Anda di halaman 1dari 19

AKUNTANSI MANAJEMEN

PERHITUNGAN BIAYA PESANAN DAN PROSES

Oleh:

KELOMPOK 3
Ni Luh Rita Cintya Dewi (202033121006)

Ni Made Dwi Cahyani (202033121015)

Kristomus Durung (202033121021)

Komang Rere Septya Amalia (202033121036)

I Gusti Bagus Rangga Prapanca (202033121041)

Made Adi Pradana (202033121043)

Putu Delviera Brilianti (202033121045)

Made Dea Puspa Gita (202033121047)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS WARMADEWA

TAHUN AJARAN 2021/2022


KATA PENGANTAR

Berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, kami dapat menyelesaikan penulisan
tugas kelompok ini dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi
Manajemen. Kami menyadari bahwa dalam penulisan tugas ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kami sebagai penulis dengan senang hati menerima
saran dan kritik yang dapat membuat tugas ini sampai dengan kata sempurna.

Dalam kesempatan ini, kami sebagai penulis tidak lupa untuk menyampaikan
ucapan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang telah
membantu baik secara langsung ataupun tidak langsung dalam menyelesaikan tugas
ini. Semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Denpasar, 17 April 2022

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG ..............................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH ..........................................................................................1
1.3 TUJUAN ....................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................2
2.1 KARAKTERISTIK LINGKUNGAN BIAYA PESANAN DAN PROSES .........2
1. Produksi dan perhitungan biaya pesanan .................................................................2
2. Produksi dan perhitungan biaya proses ....................................................................2
2.2 ARUS BIAYA YANG BERKAITAN DENGAN PERHITUNGAN BIAYA
PEMESANAN.................................................................................................................3
2.2.1 Menghitung Biaya per Unit dengan Menggunakan Perhitungan Biaya Pesanan 3
2.2.2 Lembar Biaya Pesanan ........................................................................................4
2.2.3 Arus Biaya Pada Akun ........................................................................................4
2.2.4 Akuntansi Untuk Bahan Baku .............................................................................4
2.2.5 Akuntansi Untuk Overhead .................................................................................5
2.2.6 Akuntansi Untuk Barang Jadi..............................................................................5
2.2.7 Akuntansi Untuk Harga Pokok Penjualan ...........................................................5
2.2.8 Akuntansi untuk Biaya Nonproduksi ..................................................................5
2.3 LINGKUNGAN PROSES DAN ARUS BIAYA ....................................................6
Jenis-Jenis Manufaktur Proses .....................................................................................6
2.4 DAMPAK PERSEDIAAN BARANG DALAM PROSES PERHITUNGAN
BIAYA PROSES ............................................................................................................7
2.4.1 Produksi Unit Setara ............................................................................................7

2.4.2 Dua Metode Perlakuan Persediaan Awal Barang dalam Proses .......................10

2.5 PERHITUNGAN BIAYA RERATA TERTIMBANG........................................11

2.5.1 Laporan Aliran Fisik .........................................................................................11

2.5.2 Evaluasi Metode Rerata Tertimbang .................................................................13

ii
BAB III PENUTUP ......................................................................................................14

