Anda di halaman 1dari 12

CASE VIGNET

Hipersomnia

Nama :
Tessa Carolina (112018088)
Alfat Hidayat (1920221140)
Muhammad Nafi (1920221126)

PEMBIMBING:

dr. Safyuni Naswati, Sp.KJ

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN JIWA


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
RUMAH SAKIT JIWA DR. SOEHARTO HEERDJAN
PERIODE 08 FEBRUARI 2020 – 06 MARET 2020
LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Tessa Carolina

Alfat Hidayat

Muhammad Nafi

Periode : 08 Februari 2021-06 Maret 2021

Judul : Hipersomnia

Tanggal Pengumpulan : 17 Februari 2021

Nama Pembimbing : dr. Safyuni Naswati, Sp.KJ

Jakarta, 16 Februari 2021


Yang Mengesahkan,

dr. Safyuni Naswati, Sp.KJ


FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA, UPN & UIN

KEPANITERAAN KLINIK
STATUS ILMU JIWA
FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA, UPN & UIN
Hari/Tanggal Ujian/Presentasi Kasus:

Dr. Pembimbing : dr. Safyuni, Sp.KJ

I. IDENTITAS PASIEN
Nama (inisial) : Tn. J
Tempat & tanggal lahir : Johannesburg, 01 Januari 1993
Usia : 28 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Suku bangsa : Afrika-Amerika
Agama : Kristen
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Akuntan
Status perkawinan : Belum Menikah

II. RIWAYAT PSIKIATRIK


A. KELUHAN UTAMA
Pasien datang sendiri ke RS dengan keluhan selalu ingin tidur pada siang hari bahkan saat
bekerja.
B. RIWAYAT GANGGUAN SEKARANG
1. Kebiasaan pola tidur bangun,apa ada perubahan :
 Waktu tidur dan bangun : 10.00 - 06.30
 Jumlah jam tidur : 8 jam
 Kualitas tidur : baik
 Apakah mengalami kesulitan tidur : tidak
 Apakah sering bangun saat tidur : tidak
 Apakah mengalami mimpi yang mengancam : tidak
 Apakah tidur siang : setidaknya sekali seminggu pada hari kerja. terkadang tidur siang
karena mengantuk selama 20-60 menit di tempat kerja
2. Dampak pola tidur terhadap fungsi sehari-hari
 Apakah merasa segar saat bangun : tidak, tetap mengantuk
 Apa yang terjadi jika kurang tidur : mengantuk
 Tingkat energi sehingga mampu melaksanakan aktivitas sehari-hari : berkurang
3. Alat bantu tidur 
 Apa yang anda lakukan sebelum tidur : Berbaring saja sambil memejamkan mata
 Apakah menggunakan obat-obatan untuk membantu tidur : tidak
 Ceritakan ruangan/lingkungan yang anda sukai untuk tidur : kamar sendiri
4. Gangguan tidur/factor-faktor kontribusi
 Jenis gangguan tidur : hipersomnolen
 Kapan masalah itu terjadi : sejak10 tahun lalu
 Apakah ada penyakit yang mempengaruhi tidur anda : tidak
 Bagaimana masalah tersebut dapat mempengaruhi kehidupan sehari-hari : kerjaan
terganggu, hubungaan sosial tidak baik, dan waktu menjadi tidak efektif.
 Apa upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut : minum kopi 8-10
cangkir setiap hari namun tidak membantu
C. RIWAYAT GANGGUAN SEBELUMNYA
Pasien belum pernah mengalami gangguan psikiatrik maupun gangguan medik seperti
kejang demam, trauma kepala, dan penurunan kesadaran sebebulmnya.
Pasien tidak menggunakan zat psikoaktif.
Pasien pernah mengeluhkan gejala yang sama sejak tahun pertama di perguruan tinggi

D. RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI


1. Riwayat perkembangan fisik :
Pasien merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Pasien dilahirkan dengan persalinan
normal ditolong dokter. Tidak ada kelainan pada proses tumbuh kembang dari bayi
sampai dewasa. Tidak ada riwayat trauma kepala, kejang, operasi dan patah tulang.
2. Riwayat perkembangan kepribadian :
 Masa kanak-kanak : pasien mengalami perkembangan kepribadian seperti anak
seusianya. Mulai dari kanak-kanak mampu aktif bergaul dengan orang lain di
lingkungannya.
 Masa remaja : pasien memiliki hubungan yang baik dengan keluarganya.
 Masa dewasa : pasien belum menikah

3. Riwayat pendidikan : Pendidikan terakhir pasien adalah S1 akuntansi.


4. Riwayat pekerjaan: Bekerja
5. Kehidupan beragama: beragama Kristen dan rajin beribadah ke gereja
6. Kehidupan sosial dan perkawinan : Pasien belum menikah.

E. RIWAYAT KELUARGA

: Laki-laki normal : Lak-laki sakit

: Perempuan normal
F. SITUASI KEHIDUPAN SOSIAL SEKARANG
Pasien tinggal sendirian. Pasien ikut membantu keuangan keluarga dengan bekerja.
Penghasilannya cukup untuk kebutuhan pribadi dan keluarga.

III. STATUS MENTAL


a) Deskripsi Umum :
1. Penampilan : rapi, sesuai dengan usia
2. Perilaku dan aktivitas psikomotorik : normal
3. Sikap terhadap pemeriksa : koperatif
b) Mood dan Afek :
1. Mood : eutim 
2. afek : luas
3. Keserasian : sesuai
4. Pembicaraan : pasien berespon normal dengan arahan pewawancara
c) Pikiran dan Persepsi :
1. Halusinasi : tidak ada
2. Auditorik : tidak ada
3. Visual : tidak ada
4. Ilusi : tidak ada
5. Depersonalisasi : tidak ada
6. Derealisasi : tidak ada
d) Sensorium dan Fungsi Kognitif :
1. Taraf pendidikan : S1
2. Pengetahuan umum :baik
3. Kecerdasan : rata-rata
4. Konsentrasi : baik (pasien fokus saat diajak bicara)
5. Orientasi
a. Waktu : baik, pasien mengatakan waktu saat wawancara adalah di rumah
sakit jiwa.
b. Tempat : baik, pasien mengatakan bahwa ia saat ini berada di RSJSH
c. Orang : baik, pasien mengetahui bahwa pemeriksa adalah dokter
d. Situasi : baik
6. Daya ingat
a. Tingkat
 Jangka panjang : Baik (pasien dapat mengetahui tahun kelahiran dengan
tepat)
 Jangka pendek : Baik (pasien dapat menceritakan makan apa untuk
sarapan)
 Segera : Baik (pasien dapat menyebutkan kembali benda yang di
sebut diawal percakapan)
b. Gangguan : Tidak ditemukan adanya gangguan.
7. Pikiran abstraktif
Persamaan : Baik (dapat memberitahukan persamaan pulpen dan pensil)
Perbedaan : Baik (pasien dapat membedakan pulpen dan pensil)
8. Visuospasial : baik (pasien dapat menggambarkan arah jarum jam dengan tepat)
9. Kemampuan menolong diri sendiri : baik (mampu mandi, BAB dan BAK sendiri,
makan sendiri)

e) PENGENDALIAN IMPULS : tidak terganggu


f) Daya nilai :
Norma social : Baik
Uji daya nilai : Baik
Penilaian realitas: Terganggu
g) Tilikan :
Tilikan 4 : pasien menyadari dirinya sakit dan butuh bantuan namun tidak memahami
penyebab sakitnya

