STUDI KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK BERDUKA DENGAN
INTERVENSI DUKUNGAN PROSES BERDUKA PADA Ny.S
DI DUSUN WARUREJO KECAMATAN GEMPOL
KABUPATEN PASURUAN
Oleh: RETNO
ROZANA NIM
202173019
i
KARYA ILMIAH AKHIR NERS
STUDI KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK BERDUKA DENGAN
INTERVENSI DUKUNGAN PROSES BERDUKA PADA Ny.S
DI DUSUN WARUREJO KECAMATAN GEMPOL
KABUPATEN PASURUAN
Oleh: RETNO
ROZANA NIM
202173019
ii
SURAT PERNYATAAN
Saya bersumpah bahwa Studi Kasus ini adalah hasil karya sendiri dan
belum pernah dipublikasikan oleh orang lain untuk memperoleh gelar dari
berbagai jenjang pendidikan di perguruan tinggi manapun
RETNO ROZANA
NIM 202173019
iii
iv
v
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah- Nya sehingga penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini dapat
terselesaikan. Karya Tulis Ilmiah ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat
dalam menempuh ujian akhir Program Studi Profesi Ners di STIKes Bina Sehat
PPNI Kab. Mojokerto, tahun 2022 dengan judul penelitian Asuhan Keperawatan
Gerontik Berduka Dengan Intervensi Dukungan Proses Berduka Pada Ny.S Di
Dusun Warurejo Kecamatan Gempol Kabupaten Pasuruan.
Dalam penyusunan karya tulis ini penulis banyak mendapatkan bimbingan
dan dorongan dari berbagai pihak untuk itu perkenankan penulis mengucapkan
terima kasihkepada:
1. Dr.Ivan Rovian, Mkep selaku Plt Rektor Universitas Bina Sehat PPNI
kab Mojokerto yang telah memberikan kesempatan untuk menempuh
pendidikan di STIKes Bina Sehat PPNI
Mojokerto.
2. Bapak Arif Wicaksono, S.Kep.Ns.,M.Kes selaku dosen pembimbing
RETNO ROZANA
NIM 202173019
vi
ABSTRACT
OLD MOUNTAIN
FOR SUPPORTING THE GORING PROCESS TO Mrs. S
In the village of VARUKHO, HEMPOL DISTRICT
PASURUA DISTRICT
Losing a loved one through death is an event that cannot be compared to any
other event for someone left behind, especially if we love that person, then there
will be a time when we will mourn the loss and feel deep sadness. In Indonesia,
the number of elderly people who experienced the loss of a partner reached
38.17% of the total elderly population in Indonesia in 2015. A total of 36.69% of
them were the loss of a partner due to death.
This study focuses on Mrs. C, 68 years old, whose husband died a month
ago. Ny.S experienced an acute phase of shock and disbelief where the initial
reaction was denial. Next comes anger, blame, and self-pity. The stages of the loss
process experienced by Ms. S. are denial and anger. The range of emotional
response of Ms. C is within adaptive limits.
The grief experienced by Ny.S. The researchers used grief support
interventions according to the IDHS and SIKI, hoping that Ny.S would be able to
accept the loss. The implementation assessment found that Ny.S was able to
express feelings of sadness at her loss. Ms. S. does not appear to be lonely or
isolated and is able to continue to communicate with her family. The family
always seemed ready to accompany and support Mrs. C in her time of
bereavement.
Interventions to support the grieving process for clients experiencing loss and
grieving can help clients come to terms with the loss. The expected range
of emotional response must remain within the adaptive range so that
adaptive malrangement can be avoided.
Key words: older people, loss and grief, interventions to support the grief process.
vii
ABSTRACT
GERONTIK BERDUKA
DENGAN INTERVENSI DUKUNGAN PROSES BERDUKA PADA Ny.S
DI DUSUN WARUREJO KECAMATAN GEMPOL KABUPATEN
PASURUAN
viii
1
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 5
1.2 Pertanyaan Penelitian .............................................................................. 7
1.3 Tujuan Peneliti ........................................................................................ 7
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................. 8
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Lansia ...................................................................................... 10
2.2 Definisi Kehilangan dan Berduka ......................................................... 12
2.3 Konsep Asuhan Keperawatan ............................................................... 19
BAB 3 LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN .............................................. 26
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN ....................................... 31
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 56
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 58
2
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
Proses menua (aging) adalah proses alami yang dihadapi manusia. Dalam
proses ini, tahap yang paling krusial adalah tahap lansia (lanjut usia). Dalam tahap
ini, pada diri manusia secara alami terjadi penurunan atau perubahan kondisi fisik,
psikologis, maupun sosial yang saling berinteraksi satu sama lain.
Kehilangan adalah suatu keadaan ketika individu berpisah dengan sesuatu yang
sebelumnya ada atau dimiliki, baik sebagian atau keseluruhan.Menangis,
memanggil nama orang yang sudah meninggal secara terus-menerus,marah,
sedih dan kecewa merupakan beberapa respon yang tampak saat seseorang
mengalami peristiwa kehilangan, terutama akibat kematian orang yang
dicintai.Keadaan seperti inilah yang menurut Puri, Laking, dan Treasaden (2011)
disebut sebagai proses berduka. Kehilangan seseorang yang dekat dan dicintai
karena kematian merupakan suatu peristiwa yang tidak dapat dibandingkan
dengan peristiwa-peristiwa lain bagi seseorang yang ditinggalkan, apalagi jika
orang tersebut dekat dengan kita, orang yang dikasihi, maka akan ada masa
dimana kita akan meratapi kepergiandan merasa kesedihan yang mendalam.
Kita juga merasa sangat kehilangan, tidak bahagia, dan kurang dapat
menjalani kehidupan dengan baik(Intan, 2020) (Laksmiwati, 2020)
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka peneliti tertarik
untuk melaksanakan asuhan keperawatan yang akan dituangkan dalam
bentuk Karya Tulis Ilmiah Akhir Ners dengan judul “Asuhan Keperawatan
Gerontik Berduka Dengan Intervensi Dukungan Proses Berduka Pada Ny.S
Di Dusun Warurejo Kec Gempol Kab Pasuruan”
1. Tujuan Umum
Untuk memenuhi tugas mata kuliah KTI pada profesi Ners ,dan diharapkan
bagi mahasiswa agar mampu memahami tentang respon berduka terhadap
lansia serta mampu menggambarkan laporan asuhan keperawatan lansia
dengan berduka.
2. Tujuan Khusus
1. Bidang Keperawatan
Sebagai masukan bagi lansia tentang tahapan lansia serta bagaimana respon
lansia dalam menghadapi proses berduka.
3. Bagi Peneliti
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Lansia
Seseorang dikatakan lansia ialah apabila berusia 60 tahun atau lebih, karena
faktor tertentu tidak dapat memenuhi kebutuhan dasarnya baik secara jasmani,
rohani maupun sosial. Menurut WHO (2012) lanjut usia dikategorikan menjadi
empat yaitu :
1) usia pertengahan (middle age), seseorang yang berusia antara 45-59 tahun
3) lanjut usia tua (old), seseorang yang berusia antara 75-90 tahun.
4) usia sangat tua (very old), seseorang yang berusia diatas 90 tahun (WHO,
Menurut Depkes RI (2005) menjelaskan bahwa batasan lansia dibagi menjadi tiga
katagori, yaitu:
3) Usia lanjut beresiko yaitu usia 70 tahun ke atas atau usia 60 tahun ke atas
dengan masalah kesehatan.
Proses menua akan diikuti oleh perubahan yang terjadi baik fisik,
psikologis, perubahan mental dan spiritual :
A.Kehilangan
B.Berduka
Berduka adalah respon emosi yang diekspresikan ketika seseorang
mengalami suatu kehilangan yang kemudian dimanifestasikan dalam bentuk
perasaan sedih, gelisah, cemas, sesak nafas, susah tidur, dan lain
13
Adaptif Maladaptif :
• Menangis, menjerit, Diam/tidak menangis
menyangkal, menyalahkan diri Menyalahkan
sendiri, menawar, bertanya- diri
tanya. berkepanjangan
• Membuat rencana untuk yang Rendah diri
akan datang. Mengasingkan diri
Tak berminat hidup
•Berani terbuka tentang
kehilangan
1. Fase akut
c. Restitusi Merupakan proses yang formal dan ritual bersama teman dan
keluarga membantu menurunkan sisa perasaan tidak menerima kenyataan
kehilangan.
D. Menurut Schulz (1978), proses berduka meliputi tiga tahapan, yaitu fase awal,
pertengahan, dan pemulihan.
1. Fase awal
Pada fase awal seseoarang menunjukkan reaksi syok, tidak yakin, tidak
percaya, perasaan dingin, perasaan kebal, dan bingung. Perasan tersebut
berlangsung selama beberapa hari, kemudian individu kembali pada
perasaan berduka berlebihan. Selanjutnya, individu merasakan konflik dan
mengekspresikannya dengan menangis dan ketakutan. Fase ini akan
berlangsung selama beberapa minggu.
15
2. Fase pertengahan
Fase kedua dimulai pada minggu ketiga dan ditandai dengan adanya
perilaku obsesif. Sebuah perilaku yang yang terus mengulang-ulang
peristiwa kehilangan yang terjadi.
Setiap individu akan melalui setiap tahapan tersebut, tetapi cepat atau lamanya
sesorang melalui bergantung pada koping individu dan sistem dukungan sosial
yang tersedia, bahkan ada stagnasi pada satu fase marah atau depresi. Proses
kehilangan terdiri atas lima tahapan, yaitu :
1. penyangkalan (denial),
2. marah (anger),
3. penawaran (bargaining),
4. depresi (depression),
5. penerimaan (acceptance)
1. Ungkapan kehilangan
a. Menangis
b. Gangguan tidur
16
d. Sulit berkonsentrasi
3. Sedih berkepanjangan
b. Persepsi
a. Berduka Diantisipasi
b. Berduka Disfungsional
1. Jenis Kehilangan
e. Kehilangan Hidup
2. Jenis Berduka
a. Berduka Normal
b. Berduka Antisipatif
19
d. Berduka Tertutup
e. Berduka Disfungsional
2.3 Konsep Askep pada Klien dengan Kehilangan dan Berduka( lebih ke
gerontik)
2.3.1 Pengkajian Keperawatan Pada Lansia dengan Kehilangan dan Berduka
spiritual, data yang berhubungan dengan masalah lansia serta data tentang faktor-
faktor yang mempengaruhi atau yang berhubungan dengan masalah kesehatan
lansia seperti data tentang keluarga dan lingkungan yang ada. Pada lansia dengan
kehilangan dan berduka pengkajian meliputi :
B. Faktor predisposisi
2. Kesehatan fisik Individu dengan kesehatan fisik prima dan hidup dengan
teratur mempunyai kemampuan dalam menghadapi stres dengan lebih
baik dibandingkan dengan individu yang mengalami gangguan fisik.
C. Faktor Presipitasi
D. Perilaku
2. Marah.
21
3. Putus asa.
E. Mekanisme Koping
1. Denial
2. Regresi
3. Intelektualisasi/rasionalisasi
4. Supresi
5. Proyeksi
F. Sumber koping
G. Respon Spiritual
H. Respon Fisiologis
4) Tidak bertenaga
I. Respon Emosional
2) Kebencian
3) Merasa bersalah
J. Respon Kognitif
D.0081 Berduka.
Penyebab.
Subjektif.
1. Merasa bersedih.
Objektif.
24
1. menangis.
Subjektif.
3. Fobia.
Objektif
1. Marah.
2. Tamapk panik.
2. Amputasi.
Intervensi Utama :
Dukungan
Emosional. Intervensi
Pendukung :
Dukungan kelompok
Dukungan keluarga
Dukungan Keyakinan
Dukungan Memaafkan
Dukungan Spiritual
Jurnal
Konseling
Manajemen Mood
Promosi Koping
Terapi Keluarga
Terapi Reminisens
Terapi Sentuhan.
26
BAB III
ANALISA KASUS
1. Deskripsi Kasus
Ny.S 1 bulan yang lalu mengalami berduka yaitu suaminya meninggal dunia.
Sejak itu klien mengatakan susah tidur, susah makan dan sering teringat
suaminya. Klien merasa takut jika sendirian. Merasa sendiri. Masih merasa
tidak percaya kalau suaminya sudah meninggal. Merasa bersalah karena
merasa kurang maksimal dalam memberikan pelayanan kepada suaminya saat
suaminya sakit. Klien mengalami susah tidur, ada banyak pikiran, terkadang
klien murung atau menangis sendiri dan klien sering merasa was-was atau
kuatir. Klien mengatakan sedih, tidak percaya kalau suaminya sudah
meninggal, merasa bersalah karena kurang maksimal dalam memberikan
pelayanan selama suaminya sakit, merasa tidak berguna,susah makan, terasa
berdebar-debar, selalu teringat almarhum suaminya, takut jika sendirian, merasa
sendiri dan mengatakan banyak pikiran.
2. Desain Penelitian
adalah studi kasus. Penelitian studi kasus adalah studi yang mengeksplorasi
suatu masalah keperawatan dengan batasan terperinci, memiliki pengambilan
data yang mendalam dan menyertakan berbagai sumber informasi. Penelitian
studi kasus dibatasi oleh waktu dan tempat, serta kasus yang dipelajari berupa
peristiwa , aktivitas atau individu (Tri, 2015).
3. Metode Penelitian
Studi kasus ini adalah studi untuk mengeksplorasi masalah asuhan keperawatan
pada klien lansia dengan masalah berduka dengan intervensi dukungan proses
berduka pada Ny.S di dusun warurejo kec gempol kab pasuruan. Desain
penelitian yang digunakan adalah desain deskriptif kualitatif dalam
bentuk studi kasus adalah metode deskriptif dengan pendekatan asuhan
keperawtan yang meliputi pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi.
Partisipan merupakan objek yang akan diteliti dalam studi kasus yaitu lansia
dengan masalah berduka. Jumlah partisipan 1 orang lansia yang
mengalami masalah berduka.
Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1 orang lansia dengan
maslaah berduka di dusun Waurejo kec Gempol kab Pasuruan. Waktu
penelitian dimulai dari 03 maret 2022 sampai dengan 10 maret 2022.
Pengambilan data pada studi kasus ini adalah pendekatan menggunakan metode
2). Observasi dan pemeriksaan fisik : data yang didaptkan dari hasil
7. Instrumen Penelitian
patient.
8. Analisis Data
Hasil ditulis dalam bentuk catatan lapangan, kemudian disalin dalam bentuk
Penyajian data dapat dilakukan dengan tabel, gambar, bagan maupun teks
klien.
d). Simpulan
9. Etik Penelitian
membawa rekomendasi dan institusi untuk pihak lain dengan cara mengajukan
permohonan lain kepada institusi/ lembaga tempat penelitian yang dituju oleh
Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Sehat Ppni Mojokerto dan permintaan ijin
riset diberikan oleh peneliti kepada responden yang berisi tentang informasi
peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati hak – hak subjek.
3) Confidentiality (kerahasiaan)
kerahasiaan hasil penelitian, dan hanya kelompok data tertentu yang akan
5) Justice (Keadilan)
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini akan menguraikan hasil dan analisa data peneliti yang telah dilakukan
pada tanggal 03 Maret 2022 sampai dengan 10 Maret 2022 di dusun Warurejo kec
Gempol kab Pasuruan.
Hasil Penelitian
1). Pengkajian
Strabismus : tidak
Penglihatan : normal
Peradangan : tidak
Riwayat katarak : tidak
Penggunaan kacamata : ya
Hidung Bentuk : simetris
Peradangan : tidak
Penciuman : normal
Mulut dan tenggorokan Kebersihan : baik
Mukosa :
kering Peradangan/stomatitis:
tidak Gigi geligi :
karies
Radang gusi : tidak
Telinga Kesulitan
Kebersihan : bersih tidak
mengunyah :
Peradangan : tidak
Pendengaran : normal
Leher Pembesaran kelenjar thyroid : tidak
JVP : tidak
Kaku kuduk : tidak
Dada Bentuk dada : normal
Retraksi : tidak
Wheezing : tidak
Ronchi : tidak
Suara jantung tambahan : tidak ada
Ictus cordis : ICS 4
Abdomen
Bentuk : normal
Nyeri tekan : tidak
Kembung : tidak
Bising usus : ada frekwensi 6-10 x/mnt
Massa : tidak ada
Edema kaki : ya
Penggunaan alat bantu : tidak
Kanan Kiri
Biceps + +
Triceps + +
Knee + +
achiles + +
5). Pengkajian Keseimbangan Fisik Untuk Lansia (Tinneti, ME, dan Ginter, SF,
1998)
7. Masalah emosianal
Tabel 4.7 Skala Depresi Geriatrik
mengerjakan
sesuatu yang baru ?
10. Apakah anda □ Ya Tidak
merasa mempunyai
banyak masalah
dengan daya ingat
anda dibanding
kebanyakan orang
11. Apakah anda pikir Ya □ Tidak
bahwa hidup anda
sekarang ini
menyenangkan ?
12. Apakah anda □ Ya Tidak
merasa tidak
berharga seperti
perasaan anda saat
ini ?
13. Apakah anda Ya □ Tidak
merasa anda penuh
semangat ?
14. Apakah anda □ Ya Tidak
merasa bahwa
keadaan anda tidak
ada harapan ?
15. Apakah anda pikir Ya □ Tidak
bahwa orang lain
lebih baik
keadaannya dari
pada anda ?
Skor
tidak menunjukkan depresi.
Penilaian Ny. S
jumlah 4
NILAI
NO AKTIVITAS
BANTUAN MANDIRI
1. Makan 5 10 √
5. Mandi 0 5√
9. Mengontrol defekasi 5 10 √
JUMLAH 5 90
42
Ketergant
ungan
ringan
Indeks KATZ
Dinding : Tembok
Lantai : tegel pada rumah bagian depan, dan tanah pada rumah
bagian belakang
FASILITAS
Peternakan : tidak
Perikanan : tidak
44
Taman : tidak
Keamanan : siskamling
Transportasi
ANALISA DATA
Tabel 4.12 Analisa Data
Interprestasi Masalah
NO DATA
[Etologi] [Problem ]
1 DS : -
klien mengatakan sedih kematian pasangan Berduka D.0081
- Klien mengatakan tidak hidup ( suami )
percaya kalau suaminya
sudah meninggal
- Klien mengatakan
merasa bersalah karena
kurang maksimal dalam
memberikan pelayanan
46
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Tabel 4.13 Diagnosa Keperawatan
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Tabel 4.15 Implementasi Keperawatan
Diagnosa Tgl/jam Implementasi
Berduka Kamis, 10 maret 2022
09.00 WIB
Observasi:
Kehilangan pasangan hidup
(suami) yang telah menemani selama
kurang lebih 50 tahun
Proses berduka pada fase akut ,
pada tahap denial, tipe aktual /
nyata, termasuk berduka normal.
Reaksi awal yang dialami
adalah menangis, merasa
berdebar dan pusing. Merasa tidak
10.00 WIB percaya kalau suaminya meninggal.
Terapeutik:
Menggali dan
mendengarkan ungkapan perasaan
sedih klien.
Memberikan rasa kepercayaan
pada klien.
Memberikan motivasi
kepada keluarga untuk selalu
mendampingi dan menemani klien
49
EVALUASI KEPERAWATAN
Tabel 4.16 Evaluasi Keperawatan
Diagnosa Tanggal Evaluasi
Berduka 11 Maret S :- klien mengatakan masih berusaha ikhlas kalau
suaminya meninggal
2022 - Klien mengatakan akan bersama keluarganya bila
merasa sedih atau merasa sendiri
- Klien berusaha menghindari respon maladaptif
seperti menyendiri, menyalahakan diri, merasa
rendah diri, mengasingkan diri dan merasa tidak
berminat hidup.
Pengkajian
Pengkajian merupakan proses awal dari penerapan asuhan keperawatan pada
partisipan untuk memperoleh tanda dan gejala sesuai dengan permasalahan oleh
klien dan keluarga. Hasil pengkajian dari study kasus ini dilakukan dengan cara
pengambilan pada 1 klien yaitu Ny.S. Ny.S berumur 68 tahun hidup dengan
suaminya kurang lebih 50 tahun. Kondisi suami Ny.S sakit-sakitan kurang lebih 2
bulan. Kondisi suami berbaring di tempat tidur. Makan di suapi oleh Ny.S. Bila ke
kamar mandi di bantu oleh Ny.S juga.Suami tidak mau dibawa ke layanan
kesehatan untuk berobat. Beli obat sendiri di apotik.. Ny.S merawat sendiri
suaminya karena kedua anaknya sudah memiliki keluarga dan rumah sendiri.
Anak-anaknya tiap hari bergantian datang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
Ny.S dan suami seperti pampers, makanan dan lain-lain. Kadang berkomunikasi
lewat telpon. Ny.S mempunyai riwayat penyakit paru dan jantung. Setiap bulannya
rutin kontrol ke poli dan rutinminum obat. Pada awal bulan februari suami Ny.S
meninggal di pagi hari. Ny.S menangis dan berteriak tidak percaya kalau
suaminya sudah meninggal. Ny.S merasa menyesal karena merasabelum
melakukan yang terbaik dalam memberikan pelayanan kepada suaminya.
Ny.S merasa lemas, pusing dan berdebar-debar.
Menurut Diamond (1985), lansia yang mengalami kehilangan akan
timbul syok emosional, tidak berdaya, stres, menghindar, marah, merasa
bersalah, bingung, dan perilaku resolusi berduka. Sedangkan menurut Tomb
(2004), lansia yang mengalami dukacita akibat kehilangan akan mengalami gejala
kegelisahan, perhatian mudah teralih, disorganisasi, mati rasa, perasaan
sedih, apatis, menangis, cemas, adanya kebutuhan untuk membicarakan
kematian, dan nyeri psikis, yang dalam selama berhari-hari, berminggu-
minggu, dan berbulan-bulan
52
Diagnosa Keperawatan
Menurut peneliti gejala yang dialami Ny.S sesuai denga teori yang dijelaskan.
Syok emosional yang dialami Ny.S masih berlangsung selama 4 minggu.
Kehilangan yang dialami adalah kehilangan orang yang dicintai, bukan
kehilangan harta, kesehatan dan kesempatan.
Menurut (Tim Pokja SDKI PPNI, 2016) berduka adalah respon psikososial
yang ditunjukkan oleh klien akibat kehilangan (orang,objek,fungsi,status,bagian
tubuh atau hubungan). Berduka adalah reaksi terhadap kehilangan, yaitu respon
emosional normal. Berduka dikarakteristikkan sebagai suatu reaksi syok dan
ketidakyakinan, menunjukkan perasaan sedih dan hampa bila mengingat kembali
kejadian kehilangan, menunjukkan perasaan tidak nyaman, sering disertai dengan
menangis, keluhan sesak pada dada, tercekik, dan nafas pendek, Mengenang
orang yang telah pergi secara terus-menerus, Mudah tersinggung dan marah.
Rencana Keperawatan
Implementasi Keperawatan
54
Tahap ini merupakan tahap lanjutan setelah tahap perencanaan dari masalah
keperawatan yang dialami klien dapat teratasi. Dari jangka waktu yang
kehilangan.
melakukan intervensi pada tiap tahap berduka tanpa terjadi stagnasi pada salah
satu tahap sehingga tidak terjadi respon maladaptif. Dan klien bisa menerima
kehilangan.
didukung dengan support sistem dari keluarga yang selalu mendampingi selama
tahapan berduka.
Evaluasi Keperawatan
BAB 5
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran 1
NIM : 202173019
Retno Rozana
202173019
60
Lampiran 2
(INFORMED CONSENT)
dalam penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Stikes Bina Sehat PPNI
Mojokerto :
Umur : 68 tahun
Jenis kelamin :P
membatalkan persetujuan ini, saya percaya yang saya tulis ini dijamin
kerahasiaannya.
Mojokerto,
( Ny. S )
61
Tanggal : 04-03-2022
A. Tujuan Umum
B. Tujuan Khusus
C. Materi Penyuluhan
63
1. Pengertian
2. Tahapan berduka
D. Pelaksanaan Kegiatan
4. Media : leaflet
Materi Penyuluhan
64
A. Pengertian
c. Restitusi Merupakan proses yang formal dan ritual bersama teman dan
keluarga membantu menurunkan sisa perasaan tidak menerima
kenyataan kehilangan.
65
B. Tahapan Kehilangan
4. Tahap Depresi
Tahap depresi merupakan tahap diam pada fase kehilangan. Pasien sadar
akan penyakitnya yang sebenarnya tidak dapat ditunda lagi. Individu
menarik diri, tidak mau berbicara dengan orang lain, dan tampak putus asa.
Secara fisik, individu menolak makan, susah tidur, letih, dan penurunan
libido Depresi adalah tahap menuju orientasi realitas yang merupakan
tahap yang penting dan bermanfaat agar pasien dapat meninggal
dalam tahap penerimaan dan damai. Tahap penerimaan terjadi hanya pada
pasien yang dapat mengatasi kesedihan dan kegelisahannya.
1. Ungkapan kehilangan
c. Menangis
d. Gangguan tidur
f. Sulit berkonsentrasi
3. Sedih berkepanjangan
b. Berdiskusi mengenai kondisi pasien saat ini (kondisi pikiran, perasaan, fisik,
sosial, dan spiritual sebelum/sesudah mengalami peristiwa kehilangan serta
hubungan antara kondisi saat ini dengan peristiwa kehilangan yang terjadi).
Berikut peran keluarga dalam merawat klien yang mengalami kehilangan dan
berduka adalah sebagai berikut :
a. Berdiskusi dengan keluarga tentang masalah kehilangan dan berduka dan
dampaknya pada pasien.
Lampiran 5. Leaflet
72
73
Lampiran 6. Dokumentasi
74