Penularan melalui droplet dan kontak langsung (inokulasi pada kulit yang
2 tidak utuh) > memenuhi syarat imunitas,kemampuan hidup, dan 30C
Etiologi
Kuman penyebab adalah Mycobacterium leprae
Ukuran 3-8 µm x 0,5 µm
Biasanya berkelompok dan ada yang tersebar satu-satu
Hidup dalam sel terutama jaringan yang bersuhu dingin
Tahan asam dan alcohol
Gram positif.
Masa belah diri kuman kusta 12-21 hari
Masa tunas yaitu rerata 2-5 tahun
3
Patogenesis
M. leprae
Tubuh Aktivitas
masuk melalui Apabila terjadi
bereaksi Sel Schwann regenerasi
kulit yang lecet gangguan
mengeluarkan merupakan sel saraf
pada bagian imunitas,
makrofag target untuk berkurang dan
tubu yang kuman dapat
untuk pertumbuhan terjadi
bersuhu dingin bermigrasi dan
memfagosit. M. leprae kerusakan
dan melalui beraktivasi
saraf progresif
mukosa nasal
4
Klasifikasi
Klasifikasi Internasional : Klasifikasi Madrid 1953
Indeterminate (I)
Tuberkuloid (T)
Borderline-Dimorphous (B)
Lepromatosa (L)
5
Klasifikasi untuk kepentingan program kusta : Klasifikasi
WHO 1981 dan modifikasi WHO 1988
Paubasilar (PB) : Hanya kusta tipe Indeterminate, tuberkuloid
dan sebagian besar borderline tuberculoid dengan BTA negatif
menurut criteria Ridley dan Jopling atau tipeIndeterminate dan
Tuberkuloid menurut klasifikasi Madrid.
Multibasilar (MB) : Termasuk kusta tipe lepromatosa,
borderline lepromatous, mid-borderline dan sebagian
borderline tuberculoid menurut criteria Ridley dan Jopling atau
borderline- dimorphous dan lepromatosa menurut Madrid dan
semua tipe kusta dengan BTA positif.
Klasifikasi lainnya :
Kusta Neural
Kusta Histoid
6
Gambaran Klinis
7
8
menyerang organ lain…
Iritis, iridosiklitis, gangguan visus hingga
kebutaan
Arthritis, absorbsi
Ulkus, nodus
Alopesia, madarosis
9
Saraf tepi yang dapat terserang akan menunjukkan berbagai
kelainan, yaitu :
N. Fasialis : lagoftalmus, mulut mencong
N. trigeminus : anestesi kornea
N. radialis : tangan lunglai/drop wrist
N. ulnaris : anestesi dan paresis/paralisis otot tangan jari V dan
sebagian jari IV.
N. medianus : anestesi dan paresis/ paralisis otot tangan jari I,II,
III dan bagian jari IV. Kerusakan N. ulnaris dan N. medianus
menyebabkan jari kiting (clow toes) dan tangan cakar (claw hand)
N. peroneus komunis : kaki simper (drop foot)
N. tibialis posterior : mati rasa telapak kaki dan jari kiting.
10
Diagnosis
Tanda cardinal
• Kelainan kulit
Palpasi • Kelainan saraf
13
Pengobatan
MDT untuk multibasilar (BB,BL,LL atau semua tipe dengan BTA
positif) adalah 12-18 bulan:
Rifampicin 600 mg setiap bulan, dalam pengawasan
DDS 100 mg setiap hari
Klofazimin : 300 mg setiap bulan, dalam pengawasan, diteruskan
50 mg sehari atau 100 mg selama sehari atau 3 kali 100 mg setiap
minggu
14
Pasien Menolak Klofazimin
Bila pasien menolak mengonsumsi klofazimin, maka
klofazimin dalam MDT12 bulan dapat diganti dengan
ofloksasin 400 mg/hari atau minosiklin 100 mg/hari selama
12 bulan atau rifampisin 600 mg/bulan, ofloksasin 400
mg/bulan dan minosiklin 100 mg/bulan selama 24 bulan.
15
Hipersensitivitas Dapson
Bila dapson menyebabkan terjadinya efek simpang berat,
seperti sindrom dapson (sindrom hipersensitivitas obat), obat
ini harus segera dihentikan. Tidak ada modifikasi lain untuk
pasien MB, sehingga MDT tetap dilanjutkan tanpa dapson
selama 12 bulan. Sedangkan untuk pasien PB, dapson diganti
dengan klofazimin dengan dosis sama dengan MDT tipe MB
selama 6 bulan.
16
Resistensi Rifampicin
17
MDT untuk pausibasilar (I, TT, BT dengan BTA negatif)
adalah :
Rifampicin 600 mg setiap bulan, dengan pengawasan
DDS 100 mg setiap hari
Keduanya diberikan dalam 6 dosis selama 6 bulan sampai 9
bulan, berarti RFT setelah 6-9 bulan.
