Anda di halaman 1dari 29

RANCANGAN AKTUALISASI

NILAI – NILAI DASAR APARATUR SIPIL NEGARA

PELATIHAN DASAR CALON APARATUR SIPIL NEGARA


KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA
GOLONGAN III ANGKATAN VII

“PENERAPAN SISTEM PENGAWASAN KEIMIGRASIAN SECARA


ADMINISTRATIF TERHADAP ORANG ASING PADA KANTOR IMIGRASI KELAS I
TPI SURAKARTA”

Disusun oleh:

Nama : Fauzan Afriansyah Nugroho

NIP : 199904242022011001

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
HUKUM DAN HAM REPUBLIK INDONESIA
TAHUN 2022
LEMBAR PERSETUJUAN

RANCANGAN AKTUALISASI

PELATIHAN DASAR CASN

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM

DI BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA HUKUM DAN HAM


REPUBLIK INDONESIA

TAHUN 2022

“PENERAPAN SISTEM PENGAWASAN KEIMIGRASIAN SECARA


ADMINISTRATIF TERHADAP ORANG ASING PADA KANTOR IMIGRASI KELAS
I TPI SURAKARTA”

Nama : Fauzan Afriansyah Nugroho

NIP : 199904242022011001

Pangkat/Golongan : Penata Muda (III/a)

Jabatan : Pengelola Data Keimigrasian

Unit Kerja/Instansi : Kantor Imigrasi Kelas I TPI Surakarta

disampaikan pada Seminar Rancangan Aktualisasi

Hari/Tanggal : Rabu, 06 Juli 2022

Tempat : Kantor Imigrasi Kelas I TPI Surakarta

Menyetujui,

Coach, Mentor,

Markus Marselinus Soge, S.H., M.H. Agung Ismardianto, S.H., M.Si.


NIP. 197911102003121009 NIP. 198203252002121002
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkah rahmat dan
karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan rancangan aktualisasi ini tepat pada waktunya.
Rancangan aktualisasi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
menyelesaikan Latihan Dasar CASN Golongan III Angkatan VIII Tahun 2022
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia yang diselenggarakan secara terpadu
(blended learning) oleh Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. Kegiatan yang tersusun dalam
rancangan aktualisasi ini dihtujukan kepada Calon Aparatur Sipil Negara (CASN) agar
dapat mencerminkan dan mengimplementasikan nilai-nilai dasar profesi Aparatur Sipil
Negara (ASN) meliputi materi tentang Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten,
Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif (BERAKHLAK). Rancangan aktualisasi ini
juga dibuat sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan habituasi di lingkungan kerja Kantor
Imigrasi Kelas I TPI Surakarta.
Penyelesaian rancangan aktualisasi ini tentunya tidak lepas dari dukungan serta
bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada seluruh pihak yang telah berpartisipasi dalam penyelesaian penulisan Rancangan
Aktualisasi ini. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan rancangan aktualisasi ini tidak
luput dari kesalahan oleh karena itu kritik dan saran yang membagun sangat dibutuhkan
demi kesempurnaan penulisan ini. Semoga rancangan kegiatan aktualisasi ini dapat
bermanfaat bagi organisasi Imigrasi.

Surakarta,
Penulis,

Fauzan Afriansyah Nugroho

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
DAFTAR TABEL.................................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................................iv
BAB I.....................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................................1
B. Analisis Isu...................................................................................................................5
C. Rumusan Isu.................................................................................................................7
D. Identifikasi Sumber Isu.................................................................................................8
E. Analisis Dampak...........................................................................................................9
F. Ruang Lingkup...........................................................................................................10
G. Lembar Konfirmasi Isu...............................................................................................10
H. Judul Aktualisasi.........................................................................................................10
BAB II..................................................................................................................................26
PELAKSANAAN AKTUALISASI.....................................................................................26
A. Rancangan Aktualisasi................................................................................................26
B. Jadwal Kegiatan..........................................................................................................36

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Analisis APKL..........................................................................................................5


Tabel 2 Analisis USG.............................................................................................................7
Tabel 3 Persetujuan Coach dan Mentor...............................................................................27
Tabel 4 Rancangan Tahapan Kegiatan Aktualisasi..............................................................35
Tabel 5 Matriks Rekapitulasi Rencana Habituasi MP Agenda II........................................36
Tabel 6 Jadwal Kegiatan Aktualisasi...................................................................................36
Tabel 6 Jadwal Kegiatan Aktualisasi...................................................................................36

iii
DAFTAR GAMBAR

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Calon Aparatur Sipil Negara memiliki kewajiban untuk melaksanakan tugas dan
perannya sebagai pelayan masyarakat, sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (UU ASN). Merujuk Pasal 63 ayat (3)
dan ayat (4); CASN wajib menjalani masa percobaan yang dilaksanakan melalui proses
diklat terintegrasi untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi
nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggungjawab,
dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang. Untuk itu diperlukan sebuah
penyelenggaraan pelatihan yang inovatif dan terintegrasi, yaitu penyelenggaraan pelatihan
yang memadukan pembelajaran klasikal dan non-klasikal di tempat pelatihan dan di tempat
kerja. Pembelajaran tersebut menuntut peserta untuk mampu menginternalisasi,
menerapkan, dan mengaktualisasikan, serta membuatnya menjadi kebiasaan (habituasi).

