Oleh:
NIP : 199709162020121001
Mengetahui,
PESERTA COACH
Menyetujui,
MENTOR PENGUJI
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan berkat, dan anugerah dan karunia yang melimpah, sehingga penulis
dapat menyelesaikan Laporan Aktualisasi ini. Laporan Aktualisasi ini disusun guna
melengkapi sebagian syarat Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Tahun
Anggaran 2021. Adapun judul Laporan Aktualisasi ini adalah “PENYEDIAAN
MEDIA PENGELOLAAN DOKUMEN ANAK YANG BERHADAPAN
DENGAN HUKUM (ABH) MENGGUNAKAN GOOGLE DRIVE PADA SEKSI
REGISTRASI ANAK”.
iii
9. Rekan-rekan CPNS Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia angkatan
tahun 2019.
10. Semua pihak yang telah membantu penyusunan laporan aktualisasi ini.
Akhir kata, hanya kepada Tuhan jualah segalanya dikembalikan dan penulis
sadari bahwa penulisan ini masih jauh dari sempurna, disebabkan karena berbagai
keterbatasan yang penulis miliki. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun untuk menjadi perbaikan di masa yang akan datang.
Rizqi Syarafi
iv
DAFTAR ISI
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Pemasyarakatan ................. 6
Gambar 1.2 Struktur Organisasi Direktorat Bimbingan Kemasyarakatan
dan Pengentasan Anak ....................................................................... 7
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Penetapan Isu Berdasarkan Metode USG ............................................. 20
Tabel 3.2 Rancangan Aktualisasi .......................................................................... 23
Tabel 3.3 Jadwal Kegiatan .................................................................................... 30
Tabel 3.4 Tahapan Kegiatan Aktualisasi .............................................................. 32
Tabel 3.5 Kegiatan 1 ............................................................................................. 35
Tabel 3.6 Kegiatan 2 ............................................................................................. 35
Tabel 3.7 Kegiatan 3 ............................................................................................. 36
Tabel 3.8 Kegiatan 4 ............................................................................................. 36
Tabel 3.9 Kegiatan 5 ............................................................................................. 37
Tabel 3.10 Kegiatan 6 ........................................................................................... 37
Tabel 3.11 Kegiatan 7 ........................................................................................... 38
Tabel 3.12 Kegiatan 8 ........................................................................................... 38
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi Pegawai Negeri Sipil
(PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) yang bekerja
pada instansi pemerintah dengan perjanjian kerja yang diangkat oleh pejabat
pembina kepegawaian, diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan serta
digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Sesuai dengan dasar hukum yang mengatur tentang ASN yaitu Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014, Pegawai ASN berperan
sebagai perencana, pelaksana, dan pengawas penyelenggaraan tugas umum
pemerintahan dan pembangunan nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan
pelayanan publik yang profesional, bebas dari intervensi politik, serta bersih
dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Pegawai ASN memiliki tiga fungsi
utama, yaitu sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, serta perekat
dan pemersatu bangsa.
Sebelum menjadi ASN, seluruh pegawai ASN harus mengikuti tahapan
sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil. Selama dalam tahap Calon Pegawai Negeri
Sipil, pegawai wajib mengikuti masa prajabatan dengan mengikuti pendidikan
dan Pelatihan Dasar (Latsar) selama 1 tahun. Berdasarkan Peraturan Lembaga
Administrasi Negara Nomor 1 Tahun 2021 tentang Pelatihan Dasar Calon
Pegawai Negeri Sipil (Latsar CPNS), yang dimaksud dengan Pelatihan Dasar
CPNS adalah pendidikan dan pelatihan dalam Masa Prajabatan yang dilakukan
secara terintegrasi untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan
motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan
bertanggung jawab, dan memperkuat profesionaisme serta kompetensi bidang.
Dimasa pandemi Covid-19, proses Pelatihan Dasar CPNS dilaksanakan
dalam bentuk blended learning, yaitu proses pembelajaran dilakukan dengan
cara pelatihan mandiri, distance learning dengan menggunakan aplikasi Zoom
Meeting, dan pembelajaran klasikal di tempat kerja masing-masing. Materi-
1
materi yang diajarkan dalam Pelathian Dasar CPNS dibagi menjadi empat
agenda utama.
1. Agenda I mempelajari tentang Wawasan Kebangsaan dan Nilai-Nilai Bela
Negara; Analisis Isu Kontemporer; dan Kesiapsiagaan Bela Negara.
2. Agenda II mempelajari tentang nilai-nilai dasar ASN yang meliputi
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti
Korupsi (ANEKA).
3. Agenda III mempelajari tentang Manajemen ASN, Pelayanan Publik, dan
Whole of Government.
4. Agenda IV seluruh peserta Pelatihan Dasar CPNS ditugaskan untuk
membuat sebuah inovasi di tempat kerja masing-masing berdasarkan pada
materi-materi yang telah diajarkan pada agenda sebelumnya.
Saat ini penulis ditugaskan pada Subdirektorat Registrasi dan Evaluasi
Direktorat Bimbingan Kemasyarakatan dan Pengentasan Anak. Sebagai CPNS
yang ditugaskan pada bagian Seksi Registrasi Anak, tugas yang dilaksanakan
sehari-hari diantaranya yaitu merekapitulasi laporan tambah kurang anak (form
20e), melakukan verifikasi usulan remisi anak pada aplikasi Sistem Database
Pemasyarakatan (SDP), dan dapat menyediakan data-data terkait anak apabila
dibutuhkan oleh pegawai lain. Saat ini, pada seksi registrasi anak belum tersedia
media penyimpanan yang terintegrasi. Sehingga apabila pegawai lain
membutuhkan data terkait anak, pegawai seksi registrasi anak yang tidak
memegang data harus meminta terlebih dahulu kepada pegawai seksi registrasi
anak yang memegang data. Masalah lainnya adalah tidak selamanya pegawai
seksi registrasi anak berada didepan komputer terlebih dimasa pandemi
COVID-19 dimana sebagian pegawai memiliki jadwal kerja Work From Home
(WFH), sehingga proses pengiriman data kurang efisien.
Berdasarkan permasalahan diatas, untuk mengoptimalisasikan
pengerjaan tugas di lingkungan kerja penulis diperlukan inovasi baru,
diantaranya yaitu melakukan “Penyediaan Media Pengelolaan Dokumen
Anak yang Berhadapan dengan Hukum (ABH) Menggunakan Google
Drive pada Seksi Registrasi Anak” dengan tujuan agar data terkait anak dapat
terorganisasi dengan baik dan dapat diakses dengan mudah oleh seluruh
2
pegawai seksi registrasi anak di Direktorat Bimbingan Kemasyarakatan dan
Pengentasan Anak.
