Anda di halaman 1dari 58

PSIKOPATOLOGI DAN HIERARKI

DIAGNOSIS GANGGUAN JIWA


Oleh:
Ruth Tio Napitupulu 1820221185
Aggi Fitiyaningsih 1820221131

Pembimbing:
dr. Ananditya Sukma Dewi Utami, Sp. KJ

Kepaniteraan Klinik Departemen Ilmu Kesehatan Jiwa


Fakultas Kedokteran Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta
Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan
Periode 11 Januari – 06 Februari 2021
PENDAHULUAN
• Psikopatologi adalah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang
tanda dan gejala dari suatu gangguan jiwa (mental disorder).
• Gangguan jiwa adalah sindroma atau pola perilaku atau psikologik seseorang,
yang secara klinis cukup bermakna, dan secara khas berkaitan dengan suatu
gejala penderitaan (distress) dan hendaya (impairment/disability) di dalam satu
atau lebih fungsi penting dari manusia.
• Tanda (sign) adalah temuan objektif yang diobservasi oleh dokter (misalkan:
muka murung, sedih, dll )
• Gejala (symptom) adalah pengalaman subjektif yang digambarkan pasien
(misalkan : mood yang depresi, lemas dll).
Gangguan
Kognisi
Gangguan Gangguan
Intelegensi Volisi
(Kemauan)

Psikopatologi

Gangguan
Gangguan Konasi
Pembicaraan (Perilaku
Gangguan Motorik)
Emosi
GANGGUAN
KOGNISI
GANGGUAN KOGNISI
• Kognisi adalah proses mental yang dengannya individu menyadari dan mempertahankan
hubungan dengan dirinya sendiri dan lingkungannya.
• Bagian – bagian proses kognisi :
– Sensasi dan persepsi
– Perhatian
– Ingatan
– Asosiasi
– Pikiran
– Kesadaran
– Wawasan / Tilikan / Insight
– Pertimbangan / Penilaian / Judgement
1. GANGGUAN PERSEPSI
• Persepsi adalah pengindraan yang disertai pengertian atau proses memindahkan
stimulasi fisik menjadi informasi psikologis (stimulasi sensoris dibawa ke kesadaran).
• Contoh gangguan persepsi :
– Ilusi
– Halusinasi
• Ilusi 🡪 persepsi yang salah (misperception ) atau interpretasi persepsi yang
salah (misinterpretation) terhadap rangsang sensoris eksternal
• Ilusi = suatu persepsi yang salah terhadap suatu stimulus yang ada 🡪 ada
objeknya tapi hanya orang yang bersangkutan yang melihatnya.
• Contoh : seseorang melihat wajah orang lain tetapi tiba-tiba wajah orang
yang dilihatnya berubah menjadi menyeramkan.
• Bentuk – bentuk ilusi :
– ilusi lihat / visual
– ilusi dengar / auditorik
– ilusi kecap / gustatorik
– ilusi raba / taktil
– ilusi penghidu / olfaktorik
• Halusinasi : persepsi sensoris yang palsu yang tidak berkaitan dengan rangsang eksternal yang
nyata.
• Bentuk- bentuk halusinasi :
– halusinasi dengar/ auditorik : persepsi bunyi yang palsu.
– halusinasi lihat/visual : persepsi palsu tentang penglihatan yang berupa citra yang terbentuk dan citra
yang tidak berbentuk (sering pada gangguan organik).
– halusinasi penghidu/olfaktorik : persepsi bau yang palsu (sering pada gangguan organik).
– halusinasi raba/taktil : persepsi palsu tentang perabaan atau sensasi permukaan, seperti sensasi dari
tungkai yang diamputasi (phantom limb), sensasi adanya gerakan pada kulit atau di bawah kulit
( formication ).
– halusinasi kecap/gustatoris : persepsi rasa kecap yang palsu ( sering pada gangguan organik ).
– halusinasi somatik : persepsi palsu tentang sesuatu hal yang terjadi di dalam tubuh atau terhadap
tubuh, paling sering berasal dari organ visceral.
– halusinasi hipnogogik : persepsi yang palsu terjadi saat akan tertidur ; biasanya dianggap tidak
patologis.
– halusinasi hipnopompik : persepsi yang palsu terjadi saat akan bangun dari tidur ; biasanya dianggap
tidak patologis.
2. GANGGUAN DAYA INGAT
• Amnesia: ketidakmampuan untuk mengingat sebagian atau keseluruhan pengalaman masa lalu; mungkin berasal dari gangguan
organik atau proses emosional.
– anterograd (anterogade): amnesia untuk peristiwa yang terjadi setelah suatu titik waktu.
– Retrogad (retrogade): amnesia untuk peristiwa yang terjadi sebelum suatu titik waktu.
• Paramnesia: pemalsuan ingatan akibat distorsi pengingatan.
– fausse reconnaissance: pengenalan yang palsu.
– Pemalsuan retrospektif: ingatan menjadi terdistorsi secara tidak diharapkan (tidak disadari) saat disaring melalui
keadaan emosional, kognitif, dan pengalaman seorang individu saat ini.
– Konfabulasi: pengisian kekosongan ingatan secara tidak disadari oleh pengalaman yang dibayangkan atau tidak nyata
yang dipercayai seseorang tetapi tidak mempunyai dasar kenyataan; paling sering berhubungan dengan patologi organik.
– Deja vu: ilusi pengenalan visual di mana suatu situasi yang baru secara keliru dianggap sebagai suatu pengulangan
ingatan sebelumnya.
– Deja entendur: ilusi pengenalan auditoris.
– Deja pense: ilusi bahwa suatu pikiran baru dikenali sebagai suatu pikiran yang sebelumnya telah dirasakan atau
diekspresikan.
– Jamais vu: perasaan palsu ketidak kenalan terhadap situasi nyata yang sesungguhnya telah dialami oleh seseorang.
– Memori yang salah (false memory): rekoleksi dan kepercayaan terhadap suatu peristiwa yang sesungguhnya tidak nyata
terjadi.
• Hiperamnesia: peningkatan derajat penyimpanan dan pengingatan.
• Screen memory: ingatan yang dapat ditoleransi secara sadar menutupi ingatan yang
menyakitkan
• Represi: suatu mekanisme pertahanan ditandai oleh pelupaan secara tidak disadari terhadap
gagasan atau impuls yang tidak dapat diterima.
• Letologikal: ketidakmampuan sementara untuk mengingat suatu nama atau suatu kata benda
yang tepat.
• Blackout: amnesia terhadap perilaku yang mereka telah lakukan (dialami oleh peminum
alkohol) selama suatu kurun waktu meminum alkohol; keadaan ini biasanya mengindikasikan
telah terjadinya suatu kerusakan otak yang masih bersifat reversible.
TINGKAT DAYA INGAT
Segera (immediate) reproduksi atau pengingatan hal-hal yang ditangkap dalam beberapa detik
sampai menit.
Baru (recent) pengingatan peristiwa terhadap hal-hal yang telah lewat beberapa hari.