Profil Instansi
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (Kemenkumham
RI) merupakan kementerian dalam Pemerintah Indonesia yang membidangi urusan hukum
dan hak asasi manusia. Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Presiden. Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
dipimpin oleh seorang Menteri yang sejak 27 Oktober 2014 dijabat oleh Yasonna
Hamonangan Laoly. Kemenkumham beberapa kali mengalami pergantian nama yakni :
“Departemen Kehakiman” (1945-1999), “Departeman Hukum dan Perundang-Undangan”
(1999-2001), “Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia” (2004-2009), dan
“Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia” (2009-sekarang).

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia memilki instansi vertikal yang
berkedudukan di setiap Provinsi. Instansi tersebut adalah Kantor Wilayah Kementerian
Hukum dan Hak Asasi Manusia. Kantor Wilayah berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, dipimpin oleh seorang Kepala Kantor
Wilayah, melaksanakan tugas dan fungsi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia di
tingkat wilayah sebagaimana tertuang dalam Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia (Permenkumham) Nomor 29 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja

12
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indoensia sebagaimana telah
beberapa kali diubah, terakir dengan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Nomor 24 Tahun 2018 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Menteri Hukum dan Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Repulik Indonesia.

Kantor Wilayah terdiri atas beberapa divisi dan sejumlah Unit Pelaksana Teknis
(UPT) antara lain : Kantor Imigrasi, Lembaga Pemasyarakatan (Lapas), Lapas Terbuka,
Lapas Narkotika, Rumah Tahanan Negara (Rutan), Cabang Rutan, Rumah Penyimpanan
Benda Sitaan Negara (Rupbasan), Balai Pemasyarakatan (Bapas), Balai Harta Peninggalan
(BHP), seta Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim).

Kantor Imigrasi Kelas I TPI Surakarta merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis
pada LIngkungan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Provinsi
Jawa Tengah. Kantor Imigrasi Kelas I TPI Surakarta diresmikan pada tanggal 8 Agustus
1984 dengan wilayah kerja mencakup 7 kabupaten/ kota yang meliputi; Kota Surakarta,
Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Karanganyar, Kabupaten
Boyolali, Kabupaten Klaten dan Kabupaten Sragen. Dengan jumlah penduduk kurang lebih
sekitar 6.067.800 jiwa. Kantor Imigrasi Kelas I TPI Surakarta memiliki 1 (satu) Tempat
Pemeriksaan Imigrasi (TPI) yaitu TPI Bandar Udara Adi Soemarmo.

Kegiatan keimigrasian pada Kantor Imigrasi Kelas I TPI Surakarta antara lain adalah
pelayanan keimigrasian seperti dalam hal pemberian SPRI, pelayanan izin tinggal, dan
pengawasan orang asing. Akan tetapi, dengan adanya Pandemi Covid-19, maka volume
pengguna layanan keimigrasian pada Kantor Imigrasi Kelas I TPI Surakarta mengalami
penurunan. Meskipun demikian Kantor imigrasi Kelas I TPI Surakarta tetap berkomitmen
untuk memberikan pelayanan yang terbaik meskipun berada dalam masa Pandemi Covid-
19.

Untuk lebih mendekatkan diri kepada masyarakat dan dalam rangka mewujudkan
good immigration services, Kantor Imigrasi Kelas I TPI Surakarta membuat website
dengan tautan https://kanimsurakarta.kemenkumham.go.id sehingga masyarakat dapat
dengan mudah mengakses informasi keimigrasian pada website tersebut. Optimalisasi
pelayanan juga dilakukan dengan membuat sistem pelayanan yang terkomputerisasi dan

2
menggunakan sistem daring (online), sehingga pelayanan keimigrasian dapat dilakukan
dengan efektif dan efisien.

Visi dan Misi Direktorat Jenderal Imigrasi

Visi : Masyarakat mendapatkan kepastian hukum

Misi : Melindungi Hak Asasi Manusia

Tata Nilai pada Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia adalah Profesional,
Akuntabel, Sinergi, Transparan, Inovatif (PASTI) dengan penjelasan sebagai berikut :

1. Profesional : Aparatur Kementerian hukum dan Hak Asasi Manusia adalah aparat
yang bekerja keras untuk mencapai tujuan organisasi melalui penugasan bidang
tugasnya, menjunjung tinggi etika dan integritas profesi;
2. Akuntabel : Setiap kegiatan dalam rangka penyelenggaraan pemerintah dapat
dipertanggungjawabkan kepada masyarakat sesuai dengan ketentuan atau
peraturan yang berlaku;
3. Sinergi : Komitmen untuk membangun dan memastikan hubungan kerjasama
yang produktif serta kemitraan yang harmonis dengan para pemangku
kepentingan untuk menemukan dan melaksanakan solusi terbaik, bermanfaat, dan
berkualitas;
4. Transparan : Kementerian Hukum dan Hak Aasi Manusia menjamin akses atau
kebebasan bagi setiap orang untuk memperoleh informasi tentang
penyelenggaraan pemerintahan, yakni informasi tentang kebijakan, proses
pembuatan dan pelaksanaannya, serta hasil-hasil yang dicapai;
5. Inovatif : Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia mendukung kreatifitas
dan mengembangkan inisiatif untuk selalu melakukan pembaharuan dalam
penyelenggaraan tugas dan fungsinya.

ASN terdiri dari Aparatur Sipil Negara (ASN) dan Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja (PPPK) yang berfungsi sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan
publik, serta perekat dan pemersatu bangsa. Dalam menjalankan tugas dan kewajibannya,
ASN semestinya berpegang teguh pada seluruh nilai-nilai dasar BERAKHLAK yang
meliputi nilai Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif
dan Kolaboratif. Nilai-nilai dasar BERAKHLAK inilah yang akan berperan dalam

3
membentuk karakter ASN yang kuat, yaitu ASN yang mampu bersikap dan bekerja dengan
profesional dalam melayani masyarakat secara berkesinambungan.

