Anda di halaman 1dari 61

Pemeriksaan Status Mental

Dr. dr. H.M. Faisal Idrus SpKJ (K)


Definisi
• Pemeriksaan status mental adalah
pencatatan sistematik kualitas fungsi
mental pada saat wawancara pasien.
• Pemeriksaan status mental membantu
dalam penegakan diagnosis dan
rencana penatalaksanaannya dan
berfungsi sebagai dasar untuk
referensi di masa mendatang.
Tinjauan untuk Pemeriksaan
Status Mental
• Deskripsi Umum • Pikiran
• Mood dan Afek • Sensorium
• Kesadaran
• Perseps
• Perhatian
Deskripsi Umum
• Penampilan
• perilaku terbuka
• Bicara
• Sikap
Penampilan
 Dalam kategori menggambarkan
penampilan dan kesan fisik secara
keseluruhan pasien, yang tercermin
dari postur, ketenangan, pakaian, dan
perawatan.
 Contoh penampilan sehat, sakit-
sakitan, tidak nyaman, seperti anak-
anak, dan aneh. Tanda-tanda
kecemasan dicatat: tangan lembab,
dahi berkeringat, postur tegang, mata
lebar.
Perilaku dan Aktivitas
Psikomotor
• Aspek-aspek kuantitatif dan kualitatif dari perilaku motorik
pasien. Termasuk laku, tics, gerak tubuh, berkedut, perilaku
stereotip, ekopraxia, hiperaktif, agitasi, fleksibilitas, kekakuan,
dan kelincahan. gelisah, meremas-remas tangan, mondar-mandir,
dan manifestasi fisik lainnya. Catatan retardasi psikomotor atau
perlambatan umum dari gerakan tubuh, aktivitas tanpa tujuan.
• Gangguan Aktifitas / Tingkah Laku.
• Digambarkan sebagai hiperaktivitas (gerakan cepat), hipoaktif
(gerakan lambat), atau disaktif (gerakan berulang-ulang yang
tidak dapat dikendalikan).
• Hiperaktivitas.
Gerakan aktivitas yang berlebihan terutama tampak pada
keadaan mania :
aktivitas psikomotor meningkat rmempunyai tujuan tetapi selalu
berganti nampak sangat repot tetapi tidak produktif alam pikiran
sering ditandai dgn adanya flight of ideas.
• Hipoaktivitas
Gerakan aktivitas berkurang terutama pada keadaan depresi :
aktivitas menurun, retardasi psikomotor perlambatan ekspresi
konatif aktivitas berjalan lambat /immobile, keadaan ekstrim
immobile & mutistik tidak dapat mengadakan aktivitas secara
spontan.
Gangguan Aktifitas / Tingkah
Laku
• Digambarkan sebagai hiperaktivitas (gerakan cepat),
hipoaktif (gerakan lambat), atau disaktif (gerakan
berulang-ulang yang tidak dapat dikendalikan).
• Hiperaktivitas.
Gerakan aktivitas yang berlebihan terutama tampak
pada keadaan mania :
aktivitas psikomotor meningkat rmempunyai tujuan
tetapi selalu berganti nampak sangat repot tetapi tidak
produktif alam pikiran sering ditandai dgn adanya flight
of ideas. 

Hipoaktivitas
Gerakan aktivitas berkurang terutama pada keadaan
depresi : aktivitas menurun, retardasi psikomotor
perlambatan ekspresi konatif aktivitas berjalan lambat
/immobile, keadaan ekstrim immobile & mutistik tidak
dapat mengadakan aktivitas secara spontan.
Gangguan Aktifitas / Tingkah
Laku
 Gerakan berulang-ulang tidak teratur, tidak terkendali dan tanpa
tujuan, seperti
 Stereotipi adalah gerakan berulang-ulang tanpa tujuan yang jelas
Terutama pada keadaan skizofrenia /psikotik.
 Manerisme: gerakan involunter yang stereotipik.
 Ekolalia stereotipik dalam berbcara
 Fleksibilitas serea: gerakan yang diberikan oleh pemeriksa secara
perlahan, dan kemudian dipertahankan oleh pasien terdapat pada
skizofrenia tipe kataton-stupor Echopraxia: menirukan gerakan orang
lain
 Katalepsi: pasien tidak bergerak dan cenderung mempertahankan
posisi tertentu.
 Negativisme: gerakan menentang/tidak mematuhi perintah.
 Katapleksi: tonus otot menghilang sementara dikarenakan emosi
 Otomatis perintah: mengikuti perintah secara otomatis
 Mutisme: tak bersuara
 Agresi: perbuatan menyerang, baik verbal maupun fisik, disertai afek
marah/benci.
Karakteristik Bicara
• Bagian Ini dari laporan yang menjelaskan
karakteristik fisik berbicara.
• Bicara dapat digambarkan dalam hal kuantitas,
tingkat produksi, dan kualitas.
• Pasien dapat digambarkan sebagai latah, cerewet,
fasih, pendiam, tidak spontan, atau biasanya
responsif terhadap isyarat dari pewawancara.
• Bicara cepat atau lambat, tertekan, ragu-ragu,
emosional, dramatis, monoton, keras, berbisik,
cadel, atau bergumam. gangguan berbicara, seperti
gagap, termasuk dalam bagian ini.
• Setiap ritme yang tidak biasa (disebut dysprosody)
atau aksen harus diperhatikan. Bicara pasien
mungkin spontan.
Sikap Terhadap Pemeriksa
Sikap pasien terhadap
pemeriksa dapat digambarkan
sebagai kooperatif, ramah,
penuh perhatian, tertarik, jujur,
menggoda, defensif, menghina,
bingung, apatis, bermusuhan,
main-main, mengelak, atau
dijaga; sejumlah kata sifat
lainnya dapat digunakan.
Mood dan Afek
• Mood
• Afek
• Keserasian
• Empati
Mood dan Afek
Mood (Suasana hati) : Suasana
didefinisikan sebagai keadaan emosi
subyektif (bukan ekspresi) yang meresap dan
berkelanjutan yang mewarnai persepsi
seseorang tentang dunia. Apa yang
dinyatakan pasien secara sukarela tentang
perasaannya atau apakah perlu untuk
meminta pasien menyatakan bagaimana
perasaannya.
Afek (Ekspresi perasaan) : emosi yang
diekspresikan oleh pasien, sehingga
penilaiannya obyektif (dapat diamati oleh
pemeriksa)
Mood (Suasana hati)
• Suasana hati digambarkan sebagai
• Mood Euthymik adalah suasana perasaan yang normal atau khas.
optimis, "happy”.
• Mood disphorik atau tertekan: "biru". sering disertai dengan penurunan
energi. mudah marah atau kecemasan, terjadi pada beberapa orang.
umumnya pada depresi, kecemasan, keadaan depresi gangguan bipolar.
• Mood Gembira / Euphorik : mood meningkat, "di atas dunia".sering
disertai dengan peningkatan energi. umum pada episode manik gangguan
bipolar.
• Mood labil Suasana hati: berubah-ubah, tidak stabil, cepat berubah
moox. umum pada gangguan bipolar “rapid cycling” pada orang dewasa,
dan gangguan suasana hati pada anak-anak.
• Gejala terkait dengan perubahan mood ini terdiri dari anhedonia, tanda
dan gejala vegetatif depresi.
• Anhedonia: kurangnya minat dan penarikan diri dari kegiatan rutin dan
menyenangkan gejala terkait depresi.
• Gejala vegetatif adalah dysregulations biologis berbasis di kimia otak
(misalnya, serotonin). perubahan yang paling menonjol adalah tidur dan
nafsu makan.
Afek (Ekspresi perasaan)
• Afek dapat dinyatakan dalam beberapa cara:
• Jenis emosi : marah, sedih, euphoria (peningkatan ekspresi
kegembiraan), elasi (euphoria dengan peningkatan aktivitas
psikomotor), eksaltasi (elasi yang disertai waham kebesaran),
ekstase (agresi).
• Intensitas dan derajat emosi: datar, tumpul, sempit, luas.
1. Datar: tidak terdapat ekspresi
2. Tumpul: ekspresi yang tampak sangat sedikit (hamper tidak
terdapat ekspresi)
3. Sempit/menyempit: pasien terkadang masih dapat
mengekspresikan perasaannya.
4. Luas: perasaan dapat diekspresikan secara penuh (normal)
• Keserasian: dilihat dari kesesuaian antara stimulus yang
diberikan dengan ekspresi pasien: appropriate,
inappropriate.
• Konsistensi perasaan: labil, stabil. Labil bila terjadi
perubahan afek yang cepat.
Persepsi

• Halusinasi
• Ilusi
• Depersonalisasi
• Derealisasi
Persepsi
• Gangguan persepsi, seperti halusinasi dan
ilusi, dapat dialami dalam referensi untuk diri
sendiri atau lingkungan.
• Gangguan persepsi melibatkan sistem
sensorik (misalnya, auditori, visual, rasa,
penciuman, atau taktil) dan isi dari ilusi atau
pengalaman halusinasi harus dijelaskan.
• Depersonalisasi : Suatu perasaan subjektif
terhadap diri yang tidak sesuai dengan
kenyataan, asing dan tidak akrab dengan diri
sendiri
• Derealisasi : Suatu perasaan subjektif bahwa
lingkungannya asing atau tidak sesuai dengan
kenyataan
Contoh Pertanyaan Untuk
Halusinasi
• Contoh pertanyaan yang digunakan untuk
memperoleh pengalaman halusinasi
meliputi:
• Apakah Anda pernah mendengar suara-
suara atau suara lainnya yang tidak ada
orang lain bisa mendengar atau ketika
tidak ada orang lain di sekitar?
• Apakah Anda mengalami sensasi aneh
dalam tubuh Anda yang lain tampaknya
tidak melihat?.
Macam-macam Gangguan
Persepsi
• Halusinasi: persepsi terhadap rangsang yang tak nyata.
(tidak terdapat objek)
– Halusinasi dengar (akustik, auditori)
– Halusinasi visual  harus dalam keadaan mata penderita terbuka.
Biasanya merupakan petunjuk adanya gangguan mental organic.
– Halusinasi bau/olfaktori
– Halusinasi pengecapan/gustatory
– Halusinasi seksual
– Heautoscopie: halusinasi visual khusus, pasien melihat orang
yang mirip dirinya berada di depannya atau mendekatinya. Bila
dapat dikoreksi, maka disebut pseudo halusinasi.
– Halusinasi kinaestesi (phantom phenomenon): persepsi palsu
pada pasien setelah mengalami operasi besar. Contoh: pasien
post amputasi kaki berkata bahwa kakinya masih utuh.
– Halusinasi hipnopompik : halusinasi yang terjadi pada saat akan
bangun.
– Halusinasi hipnogogik : halusinasi yang terjadi pada saat akan
tidur.
Macam-macam Gangguan
Persepsi
• Ilusi : mispersepsi/misinterpretasi
terhadap stimulus sensorik yang
real. (ada objek nyata)
• Depersonalisasi : Suatu perasaan
subjektif terhadap diri yang tidak
sesuai dengan kenyataan, asing dan
tidak akrab dengan diri sendiri
• Derealisasi : Suatu perasaan
subjektif bahwa lingkungannya asing
atau tidak sesuai dengan kenyataan:
Pikiran

• Bentuk Pikiran
• Arus Pikiran
• Isi Pikiran
Pikiran
• Pikiran dapat dibagi dua :
1.Proses (atau bentuk), mengacu pada
cara di mana seseorang menyampaikan
ide-idenya, Proses atau bentuk pikiran
dapat logis dan koheren atau benar-
benar tidak logis dan bahkan tidak bisa
dimengerti.
2.Isi mengacu pada apa yang benar-benar
dipikirkan seseorang tentang: ide-ide,
terdiri dari fantasi, preokupasi, obsesi
ide-ide rujukan (ideas reference waham
Proses pikiran (Form of
Thinking)
• Produktivitas pikir
• 1. Meluap –luap (banyak ide)
• 2. Miskin ide.
• Kontinyuitas pikiran
• Berpikir cepat,
• Berpikir lambat
• Pikiran lambat atau ragu-ragu.
• Pikiran ekstrem, disebut flight of
ideas.
• Pikiran dapat kabur atau kosong.
Pertanyaan untuk bentuk
pikiran
• Apakah balasan pasien benar-benar menjawab
pertanyaan yang diajukan, dan apakah pasien
memiliki kapasitas untuk mengarahkan pikiran
pada tujuan?
• Apakah tanggapan pasien relevan atau tidak
relevan?
• Apakah ada hubungan sebab-akibat yang jelas
dalam penjelasan pasien?
• Apakah pasien memiliki asosiasi longgar
(misalnya, gagasan yang dinyatakan tampaknya
tidak berhubungan dan terhubung
idiosyncratically)?
• Gangguan kontinuitas pikiran meliputi laporan
yang tangensial, tidak langsung, bertele-tele,
Gangguan Proses pikiran
(1)
1. Nonrealistik/derealistik: tidak sesuai dengan
kenyataan tetapi masih mungkin, misal: “saya
adalah seorang presiden” atau seorang dokter
berkata, “saya dapat menyembuhkan semua
orang yang sakit”
2. Dereistik: tidak sesuai dengan kenyataan dal
lebih didasarkan pada khayalan, misal: “saya
adalah seorang malaikat” atau “saya dapat
menyembuhkan segala macam penyakit”
3. Autistik: pikiran yang timbul dari fantasi,
berokupasi pad aide yang idesentris. Orang
autistic selalu hidup dalam alam/dunianya
sendiri, dan secara emosional terlepas dari
orang lain.
Gangguan Proses pikiran
(2)
4. Intelektualisasi: pembicaraan yang meloncat-loncat
kearah konsep intelektual, tentang teori yang abstrak
dan filosofis. Sering dijumpai pada pasien obsesif
kompulsif dan skizofrenia.
5. Tidak logis (illogical thought), sering juga disebut
magical thought: berorientasi pada hal-hal yang
bersifat magis.
6. Magical thinking: pasien percaya bahwa segala
tingkah laku, ucapan, sikap, serta gerak-geriknya
dikendalikan oleh kekuatan magis. Symptom ini
menonjol pada pasien dengan obsesif kompulsif dan
secara ekstrim terdapat pada skizofrenia.
7. Pikiran konkrit (formal thought disorder): pikiran
terbatas pada satu dimensi arti, pasien mengartikan
kata/kalimat apa adanya, tidak mampu berpikir secara
metaforik atau hipotetik. Symptom ini biasa ditemukan
pada pasien dengan gangguan mental organic dan
skizofrenia. Contoh: meja hijau = meja yang berwarna
hijau, daun muda = daun yang masih muda.
Gangguan progresi/arus
pikir (1)
• Arus pikiran adalah kelancaran penyampaian ide – ide atau
gagasan, gangguan arus pikiran meliputi hal-hal tersebut
dibawah ini :
• Sirkumstansial : Terlalu cemas dari rincian sepele atau tidak
relevan yang menghambat rasa sampai ke titik.
• Asosiasi longgar : pasien berbicara dengan kalimat-kalimat
yang tidak berhubungan, namun masih dapat dimengerti
• Inkoherensi : merupakan asosiasi longgar yang berat,
terdapat distorsi tatabahasa/susunan kalimat dengan arti
istilah yang aneh. Secara khas terdapat pada skizofrenia.
• Clang Association (Asosiasi bunyi). Pikiran yang terkait
dengan suara kata-kata bukan oleh maknanya (misalnya,
melalui berima atau assonance).
• Derailment. (Identik dengan asosiasi longgar.) koneksi
(hubungan) logis antara ide-ide dan arti keseluruhan. Kata-
kata membuat kalimat, tapi kalimat tidak masuk akal.
• Flight of ideas. Sebuah suksesi beberapa asosiasi sehingga
pikiran tampaknya bergerak tiba-tiba dari satu ide ke ide yang
lain; sering (tapi tidak selalu) diekspresikan melalui bicara
cepat, tertekan.
Gangguan progresi/arus
pikir (2)
• Flight of ideas. Sebuah suksesi beberapa asosiasi
sehingga pikiran tampaknya bergerak tiba-tiba dari
satu ide ke ide yang lain; sering (tapi tidak selalu)
diekspresikan melalui bicara cepat, tertekan.
• Logore : pasien berbicara terus-menerus tanpa henti.
• Echolalia: menirukan kata-kata/kalimat orang lain,
cenderung berulang-ulang dan persisten.
• Stereotypi kata/kalimat: pengulangan kata/kalimat
karena adanya pengulangan buah pikiran. Bila terjadi
pengulangan kata = verbigerasi, pengulangan kalimat
= perseverasi. Terdapat pada skizofrenia dan GMO.
• Neologisme (Kata baru). Penemuan kata-kata baru
atau frase atau penggunaan kata-kata konvensional
dengan cara istimewa. Neologisme: pembentukan
kata-kata baru yang memiliki arti khusus bagi
penderita, sering terdapat pada pasien skizofrenia.
Neologisme dapat pula akibat halusinasi akustik
sehingga sering merupakan kata yang diulang.
Gangguan progresi/arus
pikir (3)
• Word salad: bentuk ekstrim neologisme yang ditandai
dengan kalimat yang dibentuk dari kata-kata yang
hampir semuanya tidak dapat dimengerti.
• Circumstantiality: gangguan asosiasi karena terlalu
banyak ide yang disampaikan. Pada umumnya pasien
dapat mencapai tujuannya, tetapi harus secara
bertahap.Sering dijumpai pada pasien skizofrenia,
epilepsy, dan demensia senilis.
• Tangential thinking: pembicaraan pasien terlepas sama
sekali dari pokok pembicaraan dan tidak kembali ke
pokok pembicaraan tersebut, sehingga tujuan tidak
pernah tercapai. Sering dijumpai pada pasien bipolar fase
manic.
• Blocking adalah gangguan aliran pikiran terhenti
sebelum ide selesai; pasien mungkin menunjukkan
ketidakmampuan untuk mengingat apa yang akan
dikatakan atau dimaksudkan untuk dikatakan. Sering
ditemukan pada skizofrenia.
Gangguan progresi/arus
pikir (4)
• Remming : pasien berbicara dengan sangat lambat
dan biasanya dengan nada yang rendah, karena
pikirannya timbul perlahan sehingga progresi piker
menjadi lambat. Biasanya terdapat pada pasien
dengan depresi.
• Mutisme : pasien tidak memberi respon terhadap
lingkungan, tidak mau berbicara sama sekali. Sering
ditemukan pada skizofrenia kataton, depresi berat,
histerical aphonia, dan GMO.
• Pikiran terhalangi (thought blocking). Sebuah
gangguan tiba-tiba pikiran atau terhentinya aliran
ide-ide.
• Perseverasi. Pengulangan dari konteks kata-kata
Isi pikiran (1)
Isi pikiran adalah materi-materi atau isi dari ide atau gagasan yang
disampaikan dalam pembicaraan. Gangguan isi pikiran meliputi :
•Fobia: ketakutan yang menetap dan tidak rasional terhadap suatu
objek, aktifitas, atau situasi spesifik yang menimbulkan keinginan
yang mendesak untuk menghindarinya.
•Preokupasi : Pikiran terpaku pada satuide saja
•Obsesi: gagasan (ide), bayangan, atau impuls yang berulang dan
persisten.
•Kompulsi: perilaku/perbuatan berulang yang bersifat
stereotipik, biasanya menyertai obsesi.
•Ideas of reference: pasien selalu berprasangka bahwa orang lain
sedang membicarakan dirinya dan kejadian-kejadian yang alamiah
pun memberi arti khusus/berhubungan dengan dirinya. Contoh:
pasien merasa bahwa berita yang dibawakan oleh pembawa berita
di televise berkaitan dengannya dan terselip pesan untuknya.
Isi pikiran (2)
• Waham: keyakinan palsu yang timbul tanpa
stimulus dari luar yang cukup Ciri – cirinya
sebagai berikut :
• Tidak realistic
• Tidak logis
• Menetap
• Egosentris
• Diyakini kebenarannya oleh penderita
• Tidak dapat dikoreksi
• Dihayati oleh penderita sebagai hal yang nyata
• Penderita hidup dalam wahamnya itu
• Keadaan/hal yang diyakini itu bukan merupakan
bagian sosio-kultural setempat.
Macam-macam waham
• Waham kebesaran : meyakini dirinya orang hebat/kaya.
• Waham cemburu : meyakini dihianati oleh pasangannya
• Waham curiga : mencurigai ada orang yang berbuat
jahat.
• Waham berdosa (biasanya pasien tampak selalu murung)
• Waham tak berguna (sering kali memicu keinginan pasien
untuk bunuh diri)
• Waham miskin : meyakini dirinya menjadi miskin.
• Waham hipokondria (pasien merasa di dalam tubuhnya
ada sesuatu benda yang harus dikeluarkan sebab dapat
membahayakan dirinya)
• Waham kejar : meyakini dirinya dimata-matai / diawasi
• Waham bizarre (waham aneh)
Waham bizarre (waham
aneh)
Waham bizarre, meliputi:
• Waham sedot pikir (thought of
withdrawal): pasien percaya bahwa
seeseorang telah mengambil keluar
pikirannya
• Waham sisip pikir (thought of insertion):
pasien percaya bahwa seseorang telah
menyesipkan pikiran ke kepalanya
• Waham siar pikir (thought of
broadcasting): pasien percaya bahwa orang
lain dapat mengetahui/membaca pikirannya
• Waham kendali pikir (thought of being
controlled): pasien percaya bahwa apa yang
dirasakan / dilakukannya
dipengaruhi/dikendalikan oleh orang lain.
Sensorium
• Kesadaran
• Perhatian
Sensorium dan Kognisi
Sensorium dan kognisi bagian
dari pemeriksaan status mental
berusaha untuk menilai fungsi
otak, termasuk intelijen,
kemampuan berpikir abstrak, dan
tingkat wawasan dan penilaian.
Pertanyaan yang menguji fungsi
kognitif yang tercantum dalam
Kesadaran
• Sadar  adalah suatu keadaan seseorang yang dapat
berorientasi dan komunikasi.
• Gangguan kesadaran biasanya menunjukkan adanya
kerusakan otak organik.
• Seorang pasien mungkin tidak dapat mempertahankan
perhatian terhadap rangsangan lingkungan atau untuk
mempertahankan pemikiran yang diarahkan pada
tujuan atau perilaku.
• Kesadaran berkabut sering pada kondisi mental tidak
tetap.
• Seorang pasien biasanya menunjukkan fluktuasi tingkat
kesadaran terhadap lingkungan sekitarnya.
• Pasien yang memiliki keadaan kesadaran yang berubah
seringkali menunjukkan beberapa gangguan orientasi
juga, meskipun sebaliknya belum tentu benar.
Gangguan kesadaran
Gangguan kesadaran meliputi hal-hal tersebut
dibawah ini :
•Kesadaran menurun : tingkat penurunan kesadaran
secara kuantitatif
•Kesadaran berubah : suatu gangguan kemampuan
seseorang untuk mengadakan hubungan dan
pembatasan terhadap proses mental yang terjadi pada
dirinya dan lingkungannya pada taraf “tidak sesuai
dengan kenyataan” (secara kwalitatif) yang terjadi.
•Kesadaran berkabut : suatu perubahan kualitas
kesadaran dimana individu tidak mampu berpikir
jernih dan berespons secara memadai terhadap situasi
sekitarnya.
Kesadaran Menurun
• Somnolens adalah suatu keadaan seseorang
yang dapat digugah dengan berbagai stimulasi
serta dapat bereaksi secara motorik  ataupun
verbal kemudian terlelap lagi. Keadaan itu dapat
berbentuk rasa gelisah atau tenang.
• Stupor adalah gerakan spontan, seperti
menjawab secara refleks terhadap rangsangan
nyeri, pendengaran dengan suara keras dan
penglihatan kuat. Verbalisasi mungkin terjadi tapi
terbatas pada satu atau dua kata saja. Non verbal
dengan menggunakan kepala.
• Semi Koma adalah suatu keadaan yang tidak
terdapat respon verbal, reaksi rangsangan kasar
dan ada yang menghindar (contoh menghindari
tusukan).
• Koma adalah tidak bereaksi terhadap stimulus
Kesadaran berubah
• Suatu gangguan kemampuan seseorang
untuk mengadakan hubungan dan
pembatasan terhadap proses mental yang
terjadi pada dirinya dan lingkungannya
pada taraf “tidak sesuai dengan
kenyataan” (secara kwalitatif) yang
terjadi.
• Contohnya : seorang yang pendiam
berubah menjadi orang sangat
bersemangat, aktivitas berlebihan. Atau
orang yang sangat ceria tiba-tiba menjadi
sangat pendiam.
Kesadaran Berkabut
 Fugue : Perubahan kesadaran yang disertai amnesia atau
perlarian secara fisik dari suatu keadaan yang menimbulkan
banyak stres, tetapi dengan tetap mempertahankan
kebiasaan dan ketrampilan.
 Senjakala Histerik (HystericalTwilight State) :
kehilangan ingatan atas dasar psikologik, yang terjadi pada
suatu waktu tertentu dan selektif. atau kehilangan kesadaran
disertai halusinasi.
 Histerik : suatu penampilan emosional dengan unssur
menarik perhatian dan kelihatannya tidak ada kontak
dengan lingkungan.
 Trance : Keadaan kesadaran tanpa reaksi yang jelas
terhadap lingkungan dan biasanya terjadi mendadak.
Contohnya : pada permainan debus, kuda lumping.
 Somnabulisme : Tidur berjalan disertai beberapa kegiatan
atau yang biasa dilakukan dan terkadang dapat menjawab
beberapa pertanyaan tetapi tidak jelas.
Konsentrasi dan
Perhatian
• Konsentrasi kemampuan untuk mengarahkan aktivitas
mental pada pengalaman tertentu.
• Gangguan perhatian meliputi ketidakmampuan memusatkan
perhatian, mempertahankan perhatian ataupun mengalihkan
perhatian.
• Konsentrasi pasien dapat terganggu karena berbagai alasan.
Sebuah gangguan kognitif, kecemasan, depresi, dan
rangsangan internal, seperti halusinasi pendengaran, semua
bisa berkontribusi untuk konsentrasi terganggu.
• Pengujiannya dengan melakukan mengurangkan 7 serial dari
100 adalah tugas sederhana yang membutuhkan konsentrasi
utuh dan kapasitas kognitif. Bisakah pasien menghitung 100
dikurangi 7 dan seterusnya dengan pengurangan 7 satuan?
Jika pasien tidak bisa mengurangi 7 satuan, bisa pengurangan
3 satuan? pemeriksa harus selalu menilai apakah kecemasan,
beberapa gangguan suasana hati atau kesadaran, atau defisit
belajar (dyscalculia) bertanggung jawab untuk kesulitan.
• Perhatian dinilai dengan perhitungan atau dengan meminta
pasien untuk mengeja kata (atau orang lain) mundur. Pasien
juga dapat diminta untuk menyebutkan nama lima hal yang
dimulai dengan huruf tertentu.
Gangguan Perhatian /
konsentrasi
1. Distraktibilitas : Ketidakmampuan individu
untuk memusatkan dan mempertahankan
perhatian. Konsentrasinya sangat mudah teralih
oleh berbagai stimulus yang terjadi di
sekitarnya. Lazim ditemui pada gangguan
cemas akut dan keadaan mania.
2. Inatensi selektif : Ketidakmampuan
memusatkan perhatian pada objek atau situasi
tertentu, biasanya situasi yang membangkitkan
kecemasan.
3. Hipervigilitas (Kewaspadaan berlebih) :
Pemusatan perhatian yang berlebihan terhadap
stimulus eksternal dan internal sehingga
penderita tampak sangat tegang.    
Fungsi Kognitif
• Orientasi (orang, tempat, waktu)
• Konsentrasi
• Memori (daya ingat)
• Inteligensi
• Pengetahuan umum (informasi)
• Pikiran abstrak
• Daya Nilai
• Daya nilai sosial
• Daya nilai realitas
• Uji daya nilai
• Wawasan (Tilikan/Insight)
• Reliabilitas (Keandalan)
Orientasi
 Gangguan orientasi dibedakan menurut waktu, tempat, dan
orang.
 Gangguan orientasi biasanya terjadi dalam urutan ini (yaitu,
orientasi waktu terganggu sebelum orientasi tempat dan
orang); dan membaik dalam urutan sebaliknya.
 Pemeriksa harus menentukan apakah pasien dapat
memberikan perkiraan tanggal dan waktu hari.
 Selain itu, jika dirawat di rumah sakit, apakah pasien tahu
berapa lama ia telah dirawat?
 Apakah pasien tampaknya berorientasi ke masa sekarang?
 Dalam pertanyaan tentang orientasi ke tempat, pasien harus
mampu menyebutkan nama dan lokasi rumah sakit benar dan
berperilaku seolah-olah mereka tahu di mana pasien.
 Orientasi orang menanyakan kepada. Apakah dia mengenal
nama-nama orang-orang yang ada di sekelilingnya dan apakah
dia memahami peran mereka dalam hubungan dengannya.
Daya Ingat (Memori)
• Fungsi memori dibagi menjadi empat bidang: memori
jangka panjang, memori jangka sedang, memori
pendek, dan memori segera atau recall. memori
segera dapat diperiksa dengan meminta pasien
menceritakan tentang nafsu makan mereka dan kemudian
tentang apa yang mereka punya untuk sarapan atau makan
malam malam sebelumnya.
• Pasien dapat ditanyakan pada saat ini jika mereka ingat
nama pemeriksa.
• Meminta pasien untuk mengulang enam digit ke depan dan
kemudian mundur adalah tes retensi segera. memori
jangka panjang dapat diuji dengan meminta pasien untuk
menceritakan tentang masa kecil mereka yang dapat
diverifikasi nanti.
• Meminta pasien untuk mengingat peristiwa penting
beberapa bulan terakhir memeriksa memori jangka sedang.
• Seringkali dalam gangguan kognitif, memori jangka pendek
baru atau terganggu pertama, dan memori jangka panjang
terganggu kemudian.
Tingkat daya ingat
1. Segera (immediate) : Reproduksi atau
pengingatan hal-hal yang dirasakan
dalam beberapa detik sampai beberapa
menit.
2. Baru saja (recent) : Peringatan peristiwa
yang telah lewat beberapa hari.
3. Agak lama (recent past) : Pengingatan
peristiwa yang telah lewat selama
beberapa bulan yang lalu.
4. Jangka panjang (remote) : Pengingatan
peristiwa beberapa tahun yang telah
lalu.
Gangguan daya ingat 
1. Amnesia : Ketidak mampuan mengingat kembali
pengalaman, mungkin bersifat sebagian atau total, yang
bersifat retrograd (pengalaman sebelum gangguan itu
terjadi) atau anterograd (pengalaman sesudah gangguan
itu terjadi). Amnesia dapat terjadi karena trauma kepala,
gangguan emosi (amnesia histerik) atau sesudah
keadaan hipnosa dan “trans” (“trance”) 
2. Hipermnesia : Penahanan dalam ingatan (“retensi”) dan
pemanggilan kembali (“recall”) yang berlebihan baiknya.
3. Paramnesia : Ingatan yang keliru karena distorsi
pemanggilan kembali (“recall”)
4. Letologika : ketidak-mampuan sementara untuk
mengingat suatu nama atau kata benda yang tepat.
5. Blackout : amnesia yang di alami oleh alkoholik berkaitan
dengan perilaku selama minum
Paramnesia
a. “Deja vu” seperti pernah melihat sesuatu
yang sebenarnya belum pernah dilihat 
b. “Jamais vu” seperti belum pernah sesuatu
yang sebenarnya sudah pernah dilihatc.
Konfabulasi : secara tidak sadar mengisi
lubang-lubang dalam ingatannya dengan
cerita yang tidak sesuai dengan kenyataan,
akan tetapi ia percaya akan kebenarannya
c. “Fausse reconnaissance” (Pemalsuan Ingatan)
: ingatan yang dibentuk sebagai jawaban
terhadap kebutuhan afektif. penderita
memberikan kesimpulan yang salah terhadap
suatu kejadiaan dengan menambahkan hal-
hal yang kecil yang dibuatnya sendiri dan
menghubungkan dengan pengalaman yang
tidak berdasarkan kenyataan.
Ringkasan Tes Daya Ingat
(memori)
Cobalah untuk menilai apakah proses perekaman,
penyimpanan, atau pengingatan kembali yang terlibat.
•memori jangka panjang : Data dari masa kanak-kanak,
peristiwa penting diketahui yang telah terjadi ketika pasien
masih muda atau bebas dari penyakit, masalah pribadi,
materi netral
•memori jangka pendek : Beberapa bulan terakhir
•memori jangka sedang : Beberapa hari terakhir, apa
yang pasien lakukan kemarin, sehari sebelumnya, apa
pasien memiliki untuk sarapan, makan siang, makan malam
•memori segera : kemampuan untuk mengulang enam
angka setelah pemeriksa menyatakan " pertama maju,
kemudian mundur (pasien dengan memori utuh biasanya
mengulang enam digit belakang); kemampuan untuk
mengulang tiga kata segera dan 3 sampai 5 menit kemudian
•Ocehan (secara tidak sadar membuat jawaban palsu ketika
memori terganggu) paling erat terkait dengan gangguan
kognitif.
Membaca dan menulis
Pasien diminta untuk membaca kalimat.
Pasien juga diminta untuk menulis kalimat
sederhana namun lengkap

Kemampuan visuospasial
• Pasien diminta untuk menyalin angka, seperti
jam wajah atau saling segi lima
Pikiran abstrak
• Berpikir abstrak adalah kemampuan untuk menangani
konsep.
• Pasien dapat mengalami gangguan dalam cara mereka
menangani konsep atau ide-ide.
• Dapatkah pasien menjelaskan persamaan, misalnya
antara apel dan pir atau antara kebenaran dan keindahan?
• Apakah arti dari peribahasa sederhana, seperti air di daun
talas
• Jawabannya tidak mempunyai pendirian (memberikan
contoh-contoh spesifik untuk menggambarkan arti) atau
terlalu abstrak (memberi penjelasan terlalu umum).
• Kesesuaian jawaban dan cara mereka memberikan
jawaban harus dicatat.
• Dalam reaksi bencana, pasien mengalami kerusakan otak
menjadi sangat emosional dan tidak bisa berpikir secara
abstrak.
• Ketika diminta untuk menjelaskan pepatah ibarat air
didaun talas, Apakah Anda dapat mematahkan kaca ini ?
Informasi dan Inteligensi
• Jika gangguan kognitif yang mungkin dicurigai, apakah
pasien memiliki masalah dengan fungsi-fungsi
mentalnya, seperti menghitung sisa uang dari Rp 1000,-
setelah dibelanjakan Rp 350,-? Jika tugas ini terlalu sulit,
berikan masalah yang mudah (seperti berapa banyak
uang recehan Rp 100,-dari Rp 1000,-) diselesaikan!
inteligensi pasien berhubungan dengan kosa kata dan
data pengetahuan umum (misalnya, jarak dari Jakarta ke
Bandung, presiden Indonesia). tingkat pendidikan pasien
(pendidikan formal dan informal) dan status sosial
ekonomi harus diperhitungkan.
• Penanganan konsep sulit atau canggih dapat
mencerminkan kecerdasan, bahkan tanpa adanya
pendidikan formal atau data luas informasi.
• Pada akhirnya, harus diperkirakan kemampuan
intelektual pasien dan kemampuan untuk berfungsi pada
tingkat dasar.
Sensorium Pemeriksaan Status
Mental
• Kewaspadaan (Observasi)
• Orientasi :
• Orientasi personal Siapa nama Anda? Siapa saya?
• Orientasi tempat : Tempat apa ini? Anda berada dimana saat ini?
• Orientasi waktu : tanggal berapa sekarang ? sekarang siang atau
malam ?
• Konsentrasi :
• Menghitung mundur mulai dar100 dikurangi 7 (atau 3).
• Mengatakan huruf abjad belakang dimulai dengan Z.
• Menyburkan nama bulan tahun mundur dimulai dengan Desember.
• Daya ingat
• Daya ingat segera : Segera Ulangi menyebutkan angka ini setelah
saya:1,4,9,2, 5.
• Daya ingat jangka pendek : Sebutkan Apa sarapan pagi Anda? Apa
yang Anda lakukan sebelum kita mulai berbicara pagi ini? Aku ingin
Anda mengingat tiga hal ini: pensil kuning, kursi hijau¸meja coklat.
Setelah beberapa menit saya akan meminta Anda untuk
mengulanginya.
• Daya Ingat Jangka panjang : Dimana alamat Anda ketika Anda berada
di kelas tiga? Siapa guru Anda? Apa yang Anda lakukan selama musim
panas antara sekolah dan perguruan tinggi?
Fungsi Kognitif pada Bagian
Sensorium Pemeriksaan Status
Mental
• Intelegensi :
• Jika Anda membeli sesuatu yang harganya Rp 375
dan Anda membayar dengan Rp 500,- berapa uang
kembalinya?
• Berapa biaya dari tiga jeruk jika selusin jeruk biaya
Rp 4000,-?
• Berapa jarak antara Jakarta ke Surabaya? Apa yang
tubuh air terletak antara Amerika Selatan dan Afrika?
• Pikiran Abstrak :
• Mana yang tidak termasuk dalam kelompok ini:
gunting, burung kenari, dan laba-laba? Mengapa?
• Apa persamaan apel dengan jeruk?
Pengendalian Impulsif
• Apakah pasien mampu mengendalikan impuls
seksual, agresif, dan lainnya?
• Penilaian pengendalian impuls penting dalam
memastikan kesadaran pasien dari perilaku yang
sesuai sosial dan merupakan ukuran dari potensi
bahaya pasien untuk dirinya dan orang lain.
• Pasien mungkin tidak dapat mengendalikan
dorongan sekunder pada gangguan fungsi
kognitif dan psikotik atau karena cacat fisik yang
kronis, seperti yang diamati dalam gangguan
kepribadian.
• Pengendalian impuls dapat diperkirakan dari
informasi dalam riwayat pasien dan dari perilaku
yang diamati selama wawancara.
Daya Nilai
 Daya nilai sosial, Selama anamnesis, harus dapat dinilai
banyak aspek kemampuan pasien untuk penilaian sosial.
 Apakah pasien memahami kemungkinan hasil dari tingkah
lakunya, dan apa pengaruh oleh pemahaman ini?
 Uji daya nilai, Dapat pasien memprediksi apa yang dia
akan lakukan dalam situasi imajiner (misalnya, berbau
asap di bioskop ramai)?
 Ketika ditanya apa yang akan dia lakukan jika dia
menemukan amplop berperangko di jalan, pasien
menjawab, saya akan membukanya tentu saja dan
membaca apa yang dikatakan. Mungkin akan ada uang di
dalamnya?
 Daya nilai realitas, kemampuan membedakan kenyataan
dan mimpi atau fantasi.
Wawasan (Tilikan /
insight)
• Wawasan (tilikan / insight) adalah kesadaran
dan pemahaman pasien tentang ada tidaknya
penyakit pada dirinya.
• Pasien mungkin menunjukkan penolakan
lengkap penyakit mereka atau mungkin
menunjukkan beberapa kesadaran bahwa
mereka sakit tapi menyalahkan pada orang
lain, pada faktor eksternal, atau bahkan pada
faktor-faktor organik.
• Mereka mungkin mengakui bahwa mereka
memiliki penyakit tetapi menganggap itu
sesuatu yang diketahui atau misterius dalam
diri mereka.
Wawasan (Tilikan /
insight)
• Wawasan intelektual hadir ketika pasien dapat
mengakui bahwa mereka sakit dan mengakui
bahwa itu karena kegagalan mereka untuk
beradaptasi adalah karena perasaan tidak rasional
mereka sendiri.
• ketidakmampuan pasien untuk menerapkan
pengetahuan mereka untuk mengubah pengalaman
untuk masa depan, bagaimanapun, adalah
keterbatasan utama untuk wawasan intelektual.
• wawasan emosional benar hadir ketika kesadaran
pasien dari motif mereka sendiri dan perasaan yang
mendalam menyebabkan perubahan kepribadian
atau perilaku pola mereka.
Enam tingkat wawasan /
insight
1. penolakan lengkap penyakit
2. kesadaran sedikit sakit dan membutuhkan bantuan,
tetapi menyangkal hal itu pada saat yang sama
3. Kesadaran sakit tapi menyalahkan itu pada orang
lain, pada faktor eksternal, atau faktor-faktor organik
4. Kesadaran bahwa penyakit ini disebabkan oleh
sesuatu yang tidak diketahui pada pasien
5. wawasan intelektual: pengakuan bahwa pasien sakit
dan gejala atau kegagalan dalam penyesuaian sosial
disebabkan oleh perasaan tertentu pasien sendiri
irasional atau gangguan tanpa menerapkan
pengetahuan ini untuk pengalaman masa
6. wawasan emosional benar: kesadaran emosional
motif dan perasaan dalam pasien dan orang-orang
penting dalam hidupnya, yang dapat menyebabkan
perubahan mendasar dalam perilaku.
Keandalan (Reliabilitas)
• Status bagian mental dari laporan tersebut
menyimpulkan keandalan dan kapasitas pasien
untuk melaporkan atau situasinya secara akurat.
Ini mencakup perkiraan kesan pemeriksa terhadap
kebenaran laporan atau penyampaian pasien.
• Misalnya, jika pasien terbuka tentang
penyalahgunaan zat aktif yang signifikan atau
sekitar keadaan yang mungkin diketahui
mencerminkan hal-hal yang buruk dari pasien
(misalnya, masalah dengan hukum), pemeriksa
dapat memperkirakan kehandalan pasien untuk
menjadi baik
Referensi
• Barber JK, Jenkins, : Clinical Assesment. In Behavioral Science.
Wiener JM (ed). 2nd Edition, NMS William & Wilkins, Baltimore.
1990. Kaplan HI, Sadock BJ, : Pocket Handbook of Emergency
Psych
• Basanelli A, Carosella N, : Penilaian Psikiatrik Awal, dalam Buku
Saku Psikiatri Residen Bagian Psikiatri UCLA. Editor : Barry Guze,
Steven Richelmer, Alih bahasa : R. F. Maulany. Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta, 1994,
• Kaplan HI, Sadock BJ, : Pocket Handbook of Emergency
Psychiatric Medicine. Willliam & Wilkins, Baltimore, 1994.
• Kaplan HI, Sadock BJ, Grebb JA, : Synopsis of Psychiatry –
Behavioral Sciences Clinical Psychiatry, 9 Th Edition , Willliam &
Wilkins, Baltimore, 1994..
• Puri BK, Laking PJ, Treasaden IH, : Textbook of Psychiatry,
Churchil Livingstone, London, First published, 1986
• Shea CS : Psychiatric Interviewing The Art and Understanding,
WB Saunders Company, Philadelphia, Pennsylvania, 1988.
• Tomb DA : Buku Saku Psikiatri Edisi 6, Alih bahasa, Martina
Wiwie, Edisi bahasa Indonesia, EGC, Jakarta, 2003, 7 – 14.

Anda mungkin juga menyukai