Disusun oleh:
1. Maria Goreti Harnijun (2100020009)
2. Ni Luh Mandri Warningsih (2100020005)
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang maha esa atas segala rahmat
dan karunia yang telah dilimpahkan-Nya, Sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik, yang bertemakan tentang ” BOP ” .
Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas mata kuliah biaya
akuntansi . Kami menyadari bahwa makalah yang kami selesaikan ini masih jauh dari
kesempurnaan. Seperti halnya pepatah mengatakan, “tak ada gading yang tak retak“,
oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari semua kalangan yang
bersifat membangun guna kesempurnaan makalah yang selanjutnya.
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini, dari awal sampai akhir. Serta kami berharap agar
makalah ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan.
Amin.
DAFTAR ISI
Cover .............................................................................................................................
Kata
pengantar.......................................................................................................................
Daftar isi.........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................
1.3 Tujuan.......................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................
2.1 Pengertian BOP........................................................................................................
2.2 Pengolongan BOP....................................................................................................
2.3 Langkah-langkah penentuan tarif BOP....................................................................
2.4 Pengumpulan BOP sesungguhnya............................................................................
2.5 Analisis selisih BOP..................................................................................................
2.6 Perlakuan terhadap BOP yang kurang/lebih dibebankan........................................
Daftar Pustaka..............................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
1. Dapat mengetahui tentang pengertian BOP
2. Dapat mengetahui apa saja pengolongan BOP
3. Dapat mengetahui apa saja langkah-langkah penetuan tarif BOP
4. Dapat memahami apa itu analisis selisi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 BIAYA OVERHEAD PABRIK
PENGERTIAN BOP
biaya overhead pabrik (BOP) adalah biaya produksi yang tidak langsung terhadap produk.
BOP merupakan biaya produksi yang tidak masuk dalam biaya bahan baku maupun biaya
tenaga kerja. contoh biaya BOP adalah biaya yang timbul dari pemakaian bahan penolong,
pengawas mesin produksi, mandor,sewa,pajak, asuransi, depresiasi, penerangan tenga
(listrik) yang digunakan untuk fasilitas produksi.
3. KONSEP KAPASITAS.
a. kapasitas teoritis
yaitu output maksimum yang dapat dicapai secara mutlak dengan anggapan semua
beroperassi secara sempurna.
b. kapasitas praktis
yaitu output maksimum pada departemen yang beroperasi secara efisien .
c. kapisitas normal.
yaitu penyempurnaan kelemahan a konsep diatas. merupakan dasat yang baik dan tepat
untuk memperhitungkan besarnya BOP.
dukung yang sangat penting bagi kegiatan produksi. aktivitasnya tidak secara langsung
memproses produk. contoh departemen jasa pada perusahaan pabrikasi adalah
departemen penangananbahan, departemen bengkel
departemen jasa adalah departemen yang menghasilkan jasa penl, departemen pembangkit
listrik, departemen perawatan gedung.biaya yang timbul didepartemen jasa merupakan
bagian dari biya produk yang harus dibebankan atas produk. karena biaya-biaya tersebut
termasuk BOP maka biaya tersebut harus di bebankan ke produk. pembebanan biaya ke
produk dapat dilakukan melalui dua tahap yaitu:
pengalokasian biaya departemen jasa ke departemen produksi;
pembebanan biaya ke produk.
keterangan
J 1,2 = biaya departemen jasa 1, 2 (setelah mendapat alokasi dari departemen lain)
Jsa 1,2 = biaya departemen jasa sebelum menerima alokasi departemen lain.
Psa1,2 = biaya departemen produksi sebelum menerima alokasi departemen lain.
a,b...j = presentase alokasi.
