“Asas Pemerintahan”
Dosen pengampu: Dr. Kiljamilawati, S.H., M.H.
Disusun oleh:
Kelompok VI
Israh Ramdana Tegar
Azhar Raihan Kahf
Michra Ananda Mujahidin
Rezky Aurelia
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya
tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi
Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa‟atnya di akhirat nanti.
Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk
menyelesaikan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Hukum Administrasi Negara “Asas
Pemerintahan”.
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat
menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan
pada makalah ini kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat. Terima kasih.
Kelompok VI
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................
A. Kesimpulan ...............................................................................................................
A. Latar Belakang
Indonesia sebagai negara hukum berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945
memerlukan berbagai Undang-Undang untuk melaksanakan tugas pemerintahannya sehari-
hari. Tugas-tugas pemerintahan tersebut di dalam prakteknya dilaksanakan oleh kekuasaan
eksekutif dalam hal ini, Pemerintah dibawah pimpinan Presiden bersama para Administrator
Negara yang ada dan bekerja di seluruh wilayah kedaulatan negara Indonesia. Salah satu dari
berbagai Undang-Undang yang dibutuhkan tersebut adalah Undang- Undang tentang
Administrasi Negara atau sekarang dikenal dengan istilah Undang-Undang Nomor 30 Tahun
2014 Tentang Administrasi Pemerintahan.
Undang-Undang tersebut dibutuhkan untuk memberikan dasar hukum terhadap segala
tindakan, perilaku, kewenangan, hak dan kewajiban dari setiap administrator negara dalam
menjalankan tugasnya sehari-hari melayani masyarakat. Karena selama ini hal-hal tersebut
belum diatur secara lengkap dalam suatu Undang-Undang yang khusus diadakan untuk itu.
Sedangkan Undang-Undang No. 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara
sebagaimana diubah dengan Undang-Undang No. 9 Tahun 2004 hanya mengatur hukum
acara (hukum formil) apabila terjadi sengketa antara orang atau badan hukum perdata dengan
pejabat administrasi negara. Dalam praktiknya di Peradilan Tata Usaha Negara seringkali
ditemui hakim mengalami kesulitan apabila berhadapan dengan perkara yang hukum
materiilnya tidak diatur dalam Undang-undang PTUN, sehingga jalan keluar yang kerap
diambil adalah hakim mendasarkan pada pendapat para ahli (doktrin) atau yurisprudensi2 .
Undang Undang Nomor 30 tahun 2014 Tentang Administrasi Pemerintahan
merupakan sumber hukum materil atas penyelenggaraan pemerintahan. Tanggung jawab
negara dan pemerintah untuk menjamin penyediaan Administrasi Pemerintahan yang cepat,
nyaman dan murah. Jaminan kepastian penyediaan Administrasi Pemerintahan harus diatur
di dalam produk hukum Undang-Undang. Hal ini dapat terdiri dari satu Undang-Undang
pokok yang mengatur ketentuan umum tentang Administrasi Pemerintahan dan undang-
undang lain yang mengatur secara detail hal-hal yang tidak diatur dalam undang-undang
tersebut. Undang-undang ini tidak mengatur hal-hal teknis manajerial dalam penyediaan
Administrasi Pemerintahan, tetapi hanya memuat aturan-aturan umum antara lain berkenaan
dengan prosedur, bantuan hukum, batas waktu, akte administrasi dan kontrak administrasi
dalam Administrasi Pemerintahan.
Undang- Undang Administrasi Pemerintahan dengan demikian berisi kaidah-kaidah
hubungan antara instansi pemerintah sebagai penyelenggara adrninistrasi publik dan individu
atau masyarakat penerima layanan publik.
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 Tentang Adminitrasi Pemerintahan sangat
dibutuhkan oleh Indonesia pada saat ini atas dasar beberapa alasan dibawah ini. Pertama,
tugastugas pemerintahan dewasa ini menjadi semakin kompleks, baik mengenai sifat
pekerjaannya, jenis tugasnya maupun mengenai orang-orang yang melaksanakannya. Kedua,
selama ini para penyelenggara administrasi negara menjalankan tugas dan kewenangannya
dengan standar yang belum sama sehingga seringkali terjadi perselisihan dan tumparig tindih
kewenangan di antara mereka. Ketiga, hubungan hukum antara penyelenggara administrasi
negara dan
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud asas pemerintah?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi asas pemerintah
BAB II
PEMBAHASAN
A. Asas Pemerintah
1. Sejarah Perkembangan AUPB Di Indonesia
1. Asas kepastian hukum menurut UU PTUN 2004 mengacu kepada penjelasan asas
kepastian hukum menurut UU Anti KKN 1999.
2. Asas kepastian hukum menurut UU Anti KKN 1999 adalah “asas dalam negara
hukum yang mengutamakan landasan peraturan perundang– undangan, kepatutan, dan
keadilan dalam setiap kebijakan Penyelenggara Negara”.
