Anda di halaman 1dari 49

Pemeriksaan Status Mental

DR. DR. H.M. FAISAL IDRUS SPKJ (K)


Definisi
• Pemeriksaan status mental adalah pencatatan
sistematik fungsi mental pada saat wawancara
pasien.
• Membantu dalam penegakan diagnosis dan rencana
terapi dan dasar untuk referensi di masa
mendatang.
• Yakinkan pemeriksaan status mental dapat
dipercaya dan berasal dari informasi yg benar.
Tinjauan untuk Pemeriksaan Status Mental

• Deskripsi Umum • Persepsi


• Penampilan • Halusinasi
• Ilusi
• Psikomotor
• Depersonalisasi
• Sikap • Derealisasi
• Pikiran
• Mood dan Afek • Bentuk Pikiran
• Mood • Arus Pikiran
• Isi Pikiran
• Afek
• Sensorium
• Keserasian • Kesadaran
• Empati • Perhatian
Tinjauan untuk Pemeriksaan Status Mental

• Fungsi Kognitif
• Orientasi (orang, tempat, waktu)
• Konsentrasi
• Memori (daya ingat)
• Inteligensi
• Pengetahuan umum (informasi)
• Pikiran abstrak
• Daya Nilai
• Daya nilai sosial
• Daya nilai realitas
• Uji daya nilai
• Wawasan (Tilikan/Insight)
• Reliabilitas (Keandalan)
Penampilan

Menggambarkan penampilan dan kesan fisik secara


keseluruhan pasien, yang tercermin dari postur,
ketenangan, pakaian, dan perawatan.
Contoh : penampilan sehat, sakit-sakitan, tidak
nyaman, seperti anak-anak, dan aneh. Tanda-tanda
kecemasan dicatat: tangan lembab, dahi berkeringat,
postur tegang, mata lebar.
Perilaku dan Aktivitas Psikomotor

• Termasuk perilaku, tics, gerak tubuh, berkedut,


perilaku stereotip, ekopraxia, hiperaktif, agitasi,
fleksibilitas, kekakuan, gelisah, meremas-remas
tangan, mondar-mandir, dan manifestasi fisik
lainnya. retardasi psikomotor/ perlambatan
gerakan tubuh, aktivitas tanpa tujuan.
Gangguan Aktifitas / Tingkah Laku

• Digambarkan sebagai hiperaktivitas (gerakan


cepat), hipoaktif (gerakan lambat), atau disaktif
(gerakan berulang-ulang yang tidak dapat
dikendalikan).
• Hiperaktivitas.
Gerakan aktivitas yang berlebihan terutama
tampak pada keadaan mania :
• Hipoaktivitas
Gerakan aktivitas berkurang terutama pada
keadaan depresi : aktivitas menurun/lambat,
retardasi psikomotor
Gangguan Aktifitas / Tingkah Laku
Disaktivitas:
Gerakan berulang-ulang tidak teratur, tidak terkendali dan tanpa tujuan, seperti
 Stereotipi adalah gerakan berulang-ulang tanpa tujuan yang jelas terutama pada
keadaan skizofrenia /psikotik.
 Manerisme: gerakan involunter yang stereotipik.
 Ekolalia : stereotipik dalam berbicara
 Fleksibilitas cerea: gerakan yang diberikan oleh pemeriksa secara perlahan, dan
kemudian dipertahankan oleh pasien terdapat pada skizofrenia tipe kataton-
stupor
 Echopraxia: menirukan gerakan orang lain
 Katalepsi: pasien tidak bergerak dan cenderung mempertahankan posisi
tertentu.
 Negativisme: gerakan menentang/tidak mematuhi perintah.
 Katapleksi: tonus otot menghilang sementara dikarenakan emosi
 Otomatis perintah: mengikuti perintah secara otomatis
 Mutisme: tak bersuara
 Agresi: perbuatan menyerang, baik verbal maupun fisik, disertai afek
marah/benci.
Sikap Terhadap Pemeriksa

