Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH MANJEMEN KEUANGAN

ANALISIS BIAYA MODAL

Oleh:

KELOMPOK 9

D1 AKUNTANSI

Ni Luh Rita Cintya Dewi (202033121006)

Komang Rere Septya Amalia (202033121036)

Putu Delviera Brilianti (202033121045)

Made Dea Puspa Gita (202033121047)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS WARMADEWA

DENPASAR

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur yang kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat
dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Manajemen Keuangan ini. Dengan
tujuan untuk memperkenalkan dan memaparkan mengenai analisis biaya modal.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan tugas ini masih terdapat kekurangan dan
keterbatasan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat dibutuhkan.
Namun demikian, merupakan harapan besar bagi kami bila tugas ini dapat memberikan
sumbangan pengetahuan dan menjadi satu karya yang sangat bermanfaat.

Denpasar, 18 Oktober 2021

KELOMPOK 9

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................... i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1

1.1 LATAR BELAKANG...................................................................................................... 1

1.2 RUMUSAN MASALAH ................................................................................................. 2

1.3 TUJUAN .......................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 3

2.1 JENIS MODAL MENURUT SUMBERNYA ................................................................. 3

2.2 JENIS MODAL MENURUT JANGKA WAKTUNYA ................................................. 8

2.3 ANALISIS RE DAN RMS ........................................................................................... 13

2.4 ANALISIS LIKUIDITAS MODAL ............................................................................. 14

2.5 LATIHAN SOAL ........................................................................................................... 15

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................... 18

3.1 KESIMPULAN .............................................................................................................. 18

3.2 SARAN .......................................................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 19

ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Keputusan pendanaan suatu perusahaan merupakan keputusan yang dilakukan oleh
manajer keuangan yang berkaitan dengan bagaimana membiayai keputusan investasi yang
akan dilakukan perusahaan. Keputusan pendanaan itu sendiri meliputi: pertama, berkaitan
dengan dari mana dana perusahaan dipenuhi dan kedua, berkaitan dengan analisis biaya
dana/modal yang dipergunakan perusahaan. Sumber dana perusahaan dibahas dalam bab
ini dan biaya dana/modal akan dibahas pada bab berikutnya.
Sumber dana perusahaan yang menjadi pembahasan dalam bab ini menguraikan
tentang sumber dana menurut asalnya, sumber dana menurut jangka waktunya dan analisis
pendekatan peraktis dalam pemilihan sumber pendanaan perusahaan.

1
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Jenis modal menurut sumbernya ?
2. Bagaimana Jenis modal menurut jangka waktunya?
3. Bagaimana analisis RE Dan Rms?
4. Bagaimana analisis likuiditas modal?
5. Bagaimana contoh soal?
1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui jenis modal menurut sumbernya
2. Untuk Jenis modal menurut jangka waktunya
3. Untuk mengetahui analisis RE Dan Rms
4. Untuk mengetahui analisis likuiditas modal
5. Untuk mengetahui contoh soal

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Jenis Modal Menurut Sumbernya
1. Sumber Intern
Riyanto (2001) mengungkapkan sumber dana ditinjau dari asalnya pada dasarnya
dibedakan menjadi sumber intern (internal sources) dan sumber extern (external sources). Dana
yang berasal dari dari sumber intern adalah dana atau modal yang dibentuk atau dihasilkan
sendiri di dalam perusahaan seperti laba ditahan (retained earning) dan penyusutan
(depreciation). Ditinjau dari penggunaan atau bekerjanya kedua dana tersebut di dalam
perusahaan tidak ada bedanya.
Besarnya laba ditahan/cadangan dipengaruhi oleh besarnya laba yang diperoleh selama periode
tertentu, dividend policy dan plowing back policy yang dijalankan oleh perusahaan. Meskipun
jumlah laba yang diperoleh selama periode tertentu besar, tetapi oleh karena perusahaan
mengambil kebijakan bahwa sebagian besar dari laba tersebut dibagikan sebagai dividen, maka
bagian laba yang ditahan akan kecil jumlahnya, dan sebaliknya laba ditahan akan cenderung
besar kalau perusahaan mengambil kebijakan penanaman kembali dalam perusahaan yang
besar. Sumber intern selain berasal dari laba ditahan/cadangan
Juga berasal dari depresiasi. Besarnya depresiasi setiap tahunnya tergantung pada metode
depresiasi yang digunakan oleh perusahaan yang bersangkutan. Sementara sebelum depresiasi
tersebut digunakan untuk mengganti aktiva tetap yang akan diganti, dapat digunakan untuk
membelanjai perusahaan meskipun waktunya terbatas sampai saat penggantian tersebut.
Selama waktu itu depresiasi merupakan sumber dana atau modal di dalam perusahaannya
sendiri.

2 Sumber Ekstern
Sumber ekstern (external sources) adalah sumber yang berasal dari luar perusahaan.
Dana yang berasal dari sumber ekstern adalah dana yang berasal dari para kreditur dan pemilik,
peserta atau pengambil bagian di dalam perusahaan. Dana atau modal yang berasal dari para
kreditur adalah merupakan hutang bagi perusahaan yang bersangkutan dan modal yang berasal
dari kreditur tersebut ialah apa yang disebut modal asing. Metode pembelanjaan dengan
menggunakan modal asing disebut pembelanjaan asing atau pembelanjaan dengan hutang (debt
financing).
Dana atau modal yang berasal dari pemilik, peserta atau pengambil bagian di dalam perusahaan
adalah merupakam dana yang akan tetap ditanamkan dalam perusahaan yang bersangkutan,
dan dana ini dalam perusahaan tersebut akan menjadi modal sendiri. Metode pembelanjaan
dengan menggunakan dana yang berasal dari pemilik atau calon pemilik tersebut disebut
pembelanjaan sendiri (equity financing). Dengan demikian maka dana yang berasal dari
sumber ekstern adalah terdiri dari modal asing dan modal sendiri.
Pada dasarnya pihak-pihak pemberi dana atau modal ekstern yang utama dapat terdiri dari: 1)
supplier, 2) Bank dan 3)pasar modal.

3
Supplier memberikan dana kepada suatu perusahaan di dalam bentuk penjualan barang secara
kredit, baik untuk jangka pendek (kurang dari 1 tahun), maupun untuk jangka (lebih dari 1
tahun dan kurang dari 10 tahun).
Bank adalah lembaga kredit yang mempunyai tugas utama memberikan kredit di samping
pemberian jasa-jasa lain di bidang keuangan, Pemberian kredit oleh bank bisa jangka pendek
(kurang dari 1 tahun), jangka panjang (lebih dari 1 tahun dan kurang dari 10 tahun), dan jangka
panjang (lebih dari 10 tahun)
Pasar Modal (capital market) adalah suatu sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk
didalamnya adalah bank-bank komersial dan semua lembaga perantara dibidang keuangan,
serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar. Dalam arti sempit, pasar modal adalah
suatu pasar (tempat, berupa gedung) yang disiapkan guna memperdagangkan saham-saham,
obligasi obligasi, dan jenis surat berharga lainnya dengan memakai jasa para perantara
pedagang efek.
Pasar Modal, adalah merupakan sumber dana ekstern bagi suatu perusahaan, dimana secara
abstrak yang mempertemukan dua kelompok yang saling berhadapan tetapi yang
kepentingannya saling mengisi, yaitu calon pemodal (investor) disatu pihak dan emiten yang
membutuhkan dana jangka menengah atau jangka panjang dilain pihak, atau dengan kata lain
adalah tempat (dalam artian abstrak) bertemunya penawaran dan permintaan dana jangka
menengah atau jangka panjang. Dimaksudkan dengan pemodal adalah perorangan atau
lembaga yang menanamkan dananya dalam efek, sedangkan emiten adalah perusahaan yang
menerbitkan efek untuk ditawarkan kepada masyarakat.
Fungsi dari pasar modal adalah mengalokasikan secara efisien arus dana dari unit ekonomi
yang mempunyai surlus tabungan (saving surplus unit) kepada unit ekonomi yang mempunyai
defisit tabungan (saving deficit unit). Dalam pasar modal dibedakan antara pasar perdana dan
pasar sekunder.
Dimaksudkan dengan pasar perdana adalah pasar bagi efek yang pertama kali diterbitkan dan
ditawarkan dalam pasar modal, sedangkan pasar sekunder adalah pasar bagi efek yang sudah
ada dan sudah diperdagangkan dalam bursa efek. Definisi resmi menurut Keputusan menteri
Keuangan RI tentang Emisi Efek melalui bursa menyatakan bahwa Pasar Perdana adalah
penawaran efek emiten kepada pemodal selama masa tertentu sebelum efek tersebut dicatatkan
di bursa, sedangkan pasar sekunder adalah perdagangan saham setelah melewati masa
penawaran pada Pasar Perdana. Dengan demikian maka pasar moda dalam bentuk kongkritnya
ialah bursa efek.
Dalam bursa efek, pemodal besar dan kecil, baik perorangan maupun lembaga-lembaga seperti
dana pensiun, perusahaan asuransi ataupun perusahaan-perusahaan lainnya dapat membeli dan
menjual saham atau efek-efek lainnya. Harga dari saham dan efek-efek lain berubah-ubah
sesuai dengan dengan perubahan keseimbangan antara penawaran dan permintaan terhadap
efek yang bersangkutan. Harga dari efek-efek sebenarnya juga merupakan barometer dari
pandangan mereka mengenai masa depan industri dan ekonomi pada umumnya. Pasar modal
merupakan sumber utama bagi perusahaan-perusahaan yang membutuhkan dana dalam jumlah
yang besar dan akan terikat untuk jangka waktu yang panjang.
Secara umum instrumen yang diperdagangkan di Pasar Modal, yang sering disebut efek
meliputi: saham dan obligasi. Masing-masing dijelaskan sebagai berikut :

4
(1) Saham
Saham adalah tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan.
Ada dua bentuk saham yaitu saham biasa dan saham preferen. Adapun perbedaan dari kedua
bentuk saham tersebut dijelaskan dibawah ini :
Saham Preferen
Hak-hak yang melekat pada saham preferen:
- Hak mendahului pembagian dividen dibanding saham biasa (besarnya dividen
biasanya tetap)
- Hak mendahului dalam hal pembagian kekayaan perusahaan bila terjadi likuidasi
dibanding saham biasa
- Secara teori tidak mempunyai hak suara
Macam-macam saham preferen
Participating preferred, saham preferen dimana pemiliknya memiliki partisipasi terhadap sisa
laba setelah dibagi, baik kepada pemegang saham preferen maupun saham biasa.
Non participating preferred, saham preferen dimana pemiliknya memiliki partisipasi terhadap
sisa laba setelah dibagi, baik kepada pemegang saham preferen maupun saham biasa.
Commulative preferred, saham preferen dimana pemiliknya mendapatkan pembagian dividen
yang dijumlahkan pada tahun berikutnya bila dalam tahun yang bersangkutan belum dibayar .
Non Commulative preferred, saham preferen dimana pemiliknya tidak mendapatkan
pembagian dividen bilad daam tahun yang bersangkutan dividennya tidak bisa dibayar
Convertible preferred, saham preferen yang bisa ditukar dengan saham biasa
Saham Biasa
Hak-hak yang melekat pada saham biasa :
- Hak untuk memilih pengurus/ pengawas (direksi dan komisaris) melalui RUPS
- Hak memperoleh dividen melalui RUPS hak untukmengalihkan kepemilikan
- Hak untuk mengeluarkan pendapat
- Hak untuk memperoleh sisa pembagian kekayaan perusahaan bila dilakukan likuidasi
Klasifikasi Saham:
Blue chips, saham yang terkenal secara nasional dan memiliki catatan usaha yang panjang
tentang pertumbuhan laba, pembayaran dividen, reputasi manajemen produk dan jasa serta
bermutu serta memiliki kapitalisasi relatif besar dan likuid
Growth Stock, saham yang menunjukan perolehan penghasilan yang lebih cepat dari rata-rata
selama beberapa tahun terakhir dan diharapkan akan menunjukan tingkat pertumbuhan laba
yang lebih tinggi dalam jangka panjang

