Anda di halaman 1dari 11

TUGAS PKN

PERAN LEMBAGA-LEMBAGA DALAM


MASYARAKAT

Anggota Kelompok :
Ine Rosianna

Intan Destiana purti

Nita Puspitasari

Vina Pratama Darmawanti

i
KATA PENGANTAR

PUJI syukur senantiasa kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-NYA sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan tepat waktu, Penulisan kliping ini bertujuan untuk memenuhi
salah satu tugas kelompok yang diberikan oleh Guru mata pelajaran PKN dengan
mengangkat judul “Peran Lembaga-lembaga dalam masyarakat”, sholawat dan
salam semoga selamanya mengalir tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad
SAW, sang penerang alam semesta.

Kami ucapkan terimakasih kepada pihak yang telah terlibat dalam


pembuatan kliping ini, dan juga tak lupa kami ucapkan kepada bapa Rony Sonjaya
,Spd Selaku guru dalam mata pelajaran ini. Kami telah membuat kliping ini dengan
semaksimal mungkin, namun dengan segala kerendahan hati kami menyadari
bahwa kliping ini masih jauh dari kata sempurna, akan besar manfaatnya bila
pembaca berkenan memberi saran dan kritik, yang akan kami gunakan untuk
memperbaiki pembuatan kliping dimasa yang akan datang.

Akhir kata, dari kelompok kami mohon maaf apabila banyak kekurangan
dalam penyusunan kliping ini. Kami berharap kliping ini dapat memberikan
manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan. Terimakasih.

Bandung, 16 Oktober 2020

ii
DAFTAR ISI

Halaman
COVER ................................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii
I. PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ....................................................................................
II. PEMBAHASAN ......................................................................................... 2
2.1. Peran Lembaga Penegak Hukum Dalam Menjamin Keadilan dan
Kedamaian ........................................................................................... 2
2.2. Lembaga Penegak Hukum Indonesia ................................................. 4
2.3. PERAN PENEGAK HUKUM DAN MASYARAKAT DALAM
MEMBERANTAS GRATIFIKASI KEPADA PEGAWAI NEGERI ......... 5
2.4. PERAN Lembaga Peradilan dalam Penegakan Hukum dan HAM .... 5
2.5. PERAN LEMBAGA SOSIAL TERHADAP PEMBINAAN MORAL
REMAJA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS ......................................... 5
III. ANALISA ................................................................................................... 7
3.1. ............................................................................................................ 7
3.2. ............................................................................................................ 7
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 8

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Lembaga-lembaga Negara merupakan pembagian tugas-tugas kepada
pemerintah yang berkuasa, dimana yang memerintah tidak hanya satu dua orang tetapi
terdiri dari beberapa lembaga, organisasi dan sebagainya. Materi ini di pelajari pada
mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, yang membahas tentang
pembagian kekuasaan mulai dari tingkat pusat, kota dan provinsi, kecamatan dan desa.

Pada pemerintahan pusat terbagi tiga yaitu legislatif, eksekutif dan yudikatif,
yang memiliki tugas yang berbeda-beda dan terpisah satu sama lainnya, baik mengenai
tugas maupun mengenai alat perlengkapan yang melakukan. Sistem ketatanegaraan
Indonesia telah mengalami perubahan setelah adanya amandemen UUD 1945 yang
dilakukan MPR pasca-Orde Baru. Perubahan tersebut dilatarbelakangi adanya kehendak
untuk membangun pemerintahan yang demokratis dan seimbang diantara cabang-
cabang kekuasaan, mewujudkan supremasi hukum dan keadilan, serta menjamin dan
melindungi hak asasi manusia.

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Peran Lembaga Penegak Hukum Dalam Menjamin Keadilan dan
Kedamaian
Sebagai negara hukum, Indonesia tentu memiliki lembaga penegak hukum untuk
menjamin keadilan dan kedamaian bagi seluruh rakyatnya. Ada empat lembaga
penegak hukum dalam menjamin keadilan dan kedamaian di Indonesia yakni
Kepolisian, Mahkamah Konstitusi (MK), Mahkamah Agung (MA), dan
Pengadilan Militer.

Kepolisian memiliki peran dalam penangkapan, penyitaan dan penyidikan kepada


masyarakat yang tidak taat hukum. Lembaga ini juga bertanggungjawab rutin
melakukan pemeriksaan surat-surat yang diterbitkan oleh Kepolisian.
Sementara itu, Mahkamah Konstitusi bertugas menangani kasus-kasus hukum di
atas meja peradilan. Terutama dalam kasus persengketaan yang memang belum
ada yurisprudensinya.
Berbeda dengan itu, Mahkamah Agung berperan dalam mengadili perkara-perkara
tingkat kasasi. Mahkamah Agung juga memiliki hak memberikan pertimbangan
kepada Presiden mengenai penjatuhan grasi dan rehabilitasi.
Lalu yang terakhir adalah Pengadilan Militer. Lembaga ini dibentuk atas
pertimbangan keamanan negara. Ada tingkatakan dalam lembaga ini, yaitu
Peradilan Militer tingkat A berada di kota tempat KODAM dan Peradilan Militer
tingkat B berada di kota tempat KOREM.

Teori Penegak Hukum


1. Total enforcement; yaitu ruang lingkup penegakan hukum pidana sebagaimana
yang telah dirumuskan dalama hukum pidana substantif (subtantive law of crime).
Penegakan total enforcement ini tidak mungkin dapat dilakukan karena para
penegak hukum dibatasi secara ketat oleh hukum acara pidana yang meliputi
aturan-aturan penangkapan, penahanan, penggeledahan, penyitaan, dan
pemeriksaan pendahuluan. Disisi lain mungkin terjadi hukum pidana substantif
sendiri memberikan batasan-batasan. Misalnya dibutuhkan aduan terlebih dahulu
yang merupakan persyarataan penuntutan pada delik-delik aduan (klacht delicten).
Ruang lingkup yang dibatasi seperti itu disebut sebagai area of no enforcement.
2. Full enforcement, setelah ruang lingkup penegakan hukum pidana yang bersifat
total dibatasi area of no anforcement diharapkan penegakan hukum ini dapat
dilakukan secara maksimal.

2
3. Actual enforcement, menurut Joseph Goldstein full enforcement dianggap not a
realistic ezpectation, karena terdapat batasan-batasan dalam bentuk waktu,
personil, alat alat investigasi, dana dan lain sebagainya, yang kesemuanya
mengakibatkan keharusan dilakukannya discretion dan sisanya inilah yang disebut
sebagai actual enforcement.
Dalam penegakan hukum harus memperhatikan 3 dimensi;

1. Penerapan hukum dipandang sebagai sistem normatif (normative system) adalah,


penerapan keseluruhan aturan hukum yang menggabarkan nilai nilai sosial yang
didukung oleh saksi pidana.
2. Penerapan hukum harus dipandang sebagai sistem adminstratif (adminstrative
system) yang mencakup intraksi antara pelbagi aparatur penegak hukum yang
merupakan sub sistem peradilan diatas
3. Penerapan hukum pidana merupakan sistem sosial , dalam arti bahwa dalam
mendefinisikan tindak pidana harus memperhitungkan pelbagi perspektif
pemikiran yang terdapat pada lapisan masyarakat.
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penegakan Hukum
Menurut Soerjono Soekanto, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi dalam
penegakan hukum, diantaranya;

1. Faktor hukum
Ada kalanya dalam penyelenggaraan hukum di lapangan terjadinya pertentangan
menyangkut kepastian hukum dan keadilan, hal ini dikarenakan oleh konsepso
keadilan merupakan suatu rumusan yang bersifat abstrak, sementara kepastian
hukum merupakan suatu prosedur yang telah ditentukan secara normatif.

Maka dari itu, suatu kebijakan maupun tindakan yang tidak sepenuhnya berdasar
hukum merupakan sesuatu yang dapat dibernarkan sepanjang kebijakan maupun
tindakan tersebut tidak bertentangan dengan hukum. Maka dari itu, dalam
penyelenggaraan hukum tidak hanya mencakup law enforcement, namun
juga peace maintanance, karena dalam penyelenggaraan hukum merupakan proses
penyesuaian antara nilai kaidah & pola prilaku yang memiliki tujuan terwujudnya
kedamaian.

2. Faktor penegakan hukum


Mentalitas atau keperibadian petugas dalam menegakkan humum memainkan peran
penting, bila peraturan sudah baik, akan tetapi kualitas petugas belum baik,
tentunya masalah bulum terselesaikan. Oleh karenanya, salah satu kunci
keberhasilan dalam penegakan hukum adalah mentalitas dan keperibadian penegak
hukum.

3
3. Faktor sarana dan fasilitas pendukung
Adapun faktor sarana & fasilitas pendukung mencakup perangkat lunak dan keras,
misalnya perangkat lunak adalah pendidikan. Pendidikan yang diterima penegak
hukum kepolisian dewasa ini cendrung pada hal hal yang praktis konvensional,
yang menyebabkan banyak polosi mengalami hambatan dalam tujuannya,
diantaranya pengetahuan tentang kejahatan komputer dan dalam tindak pidana
khusus yang selama ini masih berada dalam wewenang jaksa, hal tersebut karena
secara teknis yuridis polisi dianggap belum mampu dan belum siap. Walaupun
disadari bahwa tugas yang harus diemban oleh polisi sangat luas dan banyak.

4. Faktor masyarakat
Penegak hukum tentunya berasal dari masyarakat dan bertujuan untuk menciptakan
dan meningkatkan kedalamaian di dalam masyarakat. Setiap orang atau kelompok,
sedikit-banyaknya memiliki kesadaran hukum, persoalan yang timbul berikutnya
adalah taraf kepatuhan pada hukum tersebut, yaitu kepatuhan hukum yang tinggi,
sedang, dan kurang. Terdapat tingkatan terhadap kepatuhan terhadap hukum itu
sendiri. Dan ini merupakan indikator berfungsinya hukum yang bersangkutan.

5. Faktor kebudayaan
Menurut Soerjono Soekanto, kebudayaan memiliki fungsi yang begitu besar bagi
masyarakat, yaitu mengatur agar manusia dapat mengetahui bagaimana seharusnya
dalam bertindak, berbuat, maupun dalam menentukan sikapnya bila mereka
berhubungan dengan orang lain. Dengan demikian, kebudayaan merupakan garis
pokok tentang perikelakuan yang menetapkan peraturan mengenai apa yang harus
dilakukan, dan apa yang dilarang.

2.2. Lembaga Penegak Hukum Indonesia


Kejaksaan
Kejaksaan merupakan lembaga eksekutif yang tunduk pada presiden. Akan tetapi,
bila dilihat dari segi fungsinya, kejaksaan merupakan bagian dari lembaga
yudikatif.

Hal ini termuat pada pasal 24 amandemen ketiga UUD Negara RI 1945 yang
menegaskan bahwa kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah mahkamah agung
dan badan peradilan lain yang fungsinya berkaitan dengan kekuasaan kehakiman.

Penegasan lainnya terdapat pada pasal 41 Undang-undang No 4 Tahun 2004,


tentang kekuasaan kehakiman.

4
2.3. PERAN PENEGAK HUKUM DAN MASYARAKAT DALAM
MEMBERANTAS GRATIFIKASI KEPADA PEGAWAI NEGERI
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana
peran penegak hukum dalam memberantas tindak pidana gratifikasi dan
bagaimana peran dan fungsi masyarakat dalam memberantas gratifikasi di
Indonesia. Dengan menggunakan metode penelitian yuridis normatif, maka dapat
disimpulkan: 1. Kedudukan penegak hukum dalam memberantas gratifikasi, peran
penegak hukum sebagai penyidik yang memiliki kekuasaan hukum tetap dan
masyarakat dapat berperan membantu upaya pencegahan dan pemberantasan
tindak pidana gratifikasi. Karena penegak hukum dan masyarakat saling
membantu dalam memberantas gratifikasi akan tercipta rangka mencapai tujuan
nasional. 2. Tugas dan fungsi masyarakat dalam pemberantasan gratifikasi kepada
para pegawai negeri. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 Tahun
2000 Pasal 2 yang menyatakan peran serta masyarakat berhak mencari,
memperoleh dan memberikan informasinya. Dengan demikian keikutsertaan
masyarakat dalam memberantas gratifikasi bisa membantu aparat penegak hukum
polisi, kejaksaan, dan pejabat penyidik yang berwenang dalam menyelidik dan
menyidik dimana terjadinya kasus tindak pidana gratifikasi yang terjadi di
lingkungan, daerah, bahkan di negara sekalipun, agar kasus tindak pidana
gratifikasi bisa menurun di negara ini karena keikutsertaan masyarakat dan
penegak hukum dalam memberantas gratifikasi.

2.4. PERAN Lembaga Peradilan dalam Penegakan Hukum dan HAM


Berdasarkan ketentuan UUD 1945 pasal 24 yang selanjutnya diatur di UU
RI No. 48 Tahun 2009 pasal 18 tentang kekuasaan kehakiman. Menurut UU
tersebut, kekuasaan kehakiman di Indonesia ada pada dua badan, yaitu:
Mahkamah Agung (MA) dan badan peradilan yang berada di bawahnya dalam
lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan
militer, lingkungan peradilan tata usaha negara. Mahkamah Konstitusi Penegakan
hukum melalui badan peradilan menempati kedudukan yang sangat strategis.
adalah sarana bagi masyarakat untuk mendapatkan keadilan dan perlakuan yang
semestinya di depan hukum. Artinya, bila suatu negara yang tidak mementingkan
keberadaan lembaga peradilan atau mengecilkan peranannya, maka negara itu

5
akan mengalami kesulitan dalam menjalankan roda pemerintahan.
Selain badan peradilan, peran lembaga penegak hukum juga sangat mendukung
terwujudnya keadilan dan kedamaian. Beberapa lembaga penegak hukum di
Indonesia, yaitu: Kepolisian Negara RI diatur dalam UU RI No. 2 Tahun 2002
Kejaksaan RI diatur dalam UU RI No. 16 Tahun 2004 Hakim sebagai Pelaksana
Kekuasaan Kehakiman diatur dalam UU RI No. 4 Tahun 2004 Advokat dalam
penegakan hukum diatur dalam UU RI No. 18 Tahun 2003 Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK) diatur dalam UU RI No. 30 Tahun 2002.

2.5. PERAN LEMBAGA SOSIAL TERHADAP PEMBINAAN MORAL


REMAJA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS
Pembinaan moral untuk remaja di sekolah menengah atas (SMA) melalui
lembaga sosial sangat penting untuk melatih kepekaan dan partisipasi langsung
terhadap masyarakat. Tujuan penulisan ini adalah untuk mendeskripsikan peran
lembaga sosial dalam pembinaan moral remaja. Metode yang digunakan adalah
deskriptif kualitatif. subjek kajian adalah lembaga sosial yang meliputi lembaga
keluarga, lembaga pendidikan, lembaga agama, dan lembaga hukum. Teknik
pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi.
Analisis data menggunakan uji kredibilitas dan triangulasi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa lembaga sosial memahami dan mengerti tugasnya sebagai
lembaga sosial yang memiliki tugas membentuk moral remaja menjadi baik.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa lembaga sosial yang meliputi lembaga
keluarga, lembaga pendidikan, lembaga agama, dan lembaga hukum yang ada
belum berperan secara maksimal dalam pembinaan moral remaja. Kata Kunci:
lembaga sosial, pembinaan moral, remaja. Moral

6
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

3.2. Saran

7
Daftar Pustaka

https://kumparan.com/berita-hari-ini/peran-lembaga-penegak-hukum-dalam-
menjamin-keadilan-dan-kedamaian-1uALXTKL6RH
https://b-pikiran.cekkembali.com/lembaga-penegak-hukum/

https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/lexcrimen/article/view/7955

https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/28/194500869/peran-lembaga-
peradilan-dalam-penegakan-hukum-dan-ham

Anda mungkin juga menyukai