Namun pada realitanya masih terdapat banyak Aparatur Sipil Negara (ASN) yang
belum menerapkan dan mengaplikasikan nilai-nilai BERAKHLAK dalam konteks
manajemen Aparatur Sipil Negara (ASN), Whole of Government dan pelayanan publik.
Berbagai stigma negatif mengenai ASN khususnya Aparatur Sipil Negara (ASN) telah
melekat pada sebagian besar masyarakat Indonesia. Aparatur Sipil Negara dipandang
masyarakat sebagai pegawai yang suka melakukan penyimpangan, malas bekerja, ridak
tepat waktu, bekerja secara asal-asalan, pelayanan yang kurang responsif dan lain
sebagainya. Oleh karena itu, saat ini pemerintah sedang gencar menggalakkan reformasi
birokrasi dengan tujuan agar para Aparatur Sipil Negara dapat menjalankan tugas secara
baik. Salah satu bentuk reformasi birokrasi tersebut diwujudkan dengan pengembangan
sumber daya manusia dan pengelolaan sistem yang berkualitas.

Demi terwujudnya tujuan dan sasaran tersebut, maka perlu dibangun beberapa
kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang ASN, diantaranya mampu menunjukkan
sikap perilaku dan disiplin ASN. ASN juga harus mampu mengaktualisasi nilai-nilai dasar
ASN dalam pelaksanaan tugas jabatannya.Sebelum menerapkan dan mengaktualisasikan
nilai-nilai dasar ASN, penulis terlebih dahulu menentukan bebrapa isu yang terdapat pada
lingkungan unit penempatan. Berdasarkan hasil pengamatan yang telah penulis lakukan di
Kantor Imigrasi Kelas I TPI Surakarta, terdapat beberapa isu yang berpotensi menjadi
permasalahan atau masih dapat terus ditingkatkan.

Beberapa isu yang muncul antara lain adalah seksi Inteldakim Kantor Imigrasi Kelas
I TPI Surakarta memiliki sumber daya manusia yang terbatas dan luasnya wilayah kerja
Kantor Imigrasi Kelas I TPI Surakarta, kurangnya kesadaran masyarakat dalam melakukan
pengawasan orang asing di wilayah kerja Kantor Imigrasi Kelas I TPI Surakarta, kurang
maksimalnya Timpora yang dibentuk oleh Kantor Imigrasi Kelas I TPI Surakarta.
Berangkat dari isu-isu tersebut, penulis akan merancang kegiatan untuk proses aktualisasi
dengan menerapkan nilai-nilai dari berbagai mata pelatihan yang telah diajarkan sehingga
mampu berkontribusi positif untuk organisasi. Sebagai CASN, penulis harus bekerjasama
sebaik mungkin di bawah bimbingan atasan dan terus belajar dari rekan-rekan serta senior
di tempat kerja.

4
B. Analisis Isu
1) Analisis Isu Menggunakan APKL

Isu-isu yang muncul dalam Subseksi Pelayanan Dokumen Keimigrasian meliputi


beberapa isu. Identifikasi isu kontemporer tersebut juga dapat ditinjau menggunakan
kriteria aktual, problematika, khalayak dan layak (APKL).

Tabel 1 Analisis APKL

Kriteria
No. Isu Keterangan
A P K L
1 Sumber daya manusia yang terbatas serta
+ + + + Memenuhi syarat
luasnya wilayah kerja
2 Kurangnya kesadaran masyarakat dalam
melakukan pengawasan orang asing di
+ + + + Memenuhi syarat
wilayah kerja Kantor Imigrasi Kelas I TPI
Surakarta
3 Orang asing yang dilakukan pengawasan
keimigrasian kerap kali melakukan
+ + - - Memenuhi syarat
pengaduan kepada pemangku kepentingan
yang lebih tinggi
4 Kurang maksimalnya Timpora yang
dibentuk oleh Kantor Imigrasi Kelas I TPI + + + + Memenuhi syarat
Surakarta
5 Sarana dan prasarana kantor yang kurang
+ + + - Memenuhi syarat
memadai

Karya tulis ini akan membahas isu mengenai aktualisasi sistem yang dapat
digunakan untuk melakukan pengawasan keimigrasian secara administratif terhadap
orang asing di wilayah kerja Kantor Imigrasi Kelas I TPI Surakarta. Saat ini belum ada
sistem yang dapat digunakan oleh petugas imigrasi dalam melakukan pengawasan
keimigrasian secara administratif terhadap orang asing. Hal tersebut tentunya menjadi
salah satu sumber informasi yang tidak dimiliki oleh seksi Inteldakim dalam
melakukan pengawasan keimigrasian terhadap orang asing di lapangan. Walaupun
sudah ada sumber informasi lain seperti laporan dari seksi izin tinggal dan status
keimigrasian, tim pengawas orang asing (Timpora) di setiap kabupaten dan kota serta
adanya aplikasi pelaporan orang asing (APOA), namun informasi yang diterima masih
dirasa belum maksimal. Identifikasi isu tersebut akan menggunakan teknik tapisan isu.

