disusun oleh:
Adhi andikayasa
NIP 200106122022031001
Menyetujui,
Coach, Mentor,
i
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN AKTUALISASI
PELATIHAN DASAR CPNS KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM
DI BALAI DIKLAT HUKUM DAN HAM SULAWESI UTARA
TAHUN 2022
Mengesahkan,
Coach, Mentor,
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat
dan berkat-Nya sehingga rancangan aktualisasi nilai nilai dasar Pegawai Negeri
Sipil (PNS) dengan judul “Optimalisasi Penanganan Warga Binaan
Pemasyarakatan Yang Buta Huruf Di Lapas Kelas Iii Leok” sebagai salah satu
syarat kelulusan Pelatihan Dasar (Latsar) Calon PNS di Kementerian Hukum dan
HAM ini bisa terselesaikan dengan baik. Rancangan aktualisasi ini bertujuan untuk
menanamkan dan mengimplementasikan nilai-nilai dasar PNS yaitu BerAKHLAK
(Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan
Kolaboratif), serta Peran Dan Kedudukan ASN Yakni Manajemen ASN dan Smart
ASN. Penulisan rancangan aktualisasi ini berhasil diselesaikan karena adanya
bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Orang Tua tercinta Bapak Putu Wiatnama Putra dan Ibu Ni Made Kadiyani yang
selalu memberikan dukungan, doa dan support sehingga penulis dapat
menyelesaikan rancangan aktualisasi Pelatihan Dasar CPNS golongan II
Angkatan CXI Tahun 2022;
2. Bapak Edi Yulianto, S.H. selaku Kepala Lembaga Pemasyarakatan Kelas III Leok
beserta jajarannya atas usaha dan fasilitatornya sehingga terlaksananya Pelatihan
Dasar CPNS golongan II Angkatan CXI Tahun 2022;
3. Ibu Ju Lotje Olga, S.Sos. selaku Kepala Balai Pendidikan dan Pelatihan Hukum
dan Hak Asasi Manusia Sulawesi Utara yang telah memberikan kesempatan untuk
mengikuti Pelatihan Dasar CPNS golongan II Angkatan CXI Tahun 2022;
5. Andi Rahman Giu, S.E., M.M. selaku coach atas masukan arahan dan
bimbingannya dalam penyusunan rancangan aktualisasi;
6. Nur Ainun A.Md.I.P., S.Sos, M.Si. selaku penguji rancangan aktualisasi yang
iii
telah memberikan banyak masukan dalam rancangan aktualisasi;
7. Para Fasilitator dan Widyaiswara yang telah membagikan ilmu pengetahuan dan
merupakan cikal bakal penulis dalam penyelesaian rancangan aktualisasi
Pelatihan Dasar CPNS golongan II Angkatan CXI Tahun 2022;
8. Panitia Pelaksana Balai Pendidikan dan Pelatihan Hukum dan Hak Asasi Manusia
Sulawesi Utara yang telah memberikan kesempatan untuk mengikuti Pelatihan
Dasar CPNS golongan II Angkatan CXI Tahun 2022;
10. Segenap keluarga, sahabat atas segala doa dan dukungan bagi penulis dalam
menyelesaikan rancangan aktualisasi dan mengikuti seluruh rangkaian kegiatan
Latsar CPNS Tahun 2022.
Penulis menyadari bahwa rancangan aktuaslisasi ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan agar rancangan
aktualisasi ini menjadi lebih baik lagi. Semoga rancangan aktualisasi ini dapat
memberi manfaat bagi semua pihak.
iv
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................
LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................... ii
KATA PENGANTAR .............................................................................. iii
DAFTAR ISI ............................................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Analisis Isu ..................................................................................... 5
C. Ruang Lingkup ............................................................................... 17
D. Lembar Konfirmasi Isu .................................................................. 19
E. Judul Aktualisasi ............................................................................ 21
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia memiliki 33 kantor wilayah yang tersebar di Indonesia dari
Sabang sampai Merauke yang membawahi beberapa Unit Pelaksana
Teknis (UPT). Salah satunya adalah Lembaga Pemasyarakatan (Lapas)
yang merupakan Unit Pelaksanaan Teknis dari Kementerian Hukum
dan HAM Republik Indonesia yang secara teknis berada di bawah
Direktorat Jenderal Pemasyarakatan.
Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) dulu dikenal sebagai penjara
dan mengalami perubahan seiring dengan berjalannya waktu dan
perkembangan zaman. Lembaga Pemasyarakatan adalah tempat untuk
melakukan pembinaan terhadap Narapidana dan Anak Didik
Pemasyarakatan di Indonesia. Sebagai mana tercantum dalam Undang-
Undang No. 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan mempunyai tugas
dan fungsi sebagai tempat untuk melaksanakan pembinaan Narapidana
dan Anak Didik Pemasyarakatan yaitu dengan menganut asas :
pengayoman, persamaan perlakuan dan pelayanan dan pendidikan.
Sistem pemasyarakatan dalam Pasal 5 Undang-Undang Nomor
12 Tahun 1955 tentang Pemasyarakatan berfungsi dalam proses
pembinaan narapidana dan anak didik, mereka dibina, dibimbing dan
dituntut untuk menjadi warga masyarakat yang berguna.
Lembaga Pemasyarakatan Kelas III Leok dibangun pada tahun
1938. Awalnya, Lembaga Pemasyarakatan Kelas III Leok ini
merupakan Cabang Rumah Tahanan Negara Toli-toli yang terletak di
Jl. Pemasyarakatan No. 01 Kel, Leok 01, Kec. Biau, Kab. Buol dengan
tanah seluas 50.000m2 dengan luas bangunan 12.000m2. Dan pada
tanggal 10 April Tahun 2018 berdasarkan keputusan Menteri Hukum
dan HAM RI Nomor M.HH-12.0T.01.03 Tahun 2018 Cabang Rumah
Tahanan Negara Toli-toli di Leok berubah nomenklatur menjadi
Lembaga Pemasyarakatan Kelas III Leok.
1
Kehadiran ASN sebagai pembimbing kemasyarakatan dalam
suatu pengembangan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia
harus segera dan wajib dilaksanakan untuk menjawab permasalahan
dan perubahan yang terjadi sehingga dapat mewujudkan Good
Governance. Untuk mewujudkan hal tersebut dibutuhkan ASN yang
profesional, dimana dalam melaksanankan tugas dan fungsiya sebagai
pelaksana kebijakan publik, pelayanan publik, dan perekat serta
pemersatu bangsa sesuai dengan UU No. 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara (ASN) harus tetap berprinsip pada core values
BerAKHLAK yang tertulis dalam surat edaran Materi Pendayagunaan
Aparatur Negara Nomor 20 Tahun 2021 tentang implementasi Core
Values dan Employer Branding Aparatur Sipil Negara. Nilai-nilai dasar
BerAKHLAK merupakan akronim dari berorientasi pelayanan,
akuntabel, kompeten, harmonis, loyal, adaptif, dan kolaboratif.
Internalisasi dan Aktualisasi nilai-nilai dasar Pegawai Negeri Sipil
merupakan tahapan yang penting. ASN diwajibkan untuk dapat
mengaktualisasikan nilai-nilai BerAKHLAK dalam pelaksanaa tugas
pokok sesuai dengan jenis dan tugas pekerjaanya.
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan
pegawai ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi,
bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan
nepotisme. ASN harus memiliki profesi dan manajemen ASN yang
berdasarkan pada Sistem Merit atau kebijakan dan Manajemen ASN
yang berdasarkan kualifikasi, kompetensi, dan kinerja yang secara adil
dan wajar dengan tanpa membedakan latar belakang politik, ras, warna
kulit, agama, asal-usul, jenis kelamin, status pernikahan, umur, atau
kondisi kecacatan sesuai dengan UU No.5 tahun 2014 tentang Aparatur
Sipil Negara (ASN). Kehadiran Undang-Undang ASN dengan
penerapan sistem merit ini menjadi tonggak penting dalam pengelolaan
ASN di Indonesia untuk mewujudkan aparat yang profesional dan
berkualitas.
2
Pengembangan SDM khususnya pada Aparatur Sipil Negara
dilakukan sebagai upaya untuk mengembangkan kompetensi ASN,
menghadapi perubahan yang dinamis, menghadapi revolusi industri
4.0, dan sebagai upaya untuk mewujudkan Smart ASN. Smart ASN
memiliki tujuan untuk menciptakan Aparatur Sipil Negara yang
berwawasan global, menguasai IT/Digital, dan daya Networking tinggi.
Adapun beberapa strategi dan kebijakan pemerintah dalam
pengembangan kompetensi ASN dan mewujudkan Smart ASN diatur
dalam RPJMN ke-3 dalam RPJPN 2005-2025. Terdapat 6 langkah
strategis pemerintah dalam mewujudkan Smart ASN, diantaranya
Melakukan rekrutmen calon Pegawai Negeri Sipil yang
berbasis Computer Assisted Test (CAT), Pengembangan pola karier,
Pengembangan kompetensi, Pengembangan karier, Promosi melalui
seleksi terbuka, dan rencana sukses. Dalam rangka mewujudkan smart
ASN, Aparatur Sipil Negara (ASN) didorong untuk meningkatkan
kompetensinya untuk menjawab tantangan yang akan terjadi.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis merancang kegiatan
aktualisasi yang berjudul “Optimalisasi Penanganan Warga Binaan
Pemasyarakatan Yang Buta Huruf Di Lapas Kelas III Leok”
berdasarkan fakta di Lembaga Pemasyarakatan Kelas III Leok. Dimana
kondisi warga binaan saat ini masih banyak yang belum bisa membaca
akibat dari kurangnya kesadaran WBP tentang pentingnya tahu membaca
untuk menambah wawasan mereka.. Untuk itu akan dilakukan
internalisasi nilai-nilai dasar ASN melalui aktualisasi (habituasi)
dengan menerapkan inovasi dan prinsip-prinsip lainnya sehingga
kehadiran CPNS dapat memberikan kontribusi dalam penyelesaian
masalah di instansi atau unit kerja.
3
B. Analisis isu
I. Environmental Scanning
a. Masih adanya WBP yang belum bisa membaca di Lapas Kelas III
Leok.
Membaca merupakan kegiatan melihat tulisan bacaan dan
proses memahami isi teks dengan bersuara atau dalam hati. Membaca
adalah mengungkapkan suatu imajinasi terhadap suatu pembaca yang
disukai khalayak ramai dan juga dimengerti oleh seseorang yang
dicintai. Kegiatan membaca meliputi membaca nyaring dan membaca
dalam hati. Membaca nyaring adalah kegiatan membaca yang
dilakukan dengan cara membaca keras di depan umum. Sedangkan
kegiatan membaca dalam hati adalah kegiatan membaca dengan
seksama yang dilakukan untuk mengerti dan memahami maksud atau
tujuan penulis dalam media tertulis (Wikipedia bahasa Indonesia).
Membaca menjadi salah satu jenis kemampuan berbahasa
melalui tulisan yang bersifat reseptif karena dengan membaca
seseorang akan memperoleh informasi, ilmu pengetahuan, dan
pengalaman-pengalaman baru yang belum pernah diketahui
sebelumnya. Semua yang diperoleh melalui bacaan itu akan membuat
orang tersebut mampu mempertinggi daya pikirannya, mempertajam
pandangannya, dan memperluas wawasannya. Hal tersebut berdampak
pada kemampuan dalam menjalani hidup lebih mudah. Membaca dapat
diartikan juga sebagai proses individu memperoleh makna dari cetakan.
Kegiatan membaca bukan sekedar aktivitas yang bersifat pasif dan
respektif saja, melainkan menghendaki pembaca untuk aktif berpikir
ketika sedang melihat kata-kata yang terdapat di dalam buku.
4
penyerapan pengetahuan, pemahaman, kemampuan
analisis, kemampuan sintesis, dan kemampuan evaluasi
2) Kondisi yang diharapkan
Optimalnya kegiatan membaca di lapas kelas III
leok karena Semakin banyak membaca dapat dipastikan
seseorang akan semakin banyak tahu dan banyak bisa,
artinya banyaknya pengetahuan seseorang akan membantu
dirinya dalam melakukan banyak hal yang sebelumnya
belum dikuasai, sehingga seseorang yang banyak membaca
memiliki kualitas yang lebih dari orang yang sedikit
membaca
5
c. Kurangnya kesadaran pegawai, sehingga lupa untuk melakukan absen
pulang di Lapas Kelas III Leok.
Absensi adalah suatu bentuk pendataan presensi atau kehadiran
seseorang atau pegawai yang merupakan bagian pelaporan dari suatu
institusi yang berisi data-data status kehadiran yang disusun dan diatur
secara rapi dan mudah untuk dicari, dan digunakan apabila sewaktu-
waktu diperlukan oleh pihaak yang berkepentingan (Erna Simonna,
2009).
1) Kondisi saat ini
Belum optimalnya kegiatan absensi pegawai di
Lapas Kelas III Leok. Akibat dari banyak pegawai yang
sering lupa untuk melakukan absensi saat pulang, sehingga
akan berpengaruh pada penghasilan para pegawai tiap
bulannya.
2) Kondisi yang diharapkan
Optimalnya kegiatan absensi pegawai di Lapas
Kelas III Leok. Dengan terlaksananya absensi tepat waktu
dan tidak ada lagi pegawai yang lupa untuk melakukan
absensi setiap harinya, sehingga pegawai dapat menerima
penghasilannya secara optimal dalam sebulan.
6
penting dikarenakan untuk memudahkan masyarakat luas
untuk mengetahui banyak hal tentang Lapas Kelas III Leok.
7
II. Penetapan Isu
Berdasarkan isu aktual yang telah teridentifikasi, selanjutnya
dilakukan proses pemilihan isu dengan analisis kriteria Aktual,
Kekhalayakan, Problematik dan Kelayakan (AKPL). Teknik AKPL
yang dibuat adalah teknik yang digunakan untuk menentukan
kelayakan suatu masalah dengan memperhatikan empat faktor, yaitu:
i. Aktual: Benar-benar terjadi;
ii. Problematik: Isu memiliki dimensi masalah yang komplek
sehingga perlu dicarikan solusinya sesegera mungkin;
iii. Kekhalayakan: Isu menyangkut hajat hidup orang banyak; dan
iv. Kelayakan: Masuk akal, realistis, relevan untuk dimunculkan
inisiatif pemecahan masalahnya.
KONDISI AKPL
NO ISU
A K P L JUMLAH PERINGKAT
Belum adanya website khusus Lapas
1 3 3 4 3 13 III
Kelas III Leok.
Optimalisasi layanan kunjungan di
2 4 3 4 3 14 II
lapas kelas III leok
Kurangnya kesadaran pegawai,
sehingga lupa untuk melakukan
3 2 3 3 2 10 V
absen pulang di Lapas Kelas III
Leok.
Masih adanya WBP yang belum
4 bisa membaca di Lapas Kelas III 5 4 5 5 19 I
Leok.
Pemanfaatan sarana olahraga untuk
5 3 3 3 3 12 IV
warga binaan di lapas kelas III leok
8
Keterangan :
A = Aktual; P = Problematik; K = Kekhalayakan; L = Kelayakan.
Interval penentuan prioritas :
Angka 1 : sangat tidak mendesak/ gawat;
Angka 2 : tidak mendesak/ gawat;
Angka 3 : cukup mendesak/ gawat;
Angka 4 : mendesak/ gawat; dan
Angka 5 : sangat mendesak/ gawat.
Berdasarkan hasil analisis di atas, isu yang memenuhi syarat adalah sebagai
berikut :
1. Belum adanya website khusus Lapas Kelas III Leok;
2. Belum Optimalnya layanaan kunjungan di lapas kelas III leok ,dan
3. Masih adanya WBP yang belum bisa membaca di Lapas Kelas III leok.
9
Tabel 2. Teknik USG
KONDISI USG
NO ISU
U S G JUMLAH PERINGKAT
Belum adanya website khusus Lapas
1 3 3 4 10 II
Kelas III Leok
Belum optimalnya layanaan kunjungan
2 3 3 3 9 III
di lapas kelas III leok
Masih adanya WBP yang belum bisa
3 5 5 5 15 I
membaca di Lapas Kelas III leok.
Keterangan :
U = Urgency; S = Seriousness; G = Growth.
10
III. Analisis isu
Setelah mendapatkan isu terpilih, penulis melakukan proses analisa
sebab-akibatmenggunakan Diagram tulang ikan atau fishbone terhadap isu
yang terpilih. Diagram fishbone diperkenalkan oleh Dr. Kaoru Ishikawa,
seorang ahli pengendalian kualitas dari Jepang. Analisa menggunakan
diagram ini dilakukan untuk mengetahui sejumlah faktor yang menjadi
penyebab munculnya isu yang terpilih dan untuk mengetahui hubungan
faktor sebab akibat dari munculnya isu tersebut. Berikut adalah analisis
masalah/isu dalam diagram tulang ikan atau fishbone seperti yang tersaji
pada gambar 1 berikut ini:
11
MATERIAL METHODE
MOTHER MEASUREMENT
NATURE
12
Berdasarkan Analisis Fishbone di atas, diketahui bahwa akar
penyebab dari isu “Masih adanya WBP yang buta huruf di lapas kelas
III leok” adalah : Material (alat yang digunakan untuk pembelajaraan
masih terbatas) hal ini karena menurut WBP alat dan bahan untuk
melakukan pembelajaran masih terbatas sehingga tidak terlasananya
kegiatan belajar membaca untuk WBP yang mengalami buta
huruf,Methode (belum ada dan diterapkannya jadwal membaca untuk WBP
yang mengalami buta huruf) hal ini dikarenakan belum adanya pembuatan
jadwal belajar wajib membaca untuk WBP di lingkungan lapas kelas III
leok, Mother nature (belum optimalnya pemahaman WBP mengenai
pentingnya melek baca) dimana WBP lebih berminat dengan kegiatan
lainnya seperti berolahraga, Measurement (kurangnya pemahaman WBP
tentang pentingnya tau membaca di lingkungan masyarakat) hal ini
dikarenakan WBP belum diberikan pemahaman tentang pentingnya
membaca untuk menambah wawasan mereka.
Dengan adanya optimalisasi kegiatan belajar membaca , dalam hal
meningkatkan pengetahuan WBP dalam bidang membaca dengan cara
menyediakan alat dan bahan serta menyiapkan tempat yang nyaman di
Lapas Kelas III Leok, diharapkan dapat meningkatkan minat WBP untuk
mengikuti kegiatan pembelajaran membaca yang ada di Lapas Kelas III
Leok. Dengan merujuk pada akar penyebabnya maka gagasan kreatif yang
akan di lakukan untuk menyelesaikan Core Isu tersebut di atas adalah
“Optimalisasi Penanganaan Warga Binaan Yang Buta Huruf Di
Lapas Kelas III Leok , Dalam Hal Meningkatkan Pengetahuan WBP
Dalam Bidang Membaca Dengan Cara Menyediakan Alat Dan Bahan
Serta Menyiapkan Tempat Yang Nyaman Dilapas Kelas III Leok ”
dengan menjalankan tugas secara optimal sebagai penjaga tahanan salah
satunya mengawasi kegiatan pembelajaraan, dimana dengan membina
WBP untuk meningkatkan pengetahuan mereka tentang pentingnya tau
membaca.
Gagasan tersebut terkait dengan Materi Pelatihan Manajemen ASN.
Manajemen ASN adalah pengelolan ASN untuk menghasilkan pegawai
13
ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari
intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme.
Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai
sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya ASN yang unggul
seiring dengan berjalannya waktu dan selaras dengan perkembangan
zaman. Peran ASN untuk menjalankan kedudukan pegawai ASN, maka
pegawai ASN berfungsi dan bertugas sebagai pelaksana kebijakan publik
yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan
peraturan perundangan, pelayan publik yang profesional dan berkualitas
dan mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI). Sistem Merit adalah kebijakan dan Manajemen ASN
yang berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi, dan kinerja secara adil dan
wajar dengan tanpa membedakan latar belakang politik, ras, warna kulit,
agama, asal usul, jenis kelamin, status pernikahan, umur, ataupun kondisi
kecacatan. Pemberlakuan sistem Merit melalui beberapa hal yaitu seleksi
dan promosi secara adil dan kompetitif, menerapkan prinsip fairness,
penggajian, reward and punishment berbasis kinerja, standar integritas dan
perilaku untuk kepentingan publik, manajeman SDM secara efektif dan
efisien, melindungi pegawai dari intervensi politik dan dari tindakan
semena-mena.
Dan terkait dengan materi pelatihan smart ASN. Smart ASN
merupakan pegawai dengan kompotensi, kinerja, serta profesionalisme
yang tinggi sehingga mampu beradaptasi dan semakin respontif terhadap
perubahan dan pencapaian tujuan organisasi. Literasi digital adalah
pengetahuan, kemampuan dan kecakapan untuk menggunakan dan
memahami media digital, alat-alat komunikasi, atau jaringan dalam
menemukan, mengevaluasi, menggunakan, membuat informasi dari
berbagai sumber dan memanfaatkannya secara optimal.
14
dan koordinasi dengan Kasubsi Pembinaan;
2. Mendiskusikan penetapan jadwal belajar buta huruf bagi WBP kepada
mentor/Kepala Lapas dan Kasubsi Pembinaan;
3. Merancang, mendesain dan mencetak banner serta membuat daftar
absen WBP yang mengalami buta huruf;
4. Melaksanakan jadwal wajib belajar bagi WBP;
5. Evaluasi kegiatan aktualisasi.
C. Ruang Lingkup
Rancangan aktualisasi merupakan dokumen atau produk pembelajaran
aktualisasi yang dihasilkan peserta Pelatihan Dasar (Latsar) Calon
Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Golongan II. Dalam rancangan aktualisasi
setiap peserta dituntut untuk:
15
pengunjung yang datang, termasuk barang bawaannya.
16
D. Judul Aktualisasi
“Optimalisasi Penanganan Warga Binaan Pemasyarakatan
Yang Buta Huruf Di Lapas Kelas III Leok’’
17
BAB II
PELAKSANAAN AKTUALISASI
A. Rancangan Aktualisasi
18
SUMBER KEGIATAN
NO JENIS KEGIATAN
SKP / Tugas Pimpinan / Kreativitas
1. Konsultasi dengan mentor/pimpinan terkait isu yang akan diangkat dan koordinasi dengan Kasubsi
Kreativitas
Pembinaan
2. Mendiskusikan penetapan jadwal belajar buta huruf bagi WBP kepada mentor/
Kreativitas
Kepala Lapas Leok dan Kasubsi Pembinaan..
3. Merancang, mendesain dan mencetak banner serta membuat daftar absen WBP yang
Kreativitas
mengalami buta huruf
4. Melaksanakan jadwal wajib belajar bagi WBP Kreativitas
5. Evaluasi kegiatan aktualisasi. Kreativitas
19
4. Rancangan Aktualisasi
✓ Menghormati kepala
20
kantor sebagai pimpinan
(Loyal)
✓ Berkoordinasi dengan
kepala kantor untuk
mendapatkan saran,
masukan dan persetujuan
terkait dengan isu yang
diangkat serta
berkoordinasi dengan
Kasubsi (Kolaboratif)
2. Mendiskusikan a. Menyiapkan bahan dan a. Menyiapkan Bahan yang akan Agenda II:
penetapan jadwal
kebutuhan untuk didiskusikan digunakan untuk diskusi. ✓ Menghormati setiap
belajar buta huruf
bagi WBP kepada bersama dengan b. Catatan hasil diskusi masukan dan saran dari
mentor/Kepala
mentor/Kepala Lapas Leok dibuktikan dengan adanya mentor/Kepala Lapas dan
Lapas dan Kasubsi
Pembinaan dan Kasubsi Pembinaan. catatan dan foto hasil kegiatan Kasubsi Pembinaan terkait
b. Melakukan diskusi bersama diskusi bersama mentor hasil diskusi (Loyal)
mentor/Kepala Lapas Leok. /kepala lapas leok ✓ Melaksanakan hasil
diskusi dengan penuh
tanggung jawab
21
(Akuntabel )
✓ Melakukan koordinasi
dengan mentor/Kepala
Lapas dan Kasubsi
Pembinaan (Kolaboratif
)
✓ Masukan dan saran dari
mentor/Kepala Lapas dan
Kasubsi Pembinaan
dilaksanakan tanpa adanya
keberatan (Harmonis)
22
adanya daftar nama-nama arahan dan saran yang
WBP yang mengalami buta diberikan oleh pimpinan
huruf. (Loyal)
✓ Melakukan peningatan
tugas dan fungsi dengan
cara berinovasi (Adaptif)
23
✓ Melakukan peningatan
tugas dan fungsi dengan
cara berinovasi (Adaptif)
✓ Berkoordinasi dengan
mentor/Kalapas dan
Kasubsi Pembinaan
terkait pemberlakuan
jadwal wajib membaca
buku (Kolaboratif)
24
jawab (Akuntabel)
✓ Mampu meningkatkan
metode kerja sehingga
lebih efisien (Kompeten)
✓ Mendengarkan dan
menyimak saran yang
diberikan mentor/atasan
agar inovasi dapat
diterapkan (Harmonis)
✓ Berkomitmen untuk
memberikan kontribusi
terhadap perubahan
(Loyal)
✓ Melakukan
pengembangan inovasi
secara proaktif (Adaptif)
✓ Membangun kerjasama
yang sinergis untuk hasil
yang lebih baik
(Kolaboratif)
25
5. Matrik Rekapitulasi Rencana Habituasi MP Agenda II
KEGIATAN
26
6. Jadwal Kegiatan
Waktu pelaksanaan
No AGUSTUS SEPTEMBER
Kegiatan
IV I II III IV
Konsultasi dengan mentor/pimpinan terkait isu yang
1 akan diangkat dan koordinasi dengan Kasubsi
Pembinaan
Mendiskusikan penetapan jadwal belajar buta huruf
2 bagi WBP kepada mentor/Kepala Lapas dan Kasubsi
Pembinaan
Merancang, mendesain dan mencetak banner
3 serta membuat daftar absen WBP yang
mengalami buta huruf
27
Daftar Pustaka
Surat edaran Materi Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 20 Tahun 2021 tentang
implementasi Core Values dan Employer Branding Aparatur Sipil Negara.
28