Anggota Kelompok :
Ine Rosianna
Nita Puspitasari
i
KATA PENGANTAR
PUJI syukur senantiasa kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-NYA sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan tepat waktu, Penulisan kliping ini bertujuan untuk memenuhi
salah satu tugas kelompok yang diberikan oleh Guru mata pelajaran PKN dengan
mengangkat judul “Peran Lembaga-lembaga dalam masyarakat”, sholawat dan
salam semoga selamanya mengalir tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad
SAW, sang penerang alam semesta.
Akhir kata, dari kelompok kami mohon maaf apabila banyak kekurangan
dalam penyusunan kliping ini. Kami berharap kliping ini dapat memberikan
manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan. Terimakasih.
ii
DAFTAR ISI
Halaman
COVER ................................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii
I. PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ....................................................................................
II. PEMBAHASAN ......................................................................................... 2
2.1. Peran Lembaga Penegak Hukum Dalam Menjamin Keadilan dan
Kedamaian ........................................................................................... 2
2.2. Lembaga Penegak Hukum Indonesia ................................................. 4
2.3. PERAN PENEGAK HUKUM DAN MASYARAKAT DALAM
MEMBERANTAS GRATIFIKASI KEPADA PEGAWAI NEGERI ......... 5
2.4. PERAN Lembaga Peradilan dalam Penegakan Hukum dan HAM .... 5
2.5. PERAN LEMBAGA SOSIAL TERHADAP PEMBINAAN MORAL
REMAJA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS ......................................... 5
III. ANALISA ................................................................................................... 7
3.1. ............................................................................................................ 7
3.2. ............................................................................................................ 7
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 8
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Pada pemerintahan pusat terbagi tiga yaitu legislatif, eksekutif dan yudikatif,
yang memiliki tugas yang berbeda-beda dan terpisah satu sama lainnya, baik mengenai
tugas maupun mengenai alat perlengkapan yang melakukan. Sistem ketatanegaraan
Indonesia telah mengalami perubahan setelah adanya amandemen UUD 1945 yang
dilakukan MPR pasca-Orde Baru. Perubahan tersebut dilatarbelakangi adanya kehendak
untuk membangun pemerintahan yang demokratis dan seimbang diantara cabang-
cabang kekuasaan, mewujudkan supremasi hukum dan keadilan, serta menjamin dan
melindungi hak asasi manusia.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Peran Lembaga Penegak Hukum Dalam Menjamin Keadilan dan
Kedamaian
Sebagai negara hukum, Indonesia tentu memiliki lembaga penegak hukum untuk
menjamin keadilan dan kedamaian bagi seluruh rakyatnya. Ada empat lembaga
penegak hukum dalam menjamin keadilan dan kedamaian di Indonesia yakni
Kepolisian, Mahkamah Konstitusi (MK), Mahkamah Agung (MA), dan
Pengadilan Militer.
2
3. Actual enforcement, menurut Joseph Goldstein full enforcement dianggap not a
realistic ezpectation, karena terdapat batasan-batasan dalam bentuk waktu,
personil, alat alat investigasi, dana dan lain sebagainya, yang kesemuanya
mengakibatkan keharusan dilakukannya discretion dan sisanya inilah yang disebut
sebagai actual enforcement.
Dalam penegakan hukum harus memperhatikan 3 dimensi;
1. Faktor hukum
Ada kalanya dalam penyelenggaraan hukum di lapangan terjadinya pertentangan
menyangkut kepastian hukum dan keadilan, hal ini dikarenakan oleh konsepso
keadilan merupakan suatu rumusan yang bersifat abstrak, sementara kepastian
hukum merupakan suatu prosedur yang telah ditentukan secara normatif.
Maka dari itu, suatu kebijakan maupun tindakan yang tidak sepenuhnya berdasar
hukum merupakan sesuatu yang dapat dibernarkan sepanjang kebijakan maupun
tindakan tersebut tidak bertentangan dengan hukum. Maka dari itu, dalam
penyelenggaraan hukum tidak hanya mencakup law enforcement, namun
juga peace maintanance, karena dalam penyelenggaraan hukum merupakan proses
penyesuaian antara nilai kaidah & pola prilaku yang memiliki tujuan terwujudnya
kedamaian.
3
3. Faktor sarana dan fasilitas pendukung
Adapun faktor sarana & fasilitas pendukung mencakup perangkat lunak dan keras,
misalnya perangkat lunak adalah pendidikan. Pendidikan yang diterima penegak
hukum kepolisian dewasa ini cendrung pada hal hal yang praktis konvensional,
yang menyebabkan banyak polosi mengalami hambatan dalam tujuannya,
diantaranya pengetahuan tentang kejahatan komputer dan dalam tindak pidana
khusus yang selama ini masih berada dalam wewenang jaksa, hal tersebut karena
secara teknis yuridis polisi dianggap belum mampu dan belum siap. Walaupun
disadari bahwa tugas yang harus diemban oleh polisi sangat luas dan banyak.
4. Faktor masyarakat
Penegak hukum tentunya berasal dari masyarakat dan bertujuan untuk menciptakan
dan meningkatkan kedalamaian di dalam masyarakat. Setiap orang atau kelompok,
sedikit-banyaknya memiliki kesadaran hukum, persoalan yang timbul berikutnya
adalah taraf kepatuhan pada hukum tersebut, yaitu kepatuhan hukum yang tinggi,
sedang, dan kurang. Terdapat tingkatan terhadap kepatuhan terhadap hukum itu
sendiri. Dan ini merupakan indikator berfungsinya hukum yang bersangkutan.
5. Faktor kebudayaan
Menurut Soerjono Soekanto, kebudayaan memiliki fungsi yang begitu besar bagi
masyarakat, yaitu mengatur agar manusia dapat mengetahui bagaimana seharusnya
dalam bertindak, berbuat, maupun dalam menentukan sikapnya bila mereka
berhubungan dengan orang lain. Dengan demikian, kebudayaan merupakan garis
pokok tentang perikelakuan yang menetapkan peraturan mengenai apa yang harus
dilakukan, dan apa yang dilarang.
Hal ini termuat pada pasal 24 amandemen ketiga UUD Negara RI 1945 yang
menegaskan bahwa kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah mahkamah agung
dan badan peradilan lain yang fungsinya berkaitan dengan kekuasaan kehakiman.
4
2.3. PERAN PENEGAK HUKUM DAN MASYARAKAT DALAM
MEMBERANTAS GRATIFIKASI KEPADA PEGAWAI NEGERI
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana
peran penegak hukum dalam memberantas tindak pidana gratifikasi dan
bagaimana peran dan fungsi masyarakat dalam memberantas gratifikasi di
Indonesia. Dengan menggunakan metode penelitian yuridis normatif, maka dapat
disimpulkan: 1. Kedudukan penegak hukum dalam memberantas gratifikasi, peran
penegak hukum sebagai penyidik yang memiliki kekuasaan hukum tetap dan
masyarakat dapat berperan membantu upaya pencegahan dan pemberantasan
tindak pidana gratifikasi. Karena penegak hukum dan masyarakat saling
membantu dalam memberantas gratifikasi akan tercipta rangka mencapai tujuan
nasional. 2. Tugas dan fungsi masyarakat dalam pemberantasan gratifikasi kepada
para pegawai negeri. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 Tahun
2000 Pasal 2 yang menyatakan peran serta masyarakat berhak mencari,
memperoleh dan memberikan informasinya. Dengan demikian keikutsertaan
masyarakat dalam memberantas gratifikasi bisa membantu aparat penegak hukum
polisi, kejaksaan, dan pejabat penyidik yang berwenang dalam menyelidik dan
menyidik dimana terjadinya kasus tindak pidana gratifikasi yang terjadi di
lingkungan, daerah, bahkan di negara sekalipun, agar kasus tindak pidana
gratifikasi bisa menurun di negara ini karena keikutsertaan masyarakat dan
penegak hukum dalam memberantas gratifikasi.
5
akan mengalami kesulitan dalam menjalankan roda pemerintahan.
Selain badan peradilan, peran lembaga penegak hukum juga sangat mendukung
terwujudnya keadilan dan kedamaian. Beberapa lembaga penegak hukum di
Indonesia, yaitu: Kepolisian Negara RI diatur dalam UU RI No. 2 Tahun 2002
Kejaksaan RI diatur dalam UU RI No. 16 Tahun 2004 Hakim sebagai Pelaksana
Kekuasaan Kehakiman diatur dalam UU RI No. 4 Tahun 2004 Advokat dalam
penegakan hukum diatur dalam UU RI No. 18 Tahun 2003 Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK) diatur dalam UU RI No. 30 Tahun 2002.
6
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
7
Daftar Pustaka
https://kumparan.com/berita-hari-ini/peran-lembaga-penegak-hukum-dalam-
menjamin-keadilan-dan-kedamaian-1uALXTKL6RH
https://b-pikiran.cekkembali.com/lembaga-penegak-hukum/
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/lexcrimen/article/view/7955
https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/28/194500869/peran-lembaga-
peradilan-dalam-penegakan-hukum-dan-ham