Dosen Pembimbing :
Nini Sumarni, S. E, M. Si
Di Susun Oleh :
2020 M / 1441 H
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang Maha Bijaksana, karena berkat Rahmat
dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ini.
Shalawat beserta salam semoga tetap tersanjungkan pada baginda rasulullah SAW
yang dengan jerih payahnya telah mampu merubah peradaban yang tidak mengenal
perikemanusiaan menuju peradaban yang tidak mengenal perikemanusiaan menuju
peradaban uang penuh kebaikan.
Saya juga mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing mata kuliah
Akuntansi Biaya serta teman-teman yang telah membantu saya dalam pembuatan
makalah ini, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul Volume
Based Costing/ VBC.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk
itu, penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca untuk kesempurnaan tugas
atau makalah kedepannya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Memasuki era globalisasi seperti sekarang ini menjadi tantangan baru bagi
UMKM, bagaimana tidak UMKM harus menciptakan pondasi yang kuat untuk
usahanya, harus meningkatkan produktivitas dan perluasan pasar serta
mempertahankan posisi pasarnya. Posisi pasar ini dapat dipertahankan jika memiliki
harga jual yang kompetitif.
Perusahaan dapat menetukan harga jual yang kompetitif dengan menghitung
harga pokok produksi yang tepat. Oleh sebab itu pada kesempatan kali ini kami akan
membahas mengenai “Volume based cost/VBC”
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana skenario perhitungan harga pokok produksi volume based
costing ?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui skenario perhitungan harga pokok produksi volume
based costing
1
5. Untuk mengetahui pemilihan tingkat kapasitas
6. Untuk mengetahui langkah-langkah perhitungan harga pokok produk
berbasis volume
2
BAB II
PEMBAHASAN
Contoh :
Biaya Biaya
Bahan Tenaga Harga Harga
BPO/unit HPP/unit Keuntungan
No Jenis Produk Baku Kerja / Jual Jual/Lusin
(Rp) (Rp) 51%
/ Unit Unit (Rp) (Rp)
(Rp) (Rp)
1 Sabun
3.712 337 785 4.834 2.465 7.300 87.595
Sereh
2 Sabun
3.769 337 785 4.892 2.495 7.386 88.634
Melati
3
7.3861
1
Dumeina Candra Dewi, eprints.umc.ac.id, Diakses Tanggal 23 November 2020, hal 3-5
2
https://id.scribd.com/document/395284299/MAKALAH-pembebanan-biaya , Diakses 24
November 2020 , hal 3-4
4
membebankan biaya dari sumber daya tidak langsung pada produk atau jasa.
Langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk tarif keseluruhan pabrik adalah dengan
mengakumulasikan biaya overhead pada satu kesatuan untuk keseluruhan pabrik
yang besar. Setelah biaya- biaya diakumulasikan ke dalam satu kesatuan untuk
keseluruhan pabrik kemudian tarif keseluruhan pabrik dihitung dengan menggunakan
driver tunggal yang biasanya adalah jam kerja langsung. Hasil produksi dianggap
menggunakan biaya overhead sesuai dengan jam kerja langsung yang digunakan.
C. Alokasi Biaya
1. Peran Strategis Alokasi Biaya
Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengalokasikan biaya bersama
kepada tiap-tiap produk bersama, antara lain :
5
daripada produk lain, hal ini karena biaya yang dikeluarkan oleh
produk tersebut lebih banyak bila dibandingkan dengan produk lain.
Contoh :
A 6000 3000
B 8000 4000
C 10000 5000
Jawab :
HARGA
ALOKA PRODU
NILAI SI K
JML JUAL BIAYA BERSA
PRODU PRODU HARGA/ NILAI RELATIF( BERSA MA PER
K K KG JUAL %) MA KG
1 2 3 4 5 6
(1 x 2) (3/100.000. (4 x (5 : 1)
000 x 20.000.00
100 %) 0)
6
A 6.000 3.000 18.000.00 18% 3.600.000 600
0
Variasi penggunaan metode nilai jual relatif seperti apabila satu atau beberapa
produk bersama memerlukan biaya pengolahan tambahan setelah saat terpisah (split-
off).Nilai jual diketahui setelah produk diolah lebih lanjut. Namun, pada saat terpisah
produk bersama belum memiliki nilai jual. Untuk itu, perlu dihitung nilai jual
hipotesis yaitu mengurangi nilai jual produk bersama yang telah diolah lebih lanjut
dengan biaya yang dikeluarkan untuk pengolahan produk saat terpisah.
7
Metode ini hanya dapat digunakan bila produk bersama yang
dihasilkan diukur dalam satuan yang sama. Pokok pikiran yang
mendasari pemakaian metode ini adalah karena semua produk dari
proses yang sama, harga pokok masing-masing produk dihitung sesuai
dengan proporsi kuantitas yang diproduksi.
3
Destidirnaemi.staff.gunadarma.ac.id, Diakses 24 November 2020, hal 12-15
8
pokok bahan baku), maka jika biaya overhead pabrik dibebankan kepada produk
atas dasar biay abahan baku yang dipakai masing-masing produk.
a. Satuan produk
metode ini paling sederhana dan yang langsung membebankan biaya
overhead pabrik kepada produk. Metode ini cocok digunakan dalam
perusahaan yang hanya memproduksi satu macam produk. Beban biaya
overhead pabrik untuk setiap produk dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Contoh :
Misalnya suatu pesanan sebanyak 200 unit akan dibebani biaya overhead
pabrik sebesar Rp. 500,00 x 200 = Rp. 100.000,00
9
= 100% = presentase BOP dari biaya
(Rp. 2.000.000,00 : Rp. 4.000.000,00)x 100% = 50% dari biaya bahan baku
yang
Dipakai
langsung
Contoh :
10
Taksiran biaya tenaga kerja langsung selama 1 tahun anggaran : Rp.
5.000.000,00
(Rp. 2.000.000,00 : Rp. 5.000.000,00) x 100% = 40% dari biaya tenaga kerja
langsung
Misalnya suatu pesanan menggunakan biaya tenaga kerja langsung sebesar Rp.
20.000,00 maka pesanan ini akan dibebani biaya overhead pabrik sebesar = 40%
x Rp. 20.000,00 = Rp. 8.000,00
Contoh :
Taksiran jam tenaga kerja langsung selama 1 tahun anggaran : 2.000 jam
(Rp. 2.000.000,00 : 2.000) = Rp. 1.000,00 per jam tenaga kerja langsung
e. Jam mesin
11
sebagai dasar pembebanan kepada produk, jika biaya overhead pabrik
bervariasi dengan waktu penggunaan mesin (misalnya bahan bakar atau listrik
yang dipakai untuk menjalankan mesin). Rumus perhitungan tarif biaya
overhead pabrik adalah sebagai berikut :
Contoh :
4
http://dinus.ac.id/repository/docs/ajar/BOP.doc
12
termasuk kapasitas teoritis, kapasitas praktis, kapasitas aktual yang diperkirakan, dan
kapasitas normal.
a. Kapasitas Teoritis
Kapasitas teoritis dari suatu departemen, pabrik, atau fasilitas lainnya adalah
kapasitas untuk memproduksi pada kecepatan penuh tanpa interupsi. Hal ini
dicapai jika pabrik atau departemen memproduksi pada tingkat 100%
kapasitas yang dinyatakan. Beroperasi pada tingkat kapasitas teoritis adalah
cita-cita yang tidak mungkin tercapai untuk periode seperti bulan, triwulan
atau tahun. Tetapi, beberapa manajer berpendapat bahwa konsep ini berguna
karena memfokuskan perhatian pada kesempatan perbaikan.
b. Kapasitas Praktis
Sangat tidak mungkin bahwa perusahaan manapun dapat beroperasi pada
tingkat kapasitas teoritis lebih dari beberapa menit atau jam. Kelonggaran
harus diberikan untuk interupsi yang tidak dapat dihindari seperti, peubahan
pekerja, pemeliharaan preverentif, perbaikan, persiapan, kegagalan, bahan
baku yang tidak memuaskan, penundaan dalam pengantaran bahan baku,
kekurangan dan ketidak hadiran pekerja, hari minggu, hari libur, cuti,
perhitungan persediaan, dan perubahan pola serta model.faktor-faktor ini
mengurangi tingkat kapasitas teoritis menjadi tingkat kapasitas praktis.
Pengurangan ini disebabkan oleh pengaruh internal dan tidak
mempertimbangkan pengaruh eksternal seperti kelangkaan pesanan dari
pelanggan. Pengurangan dari kapasitas teoritis ke kapasitas praktis biasanya
berkisar dari 15% sampai 25%, yang mengakibatkan tingkat kapasitas praktis
hanyalah 75% sampai 85% dari kapasitas teoritis. Kapasitas Aktual yang
Diperkirakan. Kapasitas aktual yang diperkirakan mengacu pada jumlah
output yang diperkirakan akan diproduksi selama periode tersebut. Tingkat
aktivitas ini biasanya mengakibatkan perbedaan dalam tarif yang ditentukan
sebelumnya di setiap periode, karena peningkatan atau penurunan dalam
produksi yang direncanakan.