5
Teknik tapisan isu ini membagi pembahasan ke dalam 4 kriteria. Empat kriteria
tersebut meliputi aktual, kekhalayakan, problematik dan kelayakan (APKL).
Kriteria pertama untuk mengidentifikasi isu belum adanya penggunaan sistem
teknologi untuk pengawasan keimigrasian secara administratif terhadap orang asing
yaitu aktual. Aktual dalam hal ini berarti isu tersebut sedang hangat dibicarakan oleh
masyarakat. Isu mengenai penggunaan teknologi dalam sistem pemerintah telah
menjadi banyak pembicaraan di kalangan masyarakat. Hal itu disebabkan karena
Sistem Pemerintah Berbasis Elektronik (SPBE) telah gencar dibicarakan di Indonesia.
Jadi, hampir seluruh masyarakat telah mengharapkan adanya perubahan sistem
pemerintah menuju SPBE. Hal tersebut tentunya juga berlaku pada fungsi
pengamanan negara dan penegakan hukum, dengan tidak adanya SPBE, pengawasan
keimigrasian tentunya tidak dapat berjalan dengan maksimal.
Identifikasi isu ini juga menggunakan kriteria ketiga yaitu problematik. Problematik
memiliki arti bahwa isu tersebut memiliki dimensi permasalahan yang kompleks.
Dengan belum tersedianya sistem untuk melakukan pengawasan keimigrasian secara
administratif terhadap orang asing maka petugas pada seksi inteldakim mengalami
kebingungan karena tidak adanya informasi yang pasti dan milik seksi inteldakim
sendiri mengenai orang asing di wilayah kerja Kantor Imigrasi Kelas I TPI Surakarta.
Masalah yang akan muncul dengan isu tersebut adalah adanya hambatan untuk
melakukan pengawasan keimigrasian terhadap orang asing di lapangan. Informasi
mengenai orang asing hanya didapatkan dari seksi izin tinggal dan status keimigrasian,
Timpora serta APOA dan pengaduan masyarakat secara langsung, namun pada
realitanya hal tersebut jarang terjadi sehingga seksi inteldakim terkesan pasif dalam
melaksanakan fungsi pengamanan negara dan penegakan hukum.
Kriteria kedua untuk mengidentifikasi isu kontemporer ini adalah kekhalayakan.
Kekhalayakan berarti hal tersebut menyangkut kebutuhan hidup orang banyak. Seperti
yang kita ketahui bahwa setiap orang asing yang masuk ke wilayah Indonesia,
khususnya wilayah kerja Kantor Imigrasi Kelas I TPI Surakarta tentunya memiliki
berbagai dampak, baik dampak positif maupun dampak negatif. Dampak negatif yang
dapat dibawa oleh orang asing antara lain adalah kejahatan transnasional seperti cyber
crime, pencucian uang, perdagangan dan penyelundupan manusia serta terorisme. Hal
tersebut tentunya perlu ada upaya pencegahan dengan memaksimalkan pengawasan
keimigrasian baik secara administratif maupun pengawasan keimigrasian di lapangan
karena dampak negatif yang dibawa tentunya berdampak pada kehidupan orang
banyak khususnya di wilayah kerja Kantor Imigrasi Kelas I TPI Surakarta.
Identifikasi terakhir menggunakan kriteria kelayakan. Kriteria kelayakan memiliki
maksud bahwa masalah tersebut sudah masuk akal dan relevan untuk dibahas. Belum
adanya sistem pengawasan keimigrasian secara administratif ini merupakan suatu
kejadian yang memang sedang dialami oleh instansi Imigrasi, khususnya Kantor
Imigrasi Kelas I TPI Surakarta. Jadi, masalah yang benar sedang terjadi itu dapat
dicarikan solusi nyatanya agar dapat segera menemukan jalan keluarnya.

6
2) Analisis Isu USG
Kriteria USG meliputi Urgency, Seriousness dan Growth. Dari beberapa isu yang
ditemukan maka dapat dibuatkan tabel identifikasi USG sebagai berikut :

a. Urgency: seberapa mendesak untuk dibahas dikaitkan dengan waktu.


b. Seriousness: seberapa serius dikaitakan dengan akibat yang muncul bila
penyebab isu tidak dipecahkan dan masalah yang akan timbul akan lebih serius
dari masalah pokok.
c. Growth: seberapa akan berkembang dikaitkan dengan kemungkinan masalah
akan makin memburuk bila dibiarkan.
Berikut Tabel Analisis isu berdassarkan kriteria isu USG :
Tabel 2 Analisis USG

Kondisi USG
No Isu
U S G Jumlah
Kurang maksimalnya Timpora yang dibentuk oleh
1 3 3 3 9
Kantor Imigrasi Kelas I TPI Surakarta
Kurangnya kesadaran masyarakat dalam melakukan
2 pengawasan orang asing di wilayah kerja Kantor 4 4 3 11
Imigrasi Kelas I TPI Surakarta
Sumber daya manusia yang terbatas dan luasnya
3 4 4 5 13
wilayah kerja Kantor Imigrasi Kelas I TPI Surakarta

Keterangan
1 : Sangat kecil 3 : Sedang 5 : Sangat Besar
2 : Kecil 4 : Besar

Dari hasil tabel USG maka permasalahan yang akan diangkat adalah isu belum
tersedianya sistem untuk melakukan pengecekan status permohonan paspor. Tiga kriteria
tersebut dapat digunakan untuk menentukan apakah permasalahan belum adanya sistem
untuk melakukan pengawasan keimigrasian secara administratif sudah termasuk menjadi
isu yang dapat diaktualisasikan. Kriteria USG yang pertama adalah Urgency. Kriteria
tersebut digunakan untuk mengetahui seberapa mendesak suatu permasalahan harus
dianalisis dan dicarikan solusinya. Permasalahan belum adanya sistem untuk pengawasan
keimigrasian secara administratif terhadap orang asing merupakan permasalahan yang
harus segera dibahas dan ditindaklanjuti. Hal tersebut dikarenakan banyaknya jumlah