18
Pencegahan Kecacatan dan Prognosis
Pencegahan kecacatan
Upaya pencegahan cacat primer
Upaya pencegahan cacat sekunder
Prognosis
Bergantung pada tipe kusta apa yang diderita oleh pasien,
akses ke pelayanan kesehatan dan penanganan awal yang
diterima oleh pasien. Kusta pada anak lebih baik karena pada
anak jarang terjadi reaksi kusta.
19
Refleksi kasus
20
Identitas
Nama : Ny. S
Umur : 27 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Wuluhan, Jember
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SMP
21
Anamnesis
KU : Bercak kemerahan
RPS : Pasien mengeluh terdapat bercak kemerahan pada wajah, perut,
tangan, dan kaki disertai tangan mati rasa dan sulit menggenggam sejak 4
bulan yang lalu. Awalnya pasien merasakan timbul bercak kemerahan
sebesar koin 50 rupiah pada badan dan kaki. Semakin hari bercak tersebut
semakin membesar dan menebal. Pagi ini pasien merasakan lengan
bawah, tungkai, dan wajah yang terdapat kemerahan membentuk pulau-
pulau dan membengkak hingga pasien kesulitan membuka mata. Pasien
juga merasakan hidung yang terkena bercak kemerahan membengkak
hingga pasien kesulitan bernafas akibat hidung tersumbat. Pasien
menyangkal adanya demam, gangguan penglihatan, maupun alis rontok.
Pasien mengatakan ibu pasien mengalami keluhan serupa.
RPO : disangkal
RPD : DM (-) HT (-) Alergi (-)
RPK : ibu pasien mengalami keluhan serupa.
22
Pemeriksaan
Fisik
Keadaan umum : cukup
Kesadaran : composmentis
Tekanan darah : 100/80 mmHg
Nadi : 88x/menit
Laju pernapasan : 20x/menit
Suhu aksila : 36,7C
23
Status Dermatologis
Regio facialis: plak eritema multipel, bentuk ireguler, hidung pelana,
anesthesia, lagoftalmus (+), pruritus (-), edema (+) berbagai ukuran
terbesar 3x3 cm dan ukuran terkecil 1x1cm
Regio abdomen anterior: plak eritema multipel, bentuk ireguler,
anesthesia, edema (+), pruritus (-), berbagai ukuran dengan ukuran
terbesar 8x15cm dan ukuran terkecil 4x5cm
Regio palmar manus dan wrist: plak eritema multipel, bentuk ireguler,
anesthesia, edema (+), pruritus (-), berbagai ukuran dengan ukuran
terbesar 2x3 cm dan ukuran terkecil 2x1 cm
Regio patella cruris: plak eritema, skuama, bentuk ireguler,
anesthesia (+), edema (+), pruritus (-)
24
Status Dermatologis
25
Pemeriksaan Sensibilitas :
Rasa raba : terganggu di dalam lesi dan tidak terganggu di luar lesi
Rasa tusuk : terganggu di dalam lesi dan tidak terganggu di luar lesi
Rasa suhu : tidak dilakukan
26
Pemeriksaan Motoris
Mata : lagoftalmus (+)
Ekstremitas superior : tahanan lemah
Ekstremitas inferior : tahanan baik
Pemeriksaan Otonom
Tidak terdapat daerah dehidrasi disekitar lesi
27
Pemeriksaan Penunjang
28
Diagnosis banding
Morbus Hansen
Tinea corporis
Psoriasis
29
Diagnosis kerja
Morbus Hansen tipe Multibasilar
30
Penatalaksanaan
Terapi diberikan regimen MDT tipe multibasilar yang dilakukan
sebanyak 12 dosis (bulan)
Rifampisin 600 mg/bulan diminum di depan pengawas
Klofazimin 300 mg/bulan di depan pengawas
Ditambahkan
Klofazimin 50 mg/hari
DDS 100 mg/hari
31
Edukasi
Menginformasikan bahwa keluhan kesemutan, kram dan baal
merupakan proses dari perjalan penyakit kusta
Menginformasikan bahwa penyakit kusta dapat disembuhkan
tetapi membutuhkan kepatuhan dalam pengobatan
Menjaga kebersihan terutama menggunakan pelembab dan alas
kaki, agar mencegah terjadinya komplikasi berupa kecacatan
Menjaga kesehatan dengan mengkonsumsi makanan bergizi
guna meningkatkan sistem pertahanan tubuh
Menjaga diri sendiri dari trauma guna mencegah luka
Latihan fisioterapi bagian yang merasa baal, yaitu pada otot yang
dipersarafi oleh nervus yang mengalami pembesaran
32
Prognosis
quo ad vitam : dubia ad bonam
quo ad functionam : dubia ad malam
quo ad sanationam : dubia ad malam
33
34