Daftar kelompok 3:
1. A12020035 Dilla Nur Azizah
2. A12020036 Dwi Febrianto
3. A12020037 Dwi Selfi Aji Oktafiani
4. A12020038 Dzikrina Farikhatussolikhah
5. A12020039 Elia Mustika
6. A12020040 Elsa Dwi Yuliana
7. A12020041 Elsa Suryani
8. A12020042 Ely Astuti Rahmawati
9. A12020043 Endah Nuritasari
10. A12020044 Endra Priyanto
11. A12020045 Erfina Rahmawati
12. A12020046 Estu Wibowo
13. A12020047 Fadilah Nurma Andriasari
14. A12020048 Farach Aini Fauzia
15. A12020049 Febri Maysarohaeni
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta
taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Instrumen Pengkajian Komunitas Berdasarkan
Model Konsep Teori Keperawatan Komunitas Betty Neuman, yang disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Keperawatan Komunitas. Dan juga kami berterima kasih kepada Ibu Rina Saraswati, M.Kep. selaku Dosen mata
kuliah Keperawatan Komunitas, yang telah memberikan bimbingan kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai Instrumen Pengkajian Komunitas Berdasarkan Model Konsep
Teori Keperawatan Komunitas Betty Neuman.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna.
Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Penyusun
DAFTAR ISI
TINJUAN TEORI
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan teori
1. Model Komunitas Sebagai Mitra (Community as Partner)
a. Definisi
Teori komunitas sebagai mitra (Community as Partner) adalah teori praktis yang diturunkan dari model
teori konseptual sistem yang dikembangkan dan dipublikasikan oleh Betty Neuman pada tahun 1970.
Model sistem ini merefleksikan sifat klien sebagai sistem terbuka (Sahar, J., Setiawan, A., dan Riasmini,
2019). Fokus model ini adalah menjadikan komunitas sebagai mitra ditandai dengan roda pengkajian
komunitas dengan menyatukan anggota masyarakat sebagai intinya dan penerapan proses keperawatan
sebagai pendekatan (Widyanto, 2014).
b. Konsep Utama Keperawatan Model Komunitas Sebagai Mitra
Model komunitas sebagai mitra terdapat empat konsep sering disebut sebagai metaparadigma keperawatan
(yaitu: Manusia, Lingkungan, Kesehatan, dan Keperawatan) pusat praktik keperawatan profesional.
Metaparadigma tercermin dalam model menyediakan kerangka kerja untuk penilaian masyarakat
(Anderson, E. T., & McFarlane, 2011). Konsep pertama adalah manusia yang digambarkan sebagai semua
orang dalam komunitas tertentu yang mencakup individu, populasi agregat/kelompok. Semua orang di
komunitas adalah representasi pribadi. Konsep ke-dua adalah lingkunganyang merupakan sebagai jaringan
manusia dalam hubungannya dengan lingkungan disekitar mereka. Lingkungan dapat dianggap sebagai
komunitas secara umum. Konsep ke-tiga adalah kesehatan yang merupakan sebagai sumber daya untuk
kehidupan sehari-hari (pribadi ataupun sosial) dan kapasitas fisik. Konsep ke-empat adalah keperawatan,
yang dipandang sebagai komponen intervensi dan model pencegahan dalam keperawatan komunitas
sebagai mitra.
c. Komponen model komunitas sebagai mitra
Komponen untuk model komunitas sebagai mitra adalah roda pengkajian dan proses keperawatan
(Anderson, E. T., & McFarlane, 2011). Komponen pertama adalah roda pengkajian komunitas yang
digambarkan sebagai diagram yang digunakan sebagai alat pemandu dari proses penilaian dan terdiri dari
inti komunitas dan delapan sub-sistem. Roda pengkajian komunitas berfokus terutama pada tiga bagian:
inti komunitas, sub-sistem komunitas, dan persepsi, semuanya merupakan domain yang ditemukan dalam
komunitas. Inti komunitas didefinisikan oleh model sebagai populasi dinilai dan terdiri dari anggota
masyarakat. Pengkajian inti komunitas meliputi: data sosio-demografi (seperti usia, jenis kelamin, budaya,
pendidikan, pekerjaan, dan status sosial ekonomi). Selain itu, terdapat juga penilaian budaya, nilai, dan
sistem kepercayaan masyarakat untuk mengintegrasikan sudut pandang budaya. Sub-sistem roda
pengkajian terdiri dari delapan kategori: Lingkungan Fisik, Pendidikan, Ekonomi, Keamanan &
Transportasi, Politik & Pemerintahan, Pelayanan Kesehatan &Sosial, Komunikasi, dan Rekreasi.
Pengkajian delapan subsistem dapat mencakup berbagai faktor seperti kualitas udara, taman, klinik, dan
organisasi masyarakat tergantung pada fokus dan tujuan pengkajian. Komponen kedua dari
modelkomunitas sebagai mitra adalah proses keperawatan. Tujuan dari proses keperawatan dalam model
komunitas sebagai mitra adalah untuk mencegah atau mengurangi kemungkinan pertemuan dengan
stressor dimana komunitas dapat terpapar. Model komunitas sebagai mitra membahas proses keperawatan
dari perspektif pencegahan primer, sekunder, dan tersier. Pencegahan primer ditujukan untuk mencegah
stresor yang ditentukan oleh model agar tidak terpapar dengan masyarakat. Pencegahan sekunder terjadi
setelah stressor sudah kontak dengan masyarakat dan menyebabkan reaksi. Pencegahan sekunder ditujukan
pada awal deteksi untuk mencegah kerusakan lebih lanjut. Dalam model komunitas sebagai mitra,
pencegahan tersier bertujuan untuk memulihkan dan/atau mempertahankan status masyarakat yang sehat
setelah stressor menimbulkan dampak (Anderson, E. T., & McFarlane, 2011).
Tujuan ideal dari model ini adalah untuk mencapai stabilitas sistem secara optimal. Apabila
stabilitas tercapai maka akan terjadi revitalisasi dan
sebagai sistem terbuka maka klien selalu berupaya untuk memperoleh, meningkatkan, dan mempertahankan
keseimbangan diantara berbagai faktor, baik didalam maupun diluar sistem yang berupaya untuk
mengusahakannya. Neuman menyebut gangguan-gangguan tersebut sebagai stressor yang memiliki dampak
negatif atau positif. Reaksi terhadap stressor bisa potensial atau aktual melalui respon dan gejala yang dapat
diidentifikasi.
2. Konseptual Model Neuman
Neuman menyajikan aspek-aspek model sistemnya dalam suatu diagram lingkaran konsentris, yang meliputi variabel
fisiologi, psikologis, sosiokultural, perkembangan dan spiritual, basic structure dan energy resources, line of resistance,
normal line of defense, fixible line of defense, stressor, reaksi, pencegahan primer, sekunder, tertier, faktor intra, inter dan
ekstra personal, serta rekonstitusi. Adapun faktor lingkungan, kesehatan, keperawatan dan manusia merupakan bagian yang
melekat pada model ini yang saling berhubungan dan mendukung ke arah stabilitas sistem.
a. Manusia menurut Neuman
Neuman memandang manusia atau klien secara keseluruhan (holistic) yang terdiri dari faktor
fisiologis, psikologis, sosial budaya, faktor
itu terjadi maka sistem klien akan bereaksi yang akan tampak pada adanya gejala
ketidakstabilan atau sakit dan akan mengurangi
kemampuan sistem untuk mengatasi stressor tambahan.
3) Normal lines of defense terbentuk dari beberapa variabel dan perilaku seperti pola koping
individu, gaya hidup dan tahap perkembangan.
b. Lingkungan menurut Neuman
Menurut Neuman lingkungan adalah seluruh faktor-faktor internal dan eksternal yang berada di sekitar
klien. Neuman mengatakan baik lingkungan internal maupun ekternal pada manusia memiliki
hubungan yang harmonis dan keduanya mempunyai keseimbangan yang bervariasi, dimana
keseimbangan atau keharmonisan antara lingkungan internal dan eksternal tersebut dipertahankan.
Pengaruh lingkungan terhadap klien atau sebaliknya bias berdampak positif atau negative. Stressor
yang berasal dari lingkungan meliputi 3 hal yaitu intrapersonal, interpersonal dan extrapersonal.
Neuman membagi lingkungan menjadi 3 yaitu :
1) Lingkungan internal yaitu lingkungan intrapersonal yang ada dalam system klien.
2) Lingkungan eksternal adalah lingkungan yang berada diluar system klien.Kekuatan-kekuatan dan
pengaruh interaksi yang berada di luar sistem klien.
3) Lingkungan yang diciptakan merupakan pertukaran energi dalam system terbuka dengan
lingkungan internal dan eksternal yang bersifat dinamis.Lingkungan ini tujuannya adalah
untuk memberikan stimulus positif kearah kesehatan klien.
Stressor adalah kekuatan lingkungan yang menghasilkan ketegangan dan berpotensial untuk
menyebabkan sistem tidak stabil. Neuman
antara perawat dan klien. Neuman menyatakan bahwa sekali masalah utama telah didefinisikan
dan diklasifikasikan satu keputusan harus
dibuat sebagai bentuk intervensi apa yang harus diambil sebagai prioritas.Yang membuat
keputusan adalah proses kolaborasi antara perawat dan klien terlibat dalam merundingkan tujuan
kolaborasi yang sesuai. Perawat membantu klien berbeda tergantung pencegahan primer, sekunder atau
tersier yang diperlukan. Dalam situasi perawatan tiap klien perawat mengkaji dan mengintervensi
secara berbeda. Contoh jika stressor ada di lingkungan klien tapi tidak merusak garis pertahanan
normal (tingkat pencegahan primer), perawat mungkin mengkaji faktor- faktor resiko dan mencari
kemungkinan untuk mengajari atau membantu klien sesuai dengan kebutuhannya. Jika stressor
telah menembus garis pertahanan normal (tingkat pencegahan sekunder perawat mungkin bertindak
untuk menentukan sifat dari proses penyakit dan mulai berurusan dengan respon maladaptif. Jika
stressor dihasilkan dalam gejala-gejala sisa (tingkat pencegahan tertier) perawat berusaha untuk
membatasi atau mengurangi efek, barangkali dengan
caregiver.
Pengkajian persepsi berarti bahwa perawat mengkaji prasangka, kebutuhan dan nilai-
nilai yang dimiliki klien yang berhubungan dengan kondisi klien sebelum membuat keputusan. Hal ini
penting bahwa pengkajian persepsi harus menjadi aspek yang dimuat karena ini akan sangat
berguna pada format proses perawatan yang selanjutnya dibuat oleh Neuman.
f. Hubungan antara keempat konsep sentral.
Perawat dilihat sebagai parsitipan yang aktif dan sebagai faktor dalam lingkungan
interpersonal yang mempengaruhi klien. Kesehatan adalah keadaan dinamis yang dipengaruhi oleh
waktu dimana individu tersebut mencari cara untuk memepertahankan beberapa bentuk stabilitas.
Keadaan ini merupakan keadaan yang harmonis pada semua aspek mausia, keadaan yang tidak
harmonis akan menyebabkan keadaan kesehatan berkurang. Stressor didapat dari lingkungan internal
dan eksternal dimana keduanya ada dalam system klien.Sifat dari stressor kebutuhan klien harus
dikaji oleh perawat sebelum menetapkan
a. Analisis Internal
Asumsi didefinisikan sebagai dalil yang diterima tanpa harus dibuktikan beberapa tipe asumsi, tetapi
asumsi dengan banyak kesesuaian antara implisit dan explicit. Secara garis besar asumsi diidentifikasi
Neuman sebagai berikut:
1) Setiap orang adalah individual unik dengan range respon yang normal.
2) Beberapa tipe stressor mungkin dalam garis keseimbangan individual (garis pertahanan normal).
Stressor alamiah mungkin berdampak keluar yang mana seseorang mungkin menggunakan garis
pertahanan yang flexible.
3) Suatu waktu manusia dalam respon normal yang mana mereka dalam garis pertahanan normal.
4) Garis pertahanan flexible adalah system reaksi yang digunakan untuk pertahanan stressor, ketika
garis pertahanan flexible tidak dapat
digunakan untuk pertahanan stressor, stressor mempengaruhi keseimbangan seseorang.
5) Garis pertahanan internal individu stabil dan menghasilkan individu yang normal.
6) Kesakitan adalah hubungan yang dinamis antara fisiologi, psikologi, sosio budaya dan
perkembangan status.
7) Pencegahan utama/primer adalah mengidentifikasi dan semua faktor resiko berhubungan dengan
stressor.
8) Pencegahan sekunder berhubungan dengan gejala dan stretegi intervensi.
9) Pencegahan tersier berhubungan dengan adaptasi atau hasil rekontruksi.
10) Asumsi direfleksikan dalam element dasar pada modul ini. System klien dalam intraksi dengan
lingkungan. Dalam perawatan kesehatan professional dapat dari sebuah model yan spesifik
yang mana
intervensi antara stressor dan klien, contoh seorang terapi fisik
mungkin mengindentifikasi stressor akan mempengaruhi otot atau tolong maka intervensi
spesifik akan diatur dari pengetahuan.
Beberapa implikasi dapat diasumsikan lebih baik, contoh individu klien mempunyai nilai dan usaha
stabilitas atau kesehatan yang prima. Kesehatan professional klien lebih baik mempunyai respon
yang besar untuk status kesehatan ini. Tambahan, perawatan kesehatan professional adalah dapat
membantu klien mencapai dan bertahan dalam kondisi sehat. Komunitas dan keluarga yang
direferensikan Neuman, tetapi dapat diasumsikan hanya untuk klien. Neuman mempunyai
pernyataan walaupun mengasumsikan konssep yang original dalam terminology klien. Dia berharap
akan meluaskan. Dia percaya mereka menampilkan
yang lebih baik dalam system yang lain. Asumsi untuk system perawatan kesehatan yang lebih besar
yaitu komunitas atau keluarga menjadi
petunjuk, contoh neuman melaporkan dari Ontorio Canada dan propinsi Manitoba mempunyai kreteria
dasar untuk praktek perawatan kesehatan masyarakat dalam system model Neuman, yang mana sukses
dalam implementasi ( Neuman, komunikasi personal).
b. Analisis Kekuatan dan Kelemahan Konsep
1) Kekuatan
a) Neuman menggunakan diagram yang jelas , diagram ini digunakan dalam semua
penjelasan tentang teori sehingga membuat teori terlihat menarik. Diagram ini
mempertinggi kejelasan dan menyediakan perawat dengan tantangan – tantangan
untuk pertimbangan
b) Model system Neuman lebih flexible bias digunakan pada area keperawatan,
pendidikan dan pelatihan keperawatan
2) Kelemahan
a) Model Sistem Neuman dapat digunakan oleh semua profesi kesehatan, sehingga untuk
profesi keperawatan menjadi tidak spesifik
b) Penjelasan tentang perbedaan stressor interpersonal dan ekstrapersonal masih
dirasakan belum ada perbedaan yang jelas
c) Model system Neuman tidak membahas secara detailtentang perawat klien, padahal
hubungan perawat klien merupakan domain penting dalam Asuhan Keperawatan
Komunitas dilihat sebagai klien yang dipengaruhi oleh dua faktor utama : komunitas yang merupakan klien
dan penggunaan proses keperawatan sebagai
a) Pencegahan Primer
Pencegahan yang terjadi sebelum sakit atau ketidak fungsinya dan diaplikasikannya ke dalam populasi sehat
pada umumnya dan perlindungan khusus terhadap penyakit.
b) Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder menekankan diagnosa diri dan intervensi yang tepat untuk menghambat proses
patologis, sehingga memprependek waktu sakit dan tingkat keparahan.
c) Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier dimulai pada saat cacat atau terjadi ketidak mampuan sambil stabil atau menetap atau
tidak dapat diperbaiki sama sekali. Rehabilitasi sebagai pencegahan primer lebih dari upaya menghambat
proses penyakit sendiri, yaitu mengembalikan individu kepada tingkat berfungsi yang optimal dari
ketidakmampuannya.
5) Evaluasi
Evaluasi dilakukan atas respon komunitas terhadap program kesehatan. Hal-hal yang perlu dievaluasi adalah
masukan (input), pelaksanaan (proses) dan hasil akhir (output).
Penilaian yang dilakukan berkaitan dengan tujuan yang akan dicapai, sesuai dengan perencanaan yang telah
disusun semula. Ada 4 dimensi yang harus dipertimbangkan dalam melaksanakan penilaian, yaitu:
a) Daya guna
b) Hasil guna
c) Kelayakan
d) Kecukupan
Fokus evaluasi adalah:
a) Relevansi atau hubungan antara kenyataan yang ada dengan pelaksanaan
b) Perkembangan atau kemajuan proses
c) Efisiensi biaya
d) Efektifitas kerja
e) Dampak: apakah status kesehatan meningkat/menurun, dalam rangka waktu berapa?
Tujuan akhir perawatan komunitas adalah kemandirian keluarga yang terkait dengan lima tugas kesehatan,
yaitu: mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan tindakan kesehatan, merawat anggota keluarga,
menciptakan lingkungan yang dapat mendukung upaya peningkatan kesehatan keluarga serta memanfaatkan
fasilitas pelayanan kesehatan yang tersedia, sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pemecahan
masalah keperawatan yaitu melalui proses keperawatan.
B. Instrumen Pengkajian Komunitas
A. Kasus UKK (sesuai modul)
Berdasarkan hasil wawancara pada usaha/ industri rajungan didapatkan data:
• Jumlah pekerja 30 orang terdiri dari
✓ laki-laki = 2 orang
✓ Perempuan = 28 orang,
• Tingkat pendidikan
✓ SD = 27 orang (90 %),
✓ SLTP = 2 orang (7 %)
✓ SMA = 1 orang (3 %).
• Dalam sebulan karyawan mendapatkan jatah libur sebanyak 4 kali. Perusahaan tidak
memberikan cuti haid, hamil dan menyusui.
• Jam kerja tidak tentu tergantung banyaknya rajungan, biasanya mulai
pukul 06.30 -15.00 WIB.
• Data karyawan berdasarkan usia yaitu
✓ 12 (33 %) karyawan dari industri rajungan berumur antara 18-
25 tahun,
✓ 8 (34 %) berumur 26-35 tahun dan
10 (33 %) karyawan berumur > 35 tahun.
• Keluhan kesehatan :
✓ 15 (50 %) karyawan selama satu bulan terakhir mengeluh batuk,
✓ 12 (40 %) karyawan mengeluh influenza,
1) Penerangan ruangan cukup, pada siang hari cahaya matahari dapat masuk ke
dalam ruangan.
2) Ventilasi cukup, dinding ruangan terbuat dari batu bata yang tertutup rapat
4) Lantai terbuat dari keramik dan ada beberapa bagian yang tergenang air bekas
rajungan.
6) Ruangan perebusan terlihat licin, kotor, banyak genangan air dan bak
penampungan air untuk mencuci rajungan terbuka dan tampak kotor.
7) Peralatan kerja seperti panci untuk merebus rajungan dan pisau yang digunakan
untuk memisahkan rajungan tampak bersih.
13) Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 9 Juni 2007 tempat pembuangan air
limbah langsung dibuang ke sungai tanpa pengolahan limbah terlebih dahulu.
14) Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 9 Juni 2007 perilaku kerja yang berisiko
menimbulkan masalah kesehatan yaitu mengupas kulit rajungan yang dapat
menyebabkan terjadinya kutu air pada tangan dan luka tusuk terkena capit
rajungan.
• Data Hasil Wawancara :
6) Perilaku kesehatan
a. Perilaku Merokok
9) Pelayanan Kesebatan
Berdasarkan hasil wawancara dengan pemilik usaha, ditemukan informasi bahwa tidak
ada pelayanan kesebatan khusus yang terdapat di lingkungan usaha yang ditanggung
pemilik usaha. Apabila ada karyawan yang menderita sakit biasanya dibelikan obat
oleh pemilik industri di warung dan apabila cukup parah di bawa ke pelayanan
kesebatan seperti mantri, klinik 24 jam dan puskesmas, semua biaya ditanggung oleh
perusahaan.
A. Data demografi
1. Nama responden :
2. Usia :
3. Jenis kelamin :
4. Pendidikan terakhir :
5. Status perkawinan :
B. Faktor Psikologi
a. <1 tahun
b. 1-3 tahun
c. >3 tahun
2. Apakah jabatan ditempat bekerja anda?
a. Pemilik
b. Pekerja
3. Berapa lama anda bekerja dalam sehari?
a. < 6 jam
b. 6-8 jam
c. >8 jam
4. Berapa jatah libur dalam satu bulan?
a. 4 kali
b. > 4 kali
C. Faktor Biologis
a. Ada
b. Tidak
2. Bagaimanakah kondisi penerangan di tempat kerja?
a. Kurang
b. Cukup
c. Baik
3. Bagaimana ventilasi di tempat kerja?
a. Kurang
b. Cukup
c. Baik
4. Bagaimana pengelolaan limbah di tempat kerja?
a. Kurang
b. Cukup
c. Baik
5. Apakah melakukan cuci tangan sebelum dan sesudah kerja?
a. Tidak pernah
b. Jarang
c. Selalu
6. Apakah merokok di tempat kerja?
a. Tidak pernah
b. Jarang
c. Selalu
a. Ya
b. Tidak
2. Apakah hubungan di tempat kerja baik?
a. Ya
b. Tidak
3. Apakah anda pernah mengalami stres di tempat kerja?
a. Ya
b. Tidak
E. Penyakit dan Ergonomi
a. Nyaman
b. Tidak nyaman
2. Lamanya berganti posisi dalam bekerja?
a. < 1 jam
b. > 1 jam
3. Penyakit yang diderita selama kerja?
a. Batuk
b. Influenza
c. Kutu air
4. Apakah APD selalu dipakai saat kerja?
a. Tidak pernah
b. Jarang
c. Selalu
5. Apakah pekerja pernah mendapatkan pelatihan dan pendidikan APD?
a. Ya
b. Tidak
6. Apakah pekerja tahu resiko kesehatan saat bekerja?
a. Ya
b. Tidak
7. Apakah pekerja pernah mengikuti pelatihan keselamatan kerja?
a. Ya
b. Tidak
8. Apakah pekerja pernah mengalami kecelakaan kerja?
a. Ya
b. Tidak
PANDUAN WAWANCARA
No. Partisipan :
Nama Partisipan :
Umur :
Jenis Kelamin :
Tingkat Pendidikan :
A. Petunjuk
1. Perkenalan
a. Perkenalan dari pewawancara
b. Meminta kesediaan partisipan untuk diwawancarai
2. Wawancara
a. Meminta izin untuk memulai wawancara
b. Melakukan wawancara sesuai dengan isi panduan wawancara yang telah
disusun
c. Selesai wawancara, mengucapkan terimakasih dan mohon diri
3. Partisipan yang diwawancarai
a. Pemilik usaha
b. Pekerja/ karyawan
4. Topik Wawancara
a. Pemilik Usaha
b. Pekerja/ karyawan
1) Apakah perusahaan memberikan fasilitas alat pelindung
diri saat bekerja?
bekerja?
7) Apakah anda merokok?
8) Apakah sebelum bekerja anda mencuci tangan terlebih dahulu?
10) Berapa kali anda mendapatkan jatah libur dalam satu bulan?
11) Apakah anda mengetahui manfaat penggunaan alat pelindung diri?
12) Apakah perusahaan pernah memberikan penyuluhan kesehatan
kerja?
Waktu Observasi :
Tempat Kerja :
Hasil Pengamatan
Aspek Yang Diamati Keterangan
No. 1 2 3 4 5
1. Penerangan ruangan
2. Ventilasi
3. Aliran udara
4. Kelembaban ruangan
5. Kebersihan ruangan
6. Kebersihan alat kerja
7. Tersedia APD
8. Kecelakaan kerja
9. Pencemaran lingkungan
10. Pengelolaan limbah
Keterangan:
1. Sangat kurang
2. Kurang
3. Cukup
4. Baik
5. Sangat baik
LEMBAR OBSERVASI KESELAMATAN KERJA
(KARYAWAN)
Waktu Observasi :
No. Partisipan :
Hasil
Aspek Yang Diamati Keterangan
No. 1 2 3
1. Mencuci tangan sebelum bekerja
2. Menggunakan handscoon saat bekerja
3. Menggunakan baju kerja saat bekerja
4. Menggunakan sepatu boot saat bekerja
5. Menggunakan penutup kepala saat bekerja
6. Tidak mengalami kecelakaan kerja
7. Tidak merokok saat bekerja
Keterangan:
1. Tidak pernah
2. Kadang – kadang
3. Selalu
DAFTAR PUSTAKA