Anda di halaman 1dari 19

ROSEOLA INFANTUM

Oleh:
BIMA KURNIA SANDI Pembimbing :
19360234
dr. Syarifah Mahlisa Soraya, Sp.A
Definisi Roseola Infantum

Roseola Infantum (Exanthema Subitum


atau Sixth disease) adalah penyakit virus
pada bayi dan anak kecil yang bersifat
akut, biasanya terjadi secara sporadik dan
dapat menimbulkan epidemi.
Etiologi
Ditemukan oleh Yamanishi Dkk tahun 1988.

Spesies : HHV-6 (HHV-6A dan


HHV-6B) dan HHV-7.
Genus : Roseolovirus
Subfamili : Betaherpesvirinae

3
Epidemiologi
HHV 6 HHV 7
95% anak terinfeksi muncul lebih lambat,
pada umur 2 tahun Prevalensi mencapai
kehidupan. Puncak 75% pada umur 3-6
dari infeksi primer tahun, rata-rata umur
HHV 6B adalah 6-9 nya adalah 26 bulan.
bulan kehidupan.

4
Patogenesis
Virus HHV-6 & Saliva (kecuali HHV-6), Reseptor:
secret pernapasan, CD46 (HHV-6), CD134 (HHV-6B), CD4 (HHV-7)
7 transplasenta, integrasi sel T primer, monosit, natural killer cell, sel
kromosom dan sekresi dendritik, dan astrosit, megakaryocytic,
servik. endothelial, dan sel-sel epitelial. Astrocytes,
oligodendrocytes, dan mikroglia.

Sel terinfeksi mitokondria


Menunjukan rentan hidup yang lebih lama Apoptosis sel T lewat hilangnya
namun sel yang lisis lebih mendominasi. potensi membran mitokondria>
HHV-6 Latensi pada monosit dan makrofag, lewat perubahan asam retinoic >
serta persisten dikelenjar ludah, CSF, kematian sel
jaringan otak.

5
Tanda dan Gejala Klinis
✘ Demam tinggi 39,7 °C turun dalam 72 jam
✘ Setelah demam turun muncul lesi berwarna pink redup
tidak gatal, berbentuk morbiliform dengan diameter 2-3
mm pada badan, menyebar kewajah dan ektremitas dan
biasanya bertahan 1-3 hari.
✘ Terdapat Ulkus pada palatum mole dan uvulla
(Nagayama spots).
✘ Tanda dan gejala lain termasuk iritabilitas, inflamasi
membran timpani, rinore dan kongesti, gangguan
gastrointestinal dan ensepalopati.
6
7
Diagnosis
1. Anamnesis
Anak demam, disertai timbulnya ruam pada kulit
2. Pemeriksaan Fisik
Demam 39,4 - 41,2 0C, setelah demam turun muncul lesi berbentuk
morbiliform / lesi berwarna merah muda, 1-3 mm, non pruritic diseluruh
tubuh dimulai pada dada yang menyebar ke lengan dan leher serta sedikit
mengenai muka dan kaki. Terdapat Ulkus pada palatum mole dan uvulla
(Nagayama spots). Terdapat Limfadenopati dioksipital posterior pada
hari ketiga infeksi.
Terdapat gejala dan tanda lain iritabilitas, inflamasi membran timpani,
rinore dan kongesti, gangguan gastrointestinal dan ensepalopati

8
Diagnosis
3. Pemeriksaan Penunjang
a. darah rutin
• 24-36 jam pertama demam, jumlah leukosit dapat mencapai
16000-20000 /mm3 dengan peninggian neutrofil.
• Dapat timbul leukopenia (3000-5000/mm3) biasanya pada
hari ke 3-4 demam. Neutropenia absolut dengan limfosotosis
relatif (90%). Kadang-kadang dapat muncul monosit dalam
jumlah besar

(buku ajar infeksi, 2015 )

9
Diagnosis

b. Serologi
1. Ig-M
Terdeteksi pada hari 5-7 infeksi primer
2. PCR (polymerase chin reaction)
Ditemukan transkripsi dan produksi protein
virus HHV-6 dalam plasma. HHV-6 pada darah
dan saliva dengan PCR tidak dapat
membedakan suatu infeksi persisten atau
infeksi primer.

10
Diagnosis Banding
Rubeola Rubella Roseola Infantum
Etiology Measles virus Rubella virus HHV-6 & HHV-7
Inkubasi 8-12 hari 14-21 hari 9-10 hari
Gejala Prodormal Demam tinggi 39-40 °C demam ringan, sakit Demam tinggi 39,7°C turun
dengan batuk, hidung berair tenggorokan, mata merah setelah 72 jam, inflamasi
dan atau conjungtivitis dengan atau tanpa nyeri membran timpani, rinore
(mata merah dan berair). mata, sakit kepala, malaise, dan kongesti, gangguan
anoreksia, dan gastrointestinal dan
limfadenopati. ensepalopati, batuk.
Lesi Erupsi makulopapular yang Lesi bervariasi dan tidak lesi berbentuk morbiliform
merah di mulai dari dahi, khas, dimulai dari wajah atau lesi berwarna merah
telinga, dan bagian atas dari dan leher sebagai makula muda, 2-3 mm, non pruritic
leher dan selanjutnya berwarna pink kecil irreguler dimulai pada dada yang
menyebar ke badan dan dan menyatu, menyebar menyebar ke lengan dan
ekstremitas. kebadan dan ektremitas. leher serta sedikit mengenai
Koplik’s Spot : Bintik biru pemeriksaan orofaring muka dan kaki dan
keputihan pada dasar yang terdapat lesi kecil berwarna terdapat Ulkus pada
erithema di pipi bagian merah jambu (Forchheimer palatum mole dan uvulla
dalam ( sejajar premolar). Spot) (Nagayama Spot)

11
Dignosa banding

12
Penatalaksanaan
1. Terapi suportif
a. Hidrasi

b. Antipiretik
Mengatasi demam dengan pemberian antipiretik dan anagesik
Parasetamol : 10-15 mg/KgBB secara PO/4 jam
10-15mg/KgBB secara IV/4-6 jam

Dosis Max
Neonatus : 30-45 mg/KgBB/hari
Anak< 2 Thn : 60 mg/KgBB/hari
Anak > 2 Thn : 90 mg/KgBB/Hari

c. Pemberian nutrisi yang adekuat.

13
Penatalaksanaan
2. Antiviral
• Tidak dianjurkan untuk infeksi primer HHV-6 dan HHV-7
• Manifestasi yang berat seperti enchepalitis/ PALE, pada pasien
immunocompromised dapat diberikan. Gansiklovir, foscarnet dan
cidofir semuanya menunjukan penghambatan aktivasi virus
HHV6 in vitro. Laporan kasus menunjukan terapi kombinasi atau
tunggal, dapat menurunkan replikasi virus HHV6 sebagaimana
dibuktikan oleh penurunan viral load dalam plasma dan CSF.
Minimal 3 minggu pada pasien PALE

14
Dosis Obat Antiviral

Obat Sediaan Dosis


✘ Ganciclovir (IV only) 5-6 mg/kgbb secara IV per 12 jam
✘ Foscarnet (IV only) 60 mg/ kgbb IV per 8 jam atau 90 mg/Kgbb IV
setiap 12 jam selama 14-21 hari. 90-120
mg/kgbb /hari (Maintenance).
✘ Cidofovir ( IV only) 5 mg/kgbb IV perminggu selama 2 minggu,
kemudian 3-5 mg/kgbb IV sekali tiap 2 minggu
untuk 2-4 dosis (maintenance).

15
Komplikasi
1. Anak-anak dengan infeksi HHV-6B primer dilaporkan memiliki
frekuensi kejang parsial yang lebih tinggi, kejang
berkepanjangan, kelumpuhan postiktal, dan kejang berulang
dari pada anak-anak dengan kejang demam yang tidak terkait
dengan HHV-6.
2. Laporan kasus dan seri pasien kecil telah menggambarkan
komplikasi tambahan pada anak-anak dengan infeksi HHV-6B
primer, termasuk ensefalitis, demielinasi diseminasi akut,
ensefalitis autoimun, cerebellitis akut, hepatitis, dan
miokarditis.

16
Prognosis

Penyakit ini dapat sembuh secara


sempurna, erupsi yang terjadi pada kulit dapat
hilang dan kembali normal tanpa adanya bekas.
Namun pada penderita immunokompromise
dapat terjadi infeksi kronis hingga menyebabkan
kematian.

17
Kesimpulan
✘ Roseola infantum adalah suatu penyakit virus menular pada bayi atau anak-anak
yang sangat muda, yang menyebabkan ruam dan demam tinggi. Menurut
etiologinya Roseola infantum disebabkan oleh HHV-6. Gejala klinis dari Roseola
infantum adalah adanya demam tinggi pada hari ke 3-4 kemudian munculnya
ruam makulopapuler di seluruh tubuh ketika demam turun. Diagnosis ditegakkan
dari gejala dan pemeriksaan fisik. Komplikasi dari Roseola infantum dapat berupa
Kejang demam, Ensefalitis, dan Meningitis.
✘ Prognosis Roseola adalah dubia (tidak dapat diramalkan). Pengobatan Roseola
infantum dengan pemberian antipiretik, kompres hangat, asupan cairan yang
manis, cairan elektrolit dan obat antivirus. Pencegahan penyakit ini adalah dengan
menjaga daya tahan tubuh dan menghindari kontak dengan penderita. Penderita
diisolasi ± 10 hari agar tidak menularkan pada lingkungan.

18
19

Anda mungkin juga menyukai