SEJARAH MORBUS
HANSEN
Tahun 1873
Tahun 400 ditemukan
Tahun 2000
Tahun 1400Tahun 600
SM kuman
SM SM SM
MESOPOTA M.Leprae
MESIR INDIA TIONGKOK oleh Gerhard
MIA
Armeuer
MORBUS HANSEN / LEPRA 5
EPIDEMIOLOGI
TAHUN 2000PROGRAM ELIMINASI MH<1 kasus
per 10.000
MORBUS HANSEN / LEPRA 6
Distribusi beban penyakit kusta yang tinggi lebih banyak tersebar di wilayah
Indonesia bagian tengah dan timur. Di wilayah Indonesia bagian barat hanya
Aceh dan seluruh provinsi di pulau Jawa
MORBUS HANSEN / LEPRA 7
KLASIFIKASI
WHO
PAUSIBASILER MULTIBASILER
RIDLEY JOPLING
TUBERKULOID BORDERLINE MID.BOR BORDERLINE LEPROMATOSA
(TT) TUBERKULOID DERLINE LEPROMATOSA (LL)
(BT) (BB) (BL)
MORBUS HANSEN / LEPRA 9
DIAGNOSIS
TANDA KARDINAL
a) Bercak kulit yang mati rasa
b) Penebalan saraf tepi
c) Ditemukan kuman tahan asam
Berbagai cara pemeriksaan untuk
mengetahui kerusakan fungsi saraf tepi
:
Tes sensoris: rasa raba dengan kapas yang
dipilin ujungnya, rasa nyeri dng jarum
pentul, rasa suhu dengan tabung reaksi
Tes otonom: melalui tes anhidrosis, Tes
Gunawan dengan pensil tinta, tes
pilocarpin daerah anestesi tidak akan
berkeringat setelah injeksi pilocarpin
Tes motoris, VMT (voluntary muscle test)
dan selalu bandingkan kanan dan kiri
anggauta tubuh
Imunologi Morbus Hansen
1. Respon Imun Non Spesifik (RINS)
Lini awal proteksi kekebalan tubuh bekerja scr mekanis,
fisiologis/kimiawi
Sel yg paling berperanan dlm fagosit M. leprae adl monosit
(dilisiskan 95%)
Sebag besar M.leprae dpt melewati RINS ini dan mengikuti
monosit dlm aliran darah
M.leprae tdk terbunuh bahkan dpt berkemb biak tanpa
terdeteksi RINS ini (Trojan Horse Phenomenon)
Lepas dr monosit M. leprae mencari sel dg pertahanan lemah
Sel Schwann (tdk memiliki MHC tipe II)
Imunologi Morbus Hansen
INDETERMINATE
KLINIS HISTOPATOLOGI
TUBERKULOID
KLINIS HISTOPATOLOGI
GAMBARAN KLINIS DAN HISTOPATOLOGI 12
BORDERLINE TUBERKULOID
KLINIS HISTOPATOLOGI
Lesi satelit
GAMBARAN KLINIS DAN HISTOPATOLOGI 13
MID.BORDERLINE
KLINIS HISTOPATOLOGI
granuloma epiteloid tanpa dikelilingi
limfosit, terdapat zona subepidermal,
tidak didapatkan sel raksasa langhans,
serta BTA dapat dijumpai dalam
jumlah sedang
BORDERLINE LEPROMATOSA
KLINIS HISTOPATOLOGI
LEPROMATOSA
KLINIS HISTOPATOLOGI
Kanan kiri
Dua buah reaksi host yang berbeda pada penyakit lepra
lepromatosa yang tampak pada kedua telinga. Pada gambar kiri,
infiltrasi yang difus terjadi begitu luas sehingga kulit telinga
terlipat, tidak terbentuk nodul. (Dikutip dari: Demis DJ: Clinical
Dermatology, 23rd revision, vol 3, unit 16-29, 1996, p.14).
LLs:
Kasus dini penyakit LL
Infiltrat difus nyata
Tersebar di seluruh
wajah & kedua telinga
LLp:
Kusta LL yang lanjut
Infiltrat difus
Simetris
Nodul-nodul pada
wajah & kedua telinga
Madarosis
LLp:
Kusta LL yang lanjut
Iinfiltrat difus
bergabung dengan
nodulus-nodulus
Pada alis mata, pipi,
cuping hidung dan
dagu ataupun pada
kedua cuping telinga
LLp:
Kusta LL yang lanjut
Infiltrasi difus & lesi
noduler
Gambaran histopatologi dg Fite Faraco
stain
Borderline Borderline
Tuberkuloid lepromatosa
tuberkuloid
Lepromatosa
Cacat pada MH
Penderita yang mempunyai resiko tinggi mendapat
cacat :
Penderita yang terlambat berobat MDT
Dengan reaksi lepra inflamasi
Banyak lesi kulit
REAKSI LEPRA 16
Reaksi tipe 1 / RR
Muatan Peningkatan
antigen 2 subtype:
respon imun
yang seluler a. Upgrading
terdeteksi (eritem,edema,nye b. Downgrading
meningkat ri, dan demam)
REAKSI LEPRA 18
Reaksi tipe 1 / RR
REAKSI LEPRA 19
Respon imun
humoral
Tipe BL dan LL
(paling banyak)
Ikatan Ag dan Ab
Terjadinya ENL kompleks imun
Pengobatan lepra PB
PENGOBATAN LEPRA 21
Pengobatan lepra MB
PENGOBATAN REAKSI LEPRA 22
Prednison
Lampren
MTX
Thalidomide
siklosporin
ENL
ALGORITMA 22