B. Profil Organisasi
1. Sejarah Singkat
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia adalah kementerian dalam
pemerintahan Indonesia yang membidangi urusan hukum dan hak asasi
manusia. Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia pertama kali
dibentuk pada tanggal 19 Agustus 1945 dengan nama Departemen
Kehakiman yang dipimpin oleh Bapak Soepomo. Kementerian ini
membawahi 11 (sebelas) unit eselon I yaitu Sekretariat Jenderal, Inspektorat
Jenderal, Badan Pembinaan Hukum Nasional, Badan Pengembangan
Sumber Daya Manusia Hukum dan HAM, Badan Penelitian dan
Pengembangan Hukum dan HAM, Direktorat Jenderal Imigrasi, Direktorat
Jenderal Pemasyarakatan, Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-
undangan, Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual, Direktorat Jenderal
Hak Asasi Manusia dan Direktorat Administrasi Hukum Umum.
Berdasarkan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, Direktorat Jenderal
Pemasyarakatan adalah unsur pelaksana yang berada dibawah dan
bertanggung jawab kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia.
Direktorat Jenderal Pemasyarakatan memiliki tugas menyelenggarakan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pemasyarakatan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Istilah pemasyarakatan
pertama kali disampaikan dalam pidato penganugerahan gelar Doktor
Honoris Causa pada tanggal 5 Juli 1963 oleh Menteri Kehakiman pada saat
itu (Bapak Sahardjo, S.H.). Pemasyarakatan dinyatakan sebagai tujuan dari
pidana penjara oleh beliau. Pada saat Konferensi Jawatan Kepenjaraan
tanggal 27 April 1964 istilah pemasyarakatan dibakukan sebagai pengganti
kepenjaraan.
3
Pemasyarakatan dalam konferensi ini dinyatakan sebagai suatu sistem
pembinaan terhadap para pelanggar hukum dan sebagai suatu
pengejawantahan keadilan yang bertujuan untuk mencapai reintegrasi sosial
atau pulihnya kesatuan hubungan hidup, kehidupan dan penghidupan WBP
di dalam masyarakat. Dalam perkembangan selanjutnya, pelaksanaan
Sistem Pemasyarakatan semakin mantap dengan diundangkannya Undang-
Undang Nomor: 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan.
3. Tata Nilai
Sebagai salah satu bagian dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia, Direktorat Jenderal Pemasyarakatan menjunjung tinggi tata nilai
kami PASTI (Profesional, Akuntabel, Sinergi, Transparan, dan Inovatif).
1. Profesional, Aparatur Kementerian Hukum dan HAM adalah aparat
yang bekerja keras untuk mencapai tujuan organisasi melalui penugasan
bidang tugasnya, menjunjung tinggi etika dan integritas profesi;
4
2. Akuntabel, Setiap kegiatan dalam rangka penyelenggaraan pemerintah
dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat sesuai dengan
ketentuan atau peraturan yang berlaku;
3. Sinergi, Komitmen untuk membangun dan memastikan hubungan
kerjasama yang produktif serta kemitraan yang harmonis dengan para
pemangku kepentingan untuk menemukan dan melaksanakan solusi
terbaik, bermanfaat, dan berkualitas;
4. Transparan, Kementerian Hukum dan HAM menjamin akses atau
kebebasan bagi setiap orang untuk memperoleh informasi tentang
penyelenggaraan pemerintahan, yakni informasi tentang kebijakan,
proses pembuatan dan pelaksanaannya, serta hasil-hasil yang dicapai;
5. Inovatif, Kementerian Hukum dan HAM mendukung kreatifitas dan
mengembangkan inisiatif untuk selalu melakukan pembaharuan dalam
penyelenggaraan tugas dan fungsinya.
Selain tata nilai kami PASTI, terdapat tata nilai “Bangga Melayani
Bangsa” dan “BerAKHLAK”. Bangga Melayani Bangsa memiliki arti
setiap ASN memiliki orientasi yang sama, yaitu memberikan pelayanan
terbaik untuk masyarakat. BerAKHLAK merupakan core values bagi ASN
yang memiliki arti sebagai berikut:
1. Akuntabel, yaitu melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab,
cermat, disiplin, dan berintegritas tinggi;
2. Kompeten, yaitu meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab
tantangan yang selalu berubah, membantu orang lain belajar, dan
melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik;
3. Harmonis, yaitu menghargai setiap orang apapun latar belakangnya dan
membangun lingkungan kerja yang kondusif;
4. Loyal, yaitu memegang teguh ideologi Pancasila dan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, setia kepada NKRI serta
pemerintahan yang sah, dan menjaga nama baik sesama ASN;
5. Kolaboratif, memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk
berkontribusi, terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai
5
tambah, dan menggerakan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk
tujuan bersama.
4. Struktur Organisasi
Berdasarkan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, Direktorat Jenderal
Pemasyarakatan memiliki struktur organisasi sebagai berikut:
6
Gambar 1.2 Struktur Organisasi Direktorat Bimbingan Kemasyarakatan dan
Pengentasan Anak
5. Tugas dan Fungsi
Sebagai bagian dari Direktorat Bimbingan Kemasyarakatan dan
Pengentasan Anak, Subdirektorat Registrasi dan Evaluasi memiliki tugas
yang telah diatur dalam Pasal 514 Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2015 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. Tugasnya yaitu:
“Melaksanakan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan,
pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang registrasi anak dan
klien pemasyarakatan serta pemantauan, evaluasi, dan penyusunan laporan
bimbingan kemasyarakatan dan pengentasan anak.”
Fungsi dari Subdirektorat Registrasi dan Evaluasi berdasarkan Pasal
515 Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
Nomor 29 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Hukum dan Hak Asasi Manusia, yaitu:
7
1. Penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, pemberian
bimbingan teknis dan supervisi di bidang registrasi anak;
2. Penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, pemberian
bimbingan teknis dan supervisi di bidang registrasi klien
pemasyarakatan; dan
3. Pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan penyusunan laporan di
lingkungan Direktorat Bimbingan Kemasyarakatan dan Pengentasan
Anak.
Seksi Registrasi Anak pada Subdirektorat Registrasi dan Evaluasi
memiliki tugas:
1. Melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan;
2. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi dibidang penerimaan; dan
3. Registrasi dan pendokumentasian anak.
8
2. Manfaat
a. Peserta latsar CPNS yang mampu mewujudkan nilai-nilai dasar profesi
ASN yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu
dan Anti Korupsi (ANEKA).
b. Mampu membentuk ASN yang memiliki karakteristik sesuai nilai-nilai
dasar ASN sehingga mendukung penyelenggaraan pemerintah yang
diharapkan masyarakat.
c. Mampu memberikan inovasi atau gagasan kreatif yang mampu
mengoptimalisasikan kinerja khususnya pada bagian Subdirektorat
Registrasi dan Evaluasi.
D. Ruang Lingkup
Pelatihan dasar CPNS Golongan II Gelombang IV Angkatan XXIX
dimulai dari tanggal 21 Juli 2021 sampai dengan 29 Oktober 2021. Penulis
membatasi ruang lingkup aktualisasi hingga bagian pengolahan data terkait
anak pada Subdirektorat Registrasi dan Evaluasi, yaitu anak yang terdapat di
LPKA. Ruang lingkup juga dibatasi dan disesuaikan dengan tugas penulis di
Seksi Registrasi Anak, yaitu:
1. Melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan;
2. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi dibidang penerimaan; dan
3. Registrasi dan pendokumentasian anak.
4. Data Peserta
1. Nama Peserta : Rizqi Syarafi, A.Md
NIP : 199709162020121001
Pangkat/Gol. Ruang : Pengatur (II/c)
Jabatan : Pranata Sidik Jari
No. HP : 081318802458
9
2. Nama Mentor : Ahmad Syafei A. Moeis, S.E., M.E.
NIP : 197706182009121004
Pangkat/Gol. Ruang : Penata (III/c)
Jabatan : Kepala Seksi Evaluasi dan Pelaporan Direktorat
Bimbingan Kemasyarakatan dan Pengentasan Anak
No.HP : 081311031505
5. Lembar Persetujuan
Persetujuan Coach dan Mentor
Coach, Mentor,
Dr. Syahrial Yuska, Bc.IP., S.H., M.H. Ahmad Syafei A. Moeis, S.E., M.E.
NIP. 196412181985031001 NIP. 197706182009121004
6. Judul
“PENYEDIAAN MEDIA PENGELOLAAN DOKUMEN ANAK YANG
BERHADAPAN DENGAN HUKUM (ABH) MENGGUNAKAN
GOOGLE DRIVE PADA SEKSI REGISTRASI ANAK”
10
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Sumber Kegiatan
a. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan
b. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
c. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
Nomor 29 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Hukum dan Hak Asasi Manusia
d. Peraturan Lembaga Administrasi Negara Nomor 1 Tahun 2021 tentang
Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil
11
c. Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan (Accountability requiers
reporting)
d. Akuntabilitas memerlukan konsekuensi (Accountability is meaningless
without consequences)
e. Akuntabilitas memperbaiki kinerja (Accountaility improves
performance).
2. Nasionalisme
Nasionalisme adalah suatu sikap politik dari masyarakat suatu bangsa
yang mempunyai kesamaan kebudayaan, dan wilayah serta kesamaan cita-
cita dan tujuan, dengan demikian masyarakat suatu bangsa tersebut
merasakan adanya kesetiaan yang mendalam terhadap bangsa itu sendiri.
Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi oleh nilai-nilai
Pancasila. Tujuannya adalah:
12
a. Menempatkan persatuan – kesatuan, kepentingan dan keselamatan
bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau kepentingan
golongan;
b. Menunjukkan sikap rela berkorban demi kepentingan bangsa dan
negara;
c. Bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia serta tidak
merasa rendah diri;
d. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban antara
sesama manusia dan sesama bangsa;
e. Menumbuhkan sikap saling mencintai sesama manusia; dan
f. Mengembangkan sikap tenggang rasa.
ASN sebagai aparatur Negara harus memiliki jiwa nasionalisme,
memiliki pengetahuan tentang historisitas Indonesia sejak awal Indonesia
berdiri dan sejarah proses perjuangan dalam mewujudkan persatuan bangsa
karena ASN harus berperan sebagai pemersatu bangsa dan mengutamakan
kepentingan bangsa dan Negara.
3. Etika Publik
Etika publik adalah refleksi tentang standar atau norma yang
menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan
untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung
jawab pelayanan publik.
Terdapat 3 (tiga) fokus utama dalam pelayanan publik, yaitu:
a. Pelayanan publik yang berkualitas dan relevan;
b. Sisi dimensi reflektif, etika publik berfungsi sebagai bantuan dalam
menimbang pilihan sarana kebijakan publik dan alat evaluasi; dan
c. Modalitas etika, menjembatani antara norma moral dan tindakan
faktual.
4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu adalah pemahaman konsep mengenai efektivitas,
efisiensi, inovasi, dan mutu penyelenggaraan pemerintah. Efektivitas
13
merupakan sejauh mana sebuah organisasi dapat mencapai tujuan yang
ditetapkan, Efisien merupakan jumlah sumber daya yang digunakan untuk
mencapai tujuan organisasi. Inovasi merupakan gagasan baru yang
diterapkan untuk memprakarsai atau memperbarui suatu produk, proses,
atau jasa. Mutu merupakan suatu kondisi yang dinamis berkaitan dengan
produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang sesuai atau bahkan
melebihi harapan konsumen atau pengguna.
5. Anti Korupsi
Korupsi berasal dari bahasa latin coruptio dan corruptus yang berarti
perbuatan yang tidak baik, buruk, dapat disuap dan tidak bermoral.
Berdasarkan UU No.31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi, korupsi adalah tindakan melawan hukum dengan melakukan
perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang
dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara.
Anti korupsi dapat diidentifikasi ke dalam 9 (sembilan) nilai yang terdiri
dari nilai-nilai anti korupsi, yaitu:
a. Kejujuran berasal dari kata jujur yang dapat didefinisikan sebagai
sebuah tindakan maupun ucapan yang lurus, tidak berbohong dan tidak
curang.
b. Kepedulian adalah mengindahkan, memperhatikan dan menghiraukan.
c. Kemandirian berarti dapat berdiri diatas kaki sendiri, artinya tidak
banyak bergantung kepada orang lain dalam berbagai hal.
d. Kedisiplinan adalah ketaatan/kepatuhan kepada peraturan.
e. Tanggung jawab adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatu.
f. Kerja keras didasari dengan adanya kemauan. Didalam kemauan
terkandung ketekadan, ketekunan, daya tahan, daya kerja, pendirian, dan
keberanian.
g. Kesederhanaan yaitu dibiasakan untuk tidak hidup boros.
h. Keberanian dapat diwujudkan dalam bentuk berani mengatakan dan
membela kebenaran.
i. Keadilan adalah sama berat, tidak berat sebelah dan tidak memihak.
14
C. Kedudukan dan Peran Aparatur Sipil Negara
1. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan
pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas
dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Manajemen ASN lebih menekankan agar selalu tersedia sumber daya
aparatur sipil negara yang unggul selaras dengan perkembangan jaman.
Pegawai ASN terdiri atas Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai
Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang menjalankan
kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus
bebas dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik.
Pegawai ASN memiliki 3 (tiga) fungsi utama, yaitu:
a. Pelaksana kebijakan publik;
b. Pelayan publik; dan
c. Perekat dan pemersatu bangsa.
ASN memiliki kode etik dan kode perilaku yang diatur dalam UU ASN.
Tujuannya yaitu menjadi acuan bagi para ASN dalam penyelenggaraan
birokrasi pemerintah dan bertujuan untuk menjaga martabat dan
kehormatan ASN.
2. Pelayanan Publik
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
menyatakan bahwa pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian
kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas
barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh
penyelenggara pelayanan publik. Siklus pelayanan itu sendiri merupakan
sebuah rangkaian peristiwa yang dilalui pelanggan sewaktu menikmati atau
menerima layanan yang diberikan. Siklus layanan dimulai pada saat
konsumen mengadakan kontak pertama kali dengan service delivery system
15
dan dilanjutkan dengan kontak-kontak berikutnya sampai dengan selesai
jasa tersebut diberikan. Pelayanan publik memiliki 3 (tiga) unsur penting,
yaitu:
a. Organisasi penyelenggara pelayanan publik;
b. Penerima layanan (pelanggan) yaitu orang, masyarakat atau organisasi
yang berkepentingan; dan
c. Kepuasan yang diberikan dan atau diterima oleh penerima layanan
(pelanggan).
Sebagai seorang ASN perlu mengetahui bahwa pelayanan publik yang
baik juga didasarkan pada prinsip-prinsip yang digunakan untuk merespon
berbagai kelemahan yang melekat dalam birokrasi. Prinsip-prinsip tersebut
adalah:
a. Partisipatif, dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang dibutuhkan
masyarakat pemerintah perlu melibatkan masyarakat dalam
merancanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi hasilnya;
b. Transparan, pemerintah sebagai penyelenggara pelayanan publik
harus menyediakan akses bagi warga negara untuk mengetahui segala
hal yang terkait dengan pelayanan publik yang diselenggarakan;
c. Responsif, pemerintah wajib mendengar dan memenuhi tuntutan
kebutuhan warga negaranya.
d. Tidak diskriminatif, pelayanan publik yang diselenggarakan oleh
pemerintah tidak boleh dibedakan antara satu warga negara dengan
warga negara yang lain atas dasar perbedaan identitas warga negara;
e. Mudah dan Murah, penyelenggaraan pelayanan publik tidak
dimaksudkan untuk mencari keuntungan melainkan untuk memenuhi
mandat konstitusi;
f. Efektif dan Efisien, penyelenggaraan pelayanan publik harus mampu
mewujudkan tujuan-tujuan yang hendak dicapainya dengan prosedur
yang sedderhana, tenaga kerja yang sedikit, dan biaya yang murah;
g. Akuntabel, penyelenggaraan pelayanan publik dilakukan dengan
menggunakan fasilitas dan sumber daya manusia yang dibiayai oleh
warga negara melalui pajak yang mereka bayar;
16
h. Berkeadilan, penyelenggaraan pelayanan publik yang dilakukan oleh
pemerintah memiliki berbagai tujuan, diantaranya melindungi warga
negara dari praktik buruk yang dilakukan oleh warga negara lain.
3. Whole of Government
Whole of Government adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan
pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari
keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna
mencapai tujuan-tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program dan
pelayanan publik. Whole of Government juga dikenal sebagai pendekatan
interagency, yaitu pendekatan yang melibatkan sejumlah kelembagaan yang
terkait dengan urusan-urusan yang relevan.
Terdapat beberapa alasan yang menyebabkan mengapa Whole of
Government menjadi penting dan tumbuh sebagai pendekatan yang
mendapatkan perhatian dari pemerintah.
a. Pertama karena adanya faktor-faktor eksternal seperti dorongan publik
dalam mewujudkan integrasi kebijakan, program pembangunan dan
pelayanan agar tercipta penyelenggaraan pemerintahan yang lebih baik.
b. Kedua karena adanya faktor-faktor internal dengan adanya fenomena
ketimpangan kapasitas sektoral sebagai akibat dari adanya nuansa
kompetensi antar sektor dalam pembangunan.
c. Ketiga khususnya dalam konteks Indonesia, keberagaman latar
belakang nilai, budaya, adat istiadat, serta bentuk latar belakang lainnya
mendorong adanya potensi disintegrasi bangsa.
Dalam pembuatan laporan aktualisasi ini diperlukan implementasi dari
Whole of Government karena data-data anak yang dibutuhkan untuk
pendokumentasian tidak dapat dilakukan oleh pihak internal sendiri.
Sehingga dibutuhkannya peran dari pihak luar seperti LPKA di seluruh
Indonesia.
17
BAB III
A. Analisis Isu
1. Belum optimalnya jaringan internet di Subdirektorat Registrasi dan
Evaluasi
Jaringan internet dibutuhkan oleh pegawai di Subdirektorat
Registrasi dan Evaluasi untuk menjalankan tugasnya. Saat ini, terdapat
sebelas perangkat yang digunakan oleh para pegawai. Namun hanya
terdapat sembilan perangkat yang terhubung dengan jaringan internet kabel
LAN. Bagi pegawai yang tidak mendapatkan jaringan internet harus
melakukan pemindahan kabel LAN dari perangkat yang memiliki kabel
LAN atau melakukan tethering menggunakan perangkat yang memiliki
jaringan internet. Hal tersebut menyebabkan kinerja pegawai pada
Subdirektorat Registrasi dan Evaluasi menjadi kurang optimal.
18
3. Belum efektifnya proses rekapitulasi data laporan tambah kurang
anak (form 20e)
Melaksanakan tugas rekapitulasi data laporan tambah kurang anak
(form 20e) dilakukan oleh Seksi Registrasi Anak setiap bulan. Pengiriman
data laporan dilakukan melalui Whatsapp Group oleh setiap LPKA.
Sehingga pegawai Seksi Registrasi Anak diharuskan untuk download satu
persatu data yang dikirimkan, kemudian dilakukan screening untuk melihat
data yang terdapat laporan tambah kurang anak, terakhir data direkapitulasi
oleh pegawai Seksi Registrasi Anak dengan menggunakan spreadsheet.
Dengan digunakannya sistem yang sekarang, proses rekapitulasi
membutuhkan peralatan dengan memori penyimpanan yang besar untuk
menampung laporan-laporan yang masuk.
B. Penetapan Isu
Dari beberapa isu diatas maka penulis akan menetapkan isu yang akan
dipilih berdasarkan metode USG (Urgency, Seriousness, Growth). Metode
USG adalah salah satu alat untuk menyusun urutan prioritas isu yang harus
diselesaikan. Caranya yaitu dengan menentukan tingkat urgensi, keseriusan,
dan perkembangan isu dengan menentukan skala nilai 1 – 5 atau 1 – 10. Isu
yang memiliki total skor tertinggi merupakan isu prioritas. Untuk lebih jelasnya,
pengertian urgency, seriousness, dan growth dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Urgency (U)
Seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas dihubungkan dengan
waktu yang tersedia dan seberapa keras tekanan waktu untuk memecahkan
masalah isu tersebut.
b. Seriousness (S)
Seberapa serius isu perlu dibahas dihubungkan dengan akibat yang
timbul dengan penundaan pemecahan masalah yang menimbulkan isu
tersebut atau akibat yang menimbulkan masalah lain kalau masalah
penyebab isu tidak dipecahkan. Karena suatu masalah yang dapat
menimbulkan masalah lain adalah lebih serius bila dibandingkan dengan
suatu masalah lain yang berdiri sendiri.
19
c. Growth (G)
Seberapa kemungkinan isu tersebut menjadi berkembang dikaitkan
dengan kemungkinan masalah penyebab isu akan makin memburuk kalau
dibiarkan.
Metode USG merupakan salah satu cara menetapkan urutan prioritas
masalah dengan metode teknik scoring. Proses untuk metode USG
dilaksanakan dengan memperhatikan urgensi masalah, keseriusan masalah yang
dihadapi, serta kemungkinan berkembangnya masalah tersebut semakin besar.
Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Urgency atau urgensi, dilihat dari tersedianya waktu, mendesak atau tidak
masalah tersebut diselesaikan.
b. Seriousness atau tingkat keseriusan dari masalah, yakni dengan melihat
dampak masalah tersebut terhadap produktifitas kerja, pengaruh terhadap
keberhasilan, membahayakan sistem atau tidak.
c. Growth atau tingkat perkembangan masalah yakni apakah masalah tersebut
berkembang sedemikian rupa sehingga sulit untuk dicegah.
Penggunaan metode USG dalam penentuan prioritas masalah dilaksanakan
apabila pihak perencana telah siap mengatasi masalah yang ada, serta hal yang
sangat dipentingkan adalah aspek yang ada dimasyarakat dan aspek dari
masalah itu sendiri.
Tabel 3.1 Penetapan Isu Berdasarkan Metode USG
Skor
No Isu Aktual Total Prioritas
U S G
1 Belum optimalnya jaringan 3 4 4 11 3
internet di Subdirektorat
Registrasi dan Evaluasi
2 Belum tersedianya media 5 4 4 13 1
penyimpanan yang terintegrasi
terkait data anak
20
3 Belum efektifnya proses 4 4 4 12 2
rekapitulasi data laporan tambah
kurang anak (form 20e)
Keterangan:
Berdasarkan skala 1 – 5
1 = Sangat Kecil
2 = Kecil
3 = Sedang
4 = Besar
5 = Sangat Besar
Berdasarkan metode USG diatas dapat diperoleh bahwa isu masalah yang
memiliki jumlah skor paling tinggi adalah “Belum tersedianya media
penyimpanan yang terintegrasi terkait data anak”.
C. Gagasan Kreatif
Berdasarkan isu yang diangkat yaitu “Belum tersedianya media
penyimpanan yang terintegrasi terkait data anak” maka penulis memiliki
gagasan kreatif yang dapat dijadikan inovasi pada Seksi Registrasi Anak yaitu
dengan menyediakan sebuah media pengelolaan dokumen anak dengan
menggunakan Google Drive agar seluruh data terkait anak dapat diakses
dimanapun dan kapanpun oleh seluruh pegawai Seksi Registrasi Anak. Adapun
tahapan kegiatan yang dilakukan penulis adalah sebagai berikut:
1. Melakukan konsultasi dan koordinasi rancangan kegiatan aktualisasi
kepada mentor/atasan dan coach.
2. Seminar rancangan aktualisasi.
3. Membuat tim efektif untuk pembuatan media penyimpanan data anak.
4. Membuat media penyimpanan dengan menggunakan Google Drive.
5. Melakukan pengumpulan dan pencarian data terkait anak yang akan
disimpan kedalam Google Drive.
21
6. Melakukan sosialisasi penggunaan media penyimpanan Google Drive pada
Seksi Registrasi Anak.
7. Melakukan uji coba penggunaan media penyimpanan Google Drive.
8. Melakukan evaluasi hasil kegiatan dan menyusun laporan aktualisasi.
D. Ruang Lingkup
Pelatihan dasar CPNS Golongan II Gelombang IV Angkatan XXIX
dimulai dari tanggal 21 Juli 2021 sampai dengan 29 Oktober 2021. Penulis
membatasi ruang lingkup aktualisasi hingga bagian pengolahan data terkait
anak pada Subdirektorat Registrasi dan Evaluasi, yaitu anak yang terdapat di
LPKA. Ruang lingkup dibatasi dan disesuaikan dengan tugas penulis di Seksi
Registrasi Anak, yaitu:
1. Melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan;
2. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi dibidang penerimaan; dan
3. Registrasi dan pendokumentasian anak.
22
E. Matriks Rancangan
Keterkaitan Keterkaitan
Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Substansi Mata terhadap Visi-Misi
Organisasi
Pelatihan Organisasi
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. Melakukan 1. Menyampaikan 1. Mendapatkan 1. Akuntablitas 1. Mengembangkan 1. Akuntabel
konsultasi dan ide gagasan masukan dari Melaksanakan profesionalisme Menjalankan
koordinasi terkait rencana Mentor perintah dari dan budaya kerja tugas dengan
rancangan kegiatan kepada Mentor petugas penuh
kegiatan Mentor dengan penuh Pemasyarakatan
23
aktualisasi 2. Meminta 2. Mendapatkan tanggung yang bersih dan tanggung
kepada persetujuan persetujuan jawab bermartabat. jawab
mentor/atasan Mentor terkait
dan coach rencana 2. Etika Publik 2. Mampu 2. Sinergi
kegiatan Melakukan beradaptasi Menerapkan
aktualisasi koordinasi dengan hubungan
dengan perkembangan kerjasama
Mentor secara teknologi yang baik
sopan dan informasi dengan
santun Mentor
24
3. Membuat tim 1. Mencari anggota 1. Terbentuknya 1. Etika Publik 1. Mengembangkan 1. Sinergi
efektif utuk tim efektif dan tim efektif Melakukan profesionalisme Menerapkan
pembuatan membagikan dan tugas koordinasi dan budaya kerja hubungan
media tugas masing- masing- dengan petugas kerjasama
penyimpanan masing anggota masing pegawai lain Pemasyarakatan yang baik
data anak anggota secara sopan yang bersih dan dengan
dan santun bermartabat. pegawai lain
2. Mampu
beradaptasi
dengan
perkembangan
teknologi
informasi
25
2. Komitmen 2. Mampu
Mutu beradaptasi
Membuat dengan
inovasi terkait perkembangan
media teknologi
penyimpanan informasi
data anak
26
6. Melakukan 1. Melakukan 1. Mendapatkan 1. Nasionalisme 1. Mengembangkan 1. Profesional
sosialisasi koordinasi persetujuan Memberikan profesionalisme Menjalankan
penggunaan rencana sosialisasi informasi dan budaya kerja kegiatan
media sosialisasi tentang terkait petugas dengan
penyimpanan kepada atasan penggunaan penggunaan Pemasyarakatan menjunjung
Google Drive Google Drive Google Drive yang bersih dan tinggi etika
pada Seksi 2. Memberikan kepada bermartabat. dan
Registrasi informasi 2. Informasi pegawai lain integritas
Anak kepada pegawai tersampaikan dengan 2. Mampu profesi
Seksi Registrasi dengan baik menggunakan beradaptasi
Anak lain terkait kepada bahasa dengan 2. Sinergi
penggunaan seluruh Indonesia perkembangan Menerapkan
media pegawai yang baik dan teknologi hubungan
penyimpanan Seksi benar informasi kerjasama
data dengan Registrasi yang baik
Google Drive Anak 2. Etika Publik dengan
Melakukan pegawai lain
koordinasi
dengan
pegawai lain
yang
memegang
data anak
27
7. Melakukan uji 1. Melakukan uji 1. Proses 1. Etika Publik 1. Mengembangkan 1. Profesional
coba coba dengan pemberian Melakukan profesionalisme Menjalankan
penggunaan memberikan data kepada koordinasi dan budaya kerja kegiatan
media data anak pegawai yang dengan petugas dengan
penyimpanan kepada pegawai membutuhkan pegawai lain Pemasyarakatan menjunjung
Google Drive yang data berjalan yang meminta yang bersih dan tinggi etika
membutuhkan dengan lancar data anak bermartabat. dan
data integritas
2. Mampu profesi
beradaptasi
dengan 2. Sinergi
perkembangan Menerapkan
teknologi hubungan
informasi kerjasama
yang baik
dengan
pegawai lain
28
2. Menyusun 2. Laporan 2. Komitmen 2. Mampu 2. Sinergi
laporan aktualisasi Mutu beradaptasi Menerapkan
aktualisasi dan paparan Menyelesaikan dengan hubungan
hasil kegiatan seluruh perkembangan kerjasama
3. Menerima laporan teknologi yang baik
masukan dan 3. Mendapatkan aktualisasi informasi dengan
saran dari masukan dan pegawai lain
mentor, Coach saran dari
dan rekan kerja mentor, coach
dan rekan
kerja
29
F. Jadwal Kegiatan
Kegiatan-kegiatan dalam rancangan aktualisasi akan dilaksanakan ditempat kerja secara berurutan selama 30 (tiga puluh) hari kerja
dimulai sejak tanggal 18 Agustus 2021 s/d 26 Oktober 2021.
30
6 Melakukan sosialisasi penggunaan media
penyimpanan Google Drive pada Seksi Registrasi
Anak.
31
G. Tahapan Kegiatan Aktualisasi
Tabel 3.4 Tahapan Kegiatan Aktualisasi
3 Membuat tim efektif untuk 1. Berdiskusi dengan mentor 1. Melaksanakan arahan dari 1. Menjalankan tugas dan
pembuatan media terkait pembentukan tim mentor/atasan fungsi sesuai dengan
penyimpanan data anak efektif 2. Meenggunakan bahasa Undang-Undang
2. Penentuan anggota tim Indonesia yang baik dan Nomor 12 tahun 1995
efektif benar saat berkoordinasi tentang
3. Membuat Surat Keputusan dengan mentor dan rekan Pemasyarakatan
Pemanggilan Tim Efektif kerja
32
4 Membuat media 1. Membuat email sebagai 1. Melaksanakan tugas 1. Menjalankan tugas dan
penyimpanan dengan syarat pembuatan Google dengan efektif dan penuh fungsi sesuai dengan
menggunakan Goggle Drive. Drive rasa tanggungjawab Undang-Undang
2. Melakukan pengaturan Nomor 12 tahun 1995
awal pada Google Drive tentang
Pemasyarakatan
5 Melakukan pengumpulan dan 1. Meminta data yang 1. Menggunakan bahasa 1. Menjalankan tugas dan
pencarian data terkait anak dibutuhkan kepada Indonesia yang baik dan fungsi sesuai dengan
yang akan disimpan kedalam pegawai lain benar saat berkoordinasi Undang-Undang
Google Drive. 2. Memasukkan data yang dengan rekan kerja Nomor 12 tahun 1995
didapat kedalam Google 2. Melaksanakan tugas tentang
Drive dengan penuh rasa Pemasyarakatan
tanggung jawab
6 Melakukan sosialisasi 1. Berdiskusi dengan mentor 1. Menggunakan bahasa 1. Menjalankan tugas dan
penggunaan media terkait kegiatan sosialisasi Indonesia yang baik dan fungsi sesuai dengan
penyimpanan Google Drive terkait penggunaan media benar saat berkoordinasi Undang-Undang
pada Seksi Registrasi Anak. penyimpanan Google dengan rekan kerja Nomor 12 tahun 1995
Drive 2. Melakukan sosialisasi tentang
2. Melakukan sosialisasi dengan rekan kerja sesuai Pemasyarakatan
kepada rekan kerja di dengan arahan
Seksi Registrasi Anak mentor/atasan
terkait penggunaan
Google Drive
33
7 Melakukan uji coba 1. Menggunakan link Google 1. Melaksanakan tugas dan 1. Menjalankan tugas dan
penggunaan media Drive untuk melakukan kegiatan aktualisasi fungsi sesuai dengan
penyimpanan Google Drive pengambilan data terkait dengan penuh rasa Undang-Undang
anak tanggung jawab Nomor 12 tahun 1995
tentang
Pemasyarakatan
8 Melakukan evaluasi hasil 1. Menerima masukan/saran 1. Melaksanakan perintah 1. Menjalankan tugas dan
kegiatan dan menyusun dari mentor dan rekan atasan dengan penuh fungsi sesuai dengan
laporan aktualisasi. kerja tanggung jawab Undang-Undang
2. Menyusun laporan 2. Melaksanakan kegiatan Nomor 12 tahun 1995
aktualisasi aktualisasi dengan penuh tentang
rasa tanggung jawab Pemasyarakatan
34
H. Pelaksanaan Aktualisasi
Selama pelaksanaan kegiatan aktualisasi ini, seluruh tahapan dan direalisasikan
sesuai dengan yang direncanakan dalam naskah rancangan aktualisasi. Berikut tabel
dari realisasi dan capaian kegiatan aktualisasi, yaitu
35
Tabel 3.7 Kegiatan 3
Nama Kegiatan Membuat tim efektif untuk pembuatan media
penyimpanan data anak
Indikator Keberhasilan Terbentuknya tim efektif untuk pembuatan
media penyimpanan data anak
Tingkat Pencapaian 100%
Deskripsi Kualitas Pencapaian Setiap anggota tim efektif dapat menjalankan
tugasnya dengan baik
Dampak Bagi Instansi Pembentukan tim efektif dapat mempererat
hubungan antar pegawai Sub Direktorat
Registrasi dan Evaluasi
Strategi Kedepan Diharapkan dengan dibentuknya tim efektif
kegiatan aktualisasi dapat berjalan lebih
efektif
Bukti Fisik/Dokumentasi Kegiatan Lampiran 3
36
Tabel 3.9 Kegiatan 5
Nama Kegiatan Melakukan pengumpulan dan pencarian data
terkait anak yang akan disimpan kedalam
Google Drive
Indikator Keberhasilan Tekumpulnya data terkait anak yang
dibutuhkan
Tingkat Pencapaian 100%
Deskripsi Kualitas Pencapaian Data terkait anak telah diarsipkan kedalam
media penyimpanan Google Drive
Dampak Bagi Instansi Pertukaran data terkait anak dapat dilakukan
dengan lebih cepat dan mudah
Strategi Kedepan Diharapkan data yang tersimpan mencakup
jangkauan yang lebih luas
Bukti Fisik/Dokumentasi Kegiatan Lampiran 5
37
Tabel 3.11 Kegiatan 7
Nama Kegiatan Melakukan uji coba penggunaan media
penyimpanan Google Drive
Indikator Keberhasilan Berhasilnya pengaksesan data terkait anak
dengan menggunakan link Google Drive
Tingkat Pencapaian 100%
Deskripsi Kualitas Pencapaian Dengan dilakukannya uji coba penggunaan
media penyimpanan Google Drive dapat
terbukti berfungsi dengan baik
Dampak Bagi Instansi Dengan adanya media penyimpanan Google
Drive data dapat diakses dimana saja dan
kapan saja. Sehingga pertukaran data dapat
dilakukan dengan lebih cepat
Strategi Kedepan Diharapkan dokumen yang terdapat dalam
Google Drive dapat terus update
Bukti Fisik/Dokumentasi Kegiatan Lampiran 7
38
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil kegiatan aktualisasi yang berjudul “Penyediaan
Media Pengelolaan Dokumen Anak yang Berhadapan dengan Hukum
(ABH) Menggunakan Google Drive pada Seksi Registrasi Anak” dapat
disimpulkan bahwa dalam proses pembuatan aktualisasi, penulis telah
menerapkan nilai-nilai ANEKA yang sudah dipelajari pada saat
pelaksanaan pembelajaran yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu dan Anti Korupsi. Selain itu penulis juga telah menerapkan
Whole of Government (WOG) dalam melakukan penulisan ini.
Kegiatan aktualisasi ini merupakan kegiatan yang bertujuan untuk
mengoptimalisasikan kinerja di tempat penulis bekerja. Berawal dari belum
adanya media penyimpanan data terkait anak yang saling terintegrasi antar
pegawai Seksi Registrasi Anak, saat ini setelah kegiatan aktualisasi sudah
tersedianya media penyimpanan yang telah terintegrasi antar pegawai Seksi
Registrasi Anak. Diharapkan dengan adanya media penyimpanan data
terkait anak yang berhadapan dengan hukum ini dapat memiliki dampak
positif terutama pada Seksi Registrasi Anak di Direktorat Bimbingan
Kemasyarakatan dan Pengentasan Anak.
B. Saran
Penyusunan laporan ini jauh dari kata sempurna dan masih
kekurangan baik dalam melaksanakan kegiatan aktualisasi dan penulisan
laporan aktualisasi. Penulis menyarankan adanya kerjasama yang baik
antara pegawai Direktorat Bimbingan Kemasyarakatan dan Pengentasan
Anak agar data yang tersimpan dalam Google Drive dapat terus update dan
berkembang lebih baik lagi.
39
DAFTAR PUSTAKA
Modul:
Lembaga Administrasi Negara. 2017. Manajemen Aparatur Sipil Negara: Modul
Pelatihan Dasar Calon PNS. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2017. Pelayanan Publik: Modul Pelatihan Dasar
Calon PNS. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2017. Whole of Government: Modul Pelatihan
Dasar Calon PNS. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2020. Akuntabilitas: Modul Pelatihan Dasar Calon
PNS. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2020. Nasionalisme: Modul Pelatihan Dasar Calon
PNS. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2020. Etika Publik: Modul Pelatihan Dasar Calon
PNS. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2020. Komitmen Mutu: Modul Pelatihan Dasar
Calon PNS. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2020. Anti Korupsi: Modul Pelatihan Dasar Calon
PNS. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Website:
http://www.ditjenpas.go.id/
40
LAMPIRAN
Lampiran 1 : Kegiatan 1
Nama kegiatan Melakukan konsultasi dan koordinasi rancangan
kegiatan aktualisasi kepada mentor/atasan dan coach.
Dokumentasi kegiatan
Lampiran 2 : Kegiatan 2
Nama kegiatan Seminar rancangan aktualisasi
Dokumentasi kegiatan
41
Lampiran 3 : Kegiatan 3
Nama kegiatan Membuat tim efektif untuk pembuatan media
penyimpanan data anak
Dokumentasi kegiatan
42
Lampiran 4 : Kegiatan 4
Nama kegiatan Membuat media penyimpanan dengan menggunakan
Goggle Drive.