Kooperatif, ramah, penuh perhatian, tertarik, jujur,


menggoda, defensif, menghina, bingung, apatis,
bermusuhan, main-main, mengelak, dll, sejumlah
kata sifat lainnya dapat digunakan disini.
Mood dan Afek

Mood (Suasana hati) : keadaan emosi


subyektif (bukan ekspresi) yang meresap dan
berkelanjutan yang mewarnai persepsi seseorang
tentang dunia. Apa yang dinyatakan pasien
secara sukarela tentang perasaannya dgn
meminta pasien menyatakan bagaimana
perasaannya.
Afek (Ekspresi perasaan) : emosi yang
diekspresikan oleh pasien, sehingga penilaiannya
obyektif (dapat diamati oleh pemeriksa)
Mood (Suasana hati)
• Mood Euthymik adalah suasana perasaan yang normal
atau khas. optimis, "happy”.
• Mood disforik atau tertekan: sering disertai dengan
penurunan energi. mudah ​marah atau kecemasan,
umumnya pada depresi, kecemasan, gangguan bipolar.
• Mood Gembira / Euforik : mood meningkat, "di atas
dunia".sering disertai dengan peningkatan energi. Pada
episode manik gangguan bipolar.
• Mood labil Suasana hati: berubah-ubah, tidak stabil,
cepat berubah mood. Pada gangguan bipolar “rapid
cycling” pada orang dewasa, dan gangguan suasana hati
pada anak-anak.
• Anhedonia: kurangnya minat dan penarikan diri dari
kegiatan rutin dan menyenangkan  depresi.
Afek (Ekspresi perasaan)
• Afek dapat dinyatakan dalam beberapa cara:
• Jenis emosi : marah, sedih, euphoria (peningkatan ekspresi
kegembiraan), elasi (euphoria dengan peningkatan aktivitas
psikomotor), eksaltasi (elasi yang disertai waham kebesaran),
ekstasi (eksaltasi disertai agresi).
• Intensitas dan derajat emosi: datar, tumpul, sempit, luas.
1. Datar: tidak terdapat ekspresi
2. Tumpul: ekspresi yang tampak sangat sedikit (hamper tidak
terdapat ekspresi)
3. Sempit/menyempit: pasien terkadang masih dapat
mengekspresikan perasaannya.
4. Luas: perasaan dapat diekspresikan secara penuh (normal)
• Keserasian: dilihat dari kesesuaian antara stimulus yang
diberikan dengan ekspresi pasien: appropriate, inappropriate.
• Konsistensi perasaan: labil, stabil. Labil bila terjadi
perubahan afek yang cepat.
Persepsi
• Gangguan persepsi, seperti halusinasi dan ilusi.
• Gangguan persepsi melibatkan sistem sensorik
(misalnya, auditori, visual, rasa, penciuman, atau
taktil) dan isi dari ilusi atau pengalaman halusinasi
harus dijelaskan.
• Depersonalisasi : Suatu perasaan subjektif
terhadap diri yang tidak sesuai dengan kenyataan,
asing dan tidak akrab dengan diri sendiri
• Derealisasi : Suatu perasaan subjektif bahwa
lingkungannya asing atau tidak sesuai dengan
kenyataan
Contoh Pertanyaan Untuk Halusinasi

Contoh pertanyaan yang digunakan untuk


memperoleh pengalaman halusinasi meliputi:
•Apakah Anda pernah mendengar suara-suara atau
suara lainnya yang tidak ada orang lain bisa
mendengar atau ketika tidak ada orang lain di sekitar
anda?
•Apakah Anda mengalami sensasi aneh dalam tubuh
anda dan yang lain tampaknya tidak melihat?
Macam-macam Gangguan Persepsi

• Halusinasi : persepsi terhadap rangsang yang tdk nyata.


