Disusun Oleh:
NAMA : BUDI SAGARA
NIM : 045066751
ANGKATAN : XV (Lima Belas)
Penulis mengucapkan terima kasih kedapa Bapak Septria Minda Eka Putra, S.H.,
M.H. selaku Tutor pada Mata Kuliah Intern/Mulok Kebijakan Dalam Pengelolaan SDM
Aparatur. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh sebab itu penulis
mengharapkan kritik, saran serta masukan yang membangun kesempurnaan penulisan
makalah ini. Harapan kedepannya dari penulis, makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis
sendiri dan juga bagi pembaca, baik secara personal maupun organisasi. Terima Kasih.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Budi Sagara
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR TABEL
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sebagai negara hukum, Indonesia dalam melaksanakan dan menyelenggarakan
sistem pemerintahan harus dilaksanakan berdasarkan undang-undang atau peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Hampir seluruh aspek dalam pemerintahan diatur
dengan aturan yang tertulis maupun tidak tertulis. Seorang Aparatur Sipil Negara (ASN)
dituntut untuk melaksanakan hak dan kewajiban sesuai tanggung jawab dan peran masing-
masing dalam suatu organisasi. ASN sebagai salah satu unsur aparatur negara sekaligus
sebagai pelayan masyarakat, yang memiliki kewajiban menyelenggarakan tugas
pemerintahan dan melaksanakan kebijakan pemerintah yang dengan penuh kesetian yang
bersumber dari Undang-Undang Dasar 1945 dan Pancasila.
Untuk itu diperlukan adanya regulasi dalam mengelola segala urusan kepegawaian
pada suatu organisasi. Dengan adanya regulasi, keseimbangan hak dan kewajiban setiap
pegawai dapat tercapai. Regulasi dapat diartikan sebagai segala peraturan yang sifatnya
mengatur berbagai pihak yang terlibat. Akan tetapi, regulasi tidak melulu tentang hak dan
kewajiban, bisa juga berupa pekerjaan yang harus dilakukan pegawai dan yang tidak boleh
dilakukan pegawai.
Di samping itu, perangkat regulasi juga merupakan wujud dari kebijakan negara
atau kebijakan pemerintah yang dituangkan secara tertulis. Kebijakan pemerintah
mencakup seluruh urusan dan tugas-tugas pemerintahan, termasuk urusan pemerintahan
di bidang manajemen sumber daya aparatur atau yang juga lazim disebut manajemen
kepegawaian. Dalam pengelolaan kepegawaian, berbagai macam regulasi diterbitkan
sebagai perangkat pelaksanaan kebijakan di bidang kepegawaian. Selain itu pemerintah
pun perlu memastikan bahwa regulasi kepegawaian berjalan secara optimal.
Regulasi kepegawaian di Indonesia mengalami banyak perkembangan dari masa ke
masa sejak awal dibentuknya lembaga pemerintahan yang mengatur tentang
kepegawaian, dalam hal ini Badan Kepegawaian Negara (BKN) yang pada awal mula
pembentukannya dikenal dengan Kantor Pegawai Tinggi Untuk Urusan Pegawai Umum
atau dalam bahasa Belanda Kantoor van Hoofdambtenaar voor Algemene
Ambtenaarzaken berkedudukan di bawah Department van Financien (Departemen
Keuangan) pada tahun 1938. BKN dibentuk untuk menjamin kelancaran penyelenggaraan
kebijakan pemerintah beserta penerapan regulasi dalam manajemen kepegawaian di
Indonesia.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Hal apa yang mendasari akan pentingnya regulasi kepegawaian?
2. Bagaiaman peranan lembaga pemerintahan yang mengatur tentang kepegawaian?
3. Manfaat yang didapat dari penerapan regulasi kepegawain bagi pemerintahan?
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN REGULASI
1. Regulasi
Dalam kehidupan bermasyarakat, manusia membutuhkan suatu
keteraturan yang dapat menjamin kenyamanan dan keamanan individual maupun
kolektif. Oleh karena itu, berbagai regulasi diciptakan dengan mengedepankan
kepentingan umum. Sederhananya, regulasi adalah sekumpulan instrumen abstrak
yang disusun dalam sebuah kesatuan untuk mengontrol tindakan atau perilaku
orang atas suatu hal.
Regulasi dibentuk melalui serangkaian proses yang panjang, proses itu
adalah perumusan masalah, analisis, dan pencarian solusi. Tahap awal yang harus
dilakukan adalah mendata permasalahan yang menjadi kendala. Selanjutnya,
permasalahan yang sudah dipetakan akan dianalisis melalui kajian ilmiah dan
akademis. Proses analisis ini juga seringkali melibatkan para ahli di bidangnya.
Setelah itu, perumusan solusi yang didasari pembahasan masalah dan analisis
sebelumnya akan disusun menjadi sebuah regulasi
Regulasi adalah kata serapan dari bahasa Inggris “Regulation” yang artinya
aturan. Menurut (Collins Dictionary, n.d.) regulasi adalah aturan yang dibuat oleh
pemerintah atau otoritas lain untuk mengontrol cara sesuatu yang dilakukan atau
cara orang berperilaku. Sedangkan Menurut (STEWART & WALSH, 1992) regulasi
adalah suatu proses untuk memastikan adanya standar sebagai suatu persyaratan
hukum yang dipenuhi untuk layanan tertentu atau kegiatan publik sehingga
kebijakan dipenuhi.
2. Regulasi Kepegawaian
Regulasi kepegawaian (regulasi-kepegawaian, n.d.) merupakan peraturan
tertulis yang memuat aturan-aturan yang mengikat secara umum baik karyawan
maupun pengusaha. Regulasi ini dibentuk sesuai prosedur yang ditetapkan dalam
Peraturan Perundang-Undangan.
Dengan adanya regulasi, para pegawai diharapkan dapat lebih mengetahui
secara rinci mengenai apa pekerjaan yang harus dilakukan. Regulasi kepegawaian
juga dibuat dengan tujuan agar pegawai melakukan pekerjaannya dengan baik,
terutama setelah mengetahui bahwa haknya akan dipenuhi.
2
3
Walaupun sudah ada KUP, namun tata usaha kepegawaian pada saat itu
masih belum teratur, sehingga pembinaan tata usaha kepegawaian belum
dapat dilakukan dengan baik. Hal ini antara lain disebabkan oleh beberapa
faktor antara lain, komunikasi yang sulit, kurangnya tenaga ahli, dan sulitnya
menyimpan arsip karena seringnya kantor berpindah-pindah tempat. Demikian
pula banyak peraturan kepegawaian dari Pusat yang tidak sampai di daerah.
Selain itu, seringnya terjadi pergantian kabinet sehingga mempersulit
program pembinaan pegawai negeri yang sehat, serta fasilitas kerja yang tidak
memadai, yang mengakibatkan penyusunan dan pemeliharaan tata usaha
kepegawaian menjadi tidak tertib dan tidak teratur. Keadaan ini berlangsung
sampai dengan berakhirnya masa pemerintahan Republik Indonesia Serikat.
Gambar 2. Gedung KUP di Jl. Kramat Raya 132, Jakpus Tahun 1950
akibat dari penghapusan Kantor dan Jawatan dimaksud, semua pegawai dan
peralatannya dimasukkan dalam KUP Jakarta.
Adapun yang menjadi tugas dari KUP Jakarta adalah:
1) Merencanakan peraturan-peraturan mengenai kepegawaian pada
umumnya;
2) Mengamat-amati agar supaya peraturan-peraturan mengenai soal
kepegawaian oleh instansi-instansi yang bersangkutan dijalankan dengan
setepat-tepatnya;
3) Menyelenggarakan koordinasi dari hal kedudukan dan gaji Pegawai Negeri
yang penyelesaiannya termasuk ke dalam lingkungan kekuasaan
Kementerian dan Badan Pemerintahan lain;
4) Menyelenggarakan pemberian pensiun;
5) Mengadakan hubungan dengan serikat-serikat Pekerja Pegawai Negeri;
dan
6) Pengawasan atas pengangkatan tenaga-tenaga yang didatangkan dari luar
Indonesia untuk jabatan-jabatan Pemerintah dan Penyelenggaranya.
Gambar 3. Gedung BAKN (sekarang BKN) Jl. Mayjen Sutoyo No. 12, Jaktim
2) BKN bertugas:
a) Mengendalikan seleksi calon Pegawai ASN;
b) membina dan menyelenggarakan penilaian kompetensi serta
mengevaluasi pelaksanaan penilaian kinerja Pegawai ASN oleh Instansi
Pemerintah;
c) Membina Jabatan Fungsional di bidang kepegawaian;
d) Mengelola dan mengembangkan sistem informasi kepegawaian ASN
berbasis kompetensi didukung oleh sistem informasi kearsipan yang
komprehensif;
e) Menyusun norma, standar, dan prosedur teknis pelaksanaan kebijakan
Manajemen ASN; dan
f) Menyelenggarakan administrasi kepegawaian ASN;
3) Kewenangan BKN:
Sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 berwenang mengawasi dan
mengendalikan pelaksanaan norma, standar, prosedur, dan kriteria
Manajemen ASN.
Di era UU ASN, BKN memiliki peran yang cukup strategis sebagai instansi
pemerintah yang melakukan pembinaan dan penyelenggaraan manajemen
ASN secara nasional, terutama dalam pembinaan kinerja,
pengadaan/rekrutmen, pengembangan dan pengelolaan sistem informasi ASN,
serta dalam pengawasan dan pengendalian pelaksanaan norma, standar, dan
prosedur manajemen ASN. BKN telah memulainya dengan menjadi pengendali
rekrutmen CPNS selama beberapa tahun terakhir dengan menggunakan
Computer Assisted Test (CAT) dan melaksanakan penilaian kompetensi PNS
dengan Assessment Center.
14
Berikut adalah daftar regulasi yang merupakan dasar dari manajemen ASN
yang masih dijadikan pedoman dalam pengelolaan keegawaian saat ini:
A. SIMPULAN
Regulasi merupakan komponen utama dalam menjalankan roda pemerintahan
pada suatu negara. Dalam urusan pengelolaan pegawai, regulasi terkait kepegawaian
dijadikan sebagai pedoman bagi pegawai dalam menjalankan tugas dan fungsinya, agar
pegawai dapat bekerja dan bertindak sesuai dengan norma dan aturan yang berlaku.
Dengan adanya regulasi kepegawaian, keseimbangan hak dan kewajiban setiap
pegawai dapat tercapai. Regulasi dapat diartikan sebagai segala peraturan yang
sifatnya mengatur berbagai pihak yang terlibat. Akan tetapi, regulasi tidak melulu
tentang hak dan kewajiban, bisa juga berupa pekerjaan yang harus dilakukan pegawai
dan yang tidak boleh dilakukan pegawai.
Di samping itu, perangkat regulasi juga merupakan wujud dari kebijakan negara
atau kebijakan pemerintah yang dituangkan secara tertulis. Kebijakan pemerintah
mencakup seluruh urusan dan tugas-tugas pemerintahan, termasuk urusan
pemerintahan di bidang manajemen sumber daya aparatur atau yang juga lazim
disebut manajemen kepegawaian. Dalam perkebangannya, berbagai macam regulasi
diterbitkan sebagai perangkat pelaksanaan kebijakan pemerintah khususnya di bidang
kepegawaian, agar tetap relevan seiring dengan perkembangan dalam segala aspek
kehidupan yang kian pesat dari masa ke masa.
B. SARAN
Berdasarkan dari kesimpulan yang diperoleh pada tulisan di atas, terdapat
beberapa saran dari penulis terkait perkembangan regulasi kepegawaian, diantaranya:
1. Setiap pegawai pemerintahan diharapakan senantiasa mematuhi seluruh regulasi
yang berlaku, karena sejatinya seluruh aturan dan regulasi yang terus mengalami
perubahan dan diterapkan hingga saat ini, sejatinya dengan berlandasakan kepada
Undang-Undang Dasar 1945 dan Pancasila sebagai Dasar Negara.
2. Setiap regulasi yang disusun diharapkan senantiasa memperhatikan
perkembangan zaman, sehingga dalam penerapannya mendapatkan hasil yang
optimal.
3. Regulasi kepegawaian yang dibuat diharapkan senantiasa memperhatikan
lingkungan dan juga pekerja itu sendiri, sehingga tidak ada pihak-pihak yang
merasa dirugikan atau diberatkan atas regulasi tersebut.
25
26
DAFTAR PUSTAKA