2.2 Penggolongan Biaya Overhead Pabri
PENGGOLONGAN BIAYA OVERHEAD PABRIK MENURUT SIFATNYA
Di dalam perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan, biaya overhead pabrik adalah
biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya-biaya
produksi yang termasuk dalam biaya overhead pabrik, dikelompokkan menjadi golongan
berikut ini:
4. Beban Biaya yang Timhul sehagai Akibat Penilaian terhadap Aktiva Tetap
Biaya-biaya yang termasuk dalam kelompok ini antara lain: adalah biaya-biaya
depresiasi emplasemen pabrik, bangunan pabrik, mesin dan ekuipmen, perkakas
laboratorium, alat kerj a dan akti va tetap lain yang digunakan di pabrik.
6. Biaya Overhead Pahrik Lain yang secara Langsung Memerlukan Pengeluaran Uang Tunai
Biaya overhead pabrik yang termasuk dalam kelompok ini, antara lain biaya reparasi yang
diserahkan kepada pihak luar perusahaan, biaya listrik PLN.
Di tinjau dari hubungannya dengan departemen-departemen yang ada dalam pabrik, biaya
overhead pabrik dapat digolongkan menjadi dua kelompok: biaya overhead pabrik langsung
departemen (direct departemental overhead expenses) dan biaya overhead tak langsung
departemen (indirect departemental overhead expenses). Biaya overhead pabrik langsung
departemen adalah biaya overhead pabrik yang terjadi dalam departemen tertentu dan
manfaatnya hanya dinikmatinya oleh departemen tersebut. Contoh biaya ini adalah gaji
mandor departemen produksi, biaya depresiasi mesin dan biaya bahan penolong. Biaya
overhead pabrik tak langsung departemen adalah biaya overhead pabrik yang manfaatnya
dinikmati oleh lebih dari satu departemen. Contoh biaya overhead pabrik ini adalah biaya
depresiasi, pemeliharaan dan asuransi gedung pabrik ( catatan: gedung pabrik digunakan
oleh beberapa departemen produksi).
CONTOH
PT Eliona Sari mengolah produknya melalui dua departemen produksi: Dept A dan Dept B,
dan ditunjang oleh tiga departemen pembantu: Dept X, Dept Y, Dept Z. Anggaran BOP per
departemen untuk tahun 2003 adalah Dept A Rp 2.175.000 ; Dept B Rp 2.620.000 ; Dept X
Rp 771.000 Dept Y Rp 1.445.000 Dept Z Rp 369.000 jumlah Rp 7.380.000
Taksiran jasa departemen pembantu yang dipakai oleh departemen produksi dalam tahun
2003 tampak dalam table berikut ini:
Dari data diatas maka dapat dilakukan alokasi BOP dari dept pembantu ke dept produksi
sebagai berikut:
PT Eliona Sari
Alokasi BOP Departemen Pembantu ke Departemen Produksi
Keterangan Departemen Produksi Departemen Pembantu
____________________________________________________
A B X Y Z
Dalam metode ini, jumlah biaya tiap-tiap departemen pembantu dinyatakan dalam
persamaan aljabar.
CONTOH
BOP langsung dan tak langsung departemen-departemen pembantu dan produksi selama
tahun 2003 anggaran diperkirakan sebagai berikut:
Departemen Produksi
Departemen A Rp 9.000.000
Departemen B Rp15.000.000
Departemen Pembantu
Departemen X Rp3.000.000
Departemen Y Rp5.000.000
Jasa yang dihasilkan departemen pembantu dibagikan menurut proporsi sebagai berikut:
Jasa Departemen Dipakai
____________________________________________________
Departemen Pembantu Departemen Produksi
______________________ __________________________
Dept. X Dept. Y Dept. A Dept..B
______________________ __________________________
Jasa Departemen X - 10% 65% 25%
Jasa Departemen Y 20% - 45% 35%
Y = 5.000.000 + 0,10 X
= 5.000.000 + 408.163
Y = 5.408.163
=========
Sehingga alokasi BOP dept pembantu ke dept produksi dilakukan seperti berikut ini:
Perhitungan:
2.653.061 = 65% x 4.081.633
1.020.408 = 25% x 4.081.633
2.433.673 = 45% x 5.408.163
1.892.857 = 35% x 5.408.163
selebihnya silahkan hitung sendiri.
