Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

HUKUM ADMINISTRASI NEGARA

DISUSUN OLEH :

1. AHMAD JUNAID 2110300026


2. DESWITA ISTI NASUTION 2110300003

DOSEN PEMBIMBING :

RAHMA SARI, M.H.

FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU HUKUM


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYEKH ALI HASAN AHMAD ADDARY
PADANGSIDIMPUAN
TA. 2022/2023
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ................................................................... 1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang......................................................... 2
B. Rumusan masalah.................................................... 2
C. Tujuan masalah ...................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian Asas-Asas Pemerintahan Yang Baik....... 4
2. Sejarah Asas-Asas Pemerintahan Yang Baik ........... 7
3. Macam–Macam AAUPB (Principle of Good
Public Administration/Algemene Behoorlijk
Van
Bestuur .................................................................... 8
4. Kedudukan Algemene Behoorlijk Van Bestuur
(AAUPB) dalam Hukum Formal ............................. 10
5. Arti Penting AAUPB ............................................... 10
BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan ………………………………………... 12
2. Saran ………………………………………………. 12
DAFTAR PUSTAKA ........................................................ 13
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrahmaanirrohiim,
Assalamu`alaikum Wr. Wb.Segala puji dan syukur ke hadirat Allah SWT
atas semua nikmat dan karunia-Nya yang telah memberikan kesabaran,
menyingkirkan rasa malas dan membukakan pikiran dalam menuangkan ide
ketika penulisan makalah ini, sehingga Kami dapat menyelesaikan makalah ini
yang berjudul “Hukum Administrasi Negara”
Penulisan makalah ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah .
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan kelemahan,
baik dalam isi maupun sistematikanya. Hal ini disebabkan keterbatasan
pengetahuan dan wawasan kami. Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun untuk menyempurnakan makalah ini.
Akhirnya, kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat,
khususnya bagi kami dan umumnya bagi pembaca.

Padangsidimpuan, 4 April 2023

Pemakalah

1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Asas-asas umum pemerintahan yang baik (selanjutnya disebut


AAUPB) lahir dari praktik penyelenggaraan negara dan pemerintahan
sehingga bukan produk formal suatu lembaga negara seperti undang-undang.
Asas-asas umum pemerintahan yang baik dapat dipahami sebagai asas-asas
umum yang dijadikan sebagai dasar dan tata cara dalam penyelenggaraan
pemerintahan yang layak, yang dengan cara demikian penyelenggaraan
pemerintahan itu menjadi baik, sopan, adil, dan terhormat, bebas dari
kezaliman, pelanggaran peraturan, tindakan penyalahgunaan wewenang dan
tindakan sewenang-wenang.
Sejarah perkembangan AUPB di Indonesia dapat dilihat dari
perkembangan prinsip AUPB dalam berbagai peraturan perundang-undangan,
praktik penerapan AUPB dalam putusan pengadilan atau yurisprudensi serta
doktrin. Perkembangan pengaturan prinsip AUPB menemukan
momentumnya yang semakin kuat, tatkala UU Administrasi Pemerintahan
disahkan pada tahun 2014. Sebagai akibat dari dianutnya konsepsi welfare
state maka negara memiliki kewajiban untuk memenuhi kesejahteraan
masyarakat salah satunya melalui pelayanan publik. Dengan adanya AAUPB
diharapkan pemerintah sebagai pemberi pelayanan publik dapat menerima
AAUPB sebagai norma hukum yang harus dijadikan dasar oleh
penyelenggara pelayanan publik dalam menjalankan kewenangannya,
sekaligus sarana bagi warga negara untuk menggugat penyelenggara
pelayanan publik yang menyimpang.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Asas-Asas Pemerintahan Yang Baik?
2. Bagaimana Sejarah Asas-Asas Pemerintahan Yang Baik ?
3. Apa saja Macam–Macam AAUPB (Principle of Good Public
Administration/Algemene Behoorlijk Van Bestuur)?

2
4. Bagaimana Kedudukan Algemene Behoorlijk Van Bestuur (AAUPB)
dalam Hukum Formal?
5. Bagaimana Arti Penting AAUPB?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk Mengetahui Pengertian Asas-Asas Pemerintahan Yang Baik.
2. Untuk Mengetahui Sejarah Asas-Asas Pemerintahan Yang Baik.
3. Untuk Mengetahui Macam–Macam AAUPB (Principle of Good Public
Administration/Algemene Behoorlijk Van Bestuur.?
4. Untuk Mengetahui Kedudukan Algemene Behoorlijk Van Bestuur
(AAUPB) dalam Hukum Formal.
5. Untuk Mengetahui Arti Penting AAUPB.