3. Asas kepastian hukum menurut UU AP 2014 adalah “asas dalam negara hukum
yang mengutamakan landasan ketentuan peraturan perundang– undangan, kepatutan,
keajegan, dan keadilan dalam setiap kebijakan penyelenggaraan pemerintahan”. Pengertian
ini hampir sama dengan yang ada dalam UU Anti KKN 1999, hanya saja ditambahkan kata
“keajegan”.
4. Asas kepastian hukum menurut UU Pemda 2014 adalah “asas dalam negara hukum
yang mengutamakan landasan ketentuan peraturan perundang– undangan dan keadilan dalam
setiap kebijakan penyelenggara negara”. Pengertian ini sama persis dengan yang terdapat
dalam UU Anti KKN 1999
3. Asas kepentingan umum menurut UU Pemda 2014 adalah asas yang mendahulukan
kesejahteraan umum dengan cara yang aspiratif, akomodatif, dan selektif.
4. Asas kepentingan umum menurut UU PB 2009 adalah pemberian pelayanan tidak
boleh mengutamakan kepentingan pribadi dan/atau golongan. Berdasarkan penjelasan
tersebut, unsur-unsur pokok yang membentuk asas kepentingan umum menurut UU Anti
KKN 1999 adalah:
1. Mendahulukan kesejahteraan umum;
2. Dengan cara yang aspiratif, akomodatif, dan selektif. Sedangkan unsur-unsur yang
termuat di dalam asas kepentingan umum menurut UU PB 2009 adalah:
1. Pemberian pelayanan;
4. Perlindungan atas hak asasi pribadi, golongan, dan rahasia negara. Sedangkan
unsur-unsur dalam asas keterbukaan menurut UU PB 2009 adalah:
1. Setiap penerima pelayanan;
4. Tidak diskriminatif.
3. Bagi setiap warga negara. Sedangkan unsur-unsur asas keadilan menurut UU ASN
2014 adalah:
1. Penyelenggaraan ASN;
3. Untuk memperoleh kesempatan akan fungsi dan peran sebagai Pegawai ASN. Dari
uraian tersebut, dapat dibedakan bahwa asas keadilan menurut UU Pemda 2014 memiliki
ruang lingkup dan obyek pengaturan yang berbeda dengan UU ASN 2014.
UU Pemda 2014 menekankan kepada setiap tindakan penyelenggara negara harus
mencerminkan keadilan secara proporsional bagi setiap warga negara. Sedangkan UU ASN
2014, lebih mengatur bagaimana Penyelenggaraan ASN harus mencerminkan rasa keadilan
dan kesamaan untuk memperoleh kesempatan akan fungsi dan peran sebagai Pegawai ASN.
Jadi, ruang lingkup dan obyek UU ASN adalah Pegawai ASN yang berbeda dengan obyek
UU Pemda 2014. Walaupun terdapat perbedaan, namun esensi asas keadilan yang dianut
kedua undang–undang tersebut memiliki tujuan dan semangat yang sama.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, terdapat 23 asas yang dikaji dan dirumuskan indikator-
indikatornya, yang terdiri dari 13 asas merupakan asas penting yang tersebar dalam 7 UU
sekaligus merupakan asas yang paling sering digunakan oleh Hakim dalam memutus perkara
TUN, yaitu Asas Kepastian Hukum; Asas Kepentingan Umum (asas baru); Asas
Keterbukaan (asas baru); Asas Kemanfaatan (asas baru); Asas Ketidakberpihakan/Tidak
Diskriminatif; Asas Kecermatan; Asas Tidak Menyalahgunakan Wewenang; Asas Pelayanan
yang Baik (asas baru); Asas Tertib Penyelenggaraan Negara; Asas Akuntabilitas (asas baru);
Asas Proporsionalitas; Asas Profesionalitas (asas baru); dan Asas keadilan. Ketujuh UU tadi
memberikan definisi yang hampir sama terhadap 13 asas tersebut. Walaupun terdapat sedikit
perbedaan, itu terjadi karena faktor ruang lingkup dan obyek yang berbeda dari masing-
masing undang undang terkait. Namun, pada dasarnya, tujuan dan semangat pengaturan
dalam 13 asas tersebut adalah serupa. Sedangkan 10 (sepuluh) asas lainnya adalah asas yan
tidak disebutkan ke dalam 7 UU dimaksud namun dijadikan dasar bagi Hakim TUN dalam
memutus perkara.
DAFTAR PUSTAKA.
Ali Mukti Arto, 2011. Praktek Perkara Perdata Pada Pengadilan
Agama. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
A.D Belifante, 1983. “Kort begrip van het administratief recht” dalam
Boerhanoeddin Soetan Batoeah (ed.). Pokok-Pokok Hukum Tata
Usaha Negara. Bandung: Binacipta.
Bachsan Mustafa, 1990. Pokok–Pokok Hukum Administrasi Negara.
Bandung: PT Citra Aditya Bakti.
Baharuddin Lopa dan Andi Hamzah, 1991. Mengenal Peradilan Tata
Usaha Negara. Jakarta: Penerbit Sinar Grafika Jakarta.
Bandung: PT Citra Aditya Bakti.