3.1 KESIMPULAN .......................................................................................................14

3.2 SARAN ....................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................15

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Dalam sistem perhitungan biaya berdasarkan pesanan (job order costing),
biaya produksi dikumpulkan atau diakumulasikan untuk setiap pesanan atau
pekerjaan (job) yang terpisah. Suatu pesanan atau pekerjaan merupakan hasil akhir
(output) yang diidentifikasikan untuk memenuhi pesanan pelanggan tertentu atau
untuk mengisi kembali suatu item dari persediaan.
Untuk dapat menghitung biaya berdasarkan pesanan secara mudah, maka
pesanan atau pekerjaan harus dapat diidentifikasikan secara terpisah. Sebagai
contoh, misalkan tukang jahit secara bersamaan mempersiapkan pesanan untuk baju
kemeja, celana panjang, baju jas, dan jaket, pesanan-pesanan tersebut dapat dengan
mudah diidentifikasikan atau dibedakan menurut tampilan fisiknya dan biaya per
unit dari masing-masing produk tersebut berbeda-beda, sehingga perhitungan biaya
harus dilakukan berdasarkan masingmasing pesanan.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Sebutkan karakteristik lingkungan biaya pesanan dan proses !.
2. Jelaskan tentang arus biaya yang berkaitan dengan perhitungan biaya
pemesanan !.
3. Jelaskan mengenai lingkungan proses dan arus biaya !.
4. Apa dampak persediaan barang dalam proses perhitungan biaya proses ?.
5. Bagaimana perhitungan biaya rerata tertimbang ?.

1.3 TUJUAN
1. Mengetahui karakteristik lingkungan biaya pesanan dan proses.
2. Mengetahui dan memahami tentang arus biaya yang berkaitan dengan
perhitungan biaya pemesanan.
3. Memahami tentang lingkungan proses dan arus biaya.
4. Mengetahui dan memahami dampak persediaan barang dalam proses
perhitungan biaya proses.
5. Mengetahui bagaimana perhitungan biaya rerata tertimbang.

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 KARAKTERISTIK LINGKUNGAN BIAYA PESANAN DAN PROSES

Perusahaan terus menelusuri jumlah biaya dan biaya per-unit produk untuk
sejumlah alasan, termasuk pembuatan laporan keuangan, penentuan profitabilitas ,
dan pengambilan keputusan. Sistem akuntansi yang digunakan bergantung pada
jenis produk dan jasa yang di hasilkan. Berikut Sedikit Penjelasan mengenai
Karakteristik Biaya Pesanan dan Proses.

1. Produksi dan perhitungan biaya pesanan


Perusahaan yang beroperasi dalam industri berdasarkan pesanan,
memproduksi banyak jenis jasa produk yang cukup berbeda antara yang
satu dengan yang lain. Sistem berdasarkan pesanan bisa digunakan untuk
memproduksi barang persediaan yang akhirnya akan dijual dipasar umum.
Pada Sistem produksi berdasarkan pesanan, biaya-biaya di akumulasikan
berdasarkan pesanan kerja. Pesanan kerja (Job Order) adalah satu unit yang
berbeda dari serangkaian unit. Contoh proses berdasarkan pesanan adalah
percetakaan, kontruksi, pembuatan perabot, perbaikan mobil, jasa
kecantikan dan masih banyak lagi. Pendekatan untuk membebankan biaya
ini dinamakan Sistem perhitungan biaya pesanan (Job Order Costing
System).
2. Produksi dan perhitungan biaya proses
Perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam industri berdasarkan proses,
memproduksi produk yang hampir sama atau sejenis secara besar-besaran.
Contoh perusahaan yang menggunakan sistem produksi proses adalah
perusahaan makanan, semen, bahan bakar, bahan kimia,dan lain lain.. Hal
penting dalam Sistem berdasarkan proses adalah biaya satu unit produk
Identik dengan biaya produk lainya. Perhitungan biaya proses akan berjalan
baik jika produk Relatif homogen atau Sejenis, melewati serangkaian
proses, dan menerima jumlah dari biaya produksi yang hampir sama. Jika
Pada perhitungan biaya pesanan produk sangat bervariasi, biaya
diakumulasi berdasarkan pesanan kerja, dan biaya per-unit dihitung melalui

2
pembagian jumlah biaya pekerjaan dengan unit yang diproduksi untuk
pekerjaan tersebut. Sedangkan pada perhitungan biaya proses yaitu
produknya yang bersifat Homogen, biaya diakumulasi berdasarkan proses
atau departemen, dan biaya per unit dihitung melalui pembagian biaya
proses satu periode dengan unit yang diproduksi selama periode tersebut.

2.2 ARUS BIAYA YANG BERKAITAN DENGAN PERHITUNGAN BIAYA


PEMESANAN
2.2.1 Menghitung Biaya per Unit dengan Menggunakan Perhitungan
Biaya Pesanan
Harga pokok produksi terdiri atas bahan baku langsung, tenaga kerja
langsung, dan overhead. Dalam suatu lingkungan berdasarkan pesanan,
overhead yang dianggarkan selalu digunakan karena penyelesaian
pekerjaan jarang yang sesuai dengan selesainya tahun fiskal. Dalam hal
ini, menggunakan perhitungan biaya normal dan biaya per unit
berdasarkan pesanan kerja, yaitu jumlah biaya bahan baku yang
digunakan dan tenaga kerja langsung yang digunakan, dan overhead
yang dibebankan dengan menggunakan satu atau lebih penggerak
aktivitas.
Contohnya, Delia memiliki usaha yang memproduksi suplemen dan
menyewa sebuah gedung untuk pabriknya tersebut. Pada bulan pertama
operasionalnya, ia mendapatkan dua pesanan. Pesanan pertama 200
botol suplemen. Sedangkan pesanan kedua 100 botol kapsul herbal.
Delia menyetujui pesanan tersebut dengan harga berdasarkan biaya
ditambah 50%. Misalkan dengan biaya bahan baku $1.780 dan biaya
tenaga kerja langsung adalah $300 ($15/jam selama 20 jam) dengan
biaya overhead yang dibebankan adalah $240 ($12/jam, selama
20 jam).
Maka perhitungannya sebagai berikut :
Bahan baku langsung $1.780
TKL $ 300 Overhead $ 240
Jumlah Biaya $2.320

3
Jadi biaya per unitnya adalah $2.320 : 200 unit = $11,60
Karena biaya terkait sangat erat denga harga, maka mudah untuk melihat
Delia akan menagih toko makanan kesehatan tersebut sebesar $3.480
yang terdiri atas biaya $2.320 + 50% atau $17,40/botol.
2.2.2 Lembar Biaya Pesanan
Lembar biaya pesanan disiapkan setiap kali pesanan kerja baru dimulai
dan merupakan bagian dari akun barang dalam proses dan dokumen
utama untuk menghitung semua biaya yang terkait pesanan tersebut.
Nama atau nomor pekerjaan dapat menjadi judul lembar biaya pesanan.
Dalam sistem berdasarkan pesanan, hal ini merupakan semua pekerjaan
yang belum selesai saldo barang dalam proses pada akhir bulan adalah
jumlah semua lembar biaya pesanan untuk semua pekerjaan yang belum
tuntas. Pada sistem akuntansi manual, lembar biaya pesanan merupakan
suatu dokumen. Dalam sistem akuntansi otomatis, lembar biaya
biasanya berhubungan dengan catatan pada arsip induk barang dalam
proses. Kumpulan dari seluruh lembar biaya pesanan disebut file barang
dalam proses. Pada sistem manual, file tersebut ditempatkan dalam
lemari arsip, sedangkan pada sistem otomatis file ini disimpan padda
pita magnetis atau hard-disk secara elektronis. Pada sistem tersebut,
lembar biaya pesanan berfungsi sebagai pelengkap buku besar barang
dalam proses.
2.2.3 Arus Biaya Pada Akun
Dalam hal ini, kepentingan utama sistem perhitungan biaya pesanan
adalah arus biaya produksi. Adapun cara ketiga unsur biaya produksi,
yaitu bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead yang
mengalir melalui Barang dalam Proses, ke Barang Jadi hingga Harga
Pokok Penjualan.
2.2.4 Akuntansi Untuk Bahan Baku
Bahan baku merupakan akun persediaan yang muncul dalam laporan
laba rugi dibawah aktiva lancar. Hal ini juga berfungsi sebagai akun
pengendali untuk semua bahan baku. Jadi pembelian apa pun akan
meningkatkan akun bahan baku.

4
2.2.5 Akuntansi Untuk Overhead
Dalam perhitungan biaya normal , biaya overhead bisa dibebankan
dengan menggunakan tarif overhead pabrik secara keseluruhan , tarif
departemen , atau tarif aktivitas. Prosedur yang umum adalah mencatat
overhead actual di akun pengendali overhead. Kemudian, pada akhir
periode overhead actual direkonsiliasi dengan overhead yang
dibebankan dari variansinya ditutup pada akun-akun terkait.
2.2.6 Akuntansi Untuk Barang Jadi
Setelah pekerjaan selesai , jumlah bahan baku langsung, tenaga kerja
langsung , dan overhead yang di bebankan dijumlahkan untuk
menghasilkan biaya produksi suatu pekerjaan Selanjutnya lembar biaya
pekerjaan ini ditransfer ke file barang jadi . Pada saat bersamaan biaya
pesanan yang telah diselesaikan , ditransfer dari akun barang dalam
proses ke akun barang jadi Penyelesaian suatu pekerjaan merupakan
langkah penting dalam arus biaya produksi. Biaya pekerjaan yang
diselesaikan harus dikeluarkan dari barang dalam proses, ditambahkan
kedalam barang jadi, dan akhirnya ditambahkan ke beban dalam laporan
laba rugi. Untuk memastikan keakuratan perhitungan biaya ini laporan
harga produksi dipersiapkan.
2.2.7 Akuntansi Untuk Harga Pokok Penjualan
Pada perusahaan yang beroprasi berdasarkan pesanan unit produk dapat
diproduksi untuk pelanggan tertentu atau diproduksi dengan harapan
dapat dijual kemudian. Jika suatu pekerjaan dilakukan khusus untuk
satu pelanggan, kemudian dikirim kepada pelanggan, biaya barang jadi
menjadi harga pokok penjualan. Penutupan variansi overhead pada akun
harga pokok penjualan umumnya hanya dilakukan pada akhir tahun.
2.2.8 Akuntansi untuk Biaya Nonproduksi
Biaya yang berkaitan dengan aktivitas penjualan dan administrasi umum
diklasifikasikan sebagai biaya nonproduksi biaya ini merupakan biaya
periodik dan tidak pernah dibebankan pada produk biaya tersebut
bukanlah bagian.

5
2.3 LINGKUNGAN PROSES DAN ARUS BIAYA
Pertimbangan memo dari konsultan pada skenario pembukaan. Produk Healthblend
melalui tiga proses dipusatkan pada departemen produksi. Dalam departemen
peracikan, tenaga kerja langsung memilih herbal, vitamin, mineral, dan bahan
penyatu yang tepat untuk produk yang di produksi. Kemudian, bahan- bahan
tersebut di takar dan dicampur dalam mesin pencampur untuk pengadukan.
Overhead dalam departemen ini terdiri atas penyusutan mesin, pemeliharaan mesin,
prngawasan, kompensasi lain untuk karyawan, lampu, dan listrik.

Jenis-Jenis Manufaktur Proses

Dalam perusahaan dan sistem proses, unit-unit produksi umumnya melalui setiap
departemen atau proses, suatu proses operasi yang akan membawa suatu produk
satu langkah lebih dekat pada penyelesaian. Dalam setiap departemen, bahan baku,
tenaga kerja, dan overhead mungkin dibutuhkan. Saat penyelesaian proses tertentu,
barang setengah jadi dipindahkan ke departemen berikutnya. Setelah melewati
departemen terakhir, barang selesai diproduksi dan dipindahkan ke gudang.

Proses produksi di Healthblend Nutritional Supplements adalah suatu contoh proses


berurutan. Dalam proses berurutan (sequential processing), unit-unit harus melalui
satu proses sebelum dapat dikerjakan dalam proses berikutnya. Di Healthblend,
bahan baku harus diracik, kemudian dibawa ke Pengapsulan untuk dimasukkan ke
dalam kapsul. Akhirnya, kapsul yang sudah terisi dibawa ke Departemen
Pembotolan, di mana kapsul dimasukkan ke botol.

Pola proses lainnya adalah proses paralel (parallel processing), yaitu dua atau lebih
proses berurutan dibutuhkan untuk memproduksi suatu barang jadi. Unit-unit yang
telah setengah jadi (misalnya, dua subkomponen) dapat dikerjakan secara simultan
dalam dua proses berbeda, kemudian secara bersamaan dibawa ke proses akhir
untuk penyelesaian. Sebagai contoh, manufaktur harddisk untuk komputer dapat
memiliki dua rangkaian proses. Dalam rangkaian pertama, write-head dan cartridge
disk drive diproduksi, dirakit, dan diuji. Dalam rangkaian kedua, papan sirkuit
cetakan diproduksi dan diuji. Kemudian, kedua subkomponen utama ini disatukan
melalui perakitan dalam proses akhir. Perhatikanlah bahwa proses 1 dan 2 dapat
muncul secara independen (atau paralel) satu sama lain.

6
Terdapat pula bentuk proses paralel yang lain. Akan tetapi, apa pun pola
pemrosesan yang ada dalam suatu perusahaan, semua unit yang diproduksi berbagi
peralatan yang umum. Karena unit-unit tersebut sejenis dan menjalani proses
operasi yang sama, setiap unit yang diproduksi dalam suatu periode seharusnya
menerima biaya per unit yang sama. Pemahaman perhitungan biaya unit
membutuhkan pemahaman arus biaya produksi yang terjadi dalam perusahaan yang
menggunakan perhitungan biaya proses.

2.4 DAMPAK PERSEDIAAN BARANG DALAM PROSES PERHITUNGAN


BIAYA PROSES
Perhitungan biaya per unit pada pekerjaan yang dilakukan dalam suatu periode
merupakan bagian terpenting dari laporan produksi. Biaya per unit tersebut
dibutuhkan untuk menghitung biaya barang yang ditransfer keluar dari departemen
dan menghitung nilai akhir persediaan barang dalam proses. Secara konseptual, hal
tersebut mudah dilakukan yaitu dengan membagi jumlah biaya dengan jumlah unit
yang diproduksi. Tetapi, persediaan barang dalam proses menimbulkan masalah,
yaitu:

1) Mendefinisikan suatu unit produksi menjadi sulit karena beberapa unit yang
diproduksi selama suatu periode telah selesai, sedangkan beberapa unit yang
ada di dalam persediaan akhir belum selesai.
2) Bagaimana sebaiknya biaya awal barang dalam proses diperlakukan, apakah
semuanya disatukan dengan biaya periodik terakhir atau terpisah dan
ditransfer keluar terlebih dahulu.

Terdapat dua metode untuk menyelesaikan masalah tersebut yaitu metode rerata
tertimbang dan FIFO (First In First Out).

2.4.1 Produksi Unit Setara


Persediaan akhir barang dalam proses adalah barang yang
belum selesai. Jadi, suatu unit yang telah selesai dan ditransfer keluar
dalam suatu periode tidak identik (setara) dengan unit dalam
persediaan akhir barang dalam proses, dan biaya yang terkait pada
tiap unit seharusnya tidak sama. Pada perhitungan biaya per unit,