3
BAB II
PEMBAHASA
N
1. Pengertian Asas-Asas Pemerintahan Yang Baik
Tindakan atau campur tangan pemerintah dalam konsep negara
kesejahteraan (welfare state) sebagai pihak yang bertanggung jawab untuk
mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran warga masyarakatnya semakin
besar. Sebagai negara hukum, maka tindakan pemerintah untuk memberikan
kesejahteraan tersebut juga harus berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku atau sering bertindak berdasarkan freies ermessen, namun
tindakan tersebut sering menimbulkan penyalahgunaan wewenang yang
mengakibatkan terjadi benturan kepentingan antara warga masyarakat dengan
pemerintah.
Unsur-unsur yang membentuk pengertian tentang AAUPB secara
komprehensif, yaitu :
a. AAUPB merupakan nilai-nilai etik yang hidup dan berkembang dalam
lingkungan hukum administrasi negara
b. AAUPB berfungsi sebagai pegangan bagi Pejabat Administrasi Negara
dalam menjalankan fungsinya, merupakan alat uji bagi hakim administrasi
dalam menilai tindakan administrasi negara (yang berwujud
penetapan/beschikking), dan sebagai dasar pengajuan gugatan bagi pihak
penggugat.
c. Sebagian besar dari AAUPB masih merupakan asas-asas yang tidak
tertulis, masih abstrak, dan dapat digali dalam praktik kehidupan di
masyarakat.
d. Sebagian asas yang lain sudah menjadi kaidah hukum tertulis dan
terpencar dalam berbagai peraturan hukum positif. Sebagian asas telah
berubah menjadi kaidah hukum tertulis, namun sifatnya tetap sebagai asas
hukum.1

1
Liberthin Parlullungan, Pengantar Hukum Indonesia, (Yoyakarta : Nas Media Indonesia,
2021), h. 69.

4
Konsepsi AAUPB menurut Crince le Roy yang meliputi: asas
kepastian hukum, asas keseimbangan, asas bertindak cermat, asas motivasi
untuk setiap keputusan badan pemerintah, asas tidak boleh
mencampuradukkan kewenangan, asas kesamaan dalam pengambilan
keputusan, asas permainan yang layak, asas keadilan atau kewajaran, asas
menanggapi pengharapan yang wajar, asas meniadakan akibat-akibat suatu
keputusan yang batal, dan asas perlindungan atas pandangan hidup pribadi.
Koentjoro menambahkan dua asas lagi, yakni: asas kebijaksanaan dan asas
penyelenggaraan kepentingan umum.
Tata kelola pemerintahan yang baik selalu berkembang serta mengikuti
perkembangan global, tidak mungkin hanya bersifat nasional saja.
Penyelenggaraan pemerintahan adalah untuk memberi pelayanan publik
kepada masyarakat, yang dipengaruhi oleh dinamika politik, ekonomi,
perkembangan teknologi informasi, sosial budaya yang kesemuanya
bercampur dan memberi pengaruh penyelenggaraan pemerintahan.
Penyelenggaraan pemerintahan di negara maju tentu berbeda dengan negara
berkembang, beberapa faktor penting memberi pengaruh, yaitu cara berpikir
yang mengutamakan kualitas pelayanan, transparansi, integritas, kapasitas
pengembangan kemampuan dan didukung oleh hal lain bersifat non-teknis
tetapi sangat menunjang terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik.
Penyelenggaraan pemerintahan tidak hanya ditentukan oleh bagaimana
pemerintah bekerja tetapi juga ditentukan oleh kebijakan yang diambil untuk
kesejahteraan warga. Kebijakan yang dilaksanakan pun tetap harus
berdasarkan AUPB dan peraturan perundangan yang berlaku.
AAUPB lahir dari praktik penyelenggaraan negara dan pemerintahan
sehingga bukan produk formal suatu negara seperti undang-undang. AAUPB
lahir sesuai dengan perkembangan zaman untuk meningkatkan perlindungan
terhadap hak-hak individu. Fungsi AAUPB dalam penyelenggaraan
pemerintahan adalah sebagai pedoman atau penuntun bagi pemerintah atau
pejabat administrasi negara dalam rangka pemerintahan yang baik atau good
governance. Perkembangan AUPB dapat dibagi dalam 3 fase. Fase pertama