Agak lama (recent pengingatan peristiwa terhadap hal-hal yang telah lewat selama beberapa bulan.
past)
Jangka lama (remote) pengingatan peristiwa terhadap hal-hal yang telah lama terjadi
3. GANGGUAN PIKIRAN
• Pikiran adalah tujuan yang terarah dari arus ide-ide, simbol dan hubungan- hubungan yang
ditimbulkan oleh suatu masalah / tugas yang mengarah ke kesimpulan orientasi riil. dan ketika
suatu urutan yang logis terjadi, berpikir adalah normal.
• Bentuk gangguan pikiran:

Gangguan bentuk pikiran

Gangguan jalan pikiran

Gangguan isi pikiran


Gangguan bentuk pikiran

• Autistik: berfikir dipimpin / dipengaruhi oleh hal-hal yang


sadar lepas dari pengawasan logika atau terjadi hendaya dalam
daya pikir realitas dan terpreokupasi dengan dunia pribadinya 🡪
Autistik tidak sama dengan melamun atau berkhayal.
• Dereistik: aktivitas mental yang tidak sesuai dengan logika atau
pengalaman. Sering istilah ini digunakan agak sama dengan
autistik.
Gangguan jalan pikiran
• Jalan pikiran adalah cara dan lajunya proses asosiasi dalam pikiran.
• Bentuk – bentuk gangguan jalan pikiran :
– Sirkumstansial
– Tangensial
– Inkoherensi
– Asosiasi Longgar
– Perseverasi
– Verbigerasi
– Loncat gagasan (flight of ideas)
– Asosiasi bunyi (clang associations)
– Ekolalia
– Neologisme
– Word salad
– Blocking and derailment
CONTOH:
SIRKUMSTANSIAL
Penyampaian gagasan secara berbelit dan cenderung terpaku pada detail
• D : Apa yang membawa anda ke sini?
• P : Biarkan saya menjelaskan. Saya ingat ketika berusia 8 tahun saya mempunyai
noda kotor di celana. Saya tidak mungkin membersihkannya dengan baik. Saya
selalu merasa bahwa saya mengkontaminasi diri sendiri. Saya mengotori baju saya.
Kotoran di baju mengotori saya. Ketika saya melihat ke belakang saya ingin melihat
saya bersih atau saya sudah mengotori kursi. Karena itu mengapa saya melihat ke
belakang untuk melihat apakah ada tanda kotoron itu. Saya tahu hal ini bodh.
Bahkan jika saya tidak membersihkan dengan sempurna akan tetap ada di baju saya.
Saya rasa bahwa saya harus selalu melihat ke belakang setiap saat. Hal itu yang
membuat saya ke sini.
TANGENSIAL
Ketidakmampuan untuk mempertahankan gagasan bertujuan
• D : Apa yang membawa anda ke sini ?
• P : Saya mempunyai perasaan ini. Saya mempunyai perasaan ini setiap saat. Semua
mengatakan itu disekeliling saya. Dapatkan anda membayangkan bagaimana jika hal
itu menyebar? Ini adalah pekerjaan pertama saya. Kemudian dengan tetangga saya.
Sekarang tampak dimana-mana.

VERBIGERAS
I
Pengulangan kata tanpa tujuan
• D: "Bapak kalau di rumah ngapain aja?“
• P: "DVD film, DVD film, DVD film."
INKOHERENSI
Gagasan satu dengan lain tidak berhubungan, tidak logis, secara keseluruhan
tidak dapat dimengerti
D: "Bapak sudah mandi?”
P: "Malam, ayam, pergi, cari, uang, dok."

ASOSIASI LONGGAR
Bentuk lebih ringan dari inkoherensi.
Contoh : Saya mau makan. Semua orang dapat berjalan.
PERSERVERAS
I
Mengulang frase dan kata yang sama, bahkan jika subyek berubah tetap berada dalam tema
yang sama. Pengulangan gagasan secara persisten/tidak responsif terhadap stimulus baru.
• D: "Bapak, nama saya siapa?“
• P: "Sherly.“
• D: "Kalau yang pakai kerudung putih itu siapa?“
• P: "Sherly.“
• D: "Kalau yang baju merah itu namanya siapa?“
• P: "Sherly."

CLANG ASSOCIATIONS (ASOSIASI BUNYI)


Tidak logik dan tidak bermakna, tapi mempunyai persamaan bunyi
Contoh : Saya mau makan di Tarakan, seakan-akan berantakan.
NEOLOGISME
Kata baru yang diciptakan oleh pasien, sering kali dengan mengkombinasikan
suku kata dari kata-kata lain, untuk alasan keanehan psikologis.
• D: "Bapak tadi malam bisa tidur?“
• P: "Ngasa, dok.“
• D: "Ngasa itu apa, Pak?“
• P: "Nggak bisa, dok (sambil tertawa)."

FLIGHT OF IDEAS
Gagasan yang bertubi-tubi melompat dari satu topik ke topik lain
Contoh :
”Waktu saya datang ke rumah sakit, kakak saya baru dapat SIM, lalu untung
saya pakai kemeja biru, hingga pak dokter menanyakan apakah sudah makan”
BLOCKING AND DERAILMENT
Blocking adalah arus pikir tiba-tiba terputus, sesudah berhenti pasien memulai dengan pikiran yang
baru, disebut derailment.
Contoh :
• D : Apa yang membawa anda ke sini?
• P : Saya punya pendapat ini dengan tetangga saya dan mereka memulai untuk …..(berhenti)
Seharusnya tidak ada seorangpun yang mendukung orang itu

Jika ditanya apa yang terjadi ketika pasien blocking, dapat menjelaskan bahwa tiba-tiba hilang
pikiran. → Petit mal

