tekanan yang kuat & waktu


singkat  perubahan bentuk bola mata
 penyebaran tekanan Vitreus dan
sclera yang elastis  terjadi
peregangan jaringan (limbus, sudut
irido kornea, zonula Zinii, Badan siliare)
 hifema/katarak
RESPON JARINGAN
1. Vasokonstriksi, pembuluh darah
perifer  iskemik  nekrosis lokal
2. Vasodilatasi, hiper-permeabilitas,
aliran darah menurun
3. Jika pembuluh darah robek 
cairan jaringan  isi sel keluar 
jaringan sekitarnya edema dan
perdarahan.
KELAINAN AKIBAT TRAUMA
MEKANIK TUMPUL

I. KELAINAN PALPEBRA
– Laserasi / hematom
Terapi : bersihkan luka , kompres
dingin, antibiotika lokal
– Lagoftalmus  kelumpuhan N VII
– Ptosis: - edema / hematom palpebra
superior
- akibat kelumpuhan N III
II. KELAINAN KONJUNGTIVA
- Iritasi konjungtiva : konjungtiva
merah tanpa sekret, mungkin
terdapat epifora.
Terapi : tidak ada terapi khusus,
bisa diberi vasokonsriktor
- Perdarahan Subkonjungtiva 
bercak merah berbatas tegas
Penyebab : trauma, valsava manuver
(muntah, batuk), kelainan sistemik
(hipertensi,Diabetes Mellitus,
gangguan faktor pembekuan)
Terapi : Vasokonstriksi
Sembuh spontan dalam
7 – 12 hari
Perdarahan Subkonjungtiva
- Laserasi konjungtiva.
Terapi : - Laserasi luas > 2 Cm :
jaringan nekrotik eksisi, jahit,
Antibiotika lokal
- Laserasi kecil : Antibiotika
lokal
- Korpus alienum (benda asing).
Terapi : ekterpasi korpus alienum.
Caranya :
Mata ditetesi anaestesi local Tetracain
0,5 % atau 2%, 3 x tiap 5 menit. Benda
asing diambil dengan kapas lidi steril 
gagal  jarum tumpul / pinset steril 
gagal lagi  jarum tajam
III. KELAINAN KORNEA

Trauma kornea  keluhan berupa 


TRIAS :
Epifora, Lakrimasi, Blefarospasme

1. Erosi Kornea  terlepasnya epitel


kornea
Penyebab : kontak benda asing
ujung kertas
lensa kontak
Keluhan : nyeri, fotofobi, epifora,
sensasi benda asing,
blefarospasme.
Pemeriksaan : terlihat erosi pada kornea
Pemeriksaan penunjang :
test fluoresin (+) warna hijau
Terapi : - AB Salep mata + bebat mata
(penyembuhan 1– 2 hari)
- Erosi luas, ditambah sikloplegik
EROSI KORNEA
2. Edema Kornea.
Penyebab : trauma pada endotel
kornea (desemet fold)
Self limiting.
3. Robek kornea.
Luka robek kecil : Seidel Test.
Luka robek besar : langsung terlihat
Terapi : - AB Salep mata
- AB Sistemik
- Bebat mata
- Rujuk dokter mata
Dokter mata : prolap iris dipotong,
robek kornea dijahit dengan aposisi
yang baik, dibersihkan

4. Korpus alienum (benda asing)


Klinis : nyeri, hiperemi perikornea, ada
benda asing dipermukaan kornea.
Terapi: ekterpasi korpus alienum.
Cara : Mata ditetesi Tetracain 2 % 
diambil dengan kapas lidi steril
 gagal  dgn jarum tumpul
 gagal lagi  dengan jarum
tajam.
IV. KELAINAN BILIK MATA DEPAN

1. Hifema
Asal : iris perifer, korpus siliare anterior
Perdarahan merupakan respon
vaskuler dari :
 Arteri siliaris anterior
 Vena di Kanal Schlem
 Hipotoni ( pada Sklerodialisis)
Penyembuhan :
70 % kasus sembuh dalam 5-6 hari.
Komplikasi terjadi pada hari ke 2 s/d
hari ke 5:
Glaukoma sekunder akibat obstruksi
trabekuler oleh sel darah
Optik atrofi
Hemosiderosis
Iritis
Hifema sekunder akibat lisis dan clot
retraction.
Glaukoma sekunder dapat juga terjadi
pada hifema ringan, akibat dari edema
Trabekular meshwork.
Hifema tanpa penyulit
Terapi :
 Tirah baring dengan posisi setengah
duduk (semi fowler)
 Larangan pergerakan fisik (bed rest)
 Simptomatik (jika perlu)
 Anti fibrinolitik (Aminicaproic acid,
tranexamid acid)
 Obat penenang
 Kortikosteroid topical
 Kompres dingin
Jika tekanan intra okuler tinggi,
diberikan obat anti glaucoma.
Jika dalam 5 hari : hifema tetap / tanda
hemosiderosis / tanda glaucoma 
rujuk dokter mata  Parasintese.
Indikasi Parasintese :
- Hifema menetap 3 hari dengan
darah > ½ BMD
- Tanda glaukoma sekunder.
- Tanda hemosiderosis.
HIFEMA & KOAGULUM
HIFEMA PENUH dengan
SUBKONJUNGTIVA BLEEDING HEBAT
V. KELAINAN IRIS DAN BADAN SILIARE