IV. PEMERIKSAAN FISIK


A. STATUS INTERNUS
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : compos mentis
3. IMT : 29 kg/m2 (Overwight)
4. Tensi : 120/80 mmHg
5. Nadi : 90x/menit
6. Suhu badan : 36,5°C
7. Frekuensi pernafasan : 20x/menit
8. Bentuk tubuh : Normal
9. Sistem kardiovaskuler : Dalam batas normal
10. Sistem respiratorius : Dalam batas normal
11. Sistem gastro-intestinal : Dalam batas normal
12. Sistem musculo-sceletal : Dalam batas normal
13. Sistem urogenital : Dalam batas normal
Kesimpulan : Hasil pemeriksaan pada status internus tidak ditemukan kelainan.
B. STATUS NEUROLOGIK
1. Saraf kranial (I-XII) : Dalam batas normal
2. Gejala rangsang meningeal : Dalam batas normal
3. Mata : Dalam batas normal
4. Pupil : Dalam batas normal
5. Ofthalmoscopy : Belum dilakukan pemeriksaan
6. Motorik : Dalam batas normal
7. Sensibilitas : Dalam batas normal
8. Sistim saraf vegetatif : Belum dilakukan pemeriksaan
9. Fungsi luhur : Fungsi Bahasa: baik
Fungsi memori (ingatan): baik
Fungsi orientasi: baik
10. Gangguan khusus : Tidak ditemukan gangguan
Kesimpulan : Hasil pemeriksaan pada status neurologik tidak ditemui kelainan.

V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Usulan
1. Neuroimaging
2. Polisomnografi (PSG) : untuk membuang DD mengenai Narkolepsi

VI. EVALUASI MULTI AKSIAL


Aksis I : (F51.1) Gangguan Hipersomnia
Aksis II : tidak ada
Aksis III : belum ada diagnosis
Aksis IV : ada masalah pekerjaan dan hubungan sosial
Aksis V : GAF 70-61
Hipersomnia
Merupakan kondisi yang ditandai dengan episode berulang kantuk di siang hari yang berlebihan
atau tidur nyenyak di malam hari yang berlebihan. Orang yang mengalami hipersomnia dapat
tertidur kapan saja, misalnya di tempat kerja atau saat mereka mengemudi. Mereka mungkin
memiliki masalah terkait tidur lainnya, termasuk kurangnya energi dan kesulitan berpikir jernih.
 Etiologi
- Hipersomnia primer diduga disebabkan oleh masalah dalam sistem otak yang mengontrol
fungsi tidur dan bangun.
- Hipersomnia sekunder adalah hasil dari kondisi yang menyebabkan kelelahan atau
kurang tidur. Misalnya, sleep apnea.
- Masalah fisik, seperti tumor, trauma kepala, atau cedera pada sistem saraf pusat
- Pengobatan tertentu, atau menghentikan obat tertentu ketika sudah kecanduan (putus
obat), juga dapat menyebabkan hypersomnia
- Kondisi medis termasuk multiple sclecrosis , depresi, ensefalitis, epilepsi, atau obesitas
- Predisposisi genetik terhadap hIpersomnia
 Gambaran Klinis
- Rasa kantuk pada siang hari yang berlebihan dan atau transisi yang memanjang dari saat
mulai bangun tidur sampai sadar sepenuhnya (sleep drunkenness);
- Gangguan tidur terjadi setiap hari selama lebih dari 1 bulan dan mempengaruhi fungsi
dalam sosial dan pekerjaan;
- Tidak ada gejala tambahan "narcolepsy" (cataplexy, sleep paralysis, hypnagogic
hallucination) atau bukti klinis untuk "sleep apnoe" (nocturnal breath cessation, typical
intermittent snoring sounds, etc.);
- Tidak ada kondisi neurologis atau medis yang menunjukkan gejala rasa kantuk pada
siang hari.
- Bila hipersomnia hanya merupakan salah satu gejala dari gangguan jiwa lain, misalnya
Gangguan Afektif, maka diagnosis harus sesuai dengan gangguan yang mendasarinya.
 Pedoman Diagnosa Hipersomnia
- Buku harian tidur: Anda merekam waktu tidur dan terjaga sepanjang malam untuk
melacak pola tidur
- Skala Kantuk Epworth: Anda menilai kantuk Anda untuk menentukan tingkat
keparahan kondisi
- Beberapa tes latensi tidur: Anda tidur sebentar di siang hari. Tes ini mengukur jenis-
jenis tidur yang Anda alami
- Polysomnogram: Anda tinggal di sebuah pusat tidur semalam. Mesin memonitor
aktivitas otak, gerakan mata, detak jantung, kadar oksigen, dan fungsi pernapasan.
 Diagnosis Banding
- Parasomnia : Sekumpulan gejala tidak menyenangkan yang terjadi saat hendak tidur,
sudah terlelap, atau terbangun dari tidur. Gangguan ini bisa berupa gerakan, perilaku,
emosi, persepsi, hingga mimpi yang tidak wajar. Meski begitu, pengidap parasomnia
tetap dalam keadaan tertidur sepanjang kejadian berlangsung.
- Dissomnia : gangguan tidur yang memiliki karakteristik terganggunya jumlah, kualitas,
atau waktu tidur. 
- Narkolepsi :Rasa ngantuk yang berlebihan di siang hari. Terjadi 2-6 kali seharidan
berlangsung 10 hingga 20 menit.
- Abulia : Ketidakmampuan dalam mnentukan pilihan dan menurunnya keinginan untuk
melakukan aktivitas sehari-hari dan memilih tidur daripada beraktivitas.