5
adalah bahwa secara historis penggunaan AUPB sudah berlangsung sejak
lama. Penggunaan AUPB tidak didasarkan pada landasan hukum dalam
bentuk normatif yaitu undang-undang atau peraturan perundangan lainnya,
namun lebih diutamakan berdasarkan konsep, doktrin, kebiasaan yang timbul
dalam praktik penyelenggaraan negara.2
Pada fase kedua, normativasi AUPB pertama kali dilakukan dalam
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang
Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. Ditegaskan bahwa
pembentukkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang
Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan
Nepotisme merupakan bagian atau subsistem dari peraturan perundang-
undangan berkaitan dengan penegakan hukum di bidang korupsi, kolusi dan
nepotisme. Fungsi AUPB adalah untuk mewujudkan penyelenggaraan negara
yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme. Jadi, sebenarnya
tidak mengatur sama sekali mengenai penyelenggaraan administrasi
pemerintahan, yang menjadi urat nadi pelaksanaan pelbagai fungsi dan tugas
pemerintah.
Fase ketiga adalah setelah Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014
tentang Administrasi Pemerintahan disahkan sebagai perundangan yang
pertama kali mengatur mengenai tata laksana pemerintahan yang sesuai
dengan UUD NRI 1945 dan Pancasila. Hal-hal penting terkait
penyelenggaraan pemerintahan mulai dari kewenangan, wewenang, AUPB,
atribusi, delegasi, mandat, larangan penyalahgunaan wewenang, diskresi,
keputusan berbentuk elektronis, izin, dispensasi, konsesi, konflik
kepentingan, sosialisasi yang harus dilakukan oleh Pemerintah, standar
operasional prosedur, syarat sahnya keputusan, legalisasi dokumen, sanksi
administratif diatur secara jelas.

2
Ahmad Yamin, Buku Ajar Hukum Administrasi Negara, (Surabaya : Jakad Media
Publishing, 2019), h. 85.

6
2. Sejarah Terbentuknya Asas – Asas Umum Pemerintahan Yang Baik
(AAUPB)
Sejak dianutnya konsepsi welfare staat dan menimbulkan adanya
kekuasaan freies Ermessen, timbulah suatu kekhawatiran dari warga Negara
atas terjadinya kesewenang-wenangan oleh pemerintah.Oleh karena itu pada
tahun 1946 pemerintah Belanda membuat suatu komisi yang diketuai oleh De
Monchy, Komisi ini selanjutnya disebut dengan komisi de Monchy. Komisi
ini bertujuan untuk memikirkan dan meneliti beberapa alternative untuk
meningkatkan perlindungan hukum dari tindakan pemerintah yang
menyimpang. Pada tahun 1950 komisi De Monchy kemudian melaporkan
hasil penelitiannya tentang “verhoodgde rechtsbescherming” dalam bentuk
Algemene Beginselen van Behorlijk Bestuur (ABBB)atau dapat pula disebut
AAUPB. Namun, hasil dari penelitian komisi ini tidak seluruhnya disetujui
pemerintah.oleh karena, itu komisi ini pada akhirnya dibubarkan dan dibentuk
komisi yang baru, komisi ini bernama komisi van de Greenten dan komisi ini
pun pada akhirnya dibubarkan juga.
Dibubarkannya ke dua komisi diatas disebabkan karena pemerintah
Belanda sendiri pada waktu itu tidak sepenuh hati dalam upaya meningkatkan
perlindungan hukum warga negaranya. Meskipun demikian ternyata hasil
penelitian De Monchy ini digunakan dalam pertimbangan putusan-putusan
Raad van State dalam perkara administrasi. Dengan kata lain, walaupun
AAUPB ini tidak mudah dalam memasuki wilayah birokrasi tetapi lain
halnya dalam bidang peradilan.
Di Belanda, asas-asas umum pemerintahan dikenal dengan Algemene
Beginselen van Behoorllijke Bestuur (ABBB). Di Inggris dikenal dengan The
Principal of Natural Justice.Di Perancis disebut dengan Les Principaux
Generaux du Droit Coutumier Publique.Di Belgia disebut dengan Aglemene
Rechtsbeginselen.Di Jerman dikenal sebagai Verfassung Prinzipien.Di
Indonesia dikenal dengan Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik
(AAUPB). Di Belanda, asas-asas umum pemerintahan yang baik
(ABBB)dipandang sebagai norma hukum tidak tertulis, namun tetap harus

7
ditaati oleh pemerintah.Diatur dalam Wet AROB (Administrative
Rechtspraak Overheidsbeschikkingen) yakni Ketetapan-Ketetapan
Pemerintah dalam Hukum Administrasi oleh Kekuasaan Kehakiman tidak
bertentangan dengan apa dalam kesadaran hukum umum merupakan asas-
asas yang berlaku (hidup) tentang pemerintahan yang baik. Hal ini
dimaksudkan bahwa asas - asas tersebut sabagai asas yang hidup dalam
system pemerintahan yang perlu digali dan dikembangkan oleh hakim dalam
menyelesaikan sengketa peradilan tata usaha Negara atau menguji suatu
produk hukum.3
3. Macam–Macam AAUPB (Principle of Good Public Administration/
Algemene Behoorlijk Van Bestuur)
Didalam HAN kita dapat menemukan banyak asas – asas umum
pemerintahan yang baik(Principle of good public administration/ Algemene
behoorlijk van bestuur).Sebagaimana disebutkan oleh SF Marbun, SH dan
Moh. Mahfud, SH dalam bukunya yang berjudul “pokok-pokok hukum
administrasi Negara” . Adapun asas – asas umum pemerintahan yang baik
tersebut dikategorikan ke dalam tiga belas asas yaitu sebagai berikut :
a. Asas Kepastian Hukum (principle legal of security)
b. Asas Keseimbangan (principle of proportionality)
c. Asas kesamaan dalam mengambil keputusan pangreh (principle of
equality)
d. Asas bertindak cermat (principle of carefulness)
e. Asas motivasi untuk setiap keputusan pangreh (principle of motivation)
f. Asas jangan mencampur-adukkan kewenangan (principle of non misuse
of competence)
g. Asas permainan yang layak (principle of fair play)
h. Asas keadilan atau kewajaran (principle of reasonable or prohibition of
arbitratriness)

3
Yanti Haryani, Belajar Praktis Hukum Administrasi Negara, (Palembang : Bening
Media Publishing, 2022), h. 109.

8
i. Asas menanggapi pengharapan yang wajar (principle of meeting raised
expectation)
j. Asas meniadakan akibat suatu keputusan yang batal (principle of
undoing the consequences of an annulled decision)
k. Asas perlindungan atas pandangan (cara) hidup pribadi (principle of
protecting the personal way of life)
l. Asas kebijaksanaan (sapientia)
m. Asas penyelenggaraan kepentingan umum (principle of public service).4
Asas – asas yang telah disebutkan diatas adalah asas – asas yang
terdapat dalam hukum adminitrasi Negara tetapi ketiga belas asas tersebut
tidak dapat diterapkan secara keseluruhan dalam system ketatanegaraan
Indonesia.Hal ini disebabkan karna asas – asas peninggalan belanda itu ada
yang tidak sesuai dengan system ketatanegaraan Indonesia. Namun, dalam
praktik system ketatanegaraan ada beberapa asas yang sering dipraktikkan
oleh kelompok otoriterian hegemoni kekuasaan mayoritas yang berada pada
posisi sutruktur politik yang akan bertindak melampaui batas - batas
kewenangannya (willekeur) sehingga tindakan/kebijakan yang diambil dapat
menyimpang dari hukum yang hidup (levend recht) yang pada awalnya
menyangkut adagium supremacy of law berubah menjadi supremacy of
power. Adapun asas – asas yang sering dipraktikkan oleh kelompok
otoriterian hegemoni kekuasaan mayoritas yaitu sebagai berikut :
a. Asas netralitas dan tidak berpihak (fair play)
b. Asas kecermatan (zorgvuldigheid)
c. Asas sasarn yang tepat (zuiverheid van oogmerk)
d. Asas keseimbangan (ovenwichtigheid equilibrium)
e. Asas kepastian hukum (rechtzekerheids legal certainty)
Berbeda halnya dengan Prof Muchsan yang mengusulkan bahwa
dengan melihat system politik hukum di indonesia maka hanya ada lima asas
yang dapat digunakan dalam system ketatanegaraan Indonesia yaitu :

4
Nurlis Effendi, Hukum Pers dan Etika Jurnalistik di Era Digital, (Lampung : UPPM
Universitas Malahayati, 2022), h. 76.

9
a. Asas kepastian hukum (The principle of legal certainty)
b. Asas kepatutan atau kepantasan, keterbukaan (The principle of fair play)
c. Asas kecermatan atau kehati – hatian (The principle of carefulous)
d. Asas keseimbangan (The principle of balance)
e. Asas ketepatan menetapkan sasaran.
4. Kedudukan Algemene Behoorlijk Van Bestuur (AAUPB) dalam Hukum
Formal.
Asas – asas umum pemrintahan yang baik belum pernah dituangkan
secara resmi ke dalam suatu peraturan atau produk perunndang – undangan
menjadi sebagai asas- asas umu pemerintahan, sehingga kekuatan hukumnya
yang secara yuridis formal belum ada.Dalam hal ini, asas – asas umum
pemerintahan yang baik (AAUPB) tidak memiliki kekuatan hukum sehingga
penerapan asas tersebut dalam system ketatanegaraan tidak mempunyai
kekuatan hukum mengikat. Asas – asas umum pemerintahan yang baik hanya
merupakan sebuah peristilahan atau penyebutan saja yang dimana materi –
materi dari asas – asas tersebut hanya berserakan/tersebar diberbagai
peraturan perundang – undangan atau hanya dalam yurisprudensi.Jadi, dapat
dikataka bahwa asas – asas umum pemerintahan yang baik tidak ada
peraturan formal yang secara khusus mengenai asas – asas itu. Dengan
demikian, dapat dikatakan bahwa asas – asas umum pemerintahan yang baik
lebih mengikat secara moral dan etika atau sebagai sumber hukum yang
bersifat doktrinal.
5. Fungsi dan Arti penting AAUPB
Pada awalnya, AAUPB dimaksudkan sebagai sarana perlindungan
hukum (rechtsbescherming) dan bahkan dijadikan sebagai instrumen untuk
peningkatan perlindungan hukum (verhoodge rechtsbescherming) bagi warga
negara dari tindakan pemerintah. AAUPB selanjutnya dijadikan sebagai dasar
penilaian dalam peradilan dan upaya administrasi, di samping sebagai norma
hukum tidak tertulis bagi tindakan pemerintahan. AAUPB memiliki arti
penting dan fungsi berikut:

1
a. Bagi administrasi negara, bermanfaat sebagai pedoman dalam melakukan
penafsiran dan penerapan terhadap ketentuan-ketentuan perundang-
undangan yang bersifat samar atau tidak jelas.
b. Bagi warga masyarakat, sebagai pencari keadilan, AAUPB dapat
dipergunakan sebagai dasar gugatan sebagaimana disebutkan dalam pasal
53 UU No. 5/1986.
c. Bagi hakim TUN, dapat dipergunakan sebagai alat menguji dan
membatalkan keputusan yang dikeluarkan badan atau pejabat TUN.
d. Selain itu, AAUPB tersebut juga berguna bagi badan legislatif dalam
merancang suatu undang-undang.5

5
Hengki Mangiring Parulian Simartata, dkk, Pengantar Pendidikan Anti Korupsi, (Medan
: Yayasan Kita Menulis, 2020), h. 95.

1
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan

Asas-asas umum pemerintahan yang baik (AAUPB) yang dapat


diterapkan dalam pelaksanaan pelayanan publik antara lain : asas kepastian
hukum, asas kemanfaatan, asas ketidakberpihakan, asas kecermatan, asas
tidak menyalahgunakan kewenangan, asas keterbukaan, asas kepentingan
umum, dan asas pelayanan yang baik. Asas–asas umum pemerintahan yang
baik dalam praktek ketatanegaraan maupun dalam hukum tata Negara yang
berlaku dalam system ketatanegaraan Indonesia mendapat kedudukan yang
sangat pentingdalam system administrasi Negara atau pemerintahan walaupun
belum ada peraturan prundang – undangan yang mengatur tentang asas – asas
umum pemerintahan yang baik sehingga kekuatan hukumnya secara yuridis
formal belum ada. Namun, asas – asas tersebut bisa dikembangkan melalui
yurisprudensi yang kemudian akan melahirkan norma – norma dan norma –
norma yang dilahirkan akan dijadikan sebagai suatu landasan untuk
penggunaan atau penerapan dari asas – asas umum pemerintahan yang baik.
2. Saran
Di dalam makalah ini, jika ada kesalahan-kesalahannya, saya sebagai
penyusun meminta maaf sebesar-besarnya. Dan saya harap pembaca yang
budiman memberikan kritikan dan sarannya yang bersipat membangun untuk
makalah-makalah selanjutnya. Atas kritik dan sarannya, saya ucapkan terima
kasih.

1
DAFTAR PUSTAKA
Hengki Mangiring Parulian Simartata, dkk. 2020. Pengantar Pendidikan Anti
Korupsi. Medan : Yayasan Kita Menulis.
Nurlis Effendi. 2022. Hukum Pers dan Etika Jurnalistik di Era Digital. Lampung
: UPPM Universitas Malahayati.
Liberthin Parlullungan. 2021. Pengantar Hukum Indonesia. Yoyakarta : Nas
Media Indonesia.
Yanti Haryani. 2022. Belajar Praktis Hukum Administrasi Negara. Palembang :
Bening Media Publishing.
Ahmad Yamin. 2019. Buku Ajar Hukum Administrasi Negara. Surabaya : Jakad
Media Publishing.

Anda mungkin juga menyukai