DOSEN PENGAMPU :
Moh. Danang Bahtiar, S.Pd., M.Pd.
DISUSUN OLEH :
Firda Nur Colifah 22080574015 MN 22F
Muhammad Khotib 22080574087 MN 22F
Ni Komang Ayu Puspa Dewi 22080574223 MN 22F
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat
danlimpahan kasih-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mengenai Akutansi
Biaya Overhead Pabrik ( BOP ) dengan tepat waktu dan dengan hasil yang semaksimal
mungkin.
Pada prosesnya saat menjalani perkuliahan mata kuliah Akutansi Biaya, kami
didampingi oleh Bapak Moh. Danang Bahtiar, S.Pd., M.Pd. Oleh karena itu, tidak lupa saya
mengucapkan banyak terimakasih kepada Bapak dosen pengampu mata kuliah Akutansi
Biaya ini yaitu Bapak Moh. Danang Bahtiar, S.Pd., M.Pd. serta pihak lain yang sudah
mendukung kelancaran pembuatan Makalah mengenai Akutansi Biaya Overhead Pabrik
( BOP ) ini dengan baik dan tepat waktu.
Kami sebagai penulis tentunya sangat menyadari bahwa Makalah mengenai Akutansi
Biaya Overhead Pabrik ( BOP ) ini masih jauh dari kata sempurna dan masih ada kesalahan
serta kekurangan yang ada didalamnya, maka untuk itu saya mohon maaf yang sebesar-
besarnya. Saya juga sangat terbuka akan kritik dan saran dari Bapak dosen pengampu mata
kuliah, dalam hal ini yaitu Bapak Moh. Danang Bahtiar, S.Pd., M.Pd. Akhir kata, semoga
Makalah mengenai Akutansi Biaya Overhead Pabrik ( BOP ) ini bisa menambah wawasan
serta dapat bermanfaat bagi semua khususnya bagi penulis.
Kelompok 4
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................
DAFTAR ISI ...................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................
1.1 Latar Belakang .................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Akutansi biaya overhead pabrik merupakan sistem akutansi yang digunakan oleh
Perusahaan manufaktur untuk menghitung dan mengendalikan biaya biaya yang terkait
dengan produksi. Adapun tujuan utama dari akutansi biaya overhead pabik adalah untuk
mengalokasikan biaya – biaya produksi yang tidak dapat diatribusikan langsung ke produk –
produk tertentu. Hal ini termasuk seperti biaya – biaya seperti listrik pabrik, penyusutan
peralatan, gaji pengawasan produksi.
Biaya Overhead pabrik memiliki berbagai komponen,seperti biaya tetap (
penyusutan) dan biaya variable (seperti listrik yang digunakan tergantung produksi).
Akutansi biaya overhead pabrik membantu dalam mengidentifikasi,mengukur, dan melacak
semua dalam komponen. Biaya overhead pabrik didefinisikan sebagai bahan tidak langsung,
buruh tidak langsung, dan biaya-biaya lainnya yang tidak secara mudah diidentifikasikan
atau dibebankan langsung pada suatu pekerjaan, hasil produksi, atau tujuan akhir biaya
tertentu seperti kontrak-kontrak pemerintah.
Akuntansi biaya overhead pabrik dapat digunakan untuk pengendalian biaya dan
memantau Perusahaan, selain itu dapat membantu manajemen membuat suatu keputusan
yang lebih baik tentang efesiensi operasional dan harga jual produk. Selain itu dapat
digunakan untuk Menyusun laporan keuangan yang akurat,termasuk laba rugi dan neraca.
Overhead pabrik memiliki dua karakteristik yang harus dipertimbangkan dalam
pembebanannya sebagai hasil produksi secara layak.
BAB II
RUMUSAN MASALAH DAN TUJUAN
2.2 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka dapat dituliskan bahwa tujuan dari
pembuatan makalah ini agar teman – teman dan penulis sendiri dapat memahami lebih
mendalam tentang konsep biaya overhead pabrik termasuk definisi, jenis -jenis biaya, dan
peranannya dalam bisnis manufaktur. Selain itu diharapkan pengalaman metode dan Teknik
ini dapat membantu para pembaca untuk menghitung,mengalokasikan, dan mengendalikan
biaya pabrik dan lain lain.
BAB III
PEMBAHASAN
Dari perhitungan di atas dapat diketahui besarnya tarif biaya overhead pabrik per
unitnya adalah Rp 7.169,20. Berdasarkan tarif tersebut, setiap satu produk yang dihasilkan
dalam tahun 1998 akan dibebani biaya overhead pabrik sebesar Rp 7.169,20. Metode ini
tidak memandang adanya perbedaan antara produk yang satu dari yang lainnya. Jadi produk
itu dianggap sama. Metode ini tidak dapat digunakan jika perusahaan mempunyai produk
yang bervariasi dan masing-masing produk mempunyai kualitas dan harga jual yang
berbeda.
Berdasarkan tarif tersebut, setiap satu produk yang dihasilkan dalam tahun 1997
akan dibebani biaya overhead pabrik sebesar 50% dari bahan baku langsung yang
digunakan. Metode ini bisa digunakan jika biaya overhead pabrik yang terjadi sangat terkait
dengan bahan baku langsung. Metode ini tidak dapat digunakan jika satu produk
menggunakan lebih dari satu jenis bahan baku dan masing-masing bahan baku kualitas dan
kuantitasnya berbeda. Seringkali satu produk memakai bahan baku A 20%, bahan baku B
10% dan bahan baku C 25%. Jika terjadi hal seperti itu, maka untuk mudahnya bisa
digunakan bahan baku rata-rata.
Berdasarkan perhitungan di atas maka besarnya tarif biaya overhead pabrik adalah
108 % dari total biaya upah langsung yang digunakan. Jika suatu perusahaan selama
produksi tahun 2008 mengeluarkan upah tenaga kerja langsung sebesar Rp 115.000.000,00,
maka besarnya biaya overhead pabrik yang dibebankan adalah 108% dikalikan dengan
Rp115.000.000,00. Metode ini dapat dilakukan jika elemen-elemen biaya overhead pabrik
lebih banyak terkait dengan upah langsung. Metode ini dapat digunakan dalam perusahaan
yang menggunakan tenaga kerja cukup banyak atau padat karya. tetapi jika perusahaan
sudah padat modal dan proses produksinya lebih banyak menggunakan mesin dan tenaga
manusia hanya sebagai pengawas, maka metode ini tentunya tidak bisa digunakan.
Dalam tarif biaya overhead pabrik tersebut masih melekat unsur biaya overhead
pabrik variabel dan biaya overhead pabrik tetap. Untuk tujuan analisis, maka tarif biaya
overhead pabrik perlu dipecah menjadi tarif biaya overhead pabrik variabel dan tarif biaya
overhead pabrik tetap. Untuk memudahkan pembuatan tarif tersebut, pemisahan biaya
variabel dan biaya tetap harus dimulai dari pembuatan anggaran biaya overhead pabrik pada
kapasitas yang telah ditentukan, biasanya digunakan kapasitas normal.
Contoh 2
Tabel 7.2 adalah contoh dari anggaran biaya overhead pabrik yang dibuat oleh PT Budi
Harapan Kita pada kapasitas normal 90.000 jam kerja langsung.
e