Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN KASUS

KEJANG DEMAM
KOMPLEKS

Oleh:
Adhitya Agung Indra Widianto 1820221-079
 
 
Pembimbing:
dr. Iskandar, Sp. A

KEPANITERAAN KLINIK DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CENGKARENG JAKARTA


PERIODE 1 FEBRUARI – 13 MARET 2021
IDENTITAS PASIEN
• Nama : An. A
• Umur : 5 Tahun 1 bulan
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• No. CM : 3x-xx-xx
• Agama : Islam
• Nama Ayah : Tn. R
• Pekerjaan Ayah : Buruh pabrik
• Nama Ibu : Ny. H
• Pekerjaan Ibu : Ibu Rumah Tangga
• Alamat : Rawa Buaya, Jakarta
• Masuk RS : 5 Februari 2021
ANAMNESIS
ANAMNESA

Anamnesis diperoleh melalui alloanamnesis


terhadap ibu pasien.
Keluhan Utama :
• Kejang 1 jam SMRS
Riwayat Penyakit Sekarang:
• Pasien datang ke IGD RSUD Cengkareng pukul 14.00 dengan
keluhan kejang 1 jam SMRS. Kejang berdurasi 1 menit,
sebanyak 1 kali, kejang pada seluruh tubuh, kedua tangan
mengepal, kaki kaku, mata mendelik ke atas lalu menjadi
kelojotan seluruh badan, dan setelah kejang pasien tertidur
sekitar 10 menit dan terbangun terlihat lemas.

• Ibu pasien mengatakan kejang saat pasien demam, namun


tidak mengukur suhu pasien saat demam. Pasien tidak batuk
pilek dan radang tenggorokan, BAB cair disangkal, kesakitan
saat BAK disangkal.
• Sejak 6 jam SMRS, pasien mengalami muntah disertai
demam. Muntah berisikan makanan dan cairan. Muntah
sebanyak 3 kali setiap setelah diberikan makanan oleh
ibunya. Pukul 11.00 siang, pasien diberikan obat Tolak Angin
Anak sebanyak satu kali dan keluhan muntah membaik
namun demam menetap.
• Pasien memiliki riwayat pengobatan TB pada usia 1,5 tahun.
Pengobatan selama 6 bulan. Pada saat pengobatan berjalan di
bulan ke-7, pasien mengalami demam dan kejang sebanyak 3
kali dalam kurun waktu 24 jam.

• Menurut ibu pasien, sejak umur 3 tahun hingga sekarang


pasien tidak merespon terhadap suara yang cukup pelan.
Riwayat Penyakit Dahulu :
• Keluhan serupa : diakui, pada usia 1,5 tahun, dan 3
tahun
• Riwayat opname di rumah sakit :
– Diakui, tahun 2016 di RSUD Cengkareng dengan Kejang
demam,
– tahun 2017 di RS Kalideres dengan Kejang demam dan
bronkopneumonia
Riwayat Penyakit Keluarga :
• Keluhan serupa : disangkal
• Riwayat epilepsi : disangkal

Riwayat Kehamilan :
• Pemeriksaan di : Bidan dan RS
• Frekuensi :
– Trimester I : 1x/ 1 bulan
– Trimester II : 2x/ 1 bulaN
– Trimester III : 1x/ 2 minggu
• Keluhan selama kehamilan : tidak ada
• Dirawat saat kehamilan : disangkal
• Obat-obatan yang diminum selama kehamilan : vitamin dan tablet
penambah darah.
Riwayat Kelahiran
• Pasien lahir di RS secara Sectio Caesarea dengan berat badan
lahir 3000 gram dan panjang 49 cm, langsung menangis kuat, usia
kehamilan 35 minggu dengan Oligohidramnion.

Riwayat Postnatal
• Rutin ke posyandu setiap bulan untuk menimbang dan ke
puskesmas untuk imunisasi. Namun mulai usia 6 bulan pasien
jarang ke posyandu dan puskesmas untuk imunisasi karena sering
demam.
Riwayat Imunisasi

Jenis I II III IV  
1 bulan - - -  
BCG
2 bulan 3 bulan 4 bulan -  
DPT
2 hari 2 bulan 3 bulan 4 bulan  
Polio
- - - - (belum imunisasi)
Campak
Lahir 2 bulan 3 bulan 4 bulan
Hepatitis B

Kesimpulan : imunisasi dasar kurang lengkap sesuai Depkes


Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan
• Motorik Kasar
– Mengangkat kepala : 3 bulan
– Tengkurap kepala tegak : 4 bulan
– Duduk sendiri : 6 bulan
– Berdiri sendiri : 18 bulan
– Berjalan : 3 tahun
• Bahasa
– Bersuara “aah/ooh” : 2,5 bulan
– Berkata / berbicara : belum lancar hingga saat ini
• Motorik halus
– Memegang benda : 4 bulan
• Personal sosial
– Tersenyum : 2 bulan
– Mulai makan : 6 bulan

Kesan : pertumbuhan sesuai usia, perkembangan mengalami keterlambatan


sesuai usia
Riwayat Makan Minum Anak
• Usia 0-6 bulan : ASI. frekuensi minum ASI tiap kali bayi
menangis dan tampak kehausan, sehari biasanya lebih dari 8
kali dan lama menyusui 10 menit, bergantian kiri kanan.
• Usia 6-8 bulan : bubur susu 2-3 kali sehari satu mangkok kecil,
dengan diselingi dengan ASI jika bayi lapar.
• Usia 8-12 bulan : nasi tim 3 kali sehari satu mangkok kecil
dengan sayur hijau/wortel, lauk telur/tempe, diselingi dengan ASI
jika bayi masih lapar. Buah pepaya/pisang sehari 2 potong.
• Kesan : kualitas dan kuantitas cukup

Riwayat Keluarga Berencana :


• Ibu penderita merupakan akseptor MOW (KB Steril)
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : tampak sakit sedang,

Kesadaran : compos mentis.

Tanda vital :
• HR (Nadi) : 121x/menit, reguler, isi dan tegangan cukup
• RR (Laju Nafas): 24x/menit
• Suhu per aksilar : 37,1oC
• BB : 23 kg
• TB : 110 cm
STATUS
•   GIZI BERDASARKAN ANTROPOMETRI
BB : 23 kg
TB : 110 cm
Status gizi :
• BB/U : x 100% = 124,32% ( Berat Badan Lebih 110-120%)
• TB/U : x 100% = 100,91% ( Perawakan normal 90-110%)

Kesan : Gizi baik, perawakan normal, secara antropometri (CDC 2000)


Status Internus
• Kepala : mesocephale, rambut hitam sukar dicabut, distribusi merata, UUB
menutup.
• Mata : Mata cekung (-/-), konjungtiva pucat (-/-),sklera ikterik (-/-), pupil isokor
(2mm/2mm), reflek cahaya (+/+)
• Hidung : discharge (-), nafas cuping hidung(-)
• Telinga : discharge (-/-)
• Bibir : sianosis (-),sariawan (-), kering (-)
• Tenggorokan : faring hiperemis (-), pembesaran tonsil (-)
• Leher : simetris, pembesaran kelenjar limfe (-)
• Thoraks : normochest, retraksi (-), gerakan simetris kanan kiri, VBS +/+, Rh -/-, Wh -/-
• Cor : Iktus kordis tidak tampak, Iktus kordis tidak kuat angkat, BJ I-II intensitas
normal, reguler, bising (-)
• Abdomen : datar, peristaltik (+), tympani, nyeri tekan (-), hepar tidak teraba, lien tidak
teraba,
• Urogenital : laki-laki, dalam batas normal
• Ekstremitas : Superior Inferior
• Akral hangat (+/+) (+/+)
• Edema (-/-) (-/-)
• Sianosis (-/-) (-/-)
• Ptekie (-/-) (-/-)
STATUS NEUROLOGIS

• Motorik : Koordinasi baik,


• Sensorik : sulit dinilai
• Reflek Patologis : -/-
• Meningeal Sign :
– Kaku kuduk : (-)
– Brudzinsky I : (-)
– Brudzinsky II : (-)
– Kernig sign : (-)
Parameter Hasil Angka Satuan PEMERIKSAAN PENUNJANG
Normal • Laboratorium 5/2/2021
Hemoglobin 11,8 12-16 Gr/dl
Jumlah Eritrosit 4,10 4,20-5,40 Juta/uL
KIMIA KLINIK

Jumlah Lekosit 36,8 4,50-11 Ribu/uL GDS 130 <200  


Natrium 142 136-146 mmol/L
Eosinofil 0,6 1-4 % Kalium 3,6 3,5-5,0 mmol/L
Basofil 0 0-1 % Chlorida 107 98-106 mmol/L
Batang 0 2-5 % SEROLOGI

Segmen 87 30-66 % CRP Kwalitatif 1,13 <0,3 mg/dL


Limfosit 7 22-40 %
Monosit 6 4-8 % IMUNOLOGI
Hematokrit 35 38-47 % Covid-19 IgG NR NR  
MCV 86,3 80-96 Fl Rapid IgM NR
MCHC 32,1 32-37 g/dl
MCH 27,1 27-31 Pg
Jumlah 476 150-450 Ribu/uL
Trombosit

NLR 12.43 3,13  


• DIAGNOSA BANDING
• Kejang Demam Kompleks
• Epilepsi
• Gangguan elektrolit
• Delay Development

• DIAGNOSA KERJA
– Kejang Demam Kompleks
– Delay Development - Speech delay
• PENATALAKSANAAN
Farmakologi :
• IVFD Kaen 1B 1000cc/hari
• Inj. Cefotaxime 2x1gr
• PO Paracetamol 3x250mg prn
• PO Phenitoin 2x75mg
• Pamol Supp 250mg (hanya hari-1)
• Konsul THT

Non Farmakologi:
• Edukasi kemungkinan kambuh dan cara penanganan di rumah
menggunakan obat lewat dubur.
• Hindari terjadinya demam, selalu sediakan termometer aksilla untuk
pemantauan.
• Edukasi prognosis penyakit, jika terjadi kejang tanpa demam segera ke RS
untuk evaluasi kemungkinan epilepsi  risiko meningkat pada usia 5 tahun
ke atas.
Tanggal Pemeriksaan Terapi 8/2/21 S : Tidak kejang, tidak panas, makan IVFD Kaen 1B 1000cc/hari
minum +, muntah -, aktif bergerak,
6/2/21 S : Tidak kejang, tidak panas, IVFD Kaen 1B 1000cc/hari Inj. Cefotaxime 2x1gr (H4)
BAB+, BAK +
makan minum +, muntah -, Inj. Cefotaxime 2x1gr (H2) PO Paracetamol 3x250mg prn
O : CM, gizi baik
BAB-, BAK + TV : HR = 101 x/menit PO Phenitoin 2x69mg
PO Paracetamol 3x250mg prn
O : CM, gizi baik S:36,8 C
o
Konsul THT
PO Phenitoin 2x69mg RR = 34 x/menit
TV : HR = 104 x/menit
FO BB= 23 Kg
S:36,7 oC
RR = 27 x/menit
Pamol Supp 250mg (hanya
LL Thorax: Kesan Bronkopneumonia
hari-1)
BB= 23 Kg O sugesti e.c spesifik process

Konsul THT
W 9/2/21 S : Tidak kejang, panas malam hari IVFD Kaen 1B 1000cc/hari
UP (37,8oC per axilla) , makan minum +,
Inj. Cefotaxime 2x1gr (H3)
muntah -, aktif bergerak, BAB+, BAK
PO Paracetamol 3x250mg prn
7/2/21 S : Tidak kejang, panas sore IVFD Kaen 1B 1000cc/hari +
O : CM, gizi baik PO Phenitoin 2x69mg
hari 37,9 derajat C, makan
Inj. Cefotaxime 2x1gr (H3) TV : HR = 104 x/menit
minum +, muntah -, BAB-, Konsul THT
PO Paracetamol 3x250mg prn S:36,7 oC
BAK + RR = 32 x/menit
O : CM, gizi baik PO Phenitoin 2x69mg BB= 23 Kg
TV : HR = 106 x/menit Konsul THT
S:36,7 Co
10/2/21 S : Bebas kejang 3 hari, tidak panas, BLPL
RR = 32 x/menit makan minum +, muntah –, BAB+, Th/ pulang

BB= 23 Kg BAK + Cefadroxil Syr 125mg/5ml 3x1cth (5


O : CM, gizi baik hari)
Thorax: Kesan
TV : HR = 108 x/menit Fenitoin 2x75mg
Bronkopneumonia sugesti e.c
S:36,6 oC
spesifik process RR = 32 x/menit
BB= 23 Kg
Diskusi
• Pasien datang dengan keluhan kejang disertai dengan demam.
Pada anak, demam dapat menyebabkan terjadinya bangkitan
kejang yang disebabkan oleh ketidakseimbangan aktivitas
membran neuron di otak.1,2

• Kejang yang dialami bersifat umum, tonik-klonik, durasi


<15menit, kejang berulang dengan frekuensi 1-4 kali pertahun,
dan kejang tidak berulang dalam 24 jam. Kejang ini sesuai
dengan klasifikasi kejang demam sederhana menurut IDAI.3

1. Kliegman RM. Nelson Textbook of Pediatrics. 20th ed. Vol. 20, Elsevier/Saunders. Philadelphia: Elsevier/Saunders; 2016. 2665–2675 p.
2. Aguirre-Velázquez CG, Huerta Hurtado AM, Ceja-Moreno H, Salgado-Hernández K, San Román-Tovar R, Ortiz-Villalpando MA, et al. Clinical guideline: febrile seizures,
diagnosis, and treatment. Rev Mex Neurocienc. 2021;20(2):97–103.
3. Pusponegoro H, Widodo DP, Ismael S (Ikatan DAI. Konsensus Penatalaksanaan Kejang Demam. Ikat Dr Anak Indones [Internet]. 2006;1–23. Available from:
http://spesialis1.ika.fk.unair.ac.id/wp-content/uploads/2017/03/Konsensus-Penatalaksanaan-Kejang-Demam.pdf
Diskusi
• Demam dapat disebabkan oleh infeksi mikroorganisme baik
bakteri, virus, ataupun parasit

• Adanya demam dan disertai kejang, dapat disebut dengan


Kejang demam. Biasanya terjadi antara umur 3 bulan dan 5
tahun, tetapi tidak pernah terbukti adanya masalah intrakranial,
gangguan elektrolit dan metabolik.4

• Bila anak berumur kurang dari 6 bulan atau lebih dari 5 tahun
mengalami kejang didahului demam, pikirkan kemungkinan lain
misalnya infeksi SSP atau epilepsi yang kebetulan terjadi
bersama demam.3,5

4. Khair AM, Elmagrabi D. Febrile Seizures and Febrile Seizure Syndromes: An Updated Overview of Old and Current Knowledge. Neurol Res Int. 2015;2015.
5. Hendarto. Current Evidences in Pediatric Emergencies Management. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Departemen Ilmu Kesehatan Anak. 2014.
Diskusi
• Pasien memiliki riwayat kejang demam serupa. Awal mula
kejang saat umur 18 bulan. Pasien juga memiliki riwayat terapi
anti tuberkulosis selama 6 bulan lamanya. Kejang pertama kali
terjadi saat pasien mendapat terapi TB tersebut.
• Beberapa obat anti TB memiliki efek samping seperti: Drug
induced hepatitis, demam, mual, muntah, hingga gangguan
pendengaran6.

6. Rl DK. Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Tuberkulosis. 2005;1.


Diskusi
• Adanya riwayat terjadinya kejang demam menjadi salah satu
faktor risiko terjadinya epilepsi.7
• Beberapa faktor lain yang menyebabkan terbentuknya epilepsi
pada anak antara lain:
– kelahiran kurang bulan
– asfiksia neonatorum
– BBLR
– kejang demam berulang
– trauma kepala
– infeksi SSP. 7. Hasibuan, Dede K, Dimyati Y. Kejang Demam sebagai Faktor Predisposisi Epilepsi pada Anak. Cermin
Dunia Kedokt [Internet]. 2020;47(9):2020.
Diskusi
• Pasien ini juga mengalami gangguan perkembangan
(Developmental Delay) yang ditandai dengan adanya Delay
Speech8.
• Saat umur pasien menginjak 3 tahun, pasien baru dapat berjalan
secara mandiri. Hingga saat ini pasien kesulitan dalam
berbicara, tidak bisa melakukan kata-kata sederhana, hanya
dapat merespon stimulus dengan gerakan sederhana.

8. Choo YY, Agarwal P, How CH, Yeleswarapu SP. Developmental delay: Identification and management at primary care
level. Singapore Med J. 2019;60(3):119–23.
Diskusi
• Penatalaksanaan pada pasien ini yaitu diberikan parasetamol
3x250 mg untuk mengatasi demam, kemudian diberikan juga
diazepam per rektal jika jika terjadi kejang3,9,10.
• Antibiotik spektrum luas Cefotaxime 2x1gr karena adanya infeksi
bakterial yang ditandai dengan lekositosis, dan anti konvulsan
phenitoin 2x75mg.

3. Pusponegoro H, Widodo DP, Ismael S (Ikatan DAI. Konsensus Penatalaksanaan Kejang Demam. Ikat Dr Anak Indones [Internet]. 2006;1–23.
9. Ma L, McCauley SO. Management of Pediatric Febrile Seizures. J Nurse Pract [Internet]. 2018;14(2):74–80.
10. Laino D, Mencaroni E, Esposito S. Management of pediatric febrile seizures. Int J Environ Res Public Health. 2018;15(10).
Diskusi
• Pemberian rumatan anti kejang didasarkan pada adanya
kelainan neurologis pada pasien, disamping itu juga karena
adanya risiko kejang berulang dilihat dari riwayat pasien.
• Pemberian rumatan dapat dilakukan pada keadaan berikut:
– kejang >15 menit
– ada kelainan neurologis sebelum atau sesudah kejang
– kejang fokal
– kejang berulang
– kejang demam kompleks
– kejang pada bayi usia <12 bulan. 3,9

3. Pusponegoro H, Widodo DP, Ismael S (Ikatan DAI. Konsensus Penatalaksanaan Kejang Demam. Ikat Dr Anak Indones [Internet]. 2006;1–23.
9. Ma L, McCauley SO. Management of Pediatric Febrile Seizures. J Nurse Pract [Internet]. 2018;14(2):74–80.
Diskusi

• Edukasi yang diberikan kepada keluarga mengenai penyakit ini


adalah:
– Bahwa kejang dapat timbul kembali jika pasien panas. Oleh
karena itu, keluarga pasien harus sedia obat penurun panas,
termometer, dan kompres hangat jika pasien panas.
– Edukasi manajemen kejang di rumah juga diberikan pada
keluarga pasien.
– Edukasi prognosis penyakit
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai