Anda di halaman 1dari 23

EKONOMI MANAJERIAL : TEORI PERILAKU INDIVIDU

Paper ini bertujuan untuk memenuhi tugas dalam perkuliahan ekonomi manajerial

Pengampu : Anak Agung Gede Agung Artha Kusuma, S.E.,MM.

Oleh

Kelompok 3 :

Ni Kadek Lilik Agustina (1315251134)

I Made Ganeswara Yulmia (1607522117)

I Komang Bagus Satria Surya Brata (1607522135)

I Gede Dharmayuda Oktanta BN (1607522144)

PROGRAM NON REGULER

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat tuhan yang maha kuasa, atas anugrah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan laporan dan menyajikan hasilnya dalam
bentuk paper dengan judul “Ekonomi Manajerial : Teori Perilaku Individu”

Adapun maksud dan tujuan dari kami selain untuk menyelesaikan tugas yang diberikan
oleh dosen pengajar, juga untuk lebih memperluas pengetahuan mahasiswa khususnya bagi
kelompok kami. Penulis mengucapkan terimakasih kepada teman-teman yang telah
memberikan dorongan baik moral maupun materi dalam rangka penyelesaian tugas ini.

Tidak lupa penulis juga memohon maaf apabila terdapat kesalahan yang diperbuat.
Oleh karena itu jika didapati adanya kesalahan-kesalahan baik dari segi teknik penulisan,
maupun dari isi, maka penulis memohon maaf dan kritik dari Bapak dosen pengajar bahkan
pembaca untuk dapat menyempurnakan paper ini terlebih juga dalam pengetahuan kita
bersama. Sebagai akhir kata, semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Denpasar, Maret 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... ................... 1


KATA PENGANTAR ........................................................................................................ 2
DAFTAR ISI....................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ....................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................. 4
1.3 Tujuan .................................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Perilaku Konsumen ................................................................................................ 6
2.2 Batasan ................................................................................................................... 8
2.3 Ekuilibrium Konsumen .......................................................................................... 12
2.4 Statistik Komparatif ............................................................................................... 13
2.5 Aplikasi Analisis Kurva Indiferens........................................................................ 14
2.6 Hubungan antara Analisis Kurva Indiferens dan Kurva Permintaan ..................... 19
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ........................................................................................................... 22
3.2 Saran ..................................................................................................................... 22

3
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bab ini mengembangkan alat-alat yang membantu manajer memahami perilaku individu,
seperti konsumen dan pekerja, dan dampak dari alternatifinsentifterhadap keputusan mereka.
Ini tidaklah sesederhana yang mungkin Anda pikirkan. Manusia menggunakan proses berpikir
yang rumit untuk membuat keputusan, dan otak manusia mampu memproses banyak sekali
kuantitas informasi. Pada saat ini, jantung Anda memompa darah ke seluruh tubuh, paru-paru
Anda memberikan oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida, dan mata Anda membaca
halaman ini sembari otak Anda memproses informasinya. Otak manusia dapat melakukan apa
yang bahkan superkomputer ataupun teknologi canggih buatan intelijen tidak dapat lakukan.

Meskipun terdapat kompleksitas dari proses pikiran manusia, manajer membutuhkan


sebuah model yang menjelaskan bagaimana individu-individu berperilaku di pasar dan
lingkungan kerja. Tentu saja, usaha untuk memodelkan perilaku individu tidak dapat
menangkap semua perilaku nyata. Hidup akan lebih sederhana bagi para manajer atau
perusahaan jika perilaku individu tidak begitu rumit. Di sisi lain, imbalan untuk menjadi
manajer perusahaan akan menjadi lebih rendah. Jika Anda mencapai suatu pemahaman akan
perilaku individu, Anda akan memperoleh keahlian yang menjual yang akan membantu Anda
sukses di dunia bisnis.

Model perilaku kita akan menjadi abstraksi cara individu membuat keputusan. Kita
harus mulai dengan model sederhana yang berfokus pada esensi daripada berkutat dengan fitur-
fitur perilaku yang hanya sedikit meningkatkan pemahaman kita. Tanamkan ini dalam pikian
sembari kita memulai studi mengenai model ekonomi perilaku konsumen.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimana perilaku konsumen?
1.2.2 Bagaimana batasan?
1.2.3 Bagaimana ekuilibrium konsumen?
1.2.4 Bagaimana statistik komparatif?
1.2.5 Bagaimana aplikasi analisis kurva indiferens?
1.2.6 Bagaimana hubungan antara analisis kurva indiferens dan kurva permintaan?

4
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui perilaku konsumen
1.3.2 Untuk mengetahui batasan
1.3.3 Untuk mengetahui ekuilibrium konsumen
1.3.4 Untuk mengetahui statistik komparatif
1.3.5 Untuk mengetahui aplikasi analisis kurva indiferens
1.3.6 Untuk mengetahui hubungan antara analisis kurva indiferens dan kurva
permintaan

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PERILAKU KONSUMEN


Dalam mengkarakterkan perilaku konsumen, ada dua faktor yang penting namun
berbeda untuk dipertimbangkan: peluang konsumen dan preferensi konsumen. Peluang
konsumen menyajikan barang dan jasa yang mungkin dapat dibeli konsumen untuk
dikonsumsi. Preferensi konsumen menentukan yang mana dari barang-barang yang akan
dikonsumsi. Dengan mengingatkan perbedaan ini, mari kita lihat pada model preferensi
konsumen. Andaikan X mewakili kuantitas satu barang dan Y kuantitas barang lainnya. Kita
memiliki sebuah model yang bisa saja X dan Y adalah barang apapun yang terbatas hanya untk,
misalkan, daging sapi dan daging babi.
Andaikan seorang konsumen mampu untuk mengurutkan preferensinya untuk
alternative gabungan atau kombinasi barang dari terbaik ke terburuk. Andaikan >
mendenotasikan urutan in dan menulis A > B kapanpun konsumen lebih memilih gabungan A
daripada gabungan B. jika konsumen memandang kedua sama – sama memuaskan, kita akan
mengatakan ia indeferen antara gabungan A dan B dan menggunakan A - B sebagai symbol
sederhananya. Jika A > B, maka jika diberikan pilihan antara gabungan A dan gabungan B,
konsumen akan memilih gabungan A. Jika A – B, konsumen, dengan adanya pilihan antara A
dan B, tidak akan peduli gabungan mana yang akan diperoleh. Urutan prereferensi diurutkan
atas 4 sifat dasar: kelengkapan, lebih banyak lebih baik, tingkat substitusi marginal yang
menurun dan transivitas.
Sifat 4-1: Kelengkapan. Untuk tiap gabungan – misalnya, A dan B – baik A>B, B>A, maupun
A-B.
Dengan mengasumsikan bahwa preferensi adalah komplet, kita mengasumsikan bahwa
konsumen mampu menyatakan preferensi, atau indiferens antara semua gabungan. Jika
preferensi tidak lengkap, mngkin seorang konsumen akan mengklaim tidak tahu apakah ia
memilih ganungan A daripada B, memilih gabungan B daripada A, atau indiferens antara dua
gabungan.
Sifat 4-2: Lebih Banyak Lebih Baik. Jika gabungan A memiliki sedikitnya sebanyak tiap
barang seperti gabungan B dan lebih banyak barang lainnya, gabungan A lebih dipilih daripada
gabungan B.

6
Sebuah kurva indiferens mendefinisikan kombinasi barang X dan Y yang memberikan
level kepuasan yang sama kepada konsumen: yakni, konsumen indiferen antara kombinasi
apapun dari barang di sepanjang kurva indiferens. Bentuk dari kurva indiferens bergantung
pada preferensi konsumen. Salah satu cara untuk meringkas ifomasi mengenai selera seorang
konsumen adalah dari sisi tingkat subtitusi marginal. Tingkat subtitusi marginal merupakan
nilai absolut dari kemiringan sebuah kurva indiferens. Tingkat subtitusi marginal antara dua
baran adalah pada tingkat dimana konsumen bersedia mengganti satu barang untuk yang lain
dan masih mempertahankan tingkat kepuasan yang sama.
Figur 4-1 Kurva Indiferens

Dalam figure 4-1, untuk memindahkan A ke B, konsumen memperoleh 1unit barang X.


untuk tetap berada pada kurva indiferens yang sama, ia merelakan 2unit barang. Oleh karena
itu, untuk berpindah pada titik A ke titik B, tingkat substitusi marginal antara X dan Y adalah
2.
Sifat 4-3: Tingkat Substitusi Marginal yang Menurun. Dengan konsumen
memperoleh lebih banyak barang X, jumlah barang Y yang bersedia ia relakan untuk
memperoleh unit tambahan lain X berkurang.
Sifat 4-4: Transitivitas. Untuk gabungan manapun dari tiga gabungan A, B dan C, jika
A>B, dan B>C, maka A>C. serupa halnya jika A-B, dan B-C, maka A-C. Asumsi preferensi
transitif, Bersama dengan asumsi lebih banyak lebih baik, mengimplikasikan bahwa kurva
indiferens tidak memotong satu sama lain. Ini juga mengeliminasi kemungkinan bahwa
konsumen terjebak dalam siklus perpetual yang mana ia tidak pernah mengambil pilihan.
Implikasi dari keempat sifat ini secara singkat disajikan dalam Figur 4-2, yang
menggambarkan ketiga kurva indiferens. Setiap gabungan pada kurva indiferens III, lebih
7
dipilih daripada kurva indiferens II, dan setiap gabungan pada kurva indiferens II, lebih diilih
daripada kurva I. Ketiga kurva indiferens adalah cembung dan tidak menyilang. Kurva yang
lebih jauh dari titik nol megimplikasikan level kepuasan yang lebih tinggi daripada kurva yang
lebih dekat dengan dari titik nol.
Figur 4-2 Sekumpulan Kurva Indiferens