Beberapa dasar penentuan tarif biaya overhead pabrik adalah sebagai berikut :
1) Atas dasar satuan produk
Tarif biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada produk, dihitung dengan cara sebagai
berikut
Contoh :
BOP untuk satu periode, ditaksir sebesar Rp 10.000.000,00 dan taksiran produk yang
dihasilkan pada periode tersebut sebanyak 10.000 unit. Tarif BOP per unit produksi, dihitung
sebagai berikut:
Rp 10.000.000,00 : 10.000 = Rp 1.000,00
2) Atas dasar biaya bahan baku
BOP yang dibebankan kepada produk, tarif biaya overhead dapat dihitung sebagai berikut:
Pertama, hitung persentase pembebanan BOP atas dasar pemakaian biaya bahan
baku, dengan rumus :
Selanjutnya, BOP yang dibebankan kepada setiap unti produk, dihitung dengan cara
mengalikan persentase pembebanan dengan biaya bahan baku per unit produk.
Contoh :
Taksiran BOP untuk sutau periode, sebesar Rp 60.000.000,00. Biaya bahan baku yang
dipakai pada periode tersebut, ditaksir sebesar Rp 50.000.000,00. Persentase pembebanan
BOP, dihitung sebagai berikut :
(Rp 60.000.000,00 : Rp 50.000.000,00) X 100% = 120% dari biaya bahan baku
Jika dalam pelaksanaanya, untuk menyelesaikan suatu produk pesanan menghabiskan biaya
bahan baku sebesar Rp 80.000,00, maka BOP yang bibebankan kepada produk pesanan
tersebut adalah :
120% X Rp 80.000,00 = Rp 96.000,00
3) Atas dasar biaya tenaga kerja langsung
Jika sebagian besar dari BOP terdiri dari biaya-biaya yang berhubungan erat dengan biaya
tenaga kerja langsung, maka BOP dibebankan kepada produk atas dasar pemakaian biaya
tenaga kerja langsung. Perhitungan pembebanan BOP kepada produk, tidak berbeda dengan
perhitungan pembebanan BOP atas dasar pemakaian biaya bahan baku. Dengan rumus :
Contoh :
BOP untuk suatu periode ditaksir sebesar Rp 60.000.000,00. Biaya tenaga kerja langsung
pada periode tersebut ditaksir sebesar Rp 80.000.000,00. Persentase pembebanan BOP dari
biaya tenaga kerja langsung, dihitung sebagai berikut :
Rp 60.000.000,00 : Rp 80.000.000,00 X 100% = 75%
Jika dalam pelaksanaanya, untuk menyelesaikan suatu produk pesanan menghabiskan biaya
bahan baku sebesar Rp 120.000,00, maka BOP yang bibebankan adalah :
75% X Rp 120.000,00 = Rp 90.000,00
4) Atas dasar jam tenaga kerja langsung
Selain atas dasar pemakaian biaya tenaga kerja langsung, BOP dapat pula dibebankan atas
dasar jam tenaga kerja langsung. Hal ini mengingat bahwa besarnya biaya tenaga kerja
langsung, erat hubungannya dengan banyaknya jam tenaga kerja langsung yang
dipergunakan dalam proses produksi. Tarif BOP per jam tenaga kerja langsung, dihitung
dengan rumus sebagai berikut :
Contoh :
BOP dalam suatu periode, ditaksir sebesar Rp 50.000.000,00. Jam tenaga kerja langsung
yang dapat dicapai pada periode itu, ditaksir sebanyak 40.000 jam. Tarif BOP per jam tenaga
kerja langsung, adalah :
Rp 50.000.000,00 : 40.000 = Rp 1.250,00
5) Atas dasar jam mesin
Pembebanan BOP dalam suatu periode atas dasar jam mesin digunakan, apabila sebagian
besar BOP terdiri atas biaya-biaya yang berhubungan erat dengan waktu penggunaan mesin.
Tarif pembebanan BOP per jam mesin dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Contoh
Taksiran BOP dalam suatu periode berjumlah Rp 50.000.000,00 dan taksiran jam mesin yang
dipergunakan dalam periode tersebut sebanyak 20.000 jam. Tarif BOP per jam mesin,
adalah :
Rp 50.000.000,00 : 20.000 = Rp 2.500,00 per jam mesin
BOP yang sesungguhnya terjadi dikumpulkan untuk di bandingkan dengan BOP yang
dibebankan kepada produk atas dasar tarif yang ditentukan di muka. Selisih yang terjadi
antara BOP yang di bebankan kepada produk atas dasar tarif yang ditentukan dimuka
dengan BOP yang sesungguhnya terjadi merupakan BOP yang lebih atau kurang dibebankan.
Selisih upah langsung adalah perbedaan antara biaya overhead pabrik standar dengan biaya overhead
pabrik sesungguhnya dikeluarkan (aktual). Selisih overhead membutuhkan analisis yang berbeda dengan
biaya manufaktur yang lainnya karena overhead in terdiri atas berbagai jenis biaya.
Tingkah laku biaya overhead ini biasa digambarkan sebagai garis lurus, biaya ini terdiri atas dua
komponen yaitu tetap dan variable , yang dirumuskan sebagai berikut:
Y=a+bX
a = biaya tetap dan b = biaya variabel
Jika biaya tetap (a) Rp 10.000,00 per bulan dan biaya variable (b)Rp 200 per unit sementara barang
yang diproduksi 400 unit. Maka anggaran BOP adalah :
Y=a+bX
= Rp 10.000,00 + (200) ( 400)
= Rp 90.000,000
dengan demikian, tarif overhead per unitnya = Rp 90.000,00 /400 = Rp 225,00 per unit
Selisih bersih biaya overhead pabrik terdiri atas dua jenis selisih, yaitu :
Selisih volume produksi
= BOP dibebankan � BOP
anggaran
Contoh:
Misalkan dari contoh diatas, saldo rekening-rekening persediaan dan harga pokok penjualan
pada akhir tahun sebagai berikut:
Maka bagaimanakah perlakuan selisih yang jumlahnya Rp 200.000,- itu, mari kita pelajari.
Jurnal untuk membagikan selisih BOP atas dasar perhitungan tersebut diatas sebagai
berikut:
3.1.KESIMPULAN
biaya overhead pabrik (BOP) adalah biaya produksi yang tidak langsung terhadap produk.
BOP merupakan biaya produksi yang tidak masuk dalam biaya bahan baku maupun biaya
tenaga kerja. contoh biaya BOP adalah biaya yang timbul dari pemakaian bahan penolong,
pengawas mesin produksi, mandor,sewa,pajak, asuransi, depresiasi, penerangan tenga
(listrik) yang digunakan untuk fasilitas produksi.
3.2. SARAN
Tentunya saya sadar bahwa masih banyak kekurangan yang saya miliki, baik dari tulisan
maupun bahasan yang kami sajikan, oleh karena itu mohon di berikan sarannya agar saya
bisa membuat makalah lebih baik lagi. Dan semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita
semua, dan menjadi wawasan kita dalam memahami pengertian dan jeni Baya overhead
pabrik.
DAFTAR PUSTAKA
http://web-suplemen.ut.ac.id/ekma4314/ekma4314a/isi2_2c.htm
http://somanyblog.blogspot.co.id/2009/10/langkah-langkah-penentuantarif-bop-
per.html
Modul Akutansi 3A untuk SMK dan MAK penerbit Erlangga
Diposting oleh Hendrik Wang di 15.30
http://somanyblog.blogspot.co.id/2007/02/biaya-overhead-pabrik.html