5
Income Stock, saham yang mempunyai pendapatan minimum relatif terjamin dari kinerja
perusahaannya
Cyclical Stock, saham yang cenderung naik cepat bila keadaan ekonomi membaik dan jatuh
capat saat ekonomi memburuk
Speculative Stock, saham yang pergerakan harganya cenderung progresif umumnya
berkapitalisasi kecil
Defensive Stock, Saham yang lebih stabil dari rata-rata dan memberikan pendapatan yang
aman
Harga saham di bursa merefleksikan informasi yang bersifat historis, kejadian yang telah
diumumkan tapi belum dilaksanakan, dan prediksi atau informasi masa yang akan dating.
Faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham adalah :
- persepsi pasar/calon investor terhadap keadaan fundamental perusahaan
- Prospek lingkungan bisnis dan ekonomi global
- Keadaan fundamental perusahaan
- Alternatif lain yang menarik
- Non ekonomi
Keuntungan memiliki saham adalah kita akan mendapatkan capital gain, dividen, anggunan
tambahan dan hak suara dalam RUPS sedangkan risikonya adalah : capital loss dan risiko
likuidasi.
(2) Obligasi
Obligasi merupakan surat hutang jangka panjang (min 3 tahun) yang diterbitkan oleh
perusahaan, lembaga, pemerintah dengan kewajiban membayar bunga tertentu secara periodik
serta pelunasan pokok pinjaman pada saat jatuh tempo.
Macam-macam obligasi yang ada adalah :
- Straight bond Jumlah bunga tetap
- Serial bond, obligasi yang pelunasannya dilakukan bertahap, Dan dikaitkan dengan
nomor seri
- Sinking fund bond, obligasi yang diterbitkan emiten dimana Emiten wajib menyisihkan
sebagian keuntungannya untuk Pelunasan obligasi tersebut
- Secure Bond, obligasi yang dijamin oleh sebagian kekayaan emiten. Yang terdiri dari :
Mortgage bond, jaminan berupa tanah, real estate dan Bangunan.
Collateral trust bond, jaminan berupa surat-surat berharga
Equipment trust bond,: jaminan berupa peralatan
- Unsecure bond: obligasi tanpa jaminan
- Convertible Bond: obligasi yang dapat ditukar atau dikonversi dengan saham biasa

6
- Callable bond : obligasi yang dapat dilunasi sebelum jatuh tempo.
Berdasarkan pembayaran bunga obligasi dapat dibagi menjadi :
- Coupon bond obligasi yang bunganya dibayar secara periodik
- Zero coupon bond: obligasi yang tidak mempunyai kupon sehingga investor tidak
menerima bunga secara periodik namun langsung dibayar saat pembelian
Berdasarkan tingkat bunga obligasí dibedakan menjadi:
- Obligasi dengan bunga tetap (fixed rate bond)
- Obligasi dengan bunga mengambang (floating rate bond)
- Obligasi dengan bunga campuran (mixed rate bond)
Berdasarkan tempat penerbitan Obligasi terdiri dari :
- Obligas domistik, obligasi yang diterbitkan perusahaan/ Lembaga dalam negeri dan
dijual di dalam negeri
- Obligasi asing, obligasi yang diterbitkan perusahaan/Lembaga asing pada suatu negara
tertentu dimana obligasi tersebut dipasarkan.
- Global Bond, obligasi yang diterbitkan untuk dapat diperdagangkan dimanapun tanpa
ada keterbatasan Tempat penerbitan dan tempat perdagangan

7
2.2 Jenis modal menurut jangka waktunya
A.Sumber Dana Jangka Pendek
Sumber dana pendek merupakan sumber dana yang tertanam di dalam perusahaan maksimum
satu tahun. Ada beberapa jenis sumber dana jangka pendek yang sering dipergunakan oleh
perusahaan seperti: accrual account, hutang dagang, hutang bank, commercial paper, factoring,
dan lain-lainnya (Sartono; 2001).
1. Accrual Account, adalah merupakan jenis hutang bebas bunga, seperti misalnya kebiasaan
perusahaan membayar gaji karyawannya mingguan, atau bulanan. Dengan demikian dalam
neracanya akan tampak rekening upah sebagai hutang gaji yang belum dibayarkan, Rekening
ini akan meningkat secara otomatis jika kegiaatan perusahaan juga meningkat. Sebelum waktu
pembayar gaji tersebut, perusahaan dapat menggunakan dana tersebut tanpa biaya bunga,
dalam arti bahwa perusahaan tidak perlu membayar Bunga atas hutang gaji.
2. Hutang Dagang, adalah sumber pembiayaan jangka pendek yang paling besar bagi
perusahaan. Misalnya perusahaan seringkali dapat membeli persediaan yang diperlukan secara
kredit dari perusahaan lain, sebaga contoh misalnya perusahaan melakukan pembelian setiap
dapat membayar pada hari Rp 1.000.000,00 dengan syarat pembayaran net 30, Ini berarti
bahwa perusahaan setiap akhir bulan. Dengan demikian secara keseluruhan perusahaan akan
memiliki hutang dagang sebesar tiga puluh kali pembelian harian atau sebesar Rp
30.000.000,00
3. Hutang Bank, adalah sumber dana jangka pendek yang biasanya dikeluarkan oleh bank-bank
komersial. Biaya hutang jangka pendek ini sangat bervariasi untuk berbagai peminjam pada
suatu waktu tertentu. Secara teoritis tingkat bunga akan cenderung tinggi bagi peminjam yang
beresiko tinggi dan sebaliknya relatif rendah untuk peminjam yang bonafide. Begitu juga
tingkat bunga pinjaman untuk jumlah yang kecil relatif lebih besar dibanding dengan tingkat
bunga pinjaman dengan jumlah yang besar karena biaya tetap yang berkaitan dengan
pemerosesan pinjaman ini adalah sama.

