Anda di halaman 1dari 16

REFERAT

Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus


(GNAPS)

Disusun Oleh :
Theo Andariaz Zofania – 2010221027

Pembimbing :
dr. Lisa Safira, Sp.A

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK


PEMBELAJARAN JARAK JAUH TERPUSAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UPN VETERAN JAKARTA
TAHUN 2021
DEFINISI

● Glomerulonefritis akut pasca streptokokus (GNAPS) adalah suatu sindrom


nefritik akut yang ditandai dengan timbulnya hematuria, edema, hipertensi,
dan penurunan fungsi ginjal (azotemia)
● GNAPS  contoh klasik sindrom nefritik akut yang ditandai dengan
timbulnya gross hematuria, edema, hipertensi, dan disfungsi ginjal secara
tiba-tiba
EPIDEMIOLOGI

● GNAPS dapat terjadi secara sporadik ataupun epidemik.


● Biasanya kasus terjadi pada kelompok sosioekonomi rendah, berkaitan
dengan higiene yang kurang baik dan jauh dari tempat pelayanan kesehatan.
● Rasio terjadinya GNAPS pada pria dibanding wanita adalah 2:1.4 Sebagian
besar kasus GNAPS terjadi pada anak usia sekolah (5-12 tahun), jarang pada
anak < 3 tahun
ETIOLOGI

● GNAPS terjadi setelah infeksi tenggorokan atau kulit oleh Streptococcus


beta hemolitikus grup A (GABHS)
PATOGENESIS
● GNAPS merupakan peradangan pada glomerulus dengan manifestasi nefritik yang
dimediasi kompleks imun.
● Beberapa mekanisme yang diperkirakan berperan dalam pembentukan kompleks
imun:

 Antigen streptokokus dengan deposisi glomerulus


 Mimikri molekular antibodi yang dibentuk akibat adanya antigen streptokokus
yang bereaksi dengan antigen glomerulus normal
 Pembentukan kompleks imun antibodi antistreptokokus dengan antigen
glomerulus
 Aktivasi komplemen oleh antigen streptokokus
MANIFESTASI KLINIS
DIAGNOSIS
● Anamnesis

 Riwayat infeksi saluran nafas atas (faringitis) 1-2 minggu sebelumnya


atau infeksi kulit (pyoderma) 3-6 minggu sebelumnya.
 Umumnya pasien datang dengan hematuria nyata (gross hematuria)
atau sembab di kedua kelopak mata dan tungkai
 Kadang-kadang pasien datang dengan kejang dan penurunan kesadaran
akibat ensefalopati hipertensi
 Oligouria/anuria
DIAGNOSIS
● Pemeriksaan fisik

 Sering ditemukan edema di kedua kelopak mata dan tungkai dan


hipertensi
 Dapat ditemukan lesi bekas infeksi di kulit
 Jika terjadi ensefalopati, pasien dapat mengalami penurunan kesadaran
dan kejang
 Pasien dapat mengalami gejala-gejala hipervolemia seperti gagal
jantung, edema paru
DIAGNOSIS
● Pemeriksaan penunjang

 Urinalisis menunjukkan proteinuria, hematuria, dan adanya silinder


eritrosit.
 Kreatinin dan ureum darah umumnya meningkat
 ASTO meningkat pada 75-80% kasus.
 Komplemen C3 menurun pada hampir semua pasien pada minggu
pertama.
 Jika terjadi komplikasi gagal ginjal akut, didapatkan hiperkalemia,
asidosis metabolik, hiperfosfatemia, dan hipokalsemia.
TATALAKSANA

● Medikamentosa

Golongan penisilin dapat diberikan untuk eradikasi kuman, yaitu amoksisilin


50 mg/kgBB/hari dibagi dalam 3 dosis selama 10 hari. Jika anak alergi
terhadap golongan penisilin, eritromisin dapat diberikan dengan dosis 30
mg/kgBB/hari dibagi dalam 3 dosis. Diuretik diberikan untuk mengatasi
retensi cairan dan hipertensi. Jika terdapat hipertensi, berikan obat
antihipertensi, tergantung pada berat ringannya hipertensi.
TATALAKSANA

● Suportif

Pengobatan GNAPS umumnya bersifat suportif. Tirah baring umumnya


diperlukan jika pasien tampak sakit, misalnya terjadi penurunan kesadaran,
hipertensi atau edema. Diet nefritis diberikan terutama bila terdapat retensi
cairan dan penurunan fungsi ginjal. Jika terdapat komplikasi seperti gagal
ginjal, ensefalopati hipertensi, gagal jantung, edema paru, maka tata laksana
disesuaikan dengan komplikasi yang terjadi.
KOMPLIKASI

● Gagal ginjal akut

● Ensefalopati hipertensi

● Edema paru

● Gagal jantung
PENCEGAHAN
● Anggota keluarga pasien dengan GN akut, terutama anak kecil, harus
dipertimbangkan dalam risiko dan dikultur untuk streptokokus hemolitik β
grup A dan diobati jika positif

● Kebersihan tangan dan etika pernapasan yang baik dapat mengurangi


penyebaran semua jenis infeksi strep grup A. Kebersihan tangan sangat
penting terutama setelah batuk dan bersin dan sebelum menyiapkan
makanan atau makan

● Etika pernapasan yang baik mencakup menutupi batuk atau bersin.


PROGNOSIS

● Penyakit ini dapat sembuh sempurna dalam waktu 1-2 minggu bila tidakada
komplikasi, sehingga sering digolongkan ke dalam self limiting disease.
REFERENSI

● Arsid R, Praja A, Sabir M, T DV. Glomerulonefritis akut pasca streptococcus. J Med Prof. 2019;1:98–104.
● Ikatan Dokter Anak Indonesia. Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia. IDAI; 2011. 344 p.
● Kliegman RM, Blum NJ, Shah SS, III JWSG, Tasker R, Wilson KM. Nelson Textbook of Pediatrics. 21st ed.
Philadelphia: Elsevier; 2019. 4264 p.
● Rachmadi D. Diagnosis Dan Penatalaksanaan Glomerulonefritis Akut. Simp Nas II IDAI Cab Lampung. 2010;24–
5.
● Liwang F, Yuswar PW, Wijaya E, Sanjaya NP. Kapita Selekta Kedokteran. 5th ed. Depok: FKUI; 2020. 591 p.
● Pardede SO. Struktur Sel Streptokokus dan Patogenesis Glomerulonefritis Akut Pascastreptokokus. Sari Pediatr.
2016;11:56.
● Post-Streptococcal Glomerulonephritis [Internet]. Centers for Disease Control and Prevention. Available from:
https://www.cdc.gov/groupastrep/diseases-hcp/post-streptococcal.html
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai