Anda di halaman 1dari 12

ASAS-ASAS UMUM PEMERINTAHAN YANG BAIK

(AAUPB)

Oleh:

Muhammad Naufal (220105096), Aufa Ukhuruja Tumanggor (220105065),

Haikal Abadi (220105091), Afrizal Phona (220105072).

Program studi Hukum Tata Negara, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam
Negeri Ar-raniry, Banda Aceh, Aceh, Indonesia.

Abstrak

Asas-asas umum pemerintahan yang baik (selanjutnya disebut AAUPB) lahir dari
praktik penyelenggaraan negara dan pemerintahan sehingga bukan produk formal

suatu lembaga negara seperti undang-undang. Asas-asas umum pemerintahan

yang baik dapat dipahami sebagai asas-asas umum yang dijadikan sebagai dasar

dan tata cara dalam penyelenggaraan pemerintahan yang layak, yang dengan cara

demikian penyelenggaraan pemerintahan itu menjadi baik, sopan, adil, dan

terhormat, bebas dari kezaliman, pelanggaran peraturan, tindakan penyalahgunaan

wewenang dan tindakan sewenang-wenang. Sejarah perkembangan AUPB di


Indonesia dapat dilihat dari perkembangan prinsip AUPB dalam berbagai

peraturan perundang-undangan, praktik penerapan AUPB dalam putusan

pengadilan atau yurisprudensi serta doktrin. Perkembangan pengaturan prinsip


AUPB menemukan momentumnya yang semakin kuat, tatkala UU Administrasi

Pemerintahan disahkan pada tahun 2014. Sebagai akibat dari dianutnya konsepsi

welfare state maka negara memiliki kewajiban untuk memenuhi kesejahteraan

masyarakat salah satunya melalui pelayanan publik. Dengan adanya AAUPB

diharapkan pemerintah sebagai pemberi pelayanan publik dapat menerima

AAUPB sebagai norma hukum yang harus dijadikan dasar oleh penyelenggara

pelayanan publik dalam menjalankan kewenangannya, sekaligus sarana bagi

warga negara untuk menggugat penyelenggara pelayanan publik yang

menyimpang.1

Kata Kunci: Asas-asas umum pemerintahan yang baik, Pelayanan Publik

A. Pendahuluan
Dalam hukum administrasi, Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik
mempunyai tempat tersendiri. Dalam peradilan administrasi di Belanda, Asas-
Asas Pemerintahan yang Baik (ABBB) disebut sebagai dasar banding dan atau
pengujian (pasal 8 ayat 1 di bawah d Wet AROB). Olden Bidara menjelaskan
bahwa ABBB adalah asas-asas hukum yang tidak tertulis yang harus diperhatikan
oleh Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara dalam melakukan tindakan hukum
yang akan dinilai kemudian oleh Hakim Tata Usaha Negara. Sekalipun Asas-
Asas Umum pemerintahan yang baik ini tak tertulis namun dapat diterapkan
dalam berbagai praktik hukum. Dalam perkembangannya, Asas-Asas Umum
Pemerintahan yang Baik itu menjadi hukum positip. Indroharto memberikan
pengertian bahwa AsasAsas Umum Pemerintahan yang Baik merupakan bagian

1
Solechan. August 2019. “Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik dalam Pelayanan
Publik”. Adminitrative Law & Governance Journal. Volume 2 Issue 3. Fakultas Hukum,
Universitas Diponegoro
dari asas-asas hukum umum yang secara khusus berlaku dan penting artinya bagi
perbuatan-perbuatan hukum pemerintahan (jadi dalam bidang hukum
administrasi) seperti asas geode trouw dan zourgvuldigheild dalam hubungan-
hubungan hukum keperdataan, asas geen straf zonder schuld dalam konteks
hukum pidana atau asas adanya hak untuk didengarnya pendapat pihak terdakwa
atau yang diadukan sebelumnya keputusan dijatuhkan (asas audi et alteram
partem) dalam hukum acara. Philiphus M.Hadjon sendiri lebih melihat ABBB
sebagai kriteria yang digunakan untuk menilai segi rechtmatigheid kekuasaan
bebas (discretionary power, discretionaire bevoegdhid) yang semula seakan-akan
tidak terjamah. Sebagai gambaran, Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik di
Negeri Belanda terdiri dari tujuh asas yaitu:
a. asas persamaan;
b. asas kepercayaan;
c. asas kepastian hukum;
d. asas kecermatan;
e. asas pemberian alasan (motivasi);
f. asas larangan penyalahgunaan wewenang (detournement de pouvoir);
g. asas larangan bertindak sewenang-wenang;2

Di Indonesia, Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik (AAUPB) mengadaptasi


langsung dari Belanda. Undang-Undang memberi pengertian bahwa asas-asas umum
pemerintahan yang baik adalah prinsip yang digunakan sebagai acuan penggunaan
wewenang bagi pejabat pemerintahan dalam mengeluarkan keputusan dan atau
tindakan dalam penyelenggaraan Pemerintahan (Pasal 1 ayat (17) Undang-Undang
Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan).