13
c. Kapasitas Normal
Kapasitas normal mengacu pada aktivitas rata-rata sellama suatu periode
waktu yang cukup lama untuk meratakan fluktuasi. Konsep kapasitas normal
berusaka untuk menstabilisasi suatu tarif overhead yang akan berfluktuasi saat
fasilitassipergunakan dalam tingkatan yang berbeda dalam periode yang
berbeda. Suatu pesanan atau produk sebaiknya tidak lebih mahal biayanya
untuk diproduksi di setiap periode akuntansi manapun
d. Dampak Kapasitas
Damp kapasitas pada Tarif Overhead Pabrik. Dampak dari berbagai tingkat
kapasitas pada tarif overhead yang telah ditentukan sebelumnya diilustrasikan
di tampilan 12-1. jika 75% dari tingkat kapasitas normal dipilih, tarif
overhead pabrik adalah sebesar $2,40 per jam mesin. Pada tingkat alktivitas
yang lebih tinggi, tarifnya lebih rendah karena overhead pabrik tetap
dibebankan ke lebih banyak jam mesin.
e. Kapasitas Menganggur versus Kelebihan Kapasitas
Kapasitas menganggur disebabkan oleh kurangnya penjualan. Ketika
permintaan penjualan meningkat, pekerja dan fasilitas produksi yang
menganggur kembali digunakan. Ketika kapasitas menganggur dianggarkan
untuk periode tersebut, biayanya dimasukkan dalam tarif overhead, hanya jika
kapasitas aktual yang diperkirakan digunakan sebagai denominator. Pada
kasus tersebut, biaya dari dari kapasitas yang menganggur menjadi bagian dari
biaya produk, yang dicapai dengan menentukan denominator tarif overhead
pada tingkat yang mebih rendah, yang mencerminkan pengangguran yang
diperkirakan. Jika kapasitas menganggur tetap tidak dianggarkan, maka akan
ada varian overhead yang berkaitan dengan fasilitas yang menganggur.
f. Kelebihan Kapasitas
Disebabkan oleh kapasitas produktif yang lebih besar dibandingkan dengan
kemampuan perusahaan untuk menggunakannya, atau karena
ketidakseimbangan ini terjadi ketika kapasitas dari satu mesin tidak sesuai
14
dengan kapasitas dari mesin-mesin lain, dengan mana mesin tersebut harus
disinkronisasi.5
F. Langkah-Langkah Perhitungan Harga Pokok Produk Berbasis Volume
Langkah 1: Mengidentifikasi departemen, sumber daya, dan Cost Driver Cost Driver
Departemen Produksi: Pemotongan JM Perakitan JKL Penyelesaian JM Departemen
Jasa: Penanganan Bahan BakuTaksiran BBB Kafetaria Jumlah Karyawan
Langkah 2: Mengidentifikasi Sumber Daya, Biaya Sumber Daya Serta Cost Driver
Untuk Biaya Tidak Langsung Departemen
Langkah 3: Mengumpulkan Data Kapasitas Cost Driver KWH Jmlh Karyw BBB
Diminta (000) Luas Lantai JKLJM Dept. Prod: Pemotongan, Perakitan,
Penyelesaian Dept. Jasa: Penanganan BB
5
http://file.upi.edu/Direktori/FPEB/PRODI.AKUNTANSI/195407061987031KARLI_SOEDI
JATNO/Rangkuman_Buku_AKBI_CARTER-USRY/BAB_12.pdf
15
departemen jasa dialokasikan ke departemen produksi, maka langkah selanjutnya
adalah membebankan biaya departemen produksi ke produk dengan menggunakan
tarif biaya overhead berbasis unit.
6
https://slideplayer.info/slide/17153655/
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Harga pokok produksi adalah seluruh biaya yang dikeluarkan dalam suatu proses
produksi untuk mengubah bahan mentah/baku menjadi barang jadi pada suatu periode.
System tradisional adalah sistem perhitungan biaya berdasarkan jumlah unit yang
diproduksi.
B. Saran
17
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Dumeina Candra Dewi, eprints.umc.ac.id, Diakses Tanggal 23 November 2020
https://id.scribd.com/document/395284299/MAKALAH-pembebanan-biaya, Diakses
24 November 2020
Destidirnaemi.staff.gunadarma.ac.id, Diakses 24 November 2020
http://dinus.ac.id/repository/docs/ajar/BOP.doc
http://file.upi.edu/Direktori/FPEB/PRODI.AKUNTANSI/195407061987031-
KARLI_SOEDIJATNO/Rangkuman_Buku_AKBI_CARTER-
USRY/BAB_12.pdf
https://slideplayer.info/slide/17153655/
18