Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH PPKN

PERAN LEMBAGA PENEGAK HUKUM

KELOMPOK 9:

1. Hanum Salsabilani

2. Muhammad Aziz Muslim

3. Nuzulia Rahmatunnisa

MADRASAH MUALLIMIEN MUHAMMADIYAH BOGOR

TAHUN AJARAN 2023/2024


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah yang telah melimpahkan taufik dan hidayah-

Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan judul “Perlindungan dan Penegakan

Hukum dalam Menjamin dan Keadilan”.

Sholawat dan salam semoga tercurahkan kepada junjungan kita yakni Nabi Muhammad

saw. yang telah membawa ajaran yang benar semoga kita diberi syafa'at di yaumil akhir nanti.

Penyusun berusaha semaksimal mungkin agar penyajian makalah ini dapat bermanfaat mengenai

pengetahuan tentang perlindungan dan penegakan hukum dalam menjamin dan keadilan baik

bagi penyusun sendiri maupun bagi para pembaca. Di dalam makalah ini masih terdapat

kekurangan.

Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang bersifat perbaikan dari guru pembimbing

dan teman-teman sekalian akan kami terima dengan senang hati. Semoga makalah ini dapat

bermanfaat dalam menjalankan hukum di kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

Bogor, 09 November 2023

ii
DAFTAR ISI

COVER ..........................................................................................................................................................i

KATA PENGANTAR........................................................................................................................................ii

DAFTAR ISI...................................................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................................................1

A.Latar Belakang......................................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah..............................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................................................2

A. Pengertian Peran Lembaga Penegak Hukum.......................................................................................2

B. Lembaga Penegak Hukum di Indonesia...............................................................................................2

C. Peran Lembaga Penegak Hukum di Indonesia.....................................................................................3

1. Peran Kepolisian Negara Republik Indonesia...............................................................................3

2. Peran Kejaksaan Republik Indonesia............................................................................................4

3. Peran Hakim sebagai Pelaksana Kekuasaan Kehakiman...............................................................7

4. Peran Advokat..............................................................................................................................8

5. Peran Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)..............................................................................11

6. Peran Lembaga Permasyarakatan..............................................................................................12

BAB III PENUTUP........................................................................................................................................14

A. Kesimpulan........................................................................................................................................14

B. Saran..................................................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................................15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penegakan hukum di dalam sistem peradilan pidana bertujuan untuk menanggulangi

setiap kejahatan. Hal ini dimaksudkan agar setiap Tindakan-tindakan yang melanggar aturan

hukum dan peraturan perundang-undangan serta membuat kehidupan masyarakat menjadi

terganggu dapat untuk ditanggulangi, sehingga kehidupan masyarakat menjadi aman,

tenteram, dan terkendali, serta masih dalam batas-batas toleransi masyarakat.

Sistem peradilan pidana sudah dianggap berhasil apabila laporan ataupun pengaduan

terjadinya kejahatan di dalam masyarakat dapat diselesaikan dengan diajukan ke pengadilan

dan mendapat putusan dari hakim yang seadil-adilnya, apakah berupa putusan bebas, lepas

dari segala tuntutan hukum, ataupun berupa pemidanaan. Keberhasilan dari sistem peradilan

pidana dapat dilihat dari berkurangnya jumlah kejahatan dan residivis di dalam masyarakat.

Berdasarkan pada pokok-pokok pikiran tersebut di atas, maka kajian ini mencoba

memahami usaha menanggulangi kejahatan yang menjadi sasaran utama dari hukum pidana,

serta bagaimana sistem peradilan pidana sendiri bekerja, baik dari segi hukumnya maupun

dari segi pelaksanaanya.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah penegak hukum itu?

2. Siapa saja aparatur penegak hukum?

3. Bagaimana peran lembaga penegak hukum?

iv
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Peran Lembaga Penegak Hukum

Tujuan hukum adalah untuk mewujudkan ketertiban dan keteraturan, kedamaian

serta keadilan. Hukum juga bertujuan untuk mengayomi manusia, yang tidak hanya

melindungi manusia dalam arti pasif, yakni hanya mencegah tindakan sewenang-

wenang dan pelanggaran hak saja, juga meliputi pengertian melindungi secara aktif,

artinya meliputi upaya untuk menciptakan kondisi dan mendorong manusia untuk

selalu memanusiakan diri terus menerus. Secara umum, dapat dikatakan, bahwa

tugas/fungsi adalah mengatur hubungan-hubungan kemasyarakatan antara para warga

masyarakat, sehingga terselenggara ketertiban dan keadilan. Disamping mewujudkan

ketertiban dan keadilan, tugas hukum adalah untuk menciptakan, menegakkan,

memelihara dan mempertahankan keamanan dan ketertiban yang adil.

Penegakan hukum adalah kegiatan secara terus menerus dari hubungan nilai-nilai

yang terjabarkan di dalam kaidah-kaidah yang mantap dan mengejawantah dan sikap

tindak sebagai rangkaian penjabaran nilai tahap akhir, untuk menciptakan, memelihara,

mempertahankan kedamaian, pergaulan hidup. Hukum berfungsi sebagai perlindungan

kepentingan manusia. Agar kepentingan manusia terlindungi, hukum harus dilaksanakan.

Pelaksanaan hukum dapat berlangsung jadi secara normal, damai, tetapi dapat juga terjadi

karena pelanggaran hukum.

v
B. Lembaga Penegak Hukum di Indonesia

Berikut Lembaga – Lembaga penegak hukum di Indonesia.

1. Kepolisian

2. Kejaksaan

3. Hakim

4. Advokat

5. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)

6. Lembaga Permasyarakatan

C. Peran Lembaga Penegak Hukum di Indonesia

Peran Lembaga penegak hukum di Indonesia sebagai berikut.

1. Peran Kepolisian Negara Republik Indonesia

Polisi yaitu suatu badan yang menjaga keamanan dan ketertiban Masyarakat dan

menjadi penyidik perkara Kriminal. Nomor 28 Tahun 1997 Pasal 1 dan Undang – Undang

Kepolisian Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2002 Pasal 1 ialah segala hal ikhwal yang

berkaitan dengan fungsi dan Lembaga polisi sesuai dengan peraturan perundang –

undangan.

Dalam bidang penegakan hukum publik khususnya yang berkaitan dengan dengan

penanganan tindak pidana sebagaimana yang diatur dalam KUHAP, khusus polri sebagai

penyidik utama yang menangani setiap kejahatan secara umum dalam rangka menciptakan

keamanan dalam negeri, maka dalam proses penanganan perkara pidana Pasal 16 UU

Nomor 2 Tahun 2002 tentang Polri telah menetapkan kewenangan sebagai berikut.

a) Melakukan penangkapan, penahanan, penggelahan, dan penyitaan.

vi
b) Melarang setiap orang meninggalkan atau memasuki tempat kejadian perkara untuk

kepentingan penyidikan.

c) Membawa dan menghadapkan orang kepada penyidik dalam rangka penyidikan.

d) Menyuruh berhenti orang yang dicurigai dan menanyakan serta memeriksa tanda

pengenal diri.

e) Melakukan pemeriksaan dan penyitaan surat.

f) Memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi.

g) Mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan pemeriksaan

perkara.

h) Mengadakan penghentian penyidikan.

i) Menyerahkan berkas perkara kepada penuntut umum.

j) Mengajukan permintaan secara langsung kepada pejabat imigrasi yang berwenang di

tempat pemeriksaan imigrasi dalam keadaan mendesak atau mendadak untuk

mencegah atau menangkal orang yang disangka melakukan tindak pidana.

k) Memberikan petunjuk dan bantuan penyidikan kepada penyidik pegawai negeri sipil

serta menerima hasil penyidikan penyidik pegawai negeri sipil untuk diserahkan

kepada penuntut umum.

l) Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggungjawab

2. Peran Kejaksaan Republik Indonesia

Kejaksaan RI adalah lembaga negara yang melaksanakan kekuasaan negara, khususnya

di bidang penuntutan. Pelaku pelanggaran pidana yang dituntut adalah yang benar bersalah

dan telah memenuhi unsur-unsur tindak pidana yang disangsikan dengan didukung oleh

barang bukti yang cukup dan didukung oleh minimal dua (2) orang saksi.

vii
Keberadaan kejaksaan RI diatur dalam UU RI No. 16 Tahun 2004. Berdasarkan

undang-undang tersebut, kejaksaan sebagai salah satu Lembaga penegak hukum dituntut

untuk lebih berperan dalam menegakkan supremasi hukum, perlindungan kepentingan

umum, penegakan hak asasi manusia, serta pemberantasan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme

(KKN).

a) Fungsi kejaksaan

Fungsi kejaksaan sebagai berikut.

1) Perumusan kebijaksanaan pelaksanaan dan kebijaksanaan teknis pemberian

bimbingan dan pembinaan serta pemberian perizinan sesuai dengan bidang tugasnya

berdasarkan peraturan perundang-undangan dan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh

Jaksa Agung.

2) Penyelenggaraan dan pelaksanaan pembangunan prasarana dan sarana, pembinaan,

manajemen, administrasi, organisasi dan tata Pelaksanaan serta pengelolaan atas

milik negara menjadi tanggung jawabnya.

3) Pelaksanaan penegakan hukum baik preventif maupun yang berintikan keadilan di

bidang pidana.

4) Pelaksanaan pemberian bantuan di bidang intelijen yustisial, di bidang ketertiban dan

ketentraman umum, pemberian bantuan, pertimbangan, pelayanan, dan penegakan

hukum di bidang perdata dan tata usaha negara serta tindakan hukum dan tugas lain,

untuk menjamin kepastian hukum, kewibawaan pemerintah dan penyelamatan

kekayaan negara, berdasarkan peraturan perundang-undangan dan kebijaksanaan

yang ditetapkan Jaksa Agung.

viii
5) Penempatan seorang tersangka atau terdakwa di rumah sakit atau Tempat perawatan

jiwa atau tempat lain yang layak Berdasarkan Penetapan Hakim karena tidak mampu

berdiri sendiri atau disebabkan hal-hal yang dapat membahayakan orang lain

lingkungan atau dirinya sendiri.

6) Pemberian pertimbangan hukum kepada instansi pemerintah, penyusunan peraturan

perundang-undangan serta peningkatan kesadaran hukum masyarakat.

7) Koordinasi, pemberian bimbingan dan petunjuk teknis serta pengawasan, baik di

dalam maupun dengan instansi terkait atas pelaksanaan tugas dan fungsinya

berdasarkan peraturan perundang-undangan dan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh

Jaksa Agung.

b. Tugas dan wewenang kejaksaan

Tugas dan wewenang Kejaksaan diatur dalam undang-undang Nomor 16 Tahun 2004

pasal 30 sebagai berikut.

1. Di Bidang Pidana

Tugas dan wewenang Kejaksaan di bidang pidana adalah:

a. melakukan penuntutan;

b. melaksanakan ketetapan Hakim dan putusan pengadilan yang telah memperoleh

kekuatan hukum tetap;

c. melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan putusan pidana bersyarat, pidana

pengawasan, dan keputusan lepas bersyarat;

d. melakukan penyidikan terhadap tindak pidana tertentu berdasarkan undang

undang;

ix
e. melengkapi berkas perkara tertentu dan untuk itu dapat melakukan pemeriksaan

tambahan sebelum dilimpahkan ke pengadilan yang dalam pelaksanaannya di

koordinasikan dengan penyidik.

2. Di Bidang Perdata dan Tata Usaha Negara

Kejaksaan dengan kuasa khusus, dapat bertindak baik di dalam maupun di luar

pengadilan untuk dan atas nama negara atau pemerintah.

3. Di Bidang Ketertiban dan Ketentraman Umum

Kejaksaan turut melaksanakan kegiatan berikut.

a. Peningkatan kesadaran hukum Masyarakat.

b. Pengamanan kebijakan penegakan hukum.

c. Pengawasan peredaran barang cetakan.

d. Pengawasan aliran kepercayaan yang dapat membahayakan Masyarakat dan

negara.

e. Pencegahan penyalahgunaan dan atau penodaan agama.

f. Penelitian dan pengembangan hukum serta statistik kriminal.

3. Peran Hakim sebagai Pelaksana Kekuasaan Kehakiman

Hakim adalah pejabat peradilan yang diberi wewenang oleh undang-undang untuk

mengadili. Mengadili merupakan serangkaian Tindakan hakim untuk menerima,

memeriksa dan memutuskan perkara hukum berdasarkan asas bebas, jujur dan tidak

memihak di seuah sidang pengadilan berdasarkan ketentuan perundang-undangan.

Hakim tidak boleh dipengaruhi oleh kekuasaan kekuasaan lain dalam memutuskan

perkara. Apabila hakim mendapatkan pengaruh dari pihak lain dalam memutuskan perkara,

x
maka keputusan hakim cenderung tidak adil, yang pada akhirnya akan meresahkan

Masyarakat, serta wibawa hukum dan hakim akan hilang.

Menurut ketentuan UU RI NO 48 Tahun 2009 tentang kehakiman, hakim berdasarkan

jenis Lembaga peradilannya diklasifikasikan sebagai berikut.

a. Hakim pada Mahkamah Agung yang disebut Hakim Agung.

b. Hakim pada badan peradilan dibawah MA yaitu dalam lingkungan peradilan umum,

lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan militer, lingkungan peradilan tata

usaha negara, dan hakim pada peradilan khusus yang berada dalam lingkungan

peradilan tersebut.

c. Hakim pada Mahkamah Konstitusi yang disebut Hakim Konstitusi

Kewenangan Hakim sebagai pelaksana kekuasaan kehakiman sebagai berikut.

a. Pengadilan Negeri bertugas dan berwenang memeriksa, memutus, dan menyelesaikan

perkara pidana dan perdata ditingkat pertama.

b. Pengadilan Negeri dapat memberikan keterangan, pertimbangan, dan nasihat tentang

hukum kepada instansi pemerintah di daerah hukumnya apabila diminta.

c. Selain tugas dan kewenangan tersebut di atas, Pengadilan Negeri dapat diserahi tugas

dan kewenangan lain berdasarkan Undang-Undang.

4. Peran Advokat

Advokat disebut juga penasihat hukum adalah orang yang diberi kuasa untuk memberi

bantuan dibidang hukum baik perdata atau pidana kepada yang memerlukannya. Baik

berupa nasihat (konsultasi) maupun bantuan hukum aktif baik di dalam maupun di luar

xi
pengadilan dengan jalan mewakili, mendampingi, membela dan melakukan Tindakan

hukum lain untuk kepentingan hukum para pengguna jasanya.

Adapun persyaratan untuk menjadi advokat di Indonesia diatur dalam pasal 3 UU RI

No. 18 Tahun 2003 sebagai berikut.

a. Warga negara RI.

b. Bertempat tinggal di Indonesia

c. Tidak berstatus sebagai pejabat negara atau pegawai negeri.

d. Berusia sekurang-kurangnya 25 tahun.

e. Berijazah sarjana dengan latar belakang Pendidikan tinggi hukum

f. Lulus ujian yang diadakan organisasi advokat

g. Magang sekurang-kurangnya 2 tahun berturut-turut pada kantor advokat.

h. Tidak pernah dipidana karena melakukan tindak pidana kejahatan yang diancam

dengan pidana penjara 5 tahun atau lebih.

i. Berperilaku baik, jujur, bertanggung jawab, adil, dan mempunyai integritas yang

tinggi.

Adapun tugas dari advokat secara khusus adalah membuat dan mengajukan gugatan,

jawaban, tangkisan, sangkalan, memberi pembuktian, mendesak segera disidangkan

atau diputuskan perkaranya dan sebagainya.

a. Hak Advokat

Adapun hak advokat sebagai berikut.

1. Advokat bebas mengeluarkan pendapat atau pernyataan dalam membela

perkara yang menjadi tanggung jawabnya di dalam siding pengadilan dan tetap

berpegang pada kode etik profesi dan peraturan perundang-undangan.

xii
2. Advokat bebas dalam menjalankan tugas profesinya untuk membela perkara

yang menjadi tanggung jawabnya dengan tetap berpegang dengan kode etik

profesi dan peraturan perundang-undangan.

3. Advokat tidak dapat dituntut dengan itikad baik untuk kepentingan pembelaan

klien dalam sidang pengadilan.

4. Advokat berhak mendapat informasi, data, dan dokumen lainnya, baik dari

instansi pemerintah maupun pihak lain yang berkaitan dengan kepentingan

tersebut yang diperlukan untuk pembelaan kepentingan kliennya sesuai dengan

peraturan perundang-undangan.

5. Advokat berhak atas kerahasiaan hubungannya dengan klien, termasuk

perlindungan atas berkas dan dokumennya terhadap penyitaan atau

pemeriksaan dan perlindungan terhadap penyadapan atas komunikasi

elektronik advokat.

6. Advokat tidak dapat diidentikkan dengan kliennya dalam membela perkara

klien oleh yang berwenang dan atau masyarakat.

b. Kewajiban advokat

Kewajiban seorang sebagai berikut.

1. Advokat yang menjadi pejabat negara, tidak melaksanakan tugas profesi

advokat selama memangku jabatan.

2. Advokat dilarang memegang jabatan lain yang meminta pengabdian

sedemikian rupa sehingga merugikan profesi advokat atau mengurangi

kebebasan dan kemerdekaan dalam menjalankan tugas profesinya.

xiii
3. Advokat dilarang memegang jabatan lain yang bertentangan dengan

kepentingan tugas dan martabat profesinya.

4. Advokat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui atau diperoleh dari

lainnya karena hubungan profesinya, kecuali ditentukan lain oleh undang-

undang.

5. Advokat dalam menjalankan tugas profesinya dilarang membedakan perlakuan

terhadap klien berdasarkan jenis kelamin, agama, politik, keturunan, ras, atau

latar belakang social budaya.

5. Peran Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)

KPK merupakan Lembaga negara yang bersifat independen, yang dalam melaksanakan

tugas dan wewenangnya bebas dari kekuasaan manapun.

a. Tugas KPK

KPK mempunyai tugas sebagai berikut.

1. Koordinasi dengan instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tindak pidana

korupsi.

2. Supervisi terhadap instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tindak pidana

korupsi.

3. Melakukan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan terhadap tindak pidana korupsi.

4. Melakukan Tindakan-tindakan pencegahan tindak pidana korupsi.

5. Melakukan monitor terhadap penyelenggaraan pemerintahan negara.

b. Kewenangan KPK

xiv
Dalam melaksanakan tugas koordinasi KPK memiliki kewenangan sebagai berikut.

1. Mengkoordinasikan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan tindak pidana korupsi.

2. Menetapkan sistem pelaporan dalam kegiatan pemberantasan tindak pidana korupsi.

3. Meminta informasi tentang kegiatan tindak pidana korupsi kepada instansi yang

terkait.

4. Melaksanakan dengar pendapat atau pertemuan dengan instansi yang berwenang

melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi.

5. Meminta laporan instansi terkait mengenai pencegahan tindak pidana korupsi.

c. Kewajiban KPK

Kewajiban KPK sebagai berikut.

1. Memberikan perlindungan terhadap saksi atau pelapor yang menyampaikan laporan

ataupun memberikan keterangan mengenai terjadinya tindak pidana korupsi.

2. Memberikan informasi terhadap masyarakat yang memerlukan atau memberikan

bantuan untuk memperoleh data lain yang berkaitan dengan hasil penuntutan tindak

pidana korupsi yang ditanganinya.

3. Menyusun laporan tahunan dan menyampaikan kepada Presiden RI, DPR RI, dan

Badan Pemeriksa Keuangan.

4. Menegakkan sumpah jabatan.

5. Menjalankan tugas, tanggung jawab, dan wewenangnya berdasarkan asas-asas yaitu

(asas kepastian hukum, keterbukaan, akuntabilitas, kepentingan umum dan

proporsionalitas).

xv
6. Peran Lembaga Permasyarakatan

Lembaga permasyrakatan (disingkat LP atau lapas) adalah tempat untuk melaksanakan

pembinaan narapidana dan anak didik pemasyarakatan di Indonesia. Lembaga

pemasyarakatan merupakan unit pelaksana teknis di bawah Direktorat Jenderal

Pemasyarakatan Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia (dahulu Departemen

Kehakiman). Pegawai negeri sipil yang menangani pembinaan narapidana dan tahanan di

Lembaga pemasyarakatan disebut Petugas pemasyarakatan, yang terdahulu lebih dikenal

dengan istilah sipir penjara.

Adapun fungsi Lembaga Pemasyarakatan menurut KepMen Nomor: M.01.PR.07.03

Tahun 1985 Pasal 2 sebagai berikut.

a. Melakukan pembinaan narapidana/anak didik.

b. Memberikan bimbingan, mempersiapkan sarana dan mengelola hasil.

c. Melakukan bimbingan sosial/kerohanian narapidana/anak didik.

d. Melakukan pemeliharaan keamanan dan tata tertib LAPAS.

e. Melakukan urusan tata usaha dan rumah tangga.

xvi
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Hukum berfungsi sebagai perlindungan kepentingan manusia. Agar kepentingan manusia

terlindungi, hukum harus dilaksanakan. Pelaksanaan hukum dapat berlangsung secara normal,

damai, tetapi dapat juga terjadi karena pelanggaran hukum. Penegakan hukum di dalam

sistem peradilan pidana bertujuan untuk menanggulangi setiap kejahatan. Sehingga,

kehidupan masyarakat menjadi aman, tenteram, dan terkendali, serta masih dalam batas-batas

toleransi Masyarakat. Keberhasilan dari sistem peradilan pidana dapat dilihat dari

berkurangnya jumlah kejahatan dan residivis di dalam Masyarakat.

B. Saran

xvii
DAFTAR PUSTAKA

2013. Peran Lembaga Penegak Hukum dalam Menjamin Keadilan dan Kedamaian. Lembar

Kerja Siswa PPKN. Media Presindo, Hal 37.

Soerjono Soekanto, 1983, faktor-faktor yang mempengaruhi penegakan hukum, Jakarta:

Rajawali pers.

Jurnal dinamika hukum vol. 8 No. 3 September 2008. Penegakan hukum di Indonesia.

xviii
xix

Anda mungkin juga menyukai