1. Traumatik iritis
Gejala Sujektif : fotofobi, lakrimasi,
nyeri 24 jam post trauma
Pemeriksaan : visus menurun,
hiperemi perikornea, miosis, reflek
pupil menurun
* Rx. radang BMD  TIO  (khas)
Terapi : sikloplegik,
topikal kortikosteroid
2. Iridodialisis  lepasnya akar iris dari
insersinya
Terapi : - Jika kecil & tanpa gejala
 tidak perlu operasi.
- Jika besar dengan diplopi
monokuler  Operasi
RUPTUR SPINGTER PUPIL
DAN IRIDODIALISIS
3. Siklodialisis  terpisahnya badan siliar
dari sklera spur  outflow uveosklera
  hipotoni kronik  edema macula
Terapi : Argon Laser, Diathermi,
Cryotherapy, atau jahit

4. Angle Recession Tear (robeknya


sudut BMD dan berpindah)
Akibatnya  TIO   jaringan
trabekulum rusak  membran
descemet menutup sudut iridokornea.
VI. KELAINAN LENSA

Kerusakan Lensa dan Laserasi jaringan


Mekanisme:
Gelombang tekanan pada trauma tumpul
dari luar  Akuos humor  iris tertekan
 Lensa  Vitreus  Lensa tertekan
kembali  akuos dan iris tambah
tertekan  tekanan pada kapsul & epitel
lensa  kerusakan intrasel lensa &
kapsul  disloksi sebagian material lensa
 kekeruhan lensa (Katarak)
KELAINAN LENSA AKIBAT TRAUMA

1. Kekeruhan lensa  katarak traumatika


2. Kapsul anterior robek
Komplikasi : uveitis, glaucoma,
edema kornea.
Terapi : - Jika edema kornea 
operasi segera.
- Tidak ada edema kornea 
operasi elektif ECCE + IOL
* Kapsul posterior robek  Rx Inflamasi
intra okuler meningkat
Deteksi dini  USG.
Terapi : ECCE  Fakoemulsifikasi
& vitrektomi
Komplikasi : Ablasio Retina.
3. Luksasi / Sublukasi Lensa.
Penyebab : > 25 % zonula fiber
lensa rupture.
* Luksasi Lensa Anterior  lensa
dalam BMD.
Keluhan : kabur mendadak akibat
trauma tumpul.
Pemeriksaan :
visus sangat menurun, terlihat
seperti setetes minyak dalam air
dalam BMD tepat didepan pupil.
Komplikasi :
- Glaukoma sekunder akibat
block pupil oleh lensa.
- Edema kornea akibat terlepasnya
endotel kornea oleh lensa.
Terapi : ICCE
* Luksasi Lensa Posterior.
Keluhan : mata kabur akibat trauma
Pemeriksaan : Visus 1/60 (afakia),
iris tremulan, pupil gelap, tanda
afakia, tidak ada riwayat operasi
katarak.
Terapi : - tidak ada keluhan  tidak
perlu terapi
- timbul glaucoma sekunder
 ICCE dgn Lus  dicari
dibelakang iris.
* Subluksasi Lensa Anterior / Posterior
Keluhan : Diplopia monokuler,
gangguan akomodasi
Pemeriksaan: visus berubah – ubah
karena sebagian lensa masih menutupi
pupil dan sebagian lagi tidak menutupi
pupil (seperti afakia), astigmat tinggi,
Iridododenesis, BMD dalam,
phacodenesis
Pada pupil terlihat posisi lensa yang
subluksasi.
Terapi : - Timbul glaucoma  ICCE
- Bila tidak ada keluhan 
dibiarkan saja.
- Timbul katarak  ICCE
SUBLUKSASI LENSA POSTERIOR
VII. KELAINAN SEGMEN POSTERIOR
1. Perdarahan Badan Kaca.
Etiologi : kerusakan pembuluh darah
badan silier, retina/choroid
Pemeriksaan :
- Oftalmoskop  kekeruhan badan kaca
- USG  kekeruhan badan kaca
Terapi : Konservatif
Bed Rest posisi semi fowler
NB : Visus dapat menurun akibat dari :
macular Hole, Ruptur koroid didaerah
macula, Ablasio retina.
2. Commotio Retina.
Retina terlihat edema.
* Edema ektraselluler, edema sel glia,
dan kerusakan fotoreseptor.
* Jika edema fovea  cherry red spot
pada pole posterior disebut Berlin’s
Edema
* Oftalmoskop daerah retina bewarna
abu-abu.
Prognosa baik dalam waktu 3-4
minggu, visus menurun disebabkan
pigmen epiteliopati & macular hole.
3. Robekan Retina (ablasio retina)
Gejala subjektif :
- mata kabur
- benda terlihat bergelombang
Oftalmoskop :
- retina abu-abu
- pembuluh darah terangkat dan
berkelok-kelok.
Terapi : operasi
4.Macular Hole.
Etiologi : mekanisme contusion nekrosis
dan vitreus traction
Berlin’s Edema
Ruptur khoroid Perdarahan
subretina.
Terpisahnya vitreus dan retina
5. Ruptur Sklera.
Lokasi : limbus, parallel dibawah
insersi otot rektus.
Pemeriksaan :
 Gerakan bola mata terganggu.
 Khemosis dan subkonjungtival
bleeding
 BMD dangkal
 Perdarahan vitreus massive
 Bola mata soft
Terapi : Jahit dengan absorbable
suture
TRAUMA MEKANIS TAJAM

