Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

AKUNTANSI BIAYA OVERHEAD PABRIK

DOSEN PENGAMPU :
Moh. Danang Bahtiar, S.Pd., M.Pd.
DISUSUN OLEH :
Firda Nur Colifah 22080574015 MN 22F
Muhammad Khotib 22080574087 MN 22F
Ni Komang Ayu Puspa Dewi 22080574223 MN 22F

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat
danlimpahan kasih-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mengenai Akutansi
Biaya Overhead Pabrik ( BOP ) dengan tepat waktu dan dengan hasil yang semaksimal
mungkin.

Pada prosesnya saat menjalani perkuliahan mata kuliah Akutansi Biaya, kami
didampingi oleh Bapak Moh. Danang Bahtiar, S.Pd., M.Pd. Oleh karena itu, tidak lupa saya
mengucapkan banyak terimakasih kepada Bapak dosen pengampu mata kuliah Akutansi
Biaya ini yaitu Bapak Moh. Danang Bahtiar, S.Pd., M.Pd. serta pihak lain yang sudah
mendukung kelancaran pembuatan Makalah mengenai Akutansi Biaya Overhead Pabrik
( BOP ) ini dengan baik dan tepat waktu.

Kami sebagai penulis tentunya sangat menyadari bahwa Makalah mengenai Akutansi
Biaya Overhead Pabrik ( BOP ) ini masih jauh dari kata sempurna dan masih ada kesalahan
serta kekurangan yang ada didalamnya, maka untuk itu saya mohon maaf yang sebesar-
besarnya. Saya juga sangat terbuka akan kritik dan saran dari Bapak dosen pengampu mata
kuliah, dalam hal ini yaitu Bapak Moh. Danang Bahtiar, S.Pd., M.Pd. Akhir kata, semoga
Makalah mengenai Akutansi Biaya Overhead Pabrik ( BOP ) ini bisa menambah wawasan
serta dapat bermanfaat bagi semua khususnya bagi penulis.

Surabaya, 4 September 2023

Kelompok 4
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................
DAFTAR ISI ...................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................
1.1 Latar Belakang .................................................................................................

BAB II RUMUSAN MASALAH DAN TUJUAN ..........................................


2.1 Rumusan Masalah ...........................................................................................

2.2 Tujuan .............................................................................................................

BAB III PEMBAHASAN ...............................................................................


3.1 Karakteristik Overhead Pabrik ........................................................................
3.2 Faktor- factor yang dipertimbangkan dalam tarif Pemilihan
Tarif Biaya.......................................................................................................

3.3 Tarif Biaya Overhead ......................................................................................


3.4 Akutansi Biaya Overhead Pabrik Aktual ........................................................
3.5 Akutansi Biaya Overhead Pabriki dibebankan ...............................................

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN .........................................................


4.1 Kesimpulan ......................................................................................................

4.5 Saran ................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Akutansi biaya overhead pabrik merupakan sistem akutansi yang digunakan oleh
Perusahaan manufaktur untuk menghitung dan mengendalikan biaya biaya yang terkait
dengan produksi. Adapun tujuan utama dari akutansi biaya overhead pabik adalah untuk
mengalokasikan biaya – biaya produksi yang tidak dapat diatribusikan langsung ke produk –
produk tertentu. Hal ini termasuk seperti biaya – biaya seperti listrik pabrik, penyusutan
peralatan, gaji pengawasan produksi.
Biaya Overhead pabrik memiliki berbagai komponen,seperti biaya tetap (
penyusutan) dan biaya variable (seperti listrik yang digunakan tergantung produksi).
Akutansi biaya overhead pabrik membantu dalam mengidentifikasi,mengukur, dan melacak
semua dalam komponen. Biaya overhead pabrik didefinisikan sebagai bahan tidak langsung,
buruh tidak langsung, dan biaya-biaya lainnya yang tidak secara mudah diidentifikasikan
atau dibebankan langsung pada suatu pekerjaan, hasil produksi, atau tujuan akhir biaya
tertentu seperti kontrak-kontrak pemerintah.
Akuntansi biaya overhead pabrik dapat digunakan untuk pengendalian biaya dan
memantau Perusahaan, selain itu dapat membantu manajemen membuat suatu keputusan
yang lebih baik tentang efesiensi operasional dan harga jual produk. Selain itu dapat
digunakan untuk Menyusun laporan keuangan yang akurat,termasuk laba rugi dan neraca.
Overhead pabrik memiliki dua karakteristik yang harus dipertimbangkan dalam
pembebanannya sebagai hasil produksi secara layak.
BAB II
RUMUSAN MASALAH DAN TUJUAN

2.1 Rumusan Masalah


Berdasarkan apa yang telah dijelaskan pada latar belakang mengenai biaya overhead
pabrik, maka dapat dirumuskan beberapa masalah berikut ini :
1. Menejelaskan karakteristik Overhead Biaya
2. Menjelaskan factor – factor yang dipertimbangkan dalam pemilihan tarif biaya
overhead
3. Menghitung tarif biaya overhead
4. Menjelaskan akutansi biaya overhead pabtik actual
5. Menjelaskan akutansi biaya overhead pabrik dibebankan

2.2 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka dapat dituliskan bahwa tujuan dari
pembuatan makalah ini agar teman – teman dan penulis sendiri dapat memahami lebih
mendalam tentang konsep biaya overhead pabrik termasuk definisi, jenis -jenis biaya, dan
peranannya dalam bisnis manufaktur. Selain itu diharapkan pengalaman metode dan Teknik
ini dapat membantu para pembaca untuk menghitung,mengalokasikan, dan mengendalikan
biaya pabrik dan lain lain.
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Karakteristik Overhead Pabrik


Biaya overhead pabrik (BOP) adalah biaya produksi selain bahan baku dan biaya
tenaga kerja langsung. Biaya overhead pabrik didefinisikan sebagai bahan tidak langsung,
buruh tidak langsung, dan biaya-biaya lainnya yang tidak secara mudah diidentifikasikan
atau dibebankan langsung pada suatu pekerjaan, hasil produksi, atau tujuan akhir biaya
tertentu seperti kontrak-kontrak pemerintah. Overhead pabrik memiliki dua karakteristik
yang harus dipertimbangkan dalam pembebanannya sebagai hasil produksi secara layak.
Karakteristik Biaya Overhead Pabrik :
Karakteristik ini menyangkut hubungan khusus antara overhead pabrik dengan (Carter dan
Usry, 2006: 411):
1) Produk itu sendiri Karakteristik pertama dalam hubungannya dengan produk itu
sendiri. Berbeda dengan bahan langsung dan biaya tenaga kerja langsung, biaya
overhead pabrik merupakan bagian yang tidak berwujud dari barang jadi. Tidak ada
surat permintaan bahan ataupun kartu jam tenaga kerja yang dipergunakan untuk
menyatakan jumlah biaya overhead pabrik seperti pada perlengkapan pabrik atau
tenaga kerja tidak langsung yang diperhitungkan dalam suatu pekerjaan atau produk.
Contohnya, biaya penyusutan pabrik, gedung pabrik dan jenis sunk cost lainnya
tidak jelas wujud dan bentuknya, dan frekuensi kejadiannya hanya setahun sekali
sehingga tidak dapat dibebankan secara langsung pada produk yang dihasilkan.
Demikian juga halnya dengan biaya sewa gedung pabrik, listrik, gaji bagian
pengawas. Untuk menghitung biaya overhead pabrik per unit, bukanlah pekerjaan
yang mudah, apalagi jika jenis produknya sangat heterogen.
2) Hubungannya dengan volume produksi/kegiatan
Volume produksi perusahaan tidak selamanya stabil, kadang-kadang naik dan
kadang-kadang turun. Biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung biasanya
mengikuti volume produksi, karena umumnya sifat biaya bahan baku dan upah
langsung adalah variabel. Jika produksi naik, maka biaya bahan baku dan biaya
tenaga kerja langsung juga naik dan sebaliknya. Tidak demikian halnya dengan
biaya overhead pabrik. Karena keanekaragaman biaya overhead pabrik, maka akibat
naik turunnya volume produksi tidak beragam, ada biaya overhead pabrik yang
terpengaruh dan juga ada yang tidak terpengaruh. Contoh, biaya overhead pabrik
yang tidak terpengaruh oleh perubahan volume produksi dalam rentang aktivitas
tertentu adalah: biaya penyusutan pabrik, penyusutan gedung pabrik, asuransi pabrik,
gaji kepala bagian produksi, gaji supervisor, gaji satpam pabrik, sewa pabrik dan
lainya. Biaya overhead pabrik yang terpengaruh oleh perubahan volume produksi,
mengalami perubahan yang tidak proporsional terhadap volume produksi, yang
berbeda dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung yang mengalami
perubahan secara proporsional terhadap perubahan volume produksi. Contoh, biaya
overhead pabrik yang terpengaruh oleh perubahan volume produksi adalah biaya
listrik, biaya air, biaya perawatan mesin dan peralatan, biaya bahan baku tidak
langsung, biaya bahan bakar. Jadi naik turunnya volume produksi sangat
berpengaruh terhadap perubahan biaya-biaya tersebut, tetapi perubahannya tidak
secara proporsional.

3.2 Faktor – factor yang dipertimbangkan dalam pemilihan Tarif Biaya


Overhead Pabrik
Langkah-langkah Penentuan Tarif Biaya Overhead Pabrik Penentuan tarif biaya
overhead pabrik dilaksanakan melalui tiga tahapan berikut ini :
1. Menyusun Anggaran Biaya Overhead Pabrik.
Dalam menyusun anggaran biaya overhead pabrik perlu diperhatikan tingkat
kegiatan (kapasitas) yang akan dipakai sebagai dasar penaksiran biaya overhead pabrik. Ada
tiga macam kapasitas yang dapat dipakai sebagai dasar pembuatan anggaran biaya overhead
pabrik : kapasitas praktis, kapasitas normal, dan kapasitas sesungguhnya yang diharapkan.
a. Kapasitas teoretis (theoritical capacity) adalah kapasitas suatu pabrik untuk
menghasilkan produk pada kecepatan penuh tanpa berhenti selama jangka waktu
tertentu. Kapasitas praktis adalah kapasitas teoretis dikurangi dengan
kerugiankerugian waktu yang tidak dapat dihindari karena hambatan intern
perusahaan. Karena sangat tidak mungkin suatu pabrik dijalankan pada kapasitas
teoretis, maka diperhitungkan kelonggaran waktu dalam penentuan kapasitas,
seperti penghentian pabrik yang tidak dapat dihindari karena adanya reparasi
mesin, tertundanya kedatangan bahan baku dan suku cadang, hari-hari libur,
pemborosan dan lain-lain. Jadi untuk menentukan kapasitas praktis, kapasitas
teoretis dikurangi dengan sebab-sebab intern pabrik. Dalam penentuan kapasitas
praktis belum diperhitungkan sebab-sebab yang berasal dari luar perusahaan
(misalnya penurunan permintaan produk).
b. Kapasitas normal (normal capacity) adalah kemampuan perusahaan untuk
memproduksi dan menjual produknya dalam jangka panjang. Jika dalam
penentuan kapasitas praktis hanya diperhitungkan kelonggaran-kelonggaran
waktu akibat faktor intern perusahaan, dalam penentuan kapasitas normal
diperhitungkan pula kecenderungan penjualan dalam jangka panjang.
c. Kapasitas sesungguhnya yang diharapkan (expected actual capacity ) adalah
kapasitas sesungguhnya yang diperkirakan akan dapat dicapai dalam tahun yang
akan datang. Jika anggaran biaya overhead pabrik didasarkan pada kapasitas
sesungguhnya yang diharapkan, maka itu berarti ramalan penjualan tahun yang
akan datang dipakai sebagai dasar penentuan kapasitas, sedangkan jika anggaran
tersebut didasarkan pada kapasitas praktis dan normal, maka titik berat
diletakkan pada kapasitas fisik pabrik. Penentuan tarif biaya overhead pabrik atas
dasar kapasitas sesungguhnya yang diharapkan merupakan pendekatan jangka
pendek, dan metode ini pada umumnya mengakibatkan digunakannya tarif yang
berbeda dari periode ke periode.
2. Memilih Dasar Pembebanan Biaya Overhead Pabrik.
Pemilihan dasar yang tepat dalam membebankan biaya overhead pabrik merupakan
suatu pekerjaan yang tidak mudah. Hal ini disebabkan karena sistem akuntansi biaya yang
ada dituntut untuk dapat menghasilkan biaya yang tepat dan beralasan sehingga diharapkan
manajemen sebagai pemakai informasi biaya memperoleh sesuatu yang berarti dan bernilai.
Dalam memilih dasar pembebanan ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan
antara lain:
1. Harus diperhatikan jenis biaya overhead pabrik yang dominan jumlahnya dalam
suatu departemen
2. Jenis biaya overhead pabrik tersebut harus mempunyai hubungan yang erat
dengan dasar pembebanan yang digunakan.
Setelah mempertimbangkan faktor-faktor tersebut, ada beberapa dasar yang dapat
digunakan dalam membuat tarif biaya overhead pabrik yang ditetapkan di muka yaitu:
a. Satuan produk yang dihasilkan;
b. biaya bahan baku langsung;
c. biaya tenaga kerja langsung;
d. jam kerja langsung;
e. jam mesin.
Contoh 1 :
Dalam anggaran tahun 2008, diperkirakan total produksi adalah 17.500 unit, anggaran
untuk biaya overhead pabrik dengan kapasitas normal sebesar Rp 125.350.750,00. Anggaran
biaya bahan baku Rp 250.670.000,00 dan jam kerja langsung diperkirakan 19.500 jam kerja
langsung dengan total upah langsung Rp115.890.000,00, sedangkan total jam kerja mesin
diperkirakan 12.650 jam. Berdasarkan data tersebut proses penentuan tarif biaya overhead
yang ditetapkan dimuka sebagai berikut.
a. Berdasarkan unit yang diproduksi:

Dari perhitungan di atas dapat diketahui besarnya tarif biaya overhead pabrik per
unitnya adalah Rp 7.169,20. Berdasarkan tarif tersebut, setiap satu produk yang dihasilkan
dalam tahun 1998 akan dibebani biaya overhead pabrik sebesar Rp 7.169,20. Metode ini
tidak memandang adanya perbedaan antara produk yang satu dari yang lainnya. Jadi produk
itu dianggap sama. Metode ini tidak dapat digunakan jika perusahaan mempunyai produk
yang bervariasi dan masing-masing produk mempunyai kualitas dan harga jual yang
berbeda.

b. Berdasarkan bahan baku langsung

Berdasarkan tarif tersebut, setiap satu produk yang dihasilkan dalam tahun 1997
akan dibebani biaya overhead pabrik sebesar 50% dari bahan baku langsung yang
digunakan. Metode ini bisa digunakan jika biaya overhead pabrik yang terjadi sangat terkait
dengan bahan baku langsung. Metode ini tidak dapat digunakan jika satu produk
menggunakan lebih dari satu jenis bahan baku dan masing-masing bahan baku kualitas dan
kuantitasnya berbeda. Seringkali satu produk memakai bahan baku A 20%, bahan baku B
10% dan bahan baku C 25%. Jika terjadi hal seperti itu, maka untuk mudahnya bisa
digunakan bahan baku rata-rata.

c. Berdasarkan biaya tenaga kerja langsung

Berdasarkan perhitungan di atas maka besarnya tarif biaya overhead pabrik adalah
108 % dari total biaya upah langsung yang digunakan. Jika suatu perusahaan selama
produksi tahun 2008 mengeluarkan upah tenaga kerja langsung sebesar Rp 115.000.000,00,
maka besarnya biaya overhead pabrik yang dibebankan adalah 108% dikalikan dengan
Rp115.000.000,00. Metode ini dapat dilakukan jika elemen-elemen biaya overhead pabrik
lebih banyak terkait dengan upah langsung. Metode ini dapat digunakan dalam perusahaan
yang menggunakan tenaga kerja cukup banyak atau padat karya. tetapi jika perusahaan
sudah padat modal dan proses produksinya lebih banyak menggunakan mesin dan tenaga
manusia hanya sebagai pengawas, maka metode ini tentunya tidak bisa digunakan.

d. Berdasarkan jam kerja langsung


Tarif biaya overhead pabrik dihitung dengan rumus

Berdasarkan perhitungan di atas, besarnya tarif biaya overhead pabrik Rp 6.428,25


per jam kerja langsung. Jika suatu perusahaan dalam tahun 2008 bekerja selama 23.000 jam
kerja langsung maka besarnya biaya overhead pabrik yang dibebankan adalah 23.000 X
Rp6.428,25 = Rp147.849.750,00. Jam kerja langsung yang dimaksudkan dalam metode ini
adalah jam kerja untuk karyawan langsung. Seperti halnya dengan metode sebelumnya
(berdasarkan upah langsung), metode ini menghadapi kendala yang sama.
e. Berdasarkan jam mesin
Tarif biaya overhead pabrik dihitung dengan rumus
Berdasarkan perhitungan di atas besarnya tarif biaya overhead pabrik sebesar Rp
9.909,00 per jam kerja mesin. Jika mesin dalam tahun 2008 bekerja selama 13.500 jam
mesin, maka besarnya biaya overhead pabrik yang dibebankan adalah sebesar Rp
133.771.500 (13.500 x 9.909 ). Metode ini bisa digunakan jika proses produksi sangat
bergantung pada keberadaan mesin. Metode ini mengasumsikan bahwa semakin lama mesin
itu bekerja, biaya overhead pabriknya juga semakin besar dan sebaliknya.

3. Menghitung Tarif Biaya Overhead Pabrik


Setelah tingkat kapasitas yang akan dicapai dalam periode anggaran ditentukan, dan
anggaran biaya overhead pabrik telah disusun, dan dasar pembebanan sudah dipilih, maka
langkah terakhir adalah menghitung tarif biaya overhead pabrik dengan rumus sebagai
berikut

Dalam tarif biaya overhead pabrik tersebut masih melekat unsur biaya overhead
pabrik variabel dan biaya overhead pabrik tetap. Untuk tujuan analisis, maka tarif biaya
overhead pabrik perlu dipecah menjadi tarif biaya overhead pabrik variabel dan tarif biaya
overhead pabrik tetap. Untuk memudahkan pembuatan tarif tersebut, pemisahan biaya
variabel dan biaya tetap harus dimulai dari pembuatan anggaran biaya overhead pabrik pada
kapasitas yang telah ditentukan, biasanya digunakan kapasitas normal.
Contoh 2
Tabel 7.2 adalah contoh dari anggaran biaya overhead pabrik yang dibuat oleh PT Budi
Harapan Kita pada kapasitas normal 90.000 jam kerja langsung.
e

Perhitungan Tarif Overhead Pabrik


Berdasarkan Tabel 7.2 dapat dihitung tarif biaya overhead pabrik sebagai berikut:

3.3 Tarif Biaya Overhead


Perhitungan Tarif Biaya Overhead. Langkah pertama dalam perhitungan tarif
overhead pabrik adalah menentukan tingkat aktivitas yang akan digunakan untuk dasar yang
dipilih. Kemudian setiap item biaya overhead diestimasikan atau dianggarkan pada tingkat
aktifitas tersebut, sehingga menghasilkan estimasi total overhead pabrik.
Total biaya variabel merupakan fungsi dari volume; yaitu bahwa jumlah biaya
variabel per unit adalah konstan dalam rentang yang relevan,sehingga biaya per unit berbeda
untuk setiap tingkat produksi. Peningkatan produksi menyebabkan penurunan dalam biaya
tetap per unit.
Rumus = (Taksiran BOP : Bahan Baku yang Terpakai) x 100%
Contoh: Perusahaan Adit menaksirkan anggaran BOP sebesar Rp 1.000.000 dengan
besaran biaya bahan pokok selama satu tahun sebesar Rp 5.000.000. Maka cara hitungnya
adalah (Rp 1.000.000 : Rp.5.000.000) x 100% = 20%

3.4 Akutansi Biaya Overhead Pabrik Aktual


Akutansi biaya overhead pabrik actual secara umum merupakan semua biaya
overhead pabrik standart yang benar – benar terjadi dalam pengolahan satu satuan produk.
Namun menurut Supriono (2014:40), “Biaya aktual adalah biaya yang sesungguhnya
dikeluarkan untuk membuat satu produk”.
Biaya bahan baku aktual terdiri dari tiga elemen yaitu :
1) Biaya Bahan Baku Aktual
Biaya bahan baku aktual adalah semua biaya yang melekat pada bahan baku yang
benar-benar dikeluarkan perusahaan. Biaya bahan baku aktual dibagi menjadi dua, yaitu :
harga aktual bahan baku dan 9 kuantitasaktual bahan baku. Harga aktual bahan baku adalah
harga bahan yang sesungguhnya terjadi didalam pembelian bahan baku. Sedangkan
kuantitas aktual bahan baku adalah jumlah kuantitas bahan baku yang sesungguhnya dipakai
dalam pengolahan satu satuam produk tertentu.
2) Biaya Tenaga Kerja Langsung Aktual
Biaya tenaga kerja langsung aktual adalah biaya yang benar-benar dikeluarkan
perusahaan dalam hubungannya dengan tenaga. Biaya tenaga kerja langsung standar terdiri
dari : tarif upah langsung dan jam kerja langsung aktual. Tarif aktual langsung adalah harga
tarif upah persatuan yang sesungguhnya terjadi didalam satu satuan produk tertentu.
Sedangkan jam kerja aktual adalah lamanya waktu kerja yang sesungguhnya terjadi dalam
pengolahan satu satuan produk tertentu.
3) Biaya Overhead Pabrik Aktual
Biaya overhead pabrik aktual adalah sumua biaya overhead pabrik standar yang
benar-benar terjadi dalam pengolahan satu satuan produk.
Tujuan dari akumulasi overhead pabrik adalah untuk menyediakan informasi untuk
pengendalian. Selain itu document yang digunakan untuk mencatat overhead dalam jurnal
adalah voucher pembelian, bukti permintaan bahan bakau dan lain lain. Hal itulah yang akan
dianalisa dan dicatat dalam akun

3.5 Akutansi Biaya Overhead Pabrik Dibebankan


Dasar Pembebanan Biaya Overhead Pabrik
Penentuan tarif biaya overhead pabrik dapat menggunakan dasar pembebanan yang
dapat dipilih dari salah satu dasar berikut ini:
1. Jumlah satuan produk.
2. Biaya bahan baku.
3. Biaya tenaga kerja langsung.
4. Jam tenaga kerja langsung.
5. Jam mesin.
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan di dalam memilih dasar pembebanan
biaya overhead pabrik adalah sebagai berikut:
• Memilih dasar pembebanan yang mempunyai hubungan lebih dekat dengan fungsi
biaya overhead pabrik.
1. Apabila biaya overhead pabrik didominasi oleh elemen-elemen biaya yang
berhubungan dengan biaya bahan (material oriented overhead) seperti biaya
sewa gudang, asuransi gudang, biaya bahan baku penolong, maka dasar
pembebanan yang lebih dekat dengan biaya overhead pabrik adalah biaya
bahan baku.
2. Apabila biaya overhead pabrik didominasi oleh elemen-elemen biaya yang
berhubungan dengan biaya tenaga kerja (labor oriented overhead) seperti
biaya gaji pengawas, biaya tenaga kerja tidak langsung, maka dasar
pembebanan yang lebih dekat dengan biaya overhead pabrik adalah biaya
tenaga kerja langsung atau jam tenaga kerja langsung.
3. Apabila biaya overhead pabrik didominasi oleh elemen-elemen biaya yang
berhubungan dengan biaya penyelenggaraan fasilitas pabrik (investment
oriented overhead) seperti biaya reparasi dan pemeliharaan mesin, biaya
asuransi mesin, biaya penyusutan mesin, maka dasar pembebanan yang lebih
dekat dengan biaya overhead pabrik adalah jam mesin.
4. Apabila biaya overhead pabrik relatif merata pada elemen-elemen biaya yang
mempunyai hubungan erat dengan biaya bahan, biaya tenaga kerja atau biaya
penyelenggaraan fasilitas pabrik, maka dipilih dasar pembebanan yang paling
mudah penggunaannya yaitu jumlah satuan produk.
• Dasar pembebanan biaya overhead pabrik yang dipilih harus dapat memperkecil
biaya dan pekerjaan administrasi.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulannya adalah akuntansi pabrik secara umum merupakan proses akuntansi


yang penting dalam menghitung dan mengendalikan biaya produksi yang tidak
berhubungan langsung dengan produk. Berikut beberapa temuan penting terkait
akuntansi overhead pabrik:
1. Biaya produksi umum adalah biaya tidak langsung:
Overhead manufaktur mencakup semua biaya produksi yang tidak berhubungan
langsung dengan produk tertentu. Ini termasuk pengeluaran seperti depresiasi peralatan,
listrik pabrik, gaji staf non-produksi, dan banyak lagi.
2. Metode alokasi biaya umum:
Ada berbagai metode dalam mengalokasikan biaya overhead pabrik, seperti metode
per jam, metode biaya tenaga kerja langsung, dan sebagainya.Pilihan metode ini dapat
mempengaruhi harga pokok produk akhir.
3. Perhitungan biaya:
Tarif overhead manufaktur biasanya dihitung dengan membagi total overhead
manufaktur tahunan dengan dasar alokasi yang dipilih, seperti jam kerja atau tenaga
kerja langsung. Rasio ini digunakan untuk mengalokasikan biaya ke produk.
4. Penurunan aset:
Penyusutan aset tetap merupakan bagian penting dari total biaya pabrik. Hal ini
dilakukan untuk mencerminkan penurunan nilai aset pabrik seiring berjalannya waktu.
Saran untuk melakukan akuntansi overhead pabrik secara efisien dan akurat, Anda
dapat mengikuti beberapa saran:
1. Pilih metode alokasi yang sesuai:
Pilihlah metode alokasi overhead pabrik yang paling sesuai dengan jenis usaha
Anda. Setiap metode memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
2. Menentukan biaya umum secara akurat:
Pastikan untuk mengidentifikasi dan menghitung secara akurat semua biaya
overhead pabrik. Ini termasuk biaya-biaya yang mungkin diabaikan, seperti
pemeliharaan peralatan dan biaya-biaya kecil lainnya.
3. Pelacakan dan pengendalian biaya:
Selalu pantau biaya operasional pabrik Anda secara berkala. Dengan memantau
secara rutin, Anda dapat mengidentifikasi peningkatan biaya yang tidak terduga dan
mengambil tindakan.
4. Peringkat kinerja:
Gunakan data akuntansi overhead pabrik untuk mengevaluasi kinerja produksi dan
mengambil tindakan perbaikan jika diperlukan. Analisis biaya dapat membantu
mengoptimalkan efisiensi operasional.
5. Investasi di bidang teknologi:
Pertimbangkan untuk berinvestasi dalam sistem akuntansi canggih atau perangkat
lunak akuntansi biaya yang dapat membantu mengotomatiskan penetapan biaya dan
pelaporan
6. Pelatihan dan pengembangan:
Pastikan tim akuntansi Anda memiliki pemahaman yang kuat tentang konsep
penetapan biaya pabrik secara umum dan selalu memperbarui pengetahuan mereka
melalui pelatihan dan pengembangan.
Dengan mengikuti rekomendasi ini dan memastikan bahwa penghitungan overhead
pabrik Anda dilakukan dengan benar, Anda dapat mengoptimalkan pengendalian biaya
produksi dan meningkatkan efisiensi pabrik.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.dictio.id/t/bagaimana-langkah-langkah-pembebanan-tarif-biaya-
overhead-pabrik/14048/2
https://www.hashmicro.com/id/blog/biaya-overhead-pabrik-apakah-penting-
menghitung-biaya-produksi/
https://repository.um-surabaya.ac.id/751/3/BAB_II.pdf

Anda mungkin juga menyukai