WORD SALAD
Campuran kata dan frasa yang inkoheren.
• D: "Bapak tinggal di mana, Pak?"
• P: "Cing cangkeling, welcome dok, bosan pisan abdi.
GANGGUAN ISI PIKIR
Obsesi • merupakan suatu isi pikiran atau ide yang mendesak kedalam pikiran, yang
(tidak dapat berulang-ulang dan berada diluar kemauan yang bersangkutan, mendorong
dikendalikan orang tersebut untuk melakukan tindakan tertentu.
) • Pikiran yang berulang-ulang menimbulkan ketegangan 🡪 untuk melepaskan
ketegangan tersebut adalah dengan melakukannya. Impuls obsesi merupakan
tindakan yang ada diluar kendali.
• Kompulsi adalah tindakan yang dihasilkan dari impuls obsesi. Ciri orang
tersebut adalah sulit membuat keputusan, sangat hati-hati dan menginginkan
ketepatan pada kesempatan.
Preokupasi suatu jenis isi pikiran dimana pikirannya untuk waktu yang lama berpusat atau terfokus
(dapat pada satu fokus objek tertentu. Tapi jika dialihkan dengan hal-hal yang disukai, fokusnya
dikendalikan dapat hilang.
)
Delusi suatu keyakinan yang salah tapi oleh yang bersangkutan dipercaya sebagai suatu
(Waham) kebenaran, tidak bisa digoyahkan dan tidak sesuai dengan latarbelakang (pendidikan,
sosial) yang bersangkutan.
Fobia rasa takut patologis yang persisten, irrasional, berlebihan, dan selalu terjadi terhadap suatu
jenis stimuli atau situasi tertentu ; menyebabkan keinginan yang memaksa untuk
menghidari stimuli yang ditakuti.
JENIS WAHAM
• Bizzare
– Keyakinan yg keliru, mustahil, dan aneh (ex: makhluk luar angkasa menanamkan elektroda di otaknya)
• Sistematik
– Keyakinan yg keliru yg disatukan oleh satu peristiwa atau tema tunggal (ex: merasa dikejar oleh agen
CIA/FBI)
• Nihilistik
– perasaan yg keliru bahwa diri dan lingkungannya atau dunia tidak ada atau menuju kiamat.
• Somatik
– keyakinan yg keliru melibatkan fungsi tubuh (cth: yakin otaknya meleleh, kepala mengecil)
• Paranoid
– Kebesaran 🡪 konsep seseorang akan arti penting diri, kekuatan atau identitas terlalu dibesar-besarkan
– Kejar 🡪 kepercayaan yang salah pada seseorang yg merasa dirinya dilecehkan, dicurangi, atau dikejar
(keluarga yg berkomplot merugikan, merusak, mencederai)
– Rujukan 🡪 tingkah laku orang lain pasti akan memfitnah, membahayakan, atau akan menjahati dirinya.
– Dikendalikan 🡪 keinginan, pikiran, atau perasaannya dikendalikan oleh kekuatan dari luar. (thought
withdrawl, thought insertion, thought broadcasting, thought control)
• Cemburu 🡪 berasal dari cemburu patologis tentang pasangan yang tidak setia.
• Eurotomania 🡪 biasanya pada perempuan, merasa yakin bahwa seseorang sangat mencintainya.
4. GANGGUAN KESADARAN
Kesadaran / Consciousness = Keadaan siaga = State of awareness
Gangguan Kesadaran:
• Kesadaran menurun (Somnolence 🡪 Coma)
• Delirium 🡪 suatu sindrom yang terdiri dari pengaburan kesadaran disertai ribut, gelisah ,
orientasi terganggu.
• Twilight State, Dream like state 🡪 gangguan kesadaran dengan halusinasi.
• Confusion 🡪 gangguan kesadaran yang ditandai dengan tidak sesuainya reaksi terhadap
stimulus lingkungan ; dimanifestasikan dengan adanya gangguan orientasi yang berkaitan
dengan tempat, waktu dan orang.
GANGGUAN TILIKAN (INSIGHT)
• Tilikan adalah kemampuan sesorang untuk memahami sebab sesungguhnya dan arti dari suatu situasi
(termasuk di dalamnya dari gejala itu sendiri).
• Dalam arti luas, tilikan sering disebut sebagai wawasan diri yaitu pemahaman seseorang terhadap kondisi dan
situasi dirinya dalam konteks rialitas sekitarnya. Dalam arti sempit, merupakan pemahaman pasien terhadap
penyakitnya.
• Tilikan terganggu artinya kehilangan kemampuan untuk memahami kenyataan objektif akan kondisi
dan situasi dirinya.

JENIS TILIKAN (INSIGHT)


Derajat 1 Penyangkalan total terhadap penyakitnya.

Derajat 2 Ambivalensi terhadap penyakitnya.

Derajat 3 Menyalahkan faktor lain sebagai penyebab penyakitnya.

Derajat 4 Menyadari dirinya sakit dan butuh bantuan, namun tidak memahami penyebab sakitnya.