7
orang asing yang berada di wilayah kerja Kantor Imigrasi Kelas I TPI Surakarta serta
luasnya wilayah kerja yang tidak berimbang dengan jumlah pegawai pada Kantor Imigrasi
Kelas I TPI Surakarta yang kemudian dapat berdampak pada peningkatan jumlah
pelanggaran keimigrasian yang dilakukan oleh orang asing. Jadi, masalah tersebut sudah
termasuk dalam kriteria Urgency.
Kriteria kedua dalam USG adalah Seriousness. Seriousness merupakan seberapa
serius akibat yang akan muncul apabila masalah tersebut tidak dibahas. Masalah belum
adanya sistem pengawasan keimigrasian secara administratif terhadap orang asing
memiliki dampak yang serius apabila tidak segera dibahas. Dampak yang pertama adalah
terdapat kesulitan bagi petugas untuk melakukan pengawasan di lapangan, hal tersebut
dikarenakan informasi mengenai orang asing hanya masuk melalui seksi izin tinggal dan
status keimigrasian. Kemudian dampak yang kedua adalah tidak termonitornya orang asing
di wilayah kerja Kantor Imigrasi Kelas I TPI Surakarta yang sangat luas sehingga
menyebabkan peningkatan jumlah pelanggaran keimigrasian. Artinya, apabila
permasalahan tersebut tidak segera dibahas dapat mengakibatkan dampak serius yang akan
muncul.
Kriteria terakhir dalam USG adalah Growth. Dalam hal ini akan muncul
kemungkinan terburuk jika isu tersebut tidak segera diselesaikan. Kemungkinan isu
tersebut semakin memburuk adalah akan muncul rasa tidak puas dari masyarakat kepada
instansi Imigrasi. Selain itu, akan muncul banyak pengaduan dari masyarakat yang
memberikan penilaian buruk terhadap kinerja Imigrasi dalam melakukan pengawasan
keimigrasian di wilayah kerja Kantor Imigrasi Kelas I TPI Surakarta karena maraknya
pelanggaran maupun tindak pidana yang dilakukan oleh orang asing. Apabila isu tersebut
terus berlanjut maka masyarakat akan kehilangan kepercayaan kepada instansi
keimigrasian yang akan membentuk citra negatif terhadap Imigrasi. Jadi, Apabila masalah
tersebut tidak segera ditangani maka akan terjadi kemungkinan terburuk adalah hal-hal
tersebut.
Melalui tinjauan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa permasalahan mengenai
belum adanya sistem pengawasan keimigrasian secara administratif terhadap orang asing
di wilayah kerja Kantor Imigrasi Kelas I TPI Surakarta sudah dapat dikategorikan sebagai
isu yang dapat diaktualisasikan. Permasalahan tersebut menjadi isu yang dapat
diaktualisasikan karena telah memenuhi 4 kriteria tapisan isu dan juga memenuhi kriteria
USG. Oleh sebab itu, permasalahan itu harus segera di analisis dan ditemukan solusi serta
penyelesaiannya.

C. Rumusan Isu
Berdasarkan analisis isu yang telah dilakukan dengan teknik USG dan Tapisan Isu,
maka dalam penulisan ini dapat ditetapkan bahwa yang menjadi isu utama adalah sebagai
berikut :
“Sumber daya manusia yang terbatas dan luasnya wilayah kerja Kantor
Imigrasi Kelas I TPI Surakarta”

8
D. Identifikasi Sumber Isu
Teknik yang akan digunakan untuk melakukan identifikasi isu dalam penulisan ini
adalah teknik Analisis SWOT. Dengan menggunakan teknik Analisis SWOT maka dapat
dicarikan penyelesaian dari permaslahan tersebut. Teknik analis SWOT menggunakan 4
aspek yang menjadi dasar untuk memahami suatu permasalahan. Empat aspek tersebut
meliputi strength atau kekuatan, weakness atau kelemahan, opportunities atau kesempatan
dan threat atau ancaman.
Tabel 3 Tabel analisis SWOT

Strengths Weaknesses Opportunities Threats


(kekuatan) (kelemahan) (peluang) (ancaman)
Tidak ada petugas imigrasi Semakin Saat adanya
penambahan beban yang terkesan pasif berkembangnya cara pelanggaran
kerja dari petugas dalam melakukan petugas Imigrasi keimigrasian
Imigrasi. pengawasan dalam berinovasi petugas baru dapat
keimigrasian di khususnya dalam memonitor orang
wilayah kerja pengawasan asing tersebut
Kantor Imigrasi keimigrasian
Kelas I TPI terhadap orang
Surakarta asing
Semangat untuk Data-data mengenai Menemukan metode Masyarakat yang
berinovasi bagi orang asing yang terbaik serta dituntut terkena dampak
pegawai tidak dapat dipantau untuk menemukan negatif dari orang
secara berkala inovasi terbaru asing tersebut
mengakibatkan seperti adanya tentunya berkurang
petugas tidak sistem baru dari rasa kepercayaannya
memiliki pegangan Kantor Imigrasi kepada imigrasi
yang jelas sebagai untuk melakukan terutama dalam
dasar dalam pengawasan melaksanakan
pengawasan keimigrasian secara fungsi pengamanan
keimigrasian administratif negara dan
penegakan hukum

9
Analisis isu kontemporer di atas dapat dijadikan dasar untuk melakukan strategi
pemecahan masalah melalui metode matrik SWOT. Terdapat 4 klasifikasi strategi yang
dapat digunakan untuk menemukan solusi. Strategi pertama yaitu dengan cara
memanfaatkan kekuatan untuk mengurangi ancaman. Cara tersebut berarti saat belum
adanya sistem untuk pengawasan keimigrasian secara administratif terhadap orang asing
maka petugas Imigrasi harus memberikan rasa aman kepada masyarakat dengan
melakukan inovasi dan upaya pencegahan sebelum hal-hal buruk yang disebabkan orang
asing terjadi. Beban kerja yang tidak bertambah harus mampu dimanfaatkan dengan
memaksimalkan pengawasan keimigrasian terhadap orang asing. Hal tersebut harus
dilakukan agar kepercayaan terhadap pelayanan publik yang diberikan oleh Imigrasi tetap
terjaga.
Strategi kedua yang dapat dilakukan yaitu dengan memanfaatkan kekuatan guna
meraih kesempatan yang ada. Beban kerja yang tidak bertambah harus dimanfaatkan oleh
petugas Imigrasi untuk mencurahkan waktu dan pikirannya guna mengembangkan metode
pengawasan keimigrasian yang lebih baik. Beban kerja yang tetap harus mampu diisi
dengan kreativitas dari petugas agar mampu memberikan rasa aman dengan melaksanakan
pengawasan keimigrasian yang lebih maksimal dikemudian hari.
Strategi ketiga untuk mengatasi isu tersebut adalah segera mengatasi kelemahan
yang ada agar ancaman di masa depan tidak terjadi. Belum adanya sistem untuk melakukan
pengawasan keimigrasian secara administratif terhadap orang asing harus segera diatasi
dan dicarikan solusinya. Hal tersebut dilakukan agar permasalahan tidak berlanjut sehingga
mencegah munculnya pengaduan negatif dari masyarakat. Selain itu, dengan segera
mengatasi permasalahannya maka tidak akan terjadi krisis kepercayaan terhadap instansi
Imigrasi.
Strategi terakhir yang dapat dilakukan yaitu memanfaatkan peluang yang dapat
diraih untuk mengatasi kelemahan yang ada. Imigrasi harus mampu mengeluarkan inovasi
atau metode baru yang dapat mengakomodasi sistem teknologi dalam layanan pengawasan
keimigrasian secara administratif terhadap orang asing. Kantor imigrasi harus mampu
memanfaatkan teknologi yang ada untuk menciptakan inovasi baru guna mengatasi
kelemahan tersebut.
Strategi untuk menghadapi isu tersebut akhirnya dapat melahirkan suatu
kesimpulan. Melalui analisis dan strategi penanganan isu tersebut maka dapat ditemukan
suatu solusi. Solusi terbaik yang dapat dilakukan adalah pihak Imigrasi harus mampu
meluangkan waktu dan pikirannya untuk mengeluarkan inovasi terbaru. Inovasi tersebut
seperti sistem teknologi yang dapat digunakan oleh petugas imigrasi dalam rangka
melakukan pengawasan keimigrasian secara berkala terkait data-data orang asing di
wilayah kerja Kantor Imigrasi Kelas I TPI Surakarta. Dengan demikian, belum tersedianya
sistem untuk pengawasan keimigrasian secara administratif terhadap orang asing dapat
segera terealisasikan dan rasa aman yang diberikan kepada masyarakat akan menuju ke
arah yang lebih baik dengan memanfaatkan teknologi.

10
E. Analisis Dampak
Dampak yang akan muncul apabila permaslahan ini tidak diatasi adalah
terhambatnya petugas inteldakim dalam menentukan target yang berdampak pada
pengawasan keimigrasian saat di lapangan. Kemungkinan buruk yang muncul adalah
adanya pengaduan dari masyarakat terkait pelanggaran keimigrasian maupun tindak pidana
yang dilakukan orang asing yang berdampak langsung kepada masyarakat. Dampak lebih
buruknya lagi masyarakat akan kehilangan kepercayaan kepada instansi keimigrasian yang
akan membentuk citra negatif terhadap Imigrasi.

F. Ruang Lingkup
Ruang lingkup rancangan kegiatan aktualisasi dan habituasi dilaksanakan di Kantor
Imigrasi kelas I TPI Surakarta. Dalam rangka terlaksananya Nilai-Nilai Dasar Profesi ASN
dan memaksimalkan fungsi pengawasan keimigrasian bagi orang asing di wilayah kerja
Kantor Imigrasi Kelas I TPI Surakarta. Kegiatan aktualisasi ini akan dilaksanakan pada
tanggal 11 Juli hingga 21 Agustus 2022.

G. Lembar Konfirmasi Isu


Tabel 4 Persetujuan Coach dan Mentor

PERSETUJUAN COACH DAN MENTOR


06 Juli 2022
COACH MENTOR

Markus Marselinus Soge, S.H., M.H. Agung Ismardianto, S.H., M.Si


NIP. 197911102003121009 NIP. 198203252002121002
Kepala Subseksi
Dosen Politeknik Ilmu Pemasyarakatan Intelijen Keimigrasian
Kantor Imigrasi Kelas I TPI Surakarta

H. Judul Aktualisasi
Berdasarkan identifikasi dan analisis isu yang telah diuraikan diatas, maka dalam
penulisan kali ini dapat ditetapkan judul rancangan aktualisasi adalah “PENERAPAN
SISTEM PENGAWASAN KEIMIGRASIAN SECARA ADMINISTRATIF
TERHADAP ORANG ASING PADA KANTOR IMIGRASI KELAS I TPI
SURAKARTA”

11
BAB II

PELAKSANAAN AKTUALISASI

A. Rancangan Aktualisasi

Unit Kerja : Pengelola Data Keimigrasian, Seksi Intelijen dan


Penindakan Keimigrasian Kantor Imigrasi Kelas I TPI
Surakarta
Identifikasi Isu : 1) Sumber daya manusia yang terbatas serta luasnya
wilayah kerja
2) Kurang maksimalnya peran Timpora di wilayah kerja
Kantor Imigrasi Kelas I TPI Surakarta
3) Kurangnya kesadaran masyarakat akan perannya dalam
pengawasan orang asing yang tercermin dalam kurang
maksimalnya APOA
Isu yang Diangkat : Sumber daya manusia yang terbatas serta luasnya wilayah
kerja
Gagasan Pemecahan Isu : Penggunaan sistem baru untuk melakukan pengawasan
keimigrasian secara administratif terhadap orang asing
melalui aplikasi di Kantor Imigrasi Kelas I TPI Surakarta

12
Rancangan Tahapan Kegiatan Aktualisasi
Tabel 5 Rancangan Tahapan Kegiatan Aktualisasi

Kontribusi Pencapaian
Penguatan Nilai-
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan Visi dan Misi
Nilai Organisasi
Organisasi

1 2 3 4 5 6 7

1 Berkoordinasi dan 1) Mempersiapkan materi dan -Persetujuan serta -pertanggungjawaban terhadap kegiatan Dengan adanya -Profesional
berkonsultasi kepada Memohon izin untuk arahan mentor/atasan yang akan dilakukan sebagai wujud koordinasi dan (Bekerja sesuai
atasan/mentor mendapat persetujuan terhadap rancangan aktualisasi dari nilai Akuntabel. pertanggungjawaban dengan tugas dan
mengenai pelaksanaan kegiatan. kegiatan. yang baik akan fungsi yang telah
-melakukan konsultasi dengan atasan
rencana/rancangan 2) Memohon bimbingan dan mendukung visi dan diberikan oleh
-Dokumentasi untuk mendapat arahan dan
kegiatan yang arahan selama pelaksanaan misi Direktorat Jenderal atasan)
kegiatan. menjalankannya sebagai wujud Loyal
dilaksanakan. kegiatan. Imigrasi yaitu
dan Harmonis serta Kolaboratif. -Akuntabel
masyarakat mendapat
kepastian hukum dan (Pertanggungjawa
melindungi hak asasi ban kegiatan
manusia. yang akan
dilaksanakan)

13
-Sinergi

(Selalu
berkomunikasi
dengan atasan
langsung)

-Transparan

(Atasan
mengetahui
kegiatan yang
akan dilaksanakan
secara terbuka)

2 Berkoordinasi dan 1) Menyusun mekanisme -Standar Pelaksanaan, -Menyampaikan hasil penyusunan Dengan adanya -Profesional
berkonsultasi kepada penerapan aplikasi Data operator Aplikasi mekanisme pengawasan keimigrasian mekanisme yang jelas (Menyusun
atasan/mentor pengawasan administratif pengawasan secara administratif kepada atasan dan petugas yang mekanisme
mengenai mekanisme terhadap orang asing di keimigrasian, sebagai wujud Loyal dan Harmonis. berkompeten akan penerapan agar
yang tepat untuk wilayah kerja Kantor Dokumentasi kegiatan. mendukung visi dan berjalan sesuai
-Menentukan petugas yang menjadi
pelaksanaan Imigrasi Kelas I TPI misi Direktorat Jenderal aturan dan
operator layanan sesuai dengan
Pengawasan Surakarta Imigrasi yaitu pemilihan petugas
kemampuan yang dimiliki sebagai
Keimigrasian secara masyarakat mendapat sesuai dengan
wujud Kompeten dan Akuntabel.
administratif terhadap kepastian hukum dan

14
orang asing melindungi hak asasi bidangnya)
manusia.
-Akuntabel

(Pelaksanaan
memiliki alur
yang dapat
dipertanggungjaw
abkan)

-Sinergi

(Selalu
berkomunikasi
dengan atasan
langsung)

-Transparan

(Atasan
mengetahui
secara terbuka
mekanisme
layanan baru)

-Inovatif

14
(Adanya
mekanisme baru
untuk
melaksanakan
pengawasan
keimigrasian
secara
administratif)

14
3 Berkoordinasi dan 1) Berkoordinasi dengan -Persetujuan dari -Melakukan koordinasi dengan Dengan adanya Profesional
berkonsultasi kepada rekan/senior kerja pada bagian IT untuk rekan/senior kerja sebagai wujud Kerjasama dari bidang (Meminta
bagian IT guna bagian IT. memfasilitasi sistem Kolaboratif dan Harmonis. terkait dan tersedianya persetujuan
memfasilitasi sistem 2) Mempelajari sistem layanan layanan dan Daftar perangkat yang kepada bidang
-Memeriksa perangkat yang dibutuhkan
pengawasan yang akan digunakan. perangkat yang memadai untuk yang menjadi ahli
telah tersedia sebagai wujud
keimigrasian secara dibutuhkan. memaksimalkan dalam tugas dan
Berorientasi Pelayanan.
administratif terhadap pengawasan fungsi tertentu)
-Dokumentasi
orang asing di wilayah keimigrasian maka akan
kegiatan. -Sinergi
kerja Kantor Imigrasi mendukung visi dan
Kelas I TPI Surakarta misi Direktorat Jenderal (Kerjasama,
Imigrasi yaitu komunikasi dan
masyarakat mendapat koordinasi dengan
kepastian hukum dan bidang lain yang
melindungi hak asasi terlibat)
manusia.

4 Melaksanakan 1) Mengoperasikan Sistem -Informasi terkait data -Memberikan informasi terkait data Dengan adanya -Profesional
pengawasan pengawasan keimigrasian orang asing di wilayah keimigrasian orang asing sebagai wujud pengawasan (Menjalankan
keimigrasian secara secara administratif sesuai kerja Kantor Imigrasi Akuntabel. keimigrasian secara sistem
administratif terhadap dengan Standar yang telah Kelas I TPI Surakarta administratif yang pengawasan
-Mampu menggunakan dan menguasai
orang asing di wilayah ditentukan. maksimal serta petugas keimigrasian baru
-Tangkapan layar sistem teknologi dalam pelayanan
kerja Kantor Imigrasi 2) Memberikan kesempatan yang berkompeten maka sesuai dengan
penggunaan sistem sebagai wujud kompeten.
Kelas I TPI Surakarta kepada rekan kerja/senior akan mendukung visi tugas dan fungsi
serta Dokumentasi
untuk mengoperasikan dan misi Direktorat

14
sistem/aplikasi yang telah kegiatan Jenderal Imigrasi yaitu yang dimiliki)
dibuat. masyarakat mendapat
-Akuntabel
kepastian hukum dan
(Pertanggungjawa
melindungi hak asasi
ban terhadap data
manusia.
orang asing)

-Sinergi

(Koordinasi
dengan
rekan/senior kerja
terkait
pengawasan
keimigrasian
secara
administrative)

-Transparansi
(adanya
keterbukaan
informasi yang
jelas terkait data-
data orang asing
khususnya dalam

14
bidang
keimigrasian)

-Inovatif
(Adanya sistem
baru untuk
memudahkan
pengawasan
keimigrasian)

5 Melaksanakan 1) Membuat survei terhadap -Hasil survei -Mengetahui hasil survei akan Dengan adanya -Profesional
monitoring dan kemudahan pengawasan memberikan masukan untuk perbaikan pelaporan yang terbuka (Adanya laporan
-Laporan pelaksanaan
evaluasi kegiatan. keimigrasian secara sistem sebagai wujud Adaptif. dan adanya penerimaan yang jelas
Kegiatan serta
administratif kepada masukan dari petugas mengenai
Dokumentasi kegiatan -Saat melaporkan hasil kegiatan kepada
pegawai. inteldakim maka akan kesesuaian
atasan sebagi wujud Akuntabel dan
2) Membuat laporan mendukung visi dan kegiatan yang
Loyal.
pelaksanaan kegiatan untuk misi Direktorat Jenderal telah dilaksakan)
disampaikan kepada Imigrasi yaitu
-Akuntabel
atasan/mentor. masyarakat mendapat
(Pertanggungjawa
kepastian hukum dan
ban laporan
melindungi hak asasi
penyelenggaran
manusia.
kegiatan kepada
atasan langsung)

14
-Sinergi
(Adanya
koordinasi yang
jelas dengan
atasan langsung)
-Transparansi
(Adanya survei
untuk
menunjukan hasil
kepuasan pegawai
atas terciptanya
sistem
pengawasan
keimigrasian yang
baru)

Matriks Rekapitulasi rencana Habituasi MP Agenda II


Tabel 6 Matriks Rekapitulasi Rencana Habituasi MP Agenda II

KEGIATAN JUMLAH AKTUALISASI


NO NAMA PELATIHAN
KE-1 KE-2 KE-3 KE-4 KE-5 PER MP

1. Berorientasi Pelayanan 1 1

2. Akuntabel 2 1 2 2 7

14
3. Kompeten 1 1 1 3

4. Harmonis 1 1 1 3

5. Loyal 1 1 1 3

6. Adaptif 1 1

7. Kolaboratif 1 1 2

Jumlah MP yang Diaktualisasikan per


5 4 4 3 4 20
Kegiatan

14
B. Jadwal Kegiatan
Berikut rencana jadwal pelaksanaaan kegiatan aktualisasi yang alan dimulai pada tanggal 11 Juli 2021 hingga 21 Agustus 2022 :
Tabel 7 Jadwal Kegiatan Aktualisasi

KEGIATAN 11 Juli – 21 Agustus 2022


No. Kegiatan
OUTPUT I II III IV V VI
Persetujuan serta arahan mentor/atasan
Berkoordinasi dan berkonsultasi kepada atasan/mentor mengenai rencana/rancangan kegiatan
1. terhadap rancangan kegiatan.
yang dilaksanakan.

Berkoordinasi dan berkonsultasi kepada atasan/mentor mengenai mekanisme yang tepat Standar Pelaksanaan, Data operator
2. Aplikasi pengawasan keimigrasian,
untuk pelaksanaan Pengawasan Keimigrasian secara administratif terhadap orang asing
Dokumentasi kegiatan
Berkoordinasi dan berkonsultasi kepada bagian IT guna memfasilitasi sistem pengawasan Persetujuan dari bagian IT untuk
3. keimigrasian secara administratif terhadap orang asing di wilayah kerja Kantor Imigrasi memfasilitasi sistem layanan dan Daftar
Kelas I TPI Surakarta perangkat yang dibutuhkan.
Melaksanakan pengawasan keimigrasian secara administratif terhadap orang asing di wilayah
Tangkapan layar penggunaan sistem serta
4. kerja Kantor Imigrasi Kelas I TPI Surakarta Dokumentasi kegiatan

Laporan pelaksanaan Kegiatan serta


5. Melaksanakan monitoring dan evaluasi kegiatan secara berkala.
Dokumentasi kegiatan

Keterangan :
Minggu I Minggu II Minggu III Minggu IV Minggu V MInggu VI
11 Juli-17 Juli 18 Juli-24 Juli 25 Juli-31 Juli 1 Agustus-7 Agustus 8 Agustus-14 Agustus 15 Agustus-21 Agustus

23
14

Anda mungkin juga menyukai