4. Commercial Paper, satu bentuk promissory note tanpa jaminan yang dikeluarkan oleh
perusahaan besar, profitable dan dijual kepada perusahaan lain seperti asuransi, pensiun funds,
money market mutual funds dan kepada bank. Commercial paper ini biasanya dikeluarkan
dalam satuan yang relatif besar dengan dengan bunga yang lebih rendah dari pada prime rate.
Commercial paper ini biasanya jatuh tempo dalam waktu satu hingga sembilan bulan. Di
beberapa negara maju commercial paper mendapat penilaian atau ranking dari rating agencies.
Setiap lembaga penilai mendasarkan pada standar penilaian yang berbeda, namun karena pada
umumnya perusahaan yang menjual commercial paper adalah perusahaan yang solid, maka
penilaian biasanya dititikberatkan pada aspek likuiditas.
5. Factoring yang sering diterjemahkan dengan anjak piutang. Berdasarkan Surat Keputusan
Menteri Keuangan No 1251/KMK.013/1988 tanggal 20 Desember 1988, yang dimaksud
deangan perusahaan anjak piutang adalah badan usaha yang melakukan usaha pembiayaan
dalam bentuk pembelian dan atau pengalihan serta pengurusan piutang atau tagihan jangka
pendek suatu perusahaan dari transaksi perdagangan dalam atau luar negeri, di samping
penatausahaan penjualan kredit serta penagihan piutang perusahaan nasabah. Kegiatan

8
factoring bisa dilakukan oleh perusahaan anjak piutang dan bank. Perusahaan anjak piutang
harus mendapat persetujuan Menteri keuangan dan berbentuk perseroan atau koperasi.
Sedangkan bank jika akan melakukan pembelian anjak piutang harus melaporkan aktivitasnya
kepada Menteri Keuangan.
B. Sumber Dana Jangka Menengah
Sumber dana jangka menengah adalah merupakan sumber dana yang tertanam di dalam
perusahaan lebih dari 1 tahun dan kurang dari 10 tahun. Adapun jenis sumber dana jangka
menengah terdiri dari term loan, equipment loan, leasing, modal ventura, dan lain-lain.
(1) Term Loan
Term Loan adalah merupakan salah satu jenis pembiayaan jangka menengah. Term loan ini
biasanya disediakan oleh bank komersial, perusahaan asuransi, dana pensiun, lembaga
pembiayaan pemerintah dan supplier perlengkapan. Dipandang dari biaya modalnya, term loan
ini memiliki biaya yang lebih rendah dari pada modal saham ataupun obligasi. Hal ini
disebabkan karena jika perusahaan harus mengeluarkan saham dan biaya lain yang berkaitan
pengeluaran saham atau obligasi. Atau obligasi, maka harus membayar biaya emisi,
pendaftaran Selain itu tidak semua perusahaan memenuhi persyaratan untuk menjual saham
dan obligasi. Dengan demikian untuk keperluan dana yang tidak terlalu besar, penjualan saham
dan biayanya terlalu besar.

Dibandingkan dengan hutang jangka pendek, ferm loan lebih baik karena tidak segera jatuh
tempo dan peminjam memberikan jaminan pembayaran secara periodik yang mencakup bunga
dan pokok pinjaman. Bagi kreditur jaminan atas pembayaran secara periodik ini dapat diperjual
belikan kepada pihak lain bisanya lembaga pengumpul piutang. Dalam term loan biasanya
perjanjian mensyaratkan bahwa pokok pinjaman dan bunganya dibayar dengan jumlah yang
sama secara periodik. Obligasi ini.

(2) Equipment loan


Equipment loan adalah pembiayaan yang dipergunakan untuk pengadaan perlengkapan baru.
Equipment loan biasanya diberikan untuk perlengkapan yang dengan mudah diperjual belikan,
bukan perlengkapan yang terspesialisasi. Peminjam biasanya menanggung beban lebih tinggi
dari harga perlengkapan tersebut dan selisihnya antara antara harga perlengkapan dengan beban
total merupakan margin of safety bagi kreditur. Besar kecilnya margin of safety berkisar antara
dua puluh hingga tiga puluh ersen dari perlengkapan.

Equipment loan ini biasanya diberikan oleh bank komersial, penjual perlengkapan, perusahaan
asuransi, dana pensiun dan lembaga pembiayaan lainnya. Ada dua instrumen yang dapat
dipergunakan untuk membiayaai equipment ini yaitu melalui kontrak penjualan kondisional
dan hipotek barang bergerak.

9
Jika perusahaan menggunakan kontrak penjualan kondisional untuk membiayai pembelian
perlengkapan, penjual akan menahan sebagian sampai pembeli melunasi keseluruhan
pembayaran sesuai dengan kontrak. Jadi pada saat perlengkapan dikirim biasanya penjual
menerima down payment dan pembeli bersedia untuk melunasi secara periodik. Pada saat
pelunasan berakhir maka penjual akan menyerahkan perlengkapan yang ditahan atau mungkin
surat-surat perlengakapan tersebut.