Derajat 5 Menyadari penyakitnya dan faktor-faktor yang berhubungan dengan penyakitnya, namun tidak
menerapkan dalam perilaku praktisnya.
Derajat 6 Menyadari sepenuhnya tentang situasi dirinya disertai dengan motivasi untuk mencapai perbaikan.
GANGGUAN KONASI
(MOTOR BEHAVIOR / PERILAKU
MOTORIK)
GANGGUAN KONASI
Konasi adalah kemampuan untuk memulai
suatu gerakan dan meliputi dorongan-dorongan,
insting, harapan, motivasi dan idaman,
yang dinyatakan oleh tingkah laku atau aktivitas
motorik.
Klasifikasi
Otomatisme
04
Echopraxia
01 Peniruan pergerakan yang
patologis seseorang pada orang
Tindakan atau tindakan-tindakan
yang otomatis yang biasanya
lain mewakili suatu aktivitas simbolik
yang tidak disadari.

Stereotipik Mimikri
02 Pola tindakan fisik atau bicara
yang terfiksasi dan berulang.
05 Aktivitas motorik tiruan dan
sederhana pada anak-anak.

Mannerisme
03 Pergerakan tidak disadari yang
mendarah daging dan kebiasaan.
06 Coprolalia
Bicara kotor, memakan kotoran .
Klasifikasi
Katatonia
07 Kelainan motorik dalam gangguan
non organik.

Furor Katatonik (Catatonic Exitement)


A Aktivitas motorik yang terintegrasi, tidak bertujuan
dan tidak dipengaruhi oleh stimuli eksternal.

Posturing Katatonik
B Penerimaan postur yang tidak sesuai atau aneh
yang disadari, biasanya dipertahankan dalam
waktu yang lama.

C Stupor Katatonik
Penurunan aktivitas motorik yang nyata, seringkali
sampai titik imobilitas dan tampaknya tidak
menyadari sekeliling.

Catatonic
Rigiditas Katatonik
D Penerimaan postur yang kaku yang disadari,
menuntun usaha untuk di gerakkan.

Cerea Flexibilitas
E (waxy flexibility)
Catatonic Rigirdity
Seseorang dapat diatur dalam suatu posisi yang
kemudian dipertahankannya ; jika pemeriksaan
menggerakkan anggota tubuh pasien, anggota tubuh
terasa seakan terbuat dari lilin.

Akinesi
F Berkurangnya pergerakan fisik, sebagaimana dapat
di temukan pada skizofrenia katatonia yang
mengalami imobilitas ekstrim, dapat juga terjadi
sebagai suatu efek samping extra piramidal akibat
pemberian obat anti psikotik.

Katalepsi
G Hilangnya tonus otot dan kelemahan secara
sementara yang dicetuskan oleh berbagai keadaan
emosional. waxy flexibility
Klasifikasi
Aktif : melakukan sebaliknya dari apa yang
Negativisme
08 Tahanan tanpa motivasi terhadap
semua usaha untuk digerakan
diperintahkan

Pasif : tidak melakukan apa yang disuruh


atau tahanan tanpa motivasi
terhadap semua intruksi

09 Mutisme
Tidak bersuara tanpa kelainan
struktural.

Hipoaktivitas (hipokinesis)

10 Penurunan aktivitas motorik dan kognitif,


seperti pada retardasi psikomotor,
perlambatan pikiran, pembicaraan dan
pergerakan yang terlihat.
Klasifikasi
Astasia abasia

11
Ketidakmampuan untuk berdiri/berjalan dalam suatu
gaya yang normal, sekalipun gerakan kaki yang normal
dapat dilakukan dalam posisi duduk atau berbaring.
Gaya berjalan terkesan aneh dan tidak terkesan adanya
lesi organik yang spesifik. Dapat dijumpai pada
gangguan konversi.
Astasia Abasia

Twirling
12 Gerakan yang terus menerus
memutarkan kepala menurut arah
kemana kepala tersebut menoleh,
suatu tanda pada anak autisme.
Klasifikasi
Overaktivitas
13 Terbagi menjadi :
1. Agitasi psikomotor : overaktivitas motorik dan kognitif yang
berlebihan, biasanya tidak produktif dan sebagai respons dari
ketegangan dari dalam (inner tension.).
2. Hiperaktivitas (hiperkinesis) : kegelisahan, aktivitas
destruktif, sering kali berhubungan dengan patologis otak.
3. Tidur berjalan / sonambulisme : aktivitas motorik saat tidur.
4. Kompulsi : impul yang tidak terkontrol untuk melakukan suatu
tindakan secara berulang-ulang , misal :
⮚ Dipsomania : kompulsi untuk minum alkohol
⮚ Kleptomania : kompulsi untuk mencuri
⮚ Nimfomania : kompulsi untuk melakukan hubungan
seks dan kompulsi pada seorang wanita
⮚ Satiriasis : kompulsi untuk melakukan hubungan seks
dan kompulsi pada laki-laki.
⮚ Trikotilomania : kompulsi untuk mencabut rambutnya
sendiri.
GANGGUAN EMOSI
Emosi adalah suatu komplek keadaan perasaan
dengan komponen psikis, somatik, dan perilaku
yang berhubungan dengan mood dan afek.