1. Palpebra.
Laserasi mengenai margo palpebra
 Reparasi dengan jahitan lapis demi
lapis.
 Perhatikan prinsip operasi plastic
dengan aposisi yang baik grey line.
Laserasi mencapai canthus
Jika luka mengenai canthus medial
dimana saluran lakrimal putus,
dijahit dengan Pig Tail.
MULTIPEL LASERASI PALPEBRA
SUPERIOR & INFERIOR
RUPTUR PALPEBRA INFERIOR DAN
KANALIS LAKRIMALIS DENGAN
REPOSISI DAN PIG TAIL
PIG TAIL & HANGING
PALP INFERIOR
2. Konjungtiva
* Perdarahan subkonjungtiva.
* Laserasi.
- Robekan < 2 cm  AB, bebat
- Robekan > 2 cm  jahit dengan
vicryl 8-0, AB topical, bebat
3. Kornea
* Erosi kornea  AB , bebat mata.
* Luka tembus kornea.
Komplikasi : prolap iris, prolap
vitreus, hifema, rupture lensa.
Terapi :
 Rujuk (segera jahit)
Jahitan interrupter, lameller
dimulai dari limbus, nylon 10-0
 Atropin tetes mata
 Antibiotika local / sistemik
 Bebat mata.
RUPTUR LIMBUS + PROLAP IRIS
* Ulkus Kornea.
- Pemeriksaan mikrobiologi 
mencari kausa.
- Sikloplegik, Antibiotika local,
bebat mata.

4. Sklera
* Luka tembus sclera  sulit
dievaluasi.
* Dicurigai luka tembus sclera apabila :
- Luka tembus kornea  limbus.
- Dibawah konjungtiva  jar. hitam
(khoroid)
Terapi :
• Rujuk spesialis mata.
• Jahit vicry/dexon 8-0
• Uvea direposisi / eksisi
• Vitreus dieksisi
• AB local dan sistemik
• Sikloplegik tetes mata.
• Kortikosteroid sistemik
Komplikasi :
- Ablasio Retina
- Ptisis bulbi  cegah dengan
vitrektomi
5. Uvea
Simpatetik Oftalmia  radang
granulomatous bilateral dari uvea
mata, insidus, progressive,
eksaserbasi, didahului trauma
tembus yang mengenai badan
siliare pada salah satu mata
Mata yang kena trauma disebut
EXYTING EYE
Mata yang ikut sakit meradang
disebut SYMPATHIZING EYE.
Frekwensi kejadian tinggi : 2-4
minggu post trauma.
Terapi pada Exiting Eye :
Jika visus nol  Enukleasi.
Jika visus baik  kortikosteroid
sistemik, sikloplegik.
6. Lensa
Katarak, Luksasi / Subluksasi
Terapi = pada trauma tumpul
7. Kerusakan Segmen Posterior
Trauma tajam :
Luka perforasi segmen Post-or
Terdapat proliferasi fibrous pada
vitreus.
Komplikasi : - Perdarahan vitreus.
- Ablasio Retina
- Avulsi N.Optikus.
TRAUMA MEKANIK DENGAN
BENDA ASING INTRA OKULI