2
A.Sulardi. 2019. “Asas-Asas Umum Pemerintahan Yang baik”. E-Journal Universitas Atma
Jaya.
Dengan pergeseran konsepsi nachtwachtersstaat (negara peronda) ke konsepsi
welfare state membawa pergeseran pada peranan dan aktivitas pemerintah. Pada
konsepsi nachtwachtersstaat berlaku prinsip staatsonthouding, yaitu pembatasan
negara dan pemerintah dari keshidupan sosial ekonomi masyarakat. Pemerintah
bersifat pasif, hanya sebagai penjaga ketertiban dan keamanan masyarakat. Sementara
pada konsepsi welfare state, pemerintah diberi kewajiban untuk mewujudkan
bestuurszorg (kesejahteraan umum), yang untuk itu kepada pemerintah diberikan
kewenangan untuk campur tangan (staatsbemoienis) dalam segala lapangan
kehidupan masyarakat. Artinya pemerintah dituntut untuk bertindak aktif ditengah
dinamika kehidupan masyarakat.

Keberadaan konsep negara kesejahteraan dengan tujuannya untuk


memberikan kesejahteraan bagi seluruh warga negara, adalah dalam rangka untuk
melengkapi asas legalitas yang mana semua Aktivitas pemerintahan harus
mendasarkan kepada peraturan perundangan. Sementara itu, dengan berkembangnya
ilmu pengetahuan dan tekhnologi, maka sangat mungkin mempengaruhi pula
terhadap dinamika perkembangan masyarakat dengan berbagai aktivitasnya, yang
mana sangat mungkin terjadi untuk menangani masalah yang timbul, belum ada
peraturannya.3

Setiap bentuk campur tangan pemerintah harus didasarkan pada peraturan


perundang-undangan yang berlaku sebagai perwujudan dari asas legalitas, yang
menjadi sendi utama negara hukum. Sejak dianutnya konsepsi welfare state, yang
menempatkan pemerintah sebagai pihak yang bertanggung jawab terhadap
kesejahteraan umum warga negara dan untuk mewujudkan kesejahteraan ini
pemerintah diberi wewenang untuk campur tangan dalam segala lapangan kehidupan
masyarakat, yang dalam campur tangan ini tidak saja berdasarkan pada peraturan
perundang-undangan , tetapi dalam keadaan tertentu dapat bertindak tanpa bersandar

3
dyah Adriantini Sintha Dewi, „Pendayagunaan Freies Ermessen Pejabat Pemerintahan
Dalam Konsep Negara Kesejahteraan‟, 5.1 (2016), 184–94.
pada peraturan perundang-undangan, tetapi berdasar pada inisiatif sendiri. Namun,
disatu sisi keaktifan pemerintah dalam mengupayakan kesejahteraan umum haruslah
senantiasa berdasarkan pada asas-asas umum pemerintahan yang baik (selanjutnya
disebut AAUPB).4

Jimly berpendapat bahwa dalam paham negara hukum segala tindakan


pemerintahan harus didasarkan atas peraturan perundang-undangan yang sah dan
tertulis. Peraturan perundang-undangan tertulis tersebut harus ada dan berlaku lebih
dulu atau mendahului tindakan atau perbuatan administrasi yang dilakukan. Dengan
demikian, setiap perbuatan atau tindakan administrasi harus didasarkan atas aturan
atau „rules and procedures‟ (regels).5

B. Pembahasan
1. Pengertian, kedudukan, dan fungsi dan arti penting AAUPB
a. Pengertian AAUPB
Di dalam bahasa Belanda istilah asas-asas umum pemerintahan yang baik ini
dikenal dengan istilah “Algemene Beginselen van Behoorlijk Bestuur” atau
sering disingkat ABBB. Di dalam bahasa Perancis dikenal dengan istilah
“Les Principaux Generaux du Droit Coutumier Publique”. Di Negara Inggris,
dikenal dengan sebutan “The Principal of Natural Justice” atau “The General
Principles of Good Administration”. Di Negara Jerman sering disebut dengan
istilah “Allgemeine Grundsätze der Ordnungsgemäßen Verwaltung”. Asas-
asas

4
Solechan. August 2019. “Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik dalam Pelayanan
Publik”. Adminitrative Law & Governance Journal. Volume 2 Issue 3. Fakultas Hukum,
Universitas Diponegoro HAL 3
5
Sadhu Bagas Suratno, „Pembentukan Peraturan Kebijakan Berdasarkan Asas-Asas Umum
Pemerintahan Yang Baik‟, E-Journal Lentera Hukum, 4.3, 164
<https://doi.org/10.19184/ejlh.v4i3.5499>.
umum pemerintahan yang baik (AUPB) sering disebut pula sebagai
prinsipprinsip umum pemerintahan yang baik. Pada dasarnya asas-asas ini
merupakan aturan hukum publik yang wajib diikuti oleh pengadilan dalam
menerapkan hukum positif.
Mengenai penyebutan asas-asas umum pemerintahan yang baik
(AUPB) di Indonesia, sebelum dikeluarkan Undang-Undang Nomor 30
Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan masih beraneka ragam. Para
ahli ada yang menyebut dengan istilah asas-asas umum pemerintahan yang
layak, asas-asas umum pemerintahan yang patut, asas-asas pemerintahan
yang bersih dan wajar, asas-asas hukum umum bagi penyelenggaraan
administrasi negara yang layak. Asas-asas umum pemerintahan yang baik
merupakan terjemahan yang paling banyak digunakan oleh para ahli hukum
di Indonesia seperti Kuntjoro Purbopranoto, Indriharto, Amrah Muslimin, M.
Solly Lubis, Paulus Effendie Lotulung, Moh. Mahfud MD, dan SF Marbun.
Rochmat Soemitro pernah menggunakan istilah “asas-asas umum
pemerintahan yang sehat” pada waktu mengajukan konsep rancangan
Undang-undang Peradilan Administrasi. A. Baramuli menyebut dengan
istilah “asas-asas umum pemerintahan yang bersih dan wajar”. Ateng
Syafrudin, Sjachran Basah, Philipus M. Hadjon, dan Laica Marzuki dalam
beberapa tulisannya menggunakan istilah “asas-asas umum pemerintahan
yang layak”. Adapun A. Hamid S. Attamimi dan Bagir Manan, menggunakan
istilah “asas-asas umum penyelenggaraan administrasi negara yang layak”15.
Namun demikian setelah dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 30 Tahun
2014 tentang Administrasi Pemerintahan secara formal istilah asas-asas
umum pemerintahan itu disebut dengan istilah asas-asas umum pemerintahan
yang baik. Hal ini dapat dilihat dari bunyi ketentuan Pasal 1 angka 17
UndangUndang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan
yang menyatakan bahwa:
“Asas-asas umum pemerintahan yang baik yang selanjutnya disingkat AUPB
adalah prinsip yang digunakan sebagai acuan penggunaan wewenang bagi
pejabat pemerintahan dalam mengeluarkan keputusan dan/atau tindakan
dalam penyelenggaraan pemerintahan.”6

b. Kedudukan AAUPB dalam Sistem Hukum


Menurut Philipus M. Hadjon AAUPB harus dipandang sebagai norma-norma
hukum tidak tertulis, yang senantiasa harus ditaati oleh pemerintah, meskipun
arti yang tepat dari AAUPB bagi tiap keadaan tersendiri tidak selalu dapat
dijabarkan dengan teliti. Dapat dikatakan bahwa AAUPB adalah asas-asas
hukum tidak tertulis, dari mana untuk keadaan-keadaan tertentu dapat ditarik
aturan-aturan hukum yang dapat diterapkan.7 Pada kenyataannya, AAUPB
ini meskipun merupakan asas, namun tidak semuanya merupakan pemikiran
yang umum dan abstrak, dan dalam beberapa hal muncul sebagai aturan
hukum yang konkret atau tertuang secara tersurat dalam pasal undang-undang
serta mempunyai sanksi tertentu. Apabila asas-asas umum pemerintahan yang
baik dimaknakan sebagai asas atau sendi hukum , maka asas-asas umum
pemerintahan yang baik dapat dimaknakan sebagai asas hukum yang digali
dan ditemukan dari unsur susila, etika, kesopanan, dan kepatutan berdasarkan
norma yang berlaku.8 Hal tersebut dapat dikatakan bahwa sebagian AAUPB
masih merupakan asas hukum, dan sebagian lainnya telah menjadi norma
hukum atau kaidah hukum.7

6
Eny Kusdarini. 2019. “Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik Dalam Hukum
Administrasi Negara”. Universitas Negeri Yogyakrta Press. HAL 6-8
7
Solechan. August 2019. “Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik dalam Pelayanan
Publik”. Adminitrative Law & Governance Journal. Volume 2 Issue 3. Fakultas Hukum,
Universitas Diponegoro HAL 5-6.
c. Fungsi dan Arti penting AAUPB
Pada awal kemunculannya, AAUB hanya dimaksudkan sebagai sarana
perlindungan hukum dan dijadikan sebagai instrumen untuk peningkatan
perlindungan hukum bai warga negara dari tindakan pemerintah. Fungsi asas-
asas umum pemerintahan yang baik dalam penyelenggaraan pemerintahan
adalah sebagai pedoman atau penuntun bagi pemerintah atau pejabat
administrasi negara dalam rangka pemerintahan yang baik. Dalam hubungan
ini, Muin Fahmal mengemukakan bahwa asas umum pemerintahan yang
layak sesungguhnya adalah rambu-rambu bagi para penyelenggara negara
dalam menjalankan tugasnya. Rambu-rambu tersebut diperlukan agar
tindakan-tindakan tetap sesuai dengan tujuan hukum yang sesungguhnya.
Dalam perkembangannya asas-asas umum pemerintahan yang baik
memiliki arti penting dan fungsi, yaitu:
1. Bagi administrasi negara, asas-asas umum pemerintahan yang baik
bermanfaat sebagai pedoman dalam melakukan penafsiran dan penerapan
terhadap ketentuan perundang-undangan yang bersifat samar atau tidak
jelas.
2. Bagi masyarakat, asas-asas umum pemerintahan yang baik itu sebagai
pencari keadilan, asas-asas umum pemerintahan yang baik dapat
dipergunakan sebagai dasar gugatan sesuai dengan Pasal 53 Undang-
Undang No. 5 Tahun 1986.
3. Bagi Hakim Tata Usaha Negara (TUN), asas-asas umum pemerintahan
yang baik dapat digunakan sebagai alat penguji dan membatalkan
keputusan yang dikeluarkan badan Pejabat TUN.
4. Asas-asas umum pemerintahan yang baik juga berguna bagi badan
legislatif dalam merancang Undang-Undang.8

8
heylaw.id. Mesa Siti Maesaroh. “Pelayanan Publik: Asas-Asas Umum Pemerintahan yang
Baik”. 15 November 2021. https://heylaw.id/blog/pelayanan-publik-asas-asas-umum-
pemerintahan-yang-baik.
Menurut Indroharto, AAUPB merupakan bagian dari asas-asas
hukum yang umum yang secara khusus berlaku dan penting artinya bagi
perbuatan-perbuatan hukum pemerintahan. Arti penting dari keberadaan
AUPB disebabkan oleh beberapa hal:
1. AUPB merupakan bagian dari hukum positif yang berlaku;
2. AUPB merupakan norma bagi perbuatan-perbuatan administrasi
Negara, di samping norma-norma dalam hukum tertulis dan tidak
tertulis;
3. AUPB dapat dijadikan alasan untuk mengajukan gugatan, dan pada
akhirnya AUPB dapat dijadikan “alat uji” oleh Hakim administrasi,
untuk menilai sah atau tidaknya, atau batal atau tidaknya keputusan
administrasi Negara9

Berikut adalah pendapat S.F Marbun tentang arti penting dan fungsi AAUPB:1.
1. Bagi administrasi negara, bermanfaat sebagai pedoman dalam
melakukan penafsiran dan penerapan
terhadap ketentuanketentuan perundang-undangan yang bersifat sumir,
samar,atau tidak jelas. Sekaligus membatasi dan menghindari
kemungkinan administrasi negaramempergunakan freies ermessen yang
jauh menyimpang dari ketentuan perundang-undangan. Dengan
demikian, administrasi negara diharapkan terhindar dari
perbuatanonrechtmatige daad, deturnement de pouvoir, abus dedroit,
dan ultravires.

9
Solechan. August 2019. “Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik dalam Pelayanan
Publik”. Adminitrative Law & Governance Journal. Volume 2 Issue 3. Fakultas Hukum,
Universitas Diponegoro HAL 7
2. Bagi warga masyarakat, sebagai pencari keadilan, tercantum dalam
pasal 53 ayat 2Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 bahwa AAUPB
dapat digunakan sebagai dasargugatan di PTUN.

3. Bagi Hakim TUN, dapat digunakan sebagai alat menguji dan


membatalkan keputusan yangdikeluarkan oleh Badan atau Pejabat Tata
Usaha Negara.
4. Asas-Asas Umum Pemerintahan Yang Baik berguna juga bagi badan
legislatif dalammerancang suatu undang-undang (Ridwan H.R, 2014:
239).
AAUPB atau layak dipandang sebagai bagian dari hukum positif, baik
sebagaihukum positif tidak tertulis maupun hukum positif yang tertulis.
Perumusan AAUPB beserta perincian asas-asasnya secara lengkap
memang tidak dikumpulkan dan dituangkan10

10
Imani Rifaul. Feb 20, 2019. Fungsi Dan Arti Penting AAUPB. Scribd.
https://www.scribd.com/document/400074537/Fungsi-Dan-Arti-Penting-AAUPB
C. Penutup
1. Kesimpulan
Dianutnya konsep negara kesejahteraan (welfare state) menjadikan
pemerintah sebagai penanggung jawab kesejahteraan masyarakat. Dalam
mewujudkan kesejahteraan tersebut pemerintah sebagai pemberi pelayanan
publik harus memenuhi tujuan yang hendak dicapai dalam pelayanan publik
tanpa membeda-bedakan. Dalam pelaksanaan pelayanan publik tersebut
pemerintah hendaknya menjadikan asas-asas umum pemerintahan yang baik
(AAUPB) sebagai pedoman dalam menjalankan tugasnya. Selain itu,
masyarakat juga dapat menggunakan AAUPB untuk mengetahui apa yang
menjadi hak dan kewajibannya sehingga tidak terjadi benturan antara
pemerintah sebagai pemberi pelayanan publik dan masyarakat sebagai
penerima pelayanan publik.
Asas-asas umum pemerintahan yang baik (AAUPB) yang dapat
diterapkan dalam pelaksanaan pelayanan publik antara lain : asas kepastian
hukum, asas kemanfaatan, asas ketidakberpihakan, asas kecermatan, asas
tidak menyalahgunakan kewenangan, asas keterbukaan, asas kepentingan
umum, dan asas pelayanan yang baik (sesuai dengan pasal 10 Undang Undang
Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan) serta terdapat asas
tambahan yaitu : asas keseimbangan, Asas Tidak Mencampuradukkan
Kewenangan, dan asas keadilan dan kewajaran (menurut Koentjoro
Purbopranoto).
Daftar Pustaka

Solechan. August 2019. “Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik dalam Pelayanan
Publik”. Adminitrative Law & Governance Journal. Volume 2 Issue 3.
Fakultas Hukum, Universitas Diponegoro
A.Sulardi. 2019. “Asas-Asas Umum Pemerintahan Yang baik”. E-Journal Universitas
Atma Jaya.
dyah Adriantini Sintha Dewi, „Pendayagunaan Freies Ermessen Pejabat Pemerintahan
Dalam Konsep Negara Kesejahteraan‟, 5.1 (2016), 184–94.
Solechan. August 2019. “Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik dalam Pelayanan
Publik”. Adminitrative Law & Governance Journal. Volume 2 Issue 3.
Fakultas Hukum, Universitas Diponegoro HAL 3
Sadhu Bagas Suratno, „Pembentukan Peraturan Kebijakan Berdasarkan Asas-Asas
Umum
Pemerintahan Yang Baik‟, E-Journal Lentera Hukum, 4.3, 164
<https://doi.org/10.19184/ejlh.v4i3.5499>.
Eny Kusdarini. 2019. “Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik Dalam Hukum
Administrasi Negara”. Universitas Negeri Yogyakrta Press. HAL 6-8
Solechan. August 2019. “Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik dalam Pelayanan
Publik”. Adminitrative Law & Governance Journal. Volume 2 Issue 3.
Fakultas Hukum, Universitas Diponegoro HAL 5-6.
Mesa Siti Maesaroh. 15 November 2021. “Pelayanan Publik: Asas-Asas Umum
Pemerintahan yang Baik”.
Solechan. August 2019. “Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik dalam Pelayanan
Publik”. Adminitrative Law & Governance Journal. Volume 2 Issue 3.
Fakultas Hukum, Universitas Diponegoro HAL 7
Muin Fahmal, Peran Asas-asas Umum Pemerintahan yang Layak dalam Mewujudkan
Pemerintahan yang Bersih,UII Press,Yogyakarta, 2008, h. 60

Anda mungkin juga menyukai