Mood adalah suatu emosi yang meresap dan


dipertahankan , yang dialami secara subjektif
dan dicetuskan oleh dirinya sendiri dan terlihat
oleh orang lain.

Afek : nada perasaan yang menyenangkan /


tidak yang menyertai suatu pikiran dan biasanya
berlangsung lama, kurang disertai komponen
fisiologik. (Ekspresi emosi yang terlihat)
GANGGUAN EMOSI
Gangguan Mood

Mood yang meluap-luap


Mood disforik ( expansive mood )
Mood yg tidak menyenangkan. Ekspresi perasaan seseorang
tanpa pembatasan , sering kali
dengan penilaian yang
Mood iritabel berlebihan terhadap
kepentingan atau makna.
Mood yang dengan mudah
diganggu atau dibuat
marah.
Mood yang tinggi
Mood yang labil (elevated mood )
Pergeseran yang cepat dan Suasana kepercayaan diri
tiba-tiba antara euforia dan dan kesenangan yang
depresi tinggi.
Gangguan Afek
✔ Afek yang tidak sesuai ( Inappropriate Affect )
Ketidakharmonisan antara irama perasaan emosional
dengan gagasan, pikiran, atau pembicaraan yang
menyertainya.

✔ Afek yang tumpul ( Blunted Affect )


Penurunan yang berat pada intensitas irama perasaan yang
diungkapkan keluar.

✔ Afek yang datar ( flat affect )


Tidak ada atau hampir tidak adanya tanda ekspresi afek ;
suara yang monoton, wajah yang tidak berubah.

✔ Afek yang labil ( labile affect )


Perubahan irama perasaan yang cepat dan tiba-tiba dan tidak
berhubungan dengan stimuli eksternal.

✔ Afek yang terbatas (Restricted Or Constricted Affect)


Penurunan intensitas irama perasaan yang kurang parah daripada
afek yang tumpul tetapi jelas menurun.
Emosi yang
Menyenangkan

Euphoria Elasi Eksaltasi Ekstasi

Gembira yang Euphoria yang disertai Kegairahan yang luar


Elasi yang berlebih-
oleh tingkah laku biasa.
menyenangkan dan motorik yg agak
lebihan, sering
Perasaan ”sentausa”,
berlebihan disertai waham
berlebihan, labil, ”sejahtera”, merasa
kebesaran.
mingkin tdk sesuai dgn hidup baru kembali.
realitas orang
bersangkutan.
Emosi yang Menurun

Depresi Anhedonia Apatis Agitasi

Perasaan kesedihan Hilangnya minat dan Aktivitas motorik yang


Berkurangnya emosi
menarik diri terhadap berlebih-lebihan yang
yang patologis semua aktivitas rutin
terhadap semua hal
dihubungkan dengan
dan disertai rasa
dan aktivitas yang perasaan ketegangan dari
tidak peduli
menyenangkan, sering dalam diri.
pada depresi.
Kecemasan Ambivalensi Abreaksional Melancholia
Perasaan ketakutan Terdapatnya secara Pelepasan emosional Suatu keadaan
yang disebabkan oleh bersamaan dua setelah mengingat depresi berat
dugaan bahaya , yang impuls yang pengalaman yang
mungkin berasal berlawanan terhadap menakutkan.
dalam atau luar hal yang sama, pada
waktu yang sama
pula.
GANGGUAN
PEMBICARAAN
GANGGUAN PEMBICARAAN
Pembicaraan adalah gagasan, pikiran, perasaan
yang diekspresikan melalui bahasa; atau
komunikasi melalui penggunaan kata-kata
dan bahasa.
Klasifikasi
1. Banyak bicara ( logorrhea ) : bicara banyak sekali,
koheren dan logis.
2. Kemiskinan bicara ( poverty of speech ) : pembatasan
jumlah bicara yang digunakan ; jawaban mungkin hanya
satu kata.
3. Kemiskinan isi bicara : bicara adekuat dalam jumlah
tetapi sedikit mengandung informasi.
4. Diprosodi : kehilangan irama bicara yang normal
5. Disartia : kesulitan dalam artikulasi, bukan dalam
penemuan kata atau tata bahasa.
Klasifikasi
6. Bicara yang keras atau lemah berlebihan : hilangnya
modulasi volume bicara normal.
7. Gagap ( stuttering ) : cara berbicara yang diandai
dengan pengulangan suara atau suku kata atau kata,
atau sering gugup atau terhenti sehingga mengganggu
irama alur bicara.
8. Cluttering : cara berbicara cepat dengan gangguan
kelancaran alurnya, namun tanpa pengulangan atau
kegugupan sehingga menyebabkan kurang jelasnya
ucapan. Bicaranya kurang menentu dan kurang berirama
dengan letupan cepat, tersendat-sendat yang biasanya
melilputi pola pengungkapan yang keliru.
Gangguan afasia