2.2 BATASAN
Batasan Anggaran
Batasan anggaran membatasi prilaku konsumen dengan memaksa konsumen memilih
gabungan barang yang terjangkau. Jika konsumen hanya memiliki $30 saat ke kasir, nilai
barang yang dibawa tidak boleh melebihi $30. Andaikan M mewakili pendapatan konsumen,
yang bisa berjumlah berapa saja, dengan menggunakan M daripada nilai pendapatan tertentu,
kita memperoleh pandangan umum dalan teori bahwa teori ini valid untuk konsumen dengan
level pendapatan berapa pun. Andaikan P, dan P mewakili harga barang X dan Y, berturut-
turut. Dengan notasi ini, set peluang (juga disebut set anggaran [budget set]) dapat dinyatakan
secara matematis sebagai:
PxX + PyY ≤ M
Dalam kata-kata set anggaran mendefinisikan kombinasi barang X dan Y yang dapat diajngkau
konsumen; pengeluaran konsumen pada barang X, ditambah pengeluarannya untuk barang Y,
tidak melebihi pendatan konsumen. perhatikan bahwa jika konsumen menghabiskan
keseluruhan pendapatannya pada dua barang, persamaan ini setara. Hubungan ini disebut garis
anggaran (budget line):
PxX + PyY = M
Dengan kata lain, garis anggaran berarti semua kombinasi barang X dan Y yang menghabiskan
sepenuhnya pendapatan konsumen.
8
Ada gunanya untuk memanipulasi persamaan garis anggaran untuk memperoleh
ekspresi alternatif batasan anggaran dalam bentuk kemiringan-perpotongan. Jika mengalikan
kedua sisi garis anggaran dengan 1/Py kita memperoleh:

Menyelesaikan untuk Y menghasilkan:

Perhatikan bahwa Y adalah fungsi linear dari X dengan perpotongan vertical M/P, dan
kemiringan -Px/Py.
Batasan anggaran konsumen digambarkan dalam Figur 4-3. Area kombinasi arsiran
mewakili set anggaran konsumen, atau set peluang. Secara khusus, kombinasi apapun dari
barang X dan Y dalam area arsiran, seperti titik G, mewakili kombinasi yang dapat dijangkau
dari X dan Y. Titik manapun diatas area arsiran, seperti titik H, mewakili gabungan barang
yang tidak dapat dijangkau.
Figur 4-3 Set Anggaran

Batas atas dari set anggaran dalam Figur 4-3 adalah garis anggran. Jika seorang
konsumen menghabiskan seluruh pendapatannya pada barang X, pengeluaran pada barang X
akan tepat sama dengan pendapatan konsumen:
PxX = M
Dengan memanipulasi persamaan ini, kita lihat bahwa kuantitas maksimum yang
dapat dijangkau dari barang X adalah:

9
Inilah mengapa perpotongan horizontal dari garis anggaran adalah:

Jika konsumen menghabiskan seluruh pendapatannya pada barang Y, pengeluaran akan


barang Y akan tepat sama dengan pendapatan:

PyY = M

Akibatnya, kuantitas maksimum barang Y yang dapat dijangkau adalah:

Kemiringan dari garis anggaran ditunjukkan oleh -P/P, dan mewakili tingkat
substitusi pasar (market rate of substitution) antara barang X dan Y.

Figur 4-4 Garis Anggaran

Alasan kemiringan garis anggaran mewakili tingkat substitusi pasar antara kedua
barang adalah sebagai berikut. Konsumen membeli gabungan A dalam figur 4-4 yang mewakili

10
situasi yang mana konsumen membeli 3unit barang Y dan 4unit barang X. jika konsumen
membeli gabungan B daripada gabungan A, ia akan memperoleh satu unit tambahan barang Y.
Tetapi, untuk itu, ia harus merelakan 2unit barang (4-2=2) barang X. untuk tiap unit barang Y
yang dibeli konsumen, ia harus merelakan 2unit barang X untuk dapat menjankau unit
tambahan barang Y. oleh karena itu, tingkat substitusi pasar adalah ∆Y/∆X = (4-4)/(2-4) = -
1/2, yang mana merupakan kemiringan garis anggaran.