7
output pada suatu periode perlu ditentukan. Adapun ilustrasi sebagai
berikut:
Departemen A memiliki data bulan Oktober sebagai berikut.
Jumlah unit di persediaan awal barang dalam proses Jumlah unit
yang telah selesai 1.000
Jumlah unit di persediaan akhir barang dalam proses 600
(25% selesai)
Jumlah biaya produksi 11.500
Berapakah output dalam bulan Oktober untuk departemen ini?.
Apabila kita mengatakan 1.000 unit saja, maka kita mengabaikan
usaha yang dilakukan atas unit-unit pada barang dalam proses
terakhir. Selain itu, biaya produksi yang muncul pada bulan Oktober
milik keduanya, unit yang telah selesai dan unit yang sebagian telah
selesai dalam persediaan akhir dalam proses. Di sisi lain, jika kita
mengatakan 1.600 unit, maka kita mengabaikan kenyataan 600 unit
pada akhir barang dalam proses hanyalah unit yang baru selesai
sebagian. Output harus diukur sehingga mencerminkan usaha yang
dilakukan untuk unit-unit yang telah selesai dan unit yang baru
selesai sebagian.
Cara penyelesaiannya yaitu dengan menghitung output unit
setara. Output unit setara (equivalent unit of output) adalah unit telah
terselesaikan dan dapat diproduksi dengan jumlah usaha manufaktur
yang telah dilakukan pada periode acuan. Penentuan output unit
setara untuk unit yang ditransfer keluar merupakan hal yang mudah.
Suatu unit tidak akan ditransfer keluar kecuali jika telah selesai.
Setiap unit yang ditransfer keluar adalah unit setara. Tetapi, unit-unit
yang tetap dalam persediaan akhir barang dalam proses adalah
unitunit yang belum selesai. Jadi, seseorang yang bekerja di bagian
produksi harus mengawasi kondisi akhir barang dalam proses untuk
memperkirakan tingkat penyelesaiannnya. Pada contoh diatas, 600
unit pada akhir barang dalam proses dikatakan 25 persen selesai, hal
ini setara dengan 150 unit yang sudah selesai (600 x 25%). Jadi,

8
unitunit setara untuk bulan Oktober adalah 1.000 unit yang telah
selesai ditambah dengan 150 unit setara pada akhir barang dalam
proses, sehingga memperoleh jumlah 1.150 unit output.
Dengan mengetahui output untuk suatu periode dan biaya
produksi untuk departemen periode tersebut yaitu sejumlah $11.500,
maka kita dapat menghitung biaya per unit yaitu $10
($11.500/1.150). Biaya per unit digunakan untuk membebankan
biaya $10.000 ($10 x 1.000) ke 1.000 unit yang ditransfer keluar dan
biaya $1.500 ($10 x 150) sebagian dari 600 unit pada akhir barang
dalam proses yang sudah selesai. Biaya per unit yaitu $10 per unit
setara. Jadi, ketika menilai akhir barang dalam proses, biaya unit $10
dikalikan dengan unit setara, bukan dengan jumlah aktual unit yang
telah selesai sebagian.

9
2.4.2 Dua Metode Perlakuan Persediaan Awal Barang dalam Proses
Persediaan awal barang dalam proses juga mempersulit
perhitungan biaya per unit. Pekerjaan yang dilakukan pada unit yang
telah selesai sebagian menunjukkan pekerjaan periode sebelumnya,
dan biaya yang dibebankan padanya adalah biaya periode
sebelumnya. Untuk menghitung biaya per unit pada suatu
departemen, dua pendekatan telah berkembang guna menangani
output periode terdahulu dan biaya periode terdahulu yang
ditemukan pada persediaan awal barang dalam proses yaitu metode
rerata tertimbang dan FIFO. Pada dasarnya metode perhitungan
biaya rerata tertimbang (weighted average costing method)
menggabungkan biaya persediaan awal dengan biaya periode saat ini
untuk menghitung biaya per unit. Intinya, biaya disatukan dan hanya
satu biaya unit rata-rata yang dihitung dan dibebankan, baik pada
unit yang ditransfer keluar maupun unit yang tetap dalam persediaan
akhir.
Di sisi lain, metode perhitungan FIFO (FIFO costing
method), memisahkan unit dalam persediaan awal dari unit yang
diproduksi dalam periode saat ini. Asumsikan bahwa unit dari
persediaan awal diselesaikan lebih dulu, ditransfer keluar bersama
dengan semua biaya periode sebelumnya, dan ditambah biaya
periode saat ini yang diperlukan untuk menyelesaikan unit-unit
tersebut. Selanjutnya, produksi periode saat ini dimulai dan
diselesaikan (serta ditransfer keluar hanya dengan memakai biaya
periode saat ini), atau dibiarkan tidak selesai dan diperlakukan
sebagai persediaan akhir barang dalam proses.
Jika biaya produk tidak berubah dari waktu ke waktu atau
tidak terdapat persediaan awal barang dalam proses, metode FIFO
dan rerata tertimbang menghasilkan hitungan yang sama.