1. Afasia motoric : disebabkan gangguan kognitif, bicara


terhenti-henti, susah payah, tidak akurat
2. Afasia sensoris : kehilangan kemampuan mengerti arti
kata
3. Afasia nominal : kesulitan menemukan nama yg tepat
untuk suatu benda
4. Afasia sintikal : kesulitan menyusun kata
5. Afasia logat khusus, seluruh kata yang dihasilkan
neologistik
6. Afasia global : kombinasi afasia, afasia yang berat
GANGGUAN
INTELEGENSI
GANGGUAN INTELEGENSI
Intelegensi adalah keahlian dalam memecahkan
masalah dan beradaptasi, Serta ketidakmampuan
belajar dari pengalaman hidup sehari-hari.

“Bisa terjadi pada gangguan retardasi”


Ringan (IQ 50-70)
Sedang (IQ 35-50)
Berat( IQ 20-35)
Sangat berat (IQ dibawah 20)
Klasifikasi
Diskalkulia Pseudodemensia
Hilangnya kemampuan
Content Content Gambaran klinis yg menyerupai
utk melalukan
demensia yg tdk disebabkan suatu
perhitungan 01 02 kondisi organik

Disgrafia Berpikir konkret


Hilangnya kemampuan utk Content
Content Berpikir harafiah,penggunaan
menulis dalam gaya bahasa yg kiasan yg terbatas tanpa
kursif;hilangnya struktur kata 06 03 pengertian nuansa arti

Aleksia Content Content Berpikir abstrak


Hilangnya kemampuan Kemampuan utk mengerti nuansa arti ->
membaca yg 05 04 berpikir multidimensional dgn kemampuan
sebelumnya dimiliki mengunakan kiasan dan hipotesa
DIAGNOSIS
PSIKIATRI
PEMERIKSAAN PSIKIATRI
Indirect Examination
• Anamesis
• Keterangan tentang pasien dari keluarga atau orang yang mengenalnya

Direct Examination
• Pemeriksaan fiisik (status internus dan neurologis)
• Pemeriksaan khusus psikis (penampilan umum, emosi dan afek, pikiran/ide, motorik/perilaku)

Pemeriksaan tambahan
• Uji psikologik, elektroensefalografi, CT scan, hormon
URUTAN HIERARKI

• Cara yang sistematik untuk memastikasn suatu diagnosis gangguan jiwa


• WHO mengelompokkan gangguan jiwa dalam blok-blok tertentu
berdasarkan adanya persamaan deskriptif dan menaruh blok-blok
itu berdasarkan suatu urutan hierarki
– Misal pada etiologi (organik F0 dan zat psikoaktif F1)

– Persamaan gejala dasar (gejala psikotik F2 atau gangguan mood F3)


