Anda di halaman 1dari 10

HUBUNGAN ANTARA NEGARA DAN RAKYAT

Oleh:
Kelompok 5

1. NISA ULKHAIRI 2010300038

2. FITRI INSANI LUBIS 2010300034

3. SARI REZEKI DALIMUNTHE 2010300036

DOSEN PENGAMPU:

MARDONA SIREGAR, M.H

HUKUM TATA NEGARA


FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYEKH ALI HASAN AHMAD ADDARY
PADANGSIDIMPUAN
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kita
kesehatan dan kesempatan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami ini yang berjudul
“Hubungan Antara Negara dan Rakyat” dengan tepat waktu. Dan tak lupa pula sholawat
bertangkaikan salam keruh junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW yang dimana syafaat
beliaulah yang kita harapkan di akhirat nanti.
Dengan adanya makalah kami ini kami berharap dapat menambahkan wawasan serta
pengetahuan para pembaca makalah kami ini. Dan kami juga berharap materi dalam makalah
kami ini akan bermanfaat bagi kita semua. Dalam makalah kami ini, kami sadar bahwa banyak
terdapat kesalahan baik dalam penulisan, bahasa yang kami gunakan dan hal lainnya. Jadi kami
berharap para pembaca bisa ataupun mau memberikan kritikan dan saran atas makalah kami ini.
Supaya kami bisa memperbaikinya di makalah yang lainnya.

Padangsidimpuan, 10 Oktober 2023

Pemakalah
DAFTAR ISI

HALAMAN COVER....................................................................................................................

KATA PENGANTAR..................................................................................................................

DAFTAR ISI.................................................................................................................................

BAB l PENDAHULUAN.............................................................................................................

A. Latar Belakang .................................................................................................................


B. Rumusan Masalah.............................................................................................................
C. Tujuan...............................................................................................................................

BAB ll PEMBAHASAN...............................................................................................................

A. Pengertian Masyarakat......................................................................................................
B. Pengertian Negara
C. Hubungan Antara Negara dan Warga Negara...................................................................

BAB III PENUTUP......................................................................................................................

KESIMPULAN.............................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................
BAB l
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Negara adalah suatu organisasi politik yang diberikan kekuasaan oleh masyarakat
sebagai anggota negara untuk mengatur segala urusan yang terkait dengan pencapaian
tujuan negara. Dalam hal ini tujuan negara adalah mencapai kesejahteraan, kemakmuran,
keamanan, dan menciptakan ketertiban bagi masyarakatnya, serta tujuan lain yang
senantiasa terkait dengan kepentingan masyarakat suatu negara. John Locke mencetuskan
ide untuk membagi kekuasaan tersebut kedalam tiga cabang kekuasaan, yaitu legislatif,
eksekutif, dan federatif. Montesquie selanjutnya menyempurnakan ide terse but dengan
mensyaratkan prinsip check and balance, dalam pemisahan cabang-cabang kekuasaan
negara yaitu legislatif, eksekutif, dan yudikatif.
Memahami latar belakang pencetusan ide pemisahan dan atau pembagian
kekuasaan negara kedalam tiga cabang kekuasaan tersebut adalah sebagai berikut;
Pertama, bahwa cabang kekuasaan legislatif diperlukan dalam rangka menjaga negara
tetap pada tujuan awal pembentukannya dan kekuasaan tidak didominasi oleh satu atau
sekelompok orang. Secara akademik juga tergambar dengan jelas bahwa latar belakang
adanya konsepsi perwakilan dalam ilmu politik yang meliputi lembaga-lembaga
perwakilan yang beranggotakan para wakil rakyat, lembaga-lembaga politik seperti partai
politik dan kelompok kepentingan yang merupakan lembaga penyeimbang kekuasaan
negara dimaksudkan untuk menjamin bahwa negara akan senantiasa berjalan atas dasar
kepentingan dan kebutuhan masyarakatnya.
Partai politik dan kelompok kepentingan adalah saluran untuk mengagregasi
kepentingan masyarakat dan lembaga perwakilan adalah saluran untuk mengartikulasikan
kepentingan tersebut. Kedua, bahwa cabang kekusaan eksekutif diperlukan untuk
menyeimbangkan artikulasi kepentingan yang sangat beragam, sehingga eksekutif adalah
cabang kekuasaan politik yang bersifat administratif yang mengatur lalu lintas
kepentingan masyarakat yang sangat kompleks, dalam hal inilah eksekutif harus bebas
dari unsur anggota-anggota lembaga-lembaga politik seperti partai politik ataupun
kelompok kepentingan yang berfungsi untuk mengaggregasi kepentingan masyarakat,
sehingga prinsip check and balance dapat dijalankan.
Masukknya unsur-unsur partai politik atapun kelompok kepentingan kedalam
kekuasaan eksekutif akan menimbulkan ketidakseimbangan dan prinsip check and
balance tidak dapat dijalankan. Kompleksnya kepentingan masyarakat melahirkan
sebuah lalu lintas kepentingan yang harus diatur agar keamanan dan ketertiban serta
keadilan dapat terjaga pada saat kompetisi agregasi dan artikulasi kepentingan dilakukan.
Suatu lalu lintas agregasi dan artikulasi kepentingan oleh individu ataupun kelompok,
oleh lembaga-lembaga politik tentu saja tidak dapat menghindarkan diri dari perselisihan
atau pertikaian. Cabang kekuasaan yudikatif mempunyai kekuasaan dalam memutuskan
perselisihan atau pertikaian tersebut baik oleh antar cabang kekuasaan sebagai lembaga
negara atau antar individu sebagai anggota masyarakat atau warga negara.
Dalam rangka mecapai ketertiban dan keadilan maka aturan-aturan hukum dibuat
sebagai pedoman bagi lembaga yudikatif untuk membuat keputusan, dan agar prinsip
check and balance dapat dijalankan maka cabang kekuasaan yudikatif ini harus bebas
dari unsur partai politik ataupun kelompok kepentingan. Masuknya unsur-unsur partai
politik atapun kelompok kepentingan kedalam kekuasaan yudikatif akan menimbulkan
ketidakseimbangan dan prinsip check and balance tidak dapat dijalankan. Fenomena
terkini, yang terjadi di Negara Indonesia yaitu setelah orde reformasi berjalan selama
lebih dari satu dasawarsa adalah masuknya unsur partai politik dalam cabang kekuasaan
eksekutif dan yudikatif dalam jabatan-jabatan strategis dan mengepalai beberapa unit
birokrasi. Menggunakan persfektif Sosiologi Politik tulisan ini hendak mengurai
bagaimana hubungan antara Negara Indonesia dan masyaraktnya dengan berkembangnya
fenomena semacam ini.
Saat ini Pemerintahan Negara Indonesia dipimpin oleh Presiden Joko Widodo.
Pemerintahannya dimulai sejak 20 Oktober 2014, dan ditandai dengan naiknya harga
bahan bakar minyak (BBM) yang tentu saja diiringi dengan kenaikan harga bahan-bahan
pokok lainnya. Meskipun beberapa kelompok mahasiswa melakukan aksi unjuk rasa
memprotes kebijakan tersebut, namun aksi tersebut tidak memberikan pengaruh yang
cukup berarti. Kondisi perekonomian Negara Indonesia diperburuk dengan melemahnya
nilai tukar rupiah terhadap dollar, Presiden Soekarno diguncang kekuasaannya pada
tingkat inflasi 650% pertahun Presiden Soeharto turun dari kursi kepresidenan pada level
inflasi 77, 63% dengan nilai tukar rupiah Rp.8.000,- terhadap dollar Amerika Serikat.
Prseiden SBY mengakhiri masa jabatan sampai habis masa jabatannya dan secara
konstitutional, tetapi pada masa pemerintahannya gejolak perekonomian sangat mudah
menyulut masyarakat untuk mengkritisi dan beraksi memprotes kebijakannya. Pada masa
sekarang yaitu era Presiden Joko Widodo harga BBM naik sebesar 32% dan rupiah
melemah sampai level RP. 14.500,- dengan tingkat inflasi masih dibawah 10%, namun
pemerintan kabinet kerja masih dapat menjalankan pemerintahannya tanpa adanya
gejolak yang berarti, meskipun faktor-faktor yang telah disebutkan tersebut bukan
merupakan faktor penentu munculnya gejolak masyarakat terhadap kepemimpinan
seorang presiden. Berdasarkan fenomena yang telah diuraikan rumusan masalah yang
dapat diajukan adalah:
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian masyarakat?
2. Apa pengertian negara?
3. Bagaimana hubungan antara negara dan rakyat?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian masyarakat.
2. Untuk mengetahui pengertian negara.
3. Untuk mengetahui hubungan negara dan rakyat.
BAB ll
PEMBAHASAN
A. Pengertian Masyarakat
M.J. Herskovits menyatakan, masyarakat adalah kelompok individu yang
diorganisasikan, yang mengikuti satu cara hidup tertentu. Sedangkan JL. Gillin dan J.P.
Gillin mengatakan bahwa masyarakat adalah kelompok manusia terbesar yang
mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap, dan perasaan persatuan yang sama. S.R. Steinmetz,
memberikan batasan mengenai masyarakat sebagai kelompok manusia yang terbesar
meliputi pengelompokan manusia yang lebih kecil yang mempunyai perhubungan erat
dan teratur. Pendapat dari Maclver yang mengatakan bahwa masyarakat adalah satu
sistem cara kerja dan prosedur, dari otoritas dan saling membantu yang meliputi
kelompok-kelompok dan pembagian-pembagian sosial lainya, system pengawasan
tingkah laku manusia dan kebebasan, sistem yang kompleks dan selalu berubah,atau
jaringan relasi sosial.1
Jadi, masyarakat timbul dari adanya kumpulan individu yang telah cukup lama
hidup dan berkerja sama. Dalam waktu yang cukup lama itu, kelompok manusia yang
belum terorganisasikan mengalami proses fundamental, yaitu:
1.Adaptasi dan membentuk organisasi tingkah laku dari para anggotanya.
2.Timbulnya secara lambat, perasaan kelompok atau lesprit de corps.
Proses itu biasanya bekerja tanpa disadari dan diikuti oleh semua anggota
kelompok dalam suasana trial and error. Agar tidak simpang siur dalam mengunakan
istilah, kelompok/group di sini adalah setiap himpunan manusia sosial yang
mengadakan relasi sosial antara satu dan lainnya. sebagai satu resiprositas. Kelompok
tersebut belum terorganisasikan secara sadar. Contohnya adalah crowd, class, primary
dan secondary group dan organisasi besar.
Istilah masyarakat berasal dari bahasa arab, yaitu syaraka yang artinya ikut
serta atau berpartisipasi. Sedangkan dalam bahasa inggris masyarakat adalah society
yang pengertiannya mencakup interaksi sosial, perubahan sosial, dan rasa
kebersamaan. Dalam literatur lainnya, masyarakat juga disebut dengan sistem social.

1
Beni Ahmad Saebani. Pengantar Antropologi (Bandung: CV Pustaka Setia, 2012), Hlm. 137.
Masyarakat juga berarti bahwa kesataun hidup manusia yang berinteraksi menurut
suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinu, dan yang terikat oleh suatu
rasa identitas bersama. Untuk pemahaman lebih luas tentang pengertian masyarakat,
akan dijelaskan beberapa para ahli yaitu:
a. Karl Marx
Masyarakat adalah suatu struktur yang mengalami ketegangan organisasi
ataupun perkembangan karena adanya pertentangan antara kelompok-kelompok
yang terpecah-pecah secara ekonomis.
b. Max Weber
Masyarakat adalah suatu struktur atau aksi yang pada pokoknya ditentukan
oleh harapan dan nilai-nilai yang dominan pada warganya.
c. Selo Soemardjan
Masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan
kebudayaan.
Terbentuknya kelompok sosial atau masyarakat dikarenakan manusia-manusia
menggunakan pikiran, perasaan, dan keinginannya dalam memberikan reaksi terhadap
lingkungannya. Manusia mempunyai naluri untuk selalu berhubungan dengan
sesamanya. Hubungan yang berkesinambungan dan terus menerus ini menghasilkan
pola pergaulan yang disebut pola interaksi sosial.

B. Pengertian Negara
Negara dari perspektif para ahli :2
1. Menurut Krasner merumuskan negera sebagai sejumlah peran dan institusi yang
memiliki dorongan dan tujuan khusus yang berbeda dari kepentingan kelompok
tertentu mana pun dalam masyarakat.
2. Menurut Eric Nordlinger daam bukunya On the Autonomy of the Democratic State
melihat negara sebagai semua individu yang memegang jabatan di mana jabatan
tersebut memberikan kewenangan kepada invidu-individu untuk membuat dan
menjalankan keputusan-keputusan yang dapat mengikat pada sebagian atau
keseluruhan dari segmen-segmen dalam masyarakat.

2
Damsar, Pengantar Sosiologi Politik, (Jakarta: Kencana, 2010), Cet. ke-1, Hlm. 100-102.
3. Menurut Marxian memandang negara pada awalnya sebagai bentuk dari kepentingan
pribadi dari para kapitalis yang berfungsi sebagai instrument untuk meraih tujuan
tertentu. Dengan demikian, negara dipandang sebagai pelaksana dari kepentingan
kelas tertentu.
C. Hubungan antara Negara dan Warga Negara
Hubungan antara Negara dan Warga Negara identik dengan adanya hak dan
kewajiban antara warga Negara dan warga Negara ataupun sebaliknya. Negara memiliki
kewajiban untuk memberikan keamanan, kesejahteraan, perlindungan terhadap warga
negaranya serta memiliki hak untuk dipatuhi dan dihormati. Sebaliknya warga Negara
wajib membela Negara dan berhak mendapatkan perlindungan dari Negara
Di Indonesia sering kali terjadi adanya kesejanggan antara tanah Negara dengan
kehidupan warga Negara peranan Negara dengan kehidupan warga Negara. Masalah-
masalah politik, Sosiologi, ekonomi, dan budaya misalnya sering kali terjadi karna
adanya kesejangngan antara peranan Negara serta kehidupan warga Negara nya.
Dalam deretan pasal-pasal beserta ayat-ayatnya, UUD 1945 secara jelas
mencantumkan hak serta kewajiban Negara atas rakyatnya yang secara jelas juga harus
dipenuhi melalui tangan-tangan trias politika ala montesque. Melalui tangan legislative
suara rakyat tersampaikan, melalui tangan eksekutif kewajiban Negara, hak rakyat
dipenuhi, dan ditangan yudikatif aturan-aturan pelaksanaan hak dan kewajiban
dijelaskan. Idealnya begitu, tapi apa daya sampai sekarang boleh dihitung dengan sebelah
tangan seberapa jauh Negara menjalankan kewajiban. Boleh dihitung juga berapa banyak
Negara menuntut haknya.
Bukan hal yang aneh ketika sebagian rakyat menuntut kembali haknya yang selama
ini telah diberikan kepada Negara sebagai jaminan Negara akan menjaga serta
menjalankan kewajibannya. Negara sebagai sebuah entitas dimana meliputi sebuah
kawasan yang diakui (kedaulatan), mempunyai pemerintahan, serta mempunyai rakyat.
Rakyat kemudian memberikan sebagian haknya kepada Negara sebagai gantinya Negara
akan melindungi dari setiap marabahaya, serta berkewajiban untuk mengatur rakyatnya.
Hak-hak rakyat tadi adalah kewajiban bagi sebuah Negara. Hak untuk hidup, Hak
untuk mendapatkan kerja, serta hak-hak untuk mendapatkan pelayanan umum seperti
kesehatan, rumah, dan tentunya untuk mendapatkan pendidikan. Semuanya itu harus
mampu dipenuhi oleh Negara, karna itulah tanggung jawab Negara. Kalau hal itu tak bias
dipenuhi oleh sebuah Negara maka tidak bisa disebut sebuah Negara.
DAFTAR PUSTAKA
Beni Ahmad Saebani. Pengantar Antropologi (Bandung: CV Pustaka Setia, 2012), Hlm. 137.
Damsar, Pengantar Sosiologi Politik, (Jakarta: Kencana, 2010), Cet. ke-1, Hlm. 100-102.

https://www.studocu.com/id/document/universitas-islam-negeri-ar-raniry/hubungan-sipil-militer-
di-negara-negara-asia/makalah-hubungan-negara-dan-warga-negara-1/46543828
Diakses pada tanggal 10-oktober-2023

Anda mungkin juga menyukai