(tidak terdapat objek)
– Halusinasi dengar (akustik, auditori)
– Halusinasi visual (harus dalam keadaan mata penderita terbuka).
Biasanya merupakan petunjuk adanya gangguan mental organik.
– Halusinasi bau/olfaktori
– Halusinasi pengecapan/gustatory
– Halusinasi taktil (seksual)
– Halusinasi kinestetik (phantom phenomenon): persepsi palsu pada
pasien setelah mengalami operasi besar. Contoh: pasien post
amputasi kaki berkata bahwa kakinya masih utuh.
– Halusinasi hipnopompik : halusinasi yang terjadi pada saat akan
bangun.
– Halusinasi hipnogogik : halusinasi yang terjadi pada saat akan tidur.
Macam-macam Gangguan Persepsi

• Ilusi : mispersepsi/misinterpretasi terhadap


stimulus sensorik yang real. (ada objek nyata)
• Depersonalisasi : Suatu perasaan subjektif
terhadap diri yang tidak sesuai dengan kenyataan,
asing dan tidak akrab dengan diri sendiri
• Derealisasi : Suatu perasaan subjektif bahwa
lingkungannya asing atau tidak sesuai dengan
kenyataan:
Pikiran

• Pikiran dapat dibagi dua :


1. Proses pikir (atau bentuk), mengacu pada cara di
mana seseorang menyampaikan ide-idenya, Proses
atau bentuk pikiran dapat logis dan koheren atau
benar-benar tidak logis dan bahkan tidak bisa
dimengerti.
2.Isi pikiran : apa yang benar-benar dipikirkan
seseorang tentang: ide-ide, terdiri dari fantasi,
preokupasi, obsesi ide-ide rujukan (ideas reference)
dan waham
Proses pikiran (Form of Thinking)

Produktivitas pikir
•1. Meluap –luap (banyak ide)
•2. Miskin ide.
Kontinuitas pikiran
•Berpikir cepat
•Berpikir lambat
•Pikiran lambat atau ragu-ragu.
•Pikiran ekstrem, disebut flight of ideas.
•Pikiran dapat kabur atau kosong.
Pertanyaan untuk bentuk pikiran

• Apakah pasien benar-benar menjawab pertanyaan yang


diajukan, dan apakah pasien memiliki kapasitas untuk
mengarahkan pikiran pada tujuan?
• Apakah tanggapan pasien relevan atau tidak relevan?
• Apakah ada hubungan sebab-akibat yang jelas dalam
penjelasan pasien?
• Apakah pasien memiliki asosiasi longgar (misalnya,
gagasan yang dinyatakan tampaknya tidak berhubungan
dan terhubung idiosyncratically)?
• Gangguan kontinuitas pikiran meliputi laporan yang
tangensial, tidak langsung dan bertele-tele
Gangguan Proses pikiran (1)

1. Nonrealistik/derealistik: tidak sesuai dengan


kenyataan tetapi masih mungkin, misal: “saya adalah
seorang presiden” atau seorang dokter berkata, “saya
dapat menyembuhkan semua orang yang sakit”
2. Dereistik: tidak sesuai dengan kenyataan dan lebih
didasarkan pada khayalan, misal: “saya adalah
seorang malaikat” atau “saya dapat menyembuhkan
segala macam penyakit”
3. Autistik: pikiran yang timbul dari fantasi, berokupasi
pada ide yang idesentris. Orang autistic selalu hidup
dalam alam/dunianya sendiri, dan secara emosional
terlepas dari orang lain.
Gangguan Proses pikiran (2)