VII. PROGNOSIS
Kesimpulan prognosis
1. Quo ad vitam : bonam
2. Quo ad functionam : dubia ad bonam
3. Quo ad sanationam : dubia ad bonam
VIII. DAFTAR MASALAH
1. Pasien selalu ingin tidur pada siang hari.
2. Kerjaan terganggu, hubungaan sosial tidak baik, dan waktu menjadi tidak efektif.
3. Seperti memikirkan banyak hal.
4. Jam tidur pasien cukup (22.00-04.30)
IX. TERAPI
a) Tatalaksana non farmakologis
1. Pendekatan hubungan antara pasien dan dokter, tujuannya:
 Untuk mencari penyebab dasar dan pengobatan yang adekuat
 Sangat efektif untuk pasien gangguan tidur kronik
 Untuk mencegah komplikasi sekunder yang diakibatkan oleh penggunaan
obat hipnotik,alkohol, gangguan mental
 Untuk mengubah kebiasaan tidur yang jelek
2. Psikoedukasi mengenai kebiasaan tidur yang baik (sleep hygiene education)
3. Mempertahankan kebiasan sleep hygiene pasien, meliputi:
 Relaksasi pada sore hari
 Tidur dan bangun pagi pada jam yang sama setiap hari
 Melakukan kegiatan yang menyenangkan seperti membaca buku atau
mendengarkan music hingga lelah
 Tidak makan ditempat tidur
 Menghindari tidur siang
 Mehindari konsumsi kopi, teh, rokok dan alcohol
 Jika pasien tidak bisa tertidur dalam waktu 20 menit, menganjurkan untuk
bangun dari tempat tidur dan mencobanya kembali setelah merasa
mengantuk
 Berikan suasana tidur yang nyaman dan sejuk
 Olahraga pada pagi hari atau siang hari secara teratur
b) Tatalaksana farmakologi
 Modafinil 2 x 100 mg (pagi dan siang hari) atau 1 x 200 mg (pagi hari)
Merupakan stimulant sentral yang secara selektif inhibisi reuptake dopamine dan
noradrenaline.
Melakukan regular follow-up.
Terapi Hipersomnia terdiri atas obat stimulan, seperti, amfetamin yang diberikan
di pagi atau sore hari. Obat antidepresan nonsedasi seperti buproprion
(wellbutrin) dan stimulan baru seperti modafinil (provigil) juga mungkin
berguna pada beberapa pasien.

Anda mungkin juga menyukai