Perubahan Pendapatan

Set peluang konsumen bergantung pada harga pasar dan pendapatan konsumen.
Dengan berubahnya parameter ini, berubah pula peluang konsumen. Pendapatan awal
konsumen dalam Figur 4-5 adalah M0. Kemiringan dari garis anggaran adalah -Px/Py. dalam
asumsi bahwa harga akan tetap dan tidak berubah, kenaikan pendapatan tidak akan
memengaruhi kemiringan garis anggaran.
Perpotongan vertical dan horizontal akan menaik seiring dengan kenaikan pendapatan
konsumen, karena lebih banyak barang yang dapat dibeli pada pendapatan yang tinggi. Ketika
pendapatan naik dari M0 ke M1, garis anggaran bergeser kekanan secara parallel. Ini
merefleksikan kenaikan dalam set peluang konsumen karena lebih banyak barang yang
terjangkau sesudah kenaikan pendapatan dari kenaikan sebelumnya. Serupa halnya, jika
pendapatan turun dari M2 ke M0, garis anggaran bergeser ke titik nol dan kemiringan garis
anggaran tetap tidak berubah.
Figur 4-5 Perubahan dalam Penyusutan Pendapatan atau Peluang Ekspansi

Perubahan Harga

11
Andaikan pendapatan konsumen tetap pada M, tetapi harga barang X turun ke P x1 < Px0.
Lebih jauh lagi, andaikan harga barang Y tetap. Karena kemiringan garis anggaran adalah -
Px/Py , pengurangan dalam harga barang X mengubah kemiringan, membuatnya lebih datar dari
sebelumnya. Karena jumlah maksimum barang Y yang dapat dibeli adalah MIPy , pengurangan
dalam harga barang X tidak mengubah perpotongan Y dari garis anggaran. Tetapi, jumlah
maksimum barang X yang dapat dibeli pada harga yang lebih rendah (Perpotongan X dari garis
anggaran) adalah M/Px1 , yang lebih besar dari M/Px0 . Jadi, efek akhir dari pengurangan harga
barang X adalah merotasi garis anggaran berlawanan arah jarum jam seperti figure berikut ini:

Figur 4-6 Penurunan dalam Harga Barang X

2.3 EKUILIBRIUM KONSUMEN

Tujuan konsumen adalah memilih gabungan konsumsi yang memaksimalkan


utilitasnya. Jika tidak ada kelangkaan, sifat semakin banyak semakin baik akan
mengimplikasikan bahwa konsumen akan mengonsumsi gabungan yang terjangkau. Istilah
ekuilibrium merujuk pada fakta bahwa konsumen tidak memiliki insentif untuk mengubah ke
gabungan terjangkau ketika titik ini tercapai.

Figure 4.8 Ekuilibrium Konsumen (hal 124)

12
Satu sifat penting dari ekuilibrium konsumen adalah bahwa pada gabungan konsumsi
ekuilibrium, kemiringan kurva indiferens sama dengan kemiringan garis anggaran.

2.4 STATISTIK KOMPARATIF

Perubahan Harga dan Perilaku Konsumen

Perubahan dalam harga barang akan menyebabkan perubahan dalam gabungan


konsumsi ekuilibrium. Dari prespektif manajerial, hal kunci adalah untuk mengingat bahwa
perubahan dalam harga mempengaruhi tingkat pasar dimana konsumen dapat menyubstitusi
antara berbagai barang. Oleh karena itu, perubahan harga akan mengubah perilaku konsumen.
Perubahan harga dapat terjadi karena strategi harga terbaru dalam perusahaan. Atau, dapat pula
naik karena perubahan harga oleh pesaing atau perusahaan dalam industry lainnya. Akhirnya,
perubahan harga mengubah insentif konsumen untuk membeli barang-barang yang berbeda
sehingga mengubah bauran yang mereka beli dala ekuilibrium. Keuntungan utama dari analisis
kurva indiferens adalah mengizinkan manajer untuk melihat bagaimana perubahan harga
mempengaruhi bauran barang yang dibeli konsumen di ekuilibrium.

Perubahan Pendapatan dan Perilaku Konsumen

Perubahan dalam pendapatan juga akan menyebabkan perubahan dalam pola konsumsi
konsumen. Alasannya adalah bahwa perubahan dalam pendapatan akan baik membesarkan
maupun mengecilkan batasan anggaran konsumen, dan konsumen, dengan demikian,
menemukan optimum dengan memilih gabungan ekuilibrium baru. Seperti dalam kasus

13
perubahan harga, lokasi tepatnya dari titik ekuilibrium baru akan bergantung pada preferensi
konsumen. Dengan naiknya pendapatan, konsumen umumnya mengkonsumsi lebih sedikit
barang dan jasa inferior. Penting untuk mengulangi bahwa dengan menyebut barang inferior,
bukan berarti barang tersebut berkualitas butuk, tetapi hanyalah istilah yang digunakan untuk
mendefinisikan produk yang lebih sedikit dibeli konsumen ketika pendapatan mereka naik.

Efek Subtitusi dan Pendapatan

Ada gunanya mengisolasikan kedua efek dari perubahan harga untuk melihat
bagaimana tiap efek secara individual mengubah pilihan konsumen. Dengan mengabaikan
sementara fakta bahwa kenaikan harga menyebabkan kurva indiferens yang lebih rendah. Efek
subtitusi merefleksikan bagaimana konsumen akan bereaksi terhadap tingkat subtitusi pasar
yang berbeda. Sedangkan efek pendapatan menyebutkan jika pengurangan dalam pendapatan
menyebabkan pengurangan lebih jauh dalam konsumsi. Efek total dari kenaikan harga, tediri
atas efek subtitusi dan efek pendapatan. Efek subtitusi merefleksikan pergerakan di sepanjang
kurva indiferens, sehingga mengisolasikan efek perubahan relative harga ada konsumsi.

2.5 APLIKASI ANALISIS KURVA INDIFERENS

Pilihan oleh Konsumen

Beli satu, gratis satu

Sebuah teknik penjualan yang sangat populer di resoran pizza adalah menawarkan kesepakatan
berikut:

Beli satu pizza besar, dapatkan gratis satu pizza besar (dibatasi satu pizza gratis
perkonsumen).

Menggoda untuk menyimpulkan bahwa ini sederhananya adalah 50 persen pengurangan dalam
harga pizza sehingga garis anggaran berotasi seperti saat harga turun. Kesimpulan ini, meski
demikian, tidak valid. Pengurangan harga mengurangi harga tiap unit yang dibeli. Jenis
kesepakatan diatas hanya mengurangi harga unit pizza kedua yang dibeli (faktanya, ia
mengurangi harga pizza kedua menjadi nol). Tawaran itu tidak mengubah harga unit dibawah
satu pizza dan diatas satu pizza.

Skema pemasaran beli satu gratis satu cukup mudah dianalisis daalam kerangka kita.
Dalam figur 4-14, seorang konsumen awalnya menghadapi garis anggaran yang

14
menghubungkan titik A dan B dan ekuilibrium pada titik C. titik C mewakili setengah dari
pizza besar (katakanlah, pizza kecil), sehingga konsumen memutuskan paling baik untuk
membeli pizza kecil daripada yang besar. Titik D mewakili titik dimana dia membeli satu pizza
besar, tetapi seperti dapat kita lihat, konsumen lebih membeli gabungan C daripada D karena
terletak pada kurva indiferens yang lebih tinggi

Figur 4-14 Kesepakatan Beli Pizza Satu, Gratis Satu

Ketika konsumen ditawarkan kesepakatan beli satu gratis satu, garis anggarannya
menjadi ADEF. Alasannya adalah sebagai berikut. Jika ia membeli kurang dari satu pizza
besar, ia tidak memperoleh kesepakatan itu dan garis anggarannya untuk satu pizza tetap seperti
semula, yakni AD. Tetapi, jika ia membeli satu pizza besar, ia memperoleh satu pizza besar
gratis. Dalam hal ini, garis anggaran menjadi DEF segera sesudah ia membali satu pizza.
Dengan kata lain, harga dari pizza adalah nol untuk unit antara satu dan dua pizza besar. Ini
mengimplikasikan bahwa garis anggaran pizza adalah horizontal antara satu dan dua unit (ingat
kembali bahwa kemiringan garis anggaran adalah –(Px/Py), dan untuk unit ini Px adalah nol).
Jika konsumen ingin mengonsumsi lebih dari dua pizza besar, ia harus membei dengan harga
normal. Tetapi, perhatikan bahwa jika ia menghabiskan semua pendapatannya untuk pizza, ia
dapat membeli satu lagi daripada yang ia mampu (karena salah satu pizza gratis). Jadi, untuk
pizza lebih dari dua unit, batasan anggarannya adalah garis yang menghubungkan titik E dan
F. sesudah kesepakatan ditawarkan, set peluang meningkat. Faktanya, gabungan E lebih dipilih
dari gabungan C dan pilihan optimum konsumen adalah mengonsumsi gabungan E, seperti
dalam figur 4-14. Teknik penjualan ini mendorong konsumen membeli lebih banyak pizza
daripada yang seharusnya ia akan beli.

Hadiah Tunai, Hadiah Bentuk Lain, dan Sertifkat Hadiah

15
Seperti halnya kematian dan pajak, antrean di departemen pengembalian sesudah Natal
tampaknya tidak menyenangkan, tetapi merupakan aspek hidup yang perlu.Untuk memahami
mengapa, dan untuk mampu menempatkan solusi potensial atas masalah tersebut,
pertimbangkan cerita berikut.