Hipotik barang bergerak lebih umum digunakan oleh bank komersial. Hipotik ini sama halnya
dengan pemberian gadai, di mana pemberian pinjaman memiliki atau menguasai hak gadai atas
suatu perlengkapan dan peminjam akan melunasinya untuk jangka waktu tertentu. Apabila
dikemudian hari peminjam gagal untuk membayar kembali pinjamannya, maka pihak pemberi
pinjaman akan menjual perlengkapan yang ditahan tersebut.

(3) Leasing

Leasing adalah suatu kontrak antara pemilik aktiva yang disebut dengan lessor dan pihak lain
yang memanfaatkan aktiva tersebut yang disebut lessee untuk jangka waktu tertentu. Salah satu
manfaat leasing adalah lessee dapat memanfaatkan aktiva tersebut tanpa harus memiliki aktiva
tersebut. Sebagai kompensasi manfaat yang dinikmati, maka lessee mempunyai kewajiban
membayar secara periodik sebagai sewa aktiva yang digunakan. Manfaat lain adalah bahwa
lessee tidak perlu menanggung biaya perawatan, pajak dan asuransi.

Bentuk-bentuk leasing adalah : 1) sale and leaseback, 2) operating leases, dan 3) financial and
capital leases. Bentuk yang pertama sale and lease back dimana perusahaan yang memiliki
aktiva seperti tanah, bangunan dan peralatan pabrik menjual aktiva tersebut kepada perusahaan
lain dan sekaligus menyewa kembali aktiva tersebut untuk periode tertentu. Pembeli aktiva
tersebut bisa sebuah bank, perusahaan asuransi, perusahaan leasing, pegadaian, atau investor
individu. Biasanya aktiva tersebut dijual dengan harga pasar. Manfaat dari sale and lease back
ini adalah penjual atau lessee menerima pembayaran segera sebagai tambahan dana yang dapat
diinvestasikan ke investasi lain; dan bersamaan dengan itu lessee masih menggunakan aktiva
yang dijualnya selama jangka waktu perjanjian leasing. Lessee mempunyai kewajiban
membayar secara periodik sebesar harga jual ditambah dengan tingkat keuntungan yang
disyaratkan lessor.

Bentuk leasing kedua adalah operating leasing yang sering disebut service leases atau direct
leases. Jenis ini pihak lessor menyediakan pendanaan sekaligus biaya perawatan yang
keseluruhan yang keseluruhannya tercakup dalam pembayaran leasing. Ciri utama bentuk
leasing ini adalah bahwa harga perolehan aktiva tersebut sebagai objek leasing tidak
diamortisasikan secara penuh. Dengan kata lain pembayaran yang disyaratkan tidak cukup
untuk menutup keseluruhan harga perolehan dan biaya perawatan aktiva. Namun demikian
jangka waktu operating leasss ini biasanya lebih pendek dari pada umur ekonomis yang

10
diharapkan. Sehingga lessor berharap dapat menyewakan kembali kepada ihak lain atau
menjual aktiva tersebut untuk menutup harga perolehan, biaya perawatan dan tingkat
keuntungan yang disyaratkan

Jenis leasing ketiga adalah financial leasing atau capital leasing. Bentuk leasing ini berbeda
dengan operating leases karena lessor tidak menanggung biaya perawatan, tidak dapat
dibatalkan dan diamortisasikan secara penuh. Dengan demikian lessor menerima pembayaran
sebesar harga perolehan aktiva ditambah tingkat keuntungan yang disyaratkan. Pada umumnya
lessee juga harus membayar pajak dan asuransi aktiva objek leasing tersebut. Perbedaan utama
antara financial leases dengan operating leases adalah bahwa perusahaan memperoleh aktiva
yang baru bukan aktiva yang selama ini telah digunakan. Seing kali dalam bentuk leasing ini
melibatkan pihak ketiga yaitu pemberi pinjaman. Pihak ketiga ini memberi pinjaman kepada
lessor untuk membeli aktiva, misalnya 80% dibiayai dengan hutang sedangkan selebihnya dari
modal sendiri. Sebagai pemilik aktiva, lessor berhak mengalokasikan harga perolehan aktiva
sebagai depresiasi. Sementara itu lessor juga dapat membebankan pembayaran bunga sebagai
pengurang pajak.

(4) Modal Ventura

Modal ventura adalah merupakan bentuk pembiayaan penyertaan modal yang bersifat
sementara ke dalam Perusahaan Pasangan Usaha (PPU). Setelah PPU tersebut mandiri baik
dari segi pasar, pengelolaan serta telah memiliki modal usaha yang cukup, maka saham PPU
yang dimiliki oleh Perusahaan Modal Ventura akan dijual kembali kepada PPU atau pihak lain.

Karakteristik Modal Ventura

(a) Pembiayaan modal ventura merupakan modal yang disertakan sebagai risk capital
kepada seorang pengusaha individu atau suatu perusahaan yang mempunyai gagasan, akan
tetapi tanpa disertai dengan jaminan seperti halnya pinjaman pada lembaga perbankan. Dasar
utama yang terpenting dalam pembiayaan tersebut adalah keyakinan atas kemampuan seorang
wirausaha dalam pengelolaan usahanya, potensi serta prospek usaha di masa yang akan datang,
serta memiliki arah pengembangan usaha yang jelas.
(b) Pembiayaan oleh Perusahaan Modal Ventura bersifat aktif, artinya Perusahaan Modal
Ventura terlibat atau melibatkan diri dalam kegiatan bisnis yang dibiayai. Jika perlu Perusahaan
Modal Ventura ikut terlibat dalam unsure-unsur manajemen yang dapat turut menentukan
keberhasilan usaha.
(c) Pembiayaan yang dilakukan oleh Perusahaan Modal Ventura pada semua sektor serta
pada semua tingkatan pertumbuhan usaha tersebut.

11
(d) Penyertaan modal ini hanya bersifat sementara namun berjangka panjang, berkisar
antara 3-6 tahun. Diharapkan pada kurun waktu tersebut perusahaan yang menjadi partner
(Perusahaan Pasangan Usaha) dapat mencapai tingkat pertumbuhan yang diinginkan bersama
baik dari segi pasar, pengelolaan, serta keuangan, sehingga modal ventura dapat menarik diri
dari kerjasama tersebut dengan cara menjual saham PPU yang dimilikinya (divestasi).
(e) Keuntungan yang diperoleh perusahaan modal ventura adalah atas dasar bagi hasil
berdasarkan prosentase tertentu dari laba bersih perusahaan, bukanlah bunga atas modal yang
ditanamkan pada perusahaan tersebut.
Pada umumnya jenis pembiayaan Perusahaan Modal Ventura meliputi:
(a) Penyertaan saham langsung, jenis kemitraan ini adalah penyertaan langsung dalam bentuk
saham di Perusahaan Pasangan Usaha (PPU). Syarat dari pembiayaan ini adalah PPU tersebut
sudah berbentuk Perseroan Terbatas (PT). Hasil yang diterima oleh Perusahaan Modal Ventura
adalah dividen. Dividen tersebut akan ditentukan berdasarkan besarnya keuntungan dalam
pembagian berdasarkan kesepakatan antara para pemegang saham.
(b) Penyertaan saham melalui obligasi konversi, jenis pernyetaan ini adalah dalam bentuk surat
hutang atau obligasi yang dapat dikonversikan ke dalam saham yang dikeluarkan oleh
Perusahaan Pasangan Usaha (PPU), bila PPU tidak dapat memenuhi kewajiban penyelesaian
hutang.
(c) Penyertaan partisipasi terbatas (pola bagi hasil), jenis penyertaan ini yang biasa dikenal
dengan menentukan suatu prosentase tertentu dari keuntungan setiap periode tertentu dari
keuntungan setiap periode tertentu yang akan diberikan oleh Perusahaan Pasangan Usaha
kepada Perusahaan Modal Ventura. Pola hasil ini sudah dikenal dan banyak diminati oleh
beberapa pengusaha kecil.
C. Sumber Dana Jangka Panjang
Sumber dana jangka panjang adalah sumber dana yang tertanam dalam perusahaan lebih dari
10 tahun. Terdapat berbagai jenis sumber dana jangka panjang yang tersedia bagi perusahaan
seperti misalnya long term debt, saham preferen dan saham biasa. Utang jangka panjang ini
dapat diperoleh melalui pinjaman di bank atau dengan cara menjual obligasi. Obligasi dan
saham prefen merupakan sumber dana dengan memberikan pendapatan yang tetap kepada
pemiliknya, sementara saham biasa merupakan surat berharga dengan memberikan
penghasilan tidak tetap kepada pemegangnya.
(1) Hutang Jangka Panjang, terdapat beberapa alternatif hutang jangka panjang seperti
hutang bank, obligasi, hutang dengan tanpa jaminan, dan hutang jangka panjang yang dapat
diperjual belikan. Hutang jangka panjang atau long term loan adalah suatu bentuk perjanjian
antara peminjam dengan kreditur dimana kreditur bersedia memberikan pinjaman sejumlah
tertentu dan peminjam bersedia untuk membayar secara periodik yang mencakup bunga dan
pokok pinjaman. Hutang jangka panjang ini dapat diperoleh melalui bank, perusahaan asuransi,
atau dapat juga ke dana pensiun. Hutang jangka panjang ini mempunyai tiga karakteristik yaitu
cepat, fleksible dan biaya yang rendah. Ini disebabkan karena pinjaman ini dinegosiasikan
langsung antara peminjam dengan kreditur. Biaya administrasi menjadi relatif kecil, dan
diperlukan adanya persetujuan dengan pengawasan pasar modal seperti halnya jika perusahaan
mengeluarkan obligasi.

12
(2) Obligasi, yaitu surat tanda hutang yang dikeluarkan oleh perusahaan sejumlah tertentu
dan akan jatuh tempo pada waktu tertentu dan memberikan pendapatan sebesar bunga tertentu.
Jatuh tempo obligasi umumnya 10 sampai 30 tahun, tetapi ada juga obligasi yang tempo 7
sampai 10 tahun. Obligasi sebenarnya sama dengan hutang jangka panjang yang diperoleh
bank, hanya saja obligasi ini penjualannya dipublikasikan dan dijual kepada investor langsung.
Tingkat bunga obligasi biasanya tetap dan dibayarkan satu tahun sekali atau dua kali dalam
satu tahun.
(3) Saham Preferen, sebagai sumber modal jangka panjang perusahaan, saham preferen
menduduki posisi antara long term debt dengan saham biasa. Seperti halnya saham biasa,
saham preferen juga merupakan bagian dari modal sendiri. Seperti halnya long term debt,
saham preferen juga memberikan pendapatan yang relatif konstan di samping itu biaya modal
saham preferen cenderung lebih tinggi dari pada biaya hutang, karena risiko yang dihadapi
pemegang saham preferen lebih besar dari resiko pemegang obligasi. Pemegang saham
preferen memiliki preferensi atau prioritas dalam pembayaran dividen.
(4) Saham Biasa, adalah merupakan sumber dana yang permanen, karena akan tertanam
dalam perusahaan untuk jangka waktu yang tidak terbatas selama perusahaan masih
menjalankan kegiatan operasi. Pemegang saham biasa merupakan pemilik perusahaan yang
sebenarnya. Pendapatan yang diterima oleh pemegang saham biasa adalah laba setelah
dikurangi pajak dan dividen saham preferen secara teoritis, hak-hak pemegang saham biasa
adalah sebagai berikut :
(a) Hak suara dalam rapat umum pemegang saham. Dengan hak tersebut, pemegang saham
memiliki hak untuk memilih direksi untuk mengendalikan perusahaan.
(b) Hak memperoleh pembayaran dividen atas dasar per lembar saham yang dimiliki dan
menentukan dividen payout ratio.
(c) Hak untuk membeli tambahan saham baru yang dikeluarkan perusahaan perusahaan secara
proporsional. Jadi setiap emisi saham baru maka pemegang saham lama mempunyai hak untuk
membeli sejumlah saham tertentu dijual ke publik.
(d) Hak atas aktiva setelah pembayaran hak yang lebih senior dalam likuidasi. Dengan
demikian menerima bagian paling akhir.
2.3 ANALISIS RE DAN RMS DALAM PEMILIHAN MODAL
1)Rentabilitas Dari laporan keuangan yang telah disusun oleh perusahaan maka pihak
manajemen perusahaan akan dapat melakukan rencana-rencana untuk menentukan tujuan
perusahaan. Salah satu rencana perusahaan adalah melakukan analisa rentabilitas yang berkitan
dengan peningkatan efisiensi kerja perusahaan.
Dengan demikian Rentabilitas adalah kemampuan menghasilkan laba dari sejumlah dana
yang dipakai untuk menghasilkan laba tersebut.Ada 2 macam rasio rentabilitas yaitu:
1)Rentabilitas Ekonomis
Rentabilitas ekonomis merupakan kemampuan untuk menghasilkan laba dari keseluruhan
modal, baik modal asing maupun modal sendiri, yang digunakan untuk menghasilkan laba
tersebut.Dapat menggunakan rumus :RE =( Lk / (MA+MS)) x100 %

13
2)Rentabilitas modal sendiri
Rentabilitas modal sendiri merupakan kemampuan untuk menghasilkan laba dari sejumlah
modal sendiri yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut.
Dapat menggunakan rumus : RMS=(Lb / MS) x 100 %
Rentabilitas ekonomi dan rentabilitas modal sendiri mempunyai kaitan yang sangat
erat,dansaling mempengaruhi dalam setiap keputusan yang diambil. Namun dalam
perhitungan laba disini ada perbedaan dengan rentabilitas ekonomi laba yang
diperhitungkan adalah laba yang berasal dari operasi perusahaan, sedangkan laba yang
diperhitungkan dalam rentabilitas modal sendiri adalah laba usaha setelah dikurangi dengan
bunga modal asing atau pinjaman dan pajak perseroan.
Dengan demikian maka jelaslah perbedaan antara rentabilitas ekonomis dengan rentabilitas
modal sendiri baik dari segi modal yang diperhitungkan ataupun dari laba yang
dipergunakn untuk menentukan tingkat rentabilitas bagi suatu perusahaan.Beberapa Kriteria
yang dapat dipakai untuk mengambil keputusan itu adalah :
• Apabila rentabilitas ekonomi lebih kecil dari tingkat bunga modal asing,
lebih baik menggunakan modal sendiri, sebab rentabilitas modal sendiri akan lebih besar
dibandingkan apabila menggunakan modal asing.•
• Apabila rentabilitas ekonomis lebih besar dibandingkan dengan tingkat bunga
modal asing, maka lebih baik digunakan modal asing, sebab rentabilitas modal sendiri
akan lebih besar dibandingkan apabila digunakan modal sendiri.

2.4 ANALISIS LIKUIDITAS DALAM PEMILIHAN MODAL


Rasio likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan
kewajiban jangka pendeknya. Rasio likuiditas adalah rasio-rasio yang dimaksudkan untuk
mengukur likuidasi perusahaan(current rasio,acid test ratio),posisi keuangan jangka pendek
atau likuidasi dapat dinilai dengan menggunakan ratio sebagai alat untuk
menganalisa atau menginterprestasikan data keuangan yang antara lain terdiri atas:current
rasio,quick rasio dan cash ratio.
Analisis rentabilitas ekonomi dan rentabilitas modal sendiri menekankan dari
sisi profitabilitas penggunaan hutang tersebut. Disamping itu juga diketahui bahwa
penggunaan hutang akan menimbulkan kewajiban finansial, baik dalam bentuk
pembayaran bunga maupun angsuran pokok pinjaman. Karena itu tidak diinginkan
penggunaan hutang akan menimbulkan kesulitan likuiditas bagi perusahaan, dalam artian
tidak mampu membayar bunga dan angsuran pokok pinjaman. Untuk memperkirakan apakah
penggunaan hutang akan menimbulkan kesulitan likuiditas atau tidak, bisa ditaksir rasio
keuangan yang disebut sebagai debt service coverage (DSC).

14
2.5 CONTOH SOAL
1. PT AR bekerja dengan jumlah modal sebesar Rp 1.000.000 yang terdiri dari utang sebesar Rp
300.000 dengan bunga 10% per tahun dan modal sendiri sebesar Rp 700.000. Perusahaan mendapat
keuntungan yang berasal dari kegiatan operasional perusahaan selama 1 tahun sebesar Rp 100.000.
Berapa rasio rentabilitas modal sendiri PT AR?

Jawaban:

RMS = L / M x 100 %

RMS = Rp 100.000 / Rp 1.000.000 x 100 %

= 10%

Contoh Soal Rasio Keuangan Rentabilitas

Berdasarkan Neraca PT RA diketahui sebagai berikut.

• Saham Rp 500.000.000

• Laba ditahan Rp 100.000.000

• Kas Rp 25.000.000

• Harga Pokok Penjualan Rp 1.000.000.000

• Laba Bersih Rp 150.000.000

Hitunglah rentabilitas modal sendiri dari PT RA!


Jawab
Rentabilitas Modal sendiri = Laba Bersih / Modal sendiri x 100%
= 150.000.000 / 600.000.000
= 25%
= 0.25

Modal sendiri diperoleh dari saham ditambah laba ditahan:

Rp 500.000.000 + Rp 100.000.000 = Rp 600.000.000


Rentabilitas sebesar 0.25 atau 25% artinya setiap Rp 1 modal sendiri menghasilkan laba bersih Rp 0.25

Keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan laba yang besar tidak terlepas dari manajemen
keuangan perusahaan yang baik. Perusahaan akan lebih mudah dalam merencanakan strategi
perusahaan, mengetahui jumlah utang, menghindari kesalahan pengelolaan dana, dan lain sebagainya
jika kondisi keuangan sudah diketahui dengan tepat. Rasio rentabilitas menjadi tolok ukur bagi pihak
manajemen untuk melihat kondisi keuangan perusahaan sehingga bisa menyusun berbagai rencana
kegiatan untuk masa depan perusahaan.

Rasio rentabilitas berperan dalam pemantauan perolehan laba sehingga kinerja dan fungsi laporan
keuangan bisa terlihat. Perusahaan dengan manajemen yang baik biasanya selalu berhasil dalam
memanfaatkan berbagai aset dan aktiva untuk meraih laba semaksimal mungkin. Jika kondisi
perusahaan cukup stabil dengan jumlah dana yang cukup maka berbagai strategi bisa dilakukan untuk
memajukan perusahaan.

15
2. Jika perusahaan ABC memerlukan tambahan dana sebesar Rp 200 juta. Suatu bank mengatakan
bersedia memberikan kredit dengan suku bunga 18% per tahun. Apakah tawaran tersebut sebaiknya
diterima?

Analisis RE mengatakan bahwa sejauh tambahan dana tersebut bisa memberikan tambahan laba
operasi lebih besar dari 18% x Rp 200 juta = Rp 36 juta dalam satu tahun, maka penggunaan kredit
bisa dibenarkan.

Dari perhitungan ini memberikan ilustrasi bahwa RE penggunaan hutang tersebut adalah 18% ( 36
juta/ 200 juta ). Dengan demikian berarti apabila tambahan laba operasi lebih kecil dari 18% yang juga
berarti RE kurang dari 18% maka tambahan dana yang bersumber dari hutang tidak dibenarkan, dalam
arti menyebabkan perusahaan rugi. Sedangkan kalau tambahan laba operasi atau RE sama dengan
18% atau sama dengan tingkat bunga pinjaman, penggunaan hutang tersebut tidak menyumbang satu
rupiah pun terhadap laba setelah pajak. Dengan kata lain, seluruh laba yang diperoleh dari operasi
tersebut habis dipergunakan untuk membayar bunga. Karena itulah diperlukan memperoleh RE lebih
besar dari 18%, atau lebih dari bunga pinjaman.

Dipandang dari pertimbangan RMS penggunaan hutang dalam jumlah tertentu mungkin
menguntungkan, mungkin pula tidak. Dikatakan menguntungkan kalau RMS dengan penggunaan
hutang lebih besar dari pada RMS dengan menggunakan modal sendiri. Hal ini akan tercapai tingkat
keuntungan yang diperoleh dari penggunaan hutang tersebut adalah lebih besar dari pada bunga yang
harus dibayar. Dengan demikian analisis ini hanya memperhatikan sumber dana dari faktor RMS saja.

Misalnya ada suatu proyek yang memerlukan dana sebesar Rp 100.000 juta. Taksiran EBIT proyek
tersebut adalah Rp 25.000 juta setiap tahunnya. Perusahaan harus menanggung pajak dengan tarif
20%. Untuk mendanai investasi tersebut tersedia dua alternatif pendanaan.

1) Didanai 100% modal sendiri

2) 50% didanai dengan hutang dan 50% dengan modal sendiri.

Kalau perusahaan menggunakan hutang, diperkirakan bunga yang ditanggung adalah 20% per tahun.
Apakah perusahaan sebaiknya memilih alternatif pendanaan 1) ataukan 2) ?

Untuk ini bisa dilakukan analisis dengan cara membandingkan RMS untuk kedua alternatif pendanaan
tersebut.

Analisis RE dan RMS, dalam pemilihan alternatif pendanaan (Rp 000.000)

Keterangan Alternatif 1 Alternatif 2

EBIT 25.000 25.000

Bunga – 10.000

EBT 25.000 15.000

Pajak 25% 5.000 3.000

EAT 20.000 12.000

RMS 20% 24%

RE 25% 25%

16
Dipandang dari pertimbangan RMS, maka penggunaan hutang nampak lebih menguntungkan karena
memberikan RMS yang lebih tinggi. Hal ini tidak mengherankan, karena hutang tersebut bisa
memberikan tingkat keuntungan 25%, sedangkan bunganya hanya 20%. Dengan demikian
penggunaan hutang bisa dibenarkan apabila dipandang dari segi RMS.

17
BAB III

PENUTUP
3.1 KESIMPULAN

Berdasarkan penjelasan diatas, Biaya modal merupakan biaya riil yang harus dikeluarkan oleh
perusahaan untuk memperoleh dana baik hutang, saham preferen, saham biasa maupun laba
ditahan untuk mendanai suatu investasi perusahaan. Biaya modal biasanya digunakan sebagai
ukuran untuk menentukan diterima atau ditolaknya suatu usulan investasi yaitu dengan
membandingkan rate of return dari usulan investasi tersebut dengan biaya modalnya.

3.2 SARAN
Kami sebagai penulis menyadari jika makalah ini banyak sekali memiliki kekurangan yang
jauh dari kata sempurna. Tentunya, penulis akan terus memperbaiki makalah dengan mengacu
kepada sumber yang busa dipertanggungjawabkan nantinya. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan adanya kritik serta saran mengenai pembahasan makalah di atas.

18
DAFTAR PUSTAKA
Wiagustini, Ni Luh Putu, 2014, Manajemen Keuangan , Udayana Press, Denpasar
https://www.pinterpandai.com/rentabilitas-modal-sendiri-rumus-soal-jawaban/

19

Anda mungkin juga menyukai