Disusun Oleh :
Robi anggara 2042400020
Syamsul Arifin 2042400022
Solehuddin wahid 2042400021
Segala puji dan syukur sudah sepantasnya kita panjatkan ke hadirat Allah SAW yang
hingga saat ini masih berkenan memberikan kepercayaan-Nya kepada kita semua untuk
menikmati segala karunia-Nya, dan hanya dengan qudrat dan iradat-Nyalah penyusun dapat
menyelesaikan makalah ini (atau boleh juga sobat mencantumkan judul makalah sobat,
simisal : penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul anggaran biaya overhead
pabrik / penyusun dapat menyelesaikan makalah yang membahas tentang Akuntansi Biaya).
Adapun makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Biaya.
Semoga dengan penyusunan makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pemahaman diri
penyusun tentang mata kuliah ini. Demi kesempurnaannya, penyusun selalu mengharapkan
adanya saran dan masukan dari berbagai pihak.
Tidak lupa penyusun mengucapkan terima kasih kepada tim dosen mata kuliah
Akuntansi Biaya dan kepada semua pihak yang telah mendukung hingga terselesaikannya
makalah ini.
Harapan penyusun semoga makalah ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi
penyusun sendiri dan umumnya bagi siapa saja yang membacanya.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata pengantar..................................................................................................
Daftar isi...........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................
1.1 Latar Belakang............................................................................................
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................
1.3 Tujuan.........................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................
2.1 Pengertian BOP..........................................................................................
2.2 Pengolongan BOP.......................................................................................
2.3 Langkah-langkah penentuan tarif BOP......................................................
2.4 Pengumpulan BOP sesungguhnya..............................................................
2.5 Analisis selisih BOP...................................................................................
2.6 Perlakuan terhadap BOP yang kurang/lebih dibebankan..........................
BAB III PENUTUP..........................................................................................
3.1 Kesimpulan.................................................................................................
3.2 Saran...........................................................................................................
Daftar Pustaka...................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Proses produksi di perusahaan industri memerlukan penanganan yang spesifik
karena tergantung dari berbagai pesanan yang diterima, yang bervariasi antara
pesanan yang satu dengan pesanan yang lain. Pesanan yang satu harus dipisahkan
identitasnya dari pesanan yang lain, sehingga manajemen membutuhkan informasi
harga pokok tiap-tiap pesanan secara individual.Karena adanya karakteristik yang
cukup unik ini , maka timbullah suatu permasalahan yang seringkali dihadapi oleh
perusahaan pembuatan kemasan plastik, yaitu masalah dalam penetapan harga jual
produk. Dalam perusahaan yang melakukan produksi berdasarkan pesanan, harga jual
ditetapkan sebelum proses produksi dimulai atau harga jual ditentukan dimuka. Harga
jual ditetapkan dimuka ini memegang peranan penting dalam terjadinya transaksi
penjualan di perusahaan, karena suatu pesanan dinyatakan diterima atau ditolak
setelah adanya kesepakatan, barulah kemudian pesanan tersebut dikerjakan. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa diperlukan suatu penanganan yang serius dalam
proses penetapan harga jual dimuka pada perusahaan ini.
Perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan, seringkali menghadapi
masalah dalam menjalankan usahanya, diantaranya masalah penetapan harga jual.
Harga jual tersebut harus ditentukan dimuka sebelum proses produksi itu sendiri
dimulai. Untuk memecahkan masalah tersebut,perusahaan memerlukan perhitungan
harga pokok produksi dengan sistem biaya yang ditentukan dimuka.Dalam rangka
memperoleh perhitungan harga pokok produksi yang tepat dan benar untuk setiap
produk pesanan,maka perusahaan membutuhkan suatu metode akuntansi biaya
produksi berdasarkan (job order costing method) .Dengan harapan melalaui metode
ini manajemen akan dapat memperoleh informasi harga pokok pesanan yang akurat,
yang bermanfaat dalam menentukan harga jual yang efektif yang akan dibebankan
kepada pemesan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu pengertian BOP?
2. Apa saja pengolongan BOP?
3. Apa itu langkah-langkah penentuan tarif BOP?
4. Apa itu analisis selisih BOP?
5. Apa yang dimaksud dengan perlakuan terhadap BOP yang kurang/lebih
dibebankan?
C. TUJUAN
1. Dapat mengetahui tentang pengertian BOP
2. Dapat mengetahui apa saja pengolongan BOP
3. Dapat mengetahui apa saja langkah-langkah penetuan tarif BOP
4. Dapat memahami apa itu analisis selisih BOP
BAB II
PEMBAHASAN
A. BIAYA OVERHEAD PABRIK
1. PENGERTIAN BOP
Biaya overhead pabrik (BOP) adalah biaya produksi yang tidak
langsung terhadap produk. BOP merupakan biaya produksi yang tidak masuk
dalam biaya bahan baku maupun biaya tenaga kerja. contoh biaya BOP adalah
biaya yang timbul dari pemakaian bahan penolong, pengawas mesin produksi,
mandor,sewa,pajak, asuransi, depresiasi, penerangan tenga (listrik) yang
digunakan untuk fasilitas produksi.
2. PENGERTIAN BOP PENGHITUNGAN BOP
a. Dasar penghitungan tarip BOP.
Pembebanan BOP dapat dilakukan berdasarkan pemacu biaya
(cost driver) yaitu volume activity atau berdasarkan non volume
activity. dengan menggunakan volume activity tarip BOP dibagi
dengan jumlah volume aktivitas.
b. Dasar (cost driver)
Yang termassuk volume aktivitas.
Jam mesin
TARIP = anggaran BOP pada kapasitas normal
Taksiran jam mesin
Biaya bahan baku
TARIP = estimasi BOP x 100%
estimasi biaya bahan
unit produksi
biaya tenaga kerja langsung
TARIP= anggaran BOP x 100%
estimasi BTKL
a. kapasitas teoritis
Yaitu output maksimum yang dapat dicapai secara mutlak dengan anggapan semua
beroperassi secara sempurna.
b. kapasitas praktis
yaitu output maksimum pada departemen yang beroperasi secara efisien .
c. kapisitas normal.
yaitu penyempurnaan kelemahan a konsep diatas. merupakan dasat yang baik dan tepat untuk
memperhitungkan besarnya BOP.
dukung yang sangat penting bagi kegiatan produksi. aktivitasnya tidak secara langsung
memproses produk. contoh departemen jasa pada perusahaan pabrikasi adalah departemen
penangananbahan, departemen bengkel
departemen jasa adalah departemen yang menghasilkan jasa penl, departemen pembangkit
listrik, departemen perawatan gedung.biaya yang timbul didepartemen jasa merupakan
bagian dari biya produk yang harus dibebankan atas produk. karena biaya-biaya tersebut
termasuk BOP maka biaya tersebut harus di bebankan ke produk. pembebanan biaya ke
produk dapat dilakukan melalui dua tahap yaitu:
pengalokasian biaya departemen jasa ke departemen produksi;
pembebanan biaya ke produk.
4. Beban Biaya yang Timhul sehagai Akibat Penilaian terhadap Aktiva Tetap
Biaya-biaya yang termasuk dalam kelompok ini antara lain: adalah biaya-biaya depresiasi
emplasemen pabrik, bangunan pabrik, mesin dan ekuipmen, perkakas laboratorium, alat kerj
a dan akti va tetap lain yang digunakan di pabrik.
6. Biaya Overhead Pahrik Lain yang secara Langsung Memerlukan Pengeluaran Uang Tunai
Biaya overhead pabrik yang termasuk dalam kelompok ini, antara lain biaya reparasi yang
diserahkan kepada pihak luar perusahaan, biaya listrik PLN.
Di tinjau dari hubungannya dengan departemen-departemen yang ada dalam pabrik, biaya
overhead pabrik dapat digolongkan menjadi dua kelompok: biaya overhead pabrik langsung
departemen (direct departemental overhead expenses) dan biaya overhead tak langsung
departemen (indirect departemental overhead expenses). Biaya overhead pabrik langsung
departemen adalah biaya overhead pabrik yang terjadi dalam departemen tertentu dan
manfaatnya hanya dinikmatinya oleh departemen tersebut. Contoh biaya ini adalah gaji
mandor departemen produksi, biaya depresiasi mesin dan biaya bahan penolong. Biaya
overhead pabrik tak langsung departemen adalah biaya overhead pabrik yang manfaatnya
dinikmati oleh lebih dari satu departemen. Contoh biaya overhead pabrik ini adalah biaya
depresiasi, pemeliharaan dan asuransi gedung pabrik ( catatan: gedung pabrik digunakan oleh
beberapa departemen produksi).
2.3 LANGKAH –LANGKAH PENENTUAN TARIF BOP PER DEPARTEMEN.
CONTOH
PT Eliona Sari mengolah produknya melalui dua departemen produksi: Dept A dan Dept B,
dan ditunjang oleh tiga departemen pembantu: Dept X, Dept Y, Dept Z. Anggaran BOP per
departemen untuk tahun 2003 adalah Dept A Rp 2.175.000 ; Dept B Rp 2.620.000 ; Dept X
Rp 771.000 Dept Y Rp 1.445.000 Dept Z Rp 369.000 jumlah Rp 7.380.000
Taksiran jasa departemen pembantu yang dipakai oleh departemen produksi dalam tahun
2003 tampak dalam table berikut ini:
Dari data diatas maka dapat dilakukan alokasi BOP dari dept pembantu ke dept produksi
sebagai berikut:
PT Eliona Sari
Alokasi BOP Departemen Pembantu ke Departemen Produksi
Keterangan Departemen Produksi Departemen Pembantu
____________________________________________________
A B X Y Z
Dalam metode ini, jumlah biaya tiap-tiap departemen pembantu dinyatakan dalam persamaan
aljabar.
CONTOH
BOP langsung dan tak langsung departemen-departemen pembantu dan produksi selama
tahun 2003 anggaran diperkirakan sebagai berikut:
Departemen Produksi
Departemen A Rp 9.000.000
Departemen B Rp15.000.000
Departemen Pembantu
Departemen X Rp3.000.000
Departemen Y Rp5.000.000
Jasa yang dihasilkan departemen pembantu dibagikan menurut proporsi sebagai berikut:
Jasa Departemen Dipakai
____________________________________________________
Departemen Pembantu Departemen Produksi
______________________ __________________________
Dept. X Dept. Y Dept. A Dept..B
______________________ __________________________
Jasa Departemen X - 10% 65% 25%
Jasa Departemen Y 20% - 45% 35%
4.000.000
X = __________ = 4.081.633
0,98
Y = 5.000.000 + 0,10 X
= 5.000.000 + 408.163
Y = 5.408.163
=========
Sehingga alokasi BOP dept pembantu ke dept produksi dilakukan seperti berikut ini:
Perhitungan:
2.653.061 = 65% x 4.081.633
1.020.408 = 25% x 4.081.633
2.433.673 = 45% x 5.408.163
1.892.857 = 35% x 5.408.163
selebihnya silahkan hitung sendiri.
Beberapa dasar penentuan tarif biaya overhead pabrik adalah sebagai berikut :
1) Atas dasar satuan produk
Tarif biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada produk, dihitung dengan cara sebagai
berikut
Contoh :
BOP untuk satu periode, ditaksir sebesar Rp 10.000.000,00 dan taksiran produk yang
dihasilkan pada periode tersebut sebanyak 10.000 unit. Tarif BOP per unit produksi, dihitung
sebagai berikut:
Rp 10.000.000,00 : 10.000 = Rp 1.000,00
2) Atas dasar biaya bahan baku
BOP yang dibebankan kepada produk, tarif biaya overhead dapat dihitung sebagai berikut:
· Pertama, hitung persentase pembebanan BOP atas dasar pemakaian biaya bahan baku,
dengan rumus :
· Selanjutnya, BOP yang dibebankan kepada setiap unti produk, dihitung dengan cara
mengalikan persentase pembebanan dengan biaya bahan baku per unit produk.
Contoh :
Taksiran BOP untuk sutau periode, sebesar Rp 60.000.000,00. Biaya bahan baku yang
dipakai pada periode tersebut, ditaksir sebesar Rp 50.000.000,00. Persentase pembebanan
BOP, dihitung sebagai berikut :
(Rp 60.000.000,00 : Rp 50.000.000,00) X 100% = 120% dari biaya bahan baku
Jika dalam pelaksanaanya, untuk menyelesaikan suatu produk pesanan menghabiskan biaya
bahan baku sebesar Rp 80.000,00, maka BOP yang bibebankan kepada produk pesanan
tersebut adalah :
120% X Rp 80.000,00 = Rp 96.000,00
3) Atas dasar biaya tenaga kerja langsung
Jika sebagian besar dari BOP terdiri dari biaya-biaya yang berhubungan erat dengan biaya
tenaga kerja langsung, maka BOP dibebankan kepada produk atas dasar pemakaian biaya
tenaga kerja langsung. Perhitungan pembebanan BOP kepada produk, tidak berbeda dengan
perhitungan pembebanan BOP atas dasar pemakaian biaya bahan baku. Dengan rumus :
Contoh :
BOP untuk suatu periode ditaksir sebesar Rp 60.000.000,00. Biaya tenaga kerja langsung
pada periode tersebut ditaksir sebesar Rp 80.000.000,00. Persentase pembebanan BOP dari
biaya tenaga kerja langsung, dihitung sebagai berikut :
Rp 60.000.000,00 : Rp 80.000.000,00 X 100% = 75%
Jika dalam pelaksanaanya, untuk menyelesaikan suatu produk pesanan menghabiskan biaya
bahan baku sebesar Rp 120.000,00, maka BOP yang bibebankan adalah :
75% X Rp 120.000,00 = Rp 90.000,00
4) Atas dasar jam tenaga kerja langsung
Selain atas dasar pemakaian biaya tenaga kerja langsung, BOP dapat pula dibebankan atas
dasar jam tenaga kerja langsung. Hal ini mengingat bahwa besarnya biaya tenaga kerja
langsung, erat hubungannya dengan banyaknya jam tenaga kerja langsung yang dipergunakan
dalam proses produksi. Tarif BOP per jam tenaga kerja langsung, dihitung dengan rumus
sebagai berikut :
Contoh :
BOP dalam suatu periode, ditaksir sebesar Rp 50.000.000,00. Jam tenaga kerja langsung
yang dapat dicapai pada periode itu, ditaksir sebanyak 40.000 jam. Tarif BOP per jam tenaga
kerja langsung, adalah :
Rp 50.000.000,00 : 40.000 = Rp 1.250,00
5) Atas dasar jam mesin
Pembebanan BOP dalam suatu periode atas dasar jam mesin digunakan, apabila sebagian
besar BOP terdiri atas biaya-biaya yang berhubungan erat dengan waktu penggunaan mesin.
Tarif pembebanan BOP per jam mesin dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Contoh :
Taksiran BOP dalam suatu periode berjumlah Rp 50.000.000,00 dan taksiran jam mesin yang
dipergunakan dalam periode tersebut sebanyak 20.000 jam. Tarif BOP per jam mesin,
adalah :
Rp 50.000.000,00 : 20.000 = Rp 2.500,00 per jam mesin
Selisih upah langsung adalah perbedaan antara biaya overhead pabrik standar dengan biaya
overhead pabrik sesungguhnya dikeluarkan (aktual). Selisih overhead membutuhkan analisis
yang berbeda dengan biaya manufaktur yang lainnya karena overhead in terdiri atas berbagai
jenis biaya.
Tingkah laku biaya overhead ini biasa digambarkan sebagai garis lurus, biaya ini terdiri atas
dua komponen yaitu tetap dan variable , yang dirumuskan sebagai berikut:
Y=a+bX
a = biaya tetap dan b = biaya variabel
Jika biaya tetap (a) Rp 10.000,00 per bulan dan biaya variable (b)Rp 200 per unit sementara
barang yang diproduksi 400 unit. Maka anggaran BOP adalah :
Y=a+bX
= Rp 10.000,00 + (200) ( 400)
= Rp 90.000,000
dengan demikian, tarif overhead per unitnya = Rp 90.000,00 /400 = Rp 225,00 per unit
Selisih bersih biaya overhead pabrik terdiri atas dua jenis selisih, yaitu :
Selisih volume produksi
= BOP dibebankan � BOP anggaran
Contoh Kasus:
PT Ben Pecah memproduksi berbagai perabot rumah tangga dari kaca, diantaranya piring.
Volume menurut anggaran adalah 4000 unit, akan tetapi dalam relisasinya hanya mencapai
3000 unit. Tarif biaya overhead Rp 2500,00 per unit. Anggaran untuk biaya tetap adalah Rp
2.000.000,00 dan Rp 1.500,00 per unit untuk biaya variable. BOP yang sesungguhnya terjadi
adalah Rp. 6.000.000,00. Berapakah selisih BOP yang terjadi ?
penyelesaiaan
a = Biaya tetap = Rp 2.000.000,00
b = Biaya variable = Rp 1.500,00
X = 3000
BOP anggaran =a+bX
= Rp 2.000.000,00 + (Rp 1.500,00) 3000
= Rp 6.500.000,00
BOP dibebankan = tarif BOP x kuantitas
= Rp 2500,00 X 3000
= Rp 7.500.000,00
Selisih ini merupakan selisih yang menguntungkan, karena volume produksi aktual lebih
besar daripada volume anggaran
Contoh:
Misalkan dari contoh diatas, saldo rekening-rekening persediaan dan harga pokok penjualan
pada akhir tahun sebagai berikut:
Jurnal untuk membagikan selisih BOP atas dasar perhitungan tersebut diatas sebagai berikut:
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
biaya overhead pabrik (BOP) adalah biaya produksi yang tidak langsung terhadap produk.
BOP merupakan biaya produksi yang tidak masuk dalam biaya bahan baku maupun biaya
tenaga kerja. contoh biaya BOP adalah biaya yang timbul dari pemakaian bahan penolong,
pengawas mesin produksi, mandor,sewa,pajak, asuransi, depresiasi, penerangan tenga (listrik)
yang digunakan untuk fasilitas produksi.
DAFTAR PUSTAKA
http://web-suplemen.ut.ac.id/ekma4314/ekma4314a/isi2_2c.htm
http://somanyblog.blogspot.co.id/2009/10/langkah-langkah-penentuantarif-bop-per.html
Modul Akutansi 3A untuk SMK dan MAK penerbit Erlangga
Diposting oleh Hendrik Wang di 15.30
http://somanyblog.blogspot.co.id/2007/02/biaya-overhead-pabrik.html