Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

Volume Based Costing/ VBC

Dipresentasikan kepada kelas MBS-5A dalam mata kuliah Akuntansi


Biaya

Dosen Pembimbing :

Nini Sumarni, S. E, M. Si

Di Susun Oleh :

Juli Ashannum : 3718014

Israini Arifa Hasian Hutabarat : 3718021

Ridha Yasrul : 3718032

PRODI MANAJEMEN BISNIS SYARI’AH (MBS-5A)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM (FEBI)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BUKITTINGGI

2020 M / 1441 H
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang Maha Bijaksana, karena berkat Rahmat
dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ini.
Shalawat beserta salam semoga tetap tersanjungkan pada baginda rasulullah SAW
yang dengan jerih payahnya telah mampu merubah peradaban yang tidak mengenal
perikemanusiaan menuju peradaban yang tidak mengenal perikemanusiaan menuju
peradaban uang penuh kebaikan.
Saya juga mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing mata kuliah
Akuntansi Biaya serta teman-teman yang telah membantu saya dalam pembuatan
makalah ini, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul Volume
Based Costing/ VBC.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk
itu, penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca untuk kesempurnaan tugas
atau makalah kedepannya.

Bukittinggi, 24 November 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i


DAFTAR ISI............................................................................................................................. ii
BAB I ........................................................................................................................................ 1
A. Latar Belakang .............................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................................... 1
C. Tujuan Masalah ............................................................................................................. 1
BAB II....................................................................................................................................... 3
A. Skenario Perhitungan Harga Pokok Produksi Volume Based Costing ......................... 3
B. Pembebanan Biaya Produksi terhadap Produk ............................................................. 4
C. Alokasi Biaya ................................................................................................................ 5
D. Pembebanan Biaya Overhead ke Produk ...................................................................... 8
E. Pemilihan Tingkat Kapasitas ...................................................................................... 12
F. Langkah-Langkah Perhitungan Harga Pokok Produk Berbasis Volume .................... 15
BAB III ................................................................................................................................... 17
A. Kesimpulan ................................................................................................................. 17
B. Saran ........................................................................................................................... 17
DAFTAR KEPUSTAKAAN .................................................................................................. 18

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Memasuki era globalisasi seperti sekarang ini menjadi tantangan baru bagi
UMKM, bagaimana tidak UMKM harus menciptakan pondasi yang kuat untuk
usahanya, harus meningkatkan produktivitas dan perluasan pasar serta
mempertahankan posisi pasarnya. Posisi pasar ini dapat dipertahankan jika memiliki
harga jual yang kompetitif.
Perusahaan dapat menetukan harga jual yang kompetitif dengan menghitung
harga pokok produksi yang tepat. Oleh sebab itu pada kesempatan kali ini kami akan
membahas mengenai “Volume based cost/VBC”
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana skenario perhitungan harga pokok produksi volume based
costing ?

2. Bagaimana pembebanan biaya produksi terhadap produk?

3. Bagaimana alokasi biaya VBC?

4. agaimana pembebanan biaya overhead ke produk?

5. Bagaimana pemilihan tingkat kapasitas?


6. Apa saja langkah-langkah perhitungan harga pokok produk berbasis
volume?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui skenario perhitungan harga pokok produksi volume
based costing

2. Untuk mengetahui pembebanan biaya produksi terhadap produk


3. Untuk mengetahui alokasi biaya VBC
4. Untuk mengetahui pembebanan biaya overhead ke produk

1
5. Untuk mengetahui pemilihan tingkat kapasitas
6. Untuk mengetahui langkah-langkah perhitungan harga pokok produk
berbasis volume

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Skenario Perhitungan Harga Pokok Produksi Volume Based Costing


Perhitungan HPP menggunakan Volume Based Costing, langkahnyasebagai
berikut:
1. Identifikasi unsur HPP

a. Biaya bahan, adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan guna


melakukan pengadaan bahan baku

b. Biaya tenaga kerja, biaya yang dikorbankan perusahaan guna


membayar gaji tenaga kerjanya.

c. Biaya overhead pabrik, biaya yang dikorbankan perusahaan selain


biaya bahan baku serta biaya tenaga kerja langsung.
2.Perhitungan HPP per unit, perhitungan dilakukan dengan cara
membagi antara penjumlahan biaya bahan baku, BOP dan tenaga kerja
dengan jumlah produk.

Contoh :

Perhitungan HPP menggunakan volume based costing

Biaya Biaya
Bahan Tenaga Harga Harga
BPO/unit HPP/unit Keuntungan
No Jenis Produk Baku Kerja / Jual Jual/Lusin
(Rp) (Rp) 51%
/ Unit Unit (Rp) (Rp)
(Rp) (Rp)
1 Sabun
3.712 337 785 4.834 2.465 7.300 87.595
Sereh
2 Sabun
3.769 337 785 4.892 2.495 7.386 88.634
Melati

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan didapatkan HPP per


unit untuk sabun sereh sebesar Rp 4.834 dan harga jual dengan ketetapan
keuntungan sebesar 51% dari HPP adalah Rp 7.300 per unit. Sedangkan
HPP sabun melati sebesar 4.892 dengan harga jual per unit sebesar Rp

3
7.3861

B. Pembebanan Biaya Produksi terhadap Produk


1. Pengertian Pembebanan Biaya

Pembebanan biaya (cost assigment ) merupakan proses pembebanan elemen


biaya-biaya ke dalam tempat penampungan biaya ke objek biaya. Ada dua jenis
pembebanan, yaitu penelusuran langsung untuk membebankan biaya langsung dan
alokasi untuk membebankan biaya tidak langsung. Biaya langsung (direct cost ) dapat
dengan mudah dan ekonomis ditelusuri secara langsung ke tempat penampungan
biaya atau objek biaya. Sebaliknya, tidak ada cara yang mudah dan ekonomis untuk
menelusuri biaya tidak langsung (indirect cost ) dari biaya ke tempat penampungan
biaya atau dari tempat penampungan biaya ke objek biaya. Pembebanan biaya tidak
langsung ke tempat penampungan biaya dan objek biaya disebut alokasi biaya (cost
allocation), yaitu suatu bentuk pembebanan di mana penelusuran langsung tidak
mungkin dilakukan sehingga digunakan penggerak biaya. Penggerak biaya yang
digunakan untuk mengalokasikan biaya disebut dasar alokasi (allocation base).2

2. Pembebanan Biaya Metode Volume Based Cost

Perhitungan biaya produk dalam metode biaya tradisional menggunakan


penggerak aktivitas tingkat unit (unit activity cost drivers). “Penggerak aktivitas
tingkat unit adalah faktor yang menyebabkan perubahan dalam biaya seiring dengan
perubahan jumlah unit yang diproduksi” (Hansen dan Mowen, 2009: 162). Contoh
penggerak aktivitas tingkat unit yang pada umumnya digunakan untuk
membebankanoverhead meliputi: unit yang diproduksi, jam tenaga kerja langsung,
biaya tenaga kerja langsung, jam mesin, dan biaya bahan baku langsung. Unit
activity drivers ini membebankan biayaoverhead melalui tarif keseluruhan pabrik
dan tarif departemen. Tarif keseluruhan pabrik adalah tarif biaya overhead yang
berlaku di seluruh pabrik menggunakan satu tarif untuk seluruh operasi untuk

1
Dumeina Candra Dewi, eprints.umc.ac.id, Diakses Tanggal 23 November 2020, hal 3-5
2
https://id.scribd.com/document/395284299/MAKALAH-pembebanan-biaya , Diakses 24
November 2020 , hal 3-4

4
membebankan biaya dari sumber daya tidak langsung pada produk atau jasa.
Langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk tarif keseluruhan pabrik adalah dengan
mengakumulasikan biaya overhead pada satu kesatuan untuk keseluruhan pabrik
yang besar. Setelah biaya- biaya diakumulasikan ke dalam satu kesatuan untuk
keseluruhan pabrik kemudian tarif keseluruhan pabrik dihitung dengan menggunakan
driver tunggal yang biasanya adalah jam kerja langsung. Hasil produksi dianggap
menggunakan biaya overhead sesuai dengan jam kerja langsung yang digunakan.