URUTAN HIERARKI

• Pengertian urutan hierarki adalah : gangguan jiwa yang secara


hierarkies terletak pada blok urutan atas mempunyai lebih banyak
unsur gejala daripada unsur gangguan jiwa pada blok bawahnya
URUTAN HIERARKI
• F00-F09 : Gangguan mental organik dan simtomatik
• F10-F19 : Gangguan mentak dan perilaku akibat zat psikoaktif
Ciri khas : etiologi organik/fisik jelas, primer/sekunder.
• F20-F29 Skizofrenia, gangguan skizotipal dan gangguan waham
Ciri khas : gejala psikotik, etiologi organik tidak jelas.
• F30-F39 Gangguan suasana perasaan (Mood/Afektif)
Ciri khas : gejala gangguan afek (psikotik dan non-psikotik). 
• F40-F48 Gangguan neurotik, gangguan somatoform dan gangguan stress
Ciri khas : gejala non-psikotik, etiologi non-organik.
• F50-F59 Sindrom perilaku yang berhubungan dengan gangguan fisiologis dan faktor fisik
Ciri khas : gejala disfungsi fisiologis, etiologi non-organik.
URUTAN HIERARKI
• F60-F69 Gangguan kepribadian dan perilaku masa dewasa
Ciri khas : gejala perilaku, etiologi non-organik
• F70-F79 Retardasi mental
Ciri khas : gejala perkembangan IQ, onset masa kanak-kanak
• F80-F89 Ganguan perkembangan psikologis
Ciri khas : gejala perkembangan khusus, onset masa kanak-kanak
• F90-F98 Gangguan perilaku dan emosional dengan onset biasanya pada masa kanak dan
remaja
Ciri khas : gejala perilaku/emosional, onset masa kanak-kanak
• Kode Z Kondisi lain yang menjadi fokus perhatian klinis
Ciri khas : tidak tergolong gangguan jiwa
DIAGNOSIS
Klasifikasi multiaksial terdiri dari 5 aksis :
• Aksis I : Gangguan Jiwa
• Aksis II : Ciri/gangguan kepribadian
• Aksis III : Kondisi medik/fisik
• Aksis IV : Problem psiko-sosial dan lingkungan
• Aksis V : Penilaian fungsi secara global yang ditunjukkan selama pasien
wawancara dengan menggunakan kisaran kontinu dari 100
(fungsi superior) sampai 1 (fungsi sangat tertentu)
GLOBAL ASSESMENT OF FUNCTIONAL
• 100-91 🡪 Kemampuan berfungsi superior dlm berbagai aktivitas,
masalah dlm hidup tampaknya selalu dapat diatasi, disegani sesama
karena memiliki banyak kualitas positif. Tanpa gejala.
• 90-81 🡪 gejala minimal (contohnya ansietas ringan sblm ujian), berfungsi
baik di semua area, tertarik dan terlibat dalam berbagai aktivitas, efektif
secara sosial, secara umum puas dengan kehidupannya, hanya memiliki
keprihatinan atau masalah sehari-hari (contoh : kadang berdebat
dengan keluarga)
• 80-71 🡪 Gejala sementara & dapat diatasi, disabilitas ringan dalam sosial,
pekerjaan atau keluarga (contoh : sulit berkonsenterasi setelah masalah
dalam keluarga)
GLOBAL ASSESMENT OF FUNCTIONAL
• 70-61 🡪 beberapa gejala ringan dan menetap contohnya mood depresif
dan insomnia ringan atau beberapa kesulitan dlm fungsi sosial,
okupasional, atau bersekolah, namun secara umum dpt berfungsi cukup
baik, memiliki sejumlah hubungan interpersonal yang berarti.
• 60-51 🡪 gejala sedang misal afek menumpul, sesekali panik atau
kesulitan sedang dlm fungsi sosial, okupasional, atau bersekolah (hanya
punya beberapa teman, konflik dgn teman sebaya)
• 50-41 🡪 gejala serius (ide bunuh diri, ritual obsesif berat) atau adanya
gangguan serius dalam fungsi sosial, okupasional, atau bersekolah (tdk
punyateman, tdk mampu mempertahankan pekerjaan)
GLOBAL ASSESMENT OF FUNCTIONAL
• 40-31 🡪 Beberapa gangguan dalam uji realitas atau komunikasi
(contohnya pembicaraan terkadang tidak logis, kabur, atau tidak relevan)
atau gangguan mayor dalam beberapa area seperti pekerjaan atau
sekolah, hubungan keluarga, daya nilai, berpikir, atau mood (contohnya
pria depresif menghindari teman, menelantarkan keluarga, dan tidak
bekerja; anak yang kerap memukuli anak yang lebih kecil, membangkang
di rumah, dan gagal di sekolah).
• 30-21 🡪 Perilaku sangat dipengaruhi oleh waham dan halusinasi atau
gangguan serius dalam komunikasi dan daya nilai (contohnya terkadang
inkoheren, secara keseluruhan bertindak tak patut, preokupasi bunuh diri)
atau ketidakmampuan untuk berfungsi pada hampir semua area
(contohnya tetap di tempat tidur sepanjang hari; tidak punya pekerjaan,
rumah, atau teman).
GLOBAL ASSESMENT OF FUNCTIONAL
• 20-11 🡪 Sedikit berbahaya menyakiti diri sendiri atau orang lain
(contohnya percobaan bunuh diri tanpa harapan yang jelas akan
kematian, sering bersikap kasar) atau sering gagal menjaga hygiene
pribadi (berlumuran kotoran) atau gg berat dalam komunikasi (membisu)
• 10-1 🡪 Bahaya persisten untuk menyakiti diri sendiri atau orang lain
(kekerasan rekuren) atau sering gagal menjaga hygiene pribadi atau
tindakan bunuh diri serius
• 0 🡪 informasi tidak adekuat
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai