Anda di halaman 1dari 108

LAPORAN NILAI - NILAI DASAR PEGAWAI NEGERI SIPIL

AKTUALISASI
PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI
SIPIL
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI
MANUSIA
GOLONGAN II ANGKATAN XCIII

““UPAYA PENINGKATAN INFORMASI PUBLIK DENGAN PENGADAAN PAPAN INFORMASI


KEHADIRAN PEJABAT STRUKTURAL LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS III CALANG
TAHUN 2022”

DISUSUN OLEH :
AL ABRAR FAHLEVI
NIP. 200006202022031002

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA HUKUM DAN HAM
BALAI DIKLAT HUKUM DAN HAM KEPULAUAN RIAU

2022
LEMBAR PERSETUJUAN RANCANGAN AKTUALISASI

PELATIHAN DASAR CPNS KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM DI


BADIKLAT HUKUM DAN HAM KEPULAUAN RIAU

TAHUN 2022

“UPAYA PENINGKATAN INFORMASI PUBLIK DENGAN PENGADAAN


PAPAN INFORMASI KEHADIRAN PEJABAT STRUKTURAL LEMBAGA
PEMASYARAKATAN KELAS III CALANG TAHUN 2022”

Nama : AL ABRAR FAHLEVI

NIP : 200006202022031002

Pangkat/Golongan : Pengatur Muda / IIA

Jabatan : Penjaga Tahanan

Unit Kerja/Instansi : Lembaga Pemasyarakatan Kelas III Calang

disampaikan pada Seminar Laporan Aktualisasi

Hari/Tanggal : 03 November 2022

Tempat : Zoom Meeting

Menyetujui,

Coach, Mentor,

NOVIAN RUDIANSYAH, A.Md RIKI


EKO SYAHPUTRA KETAREN

NIP. 198511092009121003 NIP. 198701092008011001

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan
Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Aktualisasi
yang akan dilaksanakan di tempat penulis bertugas yaitu Lembaga Pemasyarakatan Kelas
III Calang. Penulisan Laporan Aktualisasi ini disusun sebagai syarat untuk melakukan
aktualisasi nilai-nilai dasar Aparatur Sipil Negara pada Pelatihan Dasar (LATSAR) Calon
Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia golongan II
angkatan 93. Penulis menyadari dalam penyusunan laporan aktualisasi ini tidak akan
selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak. Karena itu pada kesempatan ini kami ingin
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Rusli S.H, selaku Kepala Lembaga Pemasyarakatan Kelas III Calang;
2. Ibu Qalbuana Tirta Sari. selaku Kepala Urusan Tata Usaha Lembaga
Pemasyarakatan Kelas III Calang sekaligus Mentor;
3. Bapak Novian Rusdiansyah, A.Md selaku Coach sekaligus Widyaiswara yang telah
memberikan bimbingan masukan dan pengarahan;
4. Ibu Anita Dwi Fatmaningrum, S.E., M.Si., selaku penguji pada seminar rancangan
aktualisasi
5. Panitia Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Kementerian Hukum
dan HAM Golongan II Angkatan XCIII Tahun 2022;
6. Segenap Widyaiswara selaku Tenaga Pengajar;
7. Seluruh rekan-rekan peserta Latihan Dasar golongan II tahun 2022, terutama pada
rekan angkatan XCIII atas kerjasamanya melalui kegiatan latihan dasar;
8. Keluarga yang selalu memberikan dukungan dan motivasi;
Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan dan
perbaikan rancangan aktualisasi ini sehingga nantinya dapat memberi manfaat bagi
bidang pekerjaan dan penerapan di lapangan serta bisa dikembangkan lebih lanjut. Amin.
Calang, 03 November 2022

Al Abrar Fahlevi
200006202022031002

ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI......................................................................................................................iii
DAFTAR TABEL...............................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................1
I.1 LATAR BELAKANG...........................................................................................1
I.2 ANALISIS ISU.....................................................................................................4
I.2.1 Environmental Scanning....................................................................................4
I.2.2 Alat Bantu Analisis............................................................................................8
I.3 RUMUSAN ISU.................................................................................................12
I.4 IDENTIFIKASI SUMBER ISU..........................................................................12
I.5 RUANG LINGKUP............................................................................................12
I.6 LEMBAR KONFIRMASI ISU   ........................................................................12
I.7 JUDUL AKTUALISASI.....................................................................................12
BAB II PELAKSANAAN AKTUALISASI......................................................................15
II.1 RANCANGAN AKTUALISASI........................................................................15
II.1.1 Unit Kerja   .........................................................................................................15
II.1.2 Identifikasi Isu.....................................................................................................15
II.1.3 Isu Yang Diangkat...............................................................................................15
II.1.4 Gagasan Pemecahan Isu......................................................................................15
II.1.5 Rancangan Kegiatan............................................................................................15
II.1.6 Matriks Rekapitulasi Rencana Habituasi Mata Pelatihan Agenda II   ...............15
II.2 JADWAL KEGIATAN.......................................................................................37
II.3 CAPAIAN AKTUALISASI................................................................................37
BAB III PENUTUP...........................................................................................................15
III.1 KESIMPULAN...................................................................................................15
III.2 SARAN...............................................................................................................37
LAMPIRAN ......................................................................................................................91

iii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Penjelasan Analisa Isu dengan APKL………………………………………15

Tabel 1.2 Penentuan Indikator Skor Penilaian Analisa Isu dengan APKL…………….15

Tabel 1.3 Pemilahan Isu dengan APKL…………………………………………………..

Tabel 1.4 Penjelasan Analisa Isu dengan USG…………………………………………...

Tabel 1.5 Penentuan Indikator Skor Penilaian Analisa Isu dengan USG…………………

Tabel 1.6 Penilaian Isu dengan USG……………………………………………………..

Tabel 1.7 Implementasi Isu Utama dengan Fishbone Diagram…………………………..

Tabel 1.8 Tabel Persetujuan Coach dan Mentor………………………………………….

Tabel 2.1 Jenis dan Sumber Kegiatan…………………………………………………….

Tabel 2.2 Rancangan Kegiatan…………………………………………………………...

Tabel 2.3 Matriks Rekapitulasi Rencana Habituasi Mata Pelatihan Agenda II………….

Tabel 2.4 Jadwal Kegiatan …………………………………………………………………….

iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Ruangan yang belum memiliki bagan struktur organisasi…………………….

Gambar 2 Area P2U/Lobi yang belum memiliki penunjuk informasi keberadaan pejabat………

Gambar 3 Area lingkungan blok hunian yang belum memadai sarana kebersihan……………

Gambar 4 Area kerja bengkel yang kosong dari


kegiatan………………………………….

Gambar 5 Foto area


klinik……………………………………………………………………...

v
BAB I PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (disingkat


Kemenkumham RI) adalah kementerian dalam Pemerintah Indonesia yang membidangi
urusan hukum dan hak asasi manusia. Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden. Kementerian Hukum dan Hak
Asasi Manusia dipimpin oleh seorang Menteri yang sejak 27 Oktober 2014 dijabat oleh
Yasonna Laoly. Kemenkumham beberapa kali mengalami pergantian nama yakni:
"Departemen Kehakiman" (1945-1999), "Departemen Hukum dan Perundang-undangan"
(1999-2001), "Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia" (2001-2004),
"Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia" (2004-2009), dan "Kementerian Hukum
dan Hak Asasi Manusia" (2009-sekarang). Kemenkumham RI mempunyai tugas dan
fungsi sebagai berikut:

Tugas :
"Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia mempunyai tugas menyelenggarakan
urusan di bidang hukum dan hak asasi manusia dalam pemerintahan untuk membantu
Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara."
 
Fungsi:

1. Perumusan, penetapan dan pelaksanaan kebijakan di bidang hukum dan hak asasi
manusia;
2. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia;
3. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Hukum dan Hak
Asasi Manusia;
4. Pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan Kementerian
Hukum dan Hak Asasi Manusia di daerah;
5. Pelaksanaan kegiatan teknis yang berskala nasional; dan

1
6. Pelaksanaan kegiatan teknis dari pusat sampai ke daerah.

Kementerian Hukum dan HAM memiliki perwakilan Kantor wilayah (kanwil)


Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia merupakan instansi vertikal Kementerian
Hukum dan Hak Asasi Manusia yang berkedudukan di setiap provinsi, yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia. Kanwil
terdiri atas beberapa divisi serta sejumlah Unit Pelaksana Teknis (UPT), termasuk Kantor
Imigrasi, Lembaga Pemasyarakatan (Lapas), Lapas Terbuka/Lapas Narkotika, Rumah
Tahanan Negara (Rutan), Cabang Rutan, Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara
(Rupbasan), Balai Pemasyarakatan (Bapas), Balai Harta Peninggalan (BHP), serta Rumah
Detensi Imigrasi (Rudenim). Pada Provinsi Aceh, Kantor Wilayah Kementerian Hukum
dan Hak Asasi Manusia Aceh berada di Jalan Teuku Nyak Arief No.185, Jeulingke, Kec.
Syiah Kuala, Kota Banda Aceh. Kantor Wilayah Kemenkumham Aceh dibentuk tahun
1982. Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Aceh membawahi 37 Unit
Pelaksana Teknis yang terdiri dari 17 Lembaga Pemasyarakatan, 8 Rumah Tahanan
Negara, 4 Balai Pemasyarakatan, 1 Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara, 6 Kantor
Imigrasi dan 1 Lembaga Pembinaan Khusus Anak.

Lembaga Pemasyarakatan Kelas III Calang merupakan unit pelaksana teknis di


bawah Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Aceh dengan wilayah kerja di
Kota Calang. Saat ini Lapas Kelas III Calang memiliki 35 Pegawai orang terdiri dari 22
(Dua Puluh Dua) PNS dan 13 (Tiga Belas) orang CPNS. Secara keseluruhan bangunan
Lembaga Pemasyarakatan Kelas III Calang terdiri dari blok perkantoran seperti ruang
pimpinan, ruang staf dan gudang, blok pembinaan seperti aula, masjid, klinik dan ruang
bengkel kerja, blok hunian terdiri dari 1 blok dimana terdapat 17 kamar.
Visi :
Terwujudnya Warga Binaan Pemasyarakatan yang mandiri, taat hukum serta mempunyai
hak dan martabat dan didukung oleh peningkatan sumber daya petugas Lembaga
Pemasyarakatan Kelas III Calang sehingga meningkatkan mutu pelayanan pembinaan di
Lembaga Pemasyarakatan Kelas III Calang
Misi :
1. Melaksanakan pembinaan kepribadian, kemandirian serta mental spiritual warga
binaan pemasyarakatan.
2. Melaksanakan pemenuhan hak hak warga binaan pemasyarakatan.
2
3. Melaksanakan perawatan dan pelayanan terhadap tahanan.
4. Meningkatkan profesionalisme petugas

Struktur Organisasi

RUSLI,S.H
Kepala Lembaga
Pemasyarakatan Kelas III
Calang

QALBUANA
TIRTA SARI
Kepala
Urusan Tata
Usaha

RIKI EKO SAPUTRA


KETAREN
Kasubsi Pembinaan
MUHAMMAD ARIF

Kasubsi Kamtib

WIDYA SASWITA,
S.H
Kasubsi Admisi
Orientasi

3
Penjagaan merupakan unsur yang penting dalam menjaga keamanan dan ketertiban
didalam lapas. Petugas Penjaga Tahanan merupakan garda terdepan dalam ketertiban dan
keamanan di Lapas. Petugas Penjaga Tahanan adalah pekerja sosial yang tiap harinya
berhadapan dengan orang yang bermasalah dengan hukum, membina, memotivasi WBP agar
dapar kembali ke lingkungan masyarakat. Seorang Penjaga Tahanan dituntut untuk memiliki
sikap yang cakap dan sigap dalam melakukan tugasnya. Karena tugas dari seorang Penjaga
Tahanan adalah difokuskan untuk bidang keamanan dan ketertiban (Kamtib) di Lapas, Rutan,
dan LPKA.

I.2 ANALISIS ISU

I.2.1 Environmental Scanning


Rancangan aktualisasi ini dimulai dengan mengidentifikasi isu yang muncul pada
instansi kerja, yaitu Lembaga Pemasyarakatan Kelas III Calang. Beberapa isu yang muncul
dari hasil observasi dan pengalaman penulis selama masa percobaan (CPNS), serta Tugas
pokok dan fungsi penulis sebagai Petugas Pengamanan adalah :

1. Belum Tersedianya bagan Struktur Organisasi

2. Kurangnya informasi kehadiran pejabat struktural

3. Kurangnya sarana kebersihan di dalam blok hunian

4. Kurangnya pembinaan kemandirian bagi wbp

5. Kurangnya fasilitas kesehatan bagi wbp

Sumber isu yang di angkat dikaitkan dengan Manajemen ASN dan SMART ASN,
penulis menemukan beberapa isu sebagai berikut :
1. Belum tersedianya bagan struktur organisasi

Dalam sebuah Organisasi informasi mengenai struktur organisasi sangat penting. Struktur
organisasi sangat diperlukan dalam organisasi karena berperan untuk mengatur hubungan antarunit
kerja, serta melakukan pembagian dan pengoordinasian tugas serta wewenang secara lebih efektif .
Dalam struktur organisasi digambarkan dengan jelas kerangka hubungan antarfungsi, bagian, posisi,
wewenang dan hierarki. Terbentuknya struktur organisasi bisa memberikan stabilitas dan kontinuitas
yang memungkinkan organisasi terus bertahan. Di Lapas Kelas III Calang belum terdapat struktur
organisasi, sehingga menyebabkan kurangnya informasi tentang siapa saja pejabat yang ada di lapas

4
kelas III calang. Hal ini belum sesuai dengan Manajemen ASN yaitu untuk menghasilkan pegawai
ASN yang profesional dan memiliki nilai dasar.

Gambar 1. Salah satu ruangan yang belum memiliki struktur organisasi

2. Kurangnya informasi kehadiran pejabat struktural

Pejabat struktural merupakan elemen utama yang terdapat di Lapas. Segala kebutuhan
atau keputusan yang diperlukan harus berdasarkan keputusan dari pejabat struktural. Di
Lapas Kelas III Calang terdapat 5 pejabat struktural, terdiri dari Kalapas, Kaur TU, Kasubsi
Kamtib, Kasubsi AO, Kasubsi Pembinaan. Kurangnya informasi tentang kehadiran pejabat
struktural bisa menjadi polemik tersendiri di lapas, terutama bagi petugas P2U. Petugas P2U
harus mencari informasi secara pribadi dengan menghubungi langsung pejabat terkait untuk
menanyakan keberadaannya. Permasalahan ini perlu dicarikan solusi untuk pemecahan
masalah, sehingga terciptanya keterbukaan informasi sesuai dengan Manajemen ASN yaitu
untuk membentuk pegawai ASN yang profesional dan memberikan keterbukaan informasi.

Gambar 2. Area P2U/Lobi yang belum memiliki penunjuk informasi keberadaan pejabat

5
3. Kurangnya sarana kebersihan didalam blok hunian

Di lapas kelas III calang belum memiliki sarana kebersihan yang memadai didalam
blok hunian. Permasalahan ini penting untuk dicarikan solusi karena kebersihan merupakan
bagian penting didalam kehidupan lapas. Area blok hunian yang bersih dapat membuat blok
hunian menjadi bersih dan layak untuk dihuni. Kebersihan blok hunian juga dapat membuat
WBP terhindar dari berbagai penyakit. Permasalahan ini perlu untuk segera dicarikan solusi.
Hal ini tidak sejalan dengan Manajemen ASN yaitu membentuk Pegawai ASN yang
profesional dalam memberikan pelayanan.

Gambar 3. Area lingkungan blok hunian yang belum memadai sarana kebersihan

4. Kurangnya pembinaan kemandirian bagi wbp

Di lapas Kelas III Calang, pembinaan Kemandirian Narapidana merupakan asimilasi


kerja yang diberikan kepada narapidana yang telah menjalani pidana ½ dari masa pidananya
untuk mendapatkan pengetahuan dan keterampilan kerja. Hal tersebut merupakan salah satu
cara untuk menjadikan narapidana yang mandiri. Terdapat beberapa program pembinaan
kemandirian di Lapas kelas III Calang, yaitu menanam sayuran, membuat kerajinan. Tetapi
untuk pembinaan kemandirian ini masih kurang terlaksana, karena keterbatasan biaya yang
dialami, sehingga pembinaan kemandirian bagi wbp menjadi tidak optimal. Isu ini penting
untuk dicarikan solusi, sehingga dapat mendukung program dari pembinaan di lapas. Hal ini
tidak sesuai dengan Manajemen ASN yaitu membentuk pegawai ASN yang profesional
dalam memberikan pembinaan.

6
Gambar 4. Area kerja bengkel yang kosong dari kegiatan

5. Kurangnya fasilitas kesehatan

Di Lapas Kelas III Calang terdapat satu klinik kesehatan untuk WBP yang mengalami
masalah kesehatan. Di dalam klinik Lapas kelas III Calang belum memiliki fasilitas
kesehatan yang memadai, seperti kursi roda, tongkat, tempat tidur hanya 1. Hal ini perlu
untuk segera dicarikan solusi untuk pemecahan masalah. Hal ini tidak sesuai dengan
Manajemen ASN yaitu membentuk ASN yang profesionalisme dalam memberikan
pelayanan

Gambar 5. Foto area klinik

7
I.2.2 Alat Bantu Analisis
Dari beberapa isu di atas dapat dilakukan penapisan isu untuk menemukan Core Issue
yang akan dangkat untuk menjadi isu utama dalam rancangan aktualisasi, yaitu dengan
menggunakan metode Aktual, Problematik, Kekhalayakan dan Kelayakan (APKL).

Berikut tabel penjelasan terkait metode APKL :


Metode Penjelasan
Aktual Sedang hangat dibicarakan.
Problematik Serius dan mendesak.
Kekhalayakan Isu tersebut secara langsung menyangkut hajat hidup
orang banyak.
Layak (kelayakan) Realistis dan sesuai kewenangan.

Tabel 1 Penjelasan Analisa Isu dengan APKL

AKTUAL (A)
SKOR INDIKATOR DESKRIPSI INDIKATOR
Sangat Isu tersebut sedang terjadi dan hangat dibicarakan
5
Hangat saat penulisan ini dilakukan
Isu tersebut sedang terjadi dan hangat dibicarakan
4 Hangat
sejak 3 bulan sejak penulisan ini dilakukan
Cukup Isu tersebut sedang terjadi dan hangat dibicarakan
3
Hangat sejak 6 bulan sejak penulisan ini dilakukan
Kurang Isu tersebut sedang terjadi dan hangat dibicarakan
2
Hangat sejak 12 bulan sejak penulisan ini dilakukan
Tidak Isu tersebut sudah terjadi dan sudah tidak
1
Hangat dibicarakan
PROBLEMATIK (P)
SKOR INDIKATOR DESKRIPSI INDIKATOR
5 Sangat Serius Diperlukan penyelesaian dalam waktu <6 bulan

8
4 Serius Diperlukan penyelesaian dalam waktu 6 - 12 bulan
3 Cukup Serius Diperlukan penyelesaian dalam waktu 1-2 tahun
Kurang
2 Diperlukan penyelesaian dalam waktu >2 tahun
Serius
1 Tidak Serius Tidak ada batas waktu penyelesaian masalah
KEKHALAYAKAN (K)
SKOR INDIKATOR DESKRIPSI INDIKATOR
Sangat
5 Sangat mempengaruhi hajat hidup orang banyak
Berpengaruh
Cepat
4 Mempengaruhi hajat hidup orang banyak
Berpengaruh
Cukup Cepat
3 Cukup mempengaruhi hajat hidup orang banyak
Berpengaruh
Kurang Cepat
2 Kurang mempengaruhi hajat hidup orang banyak
Berpengaruh
Tidak Cepat
1 Tidak mempengaruhi hajat hidup orang banyak
Berpengaruh
KELAYAKAN (L)
Isu tersebut sangat masuk akal, realitis, relevan dan
5 Sangat Layak
dapat dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya
Isu tersebut sangat masuk akal, realitis, relevan
4 Layak namun sulit dimunculkan inisiatif pemecahan
masalahnya
Isu tersebut masuk akal, realitis, relevan dan dapat
3 Cukup Layak
dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya
Layak Isu tersebut kurang masuk akal, realitis,
2 Kurang relevan dan sulit dapat dimunculkan inisiatif
pemecahan masalahnya
Isu tersebut tidak masuk akal, realitis, relevan dan
1 Tidak Layak tidak dapat dimunculkan inisiatif pemecahan
masalahnya

Tabel 2 Penentuan Indikator Skor Penilaian Analisa Isu dengan APKL

Berdasarkan indikator skor penilaian yang telah ditentukan, maka berikut adalah
implementasi indikator skor penilaian dengan teknik Kriteria APKL tersebut pada isu-isu
yang telah dikemukakan:
No. Identifikasi Isu A P K L Jumlah Prioritas
1 Belum tersedianya bagan 4 4 5 5 18 II
struktur organisasi
2 Kurangnya informasi kehadiran 5 5 5 4 19 I
pejabat struktural

9
3 Kuragnya sarana kebersihan 4 5 3 4 16 III
didalam blok hunian
4 Kurangnya pembinaan 4 4 3 3 14 IV
kemandirian bagi wbp
5 Kurangnya fasilitas kesehatan 4 4 3 2 13 V

Tabel 3. Penilaian Isu dengan APKL

Selanjutnya, dari teknik penapisan isu AKPL didapatkan tiga isu dengan skor tertinggi
untuk menjadi prioritas untuk diselesaikan. Lalu dilakukan penapisan isu dengan alat bantu
analisis teknik kriteria USG dengan pendekatan Urgency, Seriousness dan Growth. Berikut
tabel penjelasan terkait metode analisis teknik kriteria USG :

Metode Penjelasan
Urgency seberapa mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis
dan ditindaklanjuti.
Seriousness Seberapa serius suatu isu harus dibahas dikaitkan dengan
akibat yang akan ditimbulkan.
Growth Seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut
jika tidak ditangani segera.

Tabel 4. Penjelasan Analisa Isu dengan USG

Kriteria USG menggunakan skala 1 (tidak memenuhi) hingga 5 (sangat memenuhi)


untuk mengalisis isu-isu tersebut. Dengan Indikator skor penilaian pada teknik Kriteria USG
ini adalah sebagai berikut:
URGENCY (U)
SKOR INDIKATOR DESKRIPSI INDIKATOR
Isu tersebut sangat mendesak dan harus segera dibahas,
5 Sangat Mendesak
dianalisis dan ditindaklanjuti
Isu tersebut mendesak dan harus dibahas, dianalisis dan
4 Mendesak
ditindaklanjuti

3 Cukup Mendesak Isu tersebut cukup mendesak dan dibahas, dianalisis dan

10
ditindaklanjuti
Isu tersebut kurang mendesak dan kurang perlu dibahas,
2 Kurang Mendesak
dianalisis dan ditindaklanjuti
Isu tersebut tidak mendesak dan tidak harus dibahas, dianalisis
1 Tidak Mendesak
dan ditindaklanjuti

SERIOUSNESS (S)
SKOR INDIKATOR DESKRIPSI INDIKATOR
5 Sangat Serius Sangat serius dibahas dan berdampak terhadap
Kinerja Unit/ Satuan Kerja
4 Serius Serius dibahas dan berdampak terhadap Kinerja
Unit/ Satuan Kerja
3 Cukup Serius Cukup serius dibahas dan berdampak terhadap
Kinerja Unit/ Satuan Kerja
2 Kurang Serius Kurang serius dibahas dan berdampak terhadap
Kinerja Unit/ Satuan Kerja
1 Tidak Serius Tidak serius dibahas dan tidak berdampak terhadap
apapun
GROWTH (G)
SKOR INDIKATOR DESKRIPSI INDIKATOR
5 Sangat Cepat Isu sangat cepat akan berkembang lebih luas/besar
Berkembang jika dibiarkan
4 Cepat Isu cepat akan berkembang lebih luas/besarjika
Berkembang dibiarkan
3 Cukup Isu cukup akan berkembang lebih luas/besar jika
Berkembang dibiarkan
2 Kurang Isu kurang akan berkembang lebih luas/besar jika
Berkembang dibiarkan
1 Tidak Isu tidak akan berkembang lebih luas/besar jika
Berkembang dibiarkan

Tabel 5. Penentuan Indikator Skor Penilaian Analisa Isu dengan USG

Berdasarkan indikator skor penilaian yang telah ditentukan, maka berikut adalah

11
implementasi indikator skor penilaian dengan teknik Kriteria USG tersebut pada isu-isu yang
telah dikemukakan:

No. Identifikasi Isu U S G Jumlah Prioritas


1 Belum tersedianya bagan 4 4 3 11 III
struktur oragnisasi
2 Kurangnya informasi kehadiran 5 4 4 13 I
pejabat struktural
3 Kurangnya sarana kebersihan 4 5 3 12 II
didalam blok hunian

Tabel 6. Penilaian Isu dengan USG

I.3 RUMUSAN ISU

Berdasarkan analisis isu dengan alat bantu analisis teknik penapisan isu di atas, maka
ditemukan bahwa yang menjadi isu utama atau core issue adalah Kurangnya informasi
kehadiran pejabat struktural, dengan total skor : (13) menjadi isu yang akan dibahas dan
ditemukan akar penyebab isu tersebut.

1.4 IDENTIFIKASI SUMBER ISU

Pembahasan isu utama atau core issue mengenai “Kurangnya Informasi Kehadiran
Pejabat struktural” mempunyai keterkaitan dengan mata pelatihan Agenda III Pelatihan Dasar
CPNS Kementerian Hukum dan HAM TA 2022 sebagai berikut :
a. Manajemen ASN
Berdasarkan mata peltihan Manajemen ASN, dijelaskan bahwa ASN sebagai
pelayan publik berkewajiban memberikan pelayanan publik yang profesional dan
berkualitas. Salah satu wujud implementasinya adalah dengan memberikan
kemudahan informasi kepada WBP, tamu dinas dan tamu masyarakat di lingkungan
12
Lapas Kelas III Calang. Di Lapas kelas III Calang informasi mengenai kehadiran
pejabat struktural belum memadai. Sehingga ketika WBP ataupun tamu dinas dan
tamu dari masyarkat ingin bertemu dengan pejabat struktural dengan berbagai alasan,
mereka hanya mendapatkan informasi keberadaan pejabat melalui petugas jaga.
Sehingga keterbukaan informasi bagi WBP, tamu dinas dan tamu masyarakat belum
terlaksana.

b. Smart ASN
Berdasarkan mata pelatihan Smart ASN, dijelaskan bahwa ASN dapat
meningkatkan pelayanan publik dengan pemanfaatan TIK. Informasi mengenai
kehadiran pejabat struktural bisa di rancang menggunakan beberapa aplikasi yaitu
Photoshop dan Corel Draw.
Kemudian core issue “Kurangnya Informasi kehadiran pejabat struktural”
harus dicari akar penyebab isu atau masalahnya menggunakan teknik analisa isu.
Teknik analisa isu yang digunakan adalah metode Fishbone Diagram dimana teknik
ini berupaya memahami persoalan dengan memetakan isu berdasarkan cabang-cabang
terkait yang lebih menekankan pada hubungan sebab-akibat. Fishbone Diagram akan
mengidentifikasi berbagai sebab potensial dari satu efek atau masalah, dan
menganalisis masalah tersebut melalui sesi braisntorming. Penyebab dari isu utama
(akibat) ini akan dipecah menjadi sejumlah aspek penyebab yang saling berkaitan,
dengan penjelasan pada diagram sebagai berikut :

Saran
Manusia a

Kurangnya Belum tersedianya


informasi papan informasi
keberadaan kehadiran pejabat
Kurangnya
pejabat struktural
Informasi
Kehadiran
Pejabat
Belum tersedianya Kurangnya komunikasi
aplikasi design tentang pengadaan Struktural
papan informasi papan informasi
kehadiran pejabat kehadiran pejabat
struktural struktural

Mesin Metode
13
Gambar 6. Fishbone Diagram

Berdasarkan teknik analisis isu Fishbone Diagram diatas, maka ditemukan akar
penyebab dari isu “Kurangnya Informasi kehadiran pejabat struktural” yaitu sebagai berikut :

a. Manusia : Kurangnya Informasi Keberadaan Pejabat


b. Metode : Kurangnya komunikasi tentang pengadaan papan informasi kehadiran
pejabat struktural
c. Mesin : Belum tersedianya aplikasi design papan informasi kehadiran pejabat
struktural
d. Sarana : Belum tersedianya papan informasi kehadiran pejabat struktural

Berdasarkan analisa diatas, ditemukan penyebab dari “Kurangnya informasi


kehadiran pejabat struktural”, sehingga perlu diinisiasikan dalam bentuk gagasan dan solusi
penyelesaiannya dari permasalahan Belum tersedianya papan informasi kehadiran
pejabat struktural.

1.5 RUANG LINGKUP


Pelaksanaan gagasan kreatif dalam upaya menyelesaikan isu/permasalahan yang
diangkat dalam kegiatan aktualisasi akan dilaksanakan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas III
Calang dengan lingkup kegiatan pada bagian penjagaan. Kegiatan aktualisasi dilaksanakan
mulai tanggal 16 September – 27 Oktober 2022, dan kegiatan tersebut berasal dari kreativtas
penulis.

1.6 LEMBAR KONFIRMASI ISU


Persetujuan Coach dan Mentor
Tanggal : 03 November 2022

14
Coach, Mentor,

Novian Rudiansyah, A.Md Riki Eko Syahputra Ketaren


NIP. 198511092009121003 NIP. 198701092008011001

Tabel 1.3 Tabel Persetujuan Coach & Mentor

1.7 JUDUL AKTUALISASI


Judul Laporan Aktualisasi yang dibuat berdasarkan rumusan isu dan identifikasi isu
yaitu Upaya Peningkatan Pelayanan Publik Dengan Pengadaan Papan Informasi
Kehadiran Pejabat Struktural pada Lembaga Pemasyarakatan Kelas III Calang.

BAB II PELAKSANAAN AKTUALISASI

II.1 RANCANGAN AKTUALISASI

II.1.1 Unit Kerja

Unit kerja pelaksanaan kegiatan aktualisasi ini adalah Lembaga Pemasyarakatan


Kelas III Calang.

II.1.2 Identifikasi Isu

Terkait isu tentang Kurangnya Informasi Kehadiran Pejabat Struktural adalah suatu
hal yang perlu segera dicari gagasan pemecahan masalahnya. Ini menyangkut tentang
pelayanan publik sebagaimana mata pelatihan agenda 3.

Perlunya dibuat suatu gagasan pemecahan masalah yang berhubungan dengan


pelayanan publik itu sendiri. Kegiatan yang akan dilaksanakan ialah membuat papan

15
informasi mengenai kehadiran pejabat struktural. Pengadaan ini bertujuan untuk memberikan
keterbukaan informasi mengenai keberadaan pejabat struktural Lapas Kelas III Calang.

II.1.3 Isu yang Diangkat

Berdasarkan identifikasi isu diatas, maka isu yang akan diangkat adalah “Kurangnya
Informasi Kehadiran Pejabat Struktural”.

II.1.4 Gagasan Pemecahan Isu

Berdasarkan isu yang diangkat dalam kegiatan aktualisasi ini, maka jenis dan
sumber kegiatan yang dapat dilakukan oleh penulis adalah sebagai berikut :
No. Jenis Kegiatan Sumber Kegiatan
Melakukan diskusi terkait tindak lanjut hasil
1 rancangan aktualisasi kepada atasan Kreativitas

2 Merancang desain papan informasi keahdiran


pejabat struktural dan mengajukannya kepada Kreativitas
mentor

3 Mencetak Papan Informasi Kehadiran pejabat


Struktural sesuai desain yang telah disetujui Kreativitas
oleh mentor

4 Melakukakan Pemasangan Papan Informasi Kreativitas


Kehadiran pejabat struktural

5 Mensosialisasikan mekanisme penggunaan Kreativitas


papan informasi kehadiran pejabat struktural
kepada petugas P2U dan melakukan evaluasi
serta melaporkannya kepada mentor

Tabel 2.1 Jenis dan Sumber Kegiatan

16
17
2.1.5 Rencana Kegiatan
Rencana kegiatan yang akan dilakukan berdasarkan tabel berikut :

No Kegiatan Tahapan Hasil Keterkaitan Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai


Substansi Mata Visi dan Misi Organisasi
Pelatihan Organisasi

1. Melakukan diskusi 1. Mengatur jadwal Jadwal Kegiatan ini berkontribusi Kegiatan ini merupakan
Berorientasi
terkait tindak lanjut pertemuan dengan pertemuan dalam rangka mewujudkan penguatan  nilai
Pelayanan :
hasil rancangan mentor dengan mentor visi kementerian Hukum BerAKHLAK, yaitu
Berdiskusi terkait
dan Hak Asasi Manusia
aktualisasi kepada (Screenshoot Akuntabel,Kolaboratif,
jadwal pertemuan
yang Handal, Profesional,
atasan WA) Kompeten, Loyal dan
dengan atasan Inovatif,  dan Berintegritas 
Kolaboratif
menggunakan bahasa serta Misi
yang sopan, ramah Kementerian Hukum dan
dan cekatan Ham yaitu Mewujudkan
layanan manajemen
Akuntabel : Cermat
administrasi Kementerian
dan teliti dalam
Hukum dan Ham
membuat jadwal
pertemuan

Kompeten :
Menjawab dengan

18
baik atas respon yang
diberikan oleh atasan

Harmonis : Menjaga
etika ketika sedang
berkonsultasi terkait
jadwal pertemuan
dengan atasan

Loyal : Meluangkan
waktu untuk
berkonsultasi terkait
jadwal pertemuan

Adaptif : Pertemuan
dilakukan sesuai
dengan jadwal yang
telah ditetapkan
Kolaboratif:Membua

Saran dan t kesepakatan dengan


2. Menjelaskan masukan dari atasan terkait jadwal
tentang Pengadaan mentor (Catatan pertemuan
papan informasi dari mentor)

19
kehadiran pejabat Berorientasi
struktural kepada Pelayanan : Bersikap
mentor ramah dan sopan saat
menyampaikan
gagasan agar
menciptakan kesan
suasana yang baik

Akuntabel :
Menyampaikan
gagasan kegiatan
aktualisasi dengan
jelas, transparan, dan
penuh tanggung jawab

Kompeten :
Meningkatkan
kompetensi diri
terhadap perbaikan-
perbaikan dan
masukan yang
diberikan oleh atasan

20
Harmonis :
Berkonsultasi dengan
atasan yang
merupakan bentuk
musyawarah untuk
mencapai mufakat

Loyal : Memegang
teguh ideologi
Pancasila dengan
mengamalkan sila ke-
4, yaitu melakukan
diskusi untuk
mencapai tujuan
bersama

Adaptif : Melakukan
perubahan terhadap
kesalahan yang
diperbuat demi
kelancaran

Mendapat pelaksanaan

21
3. Meminta persetujuan dari rancangan aktualisasi
persetujuan dan mentor Kolaboratif :
dukungan dari Terbuka dalam
mentor terkait berkonsultasi dengan
pelaksanaan atasan
kegiatan aktualisasi

Berorientasi
Pelayanan : Meminta
izin dan persetujuan
dengan bersikap
hormat, sopan, dan
bertutur kata baik

Akuntabel : Meminta
izin dan persetujuan
kepada atasan secara
tertulis

Kompeten : Setelah
rancangan kegiatan
aktualisasi disetujui,
kegiatan ini

22
dilaksanakan dengan
baik dan benar

Harmonis :
Menghargai dan
menghormati atasan
dan membangun
lingkungan kerja yang
kondusif

Loyal : Melaksanakan
tugas yang diberikan
oleh atasan
Kolaboratif :
Meminta saran dan
masukan dari atasan
demi kelancaran
kegiatan
2. Merancang desain 1. Melakukan Mendapatkan Akuntabel : Kegiatan ini berkontribusi Kegiatan ini merupakan
papan informasi observasi mengenai gambaran desain Bertanggung jawab dalam rangka mewujudkan penguatan  nilai
keahdiran pejabat desain papan papan informasi dalam mencari desain visi kementerian Hukum BerAKHLAK, yaitu
dan Hak Asasi Manusia
struktural dan kehadiran pejabat kehadiran papan informasi Akuntabel,Kolaboratif,
yang Handal, Profesional,
mengajukannya pejabat struktural kehadiran pejabat Kompeten, Loyal dan
23
kepada mentor struktural (Contoh desain struktural Inovatif,  dan Berintegritas  Kolaboratif
pejabat struktural Adaptif : serta Misi

tersedia) Memanfaatkan Kementerian Hukum dan


Ham yaitu Mewujudkan
internet dalam
layanan manajemen
mencari desain
administrasi Kementerian
Kolaboratif :
Hukum dan Ham
Meminta saran kepada
mentor dan rekan
sejawat mengenai
desain

Saran dan
Harmonis :
masukan dari
2. Berkonsultasi Bertutur kata dengan
mentor (Catatan
dengan mentor dan sopan
dari mentor)
atasan mengenai Loyal :
desain papan Mendengarkan
informasi kehadiran masukan dari mentor
pejabat struktural dengan seksama
Akuntabel :
Bertanggung jawab

24
atas saran dari mentor
Desain papan
informasi Berorentasi
3. Membuat desain kehadiran Pelayanan : Membuat
papan kehadiran pejabat truktural desain dengan sebaik
pejabat struktural tersedia mungkin
Adaptif : Membuat
desain dengan bantuan
aplikasi
Akuntabel :
Bertanggung jawab
atas desain yang telah
dibuat
Mendapat
persetujuan dari
4. Meminta Harmonis : Bertutur
mentor
persetujuan dari kata dengan sopan
mentor terkait kepada mentor
desain papan Loyal : Membuat
informasi kehadiran papan sesuai dengan
pejabat struktural desain yang telah
disetujui

25
Kompeten :
Menjelaskan dengan
detail terkait desain
yang sudah saya buat
3. Mencetak Papan 1. Mencari tempat Mendapat tempat Berorientasi Kegiatan ini berkontribusi Kegiatan ini merupakan
Informasi Kehadiran untuk mencetak percetakan Pelayanan : Mencari dalam rangka mewujudkan penguatan  nilai
pejabat Struktural papan informasi (Dokumentasi tempat percetakan visi kementerian Hukum berakhlak yaitu
dan Hak Asasi Manusia
sesuai desain yang kehadiran pejabat foto) yang memiliki Akuntabel,Kolaboratif,
yang Handal, Profesional,
telah disetujui oleh struktural kualitas yang bagus Kompeten, Loyal dan
Inovatif,  dan Berintegritas 
mentor Kolaboratif : Kolaboratif
serta Misi
Bekerjasama dengan
Kementerian Hukum dan
tempat percetakan Ham yaitu Mewujudkan
Loyal : layanan manajemen
Mendedikasikan diri administrasi Kementerian
kepada bangsa dan Hukum dan Ham
negara
Adaptif :
Meminta percetakan
untuk mencetak sesuai
dengan desain
Akuntabel :
Bertanggung jawab
26
terhadap kesesuaian
desain yang telah
diberikan
Kompeten :
Menulis list saran
tempat percetakan

Berorientasi
Percetakan
Pelayanan :
2. Menyerahkan mendapatkan
Menggunakan bahasa
desain papan desain papan
yang sopan
informasi kehadiran (Dokumentasi
Akuntabel :
pejabat struktural foto)
Bertanggung jawab
kepada tempat
terhadap hasil papan
percetakan
informasi kehadiran
pejabat struktural
Kolaboratif :
Bekerjasama dengan
tempat percetakan
Loyal :
Mendedikasikan diri
kepada bangsa dan
27
negara
Adaptif :
Pemanfaatan
teknologi percetakan
Harmonis :
Menggunakan tutur
kata yang sopan
kepada tempat
percetakan
Papan yamg
3. Melakukan dibuat sesuai Berorientasi
pemantauan progres dengan desain Pelayanan :
pembuatan papan (dokumentasi Melakukan perbaikan
informasi kehadiran foto) jika ada kekurangan
pejabat struktural Akuntabel :
Bertanggung jawab
mengawasi progres
pengerjaan
Loyal :
Mendedikasikan diri
kepada bangsa dan

28
negara
Adaptif :
Memberikan ide
kreatif
Harmonis :
Menggunakan tutur
kata yang sopan saat
menanyakan progres
pengerjaan

4. Melakukakan 1. Melakukan Papan informasi Berorientasi Kegiatan ini berkontribusi Kegiatan ini merupakan
Pemasangan Papan pengambilan papan kehadiran Pelayanan: dalam rangka mewujudkan penguatan  nilai
Informasi Kehadiran informasi kehadiran pejabat sruktural Menggambar design visi kementerian Hukum BerAKHLAK yaitu
dan Hak Asasi Manusia
pejabat struktural pejabat struktural tersedia dengan sebaik Akuntabel,Kolaboratif,
yang Handal, Profesional,
yang telah selesai (Dokumentasi mungkin Kompeten, Loyal dan
Inovatif,  dan Berintegritas 
Foto) Akuntabel : Kolaboratif
serta Misi
Bertanggung jawab
Kementerian Hukum dan
mengambil papan Ham yaitu Mewujudkan
yang telah selesai layanan manajemen
Kolaboratif : administrasi Kementerian
Meminta bantuan Hukum dan Ham
rekan kerja dalam
29
mengambil papan
yang tela selesai
Loyal :
Mendedikasikan diri
kepada bangsa dan
negara
Adaptif :
Memanfaatkan
teknologi
Kompeten :
Memastikan hasil
yang dibuat telah
sesuai dengan yang
diinginkan
2. Menyampaikan
hasil papan Mengetahui Berorientasi
informasi kehadiran tempat Pelayanan :
pejabat struktural pemasangan Menyampaikan hasil
kepada mentor dan papan papan yang sudah jadi
meminta masukan (Dokumentasi kepada mentor
terkait tempat foto tempat Akuntabel :
pemasangan papan pemasangan) Memastikan hasil
30
informasi kehadiran cetakan yang
pejabat struktural diberikan kepada
mentor sesuai dengan
yang diinginkan
Kolaboratif :
Bekerjasama dengan
mentor dalam
penentuan tempat
pemasangan
3. Melakukan
pemasangan papan Papan informasi
informasi kehadiran kehadiran
Berorientasi
pejabat struktural pejabat struktural
Pelayanan :
sesuai dengan saran terpasang
Memastikan bahwa
dari mentor (Dokumentasi
papan terpasang sesuai
foto
dengan tempat
Akuntabel :
Betanggung jawab
dalam proses
pemasangan
Kolaboratif :

31
Bekerjasama dengan
rekan sejawat dalam
proses pemasangan
5. Mensosialisasikan 1. Petugas P2U Berorientasi Kegiatan ini berkontribusi Kegiatan ini merupakan
mekanisme Mensosialisasikan memahami cara Pelayanan : dalam rangka mewujudkan penguatan  nilai
penggunaan papan penggunaan papan pengggunaan Menjelaskan dengan visi kementerian Hukum BerAKHLAK, yaitu
dan Hak Asasi Manusia
informasi kehadiran informasi kehadiran papan informasi bahasa yang mudah Akuntabel,Kolaboratif,
yang Handal, Profesional,
pejabat struktural pejabat struktural kehadiran dimengerti Kompeten, Loyal dan
Inovatif,  dan Berintegritas 
kepada petugas P2U kepada petugas P2U pejabat struktural Akuntabel : Kolaboratif
serta Misi
dan melakukan (Dokumentasin Bertanggung jawab
Kementerian Hukum dan
evaluasi serta foto sosialisasi) dalam memberi Ham yaitu Mewujudkan
melaporkannya pemahaman kepada layanan manajemen
kepada mentor petugas P2U administrasi Kementerian
Kompeten : Hukum dan Ham
Menerima saran dari
petugas P2U
Harmonis :
Menggunakan bahasa
yang sopan dan santun
Loyal :
Berdedikasi kepada

32
bangsa dan negara
Adaptif :
Menerima saran dan
masukan
Kolaboratif :
Bekerjasama dengan
petugas P2U dalam
memfungsikan papan

- Dokumentasi
2. Memastikan Sosialisasi
petugas P2U
Berorientasi
memahami cara
Pelayanan :
penggunaan papan
Menggunakan bahasa
informasi kehadiran
yang mudah
pejabat struktural
dimengerti
Adaptif :
Menerima saran dan
masukan
Kompeten :
Menguasai
penggunaan papan

33
informasi kehadiran
pejabat struktural
Harmonis ;
Menjelaskan dengan
bahasa santun dan
sopan
Loyal :
Memastikan petugas
P2U Mengerti hal
yang disampaikan
Akuntabel :
Memastikan bahwa
penyampaian tentang
penggunaan papan
informasi kehadiran
pejabat struktural
tersampaikan dengan
baik
Kompeten :
Bertanggung jawab
Dokumentasi pada keberhasilan
3. Mengevaluasi pengaplikasian papan
34
kegiatan aktualisasi foto, catatan informasi kehadiran
dan melaporkannya evaluasi pejabat struktural
kepada mentor
Berorientasi
Pelayanan :
Melakukan evaluasi
terhadap penggunaan
papan informasi
kehadiran pejabat
struktural agar tepat
sasaran
Akuntabel :
Bertanggung jawab
terhadap hasil evaluasi
Harmonis :
Menggunakan bahasa
yang sopan dan santun
Loyal :
Melakukan evaluasi
dengan rasa
bertanggung jawab

35
Tabel 2.2 Tahapan Kegiatan

36
II.1.6 Matriks Rekapitulasi Rencana Habituasi Mata Pelatihan Agenda II

Kegiatan
Jumlah
No. Mata Perlatihan Aktualisasi
1 2 3 4 5
1. Berorientasi Pelayanan 2 2 3 3 3 13
2. Akuntabel 3 2 2 3 3 13
3. Kompeten 1 3 1 0 2 7
4. Harmonis 3 4 2 0 3 12
5. Loyal 3 3 3 2 3 14
6. Adaptif 3 1 3 1 2 10
7. Kolaboratif 3 2 2 2 2 9
Jumlah Aktualisasi 18 17 16 11 18 78

II.1.7 Matriks Rekapitulasi Realisasi Habituasi Mata Pelatihan Agenda II

Kegiatan
Jumlah
No. Mata Perlatihan Aktualisasi
1 2 3 4 5
1. Berorientasi Pelayanan 2 2 3 3 3 13
2. Akuntabel 3 2 2 3 3 13
3. Kompeten 1 3 1 0 2 7
4. Harmonis 3 4 2 0 3 12
5. Loyal 3 3 3 2 3 14
6. Adaptif 3 1 3 1 2 10
7. Kolaboratif 3 2 2 2 2 9
Jumlah Aktualisasi 18 17 16 11 18 78

37
II.2 JADWAL KEGIATAN

Rencana Aktualisasi
Output Hasil
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan September Oktober
Kegiatan
I I III IV I I III IV
I I
1. Melakukan diskusi Jadwal pertemuan
1. Mengatur jadwal pertemuan dengan
terkait tindak lanjut dengan mentor
mentor
hasil rancangan (Screenshoot WA)
aktualisasi kepada Saran dan masukan
2. Menyampaikan gagasan rancangan
atasan dari mentor (Catatan
aktualisasi kepada mentor dan atasan
dari mentor)
3. Meminta persetujuan dan dukungan dari Mendapat
mentor terkait pelaksanaan kegiatan persetujuan dari
aktualisasi mentor
2. Merancang desain Mendapatkan
papan informasi gambaran desain
keahdiran pejabat 1. Melakukan observasi mengenai desain papan informasi
struktural dan papan kehadiran pejabat struktural kehadiran pejabat
mengajukannya kepada structural (Contoh
mentor desain
2. Berkonsultasi dengan mentor dan atasan Saran dan masukan
mengenai design papan informasi kehadiran dari mentor (Catatan

38
pejabat struktural dari mentor)
3. Membuat desain papan kehadiran pejabat Desain tersedia
struktural
4. Meminta persetujuan dari mentor terkait Mendapat
desain papan informasi kehadiran pejabat persetujuan dari
struktural mentor
3. Mencetak Papan 1. Mencari tempat untuk mencetak papan Mendapat tempat
percetakan
Informasi Kehadiran informasi kehadiran pejabat struktural
(Dokumentasi foto)
pejabat Struktural 2. Menyerahkan desain papan informasi
Percetakan
sesuai desain yang telah kehadiran pejabat struktural kepada tempat
mendapatkan desain
disetujui oleh mentor percetakan papan (Dokumentasi
foto)

3. Melakukan pemantauan progres Papan yamg dibuat


sesuai dengan desain
pembuatan papan informasi kehadiran
(dokumentasi foto)
pejabat struktural
4. Melakukakan Papan informasi
1. Melakukan pengambilan papan informasi
Pemasangan Papan kehadiran pejabat
kehadiran pejabat struktural yang telah
Informasi Kehadiran sruktural tersedia
selesai
pejabat struktural (Dokumentasi Foto)
2. Menyampaikan hasil papan informasi Mengetahui tempat
kehadiran pejabat struktural kepada mentor pemasangan papan
dan meminta masukan terkait tempat (Dokumentasi foto
39
pemasangan papan informasi kehadiran tempat pemasangan)
pejabat struktural
Papan informasi
3. Melakukan pemasangan papan informasi
kehadiran pejabat
kehadiran pejabat struktural sesuai dengan
struktural terpasang
saran dari mentor
(Dokumentasi foto)
5. Mensosialisasikan Petugas P2U
mekanisme penggunaan memahami cara
papan informasi 1. Mensosialisasikan penggunaan papan pengggunaan papan
kehadiran pejabat informasi kehadiran pejabat struktural informasi kehadiran
struktural kepada kepada petugas P2U pejabat struktural
petugas P2U dan (Dokumentasin foto
melakukan evaluasi sosialisasi)
serta melaporkannya 2. Memastikan petugas P2U memahami cara Dokumentasi foto
kepada mentor penggunaan papan informasi kehadiran sosialisasi
pejabat struktural
3. Mengevaluasi kegiatan aktualisasi dan Dokumentasi foto,
melaporkannya kepada mentor catatan evaluasi

40
Realisasi Aktualisasi
Output Hasil
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan September Oktober
Kegiatan
I I III IV I I III IV
I I
1. Melakukan diskusi Jadwal pertemuan
1. Mengatur jadwal pertemuan dengan
terkait tindak lanjut dengan mentor
mentor
hasil rancangan (Screenshoot WA)
aktualisasi kepada Saran dan masukan
2. Menyampaikan gagasan rancangan
atasan dari mentor (Catatan
aktualisasi kepada mentor dan atasan
dari mentor)
3. Meminta persetujuan dan dukungan dari Mendapat
mentor terkait pelaksanaan kegiatan persetujuan dari
aktualisasi mentor
2. Merancang desain 1. Melakukan observasi mengenai desain Mendapatkan
papan informasi papan kehadiran pejabat struktural gambaran desain
keahdiran pejabat papan informasi
struktural dan kehadiran pejabat
mengajukannya kepada structural (Contoh
mentor desain

41
2. Berkonsultasi dengan mentor dan atasan Saran dan masukan
mengenai design papan informasi kehadiran dari mentor (Catatan
pejabat struktural dari mentor)
3. Membuat desain papan kehadiran pejabat Desain tersedia
struktural
4. Meminta persetujuan dari mentor terkait Mendapat
desain papan informasi kehadiran pejabat persetujuan dari
struktural mentor
3. Mencetak Papan 1. Mencari tempat untuk mencetak papan Mendapat tempat
percetakan
Informasi Kehadiran informasi kehadiran pejabat struktural
(Dokumentasi foto)
pejabat Struktural 2. Menyerahkan desain papan informasi
Percetakan
sesuai desain yang telah kehadiran pejabat struktural kepada tempat
mendapatkan desain
disetujui oleh mentor percetakan papan (Dokumentasi
foto)

3. Melakukan pemantauan progres Papan yamg dibuat


sesuai dengan desain
pembuatan papan informasi kehadiran
(dokumentasi foto)
pejabat struktural
4. Melakukakan 1. Melakukan pengambilan papan informasi Papan informasi
Pemasangan Papan kehadiran pejabat struktural yang telah kehadiran pejabat
Informasi Kehadiran selesai sruktural tersedia
pejabat struktural (Dokumentasi Foto)

42
2. Menyampaikan hasil papan informasi Mengetahui tempat
kehadiran pejabat struktural kepada mentor pemasangan papan
dan meminta masukan terkait tempat (Dokumentasi foto
pemasangan papan informasi kehadiran tempat pemasangan)
pejabat struktural
Papan informasi
3. Melakukan pemasangan papan informasi
kehadiran pejabat
kehadiran pejabat struktural sesuai dengan
struktural terpasang
saran dari mentor
(Dokumentasi foto)
5. Mensosialisasikan Petugas P2U
mekanisme penggunaan memahami cara
papan informasi 1. Mensosialisasikan penggunaan papan pengggunaan papan
kehadiran pejabat informasi kehadiran pejabat struktural informasi kehadiran
struktural kepada kepada petugas P2U pejabat struktural
petugas P2U dan (Dokumentasin foto
melakukan evaluasi sosialisasi)
serta melaporkannya 2. Memastikan petugas P2U memahami cara Dokumentasi foto
kepada mentor penggunaan papan informasi kehadiran sosialisasi
pejabat struktural
3. Mengevaluasi kegiatan aktualisasi dan Dokumentasi foto,
melaporkannya kepada mentor catatan evaluasi

43
II.3. CAPAIAN AKTUALISASI

Kegiatan/ Tahapan Kegiatan 1 Melakukan diskusi terkait tindak lanjut hasil rancangan aktualisasi kepada atasan, dengan
tahapan sebagai berikut :
Mengatur jadwal pertemuan dengan mentor
Menyampaikan gagasan rancangan aktualisasi kepada mentor dan atasan
Meminta persetujuan dan dukungan dari mentor terkait pelaksanaan kegiatan aktualisasi
Tanggal Aktualisasi Tanggal Rencana Aktualisasi Tanggal Pelaksanaan Aktualisasi
18 September 2022 19 -27 September 2022

Deskripsi Kegiatan dan Teknik Tahapan pertama yang dilakukan adalah Berorientasi Pelayanan : Berdiskusi terkait jadwal
Aktualisasi Penerapan Nilai
pertemuan dengan atasan menggunakan bahasa yang sopan, ramah dan cekatan Akuntabel :
Dasar ASN
Cermat dan teliti dalam membuat jadwal pertemuan Kompeten : Menjawab dengan baik atas
respon yang diberikan oleh atasan Harmonis : Menjaga etika ketika sedang berkonsultasi terkait
jadwal pertemuan dengan atasan Loyal : Meluangkan waktu untuk berkonsultasi terkait jadwal
pertemuan Adaptif : Pertemuan dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan
Kolaboratif : Membuat kesepakatan dengan atasan terkait jadwal pertemuan.
Tahapan kedua yaitu Berorientasi Pelayanan : Bersikap ramah dan sopan saat menyampaikan
gagasan agar menciptakan kesan suasana yang baik Akuntabel : Menyampaikan gagasan
kegiatan aktualisasi dengan jelas, transparan, dan penuh tanggung jawab Kompeten :
Meningkatkan kompetensi diri terhadap perbaikan-perbaikan dan masukan yang diberikan oleh
atasan Harmonis : Berkonsultasi dengan atasan yang merupakan bentuk musyawarah untuk
mencapai mufakat Loyal : Memegang teguh ideologi Pancasila dengan mengamalkan sila ke-4,

44
yaitu melakukan diskusi untuk mencapai tujuan bersama Adaptif : Melakukan perubahan
terhadap kesalahan yang diperbuat demi kelancaran pelaksanaan rancangan aktualisasi
Kolaboratif : Terbuka dalam berkonsultasi dengan atasan
Tahapan ketiga Berorientasi Pelayanan : Meminta izin dan persetujuan dengan bersikap
hormat, sopan, dan bertutur kata baik Akuntabel : Meminta izin dan persetujuan kepada atasan
secara tertulis Kompeten : Setelah rancangan kegiatan aktualisasi disetujui, kegiatan ini
dilaksanakan dengan baik dan benar Harmonis : Menghargai dan menghormati atasan dan
membangun lingkungan kerja yang kondusif Loyal : Melaksanakan tugas yang diberikan oleh
atasan Kolaboratif : Meminta saran dan masukan dari atasan demi kelancaran kegiatan

45
Kendala Tidak terdapat kendala dalam melakukan setiap tahapan kegiatan
Nilai – Nilai Dasar yang Relevan Berdasarkan teknik dan capaian aktualisasi yang berhasil dilakukan bahwa pada
kegiatan melakukan konsultasi dengan mentor terkait aktulisasi merupakan
perwujudan dari nilai Berotientasi Pelayanan,
Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif
Kontribusi terhadap visi dan Kegiatan ini berkontribusi dalam rangka mewujudkan visi kementerian Hukum dan Hak
misi organisasi Asasi Manusia yang Handal, Profesional, Inovatif,  dan Berintegritas serta Misi Kementerian
Hukum dan Ham yaitu Mewujudkan layanan manajemen administrasi Kementerian Hukum
dan Ham
Penguatan Nilai – Nilai Kegiatan ini berkaitan dengan Penguatan Nilai PASTI yaitu,
Organisasi Profesional, Akuntabel, Sinergi, Transparan, dan Inovatif.
Output Kegiatan Jadwal pertemuan dengan mentor (Screenshoot WA) Saran dan masukan dari mentor
(Catatan dari mentor) Mendapat persetujuan dari mentor
Manfaat/ Hasil Capaian Manfaat dari Kegiatan :
Mendapatkan masukan dan saran dari Mentor
Mendapatkan persetujuan untuk melaksanakan kegiatan aktualisasi

Analisis Dampak Jika Nilai Sulit dalam melaksanakan aktualisasi


BerAKHLAK tidak Tidak adanya sumber referensi/ masukan dalam melakukan aktualisasi
dilaksanankan

Kegiatan/ Tahapan Kegiatan 2 Merancang desain papan informasi keahdiran pejabat struktural dan mengajukannya
kepada mentor, dengan tahapan kegiatan sebagai berikut :
Melakukan observasi mengenai desain papan kehadiran pejabat struktural
Berkonsultasi dengan mentor dan atasan mengenai design papan informasi kehadiran
pejabat struktural
Membuat desain papan kehadiran pejabat struktural

46
Meminta persetujuan dari mentor terkait desain papan informasi kehadiran pejabat
struktural
Tanggal Aktualisasi Tanggal Rencana Aktualisasi Tanggal Pelaksanaan Aktualisasi
27 September 2022 28 September- 4 Oktober 2022

Deskripsi Kegiatan dan Teknik Tahapan pertama pada kegiatan ini adalah Akuntabel : Bertanggung jawab dalam
Aktualisasi Penerapan Nilai
mencari desain papan informasi kehadiran pejabat struktural Adaptif : Memanfaatkan
Dasar ASN
internet dalam mencari desain Kolaboratif : Meminta saran kepada mentor dan rekan
sejawat mengenai desain
Tahapan kedua adalah Harmonis : Bertutur kata dengan sopan Loyal : Mendengarkan
masukan dari mentor dengan seksama Akuntabel : Bertanggung jawab atas saran dari
mentor
Tahapan ketiga yaitu, Berorentasi Pelayanan : Membuat desain dengan sebaik
mungkin Adaptif : Membuat desain dengan bantuan aplikasi Akuntabel : Bertanggung
jawab atas desain yang telah dibuat
Tahapan keempat yaitu, Harmonis : Bertutur kata dengan sopan kepada mentor
Loyal : Membuat papan sesuai dengan desain yang telah disetujui Kompeten :
Menjelaskan dengan detail terkait desain yang sudah saya buat

47
Kendala Tidak ada kendala dalam menyelesaikan setiap tahapan kegiatan
Nilai – Nilai Dasar yang Relevan Berdasarkan teknik dan capaian aktualisasi yang berhasil dilakukan bahwa pada
kegiatan melakukan konsultasi dengan mentor terkait aktulisasi merupakan
perwujudan dari nilai, Berorientasi Pelayanan Akuntabel, Kompeten, Harmonis,
Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif
Kontribusi terhadap visi dan Kegiatan ini berkontribusi dalam rangka mewujudkan visi kementerian Hukum dan Hak
misi organisasi Asasi Manusia yang Handal, Profesional, Inovatif,  dan Berintegritas serta Misi Kementerian
Hukum dan Ham yaitu Mewujudkan layanan manajemen administrasi Kementerian Hukum
dan Ham
Penguatan Nilai – Nilai Kegiatan ini berkaitan dengan Penguatan Nilai PASTI yaitu,
Organisasi Profesional, Akuntabel, Sinergi, Transparan, dan Inovatif.
Output Kegiatan Mendapatkan gambaran desain papan informasi kehadiran pejabat structural (Contoh
desain Saran dan masukan dari mentor (Catatan dari mentor) Desain tersedia
Mendapat persetujuan dari mentor
Manfaat/ Hasil Capaian Manfaat Kegiatan:
Mndapat gambaran desain papan kehadiran pejabat struktural.
Mendapatkan saran dan masukan dari mentor terkait desain papan kehadiran pejabat
struktural.
Analisis Dampak Jika Nilai Desain papan kehadiran pejabat struktural tidak tersedia
BerAKHLAK tidak Mentor tidak mengetahui gambaran desain papan informasi keadiran pejabat struktural
dilaksanankan Terganggunya jalannya aktualisasi.

48
Kegiatan/ Tahapan Kegiatan 3 Mencetak Papan Informasi Kehadiran pejabat Struktural sesuai desain yang telah disetujui oleh
mentor, dengan tahapan sebagai berikut :
Mencari tempat untuk mencetak papan informasi kehadiran pejabat struktural
Menyerahkan desain papan informasi kehadiran pejabat struktural kepada tempat percetakan
Melakukan pemantauan progres pembuatan papan informasi kehadiran pejabat struktural
Tanggal Aktualisasi Tanggal Rencana Aktualisasi Tanggal Pelaksanaan Aktualisasi
07 Oktober 2022 07-17 Oktober 2022

Deskripsi Kegiatan dan Teknik Tahapan pertama adalah Berorientasi Pelayanan : Mencari tempat percetakan yang memiliki
Aktualisasi Penerapan Nilai
kualitas yang bagus Kolaboratif : Bekerjasama dengan tempat percetakan Loyal :
Dasar ASN
Mendedikasikan diri kepada bangsa dan negara Adaptif : Meminta percetakan untuk mencetak
sesuai dengan desain Akuntabel : Bertanggung jawab terhadap kesesuaian desain yang telah
diberikan Kompeten : Menulis list saran tempat percetakan
Tahapan kedua yaitu Berorientasi Pelayanan : Menggunakan bahasa yang sopan Akuntabel :
Bertanggung jawab terhadap hasil papan informasi kehadiran pejabat struktural Kolaboratif :
Bekerjasama dengan tempat percetakan Loyal : Mendedikasikan diri kepada bangsa dan negara
Adaptif : Pemanfaatan teknologi percetakan Harmonis : Menggunakan tutur kata yang sopan
kepada tempat percetakan
Berorientasi Pelayanan : Melakukan perbaikan jika ada kekurangan Akuntabel : Bertanggung
jawab mengawasi progres pengerjaan Loyal : Mendedikasikan diri kepada bangsa dan negara
Adaptif : Memberikan ide kreatif Harmonis : Menggunakan tutur kata yang sopan saat
menanyakan progres pengerjaan

49
Kendala Tidak terdapat kendala dalam melakukan setiap tahapan kegiatan
Nilai – Nilai Dasar yang Relevan Berdasarkan teknik dan capaian aktualisasi yang berhasil dilakukan bahwa pada
kegiatan melakukan konsultasi dengan mentor terkait aktulisasi merupakan
perwujudan dari nilai Berotientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis,
Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif
Kontribusi terhadap visi dan Kegiatan ini berkontribusi dalam rangka mewujudkan visi kementerian Hukum dan Hak
misi organisasi Asasi Manusia yang Handal, Profesional, Inovatif,  dan Berintegritas serta Misi Kementerian
Hukum dan Ham yaitu Mewujudkan layanan manajemen administrasi Kementerian Hukum
dan Ham
Penguatan Nilai – Nilai Kegiatan ini berkaitan dengan Penguatan Nilai PASTI yaitu,
Organisasi Profesional, Akuntabel, Sinergi, Transparan, dan Inovatif.
Output Kegiatan Mendapat tempat percetakan (Dokumentasi foto) Percetakan mendapatkan desain
papan (Dokumentasi foto) Papan yamg dibuat sesuai dengan desain (dokumentasi
foto)
Manfaat/ Hasil Capaian Manfaat dari Kegiatan :
Mendapat tempat yang sesuai untuk melakukan pencetakan papan keadiran pejabat
struktural
Hasil yang didapat sesuai dengan desain yang telah di buat
Analisis Dampak Jika Nilai Sulit dalam melaksanakan aktualisasi
BerAKHLAK tidak Tidak adanya sumber referensi/ masukan dalam melakukan aktualisasi
dilaksanankan

50
Kegiatan/ Tahapan Kegiatan 4 Melakukakan Pemasangan Papan Informasi Kehadiran pejabat struktural, dengan tahapan
sebagai berikut :
Melakukan pengambilan papan informasi kehadiran pejabat struktural yang telah selesai
Menyampaikan hasil papan informasi kehadiran pejabat struktural kepada mentor dan meminta
masukan terkait tempat pemasangan papan informasi kehadiran pejabat struktural
Melakukan pemasangan papan informasi kehadiran pejabat struktural sesuai dengan saran dari
mentor
Tanggal Aktualisasi Tanggal Rencana Aktualisasi Tanggal Pelaksanaan Aktualisasi
18 Oktober 2022 07-17 Oktober 2022

Deskripsi Kegiatan dan Teknik Tahapan pertama adalah Berorientasi Pelayanan : Menjelaskan dengan bahasa yang mudah
Aktualisasi Penerapan Nilai
dimengerti Akuntabel : Bertanggung jawab dalam memberi pemahaman kepada petugas P2U
Dasar ASN
Kompeten : Menerima saran dari petugas P2U Harmonis : Menggunakan bahasa yang sopan dan
santun Loyal : Berdedikasi kepada bangsa dan negara Adaptif : Menerima saran dan masukan
Kolaboratif : Bekerjasama dengan petugas P2U dalam memfungsikan papan
Tahapan kedua yaitu Berorientasi Pelayanan : Menyampaikan hasil papan yang sudah jadi
kepada mentor Akuntabel : Memastikan hasil cetakan yang diberikan kepada mentor sesuai
dengan yang diinginkan Kolaboratif : Bekerjasama dengan mentor dalam penentuan tempat
pemasangan
Berorientasi Pelayanan : Melakukan perbaikan jika ada kekurangan Akuntabel : Bertanggung
jawab mengawasi progres pengerjaan Loyal : Mendedikasikan diri kepada bangsa dan negara

51
Adaptif : Memberikan ide kreatif Harmonis : Menggunakan tutur kata yang sopan saat
menanyakan progres pengerjaan
Tahapan ketiga yaitu Berorientasi Pelayanan : Memastikan bahwa papan terpasang sesuai
dengan tempat Akuntabel : Betanggung jawab dalam proses pemasangan Kolaboratif :
Bekerjasama dengan rekan sejawat dalam proses pemasangan

52
Kendala Tidak terdapat kendala dalam melakukan setiap tahapan kegiatan
Nilai – Nilai Dasar yang Relevan Berdasarkan teknik dan capaian aktualisasi yang berhasil dilakukan bahwa pada
kegiatan melakukan konsultasi dengan mentor terkait aktulisasi merupakan
perwujudan dari nilai Berotientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis,
Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif
Kontribusi terhadap visi dan Kegiatan ini berkontribusi dalam rangka mewujudkan visi kementerian Hukum dan Hak
misi organisasi Asasi Manusia yang Handal, Profesional, Inovatif,  dan Berintegritas serta Misi Kementerian
Hukum dan Ham yaitu Mewujudkan layanan manajemen administrasi Kementerian Hukum
dan Ham
Penguatan Nilai – Nilai Kegiatan ini berkaitan dengan Penguatan Nilai PASTI yaitu,
Organisasi Profesional, Akuntabel, Sinergi, Transparan, dan Inovatif.
Output Kegiatan Papan informasi kehadiran pejabat sruktural tersedia (Dokumentasi Foto)
Mengetahui tempat pemasangan papan (Dokumentasi foto tempat pemasangan)
Papan informasi kehadiran pejabat struktural terpasang (Dokumentasi foto)
Manfaat/ Hasil Capaian Manfaat dari Kegiatan :
Papan informasi keadiran pejabat struktural telah selesai
Mendapatkan tempat pemasangan papan informasi keadiran pejabat struktural
Papan informasi kehadiran pejabat struktural telah terpasang sesuai dengan
tempatnya
Analisis Dampak Jika Nilai Sulit dalam melaksanakan aktualisasi
BerAKHLAK tidak Tidak adanya sumber referensi/ masukan dalam melakukan aktualisasi
dilaksanankan
Kegiatan/ Tahapan Kegiatan 5 Mensosialisasikan mekanisme penggunaan papan informasi kehadiran pejabat struktural kepada
petugas P2U dan melakukan evaluasi serta melaporkannya kepada mentor, dengan tahapan
sebagai berikut :
Mensosialisasikan penggunaan papan informasi kehadiran pejabat struktural kepada petugas P2U
Memastikan petugas P2U memahami cara penggunaan papan informasi kehadiran pejabat
struktural
Mengevaluasi kegiatan aktualisasi dan melaporkannya kepada mentor
Tanggal Aktualisasi Tanggal Rencana Aktualisasi Tanggal Pelaksanaan Aktualisasi
18 Oktober 2022 18 - 27 Oktober 2022

Deskripsi Kegiatan dan Teknik Tahapan pertama adalah Berorientasi Pelayanan: Menggambar design dengan sebaik mungkin
Aktualisasi Penerapan Nilai
Akuntabel : Bertanggung jawab mengambil papan yang telah selesai Kolaboratif : Meminta
Dasar ASN
bantuan rekan kerja dalam mengambil papan yang tela selesai Loyal : Mendedikasikan diri
kepada bangsa dan negara Adaptif : Memanfaatkan teknologi Kompeten : Memastikan hasil
yang dibuat telah sesuai dengan yang diinginkan
Tahapan kedua yaitu Berorientasi Pelayanan : Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti
Adaptif : Menerima saran dan masukan Kompeten : Menguasai penggunaan papan informasi
kehadiran pejabat struktural Harmonis ; Menjelaskan dengan bahasa santun dan sopan Loyal :
Memastikan petugas P2U Mengerti hal yang disampaikan Akuntabel : Memastikan bahwa
penyampaian tentang penggunaan papan informasi kehadiran pejabat struktural tersampaikan
dengan baik Kompeten : Bertanggung jawab pada keberhasilan pengaplikasian papan informasi
kehadiran pejabat struktural
Tahapan ketiga yaitu Berorientasi Pelayanan : Melakukan evaluasi terhadap penggunaan papan
informasi kehadiran pejabat struktural agar tepat sasaran Akuntabel : Bertanggung jawab
terhadap hasil evaluasi Harmonis : Menggunakan bahasa yang sopan dan santun Loyal :
Melakukan evaluasi dengan rasa bertanggung jawab
Kendala Tidak terdapat kendala dalam melakukan setiap tahapan kegiatan
Nilai – Nilai Dasar yang Relevan Berdasarkan teknik dan capaian aktualisasi yang berhasil dilakukan bahwa pada
kegiatan melakukan konsultasi dengan mentor terkait aktulisasi merupakan
perwujudan dari nilai Berotientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis,
Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif
Kontribusi terhadap visi dan Kegiatan ini berkontribusi dalam rangka mewujudkan visi kementerian Hukum dan Hak
misi organisasi Asasi Manusia yang Handal, Profesional, Inovatif,  dan Berintegritas serta Misi Kementerian
Hukum dan Ham yaitu Mewujudkan layanan manajemen administrasi Kementerian Hukum
dan Ham
Penguatan Nilai – Nilai Kegiatan ini berkaitan dengan Penguatan Nilai PASTI yaitu,
Organisasi Profesional, Akuntabel, Sinergi, Transparan, dan Inovatif.
Output Kegiatan Petugas P2U memahami cara pengggunaan papan informasi kehadiran pejabat
struktural (Dokumentasin foto sosialisasi) Dokumentasi foto sosialisasi Dokumentasi
foto, catatan evaluasi
Manfaat/ Hasil Capaian Manfaat dari Kegiatan :
Petugas P2U memahami mekanisme penggunaan papan informasi kehadiran pejabat
struktural
Mentor mengetahui jalannya aktualisasi
Analisis Dampak Jika Nilai Petugas P2U tidak memahami mekanisme penggunaan papan informasi kehadiran
BerAKHLAK tidak pejabat struktural
dilaksanankan
BAB III

A. KESIMPULAN
Laporan aktualisasi ini dibuat sebagai salah satu perwujudan nilai-nilai ASN dalam
menjalankan tugas, yang di peroleh penulis selama mengikuti kegiatan pelatihan dasar CPNS
Kementerian Hukum dan HAM golongan II Angkatan 93. Nilai-nilai dasar tersebut
diantaranya Berorintasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan
Kolaboratif. Ketujuh nilai-nilai dasar tersebut harus dimiliki oleh ASN agar dapat
menjalankan tugasnya dengan baik sebagai ASN yang professional. Adapun core issue yang
terpilih berdasarkan analisis yang telah dilakukan adalah “Kurangnya Informasi Kehadiran
Pejabat Struktural”. Isu tersebut nantinya akan diselesaikan melalui kegiatan aktualisasi yang
telah rencanakan. Kegiatan yang akan dilakukan dalam pelaksanaan aktualisasi ini bersumber
pada Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) dan kreativitas penulis. Dimana kegiatan tersebut
didalamnya terkandung komponen nilai dasar ASN yaitu BerAKHLAK yang dilaksanakan
sesuai jadwal yang telah ditetapkan.

B. SARAN
1. Bagi Penulis
Penulis mengharapkan dapat mengimplementasikan nilai-nilai dasar ASN, serta dapat
memberikan dampak yang baik bagi lingkungan di sekitarnya. Penulis juga mengharapkan
dukungan serta arahan dari pimpinan instansi, atasan langsung, maupun rekan-rekan sejawat
agar rancangan kegiatan dapat dilaksanakan dengan lancar.
2. Bagi Instansi
Diharapkan kegiatan aktualisasi yang dilakukan juga bisa dilaksanakan di bidang lain
sehingga dapat terus meningkatkan mutu instansi dalam menyelenggarakan kegiatan
pemerintahan dan memberikan pelayanan yang optimal bagi masyarakat.

56
DAFTAR PUSTAKA

Amelia, Rizki. 2021. Smart ASN: Modul Pelatihan Dasar CPNS. Jakarta: Lembaga
Administrasi
Negara.
Fatimah, Elly dan Erna Irawati. 2017. Manajemen ASN: Modul Pelatihan Dasar CPNS.
Jakarta:
Lembaga Administrasi Negara.
Handoko, Ramah. 2021. Akuntabel: Modul Pelatihan Dasar CPNS. Jakarta: Lembaga
Administrasi
Negara.
Jalis, Ahmad. 2021. Kompeten: Modul Pelatihan Dasar CPNS. Jakarta: Lembaga
Administrasi
Negara.
Mirdin, Andi Adiyat. 2021. Berorientasi Pelayanan: Modul Pelatihan Dasar CPNS.
Jakarta:
Lembaga Administrasi Negara.
Rahmanendra, Dwi. 2021. Loyal: Modul Pelatihan Dasar CPNS. Jakarta: Lembaga
Administrasi
Negara.
Sejati, Tri Atmojo. 2021. Kolaboratif: Modul Pelatihan Dasar CPNS. Jakarta: Lembaga
Administrasi
Negara.
Sembodo, Jarot. 2021. Harmonis: Modul Pelatihan Dasar CPNS. Jakarta: Lembaga
Administrasi
Negara.
Suwarno, Yogi. 2021. Adaptif: Modul Pelatihan Dasar CPNS. Jakarta: Lembaga
Administrasi
Negara.

62
LAMPIRAN

63
RESUME AGENDA 2

A. Berorientasi Pelayanan

1. Pengertian

Negara berkewajiban memenuhi kebutuhan setiap warga negara melalui suatu


sistem pemerintahan yang mendukung terciptanya penyelenggaraan pelayanan
publik yang prima dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar dan hak sipil setiap
warga negara atas barang publik, jasa publik, dan pelayanan administrative,
sebagaimana tercantum dalam Penjelasan atas Undang-Undang Nomor 25 Tahun
2009 tentang Pelayanan Publik (UU Pelayanan Publik). Definisi dari pelayanan
publik sebagaimana tercantum dalam UU Pelayanan Publik adalah kegiatan atau
rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas
barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh
penyelenggara pelayanan publik.

2. Asas-Asas Pelayanan Publik

Asas penyelenggaraan pelayanan publik seperti yang tercantum dalam Pasal 4 UU


Pelayanan Publik, yaitu:

a. kepentingan umum;

b. kepastian hukum;

c. kesamaan hak;

d. keseimbangan hak dan kewajiban;

e. keprofesionalan;

f. partisipatif;

g. persamaan perlakuan/tidak diskriminatif;

h. keterbukaan;

i. akuntabilitas;

j. fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan;

64
k. ketepatan waktu; dan

l. kecepatan, kemudahan, dan keterjangkauan.

3. Membangun budaya pelayanan publik yang baik

Budaya pelayanan oleh ASN akan sangat menentukan kualitas pemberian layanan
kepada masyarakat. Menurut Djamaluddin Ancok dkk. (2014), budaya pelayanan
yang baik juga tentu akan berdampak positif terhadap kinerja organisasi dengan
mekanisme sebagai berikut:

a. Budaya pelayanan akan berjalan dengan baik apabila terbangun kerja tim di
dalam internal organisasi. Melalui kerja sama yang baik, pekerjaan dalam
memberikan pelayanan dapat diselesaikan dengan hasil terbaik bagi pengguna
layanan. Fokus utama untuk memberikan kepuasan kepada masyarakat harus
menjadi prinsip utama ASN dalam bekerja.

b. Faktor lain adalah pemahaman tentang pelayanan prima. Budaya berorientasi


pada pelayanan prima harus menjadi dasar ASN dalam penyediaan pelayanan.
Pelayanan Prima adalah memberikan pelayanan sesuai atau melebihi harapan
pengguna layanan. Berdasarkan pengertian tersebut, dalam memberikan
pelayanan prima terdapat beberapa tingkatan yaitu:

(1) memenuhi kebutuhan dasar pengguna,

(2) memenuhi harapan pengguna, dan

(3) melebihi harapan pengguna, mengerjakan apa yang lebih dari yang
diharapkan

c. Pemberian pelayanan yang prima akan berimplikasi pada kemajuan organisasi,


apabila pelayanan yang diberikan prima (baik), maka organisasi akan menjadi
semakin maju. Implikasi kemajuan organisasi akan berdampak antara lain:

(1) makin besar pajak yang dibayarkan pada negara,

(2) makin bagus kesejahteraan bagi pegawai, dan

(3) makin besar fasilitas yang diberikan pada pegawai.

65
3. Nilai Berorientasi pelayanan bagi asn

Secara lebih operasional, Berorientasi Pelayanan dapat dijabarkan dengan


beberapa kriteria, yakni:

a. ASN harus memiliki kode etik (code of ethics) untuk menjabarkan pedoman
perilaku sesuai dengan tujuan yang terkandung dari masing-masing nilai. Kode
etik juga terkadang dibuat untuk mengatur hal-hal apa saja yang secara etis boleh
dan tidak boleh dilakukan, misalnya yang terkait dengan konflik kepentingan.
Dalam menyelenggarakan pelayanan publik jika terjadi konflik kepentingan maka
aparatur ASN harus mengutamakan kepentingan publik dari pada kepentingan
dirinya sendiri.

b. Untuk mendetailkan kode etik tersebut, dapat dibentuk sebuah kode perilaku
(code of conducts) yang berisi contoh perilaku spesifik yang wajib dan tidak
boleh dilakukan oleh pegawai ASN sebagai interpretasi dari kode etik tersebut.
Contoh perilaku spesifik dapat juga berupa bagaimana penerapan SOP dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat.

c. Pegawai ASN harus menerapkan budaya pelayanan, dan menjadikan prinsip


melayani sebagai suatu kebanggaan. 27 Munculnya rasa kebanggaan dalam
memberikan pelayanan akan menjadi modal dalam melaksanakan pekerjaan. Hal
ini juga sejalan dengan employee value proposition atau employer branding ASN
yakni “Bangga Melayani Bangsa”. Kebanggaan memberikan pelayanan terbaik
membantu kita memberikan hasil optimal dalam melaksanakan tugas pelayanan.
Prinsip melayani juga menjadi dasar dan perlu diatur dengan prosedur yang jelas.

B. Akuntabel

1. Pengertian

Akuntabilitas adalah kata yang seringkali kita dengar, tetapi tidak mudah untuk
dipahami. Ketika seseorang mendengar kata akuntabilitas, yang terlintas adalah
sesuatu yang sangat penting, tetapi tidak mengetahui bagaimana cara
mencapainya. Dalam banyak hal, kata akuntabilitas sering disamakan dengan
responsibilitas atau tanggung jawab. Namun pada dasarnya, kedua konsep
tersebut memiliki arti yang berbeda. Responsibilitas adalah kewajiban untuk
bertanggung jawab yang berangkat dari moral individu, sedangkan akuntabilitas
66
adalah kewajiban untuk bertanggung jawab kepada seseorang/organisasi yang
memberikan amanat. Dalam konteks ASN Akuntabilitas adalah kewajiban untuk
mempertanggungjawabkan segala tindak dan tanduknya sebagai pelayan publik
kepada atasan, lembaga pembina, dan lebih luasnya kepada publik

2. Aspek-aspek akuntabilitas

 Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (Accountability is a relationship)


Hubungan yang dimaksud adalah hubungan dua pihak antara
individu/kelompok/institusi dengan negara dan masyarakat.
 Akuntabilitas berorientasi pada hasil (Accountability is results-oriented)
Hasil yang diharapkan dari akuntabilitas adalah perilaku aparat pemerintah
yang bertanggung jawab, adil dan inovatif.
 Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan (Accountability requiers
reporting)
Laporan kinerja adalah perwujudan dari akuntabilitas. Dengan
memberikan laporan kinerja berarti mampu menjelaskan terhadap tindakan
dan hasil yang telah dicapai oleh individu/kelompok/institusi, serta mampu
memberikan bukti nyata dari hasil dan proses yang telah dilakukan.
 Akuntabilitas memerlukan konsekuensi (Accountability is meaningless
without consequences)
Akuntabilitas menunjukkan tanggungjawab, dan tanggungjawab
menghasilkan konsekuensi.
 Akuntabilitas memperbaiki kinerja (Accountability improves
performance)
Tujuan utama dari akuntabilitas adalah untuk memperbaiki kinerja ASN
dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

3. Pentingnya Akuntabilitas

Akuntabilitas adalah prinsip dasar bagi organisasi yang berlaku pada setiap
level/unit organisasi sebagai suatu kewajiban jabatan dalam memberikan
pertanggungjawaban laporan kegiatan kepada atasannya. Dalam beberapa hal,
akuntabilitas sering diartikan berbeda-beda. Adanya norma yang bersifat informal
tentang perilaku PNS yang menjadi kebiasaan dapat mempengaruhi perilaku
anggota organisasi atau bahkan mempengaruhi aturan formal yang berlaku.
67
Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama, yaitu:

• Untuk menyediakan kontrol demokratis (peran demokrasi);

• untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan (peran konstitusional);

• untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar).

4. Tingkatan Akuntabilitas

Akuntabilitas memiliki 5 tingkatan yang berbeda yaitu akuntabilitas personal,


akuntabilitas individu, akuntabilitas kelompok, akuntabilitas organisasi, dan
akuntabilitas stakeholder.

• Akuntabilitas Personal (Personal Accountability) Akuntabilitas personal


mengacu pada nilai-nilai yang ada pada diri seseorang seperti kejujuran,
integritas, moral dan etika. Pertanyaan yang digunakan untuk mengidentifikasi
apakah seseorang memiliki akuntabilitas personal antara lain “Apa yang dapat
saya lakukan untuk memperbaiki situasi dan membuat perbedaan?”. Pribadi yang
akuntabel adalah yang menjadikan dirinya sebagai bagian dari solusi dan bukan
masalah.

• Akuntabilitas Individu Akuntabilitas individu mengacu pada hubungan antara


individu dan lingkungan kerjanya, yaitu antara PNS dengan instansinya sebagai
pemberi kewenangan. Pemberi kewenangan bertanggungjawab untuk memberikan
arahan yang memadai, bimbingan, dan sumber daya serta menghilangkan
hambatan kinerja, sedangkan PNS sebagai aparatur negara bertanggung jawab
untuk Bagan 1 Tingkatan Akuntabilitas 23 memenuhi tanggung jawabnya.
Pertanyaan penting yang digunakan untuk melihat tingkat akuntabilitas individu
seorang PNS adalah apakah individu mampu untuk mengatakan “Ini adalah
tindakan yang telah saya lakukan, dan ini adalah apa yang akan saya lakukan
untuk membuatnya menjadi lebih baik”.

• Akuntabilitas Kelompok Kinerja sebuah institusi biasanya dilakukan atas


kerjasama kelompok. Dalam hal ini tidak ada istilah “Saya”, tetapi yang ada
adalah “Kami”. Dalam kaitannya dengan akuntabilitas kelompok, maka
pembagian kewenangan dan semangat kerjasama yang tinggi antar berbagai
68
kelompok yang ada dalam sebuah institusi memainkan peranan yang penting
dalam tercapainya kinerja organisasi yang diharapkan.

• AkuntabilitasOrganisasi Akuntabilitas organisasi mengacu pada hasil pelaporan


kinerja yang telah dicapai, baik pelaporan yang dilakukan oleh individu terhadap
organisasi/institusi maupun kinerja organisasi kepada stakeholders lainnya.

• Akuntabilitas Stakeholder Stakeholder yang dimaksud adalah masyarakat


umum, pengguna layanan, dan pembayar pajak yang memberikan masukan, saran,
dan kritik terhadap kinerjanya. Jadi akuntabilitas stakeholder adalah
tanggungjawab organisasi pemerintah untuk mewujudkan pelayanan dan kinerja
yang adil, responsif dan bermartabat.

C. Kompeten

1. Pengertian

Pengertian yang digunakan dalam konteks ASN, kompetensi adalah deskripsi


pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang diperlukan dalam melaksanakan
tugas jabatan (Pasal 1 PermenpanRB Nomor 38 Tahun 2017), dan kompetensi
menjadi faktor penting untuk mewujudkan pegawai profesional dan kompetitif.
Dalam hal ini ASN sebagai profesi memiliki kewajiban mengelola dan
mengembangkan kompetensi dirinya, termasuk mewujudkannya dalam kinerja.

Sesuai Peraturan Menteri PANRB Nomor 38 Tahun 2017 tentang Standar


Kompetensi ASN, kompetensi meliputi :

1) Kompetensi Teknis adalah pengetahuan, keterampilan, dan


sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur dan dikembangkan yang spesifik
berkaitan dengan bidang teknis jabatan;

2) Kompetensi Manajerial adalah pengetahuan, keterampilan, dan


sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur, dikembangkan untuk
memimpin dan/atau mengelola unit organisasi; dan

3) Kompetensi Sosial Kultural adalah pengetahuan, keterampilan, dan


sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur, dan dikembangkan terkait
dengan pengalaman berinteraksi dengan masyarakat majemuk dalam hal
agama, suku dan budaya, perilaku, wawasan kebangsaan, etika, nilai-nilai,
69
moral, emosi dan prinsip, yang harus dipenuhi setiap pemegang Jabatan,
untuk memperoleh hasil kerja sesuai dengan peran, fungsi dan Jabatan.

2. Hak Pengembangan Kompetensi

Salah satu kebijakan penting dengan berlakunya Undang Undang Nomor 5 Tahun
2014 tentang ASN adanya hak pengembangan pegawai, sekurang-kurangnya 20
(dua puluh) Jam Pelajaran bagi PNS dan maksimal 24 (dua puluh empat) Jam
Pelajaran bagi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Kebijakan
ini tentu saja relevan utamanya dalam menghadapi dinamika lingkungan global
dan kemajuan teknologi informasi, yang berubah dengan cepat sehingga
kemutakhiran kompetensi ASN menjadi sangat penting.

Sesuai Permenpan dan RB Nomor 38 tahun 2017 tentang Standar Jabatan ASN,
telah ditetapkan bahwa setiap pegawai perlu kompeten secara Teknis, Manajerial,
dan Sosial Kultural. Dalam ketentuan tersebut kebutuhan kompetensi untuk
masing-masing jabatan telah ditentukan standarnya, yang dalam hal ini menjadi
fondasi dalam penentuan berbagai kebutuhan pengelolaan kepegawaian, antara
lain, pengembangan kompetensi pegawai. Hak pengembangan tersebut meliputi
pengembangan kompetensi teknis, kompetensi manajerial, dan kompetensi sosial
kultural.

3. Pendekatan Pengembangan Kompetensi

Terdapat dua pendekatan pengembangan yang dapat dimanfaatkan pegawai untuk


meningkatkan kompetensinya, yaitu klasikal dan non klasikal. Optimalisasi hak
akses pengembangan kompetensi dapat dilakukan dengan pendekatan pelatihan
non klasikal, diantaranya e-learning, job enrichment dan job enlargement
termasuk coaching dan mentoring. Coaching dan Mentoring selain efesien karena
dapat dilakukan secara masif, dengan melibatkan antara lain atasan peserta
pelatihan sebagai mentor sekaligus sebagai coach.

D. Harmonis

1. Pengertian

Harmoni adalah kerja sama antara berbagai faktor dengan sedemikian rupa hingga
faktor-faktor tersebut dapat menghasilkan suatu kesatuan yang luhur. Sebagai

70
contoh, seharusnya terdapat harmoni antara jiwa jasad seseorang manusia, kalau
tidak, maka belum tentu orang itu dapat disebut sebagai satu pribadi.

2. Pentingnya Suasana Harmonis

Salah satu kunci sukses kinerja suatu organisasi berawal dari suasana tempat
kerja. Energi positif yang ada di tempat kerja bisa memberikan dampak positif
bagi karyawan yang akhirnya memberikan efek domino bagi produktivitas,
hubungan internal, dan kinerja secara keseluruhan. Suasana harmoni dalam
lingkungan bekerja akan membuatkan kita secara individu tenang, menciptakan
kondisi yang memungkinkan untuk saling kolaborasi dan bekerja sama,
meningkatkan produktifitas bekerja dan kualitas layanan kepada pelanggan.
Dalam konteks asn Penerapan sikap berperilaku yang menunjukkan ciri-ciri sikap
harmonis. Tidak hanya saja berlaku untuk sesama ASN (lingkup kerja) namun
juga berlaku bagi stakeholders eksternal. Sikap perilaku ini bisa ditunjukkan
dengan:

a. Toleransi

b. Empati

c. Keterbukaan terhadap perbedaan.

Ada tiga hal yang dapat menjadi acuan untuk membangun budaya tempat kerja
nyaman dan berenergi positif. Ketiga hal tersebut adalah:

a. Membuat tempat kerja yang berenergi Sebagian besar karyawan atau orang
dalam organisasi menghabiskan separuh hidupnya di tempat kerja. Untuk itu
tempat kerja harus dibuat sedemikian rupa agar karyawan tetap senang dan
nyaman saat bekerja. Tata ruang yang baik dan keberadaan ruang terbuka sangat
disarankan. Desain ruang terbuka dapat meningkatkan komunikasi, hubungan
interpersonal dan kepuasan kerja, sekaligus optimal mengurangi terjadinya
disharmonis yang disebabkan kurangnya komunikasi.

b. Memberikan keleluasaan untuk belajar dan memberikan kontribusi Selalu ingat


dalam sebuah organisasi Anda bukan satu-satunya orang yang menjalankan alur
produktivitas. Ketika Anda sudah "mentok", ada baiknya Anda mencari ide dari
orang-orang yang berada dalam tim. Hal tersebut mampu meningkatkan

71
keterlibatan dan rasa memiliki karyawan dalam sebuah bisnis Modul Harmonis 25
atau organisasi.

c. Berbagi kebahagiaan bersama seluruh anggota organisasi Tak dapat dielakkan


jika pendapatan adalah salah satu motivator terbaik di lingkungan kerja. Demikian
juga rasa memiliki. dengan membagi kebahagiaan dalam organisasi kepada
seluruh karyawan dapat meningkatkan rasa kepemilikan dan meningkatkan
antusiasme para karyawan.

3. Peran ASN dalam Mewujudkan Suasana dan Budaya Harmonis

Peran ASN Dalam mewujudkan suasana harmoni maka ASN harus memiliki
pengetahuan tentang historisitas ke-Indonesia-an sejak awal Indonesia berdiri,
sejarah proses perjuangan dalam mewujudkan persatuan bangsa termasuk pula
berbagai macam gerakan gerakan separatism dan berbagai potensi yang
menimbulkan perpecahaan dan menjadi ancaman bagi persatuan bangsa. Secara
umum, menurut Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 Pasal 11 tentang ASN, tugas
pegawai ASN adalah sebagai berikut.

a. Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina


Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

b. Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas

c. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia

E. Loyal

Salah satu sifat yang harus dimiliki oleh seorang ASN ideal sebagaimana tersebut
di atas adalah sifat loyal atau setia kepada bangsa dan negara. Sifat dan sikap
loyal terhadap bangsa dan negara dapat diwujudkan dengan sifat dan sikap loyal
ASN kepada pemerintahan yang sah sejauh pemerintahan tersebut bekerja sesuai
dengan peraturan perundangundangan yang berlaku, karena ASN merupakan
bagian atau komponen dari pemerintahan itu sendiri. Karena pentingnya sifat dan
sikap ini, maka banyak ketentuan yang mengatur perihal loyalitas ASN ini (akan
dibahas lebih rinci pada bab-bab selanjutnya), diantaranya yang terkait dengan
bahasan tentang:

1) Kedudukan dan Peran ASN


72
2) Fungsi dan Tugas ASN Modul Loyal 11

3) Kode Etik dan Kode Perilaku ASN

4) Kewajiban ASN

5) Sumpah/Janji PNS

6) Disiplin PNS

Beberapa ahli mendefinisikan makna “loyalitas” sebagai berikut:

a) Kepatuhan atau kesetiaan.

b) Tindakan menunjukkan dukungan dan kepatuhan yang konstan kepada


organisasi tempatnya bekerja.

c) Kualitas kesetiaan atau kepatuhan seseorang kepada orang lain atau sesuatu
(misalnya organisasi) yang ditunjukkan melalui sikap dan tindakan orang tersebut.

d) Mutu dari kesetiaan seseorang terhadap pihak lain yang ditunjukkan dengan
memberikan dukungan dan kepatuhan yang teguh dan konstan kepada seseorang
atau sesuatu.

e) Merupakan sesuatu yang berhubungan dengan emosional manusia, sehingga


untuk mendapatkan kesetiaan seseorang maka kita harus dapat mempengaruhi sisi
emosional orang tersebut.

f) Suatu manifestasi dari kebutuhan fundamental manusia untuk memiliki,


mendukung, merasa aman, membangun keterikatan, dan menciptakan keterikatan
emosional.

g) Merupakan kondisi internal dalam bentuk komitmen dari pekerja untuk


mengikuti pihak yang mempekerjakannya

Adapun kata-kata kunci yang dapat digunakan untuk mengaktualisasikan panduan


perilaku loyal tersebut di atas diantaranya adalah sebagai berikut :

a) Komitmen yang bermakna perjanjian (keterikatan) untuk melakukan sesuatu


atau hubungan keterikatan dan rasa tanggung jawab akan sesuatu.

b) Dedikasi yang bermakna pengorbanan tenaga, pikiran, dan waktu demi


keberhasilan suatu usaha yang mempunyai tujuan yang mulia, dedikasi ini bisa
73
juga berarti pengabdian untuk melaksanakan cita-cita yang luhur dan diperlukan
adanya sebuah keyakinan yang teguh.

c) Kontribusi yang bermakna keterlibatan, keikutsertaan, sumbangsih yang


diberikan dalam berbagai bentuk, baik berupa pemikiran, kepemimpinan, kinerja,
profesionalisme, finansial atau, tenaga yang diberikan kepada pihak lain untuk
mencapai sesuatu yang lebih baik dan efisien.

d) Nasionalisme yang bermakna suatu keadaan atau pikiran yang


mengembangkan keyakinan bahwa kesetiaan terbesar mesti diberikan untuk
negara atau suatu sikap cinta tanah air atau bangsa dan negara sebagai wujud dari
cita-cita dan tujuan yang diikat sikap-sikap politik, ekonomi, sosial, dan budaya
sebagai wujud persatuan atau kemerdekaan nasional dengan prinsip kebebasan
dan kesamarataan kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

e) Pengabdian yang bermakna perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat,


ataupun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan, cinta, kasih sayang, hormat, atau
satu ikatan dan semua itu dilakukan dengan ikhlas.

F. Adaptif

1. pengertian

Adaptif adalah karakteristik alami yang dimiliki makhluk hidup untuk bertahan
hidup dan menghadapi segala perubahan lingkungan atau ancaman yang timbul.
Dengan demikian adaptasi merupakan kemampuan mengubah diri sesuai dengan
keadaan lingkungan tetapi juga mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan
(keinginan diri). Sejatinya tanpa beradaptasi akan menyebabkan makhluk hidup
tidak dapat mempertahankan diri dan musnah pada akhirnya oleh perubahan
lingkungan. Sehingga kemampuan adaptif merupakan syarat penting bagi
terjaminnya keberlangsungan kehidupan.

2. Kreativitas dan Inovasi

74
Pada umumnya istilah kreativitas dan inovasi kerap diidentikkan satu sama lain.
Selain karena saling beririsan yang cukup besar, kedua istilah ini memang secara
konteks boleh jadi mempunyai hubungan kasual sebab-akibat. Sebuah inovasi
yang baik biasanya dihasilkan dari sebuah kreativitas. Tanpa daya kreativitas,
inovasi akan sulit hadir dan diciptakan. Menginovasi sebuah barang atau proses
akan memerlukan kemampuan kreatif untuk menciptakan. Inovasi pada tataran
ide akan sulit berwujud jika kreativitas inovatornya tidak bekerja dengan baik.
Namun demikian, dalam kenyataannya, kehadiran inovasi juga tidak mutlak
mensyaratkan adanya kreativitas.

Selanjutnya kreativitas mempunyai pengertian yang lebih melunak dan melekat


pada sifat manusiawi. Kreativitas dapat dipandang sebagai sebuah kemampuan
(an ability) untuk berimajinasi atau menemukan sesuatu yang baru. Ini artinya
kreativitas sudah mengalami pergeseran makna dari pengertian ”menciptakan”
menjadi ”menemukan”. Jadi bukan kemampuan menciptakan sesuatu dari yang
tidak ada (creativity is not the ability to create out of nothing), tetapi kemampuan
memunculkan ide dengan cara mengkombinasikan, merubah atau memanfaatkan
kembali ide. Dari sini kemudian irisan antara keativitas dan inovasi menjadi
membesar. Karakteristik kreativitas menjadi lebih melekat dengan keinovativan.

3. Budaya Adaptif ASN

Adaptif sebagai nilai dan budaya ASN Budaya adaptif dalam pemerintahan
merupakan budaya organisasi di mana ASN memiliki kemampuan menerima
perubahan, termasuk penyelarasan organisasi yang berkelanjutan dengan 34
Modul Adaptif lingkungannya, juga perbaikan proses internal yang
berkesinambungan.

Organisasi dituntut untuk melakukan lima disiplin, yaitu:

1. Pegawainya harus terus mengasah pengetahuannya hingga ke tingkat mahir


(personal mastery);

2. Pegawainya harus terus berkomunikasi hingga memiliki persepsi yang sama


atau gelombang yang sama terhadap suatu visi atau cita-cita yang akan dicapai
bersama (shared vision);

75
3. Pegawainya memiliki mental model yang mencerminkan realitas yang
organisasi ingin wujudkan (mental model);

4. Pegawainya perlu selalu sinergis dalam melaksanakan kegiatankegiatan untuk


mewujudkan visinya (team learning);

5. Pegawainya harus selalu berpikir sistemik, tidak kaca mata kuda, atau
bermental silo (systems thinking).

Lima disiplin ini sangat aplikatif dalam konteks pelaksanaan tugas dan fungsi
ASN di lingkungan kerjanya masing-masing. Dengan mempraktikkan kelima
disiplin tersebut, ada jalan bagi organisasi untuk selalu mendapat pengetahuan
baru. Tanpa pengetahuan yang selalu diperbarui maka organisasi cenderung
menggunakan pengetahuan lama, atau kadaluwarsa, yang justeru akan menjadi
racun bagi organisasi tersebut. Untuk membangun sebuah organisasi yang adaptif,
yang dapat terus berkembang dan survive meski berada di lingkungan yang terus
berubah perlu konsep dan strategi sebagai berikut:

1. Landscape Adaptif erat hubungannya dengan kemampuan untuk berubah dan


terus berupaya antisipatif. Untuk mengetahui kapan seharusnya organisasi
berubah, seorang eksekutif atau pemimpin bisnis harus melakukan survey pada
jangkauan, bentangan yang ada pada pandangan bisnis mereka. Langkah
berikutnya membuat IFAS (internal factor analysis summaries) berupa strength
dan weakness, serta EFAS (external factor analysis summaries) berupa
opportunity dan strength organisasi yang mereka pimpin. Seorang pemimpin
harus lebih dahulu memahami organisasi tersebut sebelum mulai mengubahnya.
Memahami landscape organisasi dari peran perubahan terhadap perusahaan
adalah poin utama untuk memikirkan kembali critical strategies perusahaan:

(a) melihat jauh ke depan;

(b) memahami landscape bisnis;

(c) memahami prinsip ketidaktentuan dunia bisnis; dan

(d) memahami rencana strategis pada organisasi yang adaptif.

2. Learning Perusahaan yang sukses menciptakan sebuah kultur adaptif adalah


yang tidak hanya sekedar mendorong setiap individunya untuk terus belajar,
76
nanmun juga men-share-nya. Dengan upaya pembelajaran terus-menerus ini,
perusahaan akan mampu merespon lebih cepat pada perubahan kondisi market.
Upaya learning erat hubungannya dengan knowledge management yang sangat
dibutuhkan sebuah organisasi yang ingin terus berkembang dan survive. Karena
pembelajaran ini akan meningkatkan kreativitas dan produktivitas anggota yang
otomatis berpengaruh pada reliability organisasi.

3. Leadership Mengelola sebuah organisasi yang adaptif memerlukan visi dan


skill nontradisional. Disini dibutuhkan jiwa kepemimpinan tidak hanya sebagai
penujuk arah namun pembimbing menuju keberhasilan dalam melawan
kompleksitas dan menciptakan sebuah organisasi yang ulet (resilient
organization). Pemimpin organisasi harus berpikir tidak hanya dengan siapa
mereka menciptakan hubungan tetapi juga tentang tipe hubungan apa yang
mereka inginkan beserta risiko yang terkait dengan berbagai relationship.

G. Kolaboratif

1. Pengertian

Kolaborasi adalah proses bekerja sama untuk menelurkan gagasan atau ide dan
menyelesaikan masalah secara bersama-sama menuju visi bersama. Di sebuah
organisasi yang saling tergantung, kolaborasi menjadi kunci pemikiran kreatif.
Kolaborasi itu penting untuk mencapai hasil terbaik saat menyelesaikan masalah
yang rumit.

2. Kolaborasi Pemerintahan (Collaborative Governance)

Collaborative governance dalam artian sempit merupakan kelompok aktor dan


fungsi. Ansell dan Gash A (2007:559), menyatakan Collaborative governance
mencakup kemitraan institusi pemerintah untuk pelayanan publik. Sebuah
pendekatan pengambilan keputusan, tata kelola kolaboratif, serangkaian aktivitas
bersama di mana mitra saling menghasilkan tujuan dan strategi dan berbagi
tanggung jawab dan sumber daya (Davies Althea L Rehema M. White, 2012).

Kolaborasi juga sering dikatakan meliputi segala aspek pengambilan keputusan,


implementasi sampai evaluasi. Berbeda dengan bentuk kolaborasi lainnya atau

77
interaksi stakeholders bahwa organisasi lain dan individu berperan sebagai bagian
strategi kebijakan, collaborative governance menekankan semua aspek yang
memiliki kepentingan dalam kebijakan membuat persetujuan Kolaboratif 7
bersama dengan “berbagi kekuatan”. (Taylo Brent and Rob C. de Loe, 2012).

Ansel dan Gash (2007:544) membangun enam kriteria penting untuk kolaborasi
yaitu:

1) forum yang diprakarsai oleh lembaga publik atau lembaga;

2) peserta dalam forum termasuk aktor nonstate;

3) peserta terlibat langsung dalam pengambilan keputusan dan bukan


hanya '‘dikonsultasikan’ oleh agensi publik;

4) forum secara resmi diatur dan bertemu secara kolektif;

5) forum ini bertujuan untuk membuat keputusan dengan konsensus


(bahkan jika konsensus tidak tercapai dalam praktik), dan

6) fokus kolaborasi adalah kebijakan publik atau manajemen.

3. Whole of Government (WoG);

WoG adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan


upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang
lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan- tujuan pembangunan
kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik. Oleh karenanya WoG juga
dikenal sebagai pendekatan interagency, yaitu pendekatan yang melibatkan
sejumlah kelembagaan yang terkait dengan urusan-urusan yang relevan.

4. Kolaboratif dalam Konteks Organisasi Pemerintah

Penelitian yang dilakukan oleh Custumato (2021) menunjukkan bahwa faktor


yang mempengaruhi keberhasilan dalam kolaborasi antar lembaga pemerintah
adalah kepercayaan, pembagian kekuasaan, gaya kepemimpinan, strategi
manajemen dan formalisasi pada pencapaian kolaborasi yang efisien dan efektif
antara entitas publik.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Astari dkk (2019) menunjukkan bahwa ada
beberapa faktor yang dapat menghambat kolaborasi antar organisasi pemerintah.
78
Penelitian tersebut merupakan studi kasus kolaborasi antar organisasi pemerintah
dalam penertiban moda transportasi di Kota Makassar. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kolaborasi mengalami beberapa hambatan yaitu:
ketidakjelasan batasan masalah karena perbedaan pemahaman dalam kesepakatan
kolaborasi. Selain itu, dasar hukum kolaborasi juga tidak jelas.

Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan dapat memberikan Bantuan Kedinasan


kepada Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan yang meminta dengan syarat:

a. Keputusan dan/atau Tindakan tidak dapat dilaksanakan sendiri oleh Badan


dan/atau Pejabat Pemerintahan yang meminta bantuan

b. penyelenggaraan pemerintahan tidak dapat dilaksanakan sendiri oleh Badan


dan/atau Pejabat Pemerintahan karena kurangnya tenaga dan fasilitas yang
dimiliki oleh Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan;

c. dalam hal melaksanakan penyelenggaraan pemerintahan, Badan dan/atau


Pejabat Pemerintahan tidak memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk
melaksanakannya sendiri;

d. apabila untuk menetapkan Keputusan dan melakukan kegiatan pelayanan


publik, Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan membutuhkan surat keterangan dan
berbagai dokumen yang diperlukan dari Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan
lainnya; dan/atau

e. jika penyelenggaraan pemerintahan hanya dapat dilaksanakan dengan biaya,


peralatan, dan fasilitas yang besar dan tidak mampu ditanggung sendiri oleh
Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan tersebut

RESUME AGENDA 3

A. Literasi Digital

Berdasarkan arahan Presiden pada poin pembangunan SDM dan persiapan kebutuhan
SDM talenta digital, literasi digital berperan penting untuk meningkatkan kemampuan
kognitif sumber daya manusia di Indonesia agar keterampilannya tidak sebatas
mengoperasikan gawai. Kerangka kerja literasi digital terdiri dari kurikulum digital skill,
digital safety, digital culture, dan digital ethics. Kerangka kurikulum literasi digital ini

79
digunakan sebagai metode pengukuran tingkat kompetensi kognitif dan afektif
masyarakat dalam menguasai teknologi digital.

a. Guna mendukung percepatan transformasi digital, ada 5 langkah yang harus


dijalankan, yaitu:

● Perluasan akses dan peningkatan infrastruktur digital.

● Persiapkan betul roadmap transportasi digital di sektor-sektor strategis, baik di


pemerintahan, layanan publik, bantuan sosial, sektor pendidikan, sektor
kesehatan, perdagangan, sektor industri, sektor penyiaran.

● Percepat integrasi Pusat Data Nasional sebagaimana sudah dibicarakan.

● Persiapkan kebutuhan SDM talenta digital.

● Persiapan terkait dengan regulasi, skema-skema pendanaan dan pembiayaan


transformasi digital dilakukan secepat-cepatnya

b. Literasi digital lebih dari sekadar masalah fungsional belajar bagaimana menggunakan
komputer dan keyboard, atau cara melakukan pencarian online. Literasi digital juga
mengacu pada mengajukan pertanyaan tentang sumber informasi itu, kepentingan
produsennya, dan cara-cara di mana ia mewakili dunia; dan memahami bagaimana
perkembangan teknologi ini terkait dengan kekuatan sosial, politik dan ekonomi yang
lebih luas.

c. Menurut UNESCO, literasi digital adalah kemampuan untuk mengakses, mengelola,


memahami, mengintegrasikan, mengkomunikasikan, mengevaluasi, dan menciptakan
informasi secara aman dan tepat melalui teknologi digital untuk pekerjaan, pekerjaan
yang layak, dan kewirausahaan. Ini mencakup kompetensi yang secara beragam disebut
sebagai literasi komputer, literasi TIK, literasi informasi dan literasi media.

d. Hasil survei Indeks Literasi Digital Kominfo 2020 menunjukkan bahwa rata-rata skor
indeks Literasi Digital masyarakat Indonesia masih ada di kisaran 3,3. Sehingga literasi
digital terkait Indonesia dari kajian, laporan, dan survei harus diperkuat. Penguatan
literasi digital ini sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo.

80
e. Roadmap Literasi Digital 2021-2024 yang disusun oleh Kominfo, Siberkreasi, dan
Deloitte pada tahun 2020 menjadi panduan fundamental untuk mengatasi persoalan
terkait percepatan transformasi digital, dalam konteks literasi digital. Sehingga perlu
dirumuskan kurikulum literasi digital yang terbagi atas empat area kompetensi yaitu:

● kecakapan digital,

● budaya digital,

● etika digital

● dan keamanan digital.

B. Pilar Literasi Digital

Literasi digital sering kita anggap sebagai kecakapan menggunakan internet dan media
digital. Namun begitu, acap kali ada pandangan bahwa kecakapan penguasaan teknologi
adalah kecakapan yang paling utama. Padahal literasi digital adalah sebuah konsep dan
praktik yang bukan sekadar menitikberatkan pada kecakapan untuk menguasai teknologi.
Lebih dari itu, literasi digital juga banyak menekankan pada kecakapan pengguna media
digital dalam melakukan proses mediasi media digital yang dilakukan secara produktif
(Kurnia & Wijayanto, 2020; Kurnia & Astuti, 2017). Seorang pengguna yang memiliki
kecakapan literasi digital yang bagus tidak hanya mampu mengoperasikan alat,
melainkan juga mampu bermedia digital dengan penuh tanggung jawab. Keempat pilar
yang menopang literasi digital yaitu etika, budaya, keamanan, dan kecakapan dalam
bermedia digital. Etika bermedia digital meliputi kemampuan individu dalam menyadari,
mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimbangkan, dan
mengembangkan tata kelola etika digital (netiquette) dalam kehidupan sehari-hari.
Budaya bermedia digital meliputi kemampuan individu dalam membaca, menguraikan,
membiasakan, memeriksa, dan membangun wawasan kebangsaan, nilai Pancasila dan
Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari. Keamanan bermedia digital meliputi
kemampuan individu dalam mengenali, mempolakan, menerapkan, menganalisis,
menimbang dan meningkatkan kesadaran keamanan digital dalam kehidupan sehari-hari.
Sementara itu, kecakapan bermedia digital meliputi Kemampuan individu dalam
mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat keras dan piranti lunak TIK serta
sistem operasi digital dalam kehidupan sehari-hari.

a. Dalam Cakap di Dunia Digital perlu adanya penguatan pada:


81
● Pengetahuan dasar menggunakan perangkat keras digital (HP, PC)

● Pengetahuan dasar tentang mesin telusur (search engine) dalam mencari


informasi dan data, memasukkan kata kunci dan memilah berita benar

● Pengetahuan dasar tentang beragam aplikasi chat dan media sosial untuk
berkomunikasi dan berinteraksi, mengunduh dan mengganti Settings

● Pengetahuan dasar tentang beragam aplikasi dompet digital dan e-commerce


untuk memantau keuangan dan bertransaksi secara digital

b. Dalam Etika di Dunia Digital perlu adanya penguatan pada:

● Pengetahuan dasar akan peraturan, regulasi yang berlaku, tata krama, dan etika
berinternet (netiquette)

● Pengetahuan dasar membedakan informasi apa saja yang mengandung hoax dan
tidak sejalan, seperti: pornografi, perundungan, dll.

● Pengetahuan dasar berinteraksi, partisipasi dan kolaborasi di ruang digital yang


sesuai dalam kaidah etika digital dan peraturan yang berlaku

● Pengetahuan dasar bertransaksi secara elektronik dan berdagang di ruang digital


yang sesuai dengan peraturan yang berlaku.

c. Dalam Budaya di Dunia Digital perlu adanya penguatan pada:

● Pengetahuan dasar akan Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika sebagai landasan
kehidupan berbudaya, berbangsa dan berbahasa Indonesia

● Pengetahuan dasar membedakan informasi mana saja yang tidak sejalan dengan
nilai Pancasila di mesin telusur, seperti perpecahan, radikalisme, dll.

● Pengetahuan dasar menggunakan Bahasa Indonesia baik dan benar dalam


berkomunikasi, menjunjung nilai Pancasila, Bhineka Tunggal Ika

● Pengetahuan dasar yang mendorong perilaku konsumsi sehat, menabung,


mencintai produk dalam negeri dan kegiatan produktif lainnya.

d. Dalam Aman Bermedia Digital perlu adanya penguatan pada:

● Pengetahuan dasar fitur proteksi perangkat keras (kata sandi, fingerprint)


Pengetahuan dasar memproteksi identitas digital (kata sandi)
82
● Pengetahuan dasar dalam mencari informasi dan data yang valid dari sumber
yang terverifikasi dan terpercaya, memahami spam, phishing.

● Pengetahuan dasar dalam memahami fitur keamanan platform digital dan


menyadari adanya rekam jejak digital dalam memuat konten sosmed

● Pengetahuan dasar perlindungan diri atas penipuan (scam) dalam transaksi


digital serta protokol keamanan seperti PIN dan kode otentikasi.

MANAJEMEN ASN

1. Kedudukan ASN

Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang
professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari
praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan kepada
pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya
aparatur sipil Negara yang unggul selaras dengan perkembangan jaman. Pegawai ASN
berkedudukan sebagai aparatur negara yang menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh
pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua
golongan dan partai politik. Pegawai ASN dilarang menjadi anggota dan/atau pengurus
partai politik. Selain untuk menjauhkan birokrasi dari pengaruh partai politik, hal ini
dimaksudkan untuk menjamin keutuhan, kekompakan dan persatuan ASN, serta dapat
memusatkan segala perhatian, pikiran, dan tenaga pada tugas yang dibebankan
kepadanya.

Kedudukan ASN berada di pusat, daerah, dan luar negeri. Namun demikian pegawai
ASN merupakan satu kesatuan. Kesatuan bagi ASN ini sangat penting, mengingat dengan
adanya desentralisasi dan otonomi daerah, sering terjadi adanya isu putra daerah yang
hampir terjadi dimana-mana sehingga perkembangan birokrasi menjadi stagnan di
daerah-daerah. Kondisi tersebut merupakan ancaman bagi kesatuan bangsa.

2. Peran ASN

Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka Pegawai ASN berfungsi sebagai


berikut:

83
1) Pelaksana kebijakan public;

2) Pelayan public; dan

3) Perekat dan pemersatu bangsa

Selanjutnya Pegawai ASN bertugas:

1) Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian


sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

2) Memberikan pelayanan public yang professional dan berkualitas, dan

3) Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia

Selanjutnya peran dari Pegawai ASN: perencana, pelaksana, dan pengawas


penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional melalui
pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang professional, bebas dari intervensi
politik, serta bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. ASN berfungsi, bertugas
dan berperan untuk melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh pejabat pembina
kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Untuk itu ASN
harus mengutamakan kepentingan publik dan masyarakat luas dalam menjalankan fungsi
dan tugasnya tersebut. Harus mengutamakan pelayanan yang berorientasi pada
kepentingan publik.

3. Hak dan Kewajiban ASN

Hak adalah suatu kewenangan atau kekuasaan yang diberikan oleh hukum, suatu
kepentingan yang dilindungi oleh hukum, baik pribadi maupun umum. Dapat diartikan
bahwa hak adalah sesuatu yang patut atau layak diterima. Agar dapat melaksanakan tugas
dan tanggung jawabnya dengan baik dapat meningkatkan produktivitas, menjamin
kesejahteraan ASN dan akuntabel, maka setiap ASN diberikan hak. Hak PNS dan PPPK
yang diatur dalam UU ASN sebagai berikut PNS berhak memperoleh:

1) gaji, tunjangan, dan fasilitas;

2) cuti;

3) jaminan pensiun dan jaminan hari tua;

84
4) perlindungan; dan

5) pengembangan kompetensi

Sedangkan PPPK berhak memperoleh:

1) gaji dan tunjangan;

2) cuti;

3) perlindungan; dan

4) pengembangan kompetensi

Selain hak sebagaimana disebutkan di atas, berdasarkan pasal 70 UU ASN disebutkan


bahwa Setiap Pegawai ASN memiliki hak dan kesempatan untuk mengembangkan
kompetensi. Berdasarkan Pasal 92 UU ASN Pemerintah juga wajib memberikan
perlindungan berupa:

1) jaminan kesehatan;

2) jaminan kecelakaan kerja;

3) jaminan kematian; dan

4) bantuan hukum.

Sedangkan kewajiban adalah suatu beban atau tanggungan yang bersifat kontraktual.
Dengan kata lain kewajiban adalah sesuatu yang sepatutnya diberikan. Kewajiban
pegawai ASN yang disebutkan dalam UU ASN adalah:

1) setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik


Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan pemerintah
yang sah;

2) menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;

3) melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang


berwenang;

4) menaati ketentuan peraturan perundang-undangan;

5) melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran,


kesadaran, dan tanggung jawab;
85
6) menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan dan
tindakan kepada setiap orang, baik di dalam maupun di luar kedinasan;

7) menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia jabatan


sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan

8) bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

4. Kode Etik dan Kode Perilaku

Kode etik dan kode perilaku berisi pengaturan perilaku agar Pegawai ASN:

1) melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggungjawab, dan berintegritas


tinggi;

2) melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;

3) melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;

4) melaksnakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

5) melaksnakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat yang


Berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan dan etika pemerintahan

6) menjaga kerahasian yang menyangkut kebijakan Negara;

7) menggunakan kekayaan dan barang milik Negara secara bertanggungjawab,


efektif, dan efisien;

8) menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya;

9) memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain
yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan;

10) tidak menyalahgunakan informasi intern Negara, tugas, status, kekuasaan, dan
jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri
sendiri atau untuk orang lain;

11) memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas
ASN; dan

86
12) melaksanakan ketentuan peraturan perundangundangan mengenai disiplin
Pegawai ASN

Kode etik dan kode perilaku yang diatur dalam UU ini menjadi acuan bagi para ASN
dalam penyelenggaraan birokrasi pemerintah. Fungsi kode etik dan kode perilaku ini
sangat penting dalam birokrasi dalam menyelenggarakan pemerintahan. Fungsi tersebut,
antara lain:

1) Sebagai pedoman, panduan birokrasi public/aparatur sipil negara dalam


menjalankan tugas dan kewanangan agar tindakannya dinilai baik.

2) Sebagai standar penilaian sifat, perilaku, dan tindakan birokrasi public/aparatur


sipil negara dalam menjalankan tugas dan kewenangannya.

5. Penerapan sistem Merit dalam Pengelolaan ASN

Sistem merit pada dasarnya adalah konsepsi dalam manajemen SDM yang
menggambarkan diterapkannya obyektifitas dalam keseluruhan semua proses dalam
pengelolaan ASN yakni pada pertimbangan kemampuan dan prestasi individu untuk
melaksanakan pekerjaanya (kompetensi dan kinerja). Pengambilan keputusan dalam
pengelolaan SDM didasarkan pada kemampuan dan kualifikasi seseorang dalam atau
untuk melaksanakan pekerjaan dan tidak berdasarkan pertimbangan subyektif seperti
afiliasi politik, etnis, dan gender. Bagi organisasi sistem merit mendukung keberadaan
prinsip akuntabilitas yang saat ini menjadi tuntutan dalam sektor publik. Ketika
organisasi mengetahui apa tujuan keberadaannya (visi, misi, dan program yang akan
dilakukan) organisasi dapat mengarahkan SDM-nya untuk dapat
mempertanggungjawabkan keberadaannya. Dengan kata lain organisasi dapat
mempertanggungjawabkan bagaimana mereka menggunakan SDM-nya secara efektif dan
efisien. Sedangkan bagi pegawai, sistem ini menjamin keadilan dan juga menyediakan
ruang keterbukaan dalam perjalanan karir seorang pegawai.

UU ASN secara jelas mengakomodasi prinsip merit dalam pelaksanaan manajemen ASP.
Aparatur Sipil Negara (ASN) merupakan motor penggerak pemerintahan, pilar utama
dalam melaksanakan tugas sebagai pelayan publik yang secara langsung maupun tidak
langsung bersinggungan dengan masyarakat. Oleh karena itu kinerja ASN menjadi
indikator utama yang menentukan kualitas ASN itu sendiri. Untuk mendapatkan ASN
87
yang memiliki kinerja tinggi diperlukan suatu regulasi yang mampu mendorong ASN
bertanggung jawab terhadap tugasnya dan mau melakukannya dengan sepenuh hati. Merit
sistem adalah salah satu strategi untuk mendorong produktivitas kerja lebih tinggi karena
ASN dijamin obyektivitasnya dalam perjalanan kariernya.

Pencantuman sistem merit ini mengindikasikan keseriusan pemerintah untuk menerapkan


obyektifitas dalama manajemen ASN dan juga keharusan semua isntansi pemerintah
untuk menerapkan sistem merit dalam pengelolaan ASN-nya. Prinsip keadilan dan
kewajaran yang ada dalam pasal di atas harus diterapkan untuk menjamin karir ASN yang
jelas dan juga untuk tujuan peningkatan akuntabilitas kinerja pemerintah.

6. Manajemen PNS dan PPPK

 Manajemen PNS

Meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan, pengadaan, pangkat dan jabatan,


pengembangan karier, pola karier, promosi, mutasi, penilaian kinerja, penggajian dan
tunjangan, penghargaan, disiplin, pemberhentian, jaminan pensisun dan hari tua, dan
perlindungan. Manajemen PNS pada Instansi Pusat dilaksanakan oleh pemerintah pusat
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Manajemen PNS pada Instansi
Daerah dilaksanakan oleh pemerintah daerah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

 Manajemen PPPK

Manajemen PPPK meliputi penetapan kebutuhan, pengadaan, penilaian kinerja,


penggajian dan tunjangan, pengembangan kompetensi, pemberian penghargaan, disiplin,
pemutusan hubungan perjanjian kerja dan perlindungan.

88
PROFIL ORGANISASI

UPT LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS III CALANG

Lembaga Pemasyarakatan Kelas III Calang merupakan unit pelaksana teknis di


bawah Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Aceh dengan wilayah kerja di
Kota Calang. Saat ini Lapas Kelas III Calang memiliki 35 Pegawai orang terdiri dari 22
(Dua Puluh Dua) PNS dan 13 (Tiga Belas) orang CPNS. Secara keseluruhan bangunan
Lembaga Pemasyarakatan Kelas III Calang terdiri dari blok perkantoran seperti ruang
pimpinan, ruang staf dan gudang, blok pembinaan seperti aula, masjid, klinik dan ruang
bengkel kerja, blok hunian terdiri dari 1 blok dimana terdapat 17 kamar.
Visi :
Terwujudnya Warga Binaan Pemasyarakatan yang mandiri, taat hukum serta mempunyai
hak dan martabat dan didukung oleh peningkatan sumber daya petugas Lembaga
Pemasyarakatan Kelas III Calang sehingga meningkatkan mutu pelayanan pembinaan di
Lembaga Pemasyarakatan Kelas III Calang
Misi :
1. Melaksanakan pembinaan kepribadian, kemandirian serta mental spiritual warga

89
binaan pemasyarakatan.
2. Melaksanakan pemenuhan hak hak warga binaan pemasyarakatan.
3. Melaksanakan perawatan dan pelayanan terhadap tahanan.
4. Meningkatkan profesionalisme petugas.

STRUKTUR ORGANISASI

RUSLI,S.H
Kepala Lembaga
Pemasyarakatan Kelas III
Calang

QALBUANA
TIRTA SARI
Kepala
Urusan Tata
Usaha

RIKI EKO SAPUTRA


KETAREN
Kasubsi Pembinaan
MUHAMMAD ARIF

Kasubsi Kamtib

WIDYA SASWITA,
S.H
Kasubsi Admisi
Orientasi

90
LAMPIRAN III

DATA DIRI PESERTA, MENTOR, DAN COACH

DATA DIRI PESERTA


Nama Al Abrar Fahlevi
NIP 20000620 202203 1 001
Tempat/ Tanggal Lahir Banda Aceh/20 Juni 2000
Jenis Kelamin Laki-laki
Pangkat/ Gol Pengatur Muda / II a
Jabatan Penjaga Tahanan (Pria)
Unit Kerja Lembaga Pemasyarakatan Kelas III Calang
Instansi Lembaga Pemasyarakatan Kelas III Calang
Alamat Jln. Potemerhom Dusun Blang Karing, Lamteh Kec.
Ulee Kareng Kota Banda Aceh
No. Telp 085261826427
Alamat Email abrarfahlevi@gmail.com

DATA DIRI MENTOR


Nama Riki Eko Syahputra Ketaren
NIP 19870109 200801 1 001
Jenis Kelamin Laki-laki
Jabatan Kasubsi Pembinaan
Pangkat/ Gol Pengatur Tk 1/ II d

DATA DIRI COACH


Nama Novian Rudiansyah, A.Md
NIP 19851109 200912 1 003
Tempat/ Tanggal Lahir Tanjungpinang/ 09 November 1985
Jenis Kelamin Laki – laki
Jabatan Penyusun Laporan dan Hasil Evaluasi

91
Lampiran 1. Dokumentasi Hasil Pelaksanaan Aktualisasi Kegiatan Ke-1

Judul Kegiatan Ke-1 : Konsultasi dengan Mentor dalam membahas rancangan kegiatan yang akan dilakukan
No. Tahapan Dokumentasi Tahapan Kegiatan Tanggal
Kegiatan Output Proses Output Hasil Pelaksanaan
1. Mengatur
19 – 27
jadwal
September
pertemuan 2022
dengan mentor

92
2. Menjelaskan
19 -27
tentang
September
Pengadaan 2022
papan
informasi
kehadiran
pejabat
struktural
kepada mentor

93
3. Mencatat hasil 19 -27
diskusi dan saran September
dari mentor 2022

94
Lampiran 2. Dokumentasi Hasil Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi Kegiatan Ke-2

Judul Kegiatan Ke-2: Merancang desain papan informasi keahdiran pejabat struktural dan mengajukannya kepada mentor
No. Tahapan Dokumentasi Tahapan Kegiatan Tanggal
Kegiatan Pelaksanaan
Output Proses Output Hasil
1. Melakukan 28 September –
4 Oktober 2022
observasi
mengenai
desain papan
kehadiran
pejabat
struktural

95
2. Berkonsultasi
28 September –
dengan 4 Oktober 2022
mentor dan
atasan
mengenai
desain papan
informasi
kehadiran
pejabat
struktural
3. Membuat
28 September –
desain papan 4 Oktober 2022
kehadiran
pejabat
struktural

96
97
4. Mencatat hasil 19 -27
diskusi dan saran September
dari mentor 2022

98
Lampiran 3. Dokumentasi Hasil Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi Kegiatan Ke-3

Judul Kegiatan Ke-3: Mencetak Papan Informasi Kehadiran pejabat Struktural sesuai desain yang telah disetujui oleh mentor
No. Tahapan Dokumentasi Tahapan Kegiatan Tanggal
Kegiatan Output Proses Output Hasil Pelaksanaan
1. Mencari
7 – 17 Oktober
tempat untuk 2022
mencetak
papan
informasi
kehadiran
pejabat
struktural

99
2. Menyerahkan
desain papan 7 – 17 Oktober
2022
informasi
kehadiran
pejabat
struktural
kepada tempat
percetakan

100
3. Melakukan
7 – 17 Oktober
pemantauan 2022
progres
pembuatan
papan
informasi
kehadiran
pejabat
struktural

101
Lampiran 4. Dokumentasi Hasil Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi Kegiatan Ke-4

Judul Kegiatan Ke-4: Melakukakan Pemasangan Papan Informasi Kehadiran pejabat struktural
No. Tahapan Dokumentasi Tahapan Kegiatan Tanggal
Kegiatan Output Proses Output Hasil Pelaksanaan
1. Melakukan
18 - 27 Oktober
pengambilan 2022
papan
informasi
kehadiran

102
2. Menyampaikan
hasil papan 18 - 27 Oktober
2022
informasi
kehadiran
pejabat
struktural
kepada mentor
dan meminta
masukan terkait
tempat
pemasangan
papan informasi
kehadiran
pejabat
struktural

103
3. Melakukan
18 – 27 Oktober
pemasangan 2022
papan
informasi
kehadiran
pejabat
struktural
sesuai dengan
saran dari
mentor

104
Lampiran 5. Dokumentasi Hasil Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi Kegiatan Ke-5

Judul Kegiatan Ke-5: Mensosialisasikan mekanisme penggunaan papan informasi kehadiran pejabat struktural kepada petugas P2U dan
melakukan evaluasi serta melaporkannya kepada mentor
No. Tahapan Dokumentasi Tahapan Kegiatan Tanggal
Kegiatan Output Proses Output Hasil Pelaksanaan
1. Mensosialisasi
18 - 27 Oktober
kan 2022
penggunaan
papan
informasi
kehadiran
pejabat
struktural
kepada
petugas P2U

105
2. Memastikan
petugas P2U 18 - 27 Oktober
2022
memahami cara
penggunaan
papan informasi
kehadiran
pejabat
struktural

106
3. Mengevaluasi
18 – 27 Oktober
kegiatan 2022
aktualisasi dan
melaporkanny
a kepada
mentor

107

Anda mungkin juga menyukai