C. Alokasi Biaya
1. Peran Strategis Alokasi Biaya

Peran strategis alokasi biaya memiliki empat tujuan :

a. . Menentukan biaya departemen yang akurat dan biaya produk(accurute


departmental and product costs) sebagai dasar untuk melakukan evaluasi
efisien biaya departemen dan profabilitas dari berbagai produk, untuk
pelaporan keuangan, serta kepatuhan pajak.
b. Memotivasi manajer untuk mengarahkan segala upaya tingkat tinggi dalam
mencapai tujuan akhir manajemen puncak.
c. Menyediakan insentifyang tepat bagi manajer untuk mengambil keputusan
yang konsisten dengan tujuanmanajemne puncak.
d. Secara wajar menentukan imbal jasa yang diperoleh manajer atas upaya dan
keahliannya serta efektifitas pengambilan keputusan mereka.

Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengalokasikan biaya bersama
kepada tiap-tiap produk bersama, antara lain :

1) Metode Nilai Jual Relatif

Metode ini menggunakan dasar pemikiran bahwa harga jual suatu


produk merupaka perwujudan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam
mengolah produk tersebut. Jika salah satu produk terjual lebih tinggi

5
daripada produk lain, hal ini karena biaya yang dikeluarkan oleh
produk tersebut lebih banyak bila dibandingkan dengan produk lain.

Contoh :

PT Jaya mengeluarkan biaya bersama yang digunakan untuk memproduksi barang A,


B, dan C sebesar Rp 20.000.000,00. Jumlah produksi dan harga jual masing-masing
produk tersaji dalam tabel di bawah ini :

Produk Jmh produk Harga/Kg

A 6000 3000

B 8000 4000

C 10000 5000

Bagaimana alokasi biaya bersama dengan metode nilai jual relatif ?

Jawab :

HARGA
ALOKA PRODU
NILAI SI K
JML JUAL BIAYA BERSA
PRODU PRODU HARGA/ NILAI RELATIF( BERSA MA PER
K K KG JUAL %) MA KG

1 2 3 4 5 6

(1 x 2) (3/100.000. (4 x (5 : 1)
000 x 20.000.00
100 %) 0)

6
A 6.000 3.000 18.000.00 18% 3.600.000 600
0

B 8.000 4.000 32.000.00 32% 6.400.000 800


0

C 10.000 5.000 50.000.00 50% 10.000.00 1.000


0 0

24.000 100.000.0 100% 20.000.00 2.400


00 0

Variasi penggunaan metode nilai jual relatif seperti apabila satu atau beberapa
produk bersama memerlukan biaya pengolahan tambahan setelah saat terpisah (split-
off).Nilai jual diketahui setelah produk diolah lebih lanjut. Namun, pada saat terpisah
produk bersama belum memiliki nilai jual. Untuk itu, perlu dihitung nilai jual
hipotesis yaitu mengurangi nilai jual produk bersama yang telah diolah lebih lanjut
dengan biaya yang dikeluarkan untuk pengolahan produk saat terpisah.

2). Metode Satuan Fisik

Metode satuan fisik mencoba menentukan harga pokok produk


bersama sesuai dengan manfaat yang ditentukan oleh masing-masing
produk akhir. Metode ini menghendaki bahwa produk bersama yang
dihasilkan harus dapat diukur dengan satuan ukuran pokok yang sama.
Jika produk bersama mempunyai satuan ukuran yang berbeda, harus
ditentukan koefisien ekuivalensi yang digunakan untuk mengubah
berbagai satuan tersebut menjadi satuan yang sama.

3). Metode Rata-Rata Biaya per Satuan

7
Metode ini hanya dapat digunakan bila produk bersama yang
dihasilkan diukur dalam satuan yang sama. Pokok pikiran yang
mendasari pemakaian metode ini adalah karena semua produk dari
proses yang sama, harga pokok masing-masing produk dihitung sesuai
dengan proporsi kuantitas yang diproduksi.

4).Metode Rata-Rata Tertimbang

Dalam metode ini kuantitas produksi dikalikan dengan angka


penimbang dan hasil kalinya baru dipakai sebagai dasar alokasi.
Angka penimbangnya berdasarkan jumlah bahan yang dipakai,
sulitnya pembuatan produk, waktu yang dikonsumsi dan
pembedaanjenis tenaga kerja yang dipakai tiap jenis produk.3

D. Pembebanan Biaya Overhead ke Produk

Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan daam memilih dasar pembebanan


yang dipakai adalah :

a. Harus diperhatikan jenis biaya overhead pabrik yang dominan jumlahnya


dalam departemen produksi
b. Harus diperhatikan sifat-sifat biaya overhead pabrik yang dominan tersebut
dan eratnya hubungan sifat-sifat tersebut dengandasar pembebanan yang akan
dipakai.
Contoh :

Dalam departemen produksi terdapat 25 jenis elemen biaya overhead pabrik.


Dari sekianbanyak jenis tersebut, biaya asuransi bahan baku mrupakan jumlah
yang reatif besar. Karena biaya asuransi bahan baku mempunyai sifat bervariasis
jumlahnya dengan harga pokok bahan baku yang diasuransikan (sehingga dapat
ditarik kesimpulan bahwa biaya overhad pabrik erat hubungannya dengan harga

3
Destidirnaemi.staff.gunadarma.ac.id, Diakses 24 November 2020, hal 12-15

8
pokok bahan baku), maka jika biaya overhead pabrik dibebankan kepada produk
atas dasar biay abahan baku yang dipakai masing-masing produk.

Ada berbagai macam dasar yang dipakai untuk membebankan biaya


overhead pabrik kepada produk :

a. Satuan produk
metode ini paling sederhana dan yang langsung membebankan biaya
overhead pabrik kepada produk. Metode ini cocok digunakan dalam
perusahaan yang hanya memproduksi satu macam produk. Beban biaya
overhead pabrik untuk setiap produk dihitung dengan rumus sebagai berikut :

= Tarif BOP per satuan

Contoh :

Taksiran biaya overhead pabrik selama 1 tahun anggaran : Rp. 2.000.000,00

Taksiran jumlah satuan produk yang dihasilkan selama tahun

anggaran tersebut : 4.000 unit

Tarif biaya overhead pabrik sebesar :

(Rp. 2.000.000,00 : 4.000) = Rp. 500, 00 per unit produk

Misalnya suatu pesanan sebanyak 200 unit akan dibebani biaya overhead
pabrik sebesar Rp. 500,00 x 200 = Rp. 100.000,00

b. Biaya bahan baku yang dipakai


sebagai dasar pembebanan kepada produk, jika biaya overhead pabrik
yang dominan bervariasi dengan nilai bahan baku (misalnya biaya asuransi
bahan baku). Rumus perhitungan tarif biaya overhead pabrik adalah sebagai
berikut :

9
= 100% = presentase BOP dari biaya

bahan baku yang dipakai


Contoh :
Taksiran biaya overhead pabrik selama 1 tahun anggaran : Rp. 2.000.000,00

Taksiran biaya bahan baku selama 1 tahun anggaran : Rp.


4.000.000,00

Tarif biaya overhead pabrik sebesar :

(Rp. 2.000.000,00 : Rp. 4.000.000,00)x 100% = 50% dari biaya bahan baku
yang

Dipakai

Misalnya suatu pesanan menggunakan bahan baku seharga Rp. 30.000,00


maka pesanan ini akan dibebani biaya overhead pabrik sebesar = 50% x Rp.
30.000,00 = Rp. 15.000,00

c. Biaya tenaga kerja langsung


sebagai dasar pembebanan kepada produk, jika sebagian besar elemen
biaya overhead pabrik mempunyai hubungan yang erat dengan jumlah upah
tenaga kerja langsung (misalnya PPh atas upah karyawan yang menjadi
tanggungan perusahaan). Rumus perhitungan tarif biaya overhead pabrik
adalah sebagai berikut :

x 100% = presentase BOP dari biaya tenaga kerja

langsung

Contoh :

Taksiran biaya overhead pabrik selama 1 tahun anggaran : Rp. 2.000.000,00

10
Taksiran biaya tenaga kerja langsung selama 1 tahun anggaran : Rp.
5.000.000,00

Tarif biaya overhead pabrik sebesar :

(Rp. 2.000.000,00 : Rp. 5.000.000,00) x 100% = 40% dari biaya tenaga kerja
langsung

Misalnya suatu pesanan menggunakan biaya tenaga kerja langsung sebesar Rp.
20.000,00 maka pesanan ini akan dibebani biaya overhead pabrik sebesar = 40%
x Rp. 20.000,00 = Rp. 8.000,00

d. Jam tenaga kerja langsung


sebagai dasar pembebanan kepada produk, jika biaya overhead pabrik
mempunyai hubungan erat dengan waktu untuk membuat produk. Rumus
perhitungan tarif biaya overhead pabrik adalah sebagai berikut :

= Tarif BOP dari per jam tenaga kerja

taksiran jam tenaga kerja langsung

Contoh :

Taksiran biaya overhead pabrik selama 1 tahun anggaran : Rp. 2.000.000,00

Taksiran jam tenaga kerja langsung selama 1 tahun anggaran : 2.000 jam

Tarif biaya overhead pabrik sebesar :

(Rp. 2.000.000,00 : 2.000) = Rp. 1.000,00 per jam tenaga kerja langsung

Misalnya suatu pesanan menggunakan biaya tenaga kerja langsung sebanyak


200 jam, maka pesanan ini akan dibebani biaya overhead pabrik sebesar = Rp.
1.000,00 x 200 = Rp. 200.000,00

e. Jam mesin

11
sebagai dasar pembebanan kepada produk, jika biaya overhead pabrik
bervariasi dengan waktu penggunaan mesin (misalnya bahan bakar atau listrik
yang dipakai untuk menjalankan mesin). Rumus perhitungan tarif biaya
overhead pabrik adalah sebagai berikut :

= Tarif BOP dari per jam kerja mesin

Contoh :

Taksiran biaya overhead pabrik selama 1 tahun anggaran : Rp. 2.000.000,00

Taksiran jam mesin selama 1 tahun anggaran : 10.000


jam mesin

Tarif biaya overhead pabrik sebesar : (Rp. 2.000.000,00 : 10.000) = Rp.


200,00 per jam mesin

Misalnya suatu pesanan menggunakan biaya tenaga kerja langsung sebanyak


300 jam, maka pesanan ini akan dibebani biaya overhead pabrik sebesar = Rp.
200,00 x 300 = Rp. 60.000,004

E. Pemilihan Tingkat Kapasitas

Dalam menghitung tarif overhead yang telah ditentukan sebelumnya, sebagian


besar bergantung pada tingkat aktivitas yang dipilih. Numerator dari tarif overhead
adalah estimasi dasar alokasi pada tingkat aktivitas yang sama. Semakin besar tingkat
aktivitas yang diasumsikan, semakin rendah tarif overhead yang telah ditentukan
sbelumnya. Hubungan ini ada karena overhead pabrik terdiri atas bagian yang bersifat
tetap dan variabel. Semakin tinggi tingkat aktivitas, semakin kecil bagian yang tetap
dari tarif overhead pabrik, karena biaya overhead pabrik tetap dibebankan ke semakin
banyak unit aktivitas. Bagian variabel dari tarif cenderung tetap konstan pada tingkat
aktivitas yang berbeda dalam rentang yang relevan. Tingkat aktivitas yang berbeda

4
http://dinus.ac.id/repository/docs/ajar/BOP.doc

12
termasuk kapasitas teoritis, kapasitas praktis, kapasitas aktual yang diperkirakan, dan
kapasitas normal.

a. Kapasitas Teoritis
Kapasitas teoritis dari suatu departemen, pabrik, atau fasilitas lainnya adalah
kapasitas untuk memproduksi pada kecepatan penuh tanpa interupsi. Hal ini
dicapai jika pabrik atau departemen memproduksi pada tingkat 100%
kapasitas yang dinyatakan. Beroperasi pada tingkat kapasitas teoritis adalah
cita-cita yang tidak mungkin tercapai untuk periode seperti bulan, triwulan
atau tahun. Tetapi, beberapa manajer berpendapat bahwa konsep ini berguna
karena memfokuskan perhatian pada kesempatan perbaikan.
b. Kapasitas Praktis
Sangat tidak mungkin bahwa perusahaan manapun dapat beroperasi pada
tingkat kapasitas teoritis lebih dari beberapa menit atau jam. Kelonggaran
harus diberikan untuk interupsi yang tidak dapat dihindari seperti, peubahan
pekerja, pemeliharaan preverentif, perbaikan, persiapan, kegagalan, bahan
baku yang tidak memuaskan, penundaan dalam pengantaran bahan baku,
kekurangan dan ketidak hadiran pekerja, hari minggu, hari libur, cuti,
perhitungan persediaan, dan perubahan pola serta model.faktor-faktor ini
mengurangi tingkat kapasitas teoritis menjadi tingkat kapasitas praktis.
Pengurangan ini disebabkan oleh pengaruh internal dan tidak
mempertimbangkan pengaruh eksternal seperti kelangkaan pesanan dari
pelanggan. Pengurangan dari kapasitas teoritis ke kapasitas praktis biasanya
berkisar dari 15% sampai 25%, yang mengakibatkan tingkat kapasitas praktis
hanyalah 75% sampai 85% dari kapasitas teoritis. Kapasitas Aktual yang
Diperkirakan. Kapasitas aktual yang diperkirakan mengacu pada jumlah
output yang diperkirakan akan diproduksi selama periode tersebut. Tingkat
aktivitas ini biasanya mengakibatkan perbedaan dalam tarif yang ditentukan
sebelumnya di setiap periode, karena peningkatan atau penurunan dalam
produksi yang direncanakan.

13
c. Kapasitas Normal
Kapasitas normal mengacu pada aktivitas rata-rata sellama suatu periode
waktu yang cukup lama untuk meratakan fluktuasi. Konsep kapasitas normal
berusaka untuk menstabilisasi suatu tarif overhead yang akan berfluktuasi saat
fasilitassipergunakan dalam tingkatan yang berbeda dalam periode yang
berbeda. Suatu pesanan atau produk sebaiknya tidak lebih mahal biayanya
untuk diproduksi di setiap periode akuntansi manapun
d. Dampak Kapasitas
Damp kapasitas pada Tarif Overhead Pabrik. Dampak dari berbagai tingkat
kapasitas pada tarif overhead yang telah ditentukan sebelumnya diilustrasikan
di tampilan 12-1. jika 75% dari tingkat kapasitas normal dipilih, tarif
overhead pabrik adalah sebesar $2,40 per jam mesin. Pada tingkat alktivitas
yang lebih tinggi, tarifnya lebih rendah karena overhead pabrik tetap
dibebankan ke lebih banyak jam mesin.
e. Kapasitas Menganggur versus Kelebihan Kapasitas
Kapasitas menganggur disebabkan oleh kurangnya penjualan. Ketika
permintaan penjualan meningkat, pekerja dan fasilitas produksi yang
menganggur kembali digunakan. Ketika kapasitas menganggur dianggarkan
untuk periode tersebut, biayanya dimasukkan dalam tarif overhead, hanya jika
kapasitas aktual yang diperkirakan digunakan sebagai denominator. Pada
kasus tersebut, biaya dari dari kapasitas yang menganggur menjadi bagian dari
biaya produk, yang dicapai dengan menentukan denominator tarif overhead
pada tingkat yang mebih rendah, yang mencerminkan pengangguran yang
diperkirakan. Jika kapasitas menganggur tetap tidak dianggarkan, maka akan
ada varian overhead yang berkaitan dengan fasilitas yang menganggur.
f. Kelebihan Kapasitas
Disebabkan oleh kapasitas produktif yang lebih besar dibandingkan dengan
kemampuan perusahaan untuk menggunakannya, atau karena
ketidakseimbangan ini terjadi ketika kapasitas dari satu mesin tidak sesuai

14
dengan kapasitas dari mesin-mesin lain, dengan mana mesin tersebut harus
disinkronisasi.5
F. Langkah-Langkah Perhitungan Harga Pokok Produk Berbasis Volume

Perhitungan harga pokok produk tradisional (traditional costing) disebut juga


degan Perhitungan Harga Pokok Produk Berbasis Volume (Volume-Based
Costing/VBC) atau Perhitungan Harga Pokok Produk Berbasis Unit (Unit-Based
Costing) atau Perhitungan Harga Pokok Produk Berbasis Fungsi (Functional-Based
Costing/FBC) atau Perhitungan Harga pokok Produk Secara Kasar (Peanut-Butter
Costing). Istilah “volume” atau “unit” adalah mengacu pada unit produksi.

Langkah 1: Mengidentifikasi departemen, sumber daya, dan Cost Driver Cost Driver
Departemen Produksi: Pemotongan JM Perakitan JKL Penyelesaian JM Departemen
Jasa: Penanganan Bahan BakuTaksiran BBB Kafetaria Jumlah Karyawan

Langkah 2: Mengidentifikasi Sumber Daya, Biaya Sumber Daya Serta Cost Driver
Untuk Biaya Tidak Langsung Departemen

Langkah 3: Mengumpulkan Data Kapasitas Cost Driver KWH Jmlh Karyw BBB
Diminta (000) Luas Lantai JKLJM Dept. Prod: Pemotongan, Perakitan,
Penyelesaian Dept. Jasa: Penanganan BB

Langkah 4: Penyusunan Anggaran BOP 1.Mengklasifikasikan BOP menjadi menjadi


biaya langsung departemen dan biaya tidak langsung departemen
2.Mengklasifikasikan BOP menjadi biaya variabel dan biaya tetap

Langkah 5: Mengalokasikan Biaya Departemen Jasa Ke Departemen Produksi Tiga


metode alokasi: Metode alokasi langsung Metode alokasi bertahap Metode aljabar

Langkah 6: Penghitungan Tarif Overhead Departemen Biaya departemen jasa setelah


dialokasikan ke departemen produksi akan bersaldo nol. Setelah semua biaya

5
http://file.upi.edu/Direktori/FPEB/PRODI.AKUNTANSI/195407061987031KARLI_SOEDI
JATNO/Rangkuman_Buku_AKBI_CARTER-USRY/BAB_12.pdf

15
departemen jasa dialokasikan ke departemen produksi, maka langkah selanjutnya
adalah membebankan biaya departemen produksi ke produk dengan menggunakan
tarif biaya overhead berbasis unit.

Langkah 7: Perhitungan Harga Pokok Produk6

6
https://slideplayer.info/slide/17153655/

16
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Harga pokok produksi adalah seluruh biaya yang dikeluarkan dalam suatu proses
produksi untuk mengubah bahan mentah/baku menjadi barang jadi pada suatu periode.
System tradisional adalah sistem perhitungan biaya berdasarkan jumlah unit yang
diproduksi.

Sistem tradisional lebih tepat digunakan pada perusahaan yang faktor


produksinya lebih dominan pada penggunaan bahan baku dan tenaga kerja, yang
hanya menggunakan sedikit biaya overhead pabrik

Penentuan harga pokok produksi menurut volume based cost/vbc sistem


tradisional digunakan metode tarif tunggal dan tarif departemen. Perbedaan antara
activity based cost dengan volume based cost: pertama harga pokok produksi sistem
tradisional atau volume based cost.

B. Saran

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih

terdapatbanyak kesalahan-kesalahan. Oleh karena itu, pemakalah dapat

mengharapkan pembaca dapat menyampaikan kritik dan sarannya terhadap hasil

penulisan makalah ini.

17
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Dumeina Candra Dewi, eprints.umc.ac.id, Diakses Tanggal 23 November 2020
https://id.scribd.com/document/395284299/MAKALAH-pembebanan-biaya, Diakses
24 November 2020
Destidirnaemi.staff.gunadarma.ac.id, Diakses 24 November 2020
http://dinus.ac.id/repository/docs/ajar/BOP.doc
http://file.upi.edu/Direktori/FPEB/PRODI.AKUNTANSI/195407061987031-
KARLI_SOEDIJATNO/Rangkuman_Buku_AKBI_CARTER-
USRY/BAB_12.pdf

https://slideplayer.info/slide/17153655/

18

Anda mungkin juga menyukai