4. Intelektualisasi: pembicaraan yang meloncat-loncat kearah


konsep intelektual, tentang teori yang abstrak dan filosofis.
Sering dijumpai pada pasien obsesif kompulsif dan skizofrenia.
5. Tidak logis (illogical thought), sering juga disebut magical
thought: berorientasi pada hal-hal yang bersifat magis.
6. Magical thinking: pasien percaya bahwa segala tingkah laku,
ucapan, sikap, serta gerak-geriknya dikendalikan oleh kekuatan
magis. Symptom ini menonjol pada pasien dengan obsesif
kompulsif dan secara ekstrim terdapat pada skizofrenia.
7. Pikiran konkrit (formal thought disorder): pikiran
terbatas pada satu dimensi arti, pasien mengartikan
kata/kalimat apa adanya, tidak mampu berpikir secara
metaforik atau hipotetik. Symptom ini biasa ditemukan pada
pasien dengan gangguan mental organic dan skizofrenia.
Contoh: meja hijau = meja yang berwarna hijau, daun muda =
daun yang masih muda.
Gangguan progresi/arus pikir (1)
Arus pikiran adalah kelancaran penyampaian ide – ide atau gagasan,
gangguan arus pikiran meliputi hal-hal tersebut dibawah ini :
•Sirkumstansial : dari rincian sepele atau tidak relevan yang
menghambat sampai ke titik (pembicaraan yg berputar-putar)
•Asosiasi longgar : pasien berbicara dengan kalimat-kalimat yang
tidak berhubungan, namun masih dapat dimengerti
•Inkoherensi : merupakan asosiasi longgar yang berat, terdapat
distorsi tatabahasa/susunan kalimat dengan arti istilah yang aneh.
Secara khas terdapat pada skizofrenia.
•Clang Association (Asosiasi bunyi). Pikiran yang terkait dengan
suara kata-kata bukan oleh maknanya
•Derailment  kalimat tidak masuk akal.
•Flight of ideas. pikiran yg tampaknya bergerak tiba-tiba dari satu
ide ke ide yang lain; sering (tapi tidak selalu) diekspresikan melalui
bicara cepat, tertekan.
Gangguan progresi/arus pikir (2)
• Logorhe : pasien berbicara terus-menerus tanpa
henti.
• Echolalia: menirukan kata-kata/kalimat orang
lain, cenderung berulang-ulang dan persisten.
• Stereotypi kata/kalimat: pengulangan
kata/kalimat karena adanya pengulangan buah
pikiran. Bila terjadi pengulangan kata =
verbigerasi, pengulangan kalimat = perseverasi.
Terdapat pada skizofrenia dan GMO.
• Neologisme (Kata baru). Penemuan kata-kata
baru atau frase atau penggunaan kata-kata
konvensional dengan cara istimewa.
Gangguan progresi/arus pikir (3)
• Word salad: bentuk ekstrim neologisme yang ditandai
dengan kalimat yang dibentuk dari kata-kata yang hampir
semuanya tidak dapat dimengerti.
• Circumstantiality: gangguan asosiasi karena terlalu banyak
ide yang disampaikan. Pada umumnya pasien dapat mencapai
tujuannya, tetapi harus secara bertahap.Sering dijumpai pada
pasien skizofrenia, epilepsy, dan demensia senilis.
• Tangential thinking: pembicaraan pasien terlepas sama
sekali dari pokok pembicaraan dan tidak kembali ke pokok
pembicaraan tersebut, sehingga tujuan tidak pernah tercapai.
Sering dijumpai pada pasien bipolar fase manic.
• Blocking adalah gangguan aliran pikiran terhenti sebelum
ide selesai; pasien mungkin menunjukkan ketidakmampuan
untuk mengingat apa yang akan dikatakan atau dimaksudkan
untuk dikatakan. Sering ditemukan pada skizofrenia.
Gangguan progresi/arus pikir (4)

• Mutisme : pasien tidak memberi respon terhadap


lingkungan, tidak mau berbicara sama sekali. Sering
ditemukan pada skizofrenia kataton, depresi berat,
histerical aphonia, dan GMO.
• Pikiran terhalangi (blocking). Sebuah gangguan
tiba-tiba pikiran atau terhentinya aliran ide-ide.
• Perseverasi. Pengulangan dari konteks kata-kata
Isi pikiran (1)
Isi pikiran adalah materi-materi atau isi dari ide atau gagasan yang
disampaikan dalam pembicaraan. Gangguan isi pikiran meliputi :
•Fobia: ketakutan yang menetap dan tidak rasional terhadap suatu
objek, aktifitas, atau situasi spesifik yang menimbulkan keinginan
yang mendesak untuk menghindarinya.
•Preokupasi : Pikiran terpaku pada satu ide saja
•Obsesi: gagasan (ide), bayangan, atau impuls yang berulang dan
persisten.
•Kompulsi: perilaku/perbuatan berulang yang bersifat
stereotipik, biasanya menyertai obsesi.
•Ideas of reference: pasien selalu berprasangka bahwa orang
lain sedang membicarakan dirinya dan kejadian-kejadian yang
alamiah pun memberi arti khusus/berhubungan dengan dirinya.
Isi pikiran (2)

• Waham: keyakinan palsu yang timbul tanpa stimulus dari


luar
Ciri – cirinya sebagai berikut :
• Tidak realistic
• Tidak logis
• Menetap
• Egosentris
• Diyakini kebenarannya oleh penderita
• Tidak dapat dikoreksi
• Dihayati oleh penderita sebagai hal yang nyata
• Penderita hidup dalam wahamnya itu
• Keadaan/hal yang diyakini itu bukan merupakan bagian
sosio-kultural setempat.
Macam-macam waham
• Waham kebesaran : meyakini dirinya orang hebat/kaya.
• Waham cemburu : meyakini dihianati oleh pasangannya
• Waham curiga : mencurigai ada orang yang berbuat jahat.
• Waham berdosa : yakin dirinya berdosa (biasanya pasien
tampak selalu murung)
• Waham tak berguna (sering kali memicu keinginan pasien
untuk bunuh diri)
• Waham miskin : meyakini dirinya menjadi miskin.
• Waham hipokondria (pasien merasa di dalam tubuhnya ada
sesuatu benda yang harus dikeluarkan sebab dapat
membahayakan dirinya)
• Waham kejar : meyakini dirinya dimata-matai / diawasi
• Waham bizarre : waham aneh
Waham bizarre (waham aneh)
Waham bizarre, meliputi:
• Waham sedot pikir (thought of withdrawal):
pasien percaya bahwa seeseorang telah mengambil
keluar pikirannya
• Waham sisip pikir (thought of insertion):
pasien percaya bahwa seseorang telah menyisipkan
pikiran ke kepalanya
• Waham siar pikir (thought of broadcasting):
pasien percaya bahwa orang lain dapat
mengetahui/membaca pikirannya
• Waham kendali pikir (thought of being
controlled): pasien percaya bahwa apa yang
dirasakan / dilakukannya dipengaruhi/dikendalikan
oleh orang lain.
Sensorium dan Kognisi

Sensorium dan kognisi bagian dari pemeriksaan


status mental berusaha untuk menilai fungsi otak,
termasuk intelijen, kemampuan berpikir abstrak,
dan tingkat wawasan dan penilaian. Pertanyaan
yang menguji fungsi kognitif yang tercantum dalam
Kesadaran

• Sadar  adalah suatu keadaan seseorang yang dapat


berorientasi dan komunikasi.
• Gangguan kesadaran biasanya menunjukkan
adanya kerusakan otak organik.
• Kesadaran berkabut sering pada kondisi mental
tidak tetap, fluktuasi tingkat kesadaran terhadap
lingkungan sekitarnya.
Gangguan kesadaran

Gangguan kesadaran meliputi hal-hal tersebut dibawah ini


•Kesadaran menurun : tingkat penurunan kesadaran
secara kuantitatif
•Kesadaran berubah : suatu gangguan kemampuan
seseorang untuk mengadakan hubungan dan pembatasan
terhadap proses mental yang terjadi pada dirinya dan
lingkungannya pada taraf “tidak sesuai dengan kenyataan”
yang terjadi.
•Kesadaran berkabut : suatu perubahan kualitas
kesadaran dimana individu tidak mampu berpikir jernih
dan berespons secara memadai terhadap situasi sekitarnya.
Kesadaran Menurun

• Somnolens adalah suatu keadaan seseorang yang dapat


digugah dengan berbagai stimulasi serta dapat bereaksi
secara motorik  ataupun verbal kemudian terlelap lagi.
Keadaan itu dapat berbentuk rasa gelisah atau tenang.
• Stupor adalah gerakan spontan, seperti menjawab
secara refleks terhadap rangsangan nyeri, pendengaran
dengan suara keras dan penglihatan kuat. Verbalisasi
mungkin terjadi tapi terbatas pada satu atau dua kata
saja. Non verbal dengan menggunakan kepala.
• Semi Koma adalah suatu keadaan yang tidak terdapat
respon verbal, reaksi rangsangan kasar dan ada yang
menghindar (contoh menghindari tusukan).
• Koma adalah tidak bereaksi terhadap stimulus
Kesadaran berubah

• Suatu gangguan kemampuan seseorang untuk


mengadakan hubungan dan pembatasan terhadap
proses mental yang terjadi pada dirinya dan
lingkungannya pada taraf “tidak sesuai dengan
kenyataan” (secara kwalitatif) yang terjadi.
• Contohnya : seorang yang pendiam berubah menjadi
orang sangat bersemangat, aktivitas berlebihan.
Atau orang yang sangat ceria tiba-tiba menjadi
sangat pendiam.
Kesadaran Berkabut
 Fugue : Perubahan kesadaran yang disertai amnesia atau perlarian
secara fisik dari suatu keadaan yang menimbulkan banyak stres,
tetapi dengan tetap mempertahankan kebiasaan dan ketrampilan.
 Senjakala Histerik (HystericalTwilight State) : kehilangan
ingatan atas dasar psikologik, yang terjadi pada suatu waktu
tertentu dan selektif. atau kehilangan kesadaran disertai halusinasi.
 Histerik : suatu penampilan emosional dengan unssur menarik
perhatian dan kelihatannya tidak ada kontak dengan lingkungan.
 Trance : Keadaan kesadaran tanpa reaksi yang jelas terhadap
lingkungan dan biasanya terjadi mendadak. Contohnya : pada
permainan debus, kuda lumping.
 Somnabulisme : Tidur berjalan disertai beberapa kegiatan atau
yang biasa dilakukan dan terkadang dapat menjawab beberapa
pertanyaan tetapi tidak jelas.
Konsentrasi dan Perhatian

• Konsentrasi kemampuan untuk mengarahkan aktivitas


mental pada pengalaman tertentu.
• Gangguan perhatian meliputi ketidakmampuan
memusatkan perhatian, mempertahankan perhatian
ataupun mengalihkan perhatian.
• Pengujiannya dengan melakukan pengurangan 7 serial dari
100 adalah tugas sederhana yang membutuhkan
konsentrasi utuh dan kapasitas kognitif. Bisakah pasien
menghitung 100 dikurangi 7 dan seterusnya dengan
pengurangan 7 satuan? Jika pasien tidak bisa mengurangi 7
satuan, bisa pengurangan 3 satuan
• Perhatian dinilai dengan perhitungan atau dengan meminta
pasien untuk mengeja kata mundur. Pasien juga dapat
diminta untuk menyebutkan nama lima hal yang dimulai
dengan huruf tertentu.
Gangguan Perhatian / konsentrasi

1. Distraktibilitas : Ketidakmampuan individu untuk


memusatkan dan mempertahankan perhatian.
Konsentrasinya sangat mudah teralih oleh berbagai
stimulus yang terjadi di sekitarnya. Lazim ditemui pada
gangguan cemas akut dan keadaan mania.
2. Inatensi selektif : Ketidakmampuan memusatkan
perhatian pada objek atau situasi tertentu, biasanya
situasi yang membangkitkan kecemasan.
3. Hipervigilitas (Kewaspadaan berlebih) : Pemusatan
perhatian yang berlebihan terhadap stimulus eksternal
dan internal sehingga penderita tampak sangat
tegang.    
Orientasi
 Gangguan orientasi dibedakan menurut waktu, tempat, dan orang.
 Gangguan orientasi biasanya terjadi dalam urutan ini (yaitu, orientasi
waktu terganggu sebelum orientasi tempat dan orang); dan membaik
dalam urutan sebaliknya.
 Pemeriksa harus menentukan apakah pasien dapat memberikan
perkiraan tanggal, waktu dan hari.
 Selain itu, jika dirawat di rumah sakit, apakah pasien tahu berapa
lama ia telah dirawat?
 Apakah pasien tampaknya berorientasi ke masa sekarang?
 Dalam pertanyaan tentang orientasi ke tempat, pasien harus mampu
menyebutkan nama dan lokasi rumah sakit benar dan berperilaku
seolah-olah mereka tahu di mana pasien.
 Orientasi orang menanyakan apakah dia mengenal nama-nama
orang-orang yang ada di sekelilingnya dan apakah dia memahami
peran mereka dalam hubungan dengannya.
Daya Ingat (Memori)
• Fungsi memori dibagi menjadi empat bidang:
memori jangka panjang, memori jangka
sedang, memori pendek, dan memori segera
atau recall.
• Pasien dapat ditanyakan pada saat ini jika mereka
ingat nama pemeriksa.
• Meminta pasien untuk mengulang enam digit ke depan
dan kemudian mundur adalah tes retensi segera.
• memori jangka panjang dapat diuji dengan meminta
pasien untuk menceritakan tentang masa kecil mereka
yang dapat diverifikasi nanti.
• Meminta pasien untuk mengingat peristiwa penting
beberapa bulan terakhir memeriksa memori jangka
sedang.
Tingkat daya ingat

1. Segera (immediate) : Reproduksi atau pengingatan hal-hal


yang dirasakan dalam beberapa detik sampai beberapa menit.
2. Baru saja (recent) : Peringatan peristiwa yang telah lewat
beberapa hari.
3. Agak lama (recent past) : Pengingatan peristiwa yang telah
lewat selama beberapa bulan yang lalu.
4. Jangka panjang (remote) : Pengingatan peristiwa beberapa
tahun yang telah lalu.
Gangguan daya ingat 
1. Amnesia : Ketidak mampuan mengingat kembali
pengalaman, mungkin bersifat sebagian atau total, yang
bersifat retrograd (pengalaman sebelum gangguan itu
terjadi) atau anterograd (pengalaman sesudah gangguan itu
terjadi). Amnesia dapat terjadi karena trauma kepala,
gangguan emosi (amnesia histerik) atau sesudah keadaan
hipnosa dan “trans” (“trance”) 
2. Hipermnesia : Penahanan dalam ingatan (“retensi”) dan
pemanggilan kembali (“recall”) yang berlebihan baiknya.
3. Paramnesia : Ingatan yang keliru karena distorsi
pemanggilan kembali (“recall”)
4. Blackout : amnesia yang di alami oleh alkoholik berkaitan
dengan perilaku selama minum
Paramnesia
a. “Deja vu” seperti pernah melihat sesuatu yang
sebenarnya belum pernah dilihat 
b. “Jamais vu” seperti belum pernah melihat sesuatu
yang sebenarnya sudah pernah dilihat.
c. Konfabulasi : secara tidak sadar mengisi lubang-
lubang dalam ingatannya dengan cerita yang tidak
sesuai dengan kenyataan, akan tetapi ia percaya
akan kebenarannya
d. “Fausse reconnaissance” (Pemalsuan Ingatan) :
ingatan yang dibentuk sebagai jawaban terhadap
kebutuhan afektif. penderita memberikan
kesimpulan yang salah terhadap suatu kejadiaan
dengan menambahkan hal-hal yang kecil yang
dibuatnya sendiri dan menghubungkan dengan
pengalaman yang tidak berdasarkan kenyataan.
Ringkasan Tes Daya Ingat (memori)
Cobalah untuk menilai apakah proses perekaman,
penyimpanan, atau pengingatan kembali yang terlibat.
•memori jangka panjang : Data dari masa kanak-kanak,
peristiwa penting diketahui yang telah terjadi ketika pasien
masih muda atau bebas dari penyakit, masalah pribadi, materi
netral
•memori jangka sedang : Beberapa bulan terakhir
•memori jangka pendek : Beberapa hari terakhir, apa yang
pasien lakukan kemarin, sehari sebelumnya, apa pasien
memiliki untuk sarapan, makan siang, makan malam
•memori segera : kemampuan untuk mengulang enam angka
setelah pemeriksa menyatakan " pertama maju, kemudian
mundur (pasien dengan memori utuh biasanya mengulang
enam digit belakang); kemampuan untuk mengulang tiga kata
segera dan 3 sampai 5 menit kemudian
Pikiran abstrak

• Berpikir abstrak adalah kemampuan untuk


menangani konsep.
• Pasien dapat mengalami gangguan dalam cara
mereka menangani konsep atau ide-ide.
• Dapatkah pasien menjelaskan persamaan,
misalnya antara apel dan pir atau antara
kebenaran dan keindahan?
• Apakah arti dari peribahasa sederhana, seperti air
di daun talas
Pengendalian Impulsif

• Apakah pasien mampu mengendalikan impuls


seksual, agresif, dan lainnya?
• Penilaian pengendalian impuls penting dalam
memastikan kesadaran pasien dari perilaku yang
sesuai sosial dan merupakan ukuran dari potensi
bahaya pasien untuk dirinya dan orang lain.
• Pengendalian impuls dapat diperkirakan dari
informasi dalam riwayat pasien dan dari perilaku
yang diamati selama wawancara.
Daya Nilai
 Daya nilai sosial, Selama anamnesis, harus dapat
dinilai banyak aspek kemampuan pasien untuk penilaian
sosial. Apakah pasien memahami kemungkinan hasil dari
tingkah lakunya?
 Uji daya nilai : pasien memprediksi apa yang dia akan
lakukan dalam situasi imajiner (misalnya, berbau asap di
bioskop ramai)?
 Daya nilai realitas, kemampuan membedakan
kenyataan dan mimpi atau fantasi.
Wawasan (Tilikan / insight)

• Adalah kesadaran dan pemahaman pasien tentang


ada tidaknya penyakit pada dirinya.
• Pasien mungkin menunjukkan penolakan penyakit
mereka atau mungkin menunjukkan beberapa
kesadaran bahwa mereka sakit tapi menyalahkan
orang lain, pada faktor eksternal, atau bahkan
pada faktor-faktor organik.
Enam tingkat wawasan / insight
1. penolakan lengkap penyakit
2. kesadaran sedikit sakit dan membutuhkan bantuan, tetapi
menyangkal hal itu pada saat yang sama
3. Kesadaran sakit tapi menyalahkan itu pada orang lain,
pada faktor eksternal, atau faktor-faktor organik
4. Kesadaran bahwa penyakit ini disebabkan oleh sesuatu
yang tidak diketahui pada pasien
5. wawasan intelektual: pengakuan bahwa pasien sakit dan
gejala atau kegagalan dalam penyesuaian sosial
disebabkan oleh perasaan tertentu pasien sendiri yg
irasional atau gangguan tanpa menerapkan pengetahuan
ini untuk pengalaman masa lalu
6. wawasan emosional benar: kesadaran emosional dan
perasaan dalam pasien dan orang-orang penting dalam
hidupnya, yang dapat menyebabkan perubahan mendasar
dalam perilaku.
Referensi
• Barber JK, Jenkins, : Clinical Assesment. In Behavioral Science. Wiener
JM (ed). 2nd Edition, NMS William & Wilkins, Baltimore. 1990. Kaplan
HI, Sadock BJ, : Pocket Handbook of Emergency Psych
• Basanelli A, Carosella N, : Penilaian Psikiatrik Awal, dalam Buku Saku
Psikiatri Residen Bagian Psikiatri UCLA. Editor : Barry Guze, Steven
Richelmer, Alih bahasa : R. F. Maulany. Penerbit Buku Kedokteran EGC,
Jakarta, 1994,
• Kaplan HI, Sadock BJ, : Pocket Handbook of Emergency Psychiatric
Medicine. Willliam & Wilkins, Baltimore, 1994.
• Kaplan HI, Sadock BJ, Grebb JA, : Synopsis of Psychiatry – Behavioral
Sciences Clinical Psychiatry, 9Th Edition , Willliam & Wilkins, Baltimore,
1994..
• Puri BK, Laking PJ, Treasaden IH, : Textbook of Psychiatry, Churchil
Livingstone, London, First published, 1986
• Shea CS : Psychiatric Interviewing The Art and Understanding, WB
Saunders Company, Philadelphia, Pennsylvania, 1988.
• Tomb DA : Buku Saku Psikiatri Edisi 6, Alih bahasa, Martina Wiwie,
Edisi bahasa Indonesia, EGC, Jakarta, 2003, 7 – 14.

Anda mungkin juga menyukai