Suatu pagi Natal, seorang konsumen bernama Sam berada dalam ekuilibrium,
mengonsumsi gabungan A seperti dalam Figur 4-15.Ia membuka sebuah paket dan,
mengejutkannya, paket tersebut berisi kue buah seharga $10 (barang X).Ia tersenyum dan
menceritakan pada Tante Sarah bahwa ia selalu menginginkan kue buah.Secara grafik, ketika
Sam menerima hadiah, set peluangnya meningkat untuk menyertakan titik B dalam Figur 4-
15.Gabungan B sama seperti gabungan A kecuali bahwa ia memiliki satu kue buah (barang X)
yang lebih banyak daripada gabungan A. Dengan set peluang baru ini, Sam bergerak ke kurva
indiferen yang lebih tinggi ke titik B sesudah menerima hadiah itu.

Figur 4-15 Sebuah Tunai Memberikan Utilitas Lebih Tinggi daripada Hadiah Bentuk
Lain

Meskipun Sam menyukai kue buah dan lebih baik sesudah menerimanya, hadiah itu
bukanlah apa yang akan ia beli seandainya tante sarah memberikannya uang yang dapat ia
habiskan untuk kue buah. Konkretnya, andaikan biaya kue buah itu adalah $10. Seandainya
sam diberikan $10 tunai, garis anggarannya akan bergeser, paralel dengan garis anggaran lama
tetapi melalui titik B, seperti dalam figur 4-15. Untuk melihat mengapa, perhatikan bahwa
ketika Sam memperoleh pendapatan tambahan, harga tidak berubah sehingga kemiringan garis
anggaran tidak berubah.Perhatikan juga bahwa jika Sam menggunakan uang itu untuk membeli
satu lagi kue buah, ia akan menghabiskan sepenuhnya pendapatannya.Oleh karena itu, garis

16
anggaran sesudah hadiah tunai harus bergerak melalui titik B- dan dengan hadiah uang tunai,
Sam akan mencapai level kepuasan yang lebih tinggi pada titik C dibandingkan hadiah kue
buah (titik B).

Oleh karena itu, hadiah tunai umumnya lebih dipilih daripada hadiah bentuk lain
dengan nilai yang sama, kecuali hadiah bentuk lain itu tepatnya apa yang akan konsumen beli
secara pribadi. Ini menjelaskan mengapa departemen pengembalian sangat sibuk sesudah
liburan Natal; individu menukarkan hadiah dengan uang sehingga dapat membeli gabungan
yang mereka lebih sukai.

Satu cara yang dicoba toko untuk mengurangi jumlah hadiah yang dikembalikan adalah
dengan menjual sertifikat hadiah.Untuk melihat mengapa, andaikan Sam menerima sertifikat
hadiah barang senilai $10 di toko X, yang menjual barang X, bukannya kue buah senilai $10
Lebih jauh lagi, andaikan setifikat itu tidak berlaku di toko Y yang menjual barang Y. Dengan
menerima sertifikat hadiah, Sam tidakdapat membeli lebih banyak lagi barang Y dari yang
akan ia beli sebelum menerima sertifikat.Tetapi, jika ia menghabiskan semua pendapatannya
pada barang Y, ia dapat membeli barang X senilai $10, karena ia memiliki sertifikat senilai $10
di toko X. Dan, jika ia menghabiskan semua pendapatannya pada barang X, ia dapat membeli
$10 lebih banyak daripada yang ia mampusebelumnya karena sertifikat hadiah itu.Efeknya,
sertifikat hadiah seperti uang yang hanya berlaku di toko X.

Secara grafik, efek menerima sertifikat hadiah di toko X digambarkan dalam Figur 4-
16. Garis biasa disebelah kiri merupakan garis anggaran sebelum Sam menerima sertifikat
hadiah. Ketika ia menerimasertifikat hadiah $10, batasan anggaran menjadi garis tebal di
sebelah kanan yang melengkung. Efeknya, sertifikat hadiah mengizinkan konsumen naik
sampai senilai $10 barang X tanpa mengeluarkan sepeser pun uang.

Figur 4-16 Sebuah Sertifikat Hadiah Valid di Toko X

17
Efek dari sertifikat hadiah pada perilaku konsumen bergantung pada, di antara hal-hal
yang lain, apakah barang X merupakan barang normal atau barang inferior. Untuk menguji apa
yang akan terjadi pada perilaku ketika konsumen menerima sertifikat hadiah, andaikan
konsumen awalnya ada pada ekuilibrium di titik A Figur 4-16, yang menghabiskan $10 pada
barang X. Apa yang terjadi jika konsumen diberikan sertifikat hadiah $10 yang hanya berlaku
untuk barang-barang di toko X? Jika X maupun Y adalah barang normal, konsumen akan
berkeinginan untuk menghabiskan lebih banyak di kedua barang dengan naiknya
pendapatan.Oleh karena itu, jika kedua barang adalah barang normal, konsumen bergerak dari
A ke C dalam Figur 4-16.Dalam hal ini, konsumen bereaksi terhadap sertifikat hadiah sama
seperti ia akan bereaksi terhadap hadiah tunai yang senilai.

Pilihan oleh Para Pekerja dan Manajer

Sampai sekarang, analisis kita mengenai kurva indiferens telah berfokus pada keputusarn
konsumen mengenai barang dan jasa.Para manajer dan pekerja juga merupakan individu dan
oleh karena itu memiliki preferensi di antara alternatif yang mengonfrontasi mereka.Dalam
bagian ini, kita akan melihat analisis kurva indiferens yang dikembangkan lebih awal untuk
konsumen dapat dengan mudah dimodifikasi untuk menganalisis perilaku manajer dan individu
lainnya yang dipekerjakan perusahaan.Dalam Bab 6, kita akan menunjukkan bagaimana
wawasan atas perilaku pekerja dan manajer ini dapat digunakan untuk membangun kontrak
pekerjaan yang efisien.

Sebuah Model yang Disederhanakan dari Pilihan Pendapatan-Waktu Luang

Kebanyakan pekerja memandang baik waktu luang maupun pendapatan sebagai barang dan
substitusi pada tingkat yang menurun sepanjang kurva indiferens.Oleh karena itu, kurva
indiferens pekerja umumnya memiliki bentuk umum seperti Figur 4-18, yang mana kita
mengukur kuantitas waktu luang yang dikonsumsi oleh seorang pekerja pada sumbu horizontal
dan pendapatan pekerja pada sumbu vertikal.Perhatikan bahwa ketika pekerja menikmati
waktu luang, mereka juga menikmati pendapatan.

18
Figur 4-18 Pilihan Bekerja-Waktu Luang

Untuk mendorong para pekerja merelakan waktu luang, perusahaan harus


mengompensasi mereka.Andaikan perusahaan menawarkan membayar pekerja $10 per jam
waktu luang yang pekerja relakan (untuk bekerja).Dalam hal ini, peluang yang dihadapi pekerja
atau manajer adalah garis lurus dalam Figur 4-18.Jika pekerja memilih untuk bekerja 24 jam
sehari, ia tidak mengonsumsi waktu luang tetapi menghasilkan $24 x 10 $240 per hari, yang
merupakan perpotongan vertikal dari garis itu.Jika pekerja memilih untuk tidak bekerja. ia
mengonsumsi 24 jam waktu luang tetapi tidak memperoleh pendapatan. Ini merupakan
perpotongan horizontal dari garis dalam Figur 4-18.

Perilaku pekerja dengan demikian dapat diperiksa dalam cara yang cukup sama dengan
kita menganalisis perilaku konsumen. Pekerja mencoba untuk mencapai kurva indiferensyang
lebih tinggi sampai ia mencapai yang merupakan persinggungan atas set peluang pada titik E
dalam Figur 4-18. Dalam hal ini, pekerja mengonsumsi 16 jam waktu luang dan bekerja 8 jam
untuk menghasilkan total pendapatan $80 per hari.

2.6 HUBUNGAN ANTARA ANALISIS KURVA INDIFERENS DAN KURVA


PERMINTAAN

Kita telah melihat bagaimana pola konsumsi dari seorang konsumen individual bergantung
pada variabel-variabel yang meliputi harga barang subtitusi, harga barang komplementer,
selera (bentuk dari kurva indiferens), dan pendapatan. Pendekatan kurva indiferens yang
dikembangkan dalam bab ini, faktanya, merupakan dasar fungsi permintaan yang kita pelajari

19
pada bab 2 dan 3. Kita menyimpulkan dengan menguji kaitan antara analisis kurva indiferens
dan kurva permintaan.

Permintaan Individual

Untuk melihat darimana datangnya kurva permintaan untuk barang normal, lihatlah figur 4-
20(a). konsumen awalnya berada pada ekuilibrium di titik A, yang mana pendapatan tetap di
M dan harga adalah 𝑃𝑥0 dan 𝑃𝑦 . Tetapi, ketika harga barang X turun ke level yang lebih rendah,
diindikasikan oleh 𝑃𝑥1 , set peluang meningkat dan konsumen mencapai keseimbangan baru di
titik B. hal penting untuk diperhatikan addalah bahwa perubahan satu-satunya yang
menyebabkan konsumen berpindah dari A ke B adalah perubahan harga barang X; pendapatan
dan harga barang Y adalah konstan dalam diagram. Ketika harga barang X adalah 𝑃𝑥0 ,
konsumen mengonsumsi X0 unit barang X; ketika harga turun ke 𝑃𝑥1 , konsumsi X naik ke X1.

Hubungan antara harga barang X dan kualitas barang X yang dikonsumsi ini
digambarkan dalam figur 4-20(b) dan merupakan kurva permintaan konsumen individual untuk
barang X. Permintaan konsumen untuk barang X ini mengindikasikan bahwa, dengan hal lain
konstan, ketika harga barang X adalah 𝑃𝑥0 , konsumen akan membeli X0 unit barang X; ketika
harga barang X adalah 𝑃𝑥1 , konsumen akan membeli X1 unit barang X.

Figur 4-20 Menurunkan Kurva Permintaan Individual

Permintaan Pasar

Anda biasanya, dalam peran Anda sebagai manajer, akan tertarik untuk menentukan total
permintaan seluruh konsumen atas produk perusahaan Anda.Informasi ini diringkas dalam

20
kurva permintaan pasar. Kurva permintaan pasar merupakan penjumlahan horizontal dari kurva
permintaan individu dan mengindikasikan total kuantitas yang akan dibeli semua konsumen di
pasar pada tiap kemungkinan harga.

Konsep ini dilustrasikan secara grafik dalam Figur 4-21(a) dan 4-21 (b).Kurva D dan
D, mewakili kurva permintaan individu untuk dua konsumen hipotetis, Nona A dan Tuan B,
secara berurutan.Ketika harga $60, Nona A membeli 0 unit dan Tuan B membeli 0 unit.jadi,
pada level pasar, 0 unit terjual ketika harga $60, dan ini merupakan satu titik pada kurva
permintaan pasar (D dalam Figur 4-21[b]).Ketika harga $40, Nona A membeli 10 unit (titik A)
dan Tuan B membeli 20 unit (titik B).Jadi, pada level pasar (Figur 4-21[b]), 30 unit terjual
ketika harga $40, dan ini merupakan titik lainnya (titik A + B) pada kurva permintaan
pasar.Ketika harga barang X adalah nol, Nona A membeli 30 unit dan Tuan B membeli 60 unit,
sehingga pada level pasar 90 unit terjual ketika harga $0.Jika kita mengulangi analisis untuk
semua harga antara S0 dan S60, kita memperoleh kurva D, dalam Figur 4-21(b).

Dengan demikian, kurva permintaan yang kita pelajari dalam Bab 2 dan 3 didasarkan
pada analisis kurva indiferens.

Figur 4-21 Menurunkan Kurva Permintaan Pasar

21
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dalam bab ini, kami memberikan sebuah model dasar dari perilaku individu yang
memungkinkan manajer untuk memahami dampak dari beragam keputusan manajerial pada
tindakan konsumen dan pekerja.
Sesudah membaca dan mengerjakan contoh soal dalam bab ini, Anda pasti memahami
apa itu batasan anggaran dan bagaimana perubahannya ketika harga atau pendapatan berubah.
Anda juga pasti memahami bahwa ketika ada perubahan dalam harga barang, konsumen
mengubah perilakunya karena ada perubahan dalam rasio harga (yang menyebabkan efek
substitusi) dan perubahan dalam pendapatan riil (yang menyebabkan efek pendapatan). Model
perilaku konsumen juga mengartikulasikan asumsi yang mendasari kurva permintaan.
Dalam ekuilibrium, konsumen menyesuaikan perilaku pembeliannya sehingga rasio
harga yang mereka bayarkan sama dengan tingkat substitusi marginalnya. Informasi ini,
bersamaan dengan observasi perilaku konsumen, membantu manajer menentukan kapan
menggunakan strategi harga beli satu, gratis satu daripada tawaran setengah harga. Selama
musim liburan, manajer yang sama akan memiliki basis yang kuat untuk menentukan apakah
menawarkan sertifkat hadiah merupakan strategi yang bijaksana.
Para manajer yang efektifjuga menggunakan teori perilaku konsumen untuk
mengarahkan perilaku pekerja. Dalam bab ini, kita memeriksa manfaat perusahaan dari
pembayaran upah lembur, isu tambahan akan dibahas dalam Bab 6.
Kesimpulannya, ingat bahwa model perilaku individu yang dikembangkan dalam bab
ini merupakan alat dasar untuk menganalisis perilaku konsumen dan pekerja Anda. Dengan
mengambil waktu untuk menjadi familier dengan model dan mengerjakan contoh soal dan
soal akhir bab, Anda akan lebih baik dalam mengambil keputusan yang akan memaksimalkan
nilai perusahaan Anda.

3.2 Saran

Pada kesempatan ini dapat diberikan saran-saran yang dimana dalam paper ini
diharapkan menjadi bahan pembelajaran kedepan dalam ekonomi manajerial. Dan juga

22
diharapkan melakukan pembelajaran lebih lanjut dalam upaya peningkatan pengetahuan
mengenai teori perilaku individu.

23

Anda mungkin juga menyukai