Anda di halaman 1dari 16

KLIPING

“PEMBERITAAN BERKAITAN DENGAN PERAN


LEMBAGA PENEGAK HUKUM”

DI
S
U
S
U
N
OLEH :

 Defry Ariansyah Rahmad


 Jus Atmayani Bahari
 Nuraisyah
 Nurul Handrayani
 Nusran
Kelas : XII MIPA 4

SMAN 1 ENREKANG
2020/2021
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT hingga saat ini masih
memberikan nafas kehidupan dan anugerah akal, sehingga kami dapat
menyelesaikan pembuatan kliping ini dengan judul “Pemberitaan yang
Berkaitan dengan peran Lembaga-lembaga Penegak Hukum” tepat pada
waktunya. Terimakasih pula kepada semua pihak yang telah ikut membantu
hingga dapat disusunnya kliping ini.

Kliping sederhana ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan. Dalam kliping ini membahas tentang
pengertian penegak hukum, dan pemberitaan yang berhubungan dengan
lembaga penegak hukum. Akhirnya saya sampaikan terima kasih atas
perhatiannya terhadap kliping ini, dan kami berharap semoga makalah ini
bermanfaat bagi kami dan khususnya pembaca pada umumnya.

Akhirnya, tidak ada manusia yang luput dari kesalahan dan kekurangan.
Dengan segala kerendahan hati, saran-saran dan kritik yang sifatnya
membangun sangat kami harapkan dari para pembaca guna peningkatan
kualitas makalah ini dan kliping lainnya pada waktu mendatang.

Anggeraja, 15 September 2020

Penulis

1.
DAFTAR ISI

Kata pengantar........................................................................................1
Daftar isi..................................................................................................2

Bab I Pendahuluan
A. Pengertian................................................................................3
B. Teori penegakan hukum...........................................................3
C. Penegak hukum di Indonesia....................................................4

Bab II Pembahasan
A. Pemberitaan yang berkaitan dengan lembaga penegak hukum...6
B. Analisis pemberitaan................................................................13

Bab III Penutup


A. Kesimpulan.............................................................................14
B. Saran......................................................................................14

Daftar pustaka........................................................................................15

2.
BAB I
PENDAHULUAN

A. PENGERTIAN

Penegakan hukum adalah upaya yang dilakukan untuk tegaknya atau


berfungsinya norma-norma hukum secara nyata sebagai pedoman pelaku
dalam lalu lintas atau hubungan hukum dalam kehidupan bermasyarakat dan
bernegara.
Setiap negara memiliki produk hukum yang berbeda-beda, hukum
diciptakan sesuai dengan kebutuhan bermasyarakat maupun bernegara
dengan tujuan tidak lain untuk menciptakan dan meningkatkan ketertiban
serta kepastian hukum dalam masyarakat.
Untuk dapat terciptanya penegakan hukum di dalam masyarakat maka
perlu dilakukan upaya – upaya dengan menertibkan lembaga-lembaga yang
bertugas menegakkan hukum sesuai dengan proporsi ruang lingkup masing
masing, serta didasarkan atas sistem kerja sama yang baik dan mendukung
tujuan yang hendak dicapai.
Pada hakikatnya penegakan hukum dilakukan untuk mewujudkan cita-
cita atau kaedah-kaedah yang memuat keadilan, kebenaran, penegakan
hukum tidak sebatas tugas daripada penegak hukum yang sudah di kenal
secara konvensional, melainkan menjadi tugas dari setiap orang. Walaupun
demikian dalam kaitannya dengan hukum publik yang paling bertanggung
jawab adalah pemerintah.

B. TEORI PENEGAKAN HUKUM

Dalam penegakan hukum harus memperhatikan 3 dimensi:


1. Penerapan hukum dipandang sebagai sistem normatif (normative
system) adalah, penerapan keseluruhan aturan hukum yang
menggabarkan nilai nilai sosial yang didukung oleh saksi pidana.
2. Penerapan hukum harus dipandang sebagai sistem adminstratif
(adminstrative system) yang mencakup intraksi antara pelbagi aparatur
penegak hukum yang merupakan sub sistem peradilan diatas.
3. Penerapan hukum pidana merupakan sistem sosial , dalam arti bahwa
dalam mendefinisikan tindak pidana harus memperhitungkan pelbagi
perspektif pemikiran yang terdapat pada lapisan masyarakat.

3.
C. PENEGAK HUKUM DI INDONESIA

1. Kepolisiaan
Lembaga penegak hukum yang satu ini sudah populer dan selalu
menjadi salah satu cita-cita yang diinginkan anak-anak
Lembaga ini selalu berinteraksi dengan masyarakat dan selalu dapat
ditemukan dimanapun dan kapanpun.
Tidak hanya itu, Kepolisian juga memiliki banyak unit yang memegang
peran tertentu dalam bertugas dengan tujuan yaitu melindungi masyarakat.
Dalam hal ini, salah satu yang selalu dapat dijumpai adalah SATLANTAS
(Satuan Lalu Lintas) yang berkaitan dengan berjalannya kepatuhan dalam
berkendara.
Dalam pasal Undang-undang No. 2 tahun 2002 tentang Kepolisian
Indonesia bahwa fungsi kepolisian untuk menjaga dan melindungi masyarakat
sebagai penegak hukum dan melakukan pelayanan kepada masyarakat.
Fungsi ini merupakan ketatapan dari Pemerintah yang keberadaannya
juga telah dijamin oleh Pemerintah.
Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai salah satu lembaga
penegak hukum juga memiliki fungsi untuk memberikan bantuan kepada
lembaga pemerintahan lain dalam melaksanakan tugas.
Adapun lembaga pemerintahan lain yang dibantu oleh Kepolisian
adalah OJK (Otoritas Jasa Keuangan) dan Direktorat Jendral lainnya yang
membutuhkan bantuan penegak hukum.

2. Mahkama Konstitusi
Lembaga ini menangani kasus hukum yang telah berada di pengadilan.
Pengadilan merupakan tempat dimana sebuah perkara akan ditindaklanjuti
atau tidak.
Dalam hal ini, Mahkamah Konstitusi memiliki peran penting untuk
menegakkan hukum secara obyektif.
Pengesahan Mahkamah Konstitusi dilakukan pada tahun 2003 dengan
poin yang terdapat dalam Undang-undang No. 24 tahun 2003 dalam bulan
Agustus.

3. Mahkama Agung
Mahkama Agung merupakan tingkat tertinggi peradilan tinggi di
Indonesia. Dalam hal ini Mahkama Agung akan mengadili perkara pada tingkat
kasasi dimana ketika seseorang tidak puas dengan putudsan yang diberikan
oleh hakim di Pengadilan Negeri dan Pengadilan Tinggi, berhak untuk
mengajukan kasasi.

4.
5. Pengadilan Militer
Lembaga penegak hukum yang terakhir adalah Pengadilan Militer yang
merupakan kekuatan di bidang keamanan Negara.
Pengadilan Militer terdiri dari dua, yaitu tingkat A di KODAM, dan
tingkat B di KOREM.
Dalam kedua tingkat ini, Pengadilan Militer juga memiliki tingkatan
seperti pada dua poin di bawah ini:
 Pengadilan militer tinggi
 Pengadilan militer utama

5.
BAB II
PEMBAHASAN

A. PEMBERITAAN YANG BERKAITAN DENGAN LEMBAGA PENEGAK HUKUM

1) Sigit Riyanto: Peran Lembaga Pengadilan dalam Menjaga Integritas


Hukum

Seperti yang diketahui, kekuatan politik dan kepentingan ekonomi


sudah dapat dirasakan mulai dari pembentukan dan merumuskan norma
hukum. Hal ini disampaikan oleh Sigit Riyanto selaku Dekan dan Guru Besar FH
UGM sebagai pembicara terakhir dalam diskusi panel bertajuk “Tantangan
Menjaga Integritas dalam Penegakan Hukum dan Keadilan” yang digelar pada
Selasa (10/9/2019) di Fakultas Hukum UGM, Yogyakarta.

Sigit menjelaskan supremasi hukum dan keadilan perlu didukung


dengan berbagai elemen yang mendukung. Mulai dari penegakan hukum dan
keadilan, standar etika dan standar perilaku, kesetaraan, keadilan penerapan,
transparansi dan akuntabilitas, serta kapasitas dan kompetensi.

Selain itu, Sigit juga berpendapat hal yang sama mengenai pendapat
Romo Beny yang merupakan pembicara sebelumnya pada diskusi panel
bahwa dalam hukum terdapat kepercayaan dan hati nurani. Namun
bersinggungan ketika mahasiswa di kampus belajar tentang dasar ilmu hukum,
hukum merupakan sebagai ilmu menyelesaikan konflik kepentingan. Sehingga
hukum bukanlah hal yang teknis semata dalam menyelesaikan konflik, maka
terdapat norma, nilai sosial, dan rasa percaya. “Disinilah peran lembaga
pengadilan untuk menjaga kepercayaan publik,” tegas Sigit.

Kemudian, Sigit menjelaskan kebebasan pengadilan dan hakim


dibangun atas kepercayaan publik dan untuk menjaga hakim harus memiliki

6.
standar etik tertentu. Sehingga integritas dimulai pada pengadilan hukum.

“Dalam hal ini lembaga peradilan diharapkan mampu menguji dan


menerapkan hukum dengan mempertimbangkan kebenaran dan
kemanfaatannya. Selain itu, lembaga peradilan diharapkan mampu memberi
putuaan yang membangun standar sosial baru dan menafsirkan hukum,”
pungkas Sigit.

2) Kasus Corona di Bogor Terus Naik, Bima Arya: Akibat Kurang Edukasi
dan Penegakan Hukum

Terus melonjaknya kasus baru positif Corona Virus Disease 2019 (Covid-


19) di Kota Bogor bukan hanya karena mobilitas warga yang tinggi. Kurangnya
edukasi serta lemahnya penegakan hukum juga jadi penyebab.

Sehingga penambahan kasus baru positif Covid-19 di Kota Bogor dalam


sehari lebih dari 20 orang. Jumlah per hari itu terjadi saat Pembatasan Sosial
Berskala Besar (PSBB) dilonggarkan dan diberlakukannya Pembatasan Sosial
Berskala Mikro Komunitas (PSBMK).

Wali Kota Bogor Bima Arya mengakui, lonjakan kasus positf disebabkan


berbagai faktor atau akar masalah. Diantaranya, mobilitas tinggi, kurangnya
eduksi warga berbasis data hingga lemahnya penegakan hukum."Makanya
menurut kami yang cocok itu PSBM dibandingkan PSBB, karena fokusnya ke
wilayah yang terdampak sembari edukasi warga mengenai protokol
kesehatan," kata Bima kepada wartawan Jumat (18/9/2020).
Mengenai pengawasan zona merah dilakukan secara ketat, seperti
pengawasan aktivitas warga, operasional toko, rumah makan, kafe, mal,
tempat wisata, rumah ibadah, pernikahan atau acara keramaian lainnya.

7.
Bima juga sudah membentuk unit lacak dan unit pantau untuk
mengidentifikasi temuan kasus baru dan memantau perkembangannya.

Sementara untuk unit edukasi penanganan Covid-19, dibentuk Tim


Merpati dan Tim Elang yang baru saja diresmikan Gubernur Jawa Barat,
Ridwan Kamil. "Tim Merpati kita libatkan tenaga kesehatan, tokoh agama atau
rohaniawan, relawan, temanco atau alumni Covid-19, gugus tugas nasional.
Sementara Tim Elang atau tim pengawas melibatkan HIPMI, Karang Taruna,
KNPI Kota Bogor," ujarnya

Diterapkan juga sanksi bagi pelanggar protokol kesehatan yang


dituangkan di Perwali Nomor 107/2020, baik bagi individu maupun bagi
pelaku usaha. Selain itu, dia menjelaskan, sudah ada beberapa kebijakan yang
sifatnya edukatif sesuai data hingga penegakan hukum. Menurutnya, saat ini
Pemkot Bogor juga terus menggencarkan tes pcr/swab. Tercatat per 15
September sudah dilakukan 13.196 tes. 

Data terbaru yang dirilis Pemkot Bogor melalui tim Satuan Tugas
Penanganaan Covid-19 Kota Bogor pada Kamis (17/9/2020) dlaporkan
ada 23 kasus baru terkonfirmasi positif, 13 sembuh dan meninggal 1 kasus.
"Sehingga total kasus positif Covid-19 di Kota Bogor selama pandemi
telah mencapai 964 orang dengan rincian meninggal 39 orang, selesai isolasi
621 orang, dan masih sakit sebanyak 304 orang," kata Kepala Dinas Kesehatan
Kota Bogor, Sri Nowo Retno, Jumat (18/9/2020).

"Semakin banyak testing, maka semakin banyak yang kita lindungi,"


katanya yang didampingi Kepala Dinkes Kota Bogor, Sri Nowo Retno.
Mengenai kesiapan fasilitas pelayanan kesehatan, ia menyatakan sejauh ini
terbilang masih terkendali, angkanya 55,8 persen sudah terisi dari 342 tempat
tidur (bed).

Untuk mengantisipasi lonjakan kasus, pihaknya akan mengisolasi pasien


OTG di BNN Lido, Kabupaten Bogor atau tidak lagi di rawat di rumah sakit.
"Tersedia disana (BNN, red) 122 tempat tidur. Saat ini sedang finalisasi
administrasi, MoU sudah dilakukan," katanya.

Selain itu, pihaknya juga berencana menyiapkan satu hotel khusus


penanganan Covid-19 sebagai langkah antisipasi melonjaknya kasus
Corona.Dalam kesempatan tersebut, berdasarkan data, saat ini tingkat
kesembuhan pasien Covid-19 sebesar 64,9 persen. Sedangkan tingkat
kematian warga yang terinfeksi 4,2 persen. Sementara itu, 30,9 persen lainnya
masih sakit atau masih dalam perawatan.
8.
"Saat ini ada 59 kelurahan zona merah, 142 RW zona merah. Tapi
kategori zona merah ini sedang dievaluasi karena kedepan akan fokus ke RW
yang kasusnya tinggi saja," tuturnya

3) Bareskim Bekuk Sindikat Penipu Online di Bawah Umur

Beberapa waktu lalu anak bungsu Presiden Joko Widodo


(Jokowi), Kaesang Pangarep, membagikan pengalamannya hendak ditipu akun
Instagram dengan user name @luckycatsauction. Bareskrim Polri mengatakan
pelaku kini telah ditangkap.

"Penipuan online dengan modus pelelangan barang di Instagram yang


mencapai nilai jutaan rupiah," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen

Awi Setiyono di Bareskrim Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru,


Jakarta Selatan, Jumat (18/9/2020).

Polisi mengatakan penyelidikan kasus ini berawal dari laporan polisi


tipe A, yakni laporan yang dibuat sendiri oleh polisi yang mengetahui,
mengalami, atau menemukan adanya tindak kejahatan. Penyelidikan dimulai
sejak 8 September kemarin.

"Kasus ini berawal dari adanya laporan polisi LP A nomor


508/IX/2020/BARESKRIM POLRI tanggal 8 September 2020. Tersangka atas
nama MAF dan kawan-kawan," ujar Awi.

Polisi kemudian melakukan profiling terhadap akun @luckycatsauction.


Polisi membenarkan akun @luckycatsauction adalah yang hendak menipu
Kaesang.
9.
"(Korban) di antaranya (Kaesang Pangarep). Ada beberapa, ada
puluhan korban," tutur Awi.

Sebelumnya, Kaesang Pangarep membagikan pengalamannya hendak


ditipu di akun Twitternya @kaesangp. Kaesang mengunggah tangkapan layar
percakapannya dengan si penipu.

"Sumpah ngakak ada yang mau nipu saya. Niatnya mau nipu karena
saya menang auction. Padahal udah semangat nipu," cuit Kaesang pada 1
September kemarin.

Dari tangkapan layar, terlihat si penipu mengirimkan direct message ke


Kaesang berisi pengumuman Kaesang memenangi auction. Penipu lalu
menyertakan nomor rekeningnya.

Kaesang yang sudah mengendus adanya modus penipuan lalu sengaja


menanggapi dan mengajak si penipu untuk bertemu dengan alasan ingin COD
(cash on delivery). Si penipu menolak.

"Anda udah cek instagram saya? Ngecekrekening gampang lho," ucap


Kaesang kepada admin @luckycatsauction.

Menyadari yang hendak ditipu adalah anak Presiden Jokowi, pemilik


admin pun meminta maaf dan mengaku khilaf. "Maaf bang. Saya khilaf, maaf
bang," balas si penipu.

4) Penistaan Agama oleh Ahok

10.
Kasus ini bermula dari sebuah video yang diunggah Pemprov DKI.
Konten video berisi pidato sambutan Basuki Tjahja Purnama atau Ahok di
Pulau Pramuka pada 27 September 2016.

"Kan, bisa saja dalam hati kecil Bapak-Ibu, enggak pilih saya karena
dibohongi (orang) pakai Surat Al Maidah 51 macam-macam itu. Itu hak Bapak-
Ibu. Kalau Bapak-Ibu merasa enggak bisa pilih karena takut masuk neraka,
dibodohin, begitu, enggak apa-apa, karena ini panggilan pribadi Bapak-Ibu.
Program ini (budi daya kerapu) jalan saja. Jadi, Bapak-Ibu enggak usah merasa
enggak enak karena nuraninya enggak bisa pilih Ahok," kata Ahok saat itu.

Pernyataan yang menyinggung Surat Al Maidah menjadi polemik.


Beberapa orang melaporkan Ahok ke polisi atas dugaan penistaan agama. 
Kasus itu juga sempat memicu demonstrasi besar menuntut
penegakkan hukum yang segera. Aksi yang paling masif terjadi pada 2
Desember 2016. Unjuk rasa itu kemudian dikenal sebagai Aksi 212. Kasus ini
pun terus bergulir hingga 2017. 

Publik terbelah menyikapi kasus ini. Dalam pengusutan kasus ini, Polri
melakukan gelar perkara 'terbuka terbatas'. Sebuah hal yang tak lazim dalam
penegakkan hukum.

Kapolri jenderal Tito Karnavian mengambil kebijakan itu untuk


meredam polemik yang meluas hingga ke daerah-daerah. Langkah tersebut
juga ingin menunjukan Polri transparan dalam mengusut dugaan penistaan
agama Ahok.

Akhirnya, penyidik memutuskan menaikan status Ahok sebagai


tersangka. Kasus ini berakhir di pengadilan. Majelis Hakim yang dipimpin
Dwiarso Budi Santiarto memvonis Ahok dua tahun penjara, Selasa, 9 Mei
2017.

Vonis ini lebih berat dari tuntutan jaksa penuntut umum (JPU) yang
hanya menuntutnya dengan hukuman satu tahun penjara dengan masa
percobaan dua tahun.

Hakim menilai perbuatan Ahok meresahkan warga dan dapat memecah


antargolongan. Ahok juga merasa tidak bersalah sehingga memberatkan
hukumannya.

11.

5) Penipuan Umrah First Travel


Gelagat persoalan di tubuh PT First Anugerah Karya Wisata atau First
Travel mulai tampak akhir Maret 2017. Perusahaan biro umrah itu gagal
memberangkatkan jemaahnya. Jemaah umrah terpaksa diinapkan di sekitar
Bandara Soekarno Hatta.

Semakin lama, jumlah calon jemaah yang gagal diberangkatkan terus


bertambah. Kementerian Agama, yang punya otoritas dalam persoalan itu,
berkali-kali meminta klarifikasi. Namun, manajemen First Travel kerap
berkelit.

Puncaknya pada Juli 2017. Satuan Tugas Waspada Investasi Otoritas


Jasa Keuangan (OJK) memerintahkan First Travel menghentikan penjualan
paket promonya. Usut punya usut, perusahaan itu disinyalir melakukan
investasi ilegal dan penghimpunan dana masyarakat tanpa izin.

Sebulan kemudian, Kementerian Agama mencabut izin operasional


First Travel. First Travel dinilai melakukan pelanggaran undang-undang
tentang penyelenggaraan ibadah haji karena menelantarkan jemaahnya.
Korban yang gagal diberangkatkan mencapai 58.682 orang.

Di sisi lain, Polri menelusuri dugaan tindak pidana yang dilakukan First
Travel. Puncaknya Bareskrim Polri menetapkan direktur utama First Travel
Andika Surachman dan direktur First travel Anniesa Desvitasari Hasibuan
sebagai tersangka atas dugaan penipuan dan melanggar UU ITE.

Kasus itu juga menyeret Adik Anniesa Hasibuan, Siti Nuraida Hasibuan
alias Kiki Hasibuan, yang menjabat komisaris di First Travel. Publik juga

12.
terhenyak ketika polisi mengungkap kehidupan mereka yang
bergelimang kemewahan, kontras dengan nasib ribuan jemaah yang justru
gagal mereka berangkatkan. 6 Desember lalu, Polri telah melimpahkan kasus
ini ke Kejaksaan negeri Depok.

B. ANALISIS PEMBERITAAN

1.) Sigit Riyanto: Peran Lembaga Pengadilan dalam Menjaga Integritas Hukum
Sigit Riyanto selaku Dekan dan Guru Besar FH UGM menjelaskan
supremasi hukum dan keadilan perlu didukung dengan berbagai elemen
yang mendukung. Mulai dari penegakan hukum dan keadilan, standar etika
dan standar perilaku, kesetaraan, keadilan penerapan, transparansi dan
akuntabilitas, serta kapasitas dan kompetensi.
Di dalam materi tentang dasar ilmu hukum, hukum merupakan ilmu
untuk menyelesaikan konflik kepentingan. Sehingga hukum bukanlah hal
yang teknis semata dalam menyelesaikan konflik, maka terdapat norma,
nilai sosial, dan rasa percaya.
Dalam hal ini lembaga peradilan diharapkan mampu menguji dan
menerapkan hukum dengan mempertimbangkan kebenaran dan
kemanfaatannya. Selain itu, lembaga peradilan diharapkan mampu
memberi putuaan yang membangun standar sosial baru dan menafsirkan
hukum.

2.) Kasus Corona di Bogor Terus Naik, Bima Arya: Akibat Kurang Edukasi dan
Penegakan Hukum.

Sesuai pengakuan Wali Kota Bogor,Bima Arya, bahwa lonjakan kasus


positif covid-19 disebabkan oleh beberapa faktor,diantaranya kurangnya
edukasi dan lemahnya penegakan hukum. Seharusnya
pemerintah/lembaga negara lebih giat lagi memberikan edukasi dan
sosialisasi kepada masyarakat agar tingkat kesadaran diri dalam
masyarakat meningkat,sehingga dapat meminimalisir adanya penambahan
kasus baru positif covid-19.
Selain itu,lemahnya penegak hukum juga menjadi salah satu faktor
penyebab bertambahnya kasus baru covid-19.Memang,sanksi tidak perlu
langsung diberikan kepada masyarakat yang melanggar protokol
kesehatan,tetapi perlu diberi himbauan/sosialisasi terlebih dahulu.
Namun,jika masyarakat tetap melanggar protokol kesehatan setelah
diberi edukasi,maka lembaga negara perlu memberikan sanksi yang tegas
seperti yang dituangkan di Perwali Nomor 107/2020,agar masyarakat tidak
lagi menghiraukan atau melanggar protokol kesehatan.
13.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari semua pembahasan yang telah tersaji dapat disimpulkan bahwa:

Penegakan hukum adalah upaya yang dilakukan untuk tegaknya atau


berfungsinya norma-norma hukum secara nyata sebagai pedoman pelaku
dalam lalu lintas atau hubungan hukum dalam kehidupan bermasyarakat dan
bernegara.
Setiap negara memiliki produk hukum yang berbeda-beda, hukum
diciptakan sesuai dengan kebutuhan bermasyarakat maupun bernegara
dengan tujuan tidak lain untuk menciptakan dan meningkatkan ketertiban
serta kepastian hukum dalam masyarakat.
Ada banyak jenis pemberitaan yang berkaitan dengan peran lembaga
lembaga penegak hukum di Indonesia seperti yang dibahas diatas yaitu; Sigit
Riyanto Peran Lembaga Pengadilan dalam Menjaga Integritas Hukum, Kasus
Corona di Bogor Terus Naik Bima Arya Akibat Kurang Edukasi dan Penegakan
Hukum, Bareskim Bekuk Sindikat Penipu Online di Bawah Umur, Penistaan
agama oleh Ahok, Penipuan Umrah First Travel .
Penyebab dari pemberitaan itu sendiri pun berasal dari faktor
hukumnya sendiri, faktor penegak hukumnya, faktor sarana dan fasilitas ,
faktor masyarakat, dan kebudayaan.

B. Saran

Kita sebagai warga Indonesia yang baik hendaklah memahami akan


segala usaha seorang hakim dalam penegakan hukum. Dan untuk pemerintah
hendaklah lebih aktif dalam merumuskan sebuah undang-undang yang lebih
berkeadilan dan hukum yang pro rakyat, agar tidak ada kesimpangan-siuran
dalam memahami sebuah hukum. Serta pemerintah lebih aktif untuk
memberikan penyuluhan hukum kepada masyarakat.

14.
DAFTAR PUSTAKA

https://metro.sindonews.com/read/168518/171/kasus-corona-di-bogor-
terus-naik-bima-arya-akibat-kurang-edukasi-dan-penegakan-hukum-1600391380
https://cerdika.com/lembaga-penegak-
hukum/#Kepolisian_Negara_Republik_Indonesia
https://id.wikipedia.org/wiki/Pengadilan_Militer
https://b-pikiran.cekkembali.com/lembaga-penegak-hukum/
https://mkri.id/index.php?page=web.Berita&id=15804&menu=2
https://news.detik.com/berita/d-5178806/bareskrim-bekuk-sindikat-penipu-
online-yang-hendak-tipu-kaesang-pangarep?
_ga=2.233466525.226741391.1600428928-1858684330.1583915864
https://m.liputan6.com/news/read/3208744/kasus-hukum-paling-menyita-
perhatian-publik-sepanjang-2017

15.

Anda mungkin juga menyukai