Benda Asing (korpus alienum) :


Benda Logam : Besi, Tembaga,
Seng, Aluminium dll.
Benda logam ada 2 macam :
magnetic dan non-magnetik.
Benda bukan Logam (benda inert)
umumnya tidak terjadi reaksi pada
mata
Misalnya: bulu mata, batu, kaca,
pasir, plastic dan lain-lain
BENDA ASING LOGAM

a. TEMBAGA INTRA OKULI


Reaksi yang timbul  Chalcosis
Endapan ion-ion tembaga terutama
pada jaringan mengandung
membran : membran descemet
kornea, kapsul anterior lensa, iris,
badan kaca, permukaan retina dll.
Deposit pada membran descemet,
iris berwarna hijau, partikel hijau
pada akuos, sunflower katarak,
pembuluh darah retina & macula
warna metalik.
Gejala klinik timbul beberapa hari
sesudah trauma, lebih cepat dari
pada siderosis.
b. BESI INTRA OKULER
Reaksi yang timbul  Siderosis
Merusak jaringan mengandung
epitel : epitel kornea, epitel pigmen,
iris, epitel kasul lensa, epitel silier non
pigmented, epitel pigmen retina
Keluhan : buta malam, visus ,
penyempitan lapangan pandang
Klinis : Stroma kornea bewarna kuning
kecoklatan, iris heterochrom berwarna
lebih terang, pupil midriasis & reflek
menurun, deposit kecoklatan pada lensa
anterior, katarak, vitreus keruh,
pigmentasi pada retina, pembuluh darah
retina menyempit, Atrofi papil, dan
glaucoma sekunder.
Gejala klinis baru jelas terlihat :
2 bulan s/d 2 tahun setelah trauma
ENDOFTALMITIS

Terjadi pada 2 - 7 % sesudah trauma


tajam (trauma penetrasi)
Insiden tinggi pada dengan korpus
alienum intra okuler.
Progressive : inflamasi hebat,
hipopion, retinal flebitis.
Mencegah Progressive:
- Luka segera dijahit
- Pengangkatan c.alienum
• Profilaksis : Antibiotika subkonjungtiva
atau intravitreal
PENANGANAN BENDA ASING PADA MATA

1.Benda Asing pada Palpebra &


Konjungtiva
Penanganan :
 Anaestesi topical dengan Tetracain
2 % tetes mata.
 Irigasi dengan akuades steril
 Ektraksi korpus alienum dengan
kapas lidi / spatula tumpul
 Antibiotika topikal
KORPUS ALIENUM KONJUNGTIVA
TARSAL SUPERIOR
2. Benda Asing pada Kornea
Penanganan:
Anastesi topical dengan
Tetracain 2 % tetes mata
Ekstraksi benda asing dengan
kapas lidi steril / spatula tumpul
Antibiotika topical
Bebat mata.
Bila benda asing masuk stroma /
BMD  Rujuk Spesialis mata
KORPUS ALIENUM PADA KORNEA
BENDA ASING INTRA OKULI
Menentukan letak benda asing intra
atau ekstra okuli :
Foto Rontgen Orbita dengan posisi
PA dan Lateral
Funduskopi
USG Mata
Foto Comberg dengan alat Bantu
lensa kontak (Ring foto)
CT Scan rongga orbita
RMI
Metal locator
PENANGNANAN BENDA ASING I-OKULI
Benda asing inert, steril, tidak mengganggu
visus  dibiarkan
Dengan Metal locator terdapat benda
asing : kecil, dalam badan kaca, tidak
menempel pada retina / struktur lain, tidak
terdapat kelainan patologis retina (robek) 
diambil dengan Magnet Extraction 
Vitrectomi bila mungkin
Prognosis tergantung :
- jenis benda asing
- letak benda asing
- bentuk trauma
TRAUMA MEKANIK
OTOT EKSTRAOKULI

GANGGUAN GERAKAN BOLA MATA


Kelainan terjadi pada : otot, persarafan
otot, jaringan orbita.
Gejala Subjektif : diplopia, pusing,
mual.
Pemeriksaan:
 Hambatan gerakan bola mata :
 Parese / paralise
 Otot terjepit.
 Test Forced Duction.
Terapi :
Anti inflamasi & Neurotropik
Untuk menghindari diplopia :
- Parese ringan  mata sehat tutup
- Parese berat  mata parese tutup
- Jika > 6 bulan tidak membaik 
tindakan operatif.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai