ANESTESI SPINAL
Definisi
Anatomi
Penilaian Blokade
Catatan Anestesi Nadia Dessy FK UPN 2014
Faktor yang mempengaruhi ketinggian blockade 8. Konsentrasi obat : Dengan volume obat yang sama ternyata
bupivakain 0,75% hiperbarik akan menghasilkan penyebaran obat
kearah sefalad lebih tinggi beberapa segmen dibandingkan dengan
bupivakain 0,5% hiperbarik. Lama kerja obat akan lebih panjang
secara bermakna pada penambahan volume obat bupivakain
0,75%. Demikian pula perubahan kardiovaskuler akan berbeda
bermakna pada bupivakain 0,75% hiperbarik.
Efek samping 2. Infeksi sekitar tempat suntikan: bila ada infeksi di sekitar tempat
suntikan bisa dipilih lokasi yang lebih kranial atau lebih kaudal.
4. Kelainan psikis
5. Bedah lama: masa kerja obat anestesi lokal adalah kurang lebih
90-120 menit, bisa ditambah dengan memberi adjuvant dan durasi
bisa bertahan hingga 150 menit.
7. Pasien menolak.
Kontraindikasi relatif
Prosedur anestesi
1. Persiapan
• Informed consent persetujuan anestesi
• PF, lab (Hb, Ht, PT, APTT, trombosit, leukosit)
• Pasien tidur telentang di meja op, pasang kanul vena, monitor
EKG, saturasi O2, manset
• Persiapan alat dan bahan anestesi spinal serta umum
2. Posisi
• Dari posisi tidur telentang → diposisikan tegak, dengan posisi
leher fleksi, posisi tangan memeluk bantal atau dengan kata
lain memposisikan tulang belakang seperti huruf “C” apabila
5. Monitoring
dilihat dari posisi samping
• SpO2, TD, RR, HR, EKG, cairan yang masuk, obat-obatan
• Posisi tsb membantu memperlebar jarak antar ruas-ruas
vertebra lumbal dimonitor tiap 15 menit
• Lateral decubitus → cedera atau fraktur
• Duduk → bagus digunakan pada pasien obesitas dan Cairan Intraoperatif
dilakukan untuk op lumbal bawah atau sacral
• Tengkurap → pada pembedahan anorectal, pada posisi “jack-
Estimated Blood Volume (EBV) = BB x CT
knife”
3. Proyeksi
• Pendekatan midline digunakan, lokasi yang dituju adalah L3-
L4 → garis imajiner yang menghubungkan kedua krista iliaka Deficit / puasa (P) = jam puasa x rumatan
kanan dan kiri sebagai batas L4 atau L4-L5
• 10 kg x 4 = 40 cc
• 10 kg x 2 = 20 cc
• 37 kg x 1 = 37 cc
Total = 97 cc
O = 6 cc x 57 kg = 342 cc
Post operatif
Persiapan pada prosedur anastesi spinal membutuhkan persiapan Suatu senyawa amino organik.
selayaknya prosedur anestesi umum → antisipasi
kegawatdaruratan jalan nafas, perubahan durasi operasi Dibagi menjadi golongan amino ester dan golongan amino amida.
Anestesi lokal dapat dibuat isobarik, hiperbarik atau hipobarik 1 Vasokonstriktor: Vasokonstriktor sebagai adjuvant pada anestesi
terhadap cairan serebrospinal (Barisitas anestesi lokal spinal dapat berfungsi sebagai penambah durasi. Hal ini didasari
mempengaruhi penyebaran obat tergantung dari posisi pasien) oleh mekanisme kerja obat anestesi lokal di ruang subaraknoid.
Obat anestesi lokal dimetabolisme lambat di dalam rongga
• Hiperbarik disebar oleh gravitasi, subarakhnoid. Dan proses pengeluarannya sangat bergantung
• Hipobarik menyebar berlawanan arah dengan gravitasi kepada pengeluaran oleh vena dan saluran limfe. Penambahan
• Isobarik menyebar lokal pada tempat injeksi. obat vasokonstriktor bertujuan memperlambat clearance obat dari
rongga subarakhnoid sehingga masa kerja obat menjadi lebih lama.
Barbotase (tindakan menyuntikkan sebagian zat anestesi lokal ke
dalam cairan serebrospinal, kemudian dilakukan aspirasi bersama 2 Obat Analgesik Opioid: digunakan sebagai adjuvant untuk
cairan serebrospinal dan penyuntikan kembali zat anestesi lokal mempercepat onset terjadinya fase anestetik pada anestesi spinal.
yang telah bercampur dengan cairan serebrospinal) → Analgesik opioid misalnya fentanyl adalah obat yang sangat cepat
meninggikan batas daerah analgetik larut dalam lemak. Hal ini sejalan dengan struktur pembentuk saraf
adalah lemak. Sehingga penyerapan obat anestesi lokal menjadi
semakin cepat. Penelitian juga menyatakan bahwa penambahan
analgesik opioid pada anestesi spinal menambah efek anestesi
Berat jenis obat anestesi spinal post-operasi.
Toksisitas
Cara kerja larutan hiperbarik bupivakain adalah melalui mekanisme a. Kerusakan saraf
hukum gravitasi, yaitu suatu zat/larutan yang mempunyai berat
jenis yang lebih besar dari larutan sekitarnya akan bergerak ke b. Gangguan otot
suatu tempat yang lebih rendah. Dengan demikian larutan
bupivakain hiperbarik yang mempunyai barisitas lebih besar akan 3. Gejala Lain
cepat ke daerah yang lebih rendah dibandingkan dengan larutan
a. Alergi
bupivakain yang isobarik, sehingga mempercepat penyebaran
larutan bupivakain hiperbarik tersebut. b. Methemoglobinemia
Epinephrine memanjangkan blok sensoris dan motoris kira-kira 30 c. Adiksi
– 45 menit saat ditambahkan pada bupivakain dosis kecil (7,5 mg).
Fentanyl juga dipakai sebagai adjuvant untuk mengurangi dosis
bupivakain (sehingga hipotensi lebih sedikit) dan meningkatkan
analgesia.
Adjuvant
Bromage score
Catatan Anestesi Nadia Dessy FK UPN 2014
PERTANYAAN DR ANDI
TERAPI CAIRAN
PRAMEDIKASI
- TUJUAN
- OBAT
- SEDIAAN
- PREPARAT
DOSIS FENTANYL
- INDUKSI
- MAINTENANCE
PROPOFOL
ROCURONIUM
ATRACURIUM
KETAMIN
SULFAS ATROPIN
DOSIS SPINAL
RUMUS ETT
1. Persiapan prabedah
2. Penatalaksanaan selama pembedahan
3. Penatalaksanaan Pasca Bedah
4. Terapi cairan dan transfusi darah
5. Penatalaksanaan nyeri
6. Resusitasi
Persiapan prabedah
Tujuan :
Obat :
1. ANTIKOLINERGIK
Dosis 1 mg/kgBB
INDUKSI ANESTESI
➔ Tindakan untuk membuat pasien sadar menjadi tidak sadar.
3. ANALGETIK OPIOID
Sehingga memungkinkan dimulainya anesthesia dan pembedahan.
➔ Obat
Intravena : Thiopental, Propofol, Ketamin
Intramuskular : Ketamin
Inhalasi : Halotan, Sevofluran
• Hipnotik Dosis :
2. PROPOFOL • Mula kerja cepat. onset 1 menit.
Waktu paruh 2-8 menit
• Suntikan nyeri → lidokain 1
mg/kgBB IV
• Efek samping → hipotensi, apnea Dosis manula harus dikurangi
(depresi pernapasan)
• Kontraindikasi → anak <3 tahun Sediaan : Vial 10 mg/ml (1 vial = 20 ml)
ANESTESI INHALASI Campuran gas/uap dan O2 masuk Konsentrasi minimal fraksi gas atau uap obat anestesi di
Gas/cairan yang mudah menguap diberikan mengikuti aliran udara inspirasi, dalam alveoli yang sudah menimbulkan efek analgesia pada
melalui pernapasan. mengisi rongga paru → difusi dari pasien → MAC (Minimal Alveolar Concentration)
alveoli ke kapiler paru
Induksi Inhalasi : Halothane & Sevofluran
Untuk bayi/anak yg belum terpasang iv line
2. HALOTHANE • Bentuk cairan, tidak berwarna, • Keuntungan : induksi cepat dan lancar, tidak iritatif
berbau enak, tidak mudah terhadap jalan napas, pemulihan cepat, tidak mual
terbakar & meledak muntah
• Hipnotik, analgetik ringan, • Kelemahan : mudah tjd kelebihan dosis, efek analgesi
relaksasi otot ringan dan relaksasi otot lemah shg harus dikombinasi,
• KI → gg. fgs hati (menyebabkan hipotensi, hepatotoksik
penurunan darah hepatic →
hepatitis post halothane), op
kraniotomi (menyebabkan PD otak
vasodilatasi→ aliran darah >> →
TIK>>)
Sifat : paten = efektif dosis rendah, daya penetrasi baik, mula kerja cepat, masa kerja lama, toksisitas sistemik rendah, tidak iritatif thdp
jar.saraf, efek reversible, stabil
Toksisitas bergantung pada : jumlah larutan yang disuntikan, konsentrasi obat, ada tidaknya adrenalin, vaskularisasi tempat suntikan, absorbsi
obat, hipersensitivitas, usia, KU, BB, laju destruksi obat
Kecepatan absorbsi sistemik obat anestesi lokal sebanding dengan ramainya vaskularisasi tempat suntikan : absrobsi intravena > trakeal >
intercostal > kaudal > para-servikal > epidural > pleksus brakial > skiatik > subkutan.
Teknik :
GOLONGAN AMIDA
- Lebih stabil
- Dimetabolisme dalam hati
- Masa kerja lebih panjang
- Tidak bersifat alergen
3. ETIDOCAINE
4. PRILOCAINE
Catatan Anestesi Nadia Dessy FK UPN 2014
5. MEPIVACAINE
6. ROPIVACAINE
7. LEVOBUPIVACAINE
Catatan Anestesi Nadia Dessy FK UPN 2014
OBAT EMERGENCY
KETERANGAN DOSIS & SEDIAAN
1. EPINEFRIN • Bekerja pd reseptor adrenergic alfa Dosis :
1,2 beta 1,2 Cardiac arrest & shock → bolus 0,5-1 mg
• Inotrpik positif (meningkatkan Anafilaktik → 100-500 mcg (diulang bl perlu)
kontraktilitas), dan kronotropik Meningkatkan kontraktilitas / HR → 1 mg dalam 250 ml (4
positif (laju jantung), vasokonstriksi mcg/ml) dengan kecepatan 2-20 mcg/menit
→ TD>>
• Paru → bronkorelaksasi Sediaan : ampul 1 mg/ml dalam larutan 1:1000
• Usus → peristaltic<< 1 ampul = 4 ml
• Metabolic → gula darah >>, as lemak
bebas >>
• Indikasi : henti jantung, syok
anafilaktik, bronkospasme,
perdarahan superfisial
2. NORADRENALIN/NOREPINEFRIN • Alfa agonis 1 → vasokonstriksi Dosis :
arteri 2-20 mcg/menit
• TD>> tanpa meningkatkan laju
jantung
Sediaan : 1 ampul = 4mg/4 ml
5. DOPAMIN • Meningkatkan pelepasa Dosis :
noradrenalin 1-20 mcg/kg/menit
• Adrenergic
• Fgs ginjal (?) Sediaan : 1 vial = 5 – 10 m berisi 200 mg atau 400 mg
250 mg/5 ml