10
2.5 PERHITUNGAN BIAYA RERATA TERTIMBANG
Metode rata-rata terimbang pada dasarnya menggabungkan biaya persediaan awal
dengan biaya periode saat ini, untuk menghitung biaya perunit. Intinya biaya
disatukan dan hanya satu unit biaya rata-rata yang dihitung dan dibebankan baik
unit yang ditransfer keluar maupun unit yang tetap dalam persediaan akhir.
2.5.1 Langkah dalam menyiapkan laporan produksi
1. Analisis aliran unit secara fisik.
2. Perhitungan unit-unit ekuivalen.
3. Perhitungan biaya per unit.
4. Penilai persediaan (barang ditransfer keluar dan akhir barang
dalam proses).
5. Rekonsiliasi biaya.
Contoh metode rata-rata tertimbang
Peracikan Healtblend memiliki data sebagai berikut:
Produksi:
Jumlah unit dalam proses, 1 Juli, 75% selesai 20,000
Jumlah unit yang telah selesai dan ditransfer keluar 50,000
Jumlah unit dalam proses, 31 Juli, 25 % selesai 10,000
Biaya
Barang dalam proses, 1 Juli $ 3,525
Biaya barang ditambahkan dalam bulan Juli 10,125
Dengan menggunakan data diatas dan menggunakan metode
rata-rata tertimbang untukmengalokasikan biaya produksi ke
unitunit yang ditransfer keluar dan unit-unit yangterdapat dalam
akhir barang dalam proses. Total biaya yang disatukan ini sebesar $
13,650 dirata-rata dan dibebankan ke unit yang ditransfer keluar ke
unit persediaan akhir barangdalam proses. Langkah 1 : Analisis
Aliran Unit Secara Fisik
Laporan Aliran Fisik
Unit untuk dihitung:
Unit – unit pada awal 20.000
barang dalam proses (75% selesai)

11
Unit – unit yang mulai dikerjakan selama 40.000
periode (75% selesai)

Jumlah untuk diperhitungkan 60.000


Unit yang telah dihitung:
Unit – unit yang telah selesai dan
ditransfer keluar:

Mulai dikerjakan dan diselesaikan 30.000


Dari awal barang dalam proses 20.000 50.000
Unit – unit pada persediaan akhir barang 10.000
dalam proses (25% selesai)

Jumlah unit yang telah 60.000


diperhitungkan

Langkah 2 : Perhitungan Unit Setara


Dengan informasi yang ditampilkan pada laporan aliran fisik, unit
unit setara berdasarkan rerata tertimbang untuk bulan juli dapat
dihitung. Output Juli dihitung sebanyak 52.500 unit: 50.000 unit
telah diselesaikan serta ditransfer keluar dan 2.500 unit setara dari
persediaan akhir (10.000 x 25%). Langkah 3 : Perhitungan Biaya
Per Unit
Perhitungan Biaya per Unit Sebagai tambahan output bulan Juli,
biaya produksi bulan Juli juga diperlukan untuk menghitung biaya
per unit. Metode rerata tertimbang dijalani ulang dan meliputi
biayabiaya produksi yang berhubungan dengan unit-unit pada awal
barang dalam proses. Kemudian, jumlah biaya manufaktur pada
bulan Juli ditetapkan sebesar $13.650 ($3.525 +$10.125).
Dengan menggunakan biaya produksi bulan Juli dan output bulan
tersebut, biaya per unit dapat dihitung dan digunakan untuk
menghitung biaya baranag yang ditransfer keluar serta biaya
persediaan akhir barang dalam proses sebagai berikut:

12
Biaya perunit: = $13,650 / 52,500 = $0,26 per unit ekuivalen.
Langkah 4 : Penilaian Persediaan
Dengan menggunakan biaya per unit $0,26 biaya barang yang
ditransfer keluar ke Departemen Pengapsulan adalah $13.000
($50.000 x $0.26 per unit) dan biaya pada akhir Barang Dalam
Proses adalah $650 ($2.500 x $0,26).
Langkah 5 : Rekonsiliasi Biaya
Berikut jumlah biaya produksi yang dibebankan pada persediaan.
Barang – barang yang ditransfer keluar $ 13,000
Barang – barang pada persediaan akhir barang dalam proses 650
Jumlah biaya yang telah diperhitungkan $ 13,650
Biaya produksi untuk dihitung juga $13,650
Persediaan awal barang dalam proses $ 3,525
Yang muncul selama bulan berjalan 10,125
Jumlah biaya untuk diperhitungkan $ 13,650
Jadi, jumlah biaya yang dibebankan pada barang yang ditransfer
keluar dan persediaan akhir barang dalam proses harus sesuai
dengan jumlah biaya pada persediaan awal barang dalam proses dan
biaya produksi yang muncul selama periode berjalan.
2.5.2 Evaluasi Metode Rerata Tertimbang
Keuntungan utama metode rerata tertimbang adalah
kesederhanaannya. Dengan memperlakukan unit pada persediaan
awal barang dalam proses sebagai milik periode yang berjalan, maka
semua unit setara akan termasuk dalam kategori yang sama saat
menghitung biaya per unit. Jadi, perhitungan biaya perunit
disederhanakan.Kelemahan metode ini adalah mengurangi keakura
tan perhitungan biaya per unit untuk output periode berjalan dan
unit pada persediaan awal barang dalam proses.

13
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Perusahaan akan menelusuri jumlah biaya dan biaya per-unit produk untuk
sejumlah alasan, termasuk pembuatan laporan keuangan, penentuan profitabilitas ,
dan pengambilan keputusan. Sistem akuntansi yang digunakan bergantung pada
jenis produk dan jasa yang dihasilkan.
Harga pokok produksi terdiri atas bahan baku langsung, tenaga kerja
langsung, dan overhead. Lembar biaya pesanan disiapkan setiap kali pesanan kerja
baru dimulai dan merupakan bagian dari akun barang dalam proses dan dokumen
utama untuk menghitung semua biaya yang terkait pesanan tersebut.
Dalam perusahaan dan sistem proses, unit-unit produksi umumnya melalui
setiap departemen atau proses, suatu proses operasi yang akan membawa suatu
produk satu langkah lebih dekat pada penyelesaian.
Metode rata-rata terimbang pada dasarnya menggabungkan biaya persediaan awal
dengan biaya periode saat ini, untuk menghitung biaya perunit. Intinya biaya
disatukan dan hanya satu unit biaya rata-rata yang dihitung dan dibebankan baik
unit yang ditransfer keluar maupun unit yang tetap dalam persediaan akhir.

3.2 SARAN
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, masih terdapat
banyak kekurangannya. Oleh karena itu kami sangat menginginkan kritikan bahkan
saran yang membangun guna melengkapi makalah ini agar menjadi lebih baik lagi
kedepannya.

14
DAFTAR PUSTAKA

Akuntansi Manajerial, Buku 1 Edisi 8, Hansen/Mowen.


https://pdfcoffee.com/karakteristik-lingkungan-perhitungan-biaya-pesanan-
pdffree.html (diakses pada tanggal 11 April 2022)

Nabila nurlitasari ,November 2017 “Perhitungan Biaya Pesanan Dan Biaya Proses
https://www.scribd.com/document/363204979/PERHITUNGAN-
BIAYAPESANAN-DAN-BIAYA-PROSES (diakses pada tanggal 11 April 2022)

https://www.slideshare.net/iffatabahati/perhitungan-biaya-pesanan-dan-
biayaproses (diakses pada tanggal 12 April 2022)

15

Anda mungkin juga menyukai