Dokumentasi kegiatan
43
Lampiran 5 : Kegiatan 5
Nama kegiatan Melakukan pengumpulan dan pencarian data terkait
anak yang akan disimpan kedalam Google Drive.
Dokumentasi kegiatan
44
Lampiran 6 : Kegiatan 6
Nama kegiatan Melakukan sosialisasi penggunaan media penyimpanan
Google Drive pada Seksi Registrasi Anak.
Dokumentasi kegiatan
45
Lampiran 7 : Kegiatan 7
Nama kegiatan Melakukan uji coba penggunaan media penyimpanan
Google Drive
Dokumentasi kegiatan
Lampiran 8 : Kegiatan 8
Nama kegiatan Melakukan evaluasi hasil kegiatan dan menyusun
laporan aktualisasi.
Dokumentasi kegiatan
46
47
HASIL EVALUASI
Penyediaan Media Pengelolaan Dokumen Anak yang Berhadapan dengan
Hukum (ABH) Menggunakan Google Drive pada Seksi Registrasi Anak
No Sebelum Sesudah
1 Belum tersedianya media Sudah tersedianya media penyimpanan
penyimpanan yang terintegrasi yang terintegrasi terkait data anak yang
terkait data anak yang berhadapan berhadapan dengan hukum antara
dengan hukum antara pegawai pegawai Seksi Registrasi Anak
Seksi Registrasi Anak
2 Proses permintaan data terkait anak Proses permintaan data terkait anak
membutuhkan waktu yang cukup dapat dilakukan dengan cepat karena
lama karena tidak semua pegawai semua pegawai Seksi Registrasi Anak
pada Seksi Registrasi Anak telah memiliki media penyimpanan
memegang data terkait anak yang data terkait anak yang sudah
dibutuhkan terintegrasi menggunakan Google
Drive
48
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA
KEPUTUSAN DIREKTUR BIMBINGAN KEMASYARAKATAN DAN PENGENTASAN ANAK
NOMOR PAS6-676.KP.04.01 TAHUN 2021
TENTANG
TIM EFEKTIF
PENYEDIAAN MEDIA PENGELOLAAN DOKUMEN ANAK YANG BERHADAPAN
DENGAN HUKUM (ABH) MENGGUNAKAN GOOGLE DRIVE
PADA SEKSI REGISTRASI ANAK
Menimbang : a. bahwa untuk menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi pada Seksi
Registrasi Anak Direktorat Bimbingan Kemasyarakatan dan
Pengentaasan Anak, perlu dilakukan penyediaan media pengelolaan
dokumen anak dengan menggunakan Google Drive, guna mewujudkan
proses birokrasi berbasis database;
b. bahwa dalam rangka pembuatan media penyimpanan berbasis Google
Drive pada Seksi Registrasi Anak seperti pada huruf a, maka dipandang
perlu dibentuk tim efektif;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf
a dan b, nama-nama yang tercantum dalam keputusan ini dianggap
cakap dan mampu sebagai tim efektif tentang Penyediaan Media
Pengelolaan Dokumen Anak yang Berhadapan dengan Hukum (ABH)
Menggunakan Google Drive pada Seksi Registrasi Anak.
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR BIMBINGAN KEMASYARAKATAN DAN PENGENTASAN
ANAK TENTANG PENGANGKATAN TIM EFEKTIF PENYEDIAAN MEDIA
PENGELOLAAN DOKUMEN ANAK YANG BERHADAPAN DENGAN HUKUM
(ABH) MENGGUNAKAN GOOGLE DRIVE PADA SEKSI REGISTRASI ANAK.
KEDUA : Tim efektif tentang Penyediaan Media Pengelolaan Dokumen Anak yang
Berhadapan dengan Hukum (ABH) Menggunakan Google Drive pada Seksi
Registrasi Anak sebagaimana diktum KESATU dibagi dalam bagian:
a. Tim Pelaksana
b. Tim Evaluasi dan Pelaporan
KETIGA : Masing-masing bagian sebagaimana pada diktum KEDUA melaksanakan
tugasnya sebagai berikut:
a. Tim Pelaksana, melaksanakan tugas membantu Project Leader dalam
mengumpulkan data terkait anak.
b. Tim Evaluasi dan Pelaporan, melaksanakan tugas membantu Project
Leader dalam melakukan dokumentasi.
Menetapkan : Keputusan ini berlaku pada tanggal ditetapkan, dengan ketentuan apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan dan/atau hal-hal yang belum diatur
dalam keputusan ini akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 18 Oktober 2021
TIM EFEKTIF
PENYEDIAAN MEDIA PENGELOLAAN DOKUMEN ANAK YANG BERHADAPAN
DENGAN HUKUM (ABH) MENGGUNAKAN GOOGLE DRIVE
PADA SEKSI REGISTRASI ANAK
JABATAN
NO NAMA / NIP JABATAN DALAM INSTANSI
DALAM TIM
Last Sariyanti, A.Md.I.P., S.H., M.H. PENANGGUNG PLT. Sub Direktorat Registrasi
1.
NIP. 197801042000122001 JAWAB dan Evaluasi
Rizqi Syarafi
199709162020121001
Pranata Sidik Jari
Direktorat Jenderal Pemasyarakatan
AKTUALISASI
Nama
Seminar rancangan aktualisasi
Kegiatan
https://drive.google.com/drive/folders/1uEdkXGnH
wN_7VfX6cAGjtx78NNY2BTMP?usp=sharing
Strategi Diharapkan data yang tersimpan
Kedepan mencakup jangkauan yang lebih luas
Pelaksanaan Kegiatan 5
Pelaksanaan Kegiatan 6
Sebelum Sesudah
Belum tersedianya media penyimpanan yang Sudah tersedianya media penyimpanan yang
terintegrasi terkait data anak yang berhadapan terintegrasi terkait data anak yang berhadapan
dengan hukum antara pegawai Seksi Registrasi dengan hukum antara pegawai Seksi Registrasi
Anak Anak
Proses permintaan data terkait anak Proses permintaan data terkait anak dapat
membutuhkan waktu yang cukup lama karena dilakukan dengan cepat karena semua pegawai
tidak semua pegawai pada Seksi Registrasi Seksi Registrasi Anak telah memiliki media
Anak memegang data terkait anak yang penyimpanan data terkait anak yang sudah
dibutuhkan terintegrasi menggunakan Google Drive
KESIMPULAN
• Berawal dari belum adanya media penyimpanan data terkait anak yang saling
terintegrasi antar pegawai Seksi Registrasi Anak, saat ini setelah kegiatan aktualisasi
sudah tersedianya media penyimpanan yang telah terintegrasi antar pegawai Seksi
Registrasi Anak.