Di susun oleh :
Kelompok IV
- Arninda Sucilianti 221010200173
- Rossmery Amelia Putri 221010201112
- Siti Nurafida 221010201115
Assalamu’alaikum wr.wb. Puji syukur mari senantiasa kita panjatkan atas kehadirat
Allah subhanahu wata’ala atas segala nikmat yang telah di berikan kepada kita semua,
sholawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad shollalahu
‘alaihi wassalam beserta keluarga, kerabat, dan juga para sahabatnya, Aamiin..Terima
kasih kepada Allah subhanahu wata’ala yang telah memberi penulis kesehatan dan
kesempatan untuk dapat meyelesaikan makalah tentang “MASALAH HIJAB DAN
MAHJUUB” ini tepat waktu, makalah ini di buat sebagai pelengkap pembelajaran
Hukum Waris Islam.
Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan baik
dari kuantitas maupun kualitas, saran yang membangun dari berbagai pihak sangat di
harapkan demi perbaikan makalah yang telah di kerjakan. Mohon maaf bila ada
kurang atau salah kata atau ada kata-kata yang menyinggung di dalam penulisan, karna
penulis masih dalam tahap belajar, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis
pribadi juga bagi para pembaca, atas perhatian dan kerja sama yang baik, penulis ingin
mengucapkan banyak terima kasih. Wassalamu’alaikum wr.wb.
Penyusun
I
II
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
Dalam penulisan makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi penulis pada
khususnya dan bagi pembaca pada umumnya akan asas-asas umum pemerintahan yang baik.
Dimana asas-asas tersebut harus dijadikan pegangan bagi pemerintah dalam menjalankan
pemerintahannya terutama dalam mengeluarkan Keputusan Tata Usaha Negara. Sehingga
kita sebagai masyarakat dapat menerapkannya seandainya kita berada di kursi pemerintahan.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Asas-asas umum pemerintahan adalah asas yang menjunjung tinggi norma kesusilaan,
kepatutan dan aturan hukum. Asas-asas ini tertuang pada UU No. 28/1999 tentang
Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas KKN. Siapa yang peduli asas? Mungkin
hanya kalangan akademisi. Padahal asas hukum adalah jantungnya aturan hukum, menjadi
titik tolak berpikir, pembentukan dan intepretasi hukum. Sedangkan peraturan hukum
merupakan patokan tentang perilaku yang seharusnya, berisi perintah, larangan, dan
kebolehan.
2
penuntun bagi pemerintah atau pejabat administrasi negara dalam rangka pemerintahan yang
baik (good governance).
Perkembangan asas-asas umum pemerintahan yang baik dari sekedar tendensi etis
menjadi hukum tidak tertulis dapat disebut sebagai proses positivisasi asas-asas umum
pemeritahan yang baik. Di Indonesia, proses positivisasi asas-asas hukum ke arah yang lebih
positif, seperti di negara-negara lain, juga terjadi. Kecenderungan proses yang demikian
sudah mulai tampak sejak tahun 1994. Dalam salah satu diskusi yang berlangsung di Jakarta
pada tahun 1994 ditarik kesimpulan bahwa asas-asas umum pemerintahan yang baik
merupakan kaidah hukum yang tidak tertulis. Dalam diskusi mengenai asas-asas umum
pemerintahan yang baik yang diselenggarakan di Jakarta oleh Lembaga Penelitian dan
Pengembangan Hukum Administrasi Negara pada Tahun 1994 tersebut diperoleh kesimpulan
sebagai berikut : “bahwa perumusan AAUPB beserta perincian asas-asasnya secara lengkap
memang tidak dikumpulkan dan dituangkan secara konkret dan formal dalam bentuk suatu
peraturan perundang-undangan khusus tentang AAUPB sebab asas-asas yang bersangkutan
justru merupakan kaidah hukum tidak tertulis sebagai pencerminan norma-norma etis
berpemerintahan yang wajib diperhatikan dan dipatuhi disamping mendasarkan pada kaidah-
kaidah hukum tertulis.”
3
Proses positivisasi asas-asas umum pemerintahan yang baik terus berlangsung dalam
perkembangan selanjutnya. Oleh karena itu, perkembangan asas-asas umum pemerintahan
yang baik ke arah yang lebih positif semakin memperkokoh kehadiran asas-asas umum
pemerintahan yang baik dalam lingkungan tata hukum nasional dan praktik penyelenggaraan
pemerintah. Dalam perkembangan yang terakhir, asas-asas umum pemerintahan yang baik
berkembang menjadi hukum positif tertulis sebab sebagian dari asas-asas umum
pemerintahan yang baik kemudian dituangkan secara formal dalam undang-undang.
Peningkatan status hukum asas-asas umum pemerintahan yang baik, dari tendensi-
tendensi etis (etika pemerintahan) menjadi hukum positif tidak tertulis atau hukum tertulis,
membuat keberadaan asas-asas umum pemerintahan yang baik semakin penting dalam
konteks teori ataupun praktik pemerintahan. Bahkan, di kemudian hari, sifat kepastian hukum
asas-asas umum pemerintahan yang baik tidak mustahil akan semakin meningkat jika asas-
asas umum pemerintahan yang baik itu secara khusus dituangkan secara formal dalam suatu
undag-undang. Jika asas-asas umum pemerintahan yang baik tersebut dituangkan secara
khusus dalam suatu undang-undang, berarti asas-asas umum pemerintahan yang baik akan
mempunyai kedudukan yang semakin kuat.
Perincian daripada asas umum pemerintahan yang baik itu terdiri atas tiga belas (13),
tetapi penerapan asas itu bagi Indonesia perlu memperhatikan nilai-nilai dasar yang
terkandung di dalam Pancasila. Lebih-lebih dengan faham negara hukum menurut Pancasila
dan tujuan Peradilan Tata Usaha Negara itu sendiri yang tidak dapat dipisahkan dari
Pancasila yang pada pokoknya menginginkan adanya keseimbangan antara kepentingan
orang-perorangan dengan kepentingan masyarakat (umum).
4
1. Asas Kepastian Hukum
Asas ini menghendaki adanya stabilitas hukum, dalam arti suatu keputusan
yang dikeluarkan oleh Badan Tata Usaha Negara harus mengandung kepastian dan
tidak akan dicabut kembali. Bahkan sekalipun keputusan itu mengandung
kekurangan. Sekali Badan Tata Usaha Negara melakukan pencabutan terhadap suatu
Keputusan yang dikeluarkannya, bisa menimbulkan kesan negatif dan dapat
menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap Badan Tata Usaha Negara itu.
Termasuk dalam pengertian ini adalah suatu keputusan tidak boleh berlaku surut.
Salah satu contoh kasusnya yaitu Putusan Dewan Banding Perdagangan dan
Industri, 26 Juni 1957. Dimana suatu ijin tidak boleh ditarik kembali, walaupun
kemudian diketahui bahwa ijin itu diberikan karena suatu kesalahan yang dilakukan
sendiri oleh instansi yang mengeluarkan ijin tersebut.
Dengan demikian asas ini juga menghendaki agar suatu kekeliruan atau
kesalahan yang dilakukan oleh Badan Tata Usaha Negara hendaklah ditanggung
sendiri, tidak menjadi resiko pihak yang menerima keputusan. Hak seseorang yang
telah menerima suatu keputusan harus dihormati oleh Badan Tata Usaha Negara.
2. Asas Keseimbangan
Asas ini berkenaan dengan keseimbangan antara hukuman yang dapat dikenakan
terhadap seseorang pegawai dengan kelalaian pegawai yang bersangkutan. Dalam
hubungan dengan asas keseimbangan ini, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan,
yaitu sebagai berikut :
a. Perlu ada kriteria yang jelas mengenai macam-macam pelanggaran atau kealpaan
yang dilakukan oleh seorang pegawai, supaya perbuatan yang sama yang
dilakukan oleh orang yang berbeda dikenai hukuman yang sama sehingga
keadilan dapat diselenggarakan.
b. Pegawai yang bersangkutan harus diberikan kesempatan untuk membela diri.
c. Penegakan hukum dan penjatuhan hukum perlu dilaksanakan oleh suatu instansi
yang tidak memihak, misalnya oleh badan peradilan.
6. Asas Keterbukaan
Asas keterbukaan adalah asas yang melayani masyarakat untuk mendapatkan
akses dan memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak diskiminatif dalam
penyelenggaraan pemerintahan dengan tetap memperhatikan perlindungan atas hak
asasi pribadi, golongan, dan rahasia negara.
6
Asas kepentingan umum adalah asas yang mendahulukan kesejahteraan dan
kemanfaatan umum dengan cara yang aspiratif, akomodatif, selektif dan tidak
diskriminatif. Asas kepentingan umum atau asas penyelenggaraan kepentingan umum
pada dasarnya menghendaki agar pemerintah dalam melaksanakan tugasnya
mengutamakan kepentingan umum yaitu kepentingan yang mencakup semua aspek
kehidupan orang banyak. Contohnya, kepentingan warga negara yang tidak dapat
dipelihara oleh warga negara sendiri seperti persediaan sandang pangan, perumahan
kesejahteraan, dan lain-lain.
9. Asas Keseimbangan
Asas umum pemerintahan yang baik yang satu ini menghendaki adanya
keseimbangan antara hukuman jabatan dan kelalaian seorang pegawai. Selain itu,
perlu adanya kriteria yang jelas mengenai jenis-jenis pelanggaran atau kealpaan yang
dilakukan seseorang sehingga jika pelanggaran atau kealpaan tersebut dilakukan oleh
orang yang berbeda, dapat dikenai sanksi yang sama, sesuai dengan kriteria yang ada
dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku.
7
Asas ini menghendaki agar setiap keputusan pemerintah harus mempunyai
alasan atau motivasi yang cukup sebagai dasar dalam menerbitkan keputusan. Alasan
tersebut haruslah jelas, terang, benar, objektif dan adil.
Adapun asas ini meliputi subvarian berikut:
a. syarat bahwa suatu keputusan harus diberi alasan;
b. keputusan harus memiliki dasar fakta yang kuat/teguh; dan
c. pemberian alasan atau motivasi harus cukup dapat mendukung.
8
pada posisi di pekerjaan semula beserta dengan ganti rugi dan/atau kompensasi serta
direhabilitasi nama baiknya. Proses inilah yang disebut sebagai cara-cara meniadakan
akibat keputusan yang batal atau tidak sah.
Majelis hakim menolak permohonan kasasi dari Bupati Kampar dengan alasan bahwa
putusan judex facti sudah benar dan tidak salah menerapkan hukum, yakni keputusan tata
usaha negara objek sengketa melanggar asas kecermatan dalam AAUPB dan tidak
memedomani Perda Kampar 12/1999 (hal. 21). Menurut judex facti, Bupati Kampar
melanggar asas kecermatan karena dalam menerbitkan izin usaha pertambangan tidak
berdasarkan fakta-fakta hukum yang terjadi di masyarakat, tidak melakukan musyawarah
dengan para pucuk adat dan tidak berpedoman pada Perda Kampar 12/1999 (hal. 16).
9
diidentifikasikan dalam Pasal 3 dirumuskan sebagai Asas umum Perpenyelenggaraan negara,
yaitu :
4) Asas keterbukaan
Adalah asas yang membuka diri terhadap hak masyarakat untuk memperoleh
informasi yang benar, jujur dan tidak diskriminatif tentang penyelenggaraan negara
dengan tetap memperhatikan perlindungan atas hak asasi pribadi, golongan dan
rahasia Negara.
5) Asas proporsionalitas
Adalah asas yang mengutamakan keseimbangan antara hak dan kewajiban
penyelenggara negara.
6) Asas profesionalitas
Adalah asas yang mengutamakan keahlian yang berlandaskan kode etik dan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
7) Asas akuntabilitas
Adalah asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan
penyelenggara negara harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau
10
rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas, penulis dapat menarik beberapa kesimpulan yaitu :
1. Asas-asas umum pemerintahan adalah asas yang menjunjung tinggi norma kesusilaan,
kepatutan dan aturan hokum. Asas-asas ini tertuang pada UU No. 28/1999 tentang
Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas KKN.
2. Peningkatan status hukum asas-asas umum pemerintahan yang baik, dari tendensi-
tendensi etis (etika pemerintahan) menjadi hukum positif tidak tertulis atau hukum tertulis,
membuat keberadaan asas-asas umum pemerintahan yang baik semakin penting dalam
konteks teori ataupun praktik pemerintahan.
3. Adapun macam-macam asas umum pemerintahan yang baik di Indonesia yaitu asas
kepastian hukum, asas keseimbangan, asas kesamaan dalam mengambil keputusan, asas
bertindak cermat, asas motivasi, asas tidak mencampur adukkan kewenangan, asas permainan
yang layak, asas keadilan atau kewajaran, asas meniadakan akibat keputusan yang batal, asas
menanggapi pengharapan yang wajar, asas perlindungan atas pandangan hidup pribadi, asas
kebijaksanaan, asas penyelenggaraan kepentingan umum.
Penulis mengakui dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekeliruan dan
kesalahan dan jauh dari sempurna, untuk itu mohon kritik dan saran yang membangun dari
pembaca pada umumnya agar dalam pembuatan makalah akan lebih baik lagi. Terima kasih
11
DAFTAR PUSTAKA
Sibuea, Hotma. 2010. Asas Negara Hukum, Peraturan Kebijakan dan Asas-asas Umum
Pemerintahan yang Baik. Jakarta : Erlangga.
http://asas-asas-pemerintahanyangbaiik.blogspot.com/2013/06/asas-asas-pemerintahan-yang-
baik.html (diakses pada tanggal 21 mei 2014)
https://www.hukumonline.com/klinik/a/asas-asas-umum-pemerintahan-yang-baik-
lt62d8f9bedcda1
12